Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. PELINDO TERMINAL PETIKEMAS PANTOLOAN
BIDANG K3 MEKANIK (PAA & PTP) DAN K3 PESAWAT UAP DAN
BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3


UMUM ANGKATAN KE - 189

KELOMPOK II
1. ARIADI
2. DEYANA DWIYANTI PONGANAN
3. FARUK
4. I GEDE WISANDA ARI PUTRA
5. MUH. RINALDI
6. NURAYSA
7. RINALDY KRISTOKAM RANUNTU
PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Palu, Januari 2024

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pantas penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan nikmat dan kemudahan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan kelompok dengan
tema “Mekanik, Pesawat UAP dan Bejana Tekan”. Laporan praktik kerja lapangan ini
disusun untuk memenuhi persyaratan terselesaikannya pelatihan ahli K3 umum di
PT. Indotama Jasa Sertifikasi.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangam yang


penulis susun ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan pengarahan berbagai pihak,
baik langsung maupun tidak langsung. Penulis dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan adanya masukan, kritik maupun saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

Palu, Januari 2024


Kelompok II

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, perkembangan
industri, penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang
semakin rumit dan kompleks, tidak bisa dihindari, potensi bahaya tetap ada
sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya untuk
menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan lancar. Salah satu kemajuan
dalam penerapan teknologi adalah penggunaan Pesawat Angkat Angkut (PAA),
Pesawat Tenaga Produksi (PTP), dan Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT).
Penerapan teknologi (PAA, PTP, dan PUBT) dan penggunaan bahan
produksi selamanya tidak selaras dengan keahlian dan keterampilan tenaga kerja
yang mengoperasikan peralatan produksi. Semakin kompleksnya peralatan dan
semakin canggihnya penerapan teknologi dalam dunia industri bisa saja
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
memenuhi ketentuan peraturan perundangan dan syarat-syarat di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan/atau standar internasional yang
berlaku. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan pengawasan
secara preventif dan menyeluruh baik dari peralatan maupun tenaga kerja yang
telah mendapat lisensi sesuai dengan keahliannya maka perlu dilakukan
pengendalian, pembinaan, dan pengawasan K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu produk kebijakan yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pelaku usaha untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya bahaya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, K3 difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempuraan baik jasmani dan rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan K3 dikategorikan
sebagai usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja,
kebakaran dan pencemaran lingkungan.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka
sangat diperlukan perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu Pemerintah
telah mengeluarkan berbagai regulasi perundang-undangan seperti UU No. 1 tahun
1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta peraturan perundangan
lainnya yang melindungi tenaga kerja dan peraturan peraturan terbaru mengenai K3
Mekanik(PAA dan PTP) dan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT).
Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja merupakan aset paling besar yang
menjadi roda penggerak atas keberlangsungan sebuah usaha. Untuk itu,
perusahaan harus menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.

B. Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
PT. Pelindo Terminal Petikemas Pantoloan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan penggunaan alat-alat Mekanik,
Pesawat UAP dan Bejana Tekan di PT Pelindo Terminal Petikemas
Pantoloan serta memberikan saran atau masukan sesuai dengan peraturan
perundang- undang yang berlaku.

2. Mengidentifikasi kondisi kerja yang berpotensi mengakibatkan bahaya kerja


serta memberikan pemahaman terkait kewajiban dan wewenang sebagai
calon ahliK3 umum di tempat kerja.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pesawat angkat dan angkut (PAA) meliputi:
1. Peralatan angkat
2. Pita transport
3. Pesawat angkut diatas landasan dan diatas permukaan
4. Alat angkut jalan ril
Ruang lingkup Pesawat tenaga dan produksi (PTP) meliputi:
1. Pengerak mula
2. Mesin perkakas dan produksi
3. Transmisi tenaga mekanik
4. Tanur (furnace)
Ruang Lingkup Bejana Tekan:
1. Bejana penyimpanan gas, campuran gas
2. Bejana penyimpanan bahan bakar gas yang di gunakan sebagai bahan
bakar untuk kendaraan
3. Bejanan transport yang di gunakan untuk penyimpanan atau
pengangkutan
4. Bejanan proses
5. Pesawat pendinginan

D. Dasar Hukum
DASAR HUKUM K3 MEKANIK (PAA DAN PTP):
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG KETENAGAKERJAAN.
3. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2020 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PESAWAT ANGKAT DAN PESAWAT ANGKUT
4. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
5. KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDRAL PERHUBUNGAN TAUT
DAN DIREKTUR JENDRAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRI DAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO.
PP.72/3/9-99,KEP.507/NW/1999 TENTANG PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN TERHADAP PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT,
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN.
6. SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
NO.SE.05/MEN/DJPPK/III/2011 TENTANG LESENSI/SURAT IJIN
OPERATOR PESAWAT UAP
7. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) NO.04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGUJIAN LESENSI K3 BAGI
PERSONIL K3 PAA,PTP,PU,BT DAN TANGKI TIMBUN
DASAR HUKUM K3 PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN:
1. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN
2. PERATURAN METERI TENAGA KERJA RI NO.01/MEN/1988 TENTANG
KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR PESAWAT UAP
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah
perusahaan BUMN Non-Listed yang sahamnya 100% dimiliki oleh Kementerian
BUMN selaku Pemegang Saham mewakili Negara Republik Indonesia. Pada tanggal
1 Oktober 2021, secara legal PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) digabungkan ke
dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
101 Tahun 2021. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bertindak sebagai surviving
entity (perusahaan yang bertahan). Kemudian berdasarkan Surat Menteri Badan
Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. S- 756/MBU/10/2021 tanggal 1 Oktober
2021 perihal Persetujuan Perubahan Nama, PerubahanAnggaran Dasar dan Logo
Perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berganti nama menjadi “PT
Pelabuhan Indonesia (Persero) atau disingkat Pelindo”.
Terminal Petikemas Pantoloan (TPP) adalah salah satu segmen usaha PT.
Pelindo, untuk menangani kegiatan pelayanan petikemas seiring dengan
meningkatnya perkembangan kontainerisasi melalui Pelabuhan Pantoloan saat ini
maupun yang akan datang. Pelayanan yang diberikan oleh TPP berorientasi kepada
efisiensi biaya dan efektif waktu serta kepuasan pelanggan dalam menghadapi
persaingan global.
Upaya dalam memuaskan pelanggan, TPP selalu meningkatkan mutu
pelayanan melalui kebijakan mutu yang diterapkan yaitu “Pelayanan yang cepat
waktu , Aman 8 dan Dapat dipercaya”, serta menerapkan sistem pelayanan
berstandar Internasional.
Upaya peningkatan pelayanan tersebut diimbangi pula dengan ketersedian
fasilitas dan peralatan modern, serta sumber daya manusia yang mampu menangani
kegiatan secara cepat, tepat, dan aman.

Visi Dan Misi


1. Visi kami Oprator terminal terkemukakan yang berkelas dunia
2. Misi kami mendukung ekosistem petikemas yang terintegrasi melalui keunggulan
oprasional, optimalisasi jaringan dan kemitraan strategis untuk pertumbuhan ekonomi
nasional
Struktur Organisasi Perusahaan

B. Temuan
1. Temuan positif
a. PAA (Pesawat Angkat & Angkut)
 Pemeliharaan secara berlaka PAA.

 Terdapat 4 alarm bel.

 Terdapat beberapa APAR dikabin PAA.

 Terdapat atap pelindung di kabin operator

 Mempunyai operator forklift sebanyak 7 orang masing-masing


memiliki SIO dengan kualifikasi 2 orang operator kelas II dan 5 orang
operator kelas I
b. PTP (Pesawat Tenaga Produksi)
 Operator mekanik memiliki SIO yang aktif.

 Alat operasional memiliki surat kelayakan (suket).


2. Temuan Negatif
a. PAA
 Rel QCC mengalami korosi

 Safety sign pada reach stracker sudah terkelupas

 Bagian kabin pada forklift kurang ergonomis

 Tidak ada petunjuk pengoprasian pada forklift, forklift loader, reach


stracker
b. Mekanik
 Teknisi tidak memakai APD lengkap pada saat melakukan maintenance

 Tidak ada peringatan larangan masuk bagi orang tidak berwenang

 Tidak terdapat teknisi bidang PTP yang tersertifikasi

 Tidak terdapat stopper atau pembatas HMC, dan QCC

BAB III

ANALISA
A. Analisa Temuan Positif
Pesawat Angkat & Angkut (PAA)
No Foto Analisa Dasar Hukum
1. Pemeliharaan secara berkala PERMENAKER NO 8
PAA TAHUN 2020 PASAL 5
AYAT 4
Pemeliharaan Perawatan
Pesawat Angkat, Pesawat
Angkut, Dan Alat Bantu
Angkat Dan Angkut
Manfaat
pemeliharaan/mem
permenaker no.8 tahun 2020
bersihkan reach
pasal 5 ayat 4 :
stackker
Pemeliharaan dan perawatan
1. Terhindar dari
Pesawat Angkat, Pesawat
kotoran dan
Angkut, dan Alat Bantu
korosi/karat
Angkat dan Angkut
2. Agar kendaraan
sebagaimana dimaksud
awet
dalam Pasal 4 harus:
3. Menjaga alat dan
a. sesuai prosedur
komponen
pemeliharaan dan
kendaraan
perawatan;
4. Keamanan dan
b. dilakukan secara berkala;
kenyamanan bagi
c. sesuai dengan buku
pekerja yang
manual yang diterbitkan oleh
mengoperasionalka
pabrik pembuat dan/atau
nnya
standar yang berlaku;
dan
d. dapat memastikan bagian
utama yang menerima
beban dan perlengkapan
berfungsi secara aman.

2. Terdapat beberapa APAR Sebagai syarat K3 PERMENAKER NO.8


dikabin PAA DALAM KABIN TAHUN 2020 PASAL 72
OPERATOR DAN AYAT 4 poin b
permenaker no.8 tahun
2020 pasal 72 ayat 4 point
b:
SEBAGAI BENTUK
PENCEGAHAN Kabin Operator, ruang
TERHADAP pengoperasian, atau ruang
BAHAYA kontrol harus dilengkapi:
KEBAKARAN b. alat pemadam api ringan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan atau standar
yang berlaku.
3. Terdapat atap pelindung di kabin Undang-Undang No.8
operator Tahun 2020 Pasal 72 Ayat
1 (B) Tentang K3 PAA

Pasal 72
(1) Kabin Operator harus:
Sebagai syarat K3 a. dirancang untuk
dalam melindungi memudahkan pandangan
operator dari Operator pada daerah
perubahan cuaca pengoperasian;
dan kemungkinan b. dilengkapi dengan atap
tertimpan suatu pelindung yang dapat
benda melindungi Operator dari
perubahan cuaca dan
kemungkinan tertimpa
suatu benda; dan
c. dilengkapi sabuk
pengaman yang mampu
menahan tekanan kejut.
4. Mempunyai operator forklift PERMENAKER N0.8
Pengoperasian
sebanyak 7 orang masing- TAHUN 2020 TENTANG
masing memiliki SIO dengan K3 PAA PASAL 141 AYAT
kualifikasi 2 orang operator kelas 2, PASAL 165 AYAT 6
II dan 5 orang operator kelas I POIN a dan b

Pasal 141 ayat 2


PAA terkontrol dan
Pengoperasian Pesawat
memenuhi syarat
Angkat dan Pesawat
sesuai jenis dan
Angkut
kapasitasnya
harus dilakukan oleh
Operator dengan
kualifikasi
sesuai jenis dan kapasitas
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Pesawat Tenaga Produksi (PTP)
1. Operator memiliki SIO yang aktif. Perusahaan dapat UNDANG-UNDANG NO.1
memenangkan TAHUN 1970 TENTANG
tender dari sebuah KESELAMATAN KERJA
proyek dan jika
perusahaan BAB X
memiliki alat berat KEWADJIBAN
dan operatornya PENGURUS
memiliki SIO jika Pasal 14
disidak oleh Pengurus diwadjibkan :
pengawas maka a. Setjara tertulis
dinyatakan legal menempatkan dalam
tempat kerdja
jang dipimpinnja, semua
sjarat keselamatan kerdja
jang diwadjibkan, sehelai
Undang-undang ini dan
semua peraturan
pelaksanaannja jang
berlaku bagi
tempat kerdja jang
bersangkutan, pada
tempat-tempat
jang mudah dilihat dan
terbatja dan menurut
petundjuk pegawai
pengawas atau achli
keselamatan
kerdja.
2. Alat operasional memiliki surat Sebagai standar K3 PERMENAKER NO.38
kelayakan (suket). dalam penggunaan TAHUN 2016 TENTANG
alat produksi agar K3 PTP PASAL 129 AYAT
meminimalisir 1 DAN PASAL 130 AYAT
resiko kecelakaan 1 DAN 2
kerja pada saat Permenaker UU No 38
pemakaian alat. tahun 2016 pasal 129 (1)
Setiap kegiatan
perencanaan, pembuatan,
pemasangan atau
perakitan, pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi
pesawat tenaga dan
produksi harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau
pengujian
asal 130 ayat 1:
pemeriksaan
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 129 (2)
merupakan kegiatan
mengamati, menghitung,
mengukur,
membandingkan, dan
menganalisis, PTP untuk
memastikan terpenuhi nya
ketentuan peraturan
perundangan dan
standar . (2) pengujian
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 129 ayat 2
merupakan kegiatan
pemeriksaan
sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan semua
tindakan pengetesan
kemampuan operasi,
bahan, dan konstruksi
PTP untuk memastikan
terpenuhi nya ketentuan
perundang-undangan dan
standar

B. Analisa Temuan Negatif


Pesawat Angkat & Angkut (PAA)
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
1. Rel QCC Rel QCC yang Dilakukan PERMENAKER NO 8
mengalami korosi mengalami korosi pemeliharaan TAHUN 2020 PASAL 5
jika tidak dilakukan secara berkala AYAT 4
pemeliharaan Permenaker No 8 tahun
akan berakibat 2020 Pasal 5 (4)
fatal yang Pemeliharaan dan
mengakibatkan perawatan Pesawat
kecelakaan kerja Angkat, Pesawat
pada saat di Angkut,dan Alat Bantu
operasikan Angkat dan Angkut
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 harus:
a.sesuai prosedur
pemeliharaan dan
perawatan;
b.dilakukan secara
berkala;
c.sesuai dengan buku
manual yang diterbitkan
oleh
pabrik pembuat dan/atau
standar yang berlaku;
dan
d.dapat memastikan
bagian utama yang
menerima
beban dan perlengkapa

2. Safety sign pada Memasang safety Manajemen UU NO.1 TAHUN 1970


reach stracker sign merupakan seharusnya TENTANG
sudah terkelupas kewajiban yang memperbanyaa KESELAMATAN KERJA
harus di penuhi k safety sign di PASAL 14 POINT B
manajemen tempat-tempat uu keselamatan kerja no.1
perusahaan untuk penting seperti tahun 1970 pasal 14 point b
menjamin Reach Stracker :
keselamatan dan B. Memasang dalam
Kesehatan pekerja tempat kerdja yang
dan orang lain dipimpinnja, semua gambar
yang berada di keselamatan kerdja yang
tempat kerja diwajibkan, dan semua
bahan pembinaan lainnya
pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja
3. Bagian kabin pada Kabin forklift Seharusnya PERMENAKER NO. 8
forklift kurang kurang ergonomi menajemen TAHUN 2018 TENTANG
ergonomi dapat perusahaan K3 LINGKUNGAN KERJA
menyebabkan memperhatikan PASAL 6(1)
kurangnya kondisi Peraturan Menteri
kenyamana dan peralatan kerja Ketenagakerjaan Nomor 8
dapat serta tata cara Tahun 2020 pasal 6 :
mengakibabkan kerja dalam Bahan dari pesawat
PAK jika lingkungan angkat, pesawat angkut,
dilahkukan secara kerja agar dan alat bantu angkat, alat
berulang tenaga kerja bantu angkut harus
merasakan memenuhi syarat sesuai
kenyamanan dengan ketentuan
saat bekerja peraturan perundang-
undangan dan/atau standar
teknis.
4. Tidak ada petunjuk Petunjuk Manajemen PERMENAKER NO. 8
pengoperasian mengoperasikan perusahaan TAHUN 2018 TENTANG
pada forklift, forklift alat berat seharusnya K3 LINGKUNGAN KERJA
loader, reach merupakan hal menunjukan PASAL 6(1)
stracker yang sangat pengoperasian Peraturan Menteri
penting agar pada pada alat-alat Ketenagakerjaan Nomor 8
saat menjalankan operasi agar Tahun 2020 pasal 6 :
alat dapat di menghindari Bahan dari pesawat
control dan terukur terjadinya angkat, pesawat angkut,
dengan baik kecelakaan dan alat bantu angkat, alat
kerja dan PAK bantu angkut harus
memenuhi syarat sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan dan/atau standar
teknis.
Pesawat Tenaga Produksi (PTP)

1. Teknisi tidak Teknisi Manajemen PERMENAKER NO 8


memakai APD kemungkinan sebaiknya lebih TAHUN 2010 PASAL 2 (1)
lengkap pada saat mengalami memperketat PENGUSAHA WAJIB
melakukan kecelakaan kerja penggunaan MENYEDIAKAN APD BAGI
maintenance pada saat APD di PEKERJA/BURUH DI
melakukan lingkungan TEMPAT KERJA
maintenance kerja
karena tidak
menggunakan
APD yang lengkap
2. Tidak ada PTP dapat Operator PERMENAKER NO 8
peringatan larangan dioperasikan memeriksa TAHUN 2020 PASAL 72
masuk bagi orang orang lain (di luar PTP terlebih AYAT 4 POINT A
tidak berwenang operator) yang dahulu Pasal 72
tidak sebelum Ayat 4
berwewenang dan digunakan kabin operator, ruang
tidak memenuhi pengoperasian, atau ruang
standar kualifikasi kontrol harus dilengkapi :
Poin A tanda peringatan
larangan masuk bagi orang
yang tidak berwenang
3. Tidak terdapat Pemasangan Menunjuk atau PERMENAKER NO. 8
teknisi bidang PTP dan/atau perakitan menyediakan TAHUN 2020 PASAL 141
yang tersertifikasi pemeliharaan dan teknisi sesuai AYAT 1
perawatan,perbaik dengan PERMENAKER 8 THN
an dan perubahan kualifikasi 2020
atau modifikasi
tidak terkontrol pasal 1.
secara langsung (1). Pemasangan dan/atau
sehingga harus perakitan, pemeliharaan
melalui pihak dan perawatan, perbaikan,
ketiga dan perubahan atau
modifikasi pesawat angkat
dan angkut harus dilakukan
oleh teknisi bidang pesawat
angkat dan angkut.
4. Tidak terdapat HMC dan QCC Operator PERMENAKER NO 8
stopper atau dapat bergerak memeriksa TAHUN 2020 PASAL 76
pembatas HMC, mundur atau maju HMC dan QCC POIN C
dan QCC secara tiba-tiba terlebih dahulu UU No 8 pasal 76 poin c
sebelum dilengkapi pembatas
digunakan (stopper) pada titik
pengangkatan tertinggi

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan K3 Mekanik masih ada beberapa syarat yang belum memenuhi standar K3
B. Saran
Pada bidang K3 Mekanik selalu melakukan: Pemeriksaan rutin secara berkala serta perawatan
dan perbaikan pada alat maupun serangkaian komponen alat pengaman.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai