Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang
dilaksanakan di PT. ABX Sparepart Otomotif (Persero) di Jawa Barat berbasis online sebagai
salah satu persyaratan kelulusan sertifikasi Calon Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh
PT. Duta Selaras Solusindo di bawah naungan Kementrian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia.
Tujuan dari kegiatan PKL ini adalah untuk menambah pemahaman, wawasan, dan
pengalaman serta untuk mengaplikasikan teori yang diajarkan saat pembinaan Calon Ahli K3
Umum. Dengan begitu penulis mendapatkan pengetahuan mengenai penerapan dari
peraturan-peraturan perundangan-undangan khususnya yang berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini penulis tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak-pihak yang berhubungan, baik
orang tua, trainer, maupun teman-teman yang mendukung dari belakang, untuk itu penulis
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih.
Atas segala bimbingan dan bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan
selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL), maka penulis ucapkan banyak
terima kasih dan hanya dapat mendoakan semoga kebaikan tersebut dibalas oleh Allah SWT
dengan pahala yang berlipat ganda.
Selain itu, penulis menyadari bahwa di dalam penulisan laporan praktek kerja
lapangan (PKL) ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati
penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap agar upaya ini bisa mencapai maksud yang diinginkan
dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua orang.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................1

1. Latar Belakang................................................................................................................1

2. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................1

3. Ruang Lingkup................................................................................................................2

4. Dasar Hukum..................................................................................................................2

BAB II Gambaran Perusahaan.................................................................................................7

1. Gambaran Umum Perusahaan.........................................................................................7

2. Temuan-Temuan di Lapangan........................................................................................8

1) Temuan positif.............................................................................................................8

BAB III Analisis Temuan.......................................................................................................11

BAB IV Penutup ....................................................................................................................15

1. Kesimpulan...................................................................................................................15

2. Saran..............................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman banyak perusahaan yang berdiri baik dari pihak
swasta maupun milik negara. Perusahaan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 ialah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik
orang perseorangan, milik perseketuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain. Suatu perusahaan dikatakan aman apabila perusahaan tersebut teratur
melakukan pemeliharaan dengan baik dan mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai
tempat naungan buruh yang baik (Kurniawan dkk, 2017).
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan keselamatan kerja
diterapkan dalam segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam
air maupun diudara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Penerapan K3 di tempat kerja merupakan cara yang tempat untuk mengatasi dampak negatif
dari proses industri (Kurniawan dkk, 2017).
Proses industri yang dilakukan dalam perusahaan memiliki potensi bahaya masing-
masing tergantung dengan kegiatan produksi yang dilakukanPT. ABX adalah salah satu
perusahaan manufactur yang bergerak dibidang produksi Sparepart Otomotif dan terletak
didaerah Jawa Barat. Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT. ABX Perusahaan Manufactur
Sparepart Otomotif dilakukan secara online pada tanggal 15 Juli 2020. Calon Ahli K3
umum ditugaskan untuk mengidentifikasi berbagai temuantemuan positif maupun negatif
pada PT. ABX Perusahaan Manufactur Sparepart Otomotif untuk dituangkan kedalam
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Laporan Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu persyaratan untuk
mendapatkan pengetahuan dan sertifikat Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh PT.
Duta Selaras Solusindo (PT. DSS) sebagai panitia pelaksana kegiatan dan dibawah naungan
Kementrian Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan adalah sebagai berikut :


1. Untuk mempraktikan teori selama pembinaan Ahli K3 Umum
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai implementasi K3 dilapangan.

1
3. Salah satu media pembelajaran bagi Peserta Calon Ahli K3 Umum agar mampu
mengidentifikasi, menganalisa, dan membuat laporan hasil temuan saat PKL.
4. Menyesuaikan hasil temuan di PT. ABX Perusahaan Manufacture Sparepart
Otomotif dengan regulasi peraturan perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
5. Sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh Calon Ahli K3 Umum.

3. Ruang Lingkup

1. K3 Secara Umum
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
3. Penerapan SMK3
4. K3 Penanggulangan Kebakaran
5. K3 Kelistrikan
6. K3 Konstruksi Bangunan
7. K3 Pengawasan Kesehatan Kerja
8. K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
9. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
10. K3 Mekanik (Pesawat Alat Angkut)

4. Dasar Hukum

1. Dasar Hukum K3 Secara Umum


a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker 08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
2. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1)
& (2)
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
(DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).

2
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per.03/Men/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
3. Penerapan SMK3
a. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
c. PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
4. K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Permenaker 12/MEN/2015 pasal 5 ayat 3, pasal 6, pasal 11, dan pasal 12
b. UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q
c. Permenaker 02/MEN/1989 Pasal 2 ayat
d. Kepdirjen 47 Kesatu
e. Kepdirjen 48
f. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 huruf a
g. Permenaker 12/MEN/2012 pasal 2
h. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (BAB III) Pasal 3
ayat 1(b)
i. Permenaker No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, pada pasal 4,5,6,7,8,9,10.
j. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf b,d,q dan pasal 9 ayat 3
tentang mengatur kewajiban pengurus menyelengarakan latihan penaggulangan
kebakaran
k. Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997, lampiran bag. 1 petunjuk
umum. No. 3: penyediaan alat/instansi proteksi kebakaran.
l. Permen 04/1999 Pasal 11 ayat (1) : Setiap alat pemadam api ringan harus di
periksa 2 (dua) kali dalan setahun
m. Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997 Lampiran Bagian 4
Pemeriksaan dan Pengujian No. 5 Pintu Darurat.
n. UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 2 ayat 1 , pasal 3.
o. Kepmen R.I NO.: KEP-186/MEN/1999 Tentang Penangulangan Kebakaran, pasal
1, pasal 2, pasal 5, pasal 6 ayat 1 dan ayat 2.

3
p. UU No.1 tahun 1970,tentang kesehatan, pasal 10 tentang p2k3
q. Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI no 186 tahun 1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran ditempatkerja
r. Permenaker No. PER/02/MEN/1983 tentangInstalasi AlarmAutomatik
s. Landasan Hukum UU No.1 tahun 1970,tentang kesehatan, pasal 10 tentang P2K3
t. UU N0 14 tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
(lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No 55, Tambahan lembaran
Negara Nomor 2912); pasal 2
5. K3 Kelistrikan
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 TentangKeselamatanKerja
b. Permen No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.31/MEN/2015tentang perubahan atas
peraturan menteri tenaga kerja No Per.02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalur petir
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002
e. Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
danK3No:Kep.47/PPK&K3/VII/2015tentang Pembinaan calon ahli
keselamatandan kesehatan kerja bidang listrik.
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan dan
K3No:Kep.48/PPK&K3/VII/2015tentangTeknisi keselamatan dan kesehatankerja
(K3) listrik
h. SNI 0225-2015 mengenai PUIL.
i. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Kerja
Listrik di tempat kerja.
6. K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3
ayat 1 (a,g,i,k,r, p,q)
b. Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan Pasal 3.
c. Permenakertrans Nomor : PER-04/MEN/1980
d. Permenaker Nomor : PER-02/MEN/1983

4
e. Permenaker Nomor : PER-01/MEN/1998
f. Permenaker Nomor : PER-04/MEN/1993
g. No.PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanam Kesehatan Kerja
h. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
i. Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
j. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
k. Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
l. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi
7. Pengawasan Kesehatan Kerja
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, (Bab III, Pasal
3 dan pasal 8).
b. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI nomor 04 tahun 1993, Tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja, Pasal 2 Ayat (3).
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.
Per-01/MEN/1976 tentang Kewajiban Pelatihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per- 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
e. Permenakertrans, Nomor Per-01/Men/1979 Tentang kewajiban hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga paramedis perusahaan.
f. Permenaker No.02/Men/1980, Tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja.
g. Permenaker nomor Per-01/Men/1998, Tentang penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari paket jaminan
pemeliharaan kesehatan dasar jaminan social tenaga kerja.
h. Surat Edaran Menaker No.SE.01/Men/1979, Tentang pengadaan kantin dan ruang
makan.
i. Surat Edaran Dirjen Binawas no. SE.86/BW/1989, Tentang perusahaan catering
yang mengelola makanan bagi tenaga kerja.
8. K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

5
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Keputusan Menteri No. Kep-187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.05 tahun 2018 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per- 08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
f. Peraturan menteri perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan serta penerangan di tempat kerja.
9. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan K3 Mekanik (Pesawat Alat Angkut)
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan
c. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
d. Undang undang Uap 1930
e. Permenaker. PER. 37/MEN/2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan Tangki timbun
f. Permenaker. PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi
g. Permenaker. PER. 4/MEN/1980 Tentang Syrat syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan
h. Permenaker. PER. 08/MEN/2020 Tentang K3 pesawat angkat dan pesawat angkut
i. Keputusan / Instruksi Menteri, Keputusan / Edaran Dirjen / Pedoman Pengawasan

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. ABX Salah satu perusahaan pabrikasi bidang produksi/manufaktur yang bergerak
dibidang manufaktur Sparepart Otomotif. Perusahaan sudah berjalan 29 Tahun lalu,
perusahaan didirikan tepatnya pada Bulan September 1991. PT.ABX sudah memiliki
jumlah karyawan sebanyak 1200 orang yang jam kerjanya terbagi 3 shift ,jumlah ini sudah
termasuk dari sektor keamananan dan perkantoran. Selain itu status Investasi perusahaan
PT.ABX ini termasuk dalam investasi domestik. Produk yang dihasilkan cukup beragam,
contohnya Plastic parts, Inner Mirror, Outer Mirror serta beberapa Produk elektronik
lainnya.
Standar yang ada pada peralatan ini tergantung dari negara mana peralatan tersebut
dibuat, serta PT. ABX juga mewajibkan setiap peralatan yang digunakan harus memiliki
Safety Device. Untuk itupula perusahaan ABX menerapakan uji secara berkala terhadap
mesin- mesin produksi tersebut.
Visi dan Misi Perusahaan antara lain:
a. Visi:
Menjadi salah satu perusahaan manufaktur komponen otomotif terbaik di
Indonesia
b. Misi:
Kualitas Produk dan layanan yang unggul operational excellence dengan
pengolaan K3 & Lingkungan yang baik serta menjalankan tanggung jawab social
bagi masyarakat.
Fasilitas – fasilitas penunjang produksi yang terdapat di dalam PT ABX seperti
Plastic
a. Injection Machine, sebanyak 114 unit
b. Testing Equipment,
c. Mold Shop, Terdiri dari mesune
CNC EDM : 2 unit
CNC Machining : 3 Unit
CNC Wire EDM : 1 Unit
CMM : 1 Unit

7
dan banyak bahan lainnya. Untuk Peralatan, PT.ABX juga menerapkan mutu
mesin yang memiliki standarisasi uji kelayakan seperti SNI, JIS dan lain-lain.
Dalam hal ini perusahaan juga menerepkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, untuk standarisasi produk-produk yang dihasilkan.

Dalam bidang Kesehatan PT ABX menerapkan, Sistem Keselamatan Kerja (K3), dan
juga telah memiliki struktur Organisasi P2K3L dan Organisasi Emergency Response Team.
Pembentukan P2K3 ini merupakan suatu kewajiban sesuai dengan Permenaker NO:
PER/MEN/1987 pasal 2 yang berbunyi:
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang tenaga
kerja atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100 orang
tenaga kerja akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
risiko yang besar akan terjadinya peledakan kebakaran, keracunan, dan penyinaran
radio aktif.
Sedangkan dalam penyelenggaraan PKK (Pelayanan Kesehatan Kerja), perusahaan
telah memiliki klinik sendiri dimana hal ini sesuai dengan Permenakertrans No.
03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja yang kemudian diteruskan dengan
Kepdirjen Binwas No. Kep. 22/DJPPK/V/2008 tentang petunjuk teknis Penyelenggara PKK
yang berbunyi: Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan dengan ketentuan jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih.
PT ABX ini juga pernah mendapatkan penghargaan nominasi untuk zero accident,
sertifikasi OHSAS serta yang terbaru ialah penghargaan kontribusi sosialisasi K3.
Perusahaan ABX memiliki visi “Menjadi perusahaan manufaktur terbaik di Indonesia di
Bidang Otomotif”, sedangkan misi sebagai berikut:
1. Memiliki tenaga kerja yang terampil
2. Menerapkan k3 dalam perusahaan
3. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
4. Menjalankan tanggung jawab sosial
5. Memiliki kinerja keuangan yang baik

2. Temuan-Temuan di Lapangan
A. K3 Kelembagaan, Keahlian, dan SMK3
1) Temuan Positif

8
a. Safety induction kepada pekerja mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu
b. Berdasarkan Undang-undang N0.1 Tentang keselamatan kerja Tahun 1970 ( Bab V
tentang pembinaan, pasal 9 ayat 1 dan 2) yaitu kewajiban pengurus untuk
menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja, PT.ABX telah melakukan safety
induction terhadap kontraktor, supplier, tamu dan pekerja sendiri. Dan setiap pagi
sebelum memulai pekerjaan dilaksanakan briefing.
c. PT. ABX di bidang manufaktur Sparepart Otomotif telah melakukan safety induction
untuk setiap karyawan, mitra / sub kontraktor, pengunjung / tamu dan semua orang
yang berhubungan dengan tempat kerja dan lingkungan kerja dengan baik. Safety
induction untuk pengunjung / tamu disosialisasikan berupa pengenalan lingkungan
kerja, rambu – rambu K3 dan safety sign. Safety induction untuk pekerja dilakukan
setiap pergantian shift pada saat brifing sebelum bekerja dan untuk tamu diberikan
pada saat akan memasuki lingkungan kerja PT. ABX.
d. Alat Pelindung Diri (APD)
e. Perusahaan PT. ABX sudah menyediakan Sarana / APD dengan cukup baik dan
memberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan Undang – Undang No. 1 tahun
1970 pasal 3 ayat (1) butir f, Pasal 9 ayat (1) butir c, Pasal 12 butir b, Pasal 12 butir e,
Pasal 13 dan 14, Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 serta penerapan APD
sesuai dengan Pasal 2,4 dan 5.
f. Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja PT. ABX.
sudah disediakan untuk pekerja. Secara keseluruhan penggunaa Alat Pelindung Diri
(APD) telah disesuaikan dengan standar dan aturan di lingkungan kerja dan aktifitas
para pekerja. APD yang digunakan oleh para pekerja antara lain sarung tangan,
masker, shower cape, topi dll. Dan untuk tamu disediakan topi sebagai Alat Pelindung
Diri.
g. Prosedur kerja (SOP), Job Safety Analisis (JSA)
h. Sistem kerja atau pengguaan alat kerja dan standar pengguaan di PT.ABX sudah
menerapkan dengan baik hal itu dapat dilihat dari temuan lembar SOP /secara tertulis
cara pengoperasian Mesin Pompa Hydrant sesuai dengan Undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. BAB X Kewajiban pengurus Pasal 14 ayat c.
i. K3 Umum
j. Beberapa safety sign yang belum sesuai aturan perundang-undangan baik dari segi
pemasangan maupun kelayakannya UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

9
di tempat kerja, namun secara garis besar pelaksanaan K3 sudah berjalan dengan baik.
PT ABX sudah memiliki ahli K3 dan adanya P2K3.
k. P2K3
l. PT ABX telah memiliki organisasi P2K3 sesuai dengan amanat UU no 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 10 ayat (1) & (2), Permenaker RI Nomor
PER.04/MEN/1987, Kepmenaker No 155/Men/1984 Kepmenaker No 155/Men/1984
tentang Tugas,Fungsi, dan Mekanisme Kerja P2K3 dan Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
m. Organisasi
n. Perusahaan PT ABX telah bekerja sama dengan PJK3 dalam bidang Pelayanan
Kesehatan di sosialisasikan ke tenaga kerja juga pihak-pihak yang berkaitan
pentingnya kesehatan di lingkungan perusahaan.
o. Pengesahan P2K3
p. Perusahaan PT ABX telah memiliki P2K3 yang telah di sahkan.
q. Program kerja
r. Program kerja di PT ABX telah terstruktur dan terencana sesuai dengan Undang
Undang dan peraturan yang berlaku. Program kerja yang ada meliputi pencegahan dan
pengendalian akibat penyakit atau kecelakaan akibat kerja dengan melakukan
pelatihan basic aid dan basic fire fighting bagi tenaga kerja dan program
pembangunan safety awareness pada pekerja melalui safety campign, poster, dan
safety talk yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai.
s. Ahli K3
t. PT ABX sudah memiliki Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3 sehingga program
kerja menyangkut K3 yang dibuat dapat dipahami, dan terlaksana dengan baik di
PT.ABX sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan Permenaker No
04/1987 Tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan.
u. Kebijakan dan komitmen K3
v. PT ABX sudah memiliki kebijakan K3, disamping itu perusahaan ini juga memiliki
komitmen tentang pelaksanaan K3. (UU No. 1 Tahun 1970,X Tentang Kewajiban
Pengurus pasal 14 point a dan b. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
pasal 8).
w. Penerapan SMK3 sudah efektif dan tingkat keberhasilan nya mencapai 94%.

10
PT ABX dalam hal ini sudah menerapkan SMK3 sebagai bagian dan tindak lanjut dari
pelaksanaan kebijakan K3. Semua hal yang terkait dengan penerapan SMK3 di PT. ABX
sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu (PP
No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3 Pasal 4 dan 5 ayat 1, pasal 6 ayat 1 huruf a-
c).

B. K3 Konstruksi Bangunan
1) Temuan Positif
a. Adanya safety breafieng sebelum bekerja.
b. Beberapa karyawan sudah memakai safety body harness saat bekerja di ketinggian.
c. Perusahaan sudah menerapkan safety net di lingkungan kerja kontruksi
d. Pemeriksaan kesehatan para pekerja secara berkala
e. Adanya safety talk
f. Alat dilakukan kalibrasi
g. Tempat penyimpanan bahan mudah terbakar sudah baik dan memiliki rambu-rambu
dilarang merokok di area tersebut.
2) Temuan Positif
a. Alat Pelindung Diri (APD) Masih banyak pekerja yang tidak menggunakan APD
secara lengkap, antara lain:
a) Tidak menggunakan body harness untuk bekerja di ketinggian
b) Tidak menggunakan sarung tangan untuk kegiatan perancah dan katrol
c) Tidak menggunakan safety shoes saat pemindahan dan pengangkutan barang
d) Tidak menggunakan pelindung dada
b. Pada saat penganggkutan barang menggunakan crane tidak menggunakan tali
pengendali
c. Tidak terlihat pembatas area disekitar alat bergerak
d. Tangga peranca yang berada di perancah tidak memiliki pegangan tangan

C. K3 Listrik
1) Temuan Positif
a. Instalasi listrik Terdapat tanda bahaya sekitar area instalasi listrik seperti tanda arus
listrik bertegangan tinggi.
b. Adanya instalasi Penyalur petir.
c. Dilakukannya mantenance berkala ( harian, mingguna dan bulanan).
d. Hasil pengukuran sistem grounding dibawah 3 Ω

11
2) Temuan Negatif
a. Tidak ada petunjuk tinggi bangunan dan tinggi maximum menara penyalur petir dan
belum berdasarkan Permenaker No. 02 Tahun 1989 Pasal 23.
b. Tidak ada petunjuk tinggi bangunan dan tinggi maximum menara penyalur petir,
Tidak ada area pengaman untuk penyaluran grounding dan keterangan hasil
pengukuran grounding.

D. K3 Penanggulangan Kebakaran
1) Temuan Positif
a. Terdapat sistem alarm kebakaran seperti hydrant dan APAR Untuk hydrant dan
APAR di miliki beberapa tanda seperti, beberapa rambu-rambu dengan label
APAR/hydrant, area di depan objek, hydrant dan APAR dicat dengan menggunakan
warna merah.
b. APAR diletakkan pada tempat yang mudah terlihat dan dijangkau
c. Pintu emergency membuka keluar
d. Personil pemadam kebakaran/organisasi: Perusahaan sudah membentuk Emergency
Response Team dengan pemadang kebakaran kelas C tersertifikasi
e. Perusahaan melakukan simulasi Emergency Drill atau fire drill 1 tahun sekali untuk
semua tim dan pelatihan tim pemadan kebakaran atau ERP
f. Memiliki K3 spesialis kebakaran
g. Memiliki dua safe assembly point dan peta jalur evakuasi
h. Inspeksi rutin sebulan sekali pada APAR.
2) Temuan Negatif
a. Masih terdapat APAR yang tidak memiliki label pemeliharaan
b. SOP Pompa Hydrant

E. K3 Pesawat Uap
F. K3 Bejana Tekan
G. K3 Mekanik
H. K3 Kesehatan Kerja
I. K3 Lingkungan Kerja dan Kesehatan Kerja

12
BAB III
ANALISIS TEMUAN

A. Temuan Positif
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran Peraturan Perundang-undangan
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Secara Umum, Kelembagaan Keahlian K3 dan SMK3

1. Perusahaan sudah membuat & memiliki Untuk meningkatkan Dilakukan Observasi /


Kebijakan dan Komitmen K3 dengan dan Efektifitas dalam Safety Patrol secara PP No 50 Tahun 2012 Tentang
menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah melindungi dari rutin Penerapan Sistem manajemen
di tetapkan kecelakaan kerja atau pemeriksaan secara keselamatan dan
penyakit akibat kerja sistematis dan Kesehatan Kerja (Pasal 7) & (Pasal 8)
yang diakibatkan oleh independen terhadap
operasional perusahaan penerapan terhadap
Kebijakan yang telah
ditetapkan untuk
mengukur tingkat
Komitmen K3
diperusahaan
2. Sistem manajemen keselamatan dan Sebagai badan Dengan diadakannya PP No 50 Tahun 2012 Tentang
Kesehatan kerja sudah menerapkan standarisasi dalam mengecekan dan Penerapan Sistem manajemen
Prosedure ISO 45001: 2004 / BS OHSAS penerapan Sistem tinjauan ulang mengenai keselamatan dan
18001:2007 yang sudah Tersetifikasi dan manajemen Kesehatan perpanjangan / masa Kesehatan Kerja
SMK3 PP No. 50 / 2012 kerja di tempat kerja. berlaku Sertifikat.

Untuk meningkatkan Di adakan mengecekan


kualitas perusahaan dan Analisa terhadap

13
dalam penerapan prosedur keselamatan
SMK3 kerja di tempat kerja
sesuai dengan Standar
ISO 45001 dan OHSAS
18001.
3. Sudah memiliki Struktur Organisasi Sebagai wadah dan PER.04/MEN/1987
Emergency Response Team dan sarana pembantu Tentang Panitia
Struktur Orgnisasi P2K3L ditempat kerja dalam Pembina Keselamatan
Kerjasama antara dan Kesehatan Kerja
pengusaha dan pekerja Serta Tata
dalam penerapan K3 Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
(Pasal 2)

4. Safety induction kepada pekerja, Dengan Adanya Safety Kegiatan harus tetap UU No.1 / 1970 Tentang keselamatan
mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu induction dan dipertahankan sesuai kerja
pengarahan agar dengan SMK3 . ( Bab V , Pasal 9 ayat 1 & 2 )
pekerja memahami dan
lebih memperhatikan
procedure K3 di
lapangan kerja.

5. Sudah menerapkan SMK3 dengan Pekerja lebih Lakukan observasi dan UU No.1 / 1970 Tentang keselamatan

14
Menyebarluaskan kebijakan K3 dengan memahami lagi dan pengejecakan terhadap kerja
Rambu/marka / Safety Sign mengetahui prosedure rambu/ marka/ Safety (BAB X, Pasal 14 butir b )
kebijakan K3 yang di sign dilapangan kerja
buat perusahaan dan lakukan evaluasi
di setiap tempat kerja dan penggantian dan
perawatan terhadap
Ditingkatkan lagi dan rambu/ marka / safety
di tempel lebih banyak sign yang mulai
lagi di tempat” yang termakan usia
rawan

K3 Konstruksi Bangunan

1. Manajemen K3 Konstruksi Diterapkannya Mempertahankan  Permen No:PER


manajemen K3 meningkatkan 05/PRT/M/2014 tentang
konstruksi agar dapat penerapan SMK3 yang Pedoman SMK3 Konstruksi
meminimalisasi dan telah berjalan. Bidang PU (Pasal 11)
menghindarkan diri  Permenaker No:
dari resiko kerugian PER01/MEN/1980 tentang
moral maupun K3 pada Konstruksi
material. Bangunan pasal 99.
 SKB MENAKER

15
dan Menteri PU No 174/1986
dan No 104/KPTS/1986 tentang
K3 pada Tempat Kegiatan
Konstruksi beserta Pedoman
Pelaksanaan K3 pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Bab II
sampai dengan Bab IV.
K3 Listrik

1. Instalasi listrik Terdapat tanda bahaya Ketersediaanya tanda Melakukan sosialisasi  UU No 1 Tahun 1970 tentang
sekitar area instalasi listrik seperti tanda bahaya mengingatkan mengenai simbol dan Keselamatan Kerja (BAB X
arus listrik bertegangan tinggi. untuk selalu berhati- safety sign Kewajiban Pengurus, Pasal 14 b)
hati dan mengingatkan Persyaratan Umum Instalasi
pekerja bahwa bekerja Listrik 2011 (PUIL 2011)
di area listrik (2.2.9.4 Pengendalian)
bertegangan tinggi
dan berbahaya.
2. Instalasi penyalur petir Adanya instalasi Memberikan safety  Undang-Undang No 1 Tahun
penyalur petir dapat sign atau rambu 1970 tentang Keselamatan
menghindari peringatan akan Kerja (Bab 3, Pasal 3)
kerusakan bahaya di area  Permanaker No:
properti/aset akibat penyalur petir PER02/MEN/1989 tentang
sambaran petir Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir (Pasal 51)
 Permenaker No. PER.
31/MEN/2015 tentang
perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja

16
No. Per02/MEN/1989
tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir pasal 12
3. Instalasi listrik Terdapat tanda bahaya Ketersediaanya tanda Melakukan sosialisasi  UU No 1 Tahun 1970 tentang
sekitar area instalasi listrik seperti tanda bahaya mengingatkan mengenai simbol dan Keselamatan Kerja (BAB X
arus listrik bertegangan tinggi. untuk selalu berhati- safety sign Kewajiban Pengurus, Pasal 14 b)
hati dan mengingatkan Persyaratan Umum Instalasi
pekerja bahwa bekerja Listrik 2011 (PUIL 2011)
di area listrik (2.2.9.4 Pengendalian)
bertegangan tinggi
dan berbahaya.

K3 Penanggulangan Kebakaran

1. Terdapat sistem alarm kebakaran Sarana proteksi Melakukan  Undang-Undang No.1 Tahun
seperti hydrant dan APAR Untuk kebakaran untuk pengecekan secara 1970 tentang Kesalamatan
hydrant dan APAR di miliki beberapa memadamkan api, berkala pada sarana Kerja (Pasal 3 Ayat 1)
tanda seperti, beberapa rambu-rambu mengendalikan Permenakertrans No:
dengan label APAR/hydrant, area di kebakaran atau PER04/MEN/1980 tentang
depan objek, hydrant dan APAR dicat menyediakanpengendalian Syarat syarat Pemasangan dan
dengan menggunakan warna merah. paparan sehingga dapat Pemeliharaan APAR (Pasal 2)
meminimalisir Kepmenaker No:
efek/kerugian akibat KEP186/MEN/1999 tentang
kebakaran Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja

17
(Pasal 2)

2. Personil pemadam Dengan adanya personil Melakukan  UU No 1 Tahun 1970


kebakaran/organisasi: Perusahaan pemadam kebakaran pengecekan secara tentang Keselamatan Kerja
sudah membentuk Emergency yang terlatih dan sudah berkala mengenai (Pasal 9 Ayat 3)
Response Team dengan pemadang berlisensi dapat masa berlaku sertifikat  Kepmenaker No:
kebakaran kelas C tersertifikasi membantuk dalam personil pemadam KEP186/MEN/1999 tentang
melakukan pencegahan kebakaran. Unit Penanggulangan
darurat. Kebakarandi Tempat Kerja
(Pasal 3, 5 dan 6 Ayat 1)
3. Perusahaan melakukan Memastikan  Undang-Undang No. 1 Tahun
Perusahaan melakukan simulasi
fire drill atau emergency bahwa 1970 tentang Keselamatan
Emergency Drill atau fire drill 1 tahun
drill satu kali dalam semua Kerja (Pasal 9 Ayat 3)
sekali untuk semua tim dan pelatihan
setahun dengan pelatihan bahwa  Kepmenaker No:
tim pemadan kebakaran atau ERP
yang di ikuti hanya team semua karyawan KEP186/MEN/1999 tentang
ERP yang di lakukan tiga sudah mengikuti Unit Penanggulangan
bulan sekali. Karena kegiatan emergency Kebakaran di Tempat Kerja
setiap fire drill atau drill dan memahami (Pasal 2 Ayat 2)
emergency drill cara mengevakuasi
mempunyai sebuah diri
tujuan tertentu jadi tidak dan melakukan
selalu melibatkan seluruh evaluasi setiap
karyawan. dilaksanaan emergency
drill

18
19
B. Temuan Negatif
K3 Penanggulangan Kebakaran

1. Masih adanya  Memberikan  UU No.1 Tahun 1970


Alat Pelindung Diri (APD) Masih pekerja tidak
safety talk atau tentang Keselamatan Kerja
banyak pekerja yang tidak menggunakan APD
briefing (BAB X, Pasal 14)
menggunakan APD secara lengkap dikarenakan kurangnya
sebelum  Peraturan Menteri Tenaga
sarung tangan, helmet, safety shoes, kesadaran pekerja
memulai Kerja dan Transmigrasi RI.
dan body harness. menggunakan APD untuk
pekerjaan No. Per- 08/MEN/VII/2010
keselamatan dan
mengenai Tentang Alat Pelindung Diri
kesehatan kerja dan
penggunaan (Pasal 6) Permenaker No.
kesehetan kerja . Potensi
APD PER-/09/MEN/2016 tentang
bahaya yang dapat terjadi
 Safety patrol Keselamatan Dan Kesehatan
seperti terjatuh dari
Kerja Dalam Pekerjaan Pada
ketinggian, tergores,
Ketinggian (Pasal 21 dan 23)
terbentur, tertimpa benda
berat,
tergelincir sampai fatality.

20
K3 Listrik

1. Tidak ada petunjuk tinggi bangunan  Grounding berfungsi  Adanya pengaman Permennaker
dan tinggi maximum menara penyalur sebagai penghantar grouding dan hasil PER/12/MEN/2015 tentang
petir, Tidak ada area pengaman untuk arus listrik langsung pengukuran Keselamatan Dan Kesehatan
penyaluran grounding dan keterangan ke bumi atau tanah Adanya petunjuk tinggi Kerja Listrik Di Tempat
hasil pengukuran grounding.  Pentingnya bangunan dan tinggi Kerja (BAB 1 Pasal 3c)
keterangan tinggi maximum menara
bangunan sebagai penyalur petir
petunjuk teknis.

21
K3 Penanggulangan Kebakaran

1. Masih terdapat APAR yang Label pada APAR Memberikan label Permenaker
berfungsi untuk pada samua APAR No
tidak memiliki label
memberikan petunjuk yang ada di PER/04/MEN/1980tentang
pemeliharaan SyaratSyarat Pemasangan dan
mengenai pemeriksaan perusahaan.
berkala pada APAR Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan (Pasal 4 dan 14).

2. SOP Pompa Hydrant SOP pada hydran  Adanya petunjuk Kemenaker no 186 Tahun
 Berfungsi penggunaan pompa 1999 tentang Penanggulangan
memberikan petunjuk hydrant kebakaran pasal 2
mengenai hydrant

22
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari laporan praktek kerja lapangan ini adalah:
1. Terdapat temuan-temuan positif dan temuan negatif terkait kondisi di lapangan yang
telah dituangkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Berdasarkan hasil analisa aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT. ABX
Sparepart Otomotif, PT. ABX telah menjalankan penerapan K3 secara baik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Keselamatan Kerja dan
Ketenaga Kerjaan.

2. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah kami analisa saat PKL secara online di PT. ABX
Perusahaan Manufactor Sparepart Otomotif, sebaiknya PT. ABX lebih meningkatkan
kompetensi para mekanik agar memiliki lisensi pada bidang bidang khusus seperti mekanik
pada Pesawat Uap dan Bejana Tekan serta bidang Pesawat Angkat Angkut agar lebih terlatih
dalam menangani potensi-potensi bahaya yang mungkin terjadi kedepannya.

23

Anda mungkin juga menyukai