KELOMPOK III
PENYELENGGARA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………...3
C. Ruang Lingkup................................................................................…........5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………43
B. Saran………………………………………………………………………………43
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam usahanya untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi salah satunya mengandalkan pada sektor
industri. Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat sehingga
Indonesia banyak terdapat berbagai jenis industri. Industri tersebut dalam
mengelola aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat teknologi mulai
dari teknologi yang sederhana hingga teknologi maju. Semakin tinggi teknologi
yang digunakan, semakin tinggi pula risiko bahaya yang dihadapi.
Pemahaman Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman,
dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan
penyakit. K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi akan
menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian
dapat ditekan sekecil mungkin. Keselamatan kerja rendah maka akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas
yang menurun. Kecelakaan akan mengurangi produktivitas dan meningkatkan
biaya produksi
Namun, pada setiap lokasi kerja dimungkinkan adanya sumber bahaya,
ada yang dapat di ditanggulagi dan kendalikan ada juga yang tidak. Salah satu
dampak berbahaya yang mungkin terjadi saat komponen bangunan, peralatan
dan energi tidak direncanakan dan dikelola dengan baik yaitu mungkin saja
terjadinya potensi kebakaran yang dapat mengancam kesehatan dan
keselamatan karyawan. Selain menempatkan karyawan dalam kondisi yang
tidak aman yang mengakibatkan karyawan menjadi cacat fisik maupun stauma,
hal ini juga sangat berdampang bagi instansi terkait. Dampak yang akan
1
diarasakan oleh perusahaan sebagai salah satu instansi yang menyediakan
jasa pendidikan tinggi yaitu terjadi kerusakan dokumen-dokumen penting dan
musnah nya peralatan kerja lainnya.
Salah satu upaya penerapan keselamatan kesehatan kerja dimulai dari
pembuatan sistem kerja yang baik, lalu melakukan pengawasan dalam upaya
pelaksanaan prosedur kerja, lalu mengembangkan prosedur prosedur yang
sudah ada. Beberapa bidang yang harus diperhatikan yaitu keselamatan
kesehatan kerja bidang instalasi listrik, keselamatan kesehatan kerja bidang
konstruksi bangunan, serta kesehatan keselamatan kerja bidang
penanggulangan kebakarann
2
masukan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas
norma K3 yang berlaku guna menghindari resiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja terutama di bidang K3 kontruksi bangunan, K3 instalasi listrik dan
k3 penanggulangan kebakaran
C. Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Konstruksi Bangunan
1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan
2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan
3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan
4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan
5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan
6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek konstruksi bangunan
7. Personil dan peralatan
8. Inspeksi rutin internal
b. Ruang Lingkup K3 Listrik
0. K3 Instalasi penyalur petir
1. K3 Elevator dan escalator
2. Personil K3 listrik
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan,
pemeliharaan dan pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan
dayanya > 100 W
c. Ruang Lingkup K3 Penanggulangan Kebakaran
1. Personil K3 Penanggulangan Kebakaran
2. Sistem Proteksi Kebakaran; aktif (APAR, hidran, springkler,dll) dan
pasif (material dinding tahan api/fire retardant)
3. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
D. Dasar Hukum
Dasar Hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
4. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3
pada Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
5. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan
Proyek Konstruksi bangunan
6. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan
Proyek Konstruksi.
4
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02/Men/1983
tentang Instalasi Kebakaran Alarm Automatik
4. Keputusan Menteri Tenaga Nomor 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
5. Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
6. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI No. 13/MEN/XI/2015 tentang
Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
5
BAB II
Kondisi Perusahaan
PT. PLN UPDK Tello adalah salah satu anak perusahaan badan usaha milik
negara (Bumn) yakni PT. PLN Persero yang beralamatkan Jl. Urip Sumoharjo KM 5
Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Untuk Luas
wilayahnya sendiri adalah 5372,24 m2 dengan jumlah pekerja sebanyak 239 orang
yang teriri atas 222 laki-laki serta 17 perempuan. PT PLN UPDK Tello mempunyai
Regu PMK (Pemadam Kebakaran) dengan total jumlah personil 1 Ahli K3
Penanggulangan Kebakaran dan 13 Anggota Regu Penanggulangan Kebakaran dan
untuk Ahli K3 Listrik ada 1 orang untuk kewenangan Teknisi Ahli k3 Listrik. Pada PT.
PLN UPDK Tello untuk waktu kerja terbagi 3 shift, untuk shift pertama pagi pukul 08.00
– 17.00 WITA, shift kedua siang 14.00 – 01.00 WITA dan shift malam pukul 00.00 –
09.00 WITA. PT. PLN UPDK Tello Makassar merupakan pembangkit listrik bertenaga
diesel dan gas turbin yang ditransmisikan ke seluruh penjuru sulawesi. Adapun denah
dan Struktur Organisasi dari PT. PLN UPDK Tello Makassar dapat di lihat pada
gambar di bawah ini :
6
Gambar Struktur Organisasi PT. PLN UPDK Tello
7
B. Sarana dan Prasana
PT. PLN UPDK Tello memiliki beberapa sarana dan prasarana untuk
menunjang aktivitas tenaga kerja, antara lain :
8
Gambar Jalur Pejalan Kaki PT. PLN UPDK Tello
9
C. Pemenuhan Objek K3
PT. PLN UPDK Tello memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 239 orang
dan telah mengintegrasikan K3 dalam semua aspek kegiatan dan program kerja
terbukti dengan terbentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) yang telah melaksanakan Audit SMK3
10
BAB III
11
Permenaker No.
12 Tahun 2015
tentang
Keselamatan dan
Kesehatan kerja
Listrik ditempat
kerja Pasal 2 dan
3 mengenai
kewajiban
pengusaha dan
atau pengurus
wajib
melaksanakan K3
listrik di tempat
kerja. A.
Melindungi
keselamatan dan
Kesehatan tenaga
kerja dan orang
lain yang berada
dilingkungan
tempat kerja dari
potensi bahaya
listrik
B.Menciptakan
instalasi listrik
yang aman,
handal dan
memberikan
keselamatan
bangunan beserta
isinya,
C.Menciptakan
tempat kerja yang
selamat dan sehat
untuk mendorong
produktivitas
12
2. Lobi kantor Positif Tombol Di harapkan 1. PERATURAN
Alarm setiap tombol MENTERI TENAGA
K3 Penanggulangan KERJA REPUBLIK
yang alarm agar
Kebakaran INDONESIA
mudah di mudah di NOMOR:
akses akases dan PER.02/MEN/1983
TENTANG
tidak terhalang
INSTALASI ALARM
benda apapun KEBAKARAN
AUTOMATIK
Pasal 1
a. instalasi Alarm
Kebakaraan
Automatik adalah
sistem atau
rangkaian alarm
kebakaran yang
menggunakan
detektor panas,
detektor asap,
detektor nyala api
dan titik panggil
secara manual serta
perlengkapan
lainnya yang
dipasang pada
sistem alarm
kebakaran;
13
barang yang sukar
diganti seperti :
museum,perpustaka
an,tempat
menyimpan arsip dll.
2. Permenaker RI
No. 37 tahun 2016
Pasal 24 huruf g,
Tangki timbun yang
berisi cairan mudah
terbakar harus
dilengkapi; huruf g.
alat penyalur petir
dan pembumian.
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja
Republik Indonesia
No:
PER.02/MEN/1989
Tentang
pengawasan
instalasi petir Pasal
50 pasal 2. Instalasi
penyalur petir harus
diperiksa dan diuji :
huruf c. Secara
berkala setiap dua
tahun sekali.
14
berangg penanggulangan
otakan : kebakaran
sebagaimana dalam
1.Petuga pasal 2 ayat 1
s apar 3 dengan
Orang memperhatikan
2. jumlah tenaga kerja
Petugas dan atau klasifikasi
Hydrant tingkat potensi
4 Orang bahaya kebakaran.
3.
2. Keputusan
Petugas
menteri tenaga kerja
POMPA
RI
6 Orang
No.KEP.186/MEN/1
Dan
999 Pasal 5 huruf d.
Pimpin
Ahli K3 spesialis
oleh 1
penanggulangan
Orang
kebakaran sebagai
Tenaga
penanggung jawab
Ahli K3
teknis.
Kebakar
an
15
5. Fire Positif Bahwa Kondisi seperti Undang-undang
16
6. PT PLN Positif Adanya DIinformasikan UU No 01 Tahun
a. Kondisi-kondisi
dan bahaya-
bahaya serta yang
dapat timbul
dalam tempat
kerjanya;
b. Semua
pengamanan dan
alat-alat
perlindungan yang
diharuskan
dalam tempat
kerjanya;
c. Alat-alat
perlindungan diri
bagi tenaga kerja
yang
bersangkutan;
d. Cara-cara dan
sikap yang aman
17
dalam
melaksanakan
pekerjaannya
b. Memasang
dalam tempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan
dan semua bahan
pembinaan
18
lainnya, pada
tempat-tempat
yang mudah dilihat
dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai
pengawas atau
ahli Keselamatan
Kerja;
19
kesehatan kerja
yang diwajibkan;
Pasal 14 huruf b
Kewajiban
Pengurus
b. Memasang
dalam tempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan
dan semua bahan
pembinaan
lainnya, pada
tempat-tempat
yang mudah dilihat
dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai
pengawas atau
ahli Keselamatan
Kerja;
20
tkan wajib mencegah,
pada mengurangi dan
setiap memadamkan
area/Ge kebakaran, latihan
dung penanggulangan
dengan kebakaran di
total 10 tempat kerja.
Pilar
Hydrant
Tersedi
anya
Hydrant
(Barel &
Box)
11 Sertifikat Tersedi Diharapkan Permenaker 12
21
ditambahkan listrik, dapat
lagi untuk dilakukan oleh ;
pemenuhan
a. Teknisi K3
syarat adanya
Listrik pada
Ahli K3 Listrik
perusahaan: atau
b. Teknisi K3
Listrik pada PJK3
PP 50 Tahun 2012
Pasal 13 Ayat 3
huruf a dan b :
Pasal 13 ayat 3 :
Sumber daya
manusia
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) harus
memiliki:
Huruf a :
kompetensi kerja
yang dibuktikan
dengan
sertifikat; dan
22
Huruf b :
kewenangan di
bidang K3 yang
dibuktikan dengan
surat izin
kerja/operasi
dan/atau surat
penunjukkan dari
instansi yang
berwenang.
23
B. Analisa Temuan Negatif
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Rek Dasar hukum
omendasi
1 Jalur Negatif Menghamb Ditempatka Dasar Hukum : UU. No.
evakuasi/ at proses n di area 13 tahun 2003 Tentang
K3 Penanggulangan
Kebakaran jalur untuk evakuasi yang Ketenagakerjaan Pasal
jalan kaki sehingga mudah 86 Mengenai
tidak terlihat Keselamatan dan
berjalan atau Kesehatan kerja :
maksimal terbaca (1) “setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak
memperoleh
perlindungan atas
keselamatan dan
24esehatan kerja” UU
No. 1 tahun 1970
Tentang Keselamatan
Kerja Pasal 3 ayat 1
huruf n : mengamankan
dan memperlancar
pengangkutan orang,
binatang,
tanaman atau barang;
24
2 Ruang Negatif Tidak Diharapkan 1. UU. No 01 Tahun 1970
Panel Listrik adanya untuk Tentang keselamatan
K3 Listrik
garis K3 penanda kerja pasal 14 huruf a, b
sebagai garis K3 dan c : a. Secara tertulis
batas aman disediakan menempatkan dalam
Tenaga serta tempat kerja yang
kerja, diperjelas dipimpinnya, semua
Rambu dengan syarat keselamatan kerja
bahaya adanya yang diwajibkan, sehelai
tenaga rambu Undang-undang ini dan
tinggi & PIC tanda semua peraturan
tidak ada bahaya pelaksanaannya yang
dilokasi dan berlaku bagi tempat kerja
adanya yang bersangkutan, pada
penanggun tempat-tempat yang
g jawab mudah dilihat dan
dilokasi terbaca dan menurut
tersebut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja; b.
Memasang dalam tempat
kerja yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua
bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara
Cuma-Cuma, semua alat
perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga
25
kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap
orang lain yang
memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
2. Permenaker no 12
tahun 2015 tentang
keselamatan dan
26esehatan kerja Listik
ditempat kerja pasal 2,
pasal 3 huruf a, b dan c.
Pasal 2 Pengusaha dan/
Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik
ditempat kerja Pasal 3
Pelaksaan K3 Listrik
Sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 bertujuan :
a. melindungi
keselamatan an
26esehatan tenaga kerja
dan orang lain yang
berada di dalam
lingkungan tempat kerja
dari potensi bahaya
listrik. B Menciptakan
instalasi listrik yang aman
handal dan memberikan
keselamatan bangunan
beserta isinya. C.
26
menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat u
ntuk mendorong
produktivitas
27
pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara
Cuma-Cuma, semua alat
perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap
orang lain yang
memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
2. Permenaker no 12
tahun 2015 tentang
keselamatan dan
28esehatan kerja Listik
ditempat kerja pasal 2,
pasal 3 huruf a, b dan c.
Pasal 2 Pengusaha dan/
Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik
ditempat kerja Pasal 3
Pelaksaan K3 Listrik
Sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 bertujuan :
a. melindungi
keselamatan an
28esehatan tenaga kerja
dan orang lain yang
berada di dalam
lingkungan tempat kerja
28
dari potensi bahaya
listrik. B Menciptakan
instalasi listrik yang aman
handal dan memberikan
keselamatan bangunan
beserta isinya. C.
menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat u
ntuk mendorong
produktivitas
29
K3 Listrik c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-
syarat keselamatan
dan
kesehatan kerja yang
diwajibkan
Pasal 14 Huruf b.
Kewajiban Pengurus
b. Memasang dalam
tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
semua bahan
pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan
Kerja
30
K3 Listrik memiliki b. Memakai alat-alat
label perlindungan diri yang
diwajibkan;
c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-
syarat keselamatan
dan
kesehatan kerja yang
diwajibkan
Pasal 14 Huruf b.
Memasang dalam
tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
semua bahan
pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan
Kerja
31
6. 7 Jalur Negatif Informasi Seharusn Peraturan Menteri
. pejalan tentang ya setiap Tenaga Kerja dan
K3 Penanggulangan
7. Kebakaran kaki di PT. APAR diberi APAR Transmigrasi No.4
PLN tanda yang Tahun 1980 Pasal 4
(Persero) penujuk dan berada di ayatt (1) Setiap satu
UPDK dilengkapi lokasi atau kelompok APAR
Tello dengan tata kerja harus ditempatkan
Makasar cara harus di pada posisi yang
penggunaan beri mudah dilihat dengan
APAR tanda, jelas, mudah dicapai
mudah dan diambil serta
terlihat dilengkapi dengan
dan tidak pemberian tanda
terhalang pemasangan
benda
apapun
32
binatang,
tanaman atau barang;
33
9. Gedung Negatif Alat Apar Permenaker 04 thn
34
UPDK diperiksa 2 (dua)
Tello kali dalam
setahun, yaitu:
a. pemeriksaan
dalam jangka 6
(enam) bulan;
b. pemeriksaan
dalam jangka 12
(dua belas) bulan.
Pasal 12 ayat 1
(2) Pemeriksaa
n jangka 6
(enam)
bulan
seperti
tersebut
pasal 11
ayat (1)
meliputi
halhal
sebagai berikut:
2. Berisi atau
tidaknya
tabung,
berkurang
atau
tidaknya
tekanan
dalam
tabung,
35
rusak atau
tidaknya segi
pengaman
cartridge atau
tabung bertekanan
dan
mekanik
penembus segel;
b. Bagian-bagian
luar dari tabung
tidak boleh cacat
termasuk handel
dan label
c. Mulut pancar
tidak boleh
tersumbat dan
pipa pancar yang
terpasang tidak
boleh
retak atau
menunjukan
tanda-tanda rusak.
d. Untuk alat
pemadam api
ringan cairan atau
asam soda,
diperiksa dengan
cara
36
mencampur sedikit
larutan sodium
Kembali ori dan
asam keras diluar
tabung,
apabila reaksinya
cukup kuat, maka
alat pemadam api
ringan tersebut
dapat
dipasang kembali;
e. Untuk alat
pemadam api
ringan jenis busa
diperiksa dengan
cara mencampur
sedikit larutan
sodium Kembali ori
dan aluminium
sulfat diluar
tabung, apabila
f. Untuk alat
pemadam api
ringan
hydrocarbon
37
berhalogen kecuali
jenis
diperiksa dengan
cara menimbang,
jika beratnya
sesuai dengan
aslinya dapat
dipasang kembali;
g. Untuk alat
pemadam api jenis
carbon kembali
diperiksa dengan
cara melihat
h. Untuk alat
pemadam api jenis
carbon (CO2)
harus diperiksa
dengan cara
menimbang serta
mencocokkan
beratnya dengan
berat yang tertera
pada alat
pemadam api
tersebut, apabila
38
terdapat
kekurangan berat
sebesar 10%
tabung
Pasal 12 Ayat 2
(2) Cara-cara
pemeriksaan
tersebut ayat (1)
diatas dapat
dilakukan dengan
cara lain
sesuai dengan
perkembangan.
39
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi pada saat PKL di PT. PLN UPDK Tello yaitu PT.
PLN UPDK telah mengintegrasikan SMK3 pada program kerja dan kegiatan
operasional di buktikan dengan adanya SK P2K3 No. 05/Disnakertrans/I/2020 dan
penghargaan SMK3 yang di keluarkan oleh Kementrian Ketanakerjaan Republik
Indonesia berdasarkan surat keputusan Menteri Ketanakerjaan Republik Indonesia
No. 308 Tahun 2020.
Dari hasil observasi ini juga di temukan adanya beberapa kekurangan seperti
tidak adanya rambu awas tegangan tinggi dan rambu penanggung jawab panel, serta
tidak adanya garis batas tempat berdirinya pekerja di ruang panel tersebut. Kurangnya
rambu - rambu peringatan bahaya pada area gardu listrik tegangan tinggi, dan kurang
adanya perhatian tentang kontruksi tata ruang penempatan lokasi hydrant karena
terbukti adanya salah satu unit hydrant yang aksesnya terhalang oleh benda lain, dan
juga kurangnya penerapan budaya housekeeping di wilayah kerja.
B. Saran
40
yang berbahaya, dan meninjau ulang material penunjang di sekitar penempatan titik
hydrant berada.
41