Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero)

BIDANG K3 MEKANIK (PAA DAN PTP) DAN K3 PESAWAT UAP


DAN BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3

ANGKATAN K3 – 97

KELOMPOK II

1. AYYUB ILYAS
2. IKMAL MAULANA FAHMI
3. MARTINUS TOLAN
4. MUHAMAD ASRIANTO
5. RAFIQAH AZIS
6. USMAN M

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar,15 Desember 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
sebagai pertanggungjawaban dari praktek kerja lapangan yang di lakukan secara
luring (on-site) di PT.Industri Kapal Indonesia (Persero) yang terletak di Jl. Galangan
Kapal Kota Makassar. Laporan yang berjudul “Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) ini diajukan sebagai bukti telah menjalankan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan bagian dari penilaian kelulusan dalam
Pelatihan Calon Ahli K3 Umum. Bidang yang kami teliti adalah bidang K3 mekanik
(PAA dan PTP) dan K3 pesawat uap dan bejana tekan.

Dengan adanya laporan PKL ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana
penerapan K3 dilingkungan kerja PT.Industri Kapal Indonesia (Persero) khususnya
dibidang K3 mekanik (PAA dan PTP) dan K3 pesawat uap dan bejana tekan. Hal ini
berguna untuk pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, Untuk itu kami kelompok 2 mengucapkan terima kasih atas kontribusi
bantuan dalam berbagai bentuk.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan


ini, baik dari segi kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan
penulis jadikan sebagai evaluasi. Demikian semoga laporan PKL ini bisa diterima
sebagai ide atau gagasan yang menambah kekayaan intelektual dalam bidang K3.
Semoga laporan PKL kami dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk kami
sendiri.

TIM PENYUSUN

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 2
D. Dasar Hukum .................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................... 4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja ..................................................................... 4
B. Struktur Organisasi ......................................................................................... 5
C. Temuan ........................................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................... 7
A. Analisis Temuan Posistif ................................................................................. 7
B. Analisis Temuan Negatif ............................................................................... 12
BAB IV .................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................ 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia (HAM).


Kesadaran mengenai pentingnya K3 harus selalu dijunjung tinggi, diingatkan, serta
dibudidayakan oleh suatu perusahaan dan juga para pekerja. Pemahaman dan
pelaksanaan K3 di perusahaan sangat diperlukan, terutama dalam syarat - syarat
kerja. Pemahaman dan pelaksanaan K3 sangat diperlukan karena hal ini berkaitan
dengan masalah perlindungan tenaga kerja terhadap kecelakan kerja untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, perlu disosialisasikan
pemahaman dan pelaksanaan K3 secara baik dan benar.

Perkembangan dalam dunia industri saat ini sangat cepat. Perkembangan


dunia indrustri yang cepat ini menyebabkan suatu perusahaan harus memiliki
inovasi dan sistem manajemen khususnya sistem manajemen keselamatan tenaja
kerja yang baik agar dapat bersaing dalam menghasilkan barang jasa dengan kualitas
dan kuantitas yang lebih baik dengan skala besar. Kecelakaan kerja pada sektor
apapun khususnya dibidang mekanik, pesawat uap dan bejana tekan merupakan
aspek yang tidak dapat di hindari, tetapi dapat dilakukan pencegah. Berbagai faktor
yang dapat menyebabkan kecelakaan ditempat kerja diantaranya akibat kurangnya
perawatan terhadap perlengkapan kerja, peralatan kerja, dan perlengkapan kerja
yang tidak tersedia atau yang tidak layak pakai. Seiring dengan perkembangan
teknologi, pemanfaatan pesawat uap dan bejana tekanan semakin luas, sehingga
pemakaian pesawat uap dan bejana tekan akan semakin banyak dimanfaatkan untuk
berbagai macam proses produksi di berbagai sektor usaha.

Penggunaan dan pengoperasian pesawat uap dan bejana tekanan dapat


mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
memenuhi ketentuaan perundang undangan dan syarat syarat di bidang K3 dan
standar internasional yang berlaku. Selain mesin tenaga uap dan bejana tekan,
perkembangan industri dan penggunaan peralatan mekanik juga semakin meningkat
karena dapat meningkatkan produktifitas kerja. Namun diiringi juga dengan semakin
meningkatnya potensi resiko dan bahaya dari penggunaan peralatan tersebut.

1
B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
pelatihan sertifikasi Ahli K3 Umum yang diadakan Indotama Jasa Sertifikasi,
merupakan salah satu materi kurikulum/pembelajaran yang dimaksudkan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta.
2. Tujuan
a. Melakukan identifikasi dan menganalisa tentang unsur K3 dibidang
mekanik, pesawat uap dan bejana tekan mekanik di PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero).
b. Menambah pengetahuan dan wawasan terkait penerapan peraturan dan
norma K3.
c. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan
calon AhliK3 Umum.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah
Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT) dan K3 Mekanik
(Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga dan Produksi ) pada PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero).

Adapun Ruang lingkup ini terbagi menjadi beberapa point yaitu:

1. Penerapan K3 Pesawat Angkat dan Angkut


2. Penerapan K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
3. Penerapan K3 Pesawat Uap
4. Penerapan K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun

D. Dasar Hukum

1. Dasar Hukum (Umum)


- UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Permenakertrans No.Per-02/MEN/1992 Tentang Tata Cara Petunjukan,
Kewajiban, dan Wewenang Aahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2
- Permenakertrans No.Per.5/MEN/2018 Tentang Keselamat dan Kesehat
Kerja di Lingkungan kerja.
- Permenakertrans No.Per.8/MEN/2010 tentang Alat Pelindung Diri
2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
- Permenaker No.PER.37/MEN/2016 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
- Permenaker No.PER.02/MEN/1982 Tentang Kualifikasi Juru Las
3. Dasar Hukum K3 Pesawat Angkat dan Angkut
- Permenaker No.Per.08/MEN/2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
- Permenakertrans No.Per.09/MEN/VII/2010 Tentang Operator Dan
Petugas Pesawat Angkut
4. Dasar Hukum K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
- Permenaker No.PER.38/MEN/2016 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga Dan Produksi
5. Dasar Hukum K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun
- Permenaker No.PER.37/MEN/2016 tentang Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun

3
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

1. Sejarah Berdirinya PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)


PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Berdiri pada tahun 1962 di Makassar
telah dibangun dua buah proyek pembangunan galangan kapal, masing-
masing proyek galangan kapal Paotere dan Tallo. Proyek galangan kapal
Paotere pada waktu itu di bangun oleh Departemen Perindustrian
dasar/Pertambangan, yang mana dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal
baja yang mempunyai kapasitas 2500 ton, sedangkan proyek galangan
kapal Tallo pada waktu itu dibangun oleh Departemen Urusan Veteran yang
dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal kayu berkapasitas 300 ton yang
dilengkapi dengan slipway dan fasilitas peluncuran yang panjangnya 45
meter dengan daya angkat 500 Ton.
Pertengahan tahun 1963 aktivitas kedua proyek tersebut masing-masing
mencapai pada pekerjaan dasar dimana pada saat itu peralatan belum
dimiliki oleh galangan kapal paotere sedangkan galangan kapal Tallo sudah
memiliki peralatan mesin perkakas lainnya yang didatangkan dari polandia.
2. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat dan berdaya
saing tinggi.
Misi :
Selalu meningkatkan kualitas yang baik berdasarkan pada pelayanan yang
tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan
pelanggan untuk meningkatkan nilai perusahaan

4
B. Struktur Organisasi

C. Temuan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terdapat temuan positif dan


temuan negatif, hasil temuan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Temuan Positif
- Pengharagaan Penerapan SMK3
- Mempunyai Lisensi operator K3 Forklift kelas 2
- Adanya SIO PAA dan PTP
- Adanya SILO PAA dan PTP
- Adanya Overhead Crane yang memudahkan pemindahan barang
- Adanya pesawat tenaga dan produksi
- Pekerja telah menggunakan APD Lengkap
- Adanya P2K3 pada PT.IKI (Persero)
- Pesawat produksi telah sesuai dengan produksi

5
- Tali baja pada tower crane telah memenuhi standar perundangan
2. Temuan Negatif
- Lisensi ahli K3 belum diperpanjang
- Tidak adanya labeling dan papan informasi terkait unit.
- Tower Crane tidak berfungsi/ rusak
- Tidak ditemukannya rambu keselamatan didekat Overhead Crane
- Tidak ditemukannya rambu keselamatan pada pesawat tenaga produksi
- Forklift yang digunakan dalam pengangkutan tidak sesuai standar
- Tidak adanya name plate pada mobile crane
- Bejana tekan diletakkan pada tempat sembarang.

6
BAB III

ANALISIS

A. Analisis Temuan Posistif

No Foto Analisis Dasar Hukum


1 Penerapan PP No.5/2012 tentang
SMK3 yang baik penerapan SMK3 pasal 2
pada PT. Industri “Penerapan SMK3
Kapal Indonesia bertujuan untuk:
(Persero) Meningkatkan efektivitas
sehingga dapat perlindungan
mencegah dan keselamatan dan
mengurangi kesehatan kerja yang
kecelakaan kerja terencana, terukur,
dibidang terstruktur, dan
mekanik, PAA terintegrasi; Mencegah
dan PTP dan mengurangi
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur
manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja;
Menciptakan tempatkerja
yang aman, nyaman, dan
efisien untuk mendorong
produktivitas”

7
2 Dengan adanya Permenakertrasns
lisensi, ini No.Per.8/MEN/2020
membuktikan tentang Keselamatan
bahwa PT dan Kesehatan Kerja
Industri Kapal Pesawat Angkat dan
Indonesia Pesawat Angkut pasal
(Persero) telah pasal 1 ayat (18) “Lisensi
Menerapkan Keselamatan dan
Tata Cara Kesehatan Kerja yang
Penunjukan selanjutnya disebut
adanya operator lisensi K3 adalah kartu
mekanik yang tanda kewengan untuk
berlisensi melaksanakan tugas
sebagai upaya sebagai teknisi, operator,
pencegahan atau juru ikat (rigger)
terjadinya bidang pesawat angkat
kecelakaan dan dan angkut”
kesalahan dalam
mengoperasikan
mekanik.
3 Perusahaan Permenakertrans
Memiliki 4 orang No.Per.09/MEN/VII/2010
operator kelas 2 tentang Operator dan
pesawat angkat Petugas Pesawat Angkat
angkut berlisensi dan Angkut pasal 1 ayat
dan sudah (10) “Lisensi
memiliki surat Keselamatan dan
izin operasi yang Kesehatan Kerja yang
diterbitkan selanjutnya disingkat
kemnaker RI Lisensi K3 adalah kartu
tanda kewengan seorang
operator untuk
mengoperasikan

8
pesawat angkat dan
angkut sesuai dengan
jenis dan kualifikasinya
atau petugas untuk
penanganan pesawat
angkat dan angkut”
4 Berdasarkan Permenakertrans
temuan No.Per.8/MEN/2020
dilapangan tentang Keselamatan
bahwa pesawat dan Kesehatan Kerja
angkat dan Pesawat Angkat dan
pesawat angkut Pesawat Angkut pasal 6
sudah “Bahan dari pesawat
memenuhi angkat dan angkut, alat
persyaratan bantu angkat dan angkut
keselamatan dan harus memenuhi syarat
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan
dibuktikan perundang-undangan
dengan adanya dan/atau standar teknis”
dokumen SILO
PAA dan PTP
5 Overhead Crane Permenakertrans
berfungsi No.Per. 8/MEN/2020
sebagai alat tentang Keselamatan
pemindah dan Kesehatan Kerja
barang Pesawat Angkat dan
walaupun Pesawat Angkut pasal 1
barang yang ayat (2) “Pesawat angkat
dipindahkan adalah pesawat atau
terbatas hanya peralatan yang dibuat,
pada lingkungan dan dipasang untuk
yang tidak terlalu mengangkat,
luas (dalam menurunkan, mengatur

9
ruangan). posisi dan/atau menahan
Overhead crane benda kerja dan/atau
berfungsi muatan”
dengan baik.
6 Dengan adanya Permenaker
Pesawat tenaga No.Per.38/MEN/2016
dan produksi tentang Keselamatan
dapat dan Kesehatan Kerja
memudahkan Pesawat Tenaga dan
para pekerja Produksi pasal 1 ayat (8)
untuk “Pesawat tenaga dan
membangkitkan produksi adalah pesawat
atau atau alat yang tetap atau
memindahkan berpindah-pindah yang
daya atau dipakai atau dipasang
tenaga, untuk membangkitkan
mengolah, atau memindahkan daya
membuat bahan, atau tenaga, mengolah,
barang, produk membuat bahan, barang,
teknis, dan produk teknis, dan
komponen alat komponen alat produksi
produksi. yang dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan”
7 Penggunaan Permenakertrans
APD pada juru No.PER08/MEN/VII/2010
las telah sesuai Tentang alat pelindung
dengan aturan diri pasal 4 ayat 1 APD
perundangan wajib digunakan ditempat
yang telah kerja dimana, huruf r
ditentukan, untuk diselenggarakan rekreasi
melindungi yang memakai peralatan,
operator juru las instalasi listrik atau
mekanik.

10
dari kecelakaan
kerja.
8 P2K3 memeriksa UU No.1 Tahun 1970
kelengkapan pasal 10 ayat (1) menteri
peralatan tenaga kerja berwenang
keselamatan membentuk panitia
kerja di tempat keselamatan dan
kerja kesehatn kerja guna
memperkembangkan
kerja sama, saling
pengertian dan
partisipasi efektif dari
pengusaha atau
pengurus dan tenaga
kerja dalam tempat-
tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama
dibidang keselamatan
dan kesehatan kerja
dalam rangka
melancarkan usaha
berproduksi.
9 Pesawat Permenaker No.Per-
produksi telah 38/MEN/2016 Tentang
sesuai dengan Keselamatan dan
aturan SOP Kesehatan Kerja
yang telah Pesawat Tenaga dan
ditentukan. Produksi pasal 12 ayat
(2) “jarak pemasangan
sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 harus cukup
lebar dan bebas

11
sehingga tidak
membahayakan lalu
lintas barang dan orang
10 Tali baja Tower Pemenaker
Crane sudah No.05/MEN/1985
memenuhi Tentang Pesawat Angkat
standar yang Angkut pasal 9 ayat (1) “
telah ditetapkan tali baja yang digunakan
dalam undang- untuk mengangkat harus:
undang a. Terbuat dari
bahan baja yang
kuat dan
berkualitas tinggi
b. Mempunyai faktor
keamanan
sekurang-
kurangnya 3,5 kali
beban maksimum
c. Tidak boleh ada
sambungan
d. Tidak boleh ada
simpul, belitan,
kusut, berjumbai,
dan terkupas

B. Analisis Temuan Negatif

No Foto Analisis Saran Dasar Hukum


1 Dapat Sebaiknya Permenakertrans
menghambat sebelum lisensi No.Per.02/MEN/1992
efektivitas operator berakhir tentang Tata Cara
kinerja Ahli K3 dilakukan Penunjukan,
dalam perpanjangan agar Kewajiban, dan

12
melakukan tidak menghambat Wewenang Ahli
Pengawasan efektivitas kerja Keselamatan dan
Penegakan Kesehatan Kerja
Norma K3 di pasal 11 ayat (2)
Tempat Kerja “Setelah berakhirnya
jangka waktu
penunjukannya
sebagaimana
dimaksud dalam ayat
(1), dapat dimintakan
perpanjangan sesuai
dengan prosedur
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 7 ayat (2), (3)
dan (4)”
2 Tidak adanya Harus dipasang Permenakertrans
labeling dan labeling pada alat No.Per. 5/MEN/2018
papan informasi kerja (PAA & PTP) tentang Keselamatan
terkait unit. guna memudahkan dan Kesehatan Kerja
operator Lingkungan Kerja
memahami cara Pasal 44 ayat (2) “
penggunaan alat Bahan sebagaimana
(PAA & PTP) dimaksud disimpan
dan di beri label yang
jelas untuk
membedakan ”

13
3 Tower Crane Segera dilakukan Permenakertrans
tidak berfungsi maintenance pada No.Per.08/MEN/2020
dikarenakan Tower Crane agar tentang Keselamatan
ada bagian dapat segera dan Kesehatan Kerja
yang rusak, dan dioperasikan. Pesawat Angkat dan
masih Pesawat Angkut
menunggu pasal 5 ayat (4)
material untuk “Pemeliharaan dan
memperbaikinya perawatan pesawat
angkat dan angkut,
dan alat bantu
angkat dan angkut
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 4; a. sesuai
prosedur
pemeliharaan dan
perawatan, b.
dilakukan secara
berkala, c. sesuai
dengan buku manual
yang diterbitkan oleh
pabrik pembuat dan
adana taudar yang
berlaku, d. dapat
memastikan bagian
utama yang
menerima beban dan
perlengkapan
berfungsi secara
aman”

14
4 Tidak Sebaiknya Permenakertrans
ditemukannya dipasang rambu No.Per.08/MEN/2020
rambu keselamatan pada tentang Keselamatan
keselamatan overhead Crane dan Kesehatan Kerja
didekat sehingga dapat Pesawat Angkat dan
Overhead meminimalisir Pesawat Angkut
Crane terjadinya pasal 1 ayat (12)
kecelakaan kerja. “Alat pengaman
adalah alat
perlengkapan yang
dipasang permanen
pada pesawat angkat
dan angkut guna
menjamin pemakaian
pesawat tersebut
dapat bekerja
dengan aman” ayat
(13) “Alat
perlindungan adalah
alat perlengkapan
yang dipasang pada
pesawat angkat dan
angkut yang
berfungsi untuk
melindungi tenaga
kerja terhadap
kecelakaan yang
ditimbulkan”
5 Tidak Untuk mencegah Permenaker
ditemukannya terjadinya No.Per.38/MEN/2016
rambu kecelakaan kerja, tentang Keselamatan
keselamatan sebaiknya dan Kesehatan Kerja
dipasang rambu Pesawat Tenaga dan

15
pada pesawat pada alat produksi Produksi pasal 9
tenaga produksi (pesawat prosuksi) “Alat pengaman atau
alat perlindungan
dari pesawat atau
mesin yang sedang
beroperasi, dilarang
dipindahkan, diubah,
atau digunakan
untuk tujuan lain”
6 Dapat Harusnya forklift Permenakertrans
membahayakan yang digunakan No.Per.08/MEN/2020
operator forklift oleh operator tentang Keselamatan
dalam harus memenuhi dan Kesehatan Kerja
melakukan standar SOP atau Pesawat Angkat dan
aktifitas kerja, perundang- Pesawat Angkut
sehingga bisa undangan. pasal 6 “Bahan dari
menimbulkan pesawat angkat dan
kerugian dan angkut, alat bantu
kecelakaan angkat dan angkut
kerja. harus memenuhi
syarat sesuai dengan
peraturan perundang
-undangan dan/atau
standar teknis” pasal
7 ayat (1) “Bahan
sebagiamana
dimaksud dalam
pasal 6 pada bagian
utama yang
menerima beban
harus; a. kuat, b.
tidak cacat, dan c.
memiliki tanda hasil

16
pengujian dan/atau
sertifikat bahan yang
diterbitkan lembaga
yang berwenang”
7 Pelat Nama Pelat nama yang Permenaker No.8
(nameplate) terdapat pada alat Tahun 2020 Tentang
pada mobile kerja (PAA & PTP) Keselamatan dan
crane telah harus Kesehatan Kerja
buram sehingg menampilkan Pesawat Angkat Dan
data pada pelat informasi dengan Pesawat Angkut
menyulitkan jelas pasal 16 “
operator untuk perlengkapan
membacanya pesawat angkat dan
pesawat angkut
paling sedikit terdiri
atas :
a. Pelat nama
yang memuat
data pesawat
angkat dan
pesawat
angkut.
Pasal 17 “ pelat
nama yang memuat
data pesawat angkat
dan pesawat angkut
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 16 huruf a
paling sedikit
memuat:
1. Nama pabrik
pembuat

17
2. Tahun
pembuatan
3. Model
4. Nomor pelat
5. Kapasistas
8 Bejana tekan Bejana tekan Permenaker No. 37
yang terdapat sebaiknya Tahun 2016 pasal 43
pada PT. disimpan pada ayat 2 “bejana tekan
Industri Kapal tempat yang tidak dilarang ditempatkan
Indonesia membahayakan atau disimpan dekat
(Persero) tidak pekerja sehingga tangga, gang, di
disimpan sesuai tidak menimbulkan depan lubang angin,
dengan SOP bahaya/kecelakaan alat pengangkat,
atau aturan kerja atau benda bergerak
perundangan yang dapat
sehingga dapat menyentuh atau
menimbulkan menimpa.
kecelakaan
kerja

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang kelompok kami amati dilapangan area kerja
PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), Meski masih banyak hal hal yang kurang
optimal seperti didapatnya beberapa temuan negatif, namun pihak perusahaan
telah berusaha untuk melakukan optimalisasi penerapan Keselamatan Kesehatan
Kerja sesuai amanat UU No.1 Tahun 1970. Serta penerapan pengawasan
norma K3 mekanik PAA (Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut),Pesawat Tenaga dan
Produksi, Serta Bejana Tekan. Setelah melakukan kegiatan PKL, kami dari kelompok
II mendapatkan banyak manfaat, baik itu pengetahuan, pengalaman dan semua yg
terkait dalam dunia kerja di bidang K3 khususnya di bidang K3 Mekanik ( PAA & PTP
) dan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, dimana kami menemukan bahwa
penerapan K3 khususnya di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) seharusnya bukan
hanya menjadi kewajiban bagi pengurus, namun juga kepada pekerja khususnya yang
bekerja di bidang operator alat berat dan welder untuk selalu mematuhi peraturan K3
di tempat kerja untuk menghindarkan diri dari kecelakaan fatal dan penyakit kerja.
Kami kelompok II juga berharap kegiatan PKL ini bisa merefleksikan ilmu dan
pengetahuan yang kami dapat ke dalam dunia kerja nantinya.

B. Saran

1. Perusahaan sebaiknya memperbaiki SOP sesuai dengan perundang-


undangan keselamatan dan kesehatan kerja, SOP yang telah diperbaiki
disosialisasikan pada tenaga kerja
2. Diharapkan melakukan perbaikan pada beberapa temuan seperti forklift atau
alat berat lainnya harus rutin untuk di perbaiki dan dilakukan perawatan,
perusahaan juga baiknya untuk merekrut K3 spesialis di beberapa bidang.
3. Memberi arahan kepada pekerja untuk selalu konsisten menggunakan APD
demi kebaikannya sendiri.
4. Kondisi lingkungan kerja hendaknya lebih diperhatikan dengan
membersihkan area tempat kerja.

19
5. Pengurus wajib memberi tanda bahaya untuk tiap titik kerja yang mempunyai
potensi bahaya tinggi seperti di areal kerja listrik.

20

Anda mungkin juga menyukai