Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI (PT. PPLI)


INTEGRATED ENVIRONMENTAL WASTE MANAGEMENT
SERVICES

Disusun Oleh :
Ketua : Erwin Riyadi
Sekretaris : Alfian Nur Daviq Abdilah
Anggota : Tito Setiawan Nugroho
Gatot Arif Budi Prayitno

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI CALON AHLI K3 KIMIA


KEMENAKER RI PT. SGS INDONESIA
JAKARTA, 4 16 SEPTEMBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia,
kesehatan dan kemudahan dalam pelaksanaan studi lapangan dan penyelesaian makalah dalam
meninjau implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Prasadha Pamunah Limbah
Industri Integrated Environmental Waste Management Services, Cileungsi Bogor yang
bergerak di bidang Pengolahan Limbah Industri.
Makalah implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini disusun sebagai salah satu
syarat menjadi Calon Ahli K3 Kimia. Disamping itu, studi lapangan dan pembuatan makalah
ini berguna untuk mengaplikasikan teori teori, peraturan peraturan, dan pengalaman praktisi
praktisi K3 yang sudah didapatkan selama inclass training mengenai K3, memverifikasi
penerapan K3 dalam sebuah industri, dan memberikan rekomendasi terhadap adanya
ketidaksesuaian dalam penerapan K3.
Dalam pelaksanaan studi lapangan dan penyusunan makalah ini, penulish telah dibantu
dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Pihak Kemenaker RI, Praktisi K3 Industri, dan Akademisi K3 selaku pemberi materi
selama inclass training Calon Ahli K3 Kimia,
2. Ibu Rilla, Pak Miki, dan Tim SGS selaku penyelenggara training Ahli K3 Kimia,
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengharapkan ridho dan ampunan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 15 September 2017

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa lalu, kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja sering diartikan sebagai
kejadian yang terjadi karena nasib. Cara pandang di masa lalu tersebut telah berubaha pada
masa sekarang dimana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi hal yang sangat penting
dan harus menjadi kebutuhan bagi para stakeholder di tempat kerja.
Tindakan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja tidak
harus mahal, tetapi hal itu perlu dilakukan sebagai komitmen jangka panjang oleh manajemen
puncak, manajer, para pekerja dan segenap insan yang berada di tempat kerja. Komitmen
implementasi K3 di tempat kerja tentu harus secara bertahap yaitu mulai dari penetapam
kebijakan K3, kemudian diikuti dengan perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan
& evaluasi kinerja K3 serta adanya manajemen review untuk meninjau ulang dari keefektifan
penetapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja K3. Tingkat komitmen hanya dapat
dibangun jika para stakeholder dalam perusahaan dapat bersinergi dengan baik untuk
menciptakan suatu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang mereka mengerti
dan percaya.
Pegawai pengawas K3 yang berasal dari Departemen Ketenagakerjaan memiliki
keterbatasan dalam jumlah personil dalam mengawasi keseluruhan tempat kerja pada setiap
perusahaan yang masuk dalam pengawasan, terutama tempat tempat dimana bahan kimia
berbahaya disimpan dan digunakan. Penunjukkan Ahli K3 Kimia di perusahaan yang berasal
dari personil perusahaan tersebut dapat membantu tugas Pengawas K3. Sebelum menjadi Ahli
K3 Kimia, calon AK3 Kimia harus mengikuti serangkaian pelatihan AK3 Kimia untuk
mempelajari Peraturan Perundangan Kebijakan K3, Perundang undangan K3 Kimia,
Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya, Penanganan dan Pengelolaan BKB, Pencegahan
Korosi, Pengendalian Teknis BKB, Pengelolaan Limbah Kimia Berbahaya, Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Resiko, Pengendalian Bahaya Besar, Klasifikasi dan Komunikasi Bahaya Kimia
(LDKB & Label), Prosedur K3 di Ruang Terbatas/Confined Spaces, Sistem Simulasi Tanggap
Darurat, Teknik dan Prosedur Inspeksi Fasilitas Kimia, Teknik dan Metoda Monitoring &
Analisa Kontaminan di Udara, Hygiene Industri, Analisa & Laporan Kecelakaan, Manajemen
Alat Pelindung Diri, Penyakit Akibat Kerja (PAK) akibat Paparan Faktor Kimia, P3K Kimia,
Pengenalan SMK3, Audit SMK3, dan lain lain.
Pelatihan AK3 Kimia dengan materi yang beragam dimaksudkan agar calon AK3 Kimia
dapat mengidentifikasi, menilai, mengendalikan potensi bahaya yang ada di tempat kerja,
mengawasi pelaksanaan perundangan K3 bahan kimia berbahaya, dan menyusun kerja
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja. Program kerja yang sudah dibuat harus
disertakan dengan jumlah budget yang dibutuhkan kemudian disampaikan ke pihak
management agar dapat di follow up implementasinya. Teori teori yang sudah diberikan oleh
instruktur harus disertai dengan praktek lapangan untuk melihat kondisi tempat kerja secara
nyata yang dihubungkan dengan pengetahuan tentang K3.
Pelatihan calon AK3 Kimia yang dilaksanakan di SGS Indonesia pada tanggal 4
September 16 September 2017. Adapun kunjungan lapangan di laksanakan di Prasadha
Pamunah Limbah Industri Integrated Environmental Waste Management Services.
Kunjungan lapangan ini menjadi latihan bagi para calon AK3 Kimia untuk mengidentifikasi
dan menilai adanya potensi atau sumber bahaya di perusahaan pengolah limbah PT. PPLI.
Identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan pengendalian potensi bahaya khususnya bahan
kimia di tempat kerja dan lingkungan sekitar harus terus menerus dilakukan untuk
meminimalkan kecelakaan kerja. Selain itu, dengan adanya perkembangan teknologi dan riset
yang berkembang dengan pesat banyak ditemukan metode metode baru dalam
mengidentifikasi bahan kimia sehingga perlu dilakukan identifikasi bahaya terhadap bahan
kimia secara komprehensif. Tindakan tersebut mengacu pada peraturan perundangan yang telah
ditetapkan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanaakannya kunjungan lapangan dan pembuatan makalah ini adalah


sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan kompetensi sebagai Ahli K3 Kimia dan
membandingkan antara pelaksanaan lapangan untuk gambaran umum proses produksi dan
identifikasi bahaya sesuai dengan peraturan perundangan.

Tujuan dilaksanakannya kunjungan lapangan dan pembuatan makalah ini adalah agar
para peserta mendapatkan data nyata mengenai pelaksanaan K3 yaitu gambaran umum proses
produksi, identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko di PT. PPLI untuk
menunjukkan kemampuan calon Ahli K3 Kimia untuk menyusun gambaran umum proses
produksi, identifikasi bahaya, menganalisa temuan positif dan negatif serta memberikan
rekomendasi temuan negatif sesuai peraturan perundangan.
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam makalah ini meliputi pembahasan tentang bidang K3 di PT.
Prasadha Pamunah Limbah Industri Integrated Environmental Waste Management Services,
khususnya tentang gambaran umum proses produksi, Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Resiko di lokasi tersebut. Makalah ini disusun berdasarkan tinjauan lapangan
langsung (observasi) yang didampingi oleh petugas K3 dari KEMENAKER pada hari Jumat,
15 September 2017 pukul 09.00 12.00 WIB.

1. Profil Perusahaan
PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) merupakan perusahaan yang beroperasi
di wilayah Indonesia tepatnya di Cileungsi, Bogor. Perusahaan ini sudah beroperasi sejak
tahun 1994 yang menyediakan jasa pengumpul, pendaur ulang, eliminasi dan pembuangan
untuk limbah berbahaya dan tidak berbahaya.
Saham kepemilikan PPLI yaitu 95% dimiliki oleh DOWA dan 5% oleh pemerintah
Indonesia dibawah Kementerian BUMN. Perusahaan holding PPLI, DOWA Eco-System
Co. Ltd., adalah perusahaan yang berfokus pada managemen lingkungan dan pendaur ulang
dan merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perusahaan DOWA
Holding Co. Ltd. DOWA Holding Group sudah berdiri pada tahun 1884 sebagai perusahaan
pertambangan dan pengolahan logam di Jepang. Bisnis DOWA Eco Systems berfokus
pada daur ulang limbah, pengelolaan limbah, remediasi tanah, dan konsultasi lingkungan.
PPLI memiliki misi untuk menemukan, memelihara dan menghidupkan cita-cita orang
dan perusahaan yang berbagi pada planet kita. Dengan misi tersebut, PPLI dapat dijadikan
pilihan para pelaku industri yang menghasilkan limbah untuk dikelola limbahnya. Adapun
yang menjadi keunggulan dari PT. PPLI adalah sebagai berikut :
a. Menawarkan solusi pengolahan dan pembuangan limbah yang luas, sangat
komprehensif, dan sepenuhnya diijinkan. Ini memberi fleksibilitas kepada PPLI dan
kemampuan untuk menawarkan kepada pelanggan sebuah "one-stop shop" untuk semua
kebutuhan limbah mereka.
b. Layanan kami menghasilkan lingkungan yang lebih bersih, kondisi kehidupan yang lebih
baik, masyarakat yang lebih sehat dan kegiatan bisnis yang berkelanjutan.
c. PPLI menyediakan solusi hemat biaya dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
customer dengan sebaik-baiknya. Kepuasan customer adalah prioritas tertinggi
perusahaan.
d. PPLI bertanggung jawab atas penutupan situs dan perawatan pasca penutupan selama 30
tahun.
e. PPLI mencanangkan budaya perbaikan yang berkelanjutan. PPLI bangga dengan
kepatuhan kami terhadap peraturan indonesia. PPLI meraih akreditasi dari pihak ketiga
dari sistem manajemen ISO 14001, OHSAS 18001, ISO / IEC 17025 oleh KAN,
Akreditasi Laboratorium oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dan Sistem Manajemen
ISO 9001.
f. PPLI percaya pada 4R : Reduce, Reuse, Recycle and Recovery, dengan menerapkan
konsep 4R, PPLI dapat berkontribusi pada indonesia yang lebih baik.

Diagram proses pengelolaan limbah dari PT PPLI dari mulai penerimaan order dari
customer hingga menjadi produk yang bisa dibuang ke sungai, bahan baku pabrik semen,
produk yang dapat digunakan kembali, dan produk yang dibuang ke landfill dapat dijelaskan
sebagai berikut :

2. Dasar Hukum
Dasar dasar hukum dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Regulasi Pemerintah
1. Keputusan Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) No Kep. 001 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis penetapan potensi
bahaya instalasi atau fasilitas di perusahaan.
2. KEMENAKER No. Kep 187 Tahun 1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya di tempat kerja.
3. Undang Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.13/MEN/X/2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.
6. Surat Edaran Menakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan kerja di
Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Instalation).
7. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 23/M-IND/PER/4/2013 tentang
Penerapan GHS.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

- Regulasi PT. PPLI

US-EPA (United States Environmental Protection Agency)


BAB II
FAKTA DAN MASALAH

Berdasarkan Inspeksi Lapangan di PT. PPLI, tim kami menemukan beberapa temuan
Positif dan temuan Negatif terkait dengan Proses Produksi, Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko. Adapun temuannya adalah sebagai berikut:

A. Temuan Positif
No LOKASI TEMUAN EVIDENCE
Sudah tersedia Proses blok diagram
1 Office dan proses flow diagram pada setiap Lampiran 1
proses.
Waste Sudah tersedia tempat penyimpanan
2 Lampiran 2
Storage dan persyaratannya.
Sudah tersedia prosedur Material
3 Office Handling dan Transportasi di tempat Lampiran 3
Kerja.
Sudah Tersedia Pelabelan bahan
4 Storage Lampiran 4
Kimia
Sudah Tersedia Identifikasi bahaya
dan penilaian Risiko atas Proses
Fuel Instalasi
5 Lampiran 5
Blending
Contoh HIRADC Proses Fuel
Blending
Sudah tersedia Identifikasi Potensi
bahaya paparan bahan berbahaya di
Fuel tempat kerja.
6 Lampiran 5
Blending
Contoh: Paparan bahan Kimia Kepada
Pekerja.
Sudah identifikasi bahaya yang
Area
7 mengakibatkan fatality pada pekerja. Lampiran 6
Loading
Contoh: Dapat terjadi fatality saat
memuat RO Box ke truk
Sudah ada identifikasi bahaya yang
mengakibatkan gangguan kesehatan
bagi lingkungan sekitar

Area Land Lampiran 7


8 Contoh: Gangguan infeksi saluran
Fill
pernafasan maupun keracunan pada
orang sekitar karena gangguan
knalpot, debu, dan bahan kimia
lainnya.
Sudah ada identifikasi bahaya yang
berpengaruh pada lingkungan.
Area
9 Lampiran 8
Pencucian Contoh: Air Kontaminasi bekas
pencucian dapat mengkontaminasi
lingkungan.
Sudah ada Identifikasi pada sumber
sumber bahaya yang dapat terjadi di
10 All Plant alam yaitu: Lampiran 9
a. Longsor
b. Gempa Bumi
Sudah ada Identifikasi pada sumber
bahaya yang dapat terjadi dari
serangan luar, seperti:
11 All Plant Lampiran 9
a. Demonstrasi.
b. Unjuk Rasa.
c. Huru-hara.
Sudah ada uraian pelaksanaan
pengendalian risiko sesuai dengan
12 All Plant Hierarki pengendalian, yaitu meliputi: Lampiran 8
a. Eliminasi
b. Substitusi
c. Rekayasa Engineering
d. Administrasi
e. Alat pelindung Diri
Pengendalian sudah
13 All Plant mempertimbangkan terhadap Lampiran 8
lingkungan kerja.
Tersedia Program Pengendalian Risiko
14 Office Lampiran 10
dan Implementasinya

B. Temuan Negatif
NO LOKASI MASALAH POTENSI BAHAYA EVIDENCE
MSDS Sudah Terdapat Perubahan
tersedia namun Struktur bahan kimia dan
Belum update. Potensi bahaya lain dari
bahan kimia tersebu.
Contoh:
1 Storage Lampiran 1 Neg
MSDS Hidrogen
Peroksida
Dikeluarkan
tanggal: 6 Maret
2008
Tidak ada identitas Potensi tertukar dengan
Area
yang jelas terhadap material lain yang tidak
2 Crusher
kemasan yang akan akan di recycle.
Drum
di recycle.
Ditemukan kabel Potensi tersetrum dan
Roll yang tidak rapi kebakaran
Area
3 dan dibiarkan di
Kebun
luar tanpa ada
perlakuan
Proses Penempatan
Area Berpotensi terjadi
4 material tidak sesuai
Loading kebakaran.
dengan tempatnya.
Drum flammable
diatasnya ditumpuk
dengan material
mudah terbakar dan
berpalet kayu
Tidak ada jalur
khusus untuk
Gerabng Potensi pejalan kaki
pejalan kaki
5 utama dan terserempet atau Lampiran 2 Neg
ataupun
area Office tertabrak mobil
penyeberangan di
gerbang masuk.
BAB III
ANALISA MASALAH DAN PENYELESAIANNYA

A. Temuan Positif
No TEMUAN REKOMENDASI PERATURAN TERKAIT
1 Sudah tersedia Proses blok Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal
diagram dan proses flow Dipertahankan 10
diagram pada setiap proses. secara Konsisten
2 Sudah tersedia tempat Dipelihara dan Kepmenaker No
penyimpanan dan Dipertahankan 187/Men/1999 tentang
persyaratannya. secara Konsisten pengendalian bahan kimia
berbahaya
3 Sudah tersedia prosedur Dipelihara dan Kepmenaker No
Material Handling dan Dipertahankan 187/Men/1999 tentang
Transportasi di tempat secara Konsisten pengendalian bahan kimia
Kerja. berbahaya
4 Sudah Tersedia Pelabelan Dipelihara dan Kepmenperind No. 23 Tahun
bahan Kimia Dipertahankan 2013 tentang Harmonisasi
secara Konsisten Global dan Label pada Pahan
Kimia
5 Sudah Tersedia Identifikasi Dipelihara dan Keputusan Direktur
bahaya dan penilaian Risiko Dipertahankan Pengawasan Norma K3 No 1
atas Proses Instalasi secara Konsisten tahun 2014
6 Sudah tersedia Identifikasi Dipelihara dan Kepmenaker No
Potensi bahaya paparan Dipertahankan 187/Men/1999 tentang
bahan berbahaya di tempat secara Konsisten pengendalian bahan kimia
kerja. berbahaya
7 Sudah identifikasi bahaya Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 7
yang mengakibatkan fatality Dipertahankan Kepmenaker No
pada pekerja. secara Konsisten 187/Men/1999 tentang
pengendalian bahan kimia
berbahaya
8 Sudah ada identifikasi Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 7
bahaya yang mengakibatkan Dipertahankan Kepmenaker No
gangguan kesehatan bagi secara Konsisten 187/Men/1999 tentang
lingkungan sekitar pengendalian bahan kimia
berbahaya
9 Sudah ada identifikasi Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 7
bahaya yang berpengaruh Dipertahankan Kepmenaker No
pada lingkungan. secara Konsisten 187/Men/1999 tentang
pengendalian bahan kimia
berbahaya
10 Sudah ada Identifikasi pada Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 7
sumber sumber bahaya yang Dipertahankan Kepmenaker No
dapat terjadi di alam yaitu: secara Konsisten 187/Men/1999 tentang
a. Longsor pengendalian bahan kimia
b. Gempa Bumi berbahaya
11 Sudah ada Identifikasi pada Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 7
sumber bahaya yang dapat Dipertahankan Kepmenaker No
terjadi dari serangan luar, secara Konsisten 187/Men/1999 tentang
seperti: pengendalian bahan kimia
a. Demonstrasi. berbahaya
b. Unjuk Rasa.
c. Huru-hara.
12 Sudah ada uraian Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 9
pelaksanaan pengendalian Dipertahankan
risiko sesuai dengan secara Konsisten
Hierarki pengendalian, yaitu
meliputi:
a. Eliminasi
b. Substitusi
c. Rekayasa
Engineering
d. Administrasi
e. Alat pelindung Diri.
13 Pengendalian sudah Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 9
mempertimbangkan Dipertahankan
terhadap lingkungan kerja. secara Konsisten
14 Tersedia Program Dipelihara dan PP No 50 tahun 2012 Pasal 9
Pengendalian Risiko dan Dipertahankan
Implementasinya. secara Konsisten

B. Temuan Negatif
PERATURAN
NO TEMUAN REKOMENDASI
TERKAIT
MSDS Sudah tersedia namun Mengganti MSDS Kepmenaker No
Belum update. dengan yang terbaru 187/Men/1999 tentang
1
pengendalian bahan
kimia berbahaya
Tidak ada identitas yang jelas Setiap kemasan diberi Kepmenperind No. 23
terhadap kemasan yang akan identitas untuk Tahun 2013 tentang
2 di recycle. membedakan dengan Harmonisasi Global
material yang lainnya. dan Label pada Pahan
Kimia
Ditemukan kabel Roll yang Rapikan kabel apabila UU no 1 tahun 1970
3 tidak rapi dan dibiarkan di sudah tidak digunakan.
luar tanpa ada perlakuan. PUIL tahun 2000
Proses Penempatan material Memisahkan bahan Kepmenaker No
tidak sesuai dengan mudah terbakar dengan 187/Men/1999 tentang
tempatnya. yang tidak mudah pengendalian bahan
terbakar kimia berbahaya
4
Drum flamable diatasnya
ditumpuk dengan material
mudah terbakar dan berpalet
kayu.
Tidak ada jalur khusus untuk Pembuatan garis PP No 50 tahun 2012
5 pejalan kaki ataupun demarkasi untuk Pasal 9
membedakan jalur
penyeberangan di gerbang pejalan kaki dan jalur
masuk. kendaraan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tinjauan lapangan/observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami di PT
LPPI,menghasilkan beberapa poin kesimpulan diantaranya:
1. Peserta pelatihan telah mampu mengidentifikasi dan menilai adanya potensi atau
sumber bahaya di PT. PPLI. Hal ini terbukti peserta menemukan beberapa point yang
dijadikan sebagai temuan postif dan temuan negatif serta dapat dapat
merekomendasikan tindakan pengendalian potensi bahaya.
2. Pelaksanaan dan penerapan sistem standar K3 di PT PPLI telah dilaksanakan dan
diterapkan dengan baik, hal ini terbukti dengan diterapkannya Sistem Manajemen K3
dan sudah mendapatkan penghargaan Bendera Emas untuk sertifikasi SMK3.

B. Saran
1. Perusahaan diharapkan lebih ditingkatkan pengawasan internal terhadap pelaksanaan
SMK3.
2. Perusahaan diharapkan dapat lebih ditingkatkan untuk monitoring update dokumen
MSDS.
3. Perusahaan diharapkan lebih ditingkatkan pengawasan internal terhadap standar K3
khususnya dalam pengendalian bahan kimia berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai