KELOMPOK III
Julius Ginting
Willyem Ofrando
Aditya Try Gusti
Banda Manik Anggara
Ahmad Saf’l Nasution
PENYELENGGARA
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................1
B. MAKSUD DAN TUJUAN..................................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP.............................................................................................................................3
D. DASAR HUKUM................................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................................18
KESIMPULAN...............................................................................................................................................18
SARAN............................................................................................................................................................19
REFERENSI...................................................................................................................................................20
i
i
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Di Era Modern saat ini, perkembangan teknologi akan terus berdampingan dengan perkembangan
populasi. Dimana, teknologi merupakan hal penunjang utama dari setiap kegiatan dari setiap
individu. Kemajuan teknologi berperan penting dalam sudut pandang industrial, dimana semakin
banyak alat produksi yang dimodifikasikan yangmana bertujuan untuk semakin mempermudah dan
meringankan beban pekerjaan. Disamping itu tidak semua individu mampu untuk menerima dengan
baik dari setiap perkembang teknologi di sektor industri. Kepekaan terhadap teknologi perlu
disosialisasikan agar setiap individu mendapat hal yang terkait pengoperasian dari setiap alat
produksi dan alat penunjang kerja lainnya.
Ditengah perkembangan teknologi disektor industri terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperlu
diperhatikan yaitu keselamatan dan kesehatan dari setiap tenaga kerja. Di mana tingkat risiko dari
pekerjaan saat ini semakin tinggi ditengah tingginya tuntutan dari pasar jual beli. Perusahaan akan
terus meningkatkan eksistensi usahanya demi meningkatkan pendapatan finansial. Sehingga
terkadang mengabaikan potensi bahaya yang akan mungkin terjadi diunit usaha mereka sendiri.
Sehingga, pengawasan terhadap aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) patut menjadi
perhatian khusus. Penerapan Sistem Manajemen terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
merupakan langkah yang tepat di mana semakin banyaknya angka korban jiwa akibat dari
kecelakaan kerja diberbagai sektor industri.
Meningkatnya angka korban jiwa atas kejadian di tempat kerja berbanding lurus dengan
meningkatnya kebutuhan terkait pembinaan K3. Pembinaan K3 dapat dilakukan ketika telah
diterapkannya Sistem Manajemen K3. Tujuan dari penerapan SMK3 ini ialah untuk meminimalisir
dampak yang akan timbul dari potensi bahaya yang ada di dalam lingkungan kerja. Dampak yang
mungkin terjadi ialah kecelakaan kerja, penyakit yang timbul akibat suatu pekerjaan, serta
1
mencegah kejadian berbahaya kebakaran, peledakan, dll.
2
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dari penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) maka perlu
adanya seorang ahli dibidang K3 yang berkewajiban dan memiliki wewenang untuk mengawasi
kegiatan di lingkungan kerja sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang terkandung di dalam
Sistem Manajemen K3 (SMK3). Pelatihan dan pembinaan ahli K3 perlu dilakukan agar sistem
manajemen yang diharapkan dapat terealisasi. Sehingga, PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilakukan
guna mengasah kemampuan analisis dari calon ahli K3 dalam menentukan potensi bahaya di
lingkungan kerja dan menciptakan pengendalian dari mengatasi potensi bahaya serta kejadian yang
tidak diinginkan di lingkungan kerja.
Ahli bidang K3 berada di bawah naungan Kementerian Tenaga Kerja di mana pihak Kementerian
Tenaga Kerja yang akan memberikan membinaan, pengarahan, serta pengawas tentang efisiensi
penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) di lingkungan kerjayang mana dibantu juga oleh Pembina
Jasa Keselamatan dan Kesehatan kerja (PJK3), Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3), serta Lembaga terkait lainnya.
Adapun beberapa maksud dan tujuan dilakukannya PKL (Praktek Kerja Lapangan) pada proses
pembinaan calon Ahli K3 Umum;
1. PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilakukan guna untuk memberikan gambaran kepada calon
ahli K3 dalam menghadapi kondisi nyata yang terdapat di lapangan terkait penerapan dari
Sistem Manajemen K3 (SMK3).
2. PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilakukan untuk memberi pembinaan kepada calon ahli K3
dalam menganalisis beberapa studi kasus yang terdapat di sebuah perusahaan sebagai contoh.
3. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Ketenagakerjaan dan Keselamatan
dan Kesehatan kerja No. KEP.69/PPK&K3/XII/2015 Tentang Pedoman Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum dinyatakan bahwa Pembinaan Calon Ahli K3
Umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan & pemahaman tentang peraturan
perundang-undangan K3, Meningkatkan kemampuan, keahlian, serta
3
ketrampilan dalam melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja, dan Meningkatkan
kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam menerapkan K3 sesuai dengan
peraturan perundang- undangan di tempat kerja.
4. Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) disusun guna membuat identifikasi, analisis, dan
simulasi studi kasus dari potensi bahaya yang ada di PT. Amal Tani secara terdokumentasi
yang bertujuan untuk melatih pola pikir dari setiap calon Ahli K3 Umum dalam menerapkan
Sistem Manajemen K3 (SMK3) di Lingkungan Kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilakukan di sebuah perusahaan
sebagai contoh dari identifikasi potensi bahaya serta analisis studi kasus yangmana dilakukan di
Perusahaan dengan data-data sebagai berikut;
4
D. Dasar Hukum
5
BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN
PT. Amal Tani adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri pengolahan minyak
sawit (PKS). Didirikan dengan latar belakang adanya kebutuhan industri pengolahan minyak
sawit di wilayah Kabupaten Langkat dimana pada saat itu di sana sangat luas areal perkebunan
kelapa sawit milik perusahaan perkebunan dan milik para masyarakat/pekebun swadaya yang
perlu didukung oleh kehadiran pabrik minyak kelapa sawit.
Pendirian PKS ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Kabupaten Langkat, perusahaan
perkebunan setempat dan para pekebun di sekitar areal rencana pembangunan PKS, PT. Amal
Tani adalah sebuah Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berdiri sejak
tahun 1963 sesuai dengan akte Pendirian Perusahaan No: 27 Tahun 1962 tertanggal 10 September
1963 dengan Notaris : Marah Sutan Nasution
Adapun maksud dan tujuan didirikannya PKS PT. Amal Tani ini adalah untuk pemanfaatan
lahan-lahan tidur dan membuka lowongan kerja serta meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat
desa khususnya masyarakat Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT Amal Tani didirikan pada tahun 2004 dengan kapasitas
terpasang = 30 Ton / Jam. Dan telah didaftarkan di Departemen Pertanian Direktorat Jenderal
Bina Produksi Perkebunan dengan Nomor Surat : HK.350/799/Dj.Bun.5/XI/2001.
PT. Amal Tani beralamat di :
6
Kantor Pusat :
Kantor Perwakilan/Cabang
Dalam menjalankan usaha pengolahan minyak sawit, PT. Amal Tani telah mendapatkan izin-izin,
persetujuan prinsip, pengesahan, dan Surat Pendaftaran dari instansi yang berwenang seperti dari
Bupati Kabupaten langkat, Dinas Perkebunan Kabupaten Langkat, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Langkat dan dinas tenaga kerja.
7
BAB III
ANALISIS
A. Penemuan Positif