Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
BIDANG K3 SESUAI KELOMPOK YANG DIBAGIKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 1

DISUSUN OLEH

NAMA PESERTA :
……………………

PENYELENGGARA
PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
11 – 23 OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan PKL tentang kelembagaan dan Keahlian K3 secara umum,
serta penerapan SMK3.

Laporan PKL ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini tentang, kelembagaan dan
Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3, ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................


A. Latar Belakang .............................................................
B. Maksud dan Tujuan ......................................................
C. Ruang Lingkup .............................................................
D. Dasar Hukum................................................................

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ...............................................


A. Gambaran Umum Tempat Kerja ..................................
B. Temuan .........................................................................
1. Temuan Positif .........................................................
2. Temuan Negatif .......................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................


A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................

LAMPIRAN
(Foto-foto temuan positive dan negative hasil observasi lapangan)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam
skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan untuk
menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak dan gas,
pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah kesemua jenis
perusahaan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
mendapatkan sertifikat AK3U yang diselenggarakan oleh PT. Duta Selaras Solusindo yang
bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan dan PT ABX.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 15 Juli 2020, dilakukan
Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT. ABX secara virtual.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja
memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3, tidaklah
wajib hanya bagi karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah satu cara
untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu sehat,
nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan
pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas tercapai.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :

1) Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.

2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan


khususnya di bidang K3 Secara Umum, Kelembagaan dan Keahlian K3, dan
Penerapan SMK3.

3) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan


khususnya di bidang K3 Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan Kebakaran dan
K3 Listrik . Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3
dilapangan khususnya dibidang Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

4) Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan.


(Pesawat Uap dan Bejana tekanan serta Mekanik)

5) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum.
6) Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah:

1) K3 Secara Umum (Safety induction kepada pekerja,


mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu; Rambu/marka/safety sign; Alat
Pelindung diri (APD); Prosedur Kerja (SOP), JSA; K3 secara Umum,
safety induction, tata letak, rambu-rambu safety, pemakaian APD,
gudang, dll)

2) Kelembagaan dan Keahlian K3 (P2K3, PJK3; Organisasi;


Pengesahan P2K3; Program Kerja; Ahli K3)
3) Penerapan SMK3 (Kebijakan dan komitmen K3; Tingkat penerapan
SMK3; Audit SMK3; Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat
SMK3)

4) Mengetahui Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan,


Penanggulangan Kebakaran, Bidang Listrik

5) Mengetahui Pelaksanaan K3 di Bidang Kesehatan Kerja, Ergonomi,


Lingkungan Kerja, Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

6) Mengetahui K3 Pesawat Uap Bejanan Tekan (K3 PUBT, Perijinan


peralatan/pesawat pada, K3 Mekanik dan PUBT), K3 Mekanik (PAA,
Forklift, Crane, Hoist, Operator K3 Mekanik, PTP, Genset, mesin
produksi/perkakas, Operator K3 Pesawat Tenaga dan Produksi)
D. Dasar Hukum

1) Dasar Hukum K3 Secara Umum

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


.
b. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri

2) Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3

a. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal


10 ayat (1) & (2)

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang


Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang


Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang


Perusahaan Jasa dan Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata
Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.

3) Dasar Hukum Penerapan SMK3

a. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenaga kerjaan Pasal 87.

c. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

4) Dasar Hukum Bidang K3 Kontruksi Bangunan


a. Undang-Undang No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (BAB III) pasal
3 ayat 1 (a,g,i,k,r, p,q)
b. Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan Pasal 3.
c. Permenakertrans Nomor : PER-04/MEN/1980
d. Permenaker Nomor : PER-02/MEN/1983
e. Permenaker Nomor : PER-01/MEN/1998
f. Permenaker Nomor : PER-04/MEN/1993
g. No.PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanam Kesehatan Kerja
h. 01. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
i. 02. Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
j. 03. PP No. 50 Tahun 2012 tenb tang Penerapan SMK3
k. 04. Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
l. 05. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi

5) Dasar Hukum K3 Dibidang Penanggulangan Kebakaran


a. Permenaker 12/MEN/2015 pasal 5 ayat 3, pasal 6, pasal 11, dan pasal 12
b. UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q
c. Permenaker 02/MEN/1989 Pasal 2 ayat
d. Kepdirjen 47 Kesatu
e. Kepdirjen 48
f. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 huruf a
g. Permenaker 12/MEN/2012 pasal 2
h. Undang-undan No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (BAB III)
Pasal 3 ayat 1(b)
i. Permenaker No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, pada pasal 4,5,6,7,8,9,10.
j. UU NO 1 THN 1970 pasal 3 ayat 1 huruf b,d,q dan pasal 9 ayat 3 tentang
mengatur kewajiban pengurus menyelengarakan latihan penaggulangan
kebakaran
k. Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997, lampiran bag. 1
petunjuk umum. No. 3: penyediaan alat/instansi proteksi kebakaran.
l. Permen 04/1999 Pasal 11 ayat (1) : Setiap alat pemadam api ringan harus
di periksa 2 (dua) kali dalan setahun
m. Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997 Lampiran Bagian 4
Pemeriksaan dan Pengujian No. 5 Pintu Darurat.
n. UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 2 ayat 1 , pasal 3.
o. Kepmen R.I NO.: KEP-186/MEN/1999 Tentang Penangulangan
Kebakaran, pasal 1, pasal 2, pasal 5, pasal 6 ayat 1 dan ayat 2.
p. UU No.1 tahun 1970,tentang kesehatan, pasal 10 tentang p2k3
q. Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI no 186 tahun 1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran ditempatkerja
r. Permenaker No. PER/02/MEN/1983 tentangInstalasi AlarmAutomatik
s. Landasan Hukum UU No.1 tahun 1970,tentang kesehatan, pasal 10
tentang P2K3
t. UU N0 14 tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No 55,
Tambahan lembaran Negara Nomor 2912); pasal 2

6) Dasar Hukum K3 Dibidang Kelistrikan


a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 TentangKeselamatanKerja
b. Permen No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.31/MEN/2015tentang perubahan
atas peraturan menteri tenaga kerja No Per.02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002
e. Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
danK3No:Kep.47/PPK&K3/VII/2015tentang Pembinaan calon ahli
keselamatandan kesehatan kerja bidang listrik
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan dan
K3No:Kep.48/PPK&K3/VII/2015tentangTeknisi keselamatan dan
kesehatankerja (K3) listrik
h. SNI 0225-2015 mengenai PUIL
i. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 33 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 Tahun 2015
Tentang Keselamatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja

7) Dasar Hukum Pengawasan Kesehatan Kerja


a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, (Bab III, Pasal 3
dan pasal 8).
b. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden
Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI nomor 04 tahun 1993, Tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja, Pasal 2 Ayat (3).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/MEN/1976 tentang Kewajiban Pelatihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per- 03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Permenakertrans, Nomor Per-01/Men/1979 Tentang kewajiban hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga paramedis perusahaan.
Permenaker No.02/Men/1980, Tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja.
Permenaker nomor Per-01/Men/1998, Tentang penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari paket jaminan
pemeliharaan kesehatan dasar jaminan social tenaga kerja.
c. Surat Edaran dan Instruksi Menteri.
Surat Edaran Menaker No.SE.01/Men/1979, Tentang pengadaan kantin dan ruang
makan.
Surat Edaran Dirjen Binawas no. SE.86/BW/1989, Tentang perusahaan catering
yang mengelola makanan bagi tenaga kerja.

8) Dasar Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan kerja.


a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Keputusan Menteri No. Kep-187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.05 tahun 2018 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per- 08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
f. Peraturan menteri perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan serta penerangan di tempat kerja.

9) Dasar hukum dari K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan serta K3 Mekanik
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan
c. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
d. Undang undang Uap 1930
e. Permenaker. PER. 37/MEN/2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan Tangki
timbun
f. Permenaker. PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
g. Permenaker. PER. 4/MEN/1980 Tentang Syrat syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan
h. Permenaker. PER. 08/MEN/2020 Tentang K3 pesawat angkat dan pesawat
angkut
i. Keputusan / Instruksi Menteri, Keputusan / Edaran Dirjen / Pedoman
Pengawasan
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

Perusahan ini bernama PT ABX berdasarkan kunjungan virtual berdiri pada


bulan September 1991 di jawa barat, perusahaan ini merupakan perusahaan
manuafactur sparepart otomotif, dan merupakan investasi dari dalam negeri.

Perusahaan PT ABX memiliki jumlah pekerja 1200 orang tenaga kerja ,


perusahaan ini juga memempuyai visi dan misi yaitu Visi: Menjadi perusahaan
manufaktur terbaik di Indonesia di bidang otomotif dan Misi: memiliki tenaga kerja
yang terampil, menrerapkan k3, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan,
menjalankan tanggung jawab sosial dan memiliki kinerja keuangan yang baik.

Gambar 1. Struktur P2K3L PT. ABX

1
Gambar 2. Struktur Organisasi Emergency Response Team.

B. TEMUAN LAPANGAN
a). Temuan Positif

1. Safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor,pengunjung/tamu


Berdasarkan Undang-undang N0.1 Tentang keselamatan kerja Tahun
1970 ( Bab V tentang pembinaan, pasal 9 ayat 1 dan 2) yaitu kewajiban
pengurus untuk menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja, PT.ABX
telah melakukan safety induction terhadap kontraktor, supplier, tamu dan
pekerja sendiri. Dan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan dilaksanakan
briefing.

2. Rambu/marka/safety sign
PT. ABX sebagian besar telah memasang safety sign, Marka maupun
rambu dengan baik dan penempatannya sesuai dengan kebutuhan terhadap
keberadaan safety sign ini sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rambu-
rambu keselamatan ini sangat bermanfaat untuk membantu melindungi
kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung yang sedang berada di
lokasi perusahaan maupun tempat kerja sesuai dengan UU No.1 Tentang
Keselamatan kerja Tahun 1970 (BAB X tentang Kewajiban Pengurus, Pasal 14
huruf b) tentang kewajiban pengurus memasang gambar keselamatan kerja
dilokasi kerja.

2
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Perusahaan PT. ABX sudah menyediakan Sarana / APD dengan cukup
baik dan memberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan Undang –
Undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat (1) butir f, Pasal 9 ayat (1) butir c, Pasal
12 butir b, Pasal 12 butir e, Pasal 13 dan 14, Permenakertrans No.
Per.08/Men/VII/2010 serta penerapan APD sesuai dengan Pasal 2,4 dan 5.

4. Prosedur kerja (SOP)


Sistem kerja atau pengguaan alat kerja dan standar pengguaan di
PT.ABX sudah menerapkan dengan baik hal itu dapat dilihat dari temuan lembar
SOP /secara tertulis cara pengoperasian Mesin Pompa Hydrant sesuai dengan
Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja .BAB X Kewajiban
pengurus Pasal 14 ayat c

5. K3 Secara Umum (Safety induction, tata letak, rambu-rambu


safety,pemakaian APD dll)
Berdasarkan pengamatan , secara keseluruhan pelaksanaan K3 di PT
ABX dapat dikatakan sudah cukup baik, indikasinya adalah pelaksanaan
Safety induction yang sudah cukup baik, tata letak yang baik sesuai
kebutuhan, pemasangan sign keselamatan yang menjangkau seluruh fasilitas,
pengadaan APD dan penggunaannya, Housekeeping yang cukup baik,
prosedur kerja yang terperinci, serta komitmen dari seluruh elemen
perusahaan dalam pelaksanaan K3.masih ada beberapa safety sign yang
belum sesuai aturan perundang-undangan baik dari segi pemasangan maupun
kelayakannya UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja di tempat
kerja, namun secara garis besar pelaksanaan K3 sudah berjalan dengan baik.
PT ABX sudah memiliki ahli K3 dan adanya P2K3.

6. P2K3
PT ABX telah memiliki organisasi P2K3 sesuai dengan amanat UU no
1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10 ayat (1) & (2), Permenaker
RI Nomor PER.04/MEN/1987, Kepmenaker No 155/Men/1984 Kepmenaker
No 155/Men/1984 tentang Tugas,Fungsi, dan Mekanisme Kerja P2K3 dan
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

7. Organisasi
PT ABX sudah menuyusun dan membuat struktur organisasi P2K3 yang
mengatur tugas dan tanggung jawab serta mengatur komunikasi dan koordinasi
dalam pelaksanaan fungsi dan tugas P2K3. Struktur secara lengkap dalam
dilihat di lampiran pada laporan ini.

8. PJK3
Perusahaan PT ABX telah bekerja sama dengan PJK3 dalam bidang
Pelayanan Kesehatan disosialisasikan ke tenaga kerja juga pihak-pihak yang
berkaitan pentingnya kesehatan di lingkungan perusahaan.

3
9. Pengesahan P2K3
Menurut keterangan narasumber perwakilan PT ABX, Pengurusan
P2K3 sudah disahkan namun narasumber tidak dapat menunjukan lampiran
pengesahan karena faktor konfidensial perusahaan.

10. Program Kerja K3


Program kerja K3 di PT ABX secara garis besar sudah terencana dan
terstruktur dengan baik sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku. Hal ini terlihat dari dokumentasi pelaksanaan Program K3 yang di
sampaikan kepada kami dalam laporan ini,

11. Ahli K3
PT ABX sudah memiliki Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3
sehingga program kerja menyangkut K3 yang dibuat dapat dipahami, dan
terlaksana dengan baik di PT.ABX sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 dan Permenaker No 04/1987 Tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli
keselamatan dan kesehatan

12. Kebijakan dan Komitmen K3


PT ABX sudah memiliki kebijakan K3, disamping itu perusahaan ini
juga memiliki komitmen tentang pelaksanaan K3. (UU No. 1 Tahun 1970,X
Tentang Kewajiban Pengurus pasal 14 point a dan b. PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3 pasal 8).

13. Penerapan SMK3


PT ABX dalam hal ini sudah menerapkan SMK3 sebagai bagian dan
tindak lanjut dari pelaksanaan kebijakan K3. Hal ini bisa dilihat dari adanya
komitmen pimpinan perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja seluruh personil dibawah kendalinya juga pihak-pihak yang berkaitan
dengan perusahaan PT ABX seperti meciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, dan bersih . Semua hal yang terkait dengan penerapan SMK3 di PT.
ABX sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu (PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3 Pasal 4 dan 5
ayat 1, pasal 6 ayat 1 huruf a-c).

14. Audit SMK3


PT. ABX sudah melakukan audit SMK3 setahun sekali esuai dengan
peraturan Permenaker no. 50 Tahun 2012 pasal 16 ayat 1, 2, 3. dimana di PT
ABX audit dilaksanakan dalam 2 kategori yaitu audit internal yang dilaksanakan
dalam perusahaan sendiri dan audit eksternal yang dilakukan oleh pihak luar
sesuai dengan undang-undang.

4
15. Penghargaan K3 (Zero accident award, sertifikat SMK3)
PT. ABX telah mempunyai penghargaan K3 ( Zero Accident Award,
Sertifikat SMK3). Reward yang didapat PT ABX adalah nominasi untuk zero
accident, sertifikasi OHSAS, penghargaan kontribusi sosialisasi K3.

16. Temuan K3 Konstruksi Bangunan


Adapun temuan positif di lapangan pada konstruksi bangunan pada PT. ABX
yaitu :
1) K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan, pemakaian,
pemeliharaan hingga pembongkaran :
a. Memiliki tahap perencanaan proyek konstruksi melibatkan
management perusaan , tenaga kerja , peralatan teknik dan bahan-
bahan konstruksi
b. Tahap pembangunan yang memiliki penyandang dana/pemilik proyek,
memiliki konsultan, penyedia jasa, kontraktor & tenaga kerja
c. Memiliki tahap/masa pemeliharaan dengan pekerjaan yang berkualitas
baik
d. Konstruksi memiliki perlindungan publik setelah selesai jam-jam
operasional seperti pengamanan oleh Security dengan baik
e. Menerapkan pemenuhan persyaratan K3 sehingga semakin tinggi
tingkat kesematan kerja.
f. Mempunyai pemeliharaan lalu lintas kendaraan & lalu lintas orang
yang aman disekitar konstruksi seperti : manufer & parkir kendaraan-
kendaraan dan tempat pejalan kaki yang disediakan
2) Personil K3 KB : scafolder, Ahli K3 konstruksi (muda, Madya, Utama):
a. Memiliki Tim Skaffolder dalam konstruksi sebagai pemasang perancah
scaffolding yang mempunyai peran penting dan khusus dalam
kelancaran pembangunan konstruksi yang diawasi oleh petugas yang
handal
b. Konstruksi yang mempekerjaan Tenaga Kerja > 100 org dengan lama
pyoyek > 6 bln wajib mempunyai K3 Konstruksi :
 Ahli K3 Konstruksi minimal 1 orang
 K3 Kontruksi Utama 1 orang
 K3 Kontruksi Madya 1 orang
 K3 Konstruksi Muda 2 orang

5
c. Koordinasi antara kepala proyek kontraktor/pemimpin pelaksana &
pengawasan lapangan dan Safety Officer pelaksana konstruksi sudah
melakukan koordinasi konstruksi
3) APD (Alat Pelindung Diri)
a. Disediakan APD cukup & dalam kondisi baik.
b. Disediakan pengaman/jaring untuk melindungi orang yang bekerja
dibawah gedung tinggi
c. Pengamanan terhadap pekerja & benda-benda disekitar alat berat
dengan pengawasan konstruksi
4) Alat-Alat berat dan perijinan
a. Memiliki Operator terlatih dengan lisensi / dilengkapi SILO &
Operator yang sudah handal
b. Penempatan & pengamanan Alat Berat yang diparkirkan sesuai area
yang telah disediakan setelah pekerjaan konstruksi selesai operasional
c. Pengamanan terhadap pekerja & benda-benda disekitar alat berat
dengan pengawasan konstruksi
5) Management K3 Kontruksi
a. Program Kerja Safety Healt Environment sudah diterapkan di
lingkungan konstruksi
b. Safety Talk/ breafing sebelum jam kerja konstruksi dimulai diberikan
kepada pekerja
6) Lainnya : Prosedur Darurat, aspek kesehatan , Sign-Sign, Sarana &
Fasilitas lainnya
a. Dijalankan & dilakukan Simulasi Kesiagaan & tanggap Darurat /
Prosedur Darurat
b. Tersedianya APAR (Alat Pemadam Kebakaran dengan dilakukan
cheklist pemeriksaan berkala & penyimpanan yang baik.
c. Adanya Sign- sign larangan merokok untuk area yang mudah terbakar
dan mempunyai penyimpanan yang baik untuk bahan - bahan yang
mudah terbakar
d. Adanya Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diperuntukkan
bagi Tenaga Kerja
e. Tanda & petujuk dilingkungan pekerjaan konstruksi sudah dipasang
sign - sign seperti : Tanda larangan , wajib peringatan & tanda kondisi

6
aman)
f. Kegiatan Konstruksi yang memperhatikan bahaya Physical Hazards
seperti faktor kimia (pasokan udara cukup ). Lokasi kerja aman
penerangan
g. Pemeriksaan / maintenance berkala untuk bahaya kelistrikan yang
dijumpai dengan mengunci kembali panel-panel untuk pengamanan
kelistrikan
h. Pelaksanaan K3 untuk aspek kesehatan & lingkungan seperti
disediakan sarana mess pekerja , sarana olah raga , fasilitas ruangan
sholat , ruang ganti pakaian , fasilitas kantin
i. Tesedianya fasilitas P3K (ruangan P3K & kotak /isi P3K , Tandu ,
mobil ambulan & fasilitas P3K tambahan (berupa alat pelindung)
17. Temuan Positif di Bidang K3 Pemadam Kebakaran
Adapun temuan positif di lapangan pada bidang K3 Pemadam Kebakaran
pada PT. ABX yaitu :
1) Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, detektor, alarm, hidran,
springkler, dll)
a. Bangunan / gedung tersedia & dilengkapi sarana proteksi kebakaran
aktif seperti :
- Outdoor & Indoor Hydrant Box ( Fire Hose , Hose Nozzle ,
Hydrant Valve & Hose Rack) dilengkapi detektor , alarm.
- Pilar Hydrant (yang berada di dekat Outdoor Hydrant (kunci
pilar, katup valve kiri 7 kanan)
b. Tersedia ruangan khusus Pompa Instalasi Hydrant yang dilengkapi
dengan :

- Instalasi pompa Hydrant


- Panel Jockey Pump
- Panel Electrick Pump
- Panel Pompa (sumber deepwel untuk sumber air hydrant)
c. Hydrant Box Outdoor dilengkapi test pressure yang berfungsi
mendeteksi tekanan air / bar yang berada di jalur hydrant
d. Dilengkapi sign-sign tanda dilengkapi hydrant , sign cara
menggunakan hydrant & marka lantai (garis line kuning hitam) yang

7
tidak boleh dirintangi /dihalangi
e. Dalam Gedung/ Dalam Gudang untuk jalur instalasi pipa hydrant
tertata rapi pada try jalur pipa hydrant dan Hydrant Box dibuat PIC
penanggung jawab kelengkapan Hydrant
f. Tersedia APAR Powder 6 kg & atau 3 kg yang dilengkapi tanda
APAR dengan minimal penempatan APAR 15cm dari lantai
2) Sarana proteksi kebakaran pasif material dinding tahan api/fire retardant,
sarana evakuasi, smoke damper, pressurized fan, kompartemenisasi,
mapping layout evakuasi.
 Adanya system kompartemenisasi (pemisahan resiko kebakaran tnggi)
3) Team Pemadam Kebakaran/ organisasi
 Perusahaan telah membentuk organisasi team tanggap darurat
4) Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
 Adanya pelatihan untuk pemadaman kebakaran dari ahli pemadan yang
berlisensi bagi para pekerja diperusahaan

5) Ada Prosedur Tanggap Darurat, dll


 Adanya pelatihan untuk pemadaman kebakaran dari ahli pemadam
yang berlisensi bagi para pekerja diperusahaan

18. Temuan Positif di Bidang K3 Listrik


Adapun temuan positif di lapangan pada bidang K3 Listrik pada PT. ABX
yaitu :
1) K3 instalasi listrik (PUIL 2000) dan perijinan
 Instalasi yang terpasang sudah sesuai dengan standar
2) K3 penyalur petir (Permenaker 02/89) dan perijinan
 Perusahaa telah melakasankan ketentuan instlasi penyalur petir dan
pengawasannya yang ditetapkan dalam suatu peratura meteri.
3) Personil K3 Listrik : Teknisi Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3 Listrik
 Adanya pemasangan dan pemeliharaan transmisi dan distribusi listrik

8
4) Inspeksi dan pengujian berkala peralatan/instalasi
 Perusahaan telah melakukan Inspeksi dan pengujian berkala
peralatan/instalasi Listrik
5) Kondisi pengoperasian peralatan/instalasi
 Ruangan Listrik telah dikunci dalam Kondisi pengoperasian
peralatan/instalasi
6) SOP kerja listrik, dll
 Sebagai rujukan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan

19. K3 Poliklinik
1) Perusahaan sudah memiliki poliklinik.
2) Sarana & prasana Poliklinik sudah lengkap.
PT. ABX telah memenuhi isi dari Peraturan UU no. 70 tahun 1970 pasal 8,
dan Kerjasama dengan unit Penyelenggaraan Pelayanan, kesehatan diluar
perusahaan Menurut, Permenaker no. 03/men/1982 pasal 2 serta Permenaker
N0. 03/men/1982 pasal 4 yaitu diselenggarakan oleh pengurus dengan
mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayan kesehatan lainnya.
20. Dokter pemeriksa Kesehatan TK
1.Memiliki dokter pemeriksa kesehatan TK.
2. Dokter pemeriksa kesehatan TK sudah memiliki sertifikat Hiperkes..
Yang dimaksud dokter perusahaan menurut Permenaker No.01/Men/1976
pasal 2 ialah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja diperusahaan yang bertugas
dan atau bertanggung jawab atas Hygiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Hiperkes). Dasar hukum terkait dokter pemeriksa kesehatan
tenagakerja diatur dalam Permenaker No. Per. 03/MEN/1982 dan Permenaker
No. Per.01/Men/1976.
21. Paramedis
1. Memiliki paramedis..
2. Paramedis sudah memiliki sertifikat Hiperkes.
Berdasarkan Permenaker No. 01./Men/1979 pasal 2 berisi maksud dari tenaga
paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk melaksanakan atau menbantu
penyelenggaraan tugas-tugas hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan
kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan dokter perusahaan. Dari hasil

9
kunjungan kami terdapat petugas paramedis yang berada langsung di lokasi PT.
ABX.
22. Petugas P3K.
1) Di perusahaan tersebut memiliki 1 orang Petugas yang tersertifikasi dari
Disnaker.
2) Petugas P3K rutin mendapatkan pelatihan.

Menurut Permenaker No. 15/MEN/VIII/2008 Pasal 6, petugas P3K di tempat


kerja mempunyai tugas diantaranya melaksanakan tindakan pertolongan pertama
pada kecelakaan di tempat kerja, merawat fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat
setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan, melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus.
Berdasarkan hasil wawancara kami, PT. ABX memiliki 1 orang Petugas P3K
tersertifikasi dan 19 petugas pembantu non-sertifikasi. Hal ini telah sesuai dengan
yang disayaratkan oleh Permenaker No.15/MEN/VIII/2008 pasal 1 dimana pengurus
wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja dan petugas P3K
sudah memiliki lisensi di bidang P3K. Hal ini sudah sangat baik dan telah memenuhi
standar dimana perusahaan wajib memiliki petugas P3K dan masing-masing harus
memiliki lisense di bidang P3K.

21. Kantin, Gizi Kerja dan Ergonomi.


1) Perusahaan telah menyediakan ruang makan untuk para pekerjanya & dengan
kondisi bersih.
2) Perusahaan memakai cetering yang mendapat rekomendasi oleh Disnaker
untuk memenuhi gizi pekerja di perusahaan tersebut.
3) Tidak adanya pengangkatan beban berlebih dan desain alat kerja dan tempat
kerja yang sesuai.
Di PT. ABX menyediakan ruang makan bagi karyawannya yang dikelola
oleh catering yang sudah mendapatkan izin dari disnaker setempat. Hal ini tentunya
sesuai dengan surat edaran menteri tenaga kerja dan transmigrasi
NO.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruang Makan Pasal 8
tentang kebersihan dapur makan Dan Instruksi Menteri Tenaga kerja R.I NO.
INST.3/M/ BW/1999 dan SE Dirjen Binawas No.86 tahun 1989 Tentang
perusahaan catering yang mengelola harus memenuhi SE.86/BW/1989.

10
Untuk Ergonomi, berdasarkan pengamatan kami di PT. ABX tidak terdapat
aktivitas pengangkatan beban berlebih serta desain alat kerja yang sesuai dengan
tempat kerja. Hal ini juga sesuai dengan Permenaker No.05 tahun 2018 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja Pasal 23.

22. Alat Pelindung Diri (APD)


Perusahaan sudah menyediakan APD bagi TK sesuai dengan bidang kerjanya.
Kewajiban dalam penggunaan APD ditempat kerja diatur dalam undang No.1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja dan permenakertran No.PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
Pelindung Diri.

23. Pesawat Angkat Agkut (PAA)


1) Persyaratan Pengoperasian Pesawat Alat Angkut
Pada pesawat angkat angkut yang berada di PT. ABX telah memenuhi
persyaratan pengoperasian dibuktikan dengan adanya dokumen-dokumen
persyaratan pengoperasioan. Hail ini sebagaimana juga diatur dalam Peraturan
Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 5 ayat (3) bahwa . Pesawat Angkat Agkut
harus menyediakan prosedur pengoperasian sesuai dengan jenis dan
kapasitasnya.
2) Operator
Operator Pesawat Angkat Angkut pada PT. ABX Sudah memenuhi
persyaratan. Operator harus memiliki persyaratan sesuai yang telah ditetapkan
pada Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 153 ayat (2) yang menyatakan
bahwa :
a. berpendidikan paling rendah SMA atau sederajat;
b. berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun
c. membantu pelayanan di bidangnya;
d. sehat untuk bekerja menurut keterangan dokter;
e. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun;
3) Forklift
PT. ABX memiliki 3 unit Forklift yang masing-masing kapasitas 1,5 ton,
2,5 ton, dan 3,5 ton dengan operator berjumlah 16 orang dengan sistem kerja

11
shift. Masing-masing forklift di PT. ABX sudah terdapat plat nama yang
memuat data nama pabrik pembuat, tahun pembuatan, model, nomor seri, dan
kapasitas pada forklift tersebut. Hal tersebut telah diatur pada Peraturan
Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 16 dan 17.
Forklift juga dilengkapi dengan tanda peringatan bahaya yaitu dengan
alarm suara dan juga berupa lampu peringatan sehingga memilimalisir
terjadinya potensi bahaya akibat pengoperasioan Forklift, sesuai dengan
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 Pasal 19 yang menyatakan bahwa
Pengoperasian pesawat Angkat Agkut harus dilengkapi tanda peringatan
operasi yang efektif serta lampu penerangan yang efektif jika dioperasikan
pada malam hari.
4) Genset
Pada PT. ABX memiliki Genset yang diletakkan khusus terpisah dari
ruang produksi. Genset memilik plat nama yang memuat data. Hal tersebut
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38
Tahun 2016 Pasal 15. Pada genset juga telah terdapat Standar Operasional
Prosedure (SOP) pemakaian Genset.
Mesin genset juga dilakukan Pemeliharaan secara berkala sesuai dengan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 Pasal 5 ayat (4)
menyatakan bahwa Pemakaian atau pengoperasian Pesawat Tenaga dan
Produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 harus dilakukan pemeriksaan
dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan secara
berkala.
24. Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
1) Menerapkan K3 PUBT
Penerapan K3 PUBT di PT. ABX adalah terdapat mutu atau poster-
poster kesehatan dan keselamatan kerja dikawasan perusahaan . baik kebijakan
perusahaan mengenai k3, himbauwan untuk menggunakan APD, Sikap kerja
yang baik 5R dan terdapat SOP yang ditempel pada setiap mesin dan bejana
uap.
Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam UU No.1 Tahun 1970 Pasal
9 Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,

12
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada Permenaker
No 37 Tahun 2016 Syarat-syarat K3 perencanaan Bejana Tekanan pasal 7 dan
Tangki Timbun pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya dan
pada Pasal 66 Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syaratsyarat
K3 Bejana Tekanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2) Operator Boiler
Berdasarkan Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan
Tangki timbun Pasal 59 dan 60 Operator atau teknisi K3 memiliki kompetensi
dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah
satunya memiliki lisensi k3. Berdasarkan Hasil wawancara dengan ahli K3 di
PT. ABX. Ditemukan temuan positif Seluruh operator boiler sudah memiliki
surat izin oprasional atau SIO untuk mengoprasikan boiler.

3) Perijinan peralatan PUBT


Berdasarkan Hasil wawancaraditemukan temuan positif PT.ABX sudah
memiliki perijinan mengenai PUBT selain itu PUBT yang dimiliki PT. ABX
sudah terstandarisasi baik nasional atau kita kenal SNI dan standar negara lain
seperti jepang dan jerman.
Hal ini sudah sesuai dengan UU Uap 1930 yang berbunyi perusahaan
dilarang untuk menjalankan atau mempergunakan sesuatu pesawat uap dengan
tidak mempunyai Ijin yang diberikan oleh kepala jabatan Pengawasan
keselamatan Kerja. Pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan
Tangki timbun Pasal 9 dan 10 Pengurus dan/atau Pengusaha yang mempunyai
bejana penyimpanan gas atau bejana transport harus mempunyai daftar atau
register. Pada Pasal 72 Pembuatan bejana harus dilakukan pengujian sifat
mekanik dan uji pecah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
Standar Internasional.

4) Laporan Pemeriksaan Pemeliharaan


Dalam video ditemukan temuan positif yaitu petugas melakukan
pengecekan berkala pada filter, pompa air dan tabung-tabung beberapa bulan
sekali . Terdapat lembar ceklis pada lembar perawatan berkala pada mesin

13
boiler. Menurut hasil wawancara pada narasumber pemeriksaan dilakukan
secara berkala baik harian, mingguan dan bulanan.
Dasar dari dilakukannya pelaporan pemeriksaan dan pemeliharaan
adalah Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun
Pasal 7 ayat 4 Pemakaian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan
secara berkala. Pada Pasal 66 Teknisi berkewajiban untuk melaporkan kepada
atasan langsung, kondisi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang menjadi
tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai dan pada Pasal 83
Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian wajib dituangkan dalam Surat
Keterangan yang diterbitkan oleh unit kerja pengawasan ketenagakerjaan

5) Bahan yang digunakan untuk bejana


Ditemukan temuan positif bahan yang digunakan cukup kuat terbuat dari
baja dan terstandarisasi dimana pada proses pembelian barang PT. BTX selalu
memastikan bahwa barang harus sesuai standar. Bahkan dari tahap produsen
menawarkanpun PT. PTX sudah memberikan himbawan bahwa PT.BTX akan
mengambil sebuah barang dari produsen bila produsentersebut dapat memenuhi
standar yang sudah ditentukan oleh peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Hal ini didasari pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan
Tangki timbun Pasal 8 Bahan dan konstruksi Bejana Tekanan harus cukup kuat
dan pada Pasal 72 Pembuatan bejana penyimpanan gas harus dilakukan
pengujian sifat mekanik dan uji pecah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau Standar Internasional.

6) Bejana tekan dilengkapi dengan alat pengaman


Didapatkan temuan positif berupa adanya Safety valve, alat petunjuk
tekanan, penyalur petir dan sistem alarm pada mesin boiler hal ini sesuai dengan
Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 14
dan 15 yaitu bejana tekan harus memiliki pengaman seperti pipa pengaman dan
pengukur tekanan.

7) Pipa pembuang di atas atap bangunan

14
Didapatkan temuan positif yaitu adanya pipa pembuangan ke atas atap
sebagaimana disebutkan pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan
dan Tangki timbun Pasal 16 Pasal Alat-alat pengaman yang dihubungkan
dengan pipa pembuang yang tidak dapat tertutup harus disalurkan langsung
dengan pipa pembuang di atas atap bangunan memiliki lebih tinggi 1 m (satu
meter) dari atap dan ujungnya harus dilengkungkan ke bawah.

8) Memiliki alat anti guling


Selain itu,juga terdapat temuan positif lainnya yaitu Terdapat kaki-kaki
pada tangki yang diperkuat pada beton untuk menahan tangki agar tidak mudah
tergulih atau bergeser bahan kaki-kaki pada bejanatekanpun sama seperti bahan
pada tabungnya. Hal ini sesuai dengan Permenaker No37 Tahun 2016 K3
Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 18 Bejana penyimpanan gas dan bejana
transport harus diberi alat anti guling dan pada Pasal 57 Pemasangan Tangki
Timbun dengan menggunakan kaki terbuat dari rangka baja, konstruksinya
harus kuat dan aman. Kaki rangka baja harus dipasang di atas fondasi dengan
konstruksi kuat menahan beban Tangki Timbun pada saat terisi penuh.

9) Warna Pada Bejana Tekan


Ditemukan temuan positif adanya perbedaan warna pada bejana tekan
hijau untuk air dan biru untuk gas angina seperti pada Permenaker No37 Tahun
2016 K3 Bejana Tekan dan dan Tangki timbun Pasal 21 bejana penyimpanan
gas harus diberi warna yang berbeda setiap jenisnya

10) Sarana Kebakaran


Ditemukan temuan positif yaitu terdapat apar dekat dengan mesin boiler
dan ada lembar atau label pengecekan pada apar. Namun terdapat temuan
negative yaitu Apar di diletakkan pada permukaan yang tidak rata dengan posisi
tertidur/tidak tegak. padahal apar memiliki ukuran yang besar sehingga
menyulitkan pada saat akan digunakan karena menurut Permenaker No4 Tahun
1980 Pasal 4 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

15
11) Tanda Bahaya
Ditemukan temuan positif yaitu terdapat tanda peringatan pada mesin
boiler tanda bahwa permukaan tangki panas dan berbahaya jika disentuh secara
langsung. hal ini sesuai dengan Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana
Tekan dan Tangki timbun Pasal 27 Lokasi tempat Tangki harus memiliki
tanda bahaya kebakaran, larangan merokok, larangan membawa korek api, alat-
alat api lainnya, dan larangan membawa peralatan yang dapat menimbulkan
peledakan atau kebakaran.

12) Pembatas dan Tanda larangan Masuk Bagi Yang Tidak Berkepentingan
Ditemukan temuan positif bahwa PT. ABX memeiliki pager pembatas
dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan dan terdapat jalur
evakuasi khusus.

13) Kontruksi Bangunan


Ditemukan temuan positif yaitu bangunan pada bagian bejana tekan di
PT. ABX sudah terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan lantai harus
terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan percikan api dan memiliki ventilasi
yang cukup. Pintu emergency juga sudah tersedia pada. Hal tersebut sesuai
dengan Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun
Pasal 42 Bangunan tempat penyimpanan bejana penyimpanan gas dan bejana
transport dengan jumlah yang besar harus terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan lantai harus terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan percikan
api. Dan mempunyai ventilasi yang cukup dan harus mempunyai pintu keluar
atau pintu penyelamatan.

14) Penempatan Bejana Tekan


Ditemukan temuan positif Bejana tekan tidak ditempatkan di dekat
tangga, gang, di depan lubang angin, alat pengangkat, atau benda bergerak yang
dapat menyentuh atau menimpa. Seperti yang dimaksud pada Permenaker No37
Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 43 Bejana Tekanan
dilarang ditempatkan atau disimpan dekat tangga, gang, di depan lubang angin,
alat pengangkat, atau benda bergerak yang dapat menyentuh atau menimpa

16
15) Perlindungan Bejana Tekan dari Sinar Matahari dan sumber karat
Ditemukan Temuan Positif yaitu bejana Tekan sudah dilindungi dari
sumber panas dan penyebab karat. Namun ditemukan juga temuan negative
yaitu meski terlindungi kemungkinan karena perawatan yang kurang sehingga
ada beberapa komponen yang memiliki kondisi berkarat. Berdasarkan pada
Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 43
Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus dilindungi dari sumber panas dan
penyebab karat dan pada Pasal 45 Bejana penyimpanan gas dan bejana transport
yang telah berisi ditempatkan di tempat terbuka harus dilindungi dari panas
matahari dan hujan.

16) Kontruksi Lantai lantai


Ditemukan Temuan positif yaitu lantai sudah kuat dan dibeton dapat
menahan beban yang berat dan tidak licin. Hal ini sesuai dengan Permenaker
No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasa54 Lantai di
sekitar lokasi pemasangan harus rata, bersih, dan tidak licin dan pada pasal 55
mempunyai lantai dasar yang kuat menahan beban Tangki Timbun pada saat
berisi penuh.

b) Temuan Negatif

1. Rambu/ marka/ safety sign


Meskipun sebagian besar sudah terpasang, namun di PT. ABX masih ada
beberapa safety sign yang belum sesuai aturan perundang-undangan baik dari segi
pemasangan maupun kelayakannya. hal ini menjadi temuan negatif yang bisa kami
rekomendasikan ke perusahaan ABX sebagai saran dan masukan untuk
kedepannya sehingga Pelaksanaan pemasangan Rambu/Marka/Safety sign dapat
terlaksana sesuai amanat Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b serta
Permenaker No.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

2. Ahli K3
Kurangnya ahli K3 spesialis di PT ABX. Karena hanya mempunyai satu ahli
K3 spesialis penanggulangan kebakaran. Karena dari hasil observasi dapat dilihat
bahwa lingkungan kerja masih banyak yang kurang memenuhi syarat dan standar
tentang keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja sesuai Permenaker No. 5
Tahun 2018 di BAB I Pasal 1 No. 28, Pasal 5 ayat (3), BAB III Paragraf 1 Pasal 27
ayat 1 Huruf a, pasal 34 ayat 2 huruf f, dan pengendalian nya harus dikendalikan

17
oleh ahli K3 spesiais Lingkungan kerja sesuai Permenaker No. 5 Tahun 2018 BAB
IV Pasal 45 ayat (1)

18
3. Temuan Negatif K3 Konstruksi Bangunan
Adapun temuan negatif di lapangan pada konstruksi bangunan pada PT. ABX yaitu :
1) K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan, pemakaian,
pemeliharaan hingga pembongkaran :
a. Tidak terpenuhinya syarat-syarat K3 sehingga kecelakaan akibat kerja semakin
tinggi
b. Rendahnya kepedualian terhadap nilai–nilai keselamatan tingkat konstruksi
keselamatan Kerja
2) Personil K3 KB : scafolder, Ahli K3 konstruksi (muda, Madya, Utama):
 Tangga perancah / skafolding tidak dilengkapi pegangan tangan
3) APD (Alat Pelindung Diri)
a. Pekerjaan diatas ketinggian dijumpai tidak menggunakan APD: Tali pengaman
b. Pekerjaan menggunakan alat angkat & angkut tidak menggunakan tali
pengendali
c. Pekerjaan konstruksi di ketinggian dijumpai pengaman kepala / helm safety tidak
dilengkapi chinstap / tanpa tali

d. Pekerjaan konstruksi pemindahan material , pekerjaan katrol/kerekan dan


maintenance/ pemeliharaan panel kelistriksn dijumpai tidak menggunakan/ tidak
dilengkapi APD sarung tangan
e. Pekerjaan konstruksi permesinan dijumpai tidak menggunakan / tidak dilengkapi
dengan APD pelindung
4) Alat-Alat berat dan perijinan
a. (Mechanical Hazards) saat ada pekerjaan didepan alat berat, ada pekerja yang
berada didepan alat berat yang sedang beroperasi
b. Dijumpai penggunaan Safety Corn / traffic cone/ kerucut lalu lintas tidak
dipergunakan sebagaimana mestinya (dibiarkan tergeletak /terjatuh)
4. Temuan Negatif di Bidang K3 Pemadam Kebakaran
Adapun temuan negatif di lapangan pada bidang K3 Pemadam Kebakaran pada PT.
ABX yaitu :
1) Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, detektor, alarm, hidran, springkler, dll)
a. Tidak terdapat kunci katup di pilar hydran yang fungsinya untuk membuka katup
valve hydrant pilar
b. Belum ada dilengkapi check list kelengkapan Outdoor & Indoor Hydrant Box

19
c. Belum ada dilengkapi check list pemeriksaan berkala untuk Outdoor & Indoor
Hydrant Box
d. APAR Powder 70 kg yang diletakkan disamping Outdoor Hydrant Box belum ada
dilengkapi checklist pemeriksaan berkala (untuk indikator pressure , kelengkapan
e. tidak tersedia nya apar di area ruangan elektrikalSarana proteksi kebakaran pasif
material dinding tahan api/fire retardant, sarana evakuasi, smoke damper, pressurized
fan, kompartemenisasi, mapping layout evakuasi.
2) Fire drill dan emergency drill
 Tidak ada simulasi emergency drill / latihan kebakaran Personil pemadam kebakaran
terlatih (training K3, lisensi K3, dll)

5. Temuan Negatif di Bidang K3 Listrik


Adapun temuan negatif di lapangan pada bidang K3 Listrik pada PT. ABX
yaitu :
1) K3 instalasi listrik (PUIL 2000) dan perijinan
 tidak ada nya rambu yg menyatakan dilarang masuk bagi yg tidak
berkepentingan selain petugas
2) Inspeksi dan pengujian berkala peralatan/instalasi Perusahaa
 Tidak memekai Alat Pelindung

3) Kondisi pengoperasian peralatan/instalasi


 Tidak ada apar,hdrant disekitar SOP kerja listrik, dll
 Sebagai rujukan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan
6. Teknisi
Pada Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 Pasal 44 untuk point (e) menyatakan bahwa
Teknisi masing-masing Pesawat Angkat Agkut harus memiliki sertifikat kompetensi
dibidangnya.Namun pada PT. ABX belum memiliki sertifikat khusus dibidangnya seperti
teknisi Pesawat Angkat Angkut jenis Forklift, Lift dan juga Crane.
7. Forklift
Pada Forklift terdapat temuan yaitu kondisi ban yang sudah mulai tipis dan cenderung
tidak layak operasi lagi. Pada forklift juga terdapat tali yang tidak diletakkan sesuai
tempatnya yang dapat berakibat terganggunya pada proses pengoperasian Forklift. Dalam
Pada Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 Pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa teknisi

20
memiliki forklift memiliki tugas untuk melaksanakan identifikasi potensi bahaya,
pemasangan atau perakitan, pemeliharaa/perawatan, perbaikan, perubahan atau modifikasi
Pesawat Angkat Angkut.
8. APD
Pada penggunaan APD pada petugas ditemukan temuan negative yaitu petugas tidak
menggunakan tali pada helm dengan benar dan tali yang digunakan tidak sesuai.
Sebagaimana disebut pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 66 Teknisi/ operator mematuhi peraturan perundang-undangan dan
melakukan tindakan pengamanan
9. Jarak Pagar Pembatas
Temuan negative yaitu Jarak anatara dinding tangki dengan pagar kurang dari 25 meter
dikarenakan terbatasnya lahan perusahaan. Berdasarkan pada permenaker No37 Tahun
2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 28 Lokasi tempat Tangki harus dipasang
pagar pengaman dengan jarak paling sedikit 25 m (dua puluh lima meter) dihitung dari
dinding Tangki Timbun dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan. Tinggi
pagar pengaman paling rendah 2 m (dua meter).
10. Pemeliharan Bejana Tekanan
Temuan negative dari pengecekan ini yaitu meskipun sering di periksa tetapi terdapat
komponen pada bejana tekan yang berkarat, pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana
Tekan dan Tangki timbun Pasal 30 kegiatan pembersihan dan pengecekan dilakukan untuk
memastikan tidak boleh ada karatan atau retak-retak sisa gas sisa tekanan dan kotoran bahan
yang mudah terbakar.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. K3 Umum

PT ABX pada upaya penerapan K3 secara garis beras sudah berjalan dengan baik
dan sudah merujuk kepada peraturan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, perusahaan masih perlu melakukan
perbaikan untuk menyempurnakan program K3 yang sudah ada maupun yang belum ada
terutama dalam hal pelaksanaan atau penerapan program kerja di lapangan.
2. Kelembagaan K3

a. P2K3 dan pengesahannya


PT ABX memperkerjakan kurang lebih 1200 orang sehingga wajib
membentuk P2K3. Sekretaris P2K3 sudah ahli K3. Hal ini bisa dilihat dari adanya
struktur organisasi P2K3 berdasarkan Permenaker no 4 tahun 1987 pasal 2, setiap
tempat kerja dengan kriteria perusahaan memperkerjakan 100 orang atau lebih
wajib membentuk P2K3.

b. PJK3
Perusahaan PT ABX telah bekerja sama dengan PJK3 dalam bidang
pelayanan kesehatan tenaga pekerja.

c. Organisasi

PT ABX sudah membentuk dan menyediakan struktur organisasi P2K3 serta


struktur organisasi tim tanggap darurat. Organisasi P2K3 mengatur tugas dan
tanggung jawab serta mengatur komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan
fungsi dan tugas P2K3. Struktur organisasi secara lengkap dalam dilihat di
lampiran pada laporan ini.

d. Ahli K3

PP no 50 tahun 2012 (Lampiran 1 bagian C) juga menyebutkan bahwa dalam


penyediaan sumber daya manusia, perusahaan harus membuat prosedur
pengadaan secara efektif melalui pengadaan sumber daya manusia sesuai
kebutuhan dan memiliki kompetensi kerja serta kewenangan di bidang K3 yang
dibuktikan melalui sertifikat K3 yang diterbitkan oleh instansi berwenang. PT
ABX sudah memiliki Ahli K3 umum yang mengawasi secara langsung
pelaksanaan K3 di tempat kerja.

22
PT ABX sudah memiliki Ahli K3 yang mengawasi dan mengawal
pelaksanaan K3 sehingga program kerja yang dibuat dapat terlaksana dengan
baik.. Berdasarkan Permenaker no 2 tahun 1992 tentang tata cara penunjukan
kewajiban dan wewenang ahli K3 pasal 2 disebutkan bahwa Menteri Tenaga
Kerja atau pejabat yang ditunjuk berwenang menunjuk ahli K3 pada tempat kerja
yang memperkerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang.

e. Penerapan SMK3
Penerapan sudah terlaksana dengan cukup baik, meski tetap ada beberapa
hal yang harus di perbaiki sesuai dengan analisa temuan negatif

Saran
1. K3 secara umum
a) Perlunya dilakukan pengadaan APD yang merata terhadap seluruh
karyawan untuk menjamin perlengkapan saat bekerja
b) Penambahan Ahli K3 spesialis mengingat potensi bahaya yang cukup
besar di lingkungan kerja.
c) Meningkatkan program Pendidikan dan pelatihan bagi anggota divisi
Safety terkait K3 di PT. ABX
d) Evaluasi pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan
dan ukurannya.
e) Evaluasi kepada karyawan yang belum mentaati peraturan
f) Menempelkan peraturan UU No.1 Tahun 1970 di area tempat kerja yang
mudah dibaca oleh setiap karyawan.
g) Mengadakan pelatihan terhadap operator yang bertugas menjalankan
fungsi2 dan sistem kerja mesin
h) Melakukan peninjauan ulang dan evaluasi penerapan APD dan SOP

2. Kelembagaan K3
a) Melakukan sosialisasi secara menyeluruh terhadap kelembagaan K3 yang ada di
perusahaan.
b) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan unit kerja lain sebagai
perpanjangan tangan dari pelaksanaan K3

3. Penerapan SMK3
a) Mensosialisasikan kebijakan K3 dan diinformasikan serta disebarluaskan ke
setiap unit kerja seperti poster, surat edaran, buku saku K3, dll.
b) Lakukan peninjauan ulang dan evaluasi penerapan SMK3

23
LAMPIRAN ANALISA

A. Analisa Temuan Positif

No OBJEK FOTO ANALISA SARAN DASAR HUKUM

TEMUAN POSITIF
K3 secara umum

1. Safety tidak terlampir (wawancara) PT.ABX telah melakukan safety Dipertahankan dan Undang-undang N0.1
Induction induction terhadap kontraktor, ditingkatkan lagi Tentang keselamatan kerja
supplier, tamu dan pekerja sendiri. kedepannya. Tahun 1970 ( Bab V tentang
Dan setiap pagi sebelum memulai pembinaan, pasal 9 ayat 1 &
pekerjaan dilaksanakan briefing. 2)

2. Rambu/Mar Perusahaan telah menerapkan Dipertahankan, di Undang-Undang No.1


ka/Safety SMK3 dengan memasang poster- pasang lebih Tentang Keselamatan kerja
Sign poster berisikan kata-kata motivasi banyak lagi dan di Tahun 1970 (BAB X
dan poster himbauan dengan baik. tempel ditempat- Kewajiban Pengurus, Pasal 14
tempat yang huruf b)
mudah terlihat.

24
Adanya poster/pamplet larangan Dipertahankan, di Undang-Undang No.1
membuang puntung rokok pasang lebih Tentang Keselamatan kerja
sembarangan. banyak lagi dan di Tahun 1970 (BAB X
tempel ditempat- Kewajiban Pengurus, Pasal 14
tempat yang rawan huruf b)
kebakaran.

safety sign berupa himbauan Mempertahankan Undang-Undang No.1


keselamatan di area dengan tingkat dan Tentang Keselamatan kerja
kebisingan tinggi telah terpasang. memperbanyak Tahun 1970 (BAB X
lagi himbauan- Kewajiban Pengurus, Pasal 14
himbauan seperti huruf b)
ini.

Rambu peringatan berbahaya Tetap Undang-Undang No.1


(segitiga berwarna kuning) sudah dipertahankan Tentang Keselamatan kerja
terpasang pada bejana tekan(boiler). kondisi seperti saat Tahun 1970 (BAB X
ini yang sudah di Kewajiban Pengurus, Pasal 14
terapkan. huruf b)

25
Rambu Peringatan berbahaya sudah Tetap Undang-Undang No.1
terpasang pada panel PLN genset. dipertahankan Tentang Keselamatan kerja
kondisi seperti saat Tahun 1970 (BAB X
ini yang sudah di Kewajiban Pengurus, Pasal 14
terapkan. huruf b)

Sudah terpasang dengan baik rambu Dipertahankan Undang-Undang No.1


untuk hydrant box indoor maupun seperti kondisi Tentang Keselamatan kerja
hydrant box outdoor. yang sudah Tahun 1970 (BAB X
diterapkan pada Kewajiban Pengurus, Pasal 14
saat ini. huruf b)

26
Safety sign/rambu sudah terpasang Dipertahankan Undang-Undang No.1
pada tepat di dekat apar sesuai seperti kondisi Tentang Keselamatan kerja
dengan aturan perundang-undangan. yang sudah Tahun 1970 (BAB X
diterapkan pada Kewajiban Pengurus, Pasal 14
saat ini huruf b)

Safety sign atau rambu peringatan Dipertahankan Undang-Undang No.1


arus tinggi sudah terpasang pada seperti kondisi Tentang Keselamatan kerja
pintu utama ruang travo begitu juga yang sudah Tahun 1970 (BAB X
pada pintu panel-panel travo. diterapkan pada Kewajiban Pengurus, Pasal 14
saat ini huruf b)

27
3 Alat APD Seharusnya diadakan sesuai Dipertahankan -Undang-Undang No 1 tahun
Pelindung ketentuan peraturan yang berlaku seperti kondisi 1970 tentang keselamatan
Diri (APD) untuk melindungi pekerja oleh yang sudah kerja
karena itu karyawan wajib diterapkan pada -Permen
menggunakan APD untuk saat ini No.08/MEN/VII/2010
mengurangi resiko terjadinya Pasal 2 ayat (1): “Pengusaha
kecelakaan wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh ditempat kerja”.
Pasal 3 ayat (1) f : “Dengan
peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk
memberi alat-alat
perlindungan diri pada para
pekerja”

5 P2K3 Perusahan telah membentuk P2K3 Terus lakukan a. UU no 1 tahun 1970


sesuai peraturan perundangan yang program tentang
berlaku kerja yang positif keselamatan kerja pasal
untuk 10 ayat (1) & (2)
keselamtan dan b. Permenaker RI Nomor
kesehatan kerja PER.04/MEN/1987
serta c. Kepmenaker No
mempertahankan 155/Men/1984 tentang
dan meningkatkan Tugas,Fungsi, dan
terkait mutu dan Mekanisme Kerja P2K3
lingkungan kerja dan Dewan Keselamatan
perusahaan. dan Kesehatan Kerja

28
4 Penerapan Intruksi kerja atau SOP yang sudah Dipertahankan Undang – Undang No. 1
SOP pada sesuai tersebut terus di pertahankan seperti kondisi tahun 1970 tentang
pengopersian
Alat kerja
sesuai perundang-undangan yang yang sudah Keselamatan Kerja BAB X
Mesin berlaku diterapkan pada Kewajiban Pengurus Pasal 14
saat ini ayat C

29
6 Organisasi Perusahaan telah membentuk Terus lakukan a. UU no 1 tahun 1970
Organisasi tim tanggap darurat program tentang keselamatan kerja
sesuai peraturan perundangan yang kerja yang positif pasal 10 ayat (1) & (2)
berlaku untuk b. Permenaker no 15 tahun
keselamatan dan 2008 tentang tentang P3K
kesehatan kerja di tempat kerja
serta c. Keputusan Mentri Tenaga
mempertahankan Kerja RI No. Kep -
dan meningkatkan 186/MEN/1999 tentang
terkait mutu dan Unit Penanggulangan
lingkungan kerja Kebakaran dItempat kerja
perusahaan. d. Keputusan direktur
Jendral Pembinaan
Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.
53/DJPPK/VIII/2009
tentang pedoman dan
pemberian lisensi
pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja
7 PJK3 Pelayanan PJK3 tentang Kesehatan Pelayanan a. UU no 1 tahun 1970
Kerja di Lingkungan Perusahaan Kesehatan tentang keselamatan kerja
disosialisasikan ke pasal 8 ayat (1) , (2) dan
tenaga kerja juga (3)
pihak-pihak yang b. Peraturan Mentri Tenaga
berkaitan Kerja dan Transmigrasi
pentingnya Nomor Per-03/MEN/1982
kesehatan di tentang pelayanan
lingkungan kesehatan kerja
perusahaan c. Peraturan Mentri Tenaga
Kerja RI No.
04/MEN/1995 tentang

30
Perusahaan Jasa
Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja pasal 6
d. Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI
No. Per-02 / MEN/1980
tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga kerja
dalam Penyelenggaraan
Keselamatan kerja

31
32
8 Ahli K3 PT. ABX telah mempunyai ahli K3 perlu ada Undang Undang No.1 Tahun
penambahan ahli 1970
K3 untuk bidang
--
spesialis lainnya Permen No 04/1987
Tentang P2K3 serta
tata cara penunjukan
ahli keselamatan dan
kesehatan
9 Kebijakan Dan Sudah ada kebijakan yang Ditingkatkan UU No. 1 Tahun 1970,
Komitmen K3 dilaksanakan dan sudah di cetak komitmen dengan X Tentang
agar setiap karyawan dapat melihat meningkatkan Kewajiban Pengurus
dan tau dengan jelas penerapan program pasal 14 point a dan b.
SMK3.
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan
SMK3 pasal 8.

33
10 Penerepan a. Berdasarkan PKL pada PT Untuk selanjutnya PP No. 50 Tahun 2012
SMK3 ABX,dapat di lihat berapa ditingkatkan lagi Tentang Penerapan
jumlah pekerja/karyawan di program- program SMK3 Pasal 4 dan 5 ayat 1
tempat tsb dalam rangka , pasal 6 ayat 1 huruf a-c,
b. sudah adanya kebijakan dan meningkatkan
komitmen k3 pada PT tsb program
c. Sudah adanya struktur SMK3
organisasi baik yang
emergency maupun P2K3L
d. Sudah adanya SOP pada alat
atau pekerjan
e. sudah adanya Layanan
kesehatan (tempat)
f. Adanya kegiatan Cheklist alat
alat yang ada di tempat kerja
tsb
g. Sudah tersedianya sarana
kebersihan dan pengolahan
limbah

34
35
No OBJEK FOTO ANALISA SARAN DASAR HUKUM

11 Audit SMK3 tidak terlampir (wawancara) PT. ABX sudah melakukan audit Dipertahankan dan 1. Peraturan Menteri
SMK3 ditingkatkan lagi Tenaga Kerja
kedepannya. Transmigrasi No. Per.
24/Men/2014 pasal 4.
2. Undang – undang
No.13 Tahun 2003
Tentang
Ketenagakerjaan
terdiri dari 18 Bab dan
193 Pasal. Pasal yang
mengatur tentang
SMK3 pada Pasal 18
dan Pasal 87.
Audit SMK3 Audit dilakukan 1 tahun sekali Dipertahankan, di Peraturan Menteri Tenaga
pasang lebih Kerja Transmigrasi No. Per.
banyak lagi dan di 24/Men/2014 pasal 4
tempel ditempat-
tempat yang
mudah terlihat.

36
Audit ada 2 kategori : audit internal ( Peraturan Permenker
dan eksternal No.50 Tahun 2012 Pasal 16
Ayat 1,2, 3)

12 Penghargaan PT ABX telah mendapatkan Peraturan Menteri Tenaga


k3 ( Zero penghargaan K3 ( Zero Accident Kerja dan Transmigrasi RI
Accident Award, Sertifikat SMK3) yang No. Per-01/MEN/2007
Award, diantaranya nominasi untuk zero Tentang Pedoman Pemberian
Sertifikat accident, sertifikasi OHSAS, Penghargaan Keselamatan
SMK3) penghargaan kontribusi sosialisasi dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 (new).

13 Sertifikat Untuk tenaga HSE di PT. ABX telah Peraturan menteri ketenaga
Ahli K3 memiliki sartifikat dan SKP. kerjaan nomor 5 tahun 2018
untuk HSE tentang kesehatan
keselamatan kerja lingkungan
kerja. Bab 1, Pasal 1 Butir ke-
40

37
1 Hydrant Perusahan telah menyediakan Hydrant Melakukan d. UU no 1 tahun 1970
disekitar lingkungan perusahaan pengecekan tentang
secara berkala keselamatan kerja
dan pemeliharaan pasal 3 ayat 1 huruf b
Hydrant pada e. Keputusan Menteri
lingkungan Tenaga Kerja R.I. No.
perusahaan Kep-186/MEN/1999
Tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat
Kerja

38
2 Fire Pump Perusahan telah menyediakan Fire Melakukan a. UU no 1 tahun 1970
System Pump System disekitar lingkungan pengecekan tentang keselamatan
perusahaan secara berkala kerja pasal 3 ayat 1
dan pemeliharaan huruf b
Fire Pump b. Keputusan Menteri
System pada Tenaga Kerja R.I. No.
lingkungan Kep-186/MEN/1999
perusahaan Tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat
Kerja

39
3 Mesin Bubut Perusahan telah menyediakan mesin Melakukan a. Undang-undang No.1
bubut di perusahaan pengecekan Tahun 1970, tentang
secara berkala Keselamatan Kerja
dan pemeliharaan pasal 2 ayat 2 huruf a
mesin bubut di b. Peraturan Mentri
perusahaan Ketenagakerjaan RI
No. Per-04/MEN/1985
tentang pesawat
tenaga dan produksi
c. Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan RI
No. 38 tahun 2016
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
pesawat tenaga dan
produksi

4 Penyalur Perusahan telah menyediakan Melakukan a. Peraturan Mentri


Petir Penyalur Petir disekitar lingkungan pengecekan Tenaga Kerja RI No.
perusahaan secara berkala Per-02/MEN/1989
dan pemeliharaan tentang pengawasan
penyalur petir instalasi penyalur petir
pada lingkungan b. Peraturan Mentri
perusahaan Ketenagakerjaan RI
No. 31 tahun 2015
tentang perubahan atas
peraturan Mentri

40
Tenaga Kerja Nomor
Per. 02/MEN/1989
tentang pengawasan
Instalasi Penyalur
Petir
c. SNI 04-0225 2000
(PUIL 2000) sebagai
rujukan untuk sistem
proteksi
internal/proteksi
bahaya sambaran tidak
langsung atau
langsung
5 APAR Perusahan telah menyediakan APAR Melakukan a. UU no 1 tahun 1970
disekitar lingkungan perusahaan pengecekan tentang
secara berkala keselamatan kerja
dan pemeliharaan pasal 3
APAR pada b. Peraturan Mentri
lingkungan Tenaga Kerja dan
perusahaan Transmigrasi RI No.
Per-04/MEN/1980
tentang syarat-syarat
pemasangan dan
pemeliharaan alat
pemadam api ringan
c. Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I. No.
Kep-186/MEN/1999
Tentang Unit
Penanggulangan

41
Kebakaran Di Tempat
Kerja

6 Ruangan Perusahan telah menyediakan trafo di Melakukan a. Undang-undang No.1


Trafo perusahaan pengecekan Tahun 1970, tentang
secara berkala Keselamatan Kerja
dan pemeliharaan pasal 2 ayat 2 huruf q,
Trafo pada pasal 3 ayat 1 huruf q
lingkungan b. Peraturan Mentri
perusahaan Ketenagakerjaan RI
No. Per-12/MEN/2015
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
listrik di tempat kerja

42
7 Penyimpana Perusahan telah menyediakan Melakukan a. Undang-undang No.1
n Gas Penyalur Petir disekitar lingkungan pengecekan Tahun 1970, tentang
perusahaan secara berkala Keselamatan Kerja
pada lingkungan pasal 2 ayat 2 huruf b,
perusahaan pasal 3 ayat 1 huruf c
b. Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan RI
No. 37 tahun 2016
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
bejana tekanan dan
tangki timbun

43
B. Tabel Analisa Temuan Negatif

No OBJEK FOTO TEMUAN ANALISA TEMUAN SARAN DASAR HUKUM

TEMUAN NEGATIF
K3 SECARA UMUM

1 RAMBU/M pekerja atau orang lain yang Sebaiknya di Undang-Undang No.1


ARKA/SAF melintasi jalan akan sembarangan perbaiki dan di cat Tentang Keselamatan kerja
ETY SIGN memacu kendaraan karena rambu- ulang, di pasang di Tahun 1970 (BAB X
rambu tidak terlihat dengan jelas tempat yang mudah Kewajiban Pengurus, Pasal
dan dapat menyebabkan terlihat dan tidak 14 huruf b)
kecelakaan. tertutup oleh benda
lain agar
pengendara yang
melintas melihat
dengan jelas rambu-
rambu jalan
tersebut.

44
Ketidak tepatan dalam memasang Sebaiknya di pasang Undang-Undang No.1
stiker pemadam api dapat dekat atau tepat di Tentang Keselamatan kerja
menyebabkan pekerja atau orang atas alat pemadam Tahun 1970 (BAB X
lain yang berkunjung bingung. api agar mudah Kewajiban Pengurus, Pasal
terlihat dan dapat 14 huruf b)
dijangkau.

Terdapat rambu petunjuk area Sebaiknya rambu Undang-Undang No.1


boiler namun tidak terpasang petunjuk area boiler Tentang Keselamatan kerja
dengan sempurna dan tidak adanya di perbesar dan di Tahun 1970 (BAB X
rambu peringatan berbahaya. pasang dengan baik Kewajiban Pengurus, Pasal
serta di tambah 14 huruf b)
rambu peringatan
area berbahaya.
Terdapat gambar/poster himbauan Sebaiknya di pasang Undang-Undang No.1
keselamatan terpasang di area di tempat-tempat Tentang Keselamatan kerja
gudang genset. yang mudah dilihat Tahun 1970 (BAB X
oleh pekerja dan Kewajiban Pengurus, Pasal
orang lain. 14 huruf b)

45
Penempelan gambar/poster yang Sebaiknya di Undang-Undang No.1
tidak tepat. buatkan tempat Tentang Keselamatan kerja
khusus pemasangan Tahun 1970 (BAB X
poster-poster seperti Kewajiban Pengurus, Pasal
ini agar tidak 14 huruf b)
menghalangi
pandangan orang
yang hendak masuk
dan keluar pintu
utama.
2 Ahli K3 Kurangnya Ahli K3 bidang Menambahkan Ahli Undang Undang No.1
Spesialis K3 Spesialis, yaitu Tahun 1970
K3 spesialis
lingkungan agar Permen No 04/1987
lingkungan kerja PT Tentang P2K3 serta
ABX dapat tata cara penunjukan
memenuhi syarat ahli keselamatan dan
dan standar kesehatan
lingkungan kerja
sesuai Permenaker Permenaker No.5
No. 5 Tahun 2018. Tahun 2018 BAB IV
Pasal 45 ayat (1)

46
No Obyek Positive Negative Keterangan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
K3 konstruksi bangunan: 1. Memiliki tahap perencanaan 1. Tidak terpenuhinya 1. Menerapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja
1 tahap perencanaan, proyek konstruksi melibatkan syarat-syarat K3 dengan sesuai landasan hukum Undang-
pembangunan, pemakaian, management perusaan , tenaga sehingga kecelakaan Undang No.1Tahun 1970 tentang
kerja , peralatan teknik dan bahan- akibat kerja semakin Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
pemeliharaan hingga
bahan konstruksi tinggi (a,r)
pembongkaran
2. Tahap pembangunan yang 2. Rendahnya kepedualian 2. Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang
memiliki penyandang dana/pemilik terhadap nilai–nilai keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek, memiliki konsultan, keselamatan tingkat konstruksi bangunan Pasal 3.
penyedia jasa, kontraktor & tenaga konstruksi keselamatan
kerja Kerja

3. Memiliki tahap/masa pemeliharaan


dengan pekerjaan yang berkualitas
baik

4. Konstruksi memiliki perlindungan


publik setelah selesai jam-jam
operasional seperti pengamanan
oleh Security dengan baik
5. Menerapkan pemenuhan
persyaratan K3 sehingga semakin
tinggi tingkat kesematan kerja.

6. Mempunyai pemeliharaan lalu

47
lintas kendaraan & lalu lintas orang
yang aman disekitar konstruksi
seperti : manufer & parkir
kendaraan-kendaraan dan tempat
pejalan kaki yang disediakan

Personil K3 KB : 1. Memiliki Tim Skaffolder 1. Tangga perancah /


2 scafolder, Ahli K3 dalam konstruksi sebagai skafolding tidak dilengkapi
konstruksi (muda, Madya, pemasang perancah scaffolding pegangan tangan
Utama) yang mempunyai peran penting
dan khusus dalam kelancaran
pembangunan konstruksi yang
diawasi oleh petugas yang handal

2. Konstruksi yang
mempekerjaan Tenaga Kerja >
100 org dengan lama pyoyek > 6
bln wajib mempunyai K3
Konstruksi :

-Ahli K3 Konstruksi minimal 1


orang
-K3 Kontruksi Utama 1 orang
-K3 Kontruksi Madya 1 orang
-K3 Konstruksi Muda 2 orang

3. Koordinasi antara kepala


proyek kontraktor/pemimpin
pelaksana & pengawasan
lapangan dan Safety Officer
pelaksana konstruksi sudah
melakukan koordinasi konstruksi

48
1. Disediakan APD cukup & dalam 1. Pekerjaan diatas 1. Memberi Alat-alat perlindungan diri pada
3 APD (Alat Pelindung Diri) kondisi baik. ketinggian dijumpai para pekerja sesuai UU landasan hukum
tidak menggunakan Undang-Undang No.1Tahun 1970 tentang
2. Disediakan pengaman/jaring untuk APD: Tali pengaman Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
melindungi orang yang bekerja (f)
dibawah gedung tinggi 2. Pekerjaan menggunakan
alat angkat & angkut tidak 2. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
3. Pengamanan terhadap pekerja & menggunakan tali bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
benda-benda disekitar alat berat pengendali barang , mencegah terkena aliran listrik
dengan pengawasan konstruksi berbahaya sesuai landasan Hukum Undang-
3.Pekerjaan konstruksi di Undang No.1Tahun 1970 tentang
ketinggian dijumpai Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
pengaman kepala / helm (p,q)
safety tidak dilengkapi
chinstap / tanpa tali

4.Pekerjaan konstruksi
pemindahan material ,
pekerjaan katrol/kerekan
dan maintenance/
pemeliharaan panel
kelistriksn dijumpai tidak
menggunakan/ tidak
dilengkapi APD sarung
tangan

5.Pekerjaan konstruksi
permesinan dijumpai tidak
menggunakan / tidak
dilengkapi dengan APD
pelindung
4 Alat-Alat berat dan 1. Memiliki Operator terlatih dengan 1. Dijumpai sumber bahaya
perijinan lisensi / dilengkapi SILO & (Mechanical Hazards) saat
Operator yang sudah handal ada pekerjaan didepan alat
berat seperti ada pekerja
2. Penempatan & pengamanan Alat yang berada didepan alat

49
Berat yang diparkirkan sesuai area berat yang sedang
yang telah disediakan setelah beroperasi
pekerjaan konstruksi selesai
operasional 2. Dijumpai penggunaan
Safety Corn / traffic cone/
3. Pengamanan terhadap pekerja & kerucut lalu lintas tidak
benda-benda disekitar alat berat dipergunakan
dengan pengawasan konstruksi sebagaimana mestinya
(dibiarkan tergeletak
/terjatuh)

1. Program Kerja Safety Healt


5 Management K3 Environment sudah diterapkan di
Kontruksi lingkungan konstruksi

2. Safety Talk/ breafing sebelum jam


kerja konstruksi dimulai diberikan
kepada pekerja
1. Dijalankan & dilakukan Simulasi 1. Menerapkan Fire Detection (deteksi
6 Lainnya : Prosedur Kesiagaan & tanggap Darurat / kebakaran & Fire Control (informasi penting
Darurat, aspek kesehatan , Prosedur Darurat untuk tindakan cepat / tanggap darurat
Sign-Sign, Sarana & kebakaran) sesuai landasan hukum :
Fasilitas lainnya 2. Tersedianya APAR (Alat Pemadam - Permenakertrans Nomor : PER-04/MEN/1980
Kebakaran dengan dilakukan - Permenaker Nomor : PER-02/MEN/1983
cheklist pemeriksaan berkala &
penyimpanan yang baik. 2. Penyelenggara Pemeliharaan Kesehatan
Bagi Tenaga Kerja sesuai landasan Hukum
3. Adanya Sign- sign larangan - Permenaker Nomor : PER-01/MEN/1998
merokok untuk area yang mudah - Permenaker Nomor : PER-04/MEN/1993
terbakar dan mempunyai

50
penyimpanan yang baik untuk 3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
bahan - bahan yang mudah terbakar penyakit akibat kerja baik physic sesuai
landasan Hukum Undang-Undang
4. Adanya Jaminan Sosial Tenaga No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Kerja (Jamsostek) yang (BAB III) pasal 3 ayat 1 (g,i,k)
diperuntukkan bagi Tenaga Kerja
4. Keterangan : Dasar Hukum Permenaker
No.PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanam
Kesehatan Kerja diri / peralatan khusus
5. Tanda & petujuk dilingkungan contoh eye shower)
pekerjaan konstruksi sudah
dipasang sign - sign seperti : Tanda
larangan , wajib peringatan & tanda
kondisi aman)

6. Kegiatan Konstruksi yang


memperhatikan bahaya Physical
Hazards seperti faktor kimia
(pasokan udara cukup ). Lokasi
kerja aman penerangan

7. Pemeriksaan / maintenance berkala


untuk bahaya kelistrikan yang
dijumpai dengan mengunci
kembali panel-panel untuk
pengamanan kelistrikan

8. Pelaksanaan K3 untuk aspek


kesehatan & lingkungan seperti
disediakan sarana mess pekerja ,
sarana olah raga , fasilitas ruangan
sholat , ruang ganti pakaian ,

51
fasilitas kantin

9. Tesedianya fasilitas P3K (ruangan


P3K & kotak /isi P3K , Tandu ,
mobil ambulan & fasilitas P3K
tambahan (berupa alat pelindung)

No Obyek Positive Negative Keterangan

K3 Penanggulangan Kebakaran
Sarana Proteksi 1. Bangunan / gedung tersedia & 1. Tidak terdapat kunci katup  Undang-undan No 1 tahun 1970 tentang
1 Kebakaran : aktif (APAR, dilengkapi sarana proteksi di pilar hydran yang keselamatan kerja (BAB III) Pasal 3 ayat
kebakaran aktif seperti : fungsinya untuk membuka 1(b)
detektor, alarm, hidran,
- Outdoor & Indoor Hydrant katup valve hydrant pilar
springkler, dll)
Box ( Fire Hose , Hose Nozzle  Persyaratan APAR, Permenaker No. Per-
, Hydrant Valve & Hose Rack) 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
dilengkapi detektor , alarm. Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
- Pilar Hydrant (yang berada Pemadam Api Ringan, pada pasal
di dekat Outdoor Hydrant 4,5,6,7,8,9,10.
(kunci pilar , katup valve kiri 7
2. Belum ada dilengkapi check
kanan)  UU NO 1 THN 1970 pasal 3 ayat 1 huruf
list kelengkapan Outdoor &
b,d,q dan pasal 9 ayat 3 tentang mengatur
2. Tersedia ruangan khusus Indoor Hydrant Box
kewajiban pengurus menyelengarakan
Pompa Instalasi Hydrant yang latihan penaggulangan kebakaran
dilengkapi dengan : 3. Belum ada dilengkapi check
list pemeriksaan berkala
- Instalasi pompa Hydrant  Instruksi menteri tenaga kerja
- Panel Jockey Pump untuk Outdoor & Indoor
INS.11/M/BW/1997, lampiran bag. 1
- Panel Electrick Pump Hydrant Box
petunjuk umum. No. 3: penyediaan
- Panel Pompa (sumber alat/instansi proteksi kebakaran. Seperti
deepwell/sumur dalam untuk 4. APAR Powder 70 kg yang
system deteksi/alarm kebakaran dan alat

52
sumber air hydrant) diletakkan disamping pemadam api ringan, hydrant, springkler
Outdoor Hydrant Box atau instalasi khusus yang handal dan
belum ada dilengkapi mandiri melalui perencanaan, pemasangan
3. Hydrant Box Outdoor checklist pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai ketentuan standar.
dilengkapi test pressure yang berkala (untuk indikator
berfungsi mendeteksi tekanan pressure , kelengkapan  Permen 04/1999 Pasal 11 ayat (1) : Setiap
air / bar yang berada di jalur alat pemadam api ringan harus di periksa 2
hydrant (dua) kali dalan setahun yaitu:

4. Dilengkapi sign-sign tanda a. Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan


dilengkapi hydrant , sign cara b. Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan
menggunakan hydrant &
marka lantai (garis line kuning  Persyaratan APAR, Permenaker No. Per-
hitam) yang tidak boleh 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
dirintangi /dihalangi Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan, pada pasal
5. Dalam Gedung/ Dalam 4,5,6,7,8,9,10.
Gudang untuk jalur instalasi
pipa hydrant tertata rapi pada  Permenaker No.02 tahun 1983 pasal 4 ayat
try jalur pipa hydrant dan (1) : Pada gedung yang dipasang system
Hydrant Box dibuat PIC alarm kebakaran otomatik maka untuk
penanggung jawab ruangan tersembunyi harus dilindungi dan
kelengkapan Hydrant disediakan jalan untuk pemeliharaan. Untuk
riksa uji permenaker No. Per-02/MEN/1983
6. Tersedia APAR Powder 6 kg tentang instalasi alarm ketenagakerjaan
& atau 3 kg yang dilengkapi automatik pada pasal 57,58,59,60
tanda APAR dengan minimal
penempatan APAR 15cm dari
lantai

7. Tersedia nya apar di area

53
ruangan elektrikal

Sarana proteksi kebakaran 1. Adanya system kompartemenisasi 1. Instruksi menteri tenaga kerja
pasif: (pemisahan resiko kebakaran tnggi) INS.11/M/BW/1997 Lampiran Bagian 4
material dinding tahan Pemeriksaan dan Pengujian No. 5 Pintu
2 Darurat. Amati jalu revakuasi, pintu keluar
api/fire retardant, sarana
evakuasi, smoke damper, atau tangga darurat. Apakah ada rintangan
pressurized fan, yang dapat menganggu, apakah ada
petunjuk arah, apakah ada penerangan
kompartemenisasi, mapping
darurat, Panjang jarak tempuh mencapai
layout evakuasi. pintu keluar tidak melebihi 36 meter untuk
risiko ringan, 30 meter untuk risiko sedang
dan 24 meter untuk risiko berat tempat yang
mudah dilihat dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.

2. UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan


kerja, pasal 2 ayat 1 , pasal 3.

3. Kepmen R.I NO.: KEP-186/MEN/1999


Tentang Penangulangan Kebakaran, pasal 2.

1. Perusahaan telah membentuk 1. UU No.1 tahun 1970,tentang kesehatan,


3 Team Pemadam Kebakaran/ organisasi team tanggap darurat pasal 10 tentang p2k3
organisasi
2. Kepmenaker 186 Tahun 1999 Pasal 1:
c. unit penanggulangan kebakaran ialah
unit kerja yang dibentuk dan ditugasi

54
untuk menangani masalah
penganggulangan kebakaran di tempat
kerja yang meliputi kegiatan
administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya , pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan system
proteksi kebakaran
1. Tersedia simulasi emergency drill 2. Kepmenaker 186 tahun 1999 pasal 1 :
4 Fire drill dan emergency / latihan kebakaran e. penanggulangan kebakaran ialah
drill segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai
upaya pengendalian setiap perwujudan
energi, pengadaan sarana proteksi
kebakaran dan sarana penyelamatan
serta pembentukan organisasi tanggap
darurat untuk memberantas kebakaran.
1. Adanya pelatihan untuk 1. Landasan Hukum UU No.1 tahun
5 Personil pemadam pemadaman kebakaran dari ahli 1970,tentang kesehatan, pasal 10 tentang
kebakaran terlatih (training pemadan yang berlisensi bagi P2K3
K3, lisensi K3, dll) para pekerja diperusahaan
2. UU N0 14 tahun 1969 tentang ketentuan
ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
(lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1969 No 55, Tambahan lembaran
Negara Nomor 2912); pasal 2

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.


Kep-186/MEN/1999

55
a. Pasal 5 : Unit penanggulangan kebakaran
terdiri dari petugas peran kebakaran, regu
penanggulangan kebakaran,ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagai
penanggungjawab teknis.
b. Pasal 6 ayat (1) petugas peran kebakaran
sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 huruf a,
sekurang – kurangmya 2 orang untuk setiap
jumlah kerja 25 orang,
c.Ayat (2) regu penanggulangan kebakaran dan
ahli k3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaiman dimaksud dalam pasl 5 huruf b dan
dditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran ringan dan sedang 1 yang
memperkerjakan tenaga kerja 300 orang atau
lebih atau setiap tempat kerja tingkat resiko
bahya sedang II sedang III dan berat.
Prosedur Tanggap Darurat, 1. Adanya pelatihan untuk 1. Kepmenaker 186 tahun 1999 pasal 1 :
6 dll pemadaman kebakaran dari ahli e. penanggulangan kebakaran ialah segala
pemadam yang berlisensi bagi upaya untuk mencegah timbulnya
para pekerja diperusahaan kebakaran dengan berbagai upaya
pengendalian setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran.

56
No Obyek Positive Negative Keterangan

K3 Listrik

K3 instalasi listrik (PUIL 2000) 1. Instalasi yang terpasang 1. tidak ada nya rambu yg 1. Dasar hukum Permenaker 12/MEN/2015 pasal 5 ayat
1 dan perijinan sudah sesuai dengan menyatakan dilarang 3. Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud
standar masuk bagi yg tidak Pada ayat (1) meliputi:
berkepentingan selain a.Standar Nasional Indonesia
petugas
b.Standar International, dan/atau
c.Standar Nasional Negara lain yang
ditentukanoleh Pengurus Ketenaga
kerjaan

K3 penyalur petir 1. Perusahaa telah 1. UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q :
2 (Permenaker 02/89) dan melakasankan ketentuan mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
instlasi penyalur petir dan
perijinan
pengawasannya yang 2. Permenaker 02/MEN/1989 Pasal 2 ayat 1 instalasi
ditetapkan dalam suatu penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang,
peratura meteri. dan dipelihara sesuai dengan ketentuan seusai
dengan peraturan menteri ini dan atau standar yang
diakui.

3. instalasi penyalur petir secara umum harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a Kemampuan perlindungan secara teknis
b Ketahanan mekanis
c Ketahanan terhadap korosi bahan dan
konstruksi instalasi penyalur petir harus
kuat dan memnuhi syarat
d Bagian- bagian instalasi penyalur petir
harus memiliki tanda hasil pengujian dan

57
atau sertifikat yang diakui

K3 lift (Permenaker 03/99) dan


3 perijinan

Personil K3 Listrik : Teknisi 1. Adanya pemasangan dan 1. Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 6 : dalam hal
4 Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3 pemeliharaan transmisi dan kegiatan yang dilaksanakan berupa pemasangan dan
Listrik distribusi listrik pemeliharaan pada pembangkitan, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan listrik dapat dilakukan
oleh :
a. teknisi K3 listrik pada perusahaan; atau
b. teknisi K3 listrik pada PJK3

2. Kepdirjen 47 Kesatu : Perencanaan, pemasangan,


perubahan, pemeliharaan, dab pemeriksaan serta
pengujian instalasi, perlengkapan dan peralatan
listrik ditempat kerja harus dilaksanakan oleh ahli K3
bidang listrik yang memiliki sertifikat, penunjukan
dan kartu tanda kewenangan yang dikeluarkan oleh
mentri ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.

3. Kepdirjen 48 : Pemasangan dan pemeliharaan


terhadap instalasi, perlengkapan, dan peralatan listrik
di tempat kerja selain harus dilakukan oleh ahli
bidang listrik dapat juga dilaksanakan oleh teknisi
K3 listrik 15 yang memiliki sertifikat lisensi yang
dikeluarkan oleh mentri ketenagakerjaan atau pejabat
yang ditunjuk

58
Inspeksi dan pengujian berkala 1. Perusahaan telah 1. Tidak memekai Alat Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 11 :
5 peralatan/instalasi melakukan Inspeksi dan Pelindung Diri 1 Pemeriksaan secara berkala sebagaiman dimaksud
pengujian berkala dalam pasal 10 ayat (2) huruf c dilakukan paling
peralatan/instalasi Listrik sedikit 1 (satu) sekali
2 Pengujian secara berkala sebagaima dimaksud
dalam pasal 10 ayat huruf c dilakukan paling sedikit
5 ) tahun sekali
3 Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus
dilaporkan kepada kepala dinas provinsi
4 Hasil pemeriksaaan dan pengujian sebagaiman
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan
sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan atau
tindakan hkum oleh pengawas ketenagakerjaan
Kondisi pengoperasian peralatan/ 1. Ruangan Listrik telah 1.Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 12 :
6 instalasi dikunci dalam Kondisi Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan
pengoperasian peralatan listrik wajib menggunakan perlengkapan dan
peralatan/instalasi peralatan listrik yang telah mempunyai sertifikat yang
diterbitkan oleh lembaga atau instalasi yang
2. Terdapatnya apar, hydrant berwenang.
disekitar

1. Sebagai rujukan bagi 1. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 huruf a :
7 SOP kerja listrik, dll pekerja dalam melakukan secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
pekerjaan dipimpinnya semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja

2. Permenaker 12/MEN/2012 pasal 2 : Pengusaha dan

59
/atau pengurus wajib melaksanakan K3 Listrik di
tempat kerja

N Obyek Positive Negative Keterangan


o
K3 Kesehatan Kerja

1.Perusahaan sudah memiliki Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
1 K3 poliklinik poliklinik transmigrasi NO.03/MEN/1982 Pasal 4 ayat 1(b) tentang
2. Sarana & prasana Poliklinik pelayanan kesehatan kerja.
sudah lengkap

Dokter Kerja sudah memiliki Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
2 Dokter pemeriksa kesehatan TK Sertifikasi Hyperkes transmigrasi NO.03/MEN/1982 Pasal 4 ayat 1(b) tentang
pelayanan kesehatan kerja.
Permenaker Trans No. Per-01/MEN/1976 tentang
kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter perusahaan.
Paramedis di perusahaan Sesuai dengan Permenaker trans NO. 01/MEN/1979 Pasal
3 Paramedis tersebut sudah mendapatkan 1 Setiap perusahaan yang memperkerjan tenaga para medis
pelatihan & memiliki Sertifikasi diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk
Hyperkes mendapatkan latihan dalam bidang hygiene
perusahaan,kesehatan dan keselamatan kerja
1.Setiap 20 orang Petugas P3K Sesuai dengan Permenaker NO.15/ME N/2008 Pasal
4 Petugas P3K memiliki 1 orang Petugas yang 3 tentang memiliki lisensi dan Pasal 6 tentang tugas
bersertifikasi. petugas P3K
2.Petugas P3K rutin
mendapatkan pelatihan 1 tahun 2
kali.

60
1.Perusahaan sudah memiliki Sesuai dengan Permenaker NO.15/MEN/2008 Pasal 10
5 Kotak P3K dan isinya Kotak P3K di lokasi ruang P3K Bagian (a) tentang kotak P3K, (b) tentang isi kotak P3K, dan
2. Kelengkapan isi kotak P3K (C) tentang penempatan kotak P3K
diperiksa dalam 1 bulan sekali..

Perusahaan telah menyediakan Sesuai dengan surat edaran menteri tenaga kerja dan
Kantin ruang makan untuk para transmigrasi NO.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan
6
pekerjanya & dengan kondisi Kantin Dan Ruang Makan Pasal 8 tentang kebersihan dapur
bersih
makan

Perusahaan memakai cetering Sesuai dengan Instruksi menteri tenaga kerja R.I NO.
Gizi kerja INST.3/M/ BW/1999 dan SE Dirjen Binawas No.86 tahun
yang mendapat rekomendasi
oleh Disnaker untuk memenuhi 1989 Tentang perusahaan catering yang mengelola harus
gizi pekerja di perusahaan memenuhi SE.86/BW/1989
tersebut.
Sesuai dengan Permenaker No.05 tahun 2018 tentang
Ergonomic Tidak adanya pengangkatan
beban berlebih dan desain alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja Pasal 23 (
kerja dan tempat kerja yang hal.773) factor ergonomi
sesuai

61
No Obyek Positive Negative Keterangan

K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun


1.Adanya toilet di tempat kerja. 1.Toilet di area kerja tidak Tidak sesuai dengan PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Pasal 34
1 Housekeeping / 5 2.Perusahaan sudah melakukan pemisahan bersih,tidak tertata rapi. (1),(3) tentang kebersihan toilet & penempatan toilet.
S, Toilet. toilet (20 Toilet Pria & 4 Toilet wanita) 2. tidak ada toilet kusus untuk
3. Adanya tempat pembuangan sampah. penyandang disabilitas. Sesuai dengan PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Pasal 34 (3)
tentang penempatan toilet
K3 Kimia : 1.Perusahaan sudah memiki label untuk 1. Tidak adaLKBD bahan Sesuai dengan Kepmenaker No.KEP.187/MEN/1999 tentang
2 penanganan bahan bahan kimia yang berbahaya. Kimia. pengendalian bahan kima berbahaya di tempat kerja.
B3/meledak/terb 2.Perusahaan sudah melaporkan MSDS ke
disnaker setempat. Tidak Sesuai dengan Kepmenaker No.KEP.187/MEN/1999 tentang
akar/beracun (ada
pengendalian bahan kima berbahaya di tempat kerja.
prosedur, MSDS,
dll), label
Perusahaan sudah melakukan pengendalian Sesuai dengan PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Lampiran no.3
3 NAB kimia NAB terhadap bahan kimiannya. tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor kimia

Perusahaan sudah melakukan pengendalian sesuai dengan PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Lampiran tentang
NAB fisika :
4 NAB fisika ditempat kerjannya sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika.
kebisingan, getaran, regulasi
temperatur,
pencahayaan
Perusahaan sudah menyediakan APD untuk Sesuai dengan PERMENAKER RI NO.8 TAHUN 2010 Pasal 11 tentang
5 APD para pekerjanya sesuai dengan bidang Alat Pelindung Diri & Pasal 2(1) tentang pengusaha wajib menyediakan
kerjanya. APD dan
Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - -
K3 confined space
6
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - -
K3 deteksi gas, dll
7
(prosedur kerja,

62
petugas, dll)

Personil K3 : Petugas Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Pasal 45 tentang personil K3
8 & Ahli K3
Kimia, Petugas
ruang terbatas,
petugas detektor
gas

63
NO OBYEK POSITIVE NEGATIVE KETERANGAN DOKUMENTASI SARAN
K3 Mekanik (PAA)

Persyaratan Pesawat Angkat


Pengoperasian Permenaker No8 Tahun
Angkut sudah
Pesawat Alat 2020
1 Memenuhi Pasal 5 (3)
(Tidak Terdapat Foto) Pertahankan
Angkut Persyaratan
Pengoperasioan

Operator sudah
Memenuhi Permenaker No 8
2 Operator persyaratan Tahun 2020 (Tidak Terdapat Foto) Pertahankan
Pasal 153

Tidak ada
Sebaiknya, Alat
Mekanik Permenaker No 8 Berat Memiliki
Khusus Tahun 2020 Teknisi Khusus
Dibidang Alat
3 Teknisi (Tidak Terdapat Foto) Dibidangnya sesuai
Berat seperti Pasal 144
dengan Permenaker
Lift Barang
No 8 Tahun 2020
Forklift,
Pasal 144
Crane.

64
Pasal 16, 17, 18
Pada forklift terdapat Sebaiknya Ban
nama pabrik pembuat Kondisi Ban Forklift Diganti
merk dan kapasitas yang tidak Agar
beban maksimum Layak Pakai Memilimalisir
Pasal 19
Permenaker No 8
Dilengkapi dengan dan Tahun 2020 Terjadinya Potensi
4 Forklift
tanda peringatan Penempatan Bahaya Dan Lebih
berupa lampu dan barang yang Pasal 164 Memperhatikan
suara pada forklift tidak pada Penempatan
tempatnya Barang Yang Tidak
Perlu.

Terdapat Plat
nama, SOP Permenaker No 38
Pemakaian. Tahun 2016
5 Genset Pertahankan
Terdapat ceklis Pasal 5 dan 15
Mantanance
Pemeriksaan Pasal
Mesin Genset

65
66
NO OBYEK POSITIVE NEGATIVE KETERANGAN DOKUMENTASI SARAN
K3 PUBT
1. Menerapkan K3 Terdapat mutu UU No.1 Tahun 1970 Pasal 9 Pertahankan
PUBT : boiler, atau poster- Pengurus diwajibkan
bejana tekan poster kesehatan menyelenggarakan pembinaan
dan keselamatan bagi semua tenaga kerja yang
kerja dikawasan berada di bawah pimpinannya,
perusahaan . dalam pencegahan kecelakaan
baik kebijakan dan pemberantasan kebakaran
perusahaan serta peningkatan keselamatan
mengenai k3, dan kesehatan kerja, pula dalam
himbauwan untuk pemberian pertolongan pertama
menggunakan pada kecelakaan.
APD, Sikap kerja
yang baik 5R dan Permenaker No 37 Tahun 2016
terdapat SOP Syarat-syarat K3 perencanaan
yang ditempel Bejana Tekanan pasal 7 dan
pada setiap Tangki Timbun pembuatan
mesin dan bejana gambar konstruksi/instalasi dan
uap cara kerjanya;

Permenaker No 37 Tahun 2016


K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 66
Pengurus dan/atau Pengusaha
wajib menerapkan syaratsyarat
K3 Bejana Tekanan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

67
2. Operator boiler Operator pada Permenaker No 37 Tahun 2016 Pertahankan
(ada SIO) bagian boiler K3 Bejana Tekan dan Tangki
sudah memiliki timbun Pasal 59 dan 60
SIO Operator atau teknisi K3 memiliki
kompetensi dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Salah satunya memiliki lisensi k3

68
3. Perijinan Sudah memiliki UU Uap 1930 Pertahankan
peralatan/pesaw surat izin untuk Dilarang untuk menjalankan atau
at pada K3 penggunaan mempergunakan sesuatu
Mekanik dan boiler dan bejana pesawat uap dengan tidak
PUBT (boiler) tekan, terdapat mempunyai Ijin untuknya, yang
register pada diberikan oleh kepala jabatan
(Register) mesin boiler dan Pengawasan keselamatan Kerja.
sudah
terstandarisasi Permenaker No37 Tahun 2016
baik itu SNI K3 Bejana Tekan dan Tangki
(indonesia), JIS timbun Pasal 9 dan 10
(Jepang) dan DIN Pengurus dan/atau Pengusaha
(Jerman) yang mempunyai bejana
penyimpanan gas atau bejana
transport harus mempunyai daftar
atau register

Permenaker No37 Tahun 2016


K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 72 Pembuatan
bejana harus dilakukan pengujian
sifat mekanik dan uji pecah
sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau Standar
Internasional.

69
4. Laporan Dalam video Permenaker No37 Tahun 2016
pemeriksaan dijelaskan bahwa K3 Bejana Tekan dan Tangki
pemeliharaan petugas timbun Pasal 7 ayat 4
melakukan
pengecekan Pemakaian Bejana Tekanan dan
berkala pada Tangki Timbun harus dilakukan
filter, pompa air pemeriksaan dan pengujian
dan tabung- sebelum digunakan serta
tabung beberapa dilakukan pemeliharaan secara
bulan sekali berkala

Terdapat lembar Permenaker No37 Tahun 2016


ceklis pada K3 Bejana Tekan dan Tangki
lembar timbun Pasal 66
perawatan Teknisi berkewajiban untuk
berkala pada melaporkan kepada atasan
Meskipun
mesin boiler langsung, kondisi Bejana
sering di
Tekanan dan Tangki Timbun
periksa tetapi
Menurut hasil yang menjadi tanggung jawabnya
terdapat
wawancara pada jika tidak aman atau tidak layak
komponen
narasumber pakai.
pada bejana
pemeriksaan
tekan yang
dilakukan secara Permenaker No37 Tahun 2016
berkarat
berkala baik K3 Bejana Tekan dan Tangki
harian, mingguan timbun Pasal 83
dan bulanan. Hasil pemeriksaan dan/atau
pengujian wajib dituangkan
dalam Surat Keterangan yang
diterbitkan oleh unit kerja
pengawasan ketenagakerjaan

Permenaker No37 Tahun 2016


K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 30
Kegiatan pembersihan dan
pengecekan dilakukan untuk
memastikan tidak boleh ada:
a. karatan atau retak-retak;
b. sisa gas;

70
c. sisa tekanan;
d. kotoran bahan yang mudah
terbakar

5 Penggunaan Permenaker No37 Tahun 2016


APD K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 66
Petugas Namun tali
Teknisi/ operator mematuhi
menggunakan pada Helm
peraturan perundang-undangan
APD lengkap tidak di
dan melakukan tindakan
seperti Helm, gunakan
pengamanan
Wear Park dan dengan
Ear Muff benar

71
6 Bahan bejana Bahan yang Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
tekan digunakan cukup K3 Bejana Tekan dan Tangki
kuat terbuat dari timbun dan Pasal 8
baja dan Bahan dan konstruksi Bejana
terstandarisasi Tekanan harus cukup kuat

Permenaker No37 Tahun 2016


K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun dan Pasal 72
Pembuatan bejana penyimpanan
gas harus dilakukan pengujian
sifat mekanik dan uji pecah
sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau Standar
Internasional.
7 Alat pengaman Terdapat Savety Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
pada bejana Valve K3 Bejana Tekan dan Tangki
tekan dan petunjuk timbun Pasal 14-15
tekanan, memiliki
sistem alarm, Bejana tekan harus memiliki
memiliki penyalur pengaman seperti pipa
petir pengaman dan pengukur tekanan

72
8 Pipa Terdapat pipa Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
pembuanagan pembuangan ke K3 Bejana Tekan dan Tangki
atas atap timbun Pasal 16 Pasal

Alat-alat pengaman yang


dihubungkan dengan pipa
pembuang yang tidak dapat
tertutup harus disalurkan
langsung dengan pipa pembuang
di atas atap bangunan memiliki
lebih tinggi 1 m (satu meter) dari
atap dan ujungnya harus
dilengkungkan ke bawah
9 Memiliki alat anti Terdapat kaki- Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
guling kaki pada tangki K3 Bejana Tekan dan Tangki
yang diperkuat timbun Pasal 18 Bejana
pada beton untuk penyimpanan gas dan bejana
menahan tangki transport harus diberi alat anti
agar tidak mudah guling
tergulih atau
bergeser bahan Permenaker No37 Tahun 2016
kaki-kaki pada K3 Bejana Tekan dan Tangki
bejanatekanpun timbun Pasal 57 Pemasangan
sama seperti Tangki Timbun dengan
bahan pada menggunakan kaki terbuat dari
tabungnya. rangka baja, konstruksinya harus
kuat dan aman. Kaki rangka baja
harus dipasang di atas fondasi
dengan konstruksi kuat menahan
beban Tangki Timbun pada saat
terisi penuh.

73
10 Bejana tekan Ditemukan ada Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
gas diberi warna perbedaan warna K3 Bejana Tekan dan dan
pada bejana Tangki timbun Pasal 21
tekan hijau untuk Bejana penyimpanan gas harus
air dan biru untuk diberi warna
gas angin

11 Memiliki sarana Terdapat Apar Apar di Permenaker No4 Tahun 1980


pemadam dekat dengan diletakkan Pasal 4 Setiap satu atau
kebakaran mesin boiler dan pada kelompok alat pemadam api
ada lembar atau permukaan ringan harus ditempatkan pada
label pengecekan yang tidak posisi yang mudah dilihat dengan
pada apar rata dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
posisi serta dilengkapi dengan
tertidur/tidak pemberian tanda pemasangan.
tegak.
padahal apar
memiliki
ukuran yang
besar
sehingga
menyulitkan
pada saat
akan
digunakan

74
12 Tanda bahaya Terdapat tanda Permenaker No37 Tahun 2016
peringatan pada K3 Bejana Tekan dan Tangki
mesin boiler timbun Pasal 27 Lokasi tempat
tanda bahwa Tangki harus memiliki tanda
permukaan bahaya kebakaran, larangan
tangka panas merokok, larangan membawa
Dan berbahaya korek api, alat-alat api lainnya,
jika disentuh dan larangan membawa
secara langsung peralatan yang dapat
menimbulkan peledakan atau
kebakaran

13 Pagar pembatas Sudah memeiliki Jarak anatara Permenaker No37 Tahun 2016
dan rambu pager dan tanda dinding K3 Bejana Tekan dan Tangki
dilarang masuk larangan masuk tangka timbun Pasal 28
bagi orang tidak bagi yang tidak dengan
berkepentingan berkepentingan pagar kurang Lokasi tempat Tangki harus
dan terdapat jalur dari 25 meter dipasang pagar pengaman
evakuasi khusus dikarenakan dengan jarak paling sedikit 25 m
kurangnya (dua puluh lima meter) dihitung
lahan dari dinding Tangki Timbun dan
perusahaan tanda larangan masuk bagi yang
tidak berkepentingan. Tinggi
pagar pengaman paling rendah 2
m (dua meter).

75
14 Kontruksi Bangunan sudah Permenaker No37 Tahun 2016
bangunan terbuat dari K3 Bejana Tekan dan Tangki
bahan yang tidak timbun Pasal 42
mudah terbakar Bangunan tempat penyimpanan
dan lantai harus bejana penyimpanan gas dan
terbuat dari bejana transport dengan jumlah
bahan yang tidak yang besar harus terbuat dari
menimbulkan bahan yang tidak mudah terbakar
percikan api dan dan lantai harus terbuat dari
memiliki ventilasi bahan yang tidak menimbulkan
yang cukup. percikan api. Dan mempunyai
Pintu emergency ventilasi yang cukup dan harus
juga sudah mempunyai pintu keluar atau
tersedia pada pintu penyelamatan.
ruangan tersebut
15 Penempatan Bejana tekan Permenaker No37 Tahun 2016
bejana tekan tidak ditempatkan K3 Bejana Tekan dan Tangki
tidak dekat di dekat tangga, timbun Pasal 43
barang lain gang, di depan
lubang angin, alat Bejana Tekanan dilarang
pengangkat, atau ditempatkan atau disimpan dekat
benda bergerak tangga, gang, di depan lubang
yang dapat angin, alat pengangkat, atau
menyentuh atau benda bergerak yang dapat
menimpa menyentuh atau menimpa
16 Perilindungan Bejana Tekan Namun meski Permenaker No37 Tahun 2016
dari sumber sudah dilindungi terlindungi K3 Bejana Tekan dan Tangki
panas dan dari sumber kemungkinan timbun Pasal 43
penyebab karat panas dan karena Bejana Tekanan dalam keadaan
penyebab karat perawatan berisi harus dilindungi dari
yang kurang sumber panas dan penyebab
sehingga ada karat.
beberapa
komponen Permenaker No37 Tahun 2016
yang memiliki K3 Bejana Tekan dan Tangki
kondisi timbun Pasal 45
berkarat.
Bejana penyimpanan gas dan
bejana transport yang telah berisi

76
ditempatkan di tempat terbuka
harus dilindungi dari panas
matahari dan hujan

17 Kontruksi lantai Lantai sudah kuat Permenaker No37 Tahun 2016


dan dibeton K3 Bejana Tekan dan Tangki
dapat menahan timbun Pasa54
beban yang berat Lantai di sekitar lokasi
pemasangan harus rata, bersih,
dan tidak licin.

Permenaker No37 Tahun 2016


K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 55
mempunyai lantai dasar yang
kuat menahan beban Tangki
Timbun pada saat berisi penuh

77
78
79

Anda mungkin juga menyukai