Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


DI PT. ASEC

PELATIHAN PETUGAS K3 KIMIA

KELOMPOK II

1. ARMAWAN
2. MUHAMMAD FAJRI
3. YULI

PENYELENGGARA
PT MEDIATAMA
JAKARTA 6 S.D 12 MARET 2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan hidayahnya kita dapat melaksanakan praktik kerja lapangan PT

ASEC Jakarta, pada tanggal 11 Maret 2020 sebagai salah satu persyaratan

penilaian petugas kimia.

Laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan bentuk

aplikasi dari pelatihan petugas K3 Kimia yang dilaksanakan oleh PT Meidatama

Jakarta pada tanggal 01 Juli 2019 hingga 13 Juli 2019. Ruuang lingkup laporan ini

terfokus pada kelembagaan dan personil K3 dan Sistem Inspeksi K3 di perusahaan

yang diterapkan pada perusahaan yang kami kunjungi.

Akhir kata tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu guna terciptanya laporan PKL ini, sehingga dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Jakarta , 11 Maret

2020

Hormat Kami,

Kelompok II

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan industri, penerapan

teknologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan

kompleks tidak dapat dihindari, sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan

terampil. Berkembangnya ilmu dan penerapan teknologi dapat terlihat dalam

penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi ataupun bahan

berbahaya yang terus meningkat dan modern.

Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya

selaras dengan keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya.

Semakin kompleksnya peralatan dan semakin canggihnya penerapan teknologi dan

proses industri yang berlangsung, maka tingkat bahaya yang ditimbulkan akan

semakin tinggi, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang akan berdampak

pada tenaga kerja dan lingkungan sekitarnya.

Guna mencegah dan menangulangi terjadinya kecelakaan akibat kerja yang

disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik pesawat uap dan bejana tekan

akan diperlukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan K3. Berdasarkan

pasal 2 ayat 2 UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada umumnya

kegiatan produksi menggunakan mekanik dimana dalam penggunaannya terdapat

sumber bahaya yang jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan kecelakaan.

Disebutkan dalam PER-04/MEN/1987 setiap tempat kerja dengan 100 orang tenaga

3|Page
kerja atau lebih atau tempat kerja dengan tingkat bahaya yang tinggi diwajibkan

membentuk P2K3 untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

Penerapan prinsip K3 diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi

para pekerja. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja

tersebut, risiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman

jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa

nyaman (Sucipto, 2014).

Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya

selaras dengan berkembangnya keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang

mengoperasikannya. Semakin kompleksnya dan mutakhirnya peralatan teknologi

dan proses industri yang berlangsung saat ini, maka semakin tinggi pula tingkat

resiko yang ditimbulkan yang secara langsung maupun tidak langsung akan

berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan sekitarnya.

Guna mencegah dan menangulangi terjadinya kecelakaan dan sakit akibat

kerja yang disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik pesawat uap dan

bejana tekan akan diperlukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan K3.

Berdasarkan pasal 2 ayat 2 UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pada

umumnya kegiatan produksi menggunakan mekanik dimana dalam penggunaannya

terdapat sumber bahaya yang jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan

kecelakaan. Disebutkan dalam PER-04/MEN/1987 setiap tempat kerja dengan 100

orang tenaga kerja atau lebih atau tempat kerja dengan tingkat bahaya yang tinggi

diwajibkan membentuk P2K3 untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja

4|Page
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

Penerapan prinsip K3 diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi

para pekerja. Pekerjaan dapat dikatakan aman apabila apapun yang dilakukan oleh

pekerja tersebut, risiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan

nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan

merasa nyaman (Sucipto, 2014).

Menurut Wibowo (2015), K3 harus diterapkan di setiap tempat kerja. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 bahwa setiap

perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3).

Menimbang pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka

diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah

mengeluarkan berbagai aturab terkait kesehatan dan keselamatan kerja seperti UU

no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, UU Uap 1930, Permenaker RI No. 37

tahun 2016 tentang Keselamatan dan Keseharan Kerja BejanTekan dan Tangki

Timbun, Permenaker RI No. 38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi Permenaker RI No. 02/MEN/1982 tentang

kualifikasi juru las, Permenaker RI No 01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-

syarat Operator Mesin Uap, Permenaker RI No. 09/MEN/2010 tentang Operator dan

Petugas Pesawat Angkat dan Angkut dan Permenaker RI No. 05/MEN/1985 tentang

Pesawat Angkat dan Angkut dan Permenaker RI No. 6 tahun 2017 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator

Pada penelitian kali ini, kelompok kami mengambil judul “Penelitian Norma K3

Mekanik, Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat Uap,

5|Page
Tangki Timbun dan Bejana Tekan”. Contoh bahaya yang dapat ditimbulkan dari

Pesawat Uap dan Bejana Tekan adalah terjadinya ledakan dan kebakaran.

Sehingga dalam pemakaian dan perawatan Bejana Tekan perlu diatur lebih lanjut.

Tidak semua gas aman untuk manusia dan makhluk hidup, ada beberapa gas yang

dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang lain. Ada

beberapa gas, yang dapat mengganggu pernafasan, ada beberapa gas yang

bersifat korosif, ada beberapa gas yang bersifat karsiogenik dan bahkan ada

beberapa gas yang mudah terbakar dan mudah meledak.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya

inspeksi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi tersebut merupakan

langkah awal untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Berdasar latar belakang diatas maka penulis mengambil judul “Pengewasan

Kelembagaan dan personil K3 dan Inspeksi K3 ” di PT ACEST.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:

1. Membekali para petuga K3 Kimia melalui praktik nyata dalam penerapan

persyaratan dan pembinaan K3 ditempat kerja yang meliputi secara Spesifik

Pengawasan Norma K3 dalam Bidang Pengewasan Kelembagaan dan personil

K3 dan Inspeksi K3 ” di PT ASEC

2. Memahami kewajiban dan wewenang petuga K3 Kimia ditempat kerja, sehingga

para calon ahli K3 dapat bertindak secara profesional didalam bekerja dan dapat

memberikan kontribusi yang nilai dalam menciptakan, menjaga dan

meningkatkan kinerja K3 ditempat kerja yang menjadi lingkup tanggung

jawabnya

6|Page
1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi pembelajaran pengawasan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di bidang Pengewasan Kelembagaan dan personil K3 dan Inspeksi

K3 ” di PT ASEC meliputi Pengertian, Dasar Hukum Pengawasan K3, Sumber-

sumber bahaya, Syarat-syarat K3 serta proses Pemeriksaan, Pengawasan dan

Pengujiannya.

1.4 Dasar Hukum

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan.

c. PP 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3

d. Kepmen 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Bahaya Kimia

e. Permen 05 tahun 2018 tentang Lingkungan Kerja

7|Page
1. Operator

Tenaga kerja berkeahlian khusus untuk melayani pemakaian Pesawat Mekanik

dan Pesawat Uap.

2. Alat Pengaman

Semua alat perlengkapan Mekanik dan Bejana Tekan yang ditunjukkan untuk

melengkapi agar pemakaiannya dapat digunakan dengan aman.

3. Pemeriksaaan Mekanik dan Bejana Tekan

Pemeriksaan dari luar dan dalam, baik menggunakan alat-alat bantu maupun

tidak.

4. Pengujian

Pemeriksaan dan semua tindakan untuk mengetahui kemampuan bahan

konstruksi Mekanik dan Bejana Tekan.

8|Page
BAB II

GAMBARAN UMUM PROSES PRODUKSI

1. PROFIL PERUSAHAAN

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah
perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun
1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam
rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang
dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan ticker ASII. Nilai kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun 2018
adalah sebesar Rp333,0 triliun

9|Page
BAB III

ANALISIS

A. KELEMBAGAAN DAN PERSONIK K3

B. SISTEM INSPEKSI K3 DIPERUSAHAAN

10 | P a g e
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penerapan dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi untuk K3 secara umum

sudah dilaksanakan dengan baik. Namun secara teknis masih banyak yang bisa

dilakukan tindakan perbaikan dan peningkatan.

5.2 Saran

Perbaikan dan peningkatan agar dilaksanakan segera dan dilakukan continuous

maintenance. Terutama hal-hal yang critical dalam keselamatan pekerja seperti ban

forklift, LOTO dan lain-lain yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai