Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI

PT ADI SATRIA ABADI

BIDANG K3 MEKANIK & K3 PESAWAT UAP - BEJANA


TEKAN

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Oleh :
1. Galih Eko P
2. Dwi Hartadi Prasetyo
3. Achmad Suyudi
4. Rizky Rahma Putra
5. Akmal Fikri
6. Muhammad Ridwan
7. Abdul Kadir Jaelani A
8. Lukman Aman

PENYELENGGARA
PT. PATRARIJAYA CONSULTANT
05 April – 20 April 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa


melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tim Penyusun dapat
menyelesaikan laporan tentang K3 ini untuk memenuhi persyaratan sebagai Ahli
K3 Umum. Laporan ini hanya membahas sebagian kecil dari bidang – bidang
yang diatur oleh undang– undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan
Kesehatan Kerja. Laporan ini membahas bidang K3 mekanik dan K3 pesawat
uap
- bejana tekan.

Tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek


kerja lapangan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa pengarahan maupun masukan dalam proses penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pihak Kementrian Ketenagakerjaan RI


2. Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Yogyakarta
3. Pihak Patrarijaya selaku PJK3 penyelenggara pelatihan AK3 Umum
4. PT PLN Persero UIW MMU
5. Seluruh peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum

Tim penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, sehingga tim
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat digunakan sebagai salah satu
referensi dalam usaha pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dalam rangka pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dalam lingkup perusahaan masing– masing.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iii

DAFTAR TABEL..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................5

1.1. Latar Belakang..........................................................................................5

1.2. Maksud dan Tujuan..................................................................................6

1.3. Ruang Lingkup..........................................................................................7

1.4. Dasar Hukum.............................................................................................7

BAB II KONDISI PERUSAHAAN...................................................................8

2.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................................8

2.2. Temuan Hasil Observasi.........................................................................11

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.................................14

3.1. K3 Mekanik dan K3 Pesawat uap – Bejana Tekan..............................14

BAB IV PENUTUP...........................................................................................22

4.1 Kesimpulan..............................................................................................22

4.2 Saran.........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT Adi Satria Abadi.......................................10


DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Hasil Observasi Lapangan.................................................................13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Akhir dekade ini, kecelakaan kerja di Indonesia mengalami kenaikan
cukup besar. Peningkatan kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh berkembang
pesatnya berbagai industri dan akselerasi pembangunan infrastruktur, terutama
pada kota – kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya. Menurut Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengalami kenaikan, Dari sebelumnya
114.000 kasus kecelakaan pada 2019, menjadi 177.000 kasus kecelakaan kerja
pada 2020.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, jika angka tersebut


dihitung berdasarkan jumlah klaim yang diajukan oleh pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja artinya angka kecelakaan kerja yang sesungguhnya jauh lebih
besar, karena belum semua tenaga kerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Sehingga berdasarkan data tersebut semua dituntut untuk lebih serius


dalam menerapkan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Kecelakaan
tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian materi moril, dan kerusakan
lingkungan namun juga mempengaruhi produktivitas, dan kesejahteraan
masyarakat.

Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja


adalah salah satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat
menjaga tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik
selama bekerja maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehingga pada
akhirnya tingkat produktifitas pada perusahaan tersebut dapat mencapai level
tertinggi.

Potensi bahaya yang berasal dari lingkungan kerja yang dapat


menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja meliputi faktor : Fisika.
Kimia, Biologi, Psikologi, Fisiologi. Berdasarkan pasal 2, pasal3, pasal 5 pasal 8
pasal 9 pasal 11, pasal 12 dan pasal 14 UU No 1 Tahun 1970 mengenai syarat
syarat keselamatan kerja termasuk pengawasan terhadap lingkungan kerja dan
kesehatan kerja beserta peraturan pelaksanaannya. Pada kondisi riil, perusahaan
5
masih banyak belum memahami sumber sumber bahaya di tempat kerja yang
terkait dengan peraturan perundangan yang sesuai dengan pasal pasal diatas.
Sehingga masih banyak pelanggaran dan perlu pembinaan yang lebih intensif
agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perlu adanya upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam
keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai
suatu tingkat produktivitas yang tinggi dimana aspek penting yang perlu
diperhatikan adalah upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, upaya
menjaga lingkungan kerja termasuk bidang K3 mekanik & K3 pesawat uap serta
bejana tekan.

PT Adi Satria Abadi adalah salah satu industri penyamakan kulit yang
telah menerapkan K3 serta menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga
kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja. Sebagai industri produksi
penyamakan kulit dalam lingkungan kerja sudah tentu memiliki potensi bahaya
pada mesin-mesin produksi, pesawat angkat-angkut, tangki timbun, pesawat
uap, dan bejana tekan. Untuk itu perusahaan wajib melindungi segenap
karyawan yang berada di lingkungan kerja guna memastikan penerapan
pelaksanaan K3 Mekanik dan K3 Pesawat Uap-Bejana Tekan sebagai mana
diatur dalam sebagai berikut :
1. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenga Produksi
2. Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat Angkat Angkut
3. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang K3 Tangki Timbun dan Bejana
Tekan
4. UU Uap Tahun 1930
5. PP No 17 Tahun 1948 tentang Pemeriksaan Pesawat Uap

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:
1. Membekali para calon AK3U dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja,
terutama keadaan dan fasilitas kerja seperti mesin-mesin produksi, alat-alat
kerja, peralatan mekanik, pesawat uap, bejana tekan, dan tangki timbun
2. Melakukan identifikasi potensi risiko bahaya pada ruang lingkup K3
Mekanik, K3 Pesawat Uap, dan K3 Bejana Tekan-Tangki Timbun
6
3. Memberikan rekomendasi kepada perusahaan yang di observasi sebagai
bahan pengambilan keputusan terhadap penerapan pelaksanaan K3
4. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3U di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3U dapat bertindak secara profesional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan,
menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya.

7
1.3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan yaitu observasi Program K3 di PT. Adi
Satria Abadi khususnya di bidang:
1. K3 Mekanik
2. K3 Pesawat Uap
3. K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun

1.4. Dasar Hukum

1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang – Undang Uap Tahun 1930
4. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 1948 tentang Pemeriksaan Pesawat Uap
5. Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
6. Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
7. Permenakertrans No 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
8. Permen No 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan & Tangki Timbun
9. Permenaker No. 1 Tahun 1988 tentang Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan kulit. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 oleh 3 orang yaitu
Bapak Aji Subiyono, Bapak Diyono dan Ibu Defalikh dengan nama awal
perusahaan yaitu Adi Surya Abadi dan sekarang menjadi Adi Satria Abadi.
Lokasi awal perusahaan ini berada di gedung milik Departemen Perindustrian
yang berlokasi di Kompleks LIK Jalan Laksada Adisucipto KM 8,5
Maguwoharjo, Yogyakarta.

Pada awal tahun 1995, PT. Adi Satria Abadi menggandeng CV. Bengawan
Solo yang beralamatkan di Pucung Sawit, Solo. Kemudian pada tahun 1996,
PT. Adi Satria Abadi mulai menjalin kerjasama dengan PT. Bromo Sakti yang
berlamatkan di Jalan Lomawu No. 62 Yogyakarta. Dari berbagai kerjasama
tersebut, pada tahun 1997 PT. Adi Satria Abadi mulai merasakan adanya
kulitkulit yang sobek dan jumlahnya yang begitu banyak, sehingga sulit untuk
dijual. Maka pada tahun tersebut, muncul ide untuk mendirikan pabrik sarung
tangan kulit yang sasarannya untuk memenfaatkan kulit-kulit yang sobek agar
bisa dijual.

Pada tahun 2000, PT. Adi Satria Abadi mulai memikirkan dan menghitung
untuk bisa membangun pabrik sendiri yang akhirnya Pemerintah Daerah Bantul
menyediakan lokasi untuk kompleks industri kulit yaitu di Dusun Banyakan,
Kelurahan Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Kemudian pada tahun 2003, PT. Adi
Satria Abadi mulai melakukan proses produksi sendiri di tempat tersebut,
sedangkan divisi darung tangan tetap dilakukan di Gedung Departemen
Perindustrian di Kompleks LIK Jalan Laksada Adisucipto KM 8,5
Maguwoharjo, Yogyakarta.

PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua divisi yaitu divisi sarung tangan dan
divisi kulit. Divisi sarung tangan berlokasi di Kompleks LIK Jalan Laksada 34
Adisucipto KM 8,5 Maguwoharjo, Yogyakarta. Kantor ini sebagai kantor pusat
yang juga merupakan pusat manajemen jalannya produksi PT. Adi Satria
Abadi, khususnya untuk prose pembuatan sarung tangan. Sementara itu, divisi
kulit berlokasi di Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Tempat ini
digunakan untuk proses pengolahan kulit dalam jumlah besar.

2.1.2 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Adi Satria Abadi


Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Ijin Usaha :SIUP, Ijin Gangguan, TDP, Akte
Notaris
Nama Pimpinan : Subiyono
Tahun Berdiri 1994
Lokasi Perusahaan
Dusun : Banyakan
Desa : Siti Mulyo
Kecamatan : Piyungan
Kabupaten : Bantul
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah Pekerja : 216 orang
Sektor : Leather and Leather Goods
Manufacturing
Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat
Misi :
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan Pelanggan
Adalah Budaya Kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan partner kerja, bukan asset perusahaan

Tujuan :
a. Memenuhi kebutuhan kulit sarung tangan dan barang jadi sarung tangan
eksport dan dalam negeri
b. Membuka dan menyediakan lapangan kerja, sehingga mengurangi
tingkat pengangguran
c. Meningkatkan devisa negara dari sector non migas

2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi PT Adi Satria Abadi

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT Adi Satria Abadi


2.2. Temuan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:

2.2.1 Temuan Negatif


a. Pekerja tidak menggunakan APD saat melaksanakan proses produksi

b. Unsafe Condition pada area mesin dying dan tanning, dimana perangkat
tersebut berputar dengan kecepatan 8 RPM dengan dimensi yang sangat
besar

c. Unsafe condition yaitu Jalur exit (akses keluar) ruangan genset banyak di
tutupi oleh barang-barang

d. Kapasitas Water Heater (Pesawat Uap) sebesar 1500 Liter dengan


Temperatur 70°C belum dilakukan Riksa Uji sejak beroperasi (Tahun
2003)

e. Tangki timbun yang berisi cairan mudah terbakar dengan kapasitas 5000
Liter (Solar) belum ada riksa uji serta lokasi penempatan berdekatan
dengan mesin Genset dan trafo juga tidak di lengkapi dengan pagar
pelindung.

f. Terdapat peralatan PTP (Pesawat Tenaga Produksi) dalam kondisi tidak


aman (Unsafe Condition) seperti tidak ada cover pelindung pada poros-
poros motor yang berputar.

g. Tidak ada SOP/Pedoman pada bejana tekan

h. Tidak ada pengaman (emergency stop) pada mesin penyemaian kulit

i. Name plate Genset tidak lengkap, lokasi area genset sempit serta tidak
ada operator khusus Genset

j. Pekerja tidak memakai APD (sarung tangan) saat melaksanakan pekerjaan

k. Lift barang belum dilakukan riksa uji, tidak memiliki partisi pengaman,
serta tidak ada operator khusus lift

l. Di ruangan stacking tidak ada rambu K3


m. Tidak ada meja kerja pada ruang maintenance (unsafe condition)

n. Tangki timbun tidak ada nameplate

o. Tidak ada pagar pembatas di mesin dyeing

2.2.2 Temuan Positif

a. Operator Forklift sudah memiliki SIO (Surat Izin Operasi) kelas II

b. SOP peralatan mesin-mesin produksi sudah tersedia

c. Bejana tekan khusus untuk operasional sudah dilengkapi name plat

d. Sudah terpasang SOP pada pesawat angkat (forklift)

e. Mesin produksi sudah di lengkapi pelindung/penutup pada komponen


bergerak.

f. Pemberian vitamin kepada karyawan

g. Sudah ada pagar pembatas di mesin pilling/peeling


BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil observasi lapangan di PT ADI SATRIA ABADI, dan


mengacu kepada temuan tersebut, berikut merupakan tindakan lanjutan yang
berupa catatan rekomendasi/saran pengendalian:

3.1. K3 Mekanik dan K3 Pesawat uap – Bejana Tekan

Tabel 3. 1 Hasil Observasi Lapangan

No Foto Temuan Rekomendasi & saran Dasar hukum

Temuan Negatif
1 Pekerja tidak Agar pihak perusahaan Permenaker 38
menggunakan APD melakukan sosialisasi tahun 2016
(safety shoes) dan penanaman budaya
K3 kepada seluruh
pekerja

2 Pada area mesin Melakukan UU no.1


dying dan tanning, perlindungan dengan Tahun 1970
dimana perangkat melakukan pembuatan Permenaker 38
tersebut berputar pagar/kurungan. tahun 2016
dengan kecepatan 8
Permenaker No.08
RPM, dengan
Tahun 2020
dimensi yang sangat
besar, dalam kondisi
tersebut
berpotensi terjadi
kondisi yang tidak
aman

3 Jalur exit ruangan Memberi jalur exit yang UU No 1


genset banyak ditutupi cukup sesuai dengan Tahun 1970
oleh barang-barang. undang undang
Terdapat

4 Kapasitas water heater Segera melakukan UU Uap 1930


sebesar 1500 liter, update riksa uji secara PP Uap 1930
temperatur operasi 70 periodik
derajat, belum
Melakukan pemagaran
dilakukan riksa uji
pada area water heater.
sejak 2003, baru
didaftarkan pada tahun
2021 (on progress)

5 Terdapat 3 tangki Segera melakukan Permenaker No 37


timbun dengan 1 proses riksa uji Tahun 2016
tangki berisi minyak tentang K3 Bejana
Melakukan
tanah dan 2 tangki Tekan dan Tangki
pemeliharaan rutin dan
berisi solar, dimana
terdokumentasi dengan Timbun Pasal 4
kapasitas tangki
baik
timbun tersebut
Di relokasi ke tempat
sebesar 5000 Liter.
yang lebih aman dan
Kondisi terkini hanya
di sesuaikan dengan
terisi setengah dari
peraturan yang berlaku
kapasitasnya.
Belum adanya riksa uji
maupun dokumen
pengecekan rutin.
Letak layout tangki
timbun berdekatan
dengan ruangan genset
dan trafo dimana jika
terjadi hal yang tidak
diinginkan dapat
menjadi potensi bahaya
yang besar.

6 Terdapat Peralatan Melakukan pemasangan Permen 38 tahun


pesawat tenaga dan cover pengaman pulley 2016 pasal 8
produksi dalam kondisi
yang tidak aman

7 Tidak ada pedoman Diberi pedoman yang Permen 1 tahun


tekanan pada mudah dilihat tentang 1982 pasal 10
bejana tekan tekan tertinggi dan
tekanan operasi normal

8 Tidak ada pengaman Diberi emergency stop Permenaker 38


(emergency stop) untuk mesin tahun 2016 pasal
8
9 Roda berputar Diberi cover Permenaker 38
tidak tercover di penutup yang bias tahun 2016 pasal
dekat pekerja dibuka saat aka nada 10
perbaikan

10 Diberi plat nama dan Permenaker 38


data spesifikasi pesawat tahun 2016 pasal
Plat pesawat tenaga tenaga 15
tidak memuat data Dilakukan sertifikasi
tentang pesawat tenaga kompetensi di bidang
Tidak ada operator K3 K3 operator pesawat
khusus pesawat tenaga tenaga

11 Tempat pesawat tenaga Item dan alat yang tidak Permenaker 38


sempit digunakan dipisahkan ke tahun 2016 pasal
tempat lain 28

12 Mesin polish bagian Semua yang terbuka dari Permenaker No 38


berputarnya tdk motor/mesin poros harus Tahun 2016 Pasal
berpengaman. Masih memiliki penutup 8 Tentang K3 PTP
ada bagian berputar yg
Jika tidak
terjangkau tangan
memungkinkan
pekerja. Tidak ada
pemberian penutup,
tombol emergency stop
sebaiknya dilengkapi
yang dapat dengan
dengan:
mudah dijangkau pada
Tombol emergency stop
kondisi darurat
yg mudah terjangkau
APD sarung tangan
sesuai kebutuhan, Kaca
mata utuk perlindungan
debu

13 Karyawan tidak Perusahaan agar Permenaker No 38


memakai sarung menyediakan dan Tahun 2016 Pasal
tangan yang memiliki mengingatkan 3 Tentang K3 PTP
potensi bahaya penggunaan APD pada
terjepit pada mesin karyawannya
saving
14 Alat produksi yang Ditambahkan penutup Permenaker No.
berputar tidak diatas alat untuk 38 Tahun 2016
dilengkapi pelindung menghindari alat yang tentang K3
diatasnya Pesawat Tenaga
Produksi

15 Alat produksi belum Melakukan riksa uji Permenaker No.


dilakukan riksa uji. 38 Tahun 2016
Baik mesin produksi tentang K3
maupun drum produksi Pesawat Tenaga
Produksi

16 Lift barang belum Melakukan riksa uji Permenaker No.


dilakukan riksa Menambahkan tombol 08 Tahun 2020
uji. Tidak ada emergency stop Tentang K3
tombol emergency Pesawat Angkat
stop Angkut

17 Lift Alat angkut Dikasih pintu pembatas Permenaker 6


barang tidak memiliki supaya orang lain tahun 2017 ayat
partisi pembatas mengetahui itu lift 19
barang

18 Pipa melintang di jalur Memberi rambu rambu, UU No. 1


jalan tanpa diberi pagar pembatas di Tahun 1970
pengaman sekitar jalan pekerja
19 Bejana tekan belum Dikasih keterangan Permen 1 tahun
ada name plate name plat sesuai tekanan 1982 pasal 22
kerja

20 Di ruang stacking Pemasangan rambu K3 Undang – undang


tidak ada rambu K3 No. 1 tahun 1970

21 Tidak ada meja kerja Pemasangan atau Undang – undang


pada ruangan penyediaan meja kerja No. 38 tahun 2016
maintenance (unsafe
condition)

22 Tangki timbun tidak Pemasangan name plate Permen No. 37


ada name plate tahun 2016

23 Tidak ada pagar Pemasangan pagar Undang – undang


pembatas di mesin Pembatas No. 1 tahun 1970

dyeing

Temuan Positif
1 Operator Forklift Baik Permenaker No 8
sudah memiliki SIO Menempelkan informasi tahun 2020 Pasal
Kelas II
kapasitas maksimal di 152 Tentang K3
Tidak ada keterangan forklift Pesawat Angkat
kapasitas dll di alat Angkut
angkut
2 SOP Peralatan Di Review secara Permen No 38
Mekanik sudah Berkala Tahun 2016
Tersedia Tentang K3 PTP

3 Sudah dilengkapi Baik Permenaker No.38


pelindung untuk Tahun 2016
menutup perangkat
bergerak

4 Sudah ada SOP Dipertahankan Permenaker no.8


terpasang di Alat kerja Tahun 2020 pasal
forklift 5
5 Bejana Tekan sudah Di pelihara dan Permen 1 tahun
ada name plate di pertahankan 1982 pasal 22

Permenaker No 37
Tahun 2016
tentang K3 Bejana
Tekan dan Tangki
Timbun

6 Pemberian Vitamin Di pelihara dan Peraturan


kepada karyawan Pemerintah No.
di pertahankan
88 Tahun 2019
Tentang
Kesehatan kerja

Keputusan
Menteri
Kesehatan nomor
HK.01.07/MENK
ES/328/2020

7 Sudah ada pagar Di pelihara dan Permenaker


pembatas di mesin No.38 Tahun
di pertahankan
2016
pilling/peeling
Tentang K3
Pesawat tenaga
produksi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum kondisi K3 Mekanik, K3 Pesawat uap dan K3 Bejana


Tekan-Tangki Timbun di lingkungan kerja PT Adi Satria Abadi sudah
diterapkan seperti penerapan SOP, name plat pada bejana tekan, operator forklift
sudah memiliki SIO kelas II dan sebagian penerapan APD sudah dilaksanakan,
namun ada beberapa belum optimal yang dapat dilihat dari hasil observasi di
lapangan seperti penempatan tangki timbun, belum dilakukan riksa uji pada
peralatan- peralatan produksi, operator-operator pesawat uap dan pesawat
angkat angkut, serta informasi-informasi pada pesawat uap, bejana tekan,
pesawat angkat angkut belum tersedia sehingga berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.

4.2 Saran
Demi menjaga keselematan kerja di lingkungan kerja PT Adi Satria
Abadi maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Hasil observasi dari Kelompok I mengenai K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap,


dan K3 Bejana Tekan-Tangki Timbun yang bersifat perbaikan (negative)
agar segera ditindaklanjuti dengan melengkasi persyaratan K3.

2. Perlu ditingkatkan komitmen Manajemen dalam penerapan K3 di


lingkungan kerja demi menjaga keselamatan kerja dan kelangsungan
produksi yang efisien.

3. Perlu ditingkatkan sosialisasi Potensi Bahaya Kerja agar karyawan lebih


awareness dan peduli terhadap K3.

4. Kepedulian terhadap K3 harus dimulai dari Pucuk Pimpinan Perusahaan


sebagai insiator dan Role Model bagi karyawan yang lainnya.

5. Dari temuan Negatif perlu dilaksanakan beberapa rekomendasi untuk


pembenahan terkait K3 yang merupakan hasil dari observasi lapangan dan
analisa sebagai berikut :

a. Agar pihak perusahaan melakukan sosialisasi dan penanaman budaya


K3 kepada seluruh pekerja (Permenaker 38 tahun 2016).

b. Melakukan perlindungan dengan melakukan pembuatan pagar/kurungan


pada mesin dying dan tanning yang berputar (UU no.1 Tahun 1970,
Permenaker 38 tahun 2016 dan Permenaker no.8 tahun 2020).

c. Memberi jalur exit yang cukup sesuai dengan UU no.1 tahun 1970 pada
jalur exit area Genset.
d. Segera melakukan update riksa uji secara periodic sesuai UU Uap 1930
dan Melakukan pemagaran pada area water heater.
e. Segera melakukan proses riksa uji tangki timbun, melakukan
pemeliharaan rutin yang terdokumentasi dengan baik dan merelokasi ke
tempat yang lebih aman dan di sesuaikan dengan peraturan yang
berlaku (Permenaker 37 tahun 2016).
f. Melakukan pemasangan cover pengaman pulley (Permenaker 38 tahun
2016 pasal 8).

g. Pada bejana tekan diberi pedoman yang mudah dilihat tentang tekan
tertinggi dan tekanan operasi normal (Permen no.1 tahun 1982 pasal 10).
h. Diberi emergency stop untuk mesin ( Permenaker 38 tahun 2016 pasal 8).

i. Diberi cover penutup yang bisa dibuka saat akan ada perbaikan pada
mesin roda berputar (Permenaker 38 tahun 2016 pasal 10).
j. Diberi plat nama dan data spesifikasi pesawat tenaga serta dilakukan
sertifikasi kompetensi di bidang K3 operator pesawat tenaga
(Permenaker 38 tahun 2016 pasal 15).

k. Item dan alat yang tidak digunakan di area pesawat tenaga dipisahkan
ke tempat lain agar tidak sempit (Permenaker 38 tahun 2016 pasal 28).
l. Semua yang terbuka dari motor/mesin poros harus memiliki penutup.
Jika tidak memungkinkan pemberian penutup, sebaiknya dilengkapi
dengan:Tombol emergency stop yg mudah terjangkau APD sarung
tangan sesuai kebutuhan seperti kaca mata utuk perlindungan
(Permenaker 38 tahun 2016 pasal 8).
m. Perusahaan agar menyediakan dan mengingatkan penggunaan APD
pada karyawannya pada mesin saving (Permenaker 38 tahun 2016 pasal
)
n. Melakukan riksa uji pada mesin produksi (Permenaker 38 tahun 2016)
o. Melakukan riksa uji dan menambahkan tombol emergency stop pada
lift barang (Permenaker 8 tahun 2020).
p. Dikasih pintu pembatas supaya orang lain mengetahui itu lift barang
(Permenaker 6 tahun 2017 ayat 6)
q. Memberi rambu rambu, pagar pembatas di sekitar jalan pekerja, agar
dapat mengetahui pipa yang melintang (UU no.1 tahun 1970).
r. Bejana Tekan diberikan keterangan name plat sesuai tekanan kerja
(Permen 1 tahun 1982 ayat 22).
s. Melengkapi peralatan K3 terkain pencegahan COVID-19 .
DAFTAR PUSTAKA

1. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

2. Modul Pembinaan Ahli Keselamatan Kerja Umum (AK3U)

3. Materi Pelatihan Instruktur

4. Www.jdihkemenaker.go.id
5. Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) Atau Observasi Lapangan

6. Profil Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai