Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK, DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 85

KELOMPOK III

1. Ahmad Haris Maulana, A. Md Kom


2. Dwi Riski H Day
3. Fathu Nur Rahmah S. T
4. Junaedi, S.Tr.P
5. Muhammad Faisal Sadewa S.T
6. Rawo, S.T
7. Sambira S.T
8. ZULKARNAIN SABARRUDDIN SS

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar,17 – 29 Oktober 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar

Belakang………………………………………………………………………...3

B. Maksud dan Tujuan...........................................................................….....4

C. Ruang Lingkup................................................................................…........5

D. Dasar Hukum ..............................................................................................5

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan………………………………………………..8

B.Sarana Dan Prasarana…………………………………………………………..10

C.Pemenuhan Objek K3……………………………………………………….…..12

BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

A. Analisa Temuan Positif………………………………………………………..13


B. Analisa Temuan Negatif……………………………………………………….27

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………43
B. Saran………………………………………………………………………………43

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam usahanya untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi salah satunya mengandalkan pada sektor
industri. Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat sehingga
Indonesia banyak terdapat berbagai jenis industri. Industri tersebut dalam
mengelola aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat teknologi mulai
dari teknologi yang sederhana hingga teknologi maju. Semakin tinggi teknologi
yang digunakan, semakin tinggi pula risiko bahaya yang dihadapi.
Pemahaman Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman,
dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan
penyakit. K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi akan
menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian
dapat ditekan sekecil mungkin. Keselamatan kerja rendah maka akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas
yang menurun. Kecelakaan akan mengurangi produktivitas dan meningkatkan
biaya produksi
Namun, pada setiap lokasi kerja dimungkinkan adanya sumber bahaya,
ada yang dapat di ditanggulagi dan kendalikan ada juga yang tidak. Salah satu
dampak berbahaya yang mungkin terjadi saat komponen bangunan, peralatan
dan energi tidak direncanakan dan dikelola dengan baik yaitu mungkin saja
terjadinya potensi kebakaran yang dapat mengancam kesehatan dan
keselamatan karyawan. Selain menempatkan karyawan dalam kondisi yang
tidak aman yang mengakibatkan karyawan menjadi cacat fisik maupun stauma,
hal ini juga sangat berdampang bagi instansi terkait. Dampak yang akan

1
diarasakan oleh perusahaan sebagai salah satu instansi yang menyediakan
jasa pendidikan tinggi yaitu terjadi kerusakan dokumen-dokumen penting dan
musnah nya peralatan kerja lainnya.
Salah satu upaya penerapan keselamatan kesehatan kerja dimulai dari
pembuatan sistem kerja yang baik, lalu melakukan pengawasan dalam upaya
pelaksanaan prosedur kerja, lalu mengembangkan prosedur prosedur yang
sudah ada. Beberapa bidang yang harus diperhatikan yaitu keselamatan
kesehatan kerja bidang instalasi listrik, keselamatan kesehatan kerja bidang
konstruksi bangunan, serta kesehatan keselamatan kerja bidang
penanggulangan kebakarann

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelatihan ahli k3 umum yakni untuk mempelajari ilmu
pengetahuan mengenai K3 secara luas dan mendalam sehingga peserta dapat
mengetahui ilmu k3 lalu mempraktikan dalam kegiatan praktek kerja lapangan
guna mengetahui korelasi antara ilmu yang dipelajari dengan keadaan di
lapangan sebenarnya. Tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu k3 namun pelatihan
serta adanya praktik kerja lapangan bermaksud untuk membekali para peserta
untuk bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat ditempat kerja terutama
dibidang K3 konstruksi bangunan, K3 instalasi listrik serta K3 penanggulangan
kebakaran
Tujuan ikut pelatihan k3 umum yakni mempelajari segala bentuk ilmu K3
secara luas dan mendalam guna meningkatkan kompetensi diri Agar siap
menjadi insan yang berkompeten dan siap terjun di segala macam industri yang
sedang berkembang di Indonesia.
tujuan mengikuti praktik kerja lapangan yakni untuk mengetahui kondisi
lapangan di di PT. PLN UPDK TELLO, Kota Makassar Sulawesi Selatan Dan
menjadikan bahan untuk implementasikan ilmu yang sudah di pelajari selama
mengikuti pelatihan calon ahli k3 umum. Adapun tujuan penulisan laporan pkl
ini adalah untuk mengetahui penerapan peraturan dan norma k3 di PT. PLN
UPDK TELLO, Kota Makassar Sulawesi Selatan Untuk dijadikan bahan
pelajaran dan pengalaman bagi peserta guna menerapkan peraturan dan
norma K3 di tempat bekerja. Dan hasil pelatihan ini dapat dijadikan sebagai

2
masukan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas
norma K3 yang berlaku guna menghindari resiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja terutama di bidang K3 kontruksi bangunan, K3 instalasi listrik dan
k3 penanggulangan kebakaran

C. Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Konstruksi Bangunan
1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan
2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan
3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan
4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan
5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan
6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek konstruksi bangunan
7. Personil dan peralatan
8. Inspeksi rutin internal
b. Ruang Lingkup K3 Listrik
0. K3 Instalasi penyalur petir
1. K3 Elevator dan escalator
2. Personil K3 listrik
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan,
pemeliharaan dan pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan
dayanya > 100 W
c. Ruang Lingkup K3 Penanggulangan Kebakaran
1. Personil K3 Penanggulangan Kebakaran
2. Sistem Proteksi Kebakaran; aktif (APAR, hidran, springkler,dll) dan
pasif (material dinding tahan api/fire retardant)
3. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)

D. Dasar Hukum
Dasar Hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
4. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3
pada Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
5. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan
Proyek Konstruksi bangunan
6. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan
Proyek Konstruksi.

Dasar Hukum K3 Pengawasan listrik, lift dan proteksi bahaya sambaran


petir yaitu :
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Permenaker Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
4. Permenaker Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di
Tempat Kerja
5. Permenaker Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir
6. Permenaker Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
7. Permenaker Nomor 6 Tahun 2017 tentang K3 Elevator dan Eskalator
8. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor
Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
9. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor
Kep. 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik
Dasar hukum yang berkaitan dengan K3 Penanggulangan Kebakaran yaitu
:
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/Men/1980
tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

4
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02/Men/1983
tentang Instalasi Kebakaran Alarm Automatik
4. Keputusan Menteri Tenaga Nomor 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
5. Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
6. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI No. 13/MEN/XI/2015 tentang
Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

5
BAB II

Kondisi Perusahaan

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. PLN UPDK Tello adalah salah satu anak perusahaan badan usaha milik
negara (Bumn) yakni PT. PLN Persero yang beralamatkan Jl. Urip Sumoharjo KM 5
Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Untuk Luas
wilayahnya sendiri adalah 5372,24 m2 dengan jumlah pekerja sebanyak 239 orang
yang teriri atas 222 laki-laki serta 17 perempuan. PT PLN UPDK Tello mempunyai
Regu PMK (Pemadam Kebakaran) dengan total jumlah personil 1 Ahli K3
Penanggulangan Kebakaran dan 13 Anggota Regu Penanggulangan Kebakaran dan
untuk Ahli K3 Listrik ada 1 orang untuk kewenangan Teknisi Ahli k3 Listrik. Pada PT.
PLN UPDK Tello untuk waktu kerja terbagi 3 shift, untuk shift pertama pagi pukul 08.00
– 17.00 WITA, shift kedua siang 14.00 – 01.00 WITA dan shift malam pukul 00.00 –
09.00 WITA. PT. PLN UPDK Tello Makassar merupakan pembangkit listrik bertenaga
diesel dan gas turbin yang ditransmisikan ke seluruh penjuru sulawesi. Adapun denah
dan Struktur Organisasi dari PT. PLN UPDK Tello Makassar dapat di lihat pada
gambar di bawah ini :

Gambar Denah PT. PLN UPDK Tello

6
Gambar Struktur Organisasi PT. PLN UPDK Tello

7
B. Sarana dan Prasana
PT. PLN UPDK Tello memiliki beberapa sarana dan prasarana untuk
menunjang aktivitas tenaga kerja, antara lain :

Gambar Klinik PT. PLN UPDK Tello

Gambar Kantin PT. PLN UPDK Tello

8
Gambar Jalur Pejalan Kaki PT. PLN UPDK Tello

Gambar Aula PT. PLN UPDK Tello

Gambar Toilet PT. PLN UPDK Tello

9
C. Pemenuhan Objek K3
PT. PLN UPDK Tello memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 239 orang
dan telah mengintegrasikan K3 dalam semua aspek kegiatan dan program kerja
terbukti dengan terbentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) yang telah melaksanakan Audit SMK3

Gambar integritas SMK3

10
BAB III

AnalisanTemuan Hasil Obsevasi

A. Analisa Temuan Positif


No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Rekomen Dasar hukum
dasi
1 K3 Listrik PT PLN Positif Dengan Tanda Undang undang
UPDK Tello adanya peringatan No. 1 Tahun 1970
tentang
tanda bahaya yang
Keselamatan Kerja
peringat ada perlu mengenai
an ditambah kewajiban
pengurus pasal 14
diarea diarea yang
huruf b
berbaha rawan KEWAJIBAN
ya berbahaya dan PENGURUS.
Pasal 14
dapat dapat terlihat Pengurus
mengur dengan jelas diwajibkan :
angi b. Secara tertulis
menempatkan
resiko dalam tempat
kecelak kerja yang
dipimpinnya,
aan
semua syarat
kerja keselamatan kerja
dan yang diwajibkan,
sehelai Undang-
PAK undang ini dan
semua peraturan
pelaksanaannya
yang berlaku bagi
tempat kerja yang
bersangkutan,
pada tempat-
tempat yang
mudah
dilihat dan terbaca
dan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau
ahli keselamatan
kerja;

11
Permenaker No.
12 Tahun 2015
tentang
Keselamatan dan
Kesehatan kerja
Listrik ditempat
kerja Pasal 2 dan
3 mengenai
kewajiban
pengusaha dan
atau pengurus
wajib
melaksanakan K3
listrik di tempat
kerja. A.
Melindungi
keselamatan dan
Kesehatan tenaga
kerja dan orang
lain yang berada
dilingkungan
tempat kerja dari
potensi bahaya
listrik
B.Menciptakan
instalasi listrik
yang aman,
handal dan
memberikan
keselamatan
bangunan beserta
isinya,
C.Menciptakan
tempat kerja yang
selamat dan sehat
untuk mendorong
produktivitas

12
2. Lobi kantor Positif Tombol Di harapkan 1. PERATURAN
Alarm setiap tombol MENTERI TENAGA
K3 Penanggulangan KERJA REPUBLIK
yang alarm agar
Kebakaran INDONESIA
mudah di mudah di NOMOR:
akses akases dan PER.02/MEN/1983
TENTANG
tidak terhalang
INSTALASI ALARM
benda apapun KEBAKARAN
AUTOMATIK
Pasal 1
a. instalasi Alarm
Kebakaraan
Automatik adalah
sistem atau
rangkaian alarm
kebakaran yang
menggunakan
detektor panas,
detektor asap,
detektor nyala api
dan titik panggil
secara manual serta
perlengkapan
lainnya yang
dipasang pada
sistem alarm
kebakaran;

3 Kantor dan Positif Terdapat Di harapkan di 1. Permenaker RI


Tangki penangk lakukan uji riksa No.
K3 Listrik
Timbun al petir secara berkala PER.02/MEN/1989
pada Pengawasan
banguna Instalasi Penyalur
n Petir, Pasal 9 huruf
d. Tempat kerja
sebagaimana
dimaksud pasal 8
yang perlu dipasang
instalasi penyalur
petir antara lain
Bangunan untuk
menyimpan barang-

13
barang yang sukar
diganti seperti :
museum,perpustaka
an,tempat
menyimpan arsip dll.

2. Permenaker RI
No. 37 tahun 2016
Pasal 24 huruf g,
Tangki timbun yang
berisi cairan mudah
terbakar harus
dilengkapi; huruf g.
alat penyalur petir
dan pembumian.

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja
Republik Indonesia
No:
PER.02/MEN/1989
Tentang
pengawasan
instalasi petir Pasal
50 pasal 2. Instalasi
penyalur petir harus
diperiksa dan diuji :
huruf c. Secara
berkala setiap dua
tahun sekali.

4. Kantor Positif Adanya Di harapkan di 1. Kepmen No. Kep .


K3 Penanggulangan regu lakukan simulasi 186/Men/1999 Pasal
Kebakaran pemada kebakaran pada 3 Tentang unit
m lingkungan kerja penanggulangan
kebakara dan tetap kebakaran ditempat
n yang dipertahankan. kerja. Pembentukan
unit

14
berangg penanggulangan
otakan : kebakaran
sebagaimana dalam
1.Petuga pasal 2 ayat 1
s apar 3 dengan
Orang memperhatikan
2. jumlah tenaga kerja
Petugas dan atau klasifikasi
Hydrant tingkat potensi
4 Orang bahaya kebakaran.
3.
2. Keputusan
Petugas
menteri tenaga kerja
POMPA
RI
6 Orang
No.KEP.186/MEN/1
Dan
999 Pasal 5 huruf d.
Pimpin
Ahli K3 spesialis
oleh 1
penanggulangan
Orang
kebakaran sebagai
Tenaga
penanggung jawab
Ahli K3
teknis.
Kebakar
an

15
5. Fire Positif Bahwa Kondisi seperti Undang-undang

K3 Penanggulangan Hydrant penerap ini harus No. 1 Tahun 1970


Kebakaran Station an K3 dipertahankan Tentang
kebakar dan dilakukan Keselamatan Kerja
an di PT pengecekan Pasal 3 huruf b
PLN berkala untuk
b. mencegah,
fasilitas menjaga
mengurangi dan
penunja peralatan
memadamkan
ng operasi dalam
kebakaran;
alatalat kondisi baik
kebakar Keputusan Menteri
an Tenaga Kerja
sudah Republik Indonesia
cukup No.KEP.186/MEN/
baik 1999

16
6. PT PLN Positif Adanya DIinformasikan UU No 01 Tahun

K3 Konstruksi UPDK penjelas untuk setiap 1970 pasal 9 (1)


Tello an penambahan Pengurus
mengen tenaga kerja diwajibkan
ai safety baru menunjukkan dan
inductio menjelaskan pada
n untuk tiap
pekerja
tenaga kerja baru
baru
tentang :

a. Kondisi-kondisi
dan bahaya-
bahaya serta yang
dapat timbul

dalam tempat
kerjanya;

b. Semua
pengamanan dan
alat-alat
perlindungan yang
diharuskan

dalam tempat
kerjanya;

c. Alat-alat
perlindungan diri
bagi tenaga kerja
yang
bersangkutan;

d. Cara-cara dan
sikap yang aman

17
dalam
melaksanakan

pekerjaannya

7. Pabrik / Positif Papan Dipertahankan UU No. 1 Tahun

K3 Konstruksi site Informa 1970 Tentang


si yang Keselamatan Kerja
memuat Pasal 12 huruf b ,c
tentang
b. Memakai alat-
potensi
alat perlindungan
bahaya
diri yang
sudah
diwajibkan;
berada
pada c. Memenuhi dan
area mentaati semua
yang syarat-syarat
strategis keselamatan dan
dan m kesehatan kerja
udah yang diwajibkan;
untuk
Pasal 14 huruf b
dilihat
Kewajiban
Pengurus

b. Memasang
dalam tempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan
dan semua bahan
pembinaan

18
lainnya, pada
tempat-tempat
yang mudah dilihat
dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai
pengawas atau
ahli Keselamatan
Kerja;

8. Pabrik/ site Positif Petunju Memperhatika Permenaker

K3 k cara n adanya SOP nomor 4 tahun


Penanggulangan penggu APAR di setiap 1980 Pasal 14
Kebakaran naan ruangan yang
Petunjuk cara-cara
apar terdapat APAR
pemakaian alat
pemadam api
ringan harus dapat
dibaca dengan
jelas.

Pabrik / Positif Adanya Memperhatika UU No. 1 Tahun


9. site Fire n penanda Fire 1970 Tentang
Hazard Hazard Labels Keselamatan Kerja
Labels agar Pasal 12 huruf b ,c
Sebagai terlihat/tidak
b. Memakai alat-
penand terhalang.
alat perlindungan
K3 Penanggulangan a
diri yang
Kebakaran bahaya
diwajibkan;
mudah
terbakar c. Memenuhi dan
mentaati semua
syarat-syarat
keselamatan dan

19
kesehatan kerja
yang diwajibkan;

Pasal 14 huruf b

Kewajiban
Pengurus

b. Memasang
dalam tempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan
dan semua bahan
pembinaan
lainnya, pada
tempat-tempat
yang mudah dilihat
dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai
pengawas atau
ahli Keselamatan
Kerja;

10 K3 Penanggulangan Pabrik/ Positif Tersedi Memperhatika Keputusan Menteri


. Kebakaran
Site anya n Tenaga Kerja RI
Hydrant pemeliharaan No.186/MEN/1999
(Barel & secara tentang Unit
Box) berkala. Penanggulangan
dan Kebakaran di
Selang Tempat Kerja
Hydrant,
Pasal 2 : Pengurus
ditempa
atau pengusaha

20
tkan wajib mencegah,
pada mengurangi dan
setiap memadamkan
area/Ge kebakaran, latihan
dung penanggulangan
dengan kebakaran di
total 10 tempat kerja.
Pilar
Hydrant
Tersedi
anya
Hydrant
(Barel &
Box)
11 Sertifikat Tersedi Diharapkan Permenaker 12

K3 Listrik Ahli K3 anya dengan daya Tahun 2015


Listrik personil pembangkit tentang
Ahli K3 lebih dari 200 Keselamatan dan
Listrik KvA karena Kesehatan Kerja
sebanya mengingat PT Listrik di Tempat
k1 PLN UPDK Kerja Pasal 6 ayat
orang Tello untuk 4 huruf a dan b
yang pembangkit dan pasal 7 :
telah memiliki daya
Pasal 6 dalam hal
memiliki sebesar PLTG
kegiatan ynag
Lisensi = 2 X 25 MW
dilaksanakan
Ahli K3 dan PLTD = 4
berupa
Listrik X 8 MW ataun
pemsangan dan
sekitar total
pemelihataan pada
PLTG 50.000
pembangkitan,
KvA dan PLTD
transmisi, distribusi
32. 000 KvA ini
dan pemanfaatan
agar

21
ditambahkan listrik, dapat
lagi untuk dilakukan oleh ;
pemenuhan
a. Teknisi K3
syarat adanya
Listrik pada
Ahli K3 Listrik
perusahaan: atau

b. Teknisi K3
Listrik pada PJK3

dan pasal 7 : untuk


perusahaan yang
memiliki
pembangkit listrik
lebih dari 200 Kilo
Volt-Ampere Wajib
mempunyai Ahli
K3 Bidang Listrik

PP 50 Tahun 2012
Pasal 13 Ayat 3
huruf a dan b :

Pasal 13 ayat 3 :

Sumber daya
manusia
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) harus
memiliki:
Huruf a :
kompetensi kerja
yang dibuktikan
dengan
sertifikat; dan

22
Huruf b :
kewenangan di
bidang K3 yang
dibuktikan dengan
surat izin
kerja/operasi
dan/atau surat
penunjukkan dari
instansi yang
berwenang.

12 Pabrik/ Positif Terdapa Dipertahankan UU no 01 Tahun


Site t Jumlah 1970 Pasal 3 huruf
apar b:
K3 Penanggulangan
Kebakaran sebanya
Huruf b :
k 123
Mencegah,
unit, fire
mengurangi dan
fighting
memadamkan
station
kebakaran;
sebanya
k 1 unit,
Rumah
Pompa
sebanya
k 1 unit,
hydrant
(box &
barel )
sebanya
k 10
Pilar
hydrant

23
B. Analisa Temuan Negatif
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Rek Dasar hukum
omendasi
1 Jalur Negatif Menghamb Ditempatka Dasar Hukum : UU. No.
evakuasi/ at proses n di area 13 tahun 2003 Tentang
K3 Penanggulangan
Kebakaran jalur untuk evakuasi yang Ketenagakerjaan Pasal
jalan kaki sehingga mudah 86 Mengenai
tidak terlihat Keselamatan dan
berjalan atau Kesehatan kerja :
maksimal terbaca (1) “setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak
memperoleh
perlindungan atas
keselamatan dan
24esehatan kerja” UU
No. 1 tahun 1970
Tentang Keselamatan
Kerja Pasal 3 ayat 1
huruf n : mengamankan
dan memperlancar
pengangkutan orang,
binatang,
tanaman atau barang;

24
2 Ruang Negatif Tidak Diharapkan 1. UU. No 01 Tahun 1970
Panel Listrik adanya untuk Tentang keselamatan
K3 Listrik
garis K3 penanda kerja pasal 14 huruf a, b
sebagai garis K3 dan c : a. Secara tertulis
batas aman disediakan menempatkan dalam
Tenaga serta tempat kerja yang
kerja, diperjelas dipimpinnya, semua
Rambu dengan syarat keselamatan kerja
bahaya adanya yang diwajibkan, sehelai
tenaga rambu Undang-undang ini dan
tinggi & PIC tanda semua peraturan
tidak ada bahaya pelaksanaannya yang
dilokasi dan berlaku bagi tempat kerja
adanya yang bersangkutan, pada
penanggun tempat-tempat yang
g jawab mudah dilihat dan
dilokasi terbaca dan menurut
tersebut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja; b.
Memasang dalam tempat
kerja yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua
bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara
Cuma-Cuma, semua alat
perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga

25
kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap
orang lain yang
memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

2. Permenaker no 12
tahun 2015 tentang
keselamatan dan
26esehatan kerja Listik
ditempat kerja pasal 2,
pasal 3 huruf a, b dan c.
Pasal 2 Pengusaha dan/
Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik
ditempat kerja Pasal 3
Pelaksaan K3 Listrik
Sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 bertujuan :
a. melindungi
keselamatan an
26esehatan tenaga kerja
dan orang lain yang
berada di dalam
lingkungan tempat kerja
dari potensi bahaya
listrik. B Menciptakan
instalasi listrik yang aman
handal dan memberikan
keselamatan bangunan
beserta isinya. C.

26
menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat u
ntuk mendorong
produktivitas

3 Area Negatif Tidak ada Sebaiknya 1. UU. No 01 Tahun 1970


Pembangkit rambu dipasang Tentang keselamatan
K3 Listrik
tanda rambu/ kerja pasal 14 huruf a, b
bahaya penanda dan c : a. Secara tertulis
bahwa menempatkan dalam
area tempat kerja yang
tersebut dipimpinnya, semua
berpotensi syarat keselamatan kerja
bahaya yang diwajibkan, sehelai
tinggi Undang-undang ini dan
semua peraturan
pelaksanaannya yang
berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada
tempat-tempat yang
mudah dilihat dan
terbaca dan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja; b.
Memasang dalam tempat
kerja yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua
bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk

27
pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara
Cuma-Cuma, semua alat
perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap
orang lain yang
memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

2. Permenaker no 12
tahun 2015 tentang
keselamatan dan
28esehatan kerja Listik
ditempat kerja pasal 2,
pasal 3 huruf a, b dan c.
Pasal 2 Pengusaha dan/
Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik
ditempat kerja Pasal 3
Pelaksaan K3 Listrik
Sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 bertujuan :
a. melindungi
keselamatan an
28esehatan tenaga kerja
dan orang lain yang
berada di dalam
lingkungan tempat kerja

28
dari potensi bahaya
listrik. B Menciptakan
instalasi listrik yang aman
handal dan memberikan
keselamatan bangunan
beserta isinya. C.
menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat u
ntuk mendorong
produktivitas

4. Area Negatif Dapat Segera Permenaker No. 1


Pabrik/Site menyebabkan melakukan
Tahun 1980 Bab II
tenaga kerja pemasang
K3 Konstruksi
tergelincir / an Railing Pasal 8 Semua peralatan
terjatuh diarea sisi-sisi lantai yang
Jalur terbuka, lubang-lubang di
pejalan lantai yang terbuka, atap-
kaki yang atap atau panggung yang
ada dapat dimasuki, sisi-sisi
potensi tangga yang terbuka,
bahaya. semua galian-galian dan
lubang-lubang yang
dianggap berbahaya
harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang
kuat.

4. 5 Pabrik/ site Negatif Dapat terjadi Segera di UU No. 1 Tahun 1970


kecelakaan lakukan Tentang Keselamatan
kerja pemasang Kerja Pasal 12 huruf b,c
5. an label mengenai Kewajiban dan
tanda Hak Tenaga Kerja
bahaya
b. Memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan;

29
K3 Listrik c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-
syarat keselamatan
dan
kesehatan kerja yang
diwajibkan

Pasal 14 Huruf b.

Kewajiban Pengurus

b. Memasang dalam
tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
semua bahan
pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan
Kerja

5. 6 Pabrik/ site Negatif Dapat terjadi Segera di UU No. 1 Tahun 1970


salah lengkapi Tentang Keselamatan
6.
pengoperasi label Kerja Pasal 12 huruf b,c
mengenai Kewajiban dan
an alat nama
Hak Tenaga Kerja
pada
panel
yang tidak

30
K3 Listrik memiliki b. Memakai alat-alat
label perlindungan diri yang
diwajibkan;

c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-
syarat keselamatan
dan
kesehatan kerja yang
diwajibkan

Pasal 14 Huruf b.
Memasang dalam
tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar
keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
semua bahan
pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah
dilihat dan terbaca
menurut petunjuk
pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan
Kerja

31
6. 7 Jalur Negatif Informasi Seharusn Peraturan Menteri
. pejalan tentang ya setiap Tenaga Kerja dan
K3 Penanggulangan
7. Kebakaran kaki di PT. APAR diberi APAR Transmigrasi No.4
PLN tanda yang Tahun 1980 Pasal 4
(Persero) penujuk dan berada di ayatt (1) Setiap satu
UPDK dilengkapi lokasi atau kelompok APAR
Tello dengan tata kerja harus ditempatkan
Makasar cara harus di pada posisi yang
penggunaan beri mudah dilihat dengan
APAR tanda, jelas, mudah dicapai
mudah dan diambil serta
terlihat dilengkapi dengan
dan tidak pemberian tanda
terhalang pemasangan
benda
apapun

7. Jalur untuk Negatif Informasi seharusny Dasar Hukum : UU. No.


jalan kaki penunjuk a 13 tahun 2003 Tentang
8. K3 Penanggulangan
Kebakaran di PT. PLN tentang area dilakukan Ketenagakerjaan Pasal
86 Mengenai
(Persero) titik kumpul pengeceta
Keselamatan dan
UPDK harus terlihat n ulang
Kesehatan kerja :
Tello dengan jelas untuk
Makasar dan mudah tulisan (1) “setiap pekerja atau

dilihat untuk “titik buruh mempunyai hak


memperoleh
memudahka kumpul”
perlindungan atas
n proses agar
keselamatan dan
evakuasi mudah
32esehatan kerja” UU
terlihat
No. 1 tahun 1970
dan jelas Tentang Keselamatan
Kerja Pasal 3 ayat 1
huruf n : mengamankan
dan memperlancar
pengangkutan orang,

32
binatang,
tanaman atau barang;

8. Bagian Negatif Diketahui Seharusn UU No.1 tahun 1970

9. K3 Penanggulangan depan apabila alat ya alat ini tentang Keselamatan


Kebakaran gedung kebakaran di simpan Kerja Bab 3 Syarat
utama PT. yg tidak dan dicek syarat keselamatan
PLN sesuai secara kerja Pasal 3 huruf b
(Persero) dengan berkalah “Mencegah,
UPDK prosedur sesui mengurangi dan
Tello maka akan dengan memadamkan
Makasar mengakibatk SOP kebakaran”
an Permenaker No. 4
keterlambata tahun1980 Tentang
n untuk Syarat-syarat
menggopera Pemasangan dan
sika nnya Pemeliharaan APAR
Pasal 6 ayat (2)
“Lemari atau peti (box)
seperti tersebut ayat
(1) dapat dikunci
dengan syarat bagian
depannya harus
diberikan kaca, aman
(safety glass) dengan
tebal maksimum 2 mm”

33
9. Gedung Negatif Alat Apar Permenaker 04 thn

10. K3 Penanggulangan Aula pemadam harus 1980 Tentang Syarat-


Kebakaran kebaran berada syarat Pemasangan
ringan (Apar) ditempat dan Pemeliharaan
terhalangan yang APAR Pasal 4 : Setiap
yang akan mudah satu atau kelompok
menghambat dijangkau alat pemadam api
akses dan jelas ringan harus
pengambilan terlihat ditempatkan pada
apar posisi
yang mudah dilihat
dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil
serta dilengkapi
dengan pemberian
tanda pemasangan

11 negatif Dilakuk Diharapkan Permenaker 04


an selain inspeksi Tahun 1980
Inspeksi harian Tentang Syarat-
Setiap mengenai syarat
Hari APAR maka pemasangan dan
untuk dilakukan juga Pemeliharaan
alat RIKSA UJI APAR Pasal 11
pemada untuk APAR ayat 1 huruf a dan
Sesuai dengan hasil m api sebanyak 2 b Pasal 12 ayat 1
wawancara dengan ringan kali dalam 1 dan ayat 2
Spv. HSE PT PLN
(APAR) Tahun
UPDK Tello Pasal 11 :
oleh
TIM (1) Setiap alat
HSE pemadam api
PT. PLN ringan harus

34
UPDK diperiksa 2 (dua)
Tello kali dalam
setahun, yaitu:

a. pemeriksaan
dalam jangka 6
(enam) bulan;

b. pemeriksaan
dalam jangka 12
(dua belas) bulan.

Pasal 12 ayat 1

(2) Pemeriksaa
n jangka 6
(enam)
bulan
seperti
tersebut
pasal 11
ayat (1)
meliputi
halhal

sebagai berikut:

2. Berisi atau
tidaknya
tabung,
berkurang
atau
tidaknya
tekanan
dalam
tabung,

35
rusak atau
tidaknya segi
pengaman
cartridge atau
tabung bertekanan
dan

mekanik
penembus segel;

b. Bagian-bagian
luar dari tabung
tidak boleh cacat
termasuk handel
dan label

harus selalu dalam


keadaan baik

c. Mulut pancar
tidak boleh
tersumbat dan
pipa pancar yang
terpasang tidak
boleh

retak atau
menunjukan
tanda-tanda rusak.

d. Untuk alat
pemadam api
ringan cairan atau
asam soda,
diperiksa dengan
cara

36
mencampur sedikit
larutan sodium
Kembali ori dan
asam keras diluar
tabung,

apabila reaksinya
cukup kuat, maka
alat pemadam api
ringan tersebut
dapat

dipasang kembali;

e. Untuk alat
pemadam api
ringan jenis busa
diperiksa dengan
cara mencampur

sedikit larutan
sodium Kembali ori
dan aluminium
sulfat diluar
tabung, apabila

cukup kuat, maka


alat pemadam api
ringan tersebut
dapat dipasang
kembali;

f. Untuk alat
pemadam api
ringan
hydrocarbon

37
berhalogen kecuali
jenis

diperiksa dengan
cara menimbang,
jika beratnya
sesuai dengan

aslinya dapat
dipasang kembali;

g. Untuk alat
pemadam api jenis
carbon kembali
diperiksa dengan
cara melihat

isi cairan didalam


tabung dan jika
memenuhi syarat
dapat dipasang
kembali.

h. Untuk alat
pemadam api jenis
carbon (CO2)
harus diperiksa
dengan cara

menimbang serta
mencocokkan
beratnya dengan
berat yang tertera
pada alat

pemadam api
tersebut, apabila

38
terdapat
kekurangan berat
sebesar 10%
tabung

pemadam api itu


harus diisi sesuai
dengan berat yang
ditentukan.

Pasal 12 Ayat 2

(2) Cara-cara
pemeriksaan
tersebut ayat (1)
diatas dapat
dilakukan dengan
cara lain

sesuai dengan
perkembangan.

39
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil observasi pada saat PKL di PT. PLN UPDK Tello yaitu PT.
PLN UPDK telah mengintegrasikan SMK3 pada program kerja dan kegiatan
operasional di buktikan dengan adanya SK P2K3 No. 05/Disnakertrans/I/2020 dan
penghargaan SMK3 yang di keluarkan oleh Kementrian Ketanakerjaan Republik
Indonesia berdasarkan surat keputusan Menteri Ketanakerjaan Republik Indonesia
No. 308 Tahun 2020.

Dari hasil observasi ini juga di temukan adanya beberapa kekurangan seperti
tidak adanya rambu awas tegangan tinggi dan rambu penanggung jawab panel, serta
tidak adanya garis batas tempat berdirinya pekerja di ruang panel tersebut. Kurangnya
rambu - rambu peringatan bahaya pada area gardu listrik tegangan tinggi, dan kurang
adanya perhatian tentang kontruksi tata ruang penempatan lokasi hydrant karena
terbukti adanya salah satu unit hydrant yang aksesnya terhalang oleh benda lain, dan
juga kurangnya penerapan budaya housekeeping di wilayah kerja.

B. Saran

Kelompok 3 sangat mengapresiasi budaya K3 yang telah di terapkan oleh


PT.PLN UPDK Tello Makasar, untuk itu kelompok 3 mengharapkan penghargaan
yang telah di capai agar dapat di pertahankan dengan cara menjalankan setiap
program-program yang telah di rencanakan dengan malakukan pengawasan dan
evaluasi di setiap program yang di jalankan.
Setiap kekurangan di PT. PLN UPDK Tello Makassar bersifat minor sehingga
dapat di lakukan perbaikan seperti pemberian rambu-rambu di panel listrik, area-area

40
yang berbahaya, dan meninjau ulang material penunjang di sekitar penempatan titik
hydrant berada.

41

Anda mungkin juga menyukai