DISUSUN OLEH
NAMA PESERTA :
……………………
PENYELENGGARA
PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
11 – 23 OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan PKL tentang kelembagaan dan Keahlian K3 secara umum,
serta penerapan SMK3.
Laporan PKL ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini tentang, kelembagaan dan
Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3, ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………...
LAMPIRAN
(Foto-foto temuan positive dan negative hasil observasi lapangan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam
skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan untuk
menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak dan gas,
pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah kesemua jenis
perusahaan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
mendapatkan sertifikat AK3U yang diselenggarakan oleh PT. Duta Selaras Solusindo yang
bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan dan PT ABX.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 15 Juli 2020, dilakukan
Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT. ABX secara virtual.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja
memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3, tidaklah
wajib hanya bagi karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah satu cara
untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu sehat,
nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan
pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas tercapai.
5) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum.
6) Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.
C. Ruang Lingkup
9) Dasar hukum dari K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan serta K3 Mekanik
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan
c. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
d. Undang undang Uap 1930
e. Permenaker. PER. 37/MEN/2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan Tangki
timbun
f. Permenaker. PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
g. Permenaker. PER. 4/MEN/1980 Tentang Syrat syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan
h. Permenaker. PER. 08/MEN/2020 Tentang K3 pesawat angkat dan pesawat
angkut
i. Keputusan / Instruksi Menteri, Keputusan / Edaran Dirjen / Pedoman
Pengawasan
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
1
Gambar 2. Struktur Organisasi Emergency Response Team.
B. TEMUAN LAPANGAN
a). Temuan Positif
2. Rambu/marka/safety sign
PT. ABX sebagian besar telah memasang safety sign, Marka maupun
rambu dengan baik dan penempatannya sesuai dengan kebutuhan terhadap
keberadaan safety sign ini sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rambu-
rambu keselamatan ini sangat bermanfaat untuk membantu melindungi
kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung yang sedang berada di
lokasi perusahaan maupun tempat kerja sesuai dengan UU No.1 Tentang
Keselamatan kerja Tahun 1970 (BAB X tentang Kewajiban Pengurus, Pasal 14
huruf b) tentang kewajiban pengurus memasang gambar keselamatan kerja
dilokasi kerja.
2
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Perusahaan PT. ABX sudah menyediakan Sarana / APD dengan cukup
baik dan memberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan Undang –
Undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat (1) butir f, Pasal 9 ayat (1) butir c, Pasal
12 butir b, Pasal 12 butir e, Pasal 13 dan 14, Permenakertrans No.
Per.08/Men/VII/2010 serta penerapan APD sesuai dengan Pasal 2,4 dan 5.
6. P2K3
PT ABX telah memiliki organisasi P2K3 sesuai dengan amanat UU no
1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10 ayat (1) & (2), Permenaker
RI Nomor PER.04/MEN/1987, Kepmenaker No 155/Men/1984 Kepmenaker
No 155/Men/1984 tentang Tugas,Fungsi, dan Mekanisme Kerja P2K3 dan
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7. Organisasi
PT ABX sudah menuyusun dan membuat struktur organisasi P2K3 yang
mengatur tugas dan tanggung jawab serta mengatur komunikasi dan koordinasi
dalam pelaksanaan fungsi dan tugas P2K3. Struktur secara lengkap dalam
dilihat di lampiran pada laporan ini.
8. PJK3
Perusahaan PT ABX telah bekerja sama dengan PJK3 dalam bidang
Pelayanan Kesehatan disosialisasikan ke tenaga kerja juga pihak-pihak yang
berkaitan pentingnya kesehatan di lingkungan perusahaan.
3
9. Pengesahan P2K3
Menurut keterangan narasumber perwakilan PT ABX, Pengurusan
P2K3 sudah disahkan namun narasumber tidak dapat menunjukan lampiran
pengesahan karena faktor konfidensial perusahaan.
11. Ahli K3
PT ABX sudah memiliki Ahli K3 yang mengawasi pelaksanaan K3
sehingga program kerja menyangkut K3 yang dibuat dapat dipahami, dan
terlaksana dengan baik di PT.ABX sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 dan Permenaker No 04/1987 Tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli
keselamatan dan kesehatan
4
15. Penghargaan K3 (Zero accident award, sertifikat SMK3)
PT. ABX telah mempunyai penghargaan K3 ( Zero Accident Award,
Sertifikat SMK3). Reward yang didapat PT ABX adalah nominasi untuk zero
accident, sertifikasi OHSAS, penghargaan kontribusi sosialisasi K3.
5
c. Koordinasi antara kepala proyek kontraktor/pemimpin pelaksana &
pengawasan lapangan dan Safety Officer pelaksana konstruksi sudah
melakukan koordinasi konstruksi
3) APD (Alat Pelindung Diri)
a. Disediakan APD cukup & dalam kondisi baik.
b. Disediakan pengaman/jaring untuk melindungi orang yang bekerja
dibawah gedung tinggi
c. Pengamanan terhadap pekerja & benda-benda disekitar alat berat
dengan pengawasan konstruksi
4) Alat-Alat berat dan perijinan
a. Memiliki Operator terlatih dengan lisensi / dilengkapi SILO &
Operator yang sudah handal
b. Penempatan & pengamanan Alat Berat yang diparkirkan sesuai area
yang telah disediakan setelah pekerjaan konstruksi selesai operasional
c. Pengamanan terhadap pekerja & benda-benda disekitar alat berat
dengan pengawasan konstruksi
5) Management K3 Kontruksi
a. Program Kerja Safety Healt Environment sudah diterapkan di
lingkungan konstruksi
b. Safety Talk/ breafing sebelum jam kerja konstruksi dimulai diberikan
kepada pekerja
6) Lainnya : Prosedur Darurat, aspek kesehatan , Sign-Sign, Sarana &
Fasilitas lainnya
a. Dijalankan & dilakukan Simulasi Kesiagaan & tanggap Darurat /
Prosedur Darurat
b. Tersedianya APAR (Alat Pemadam Kebakaran dengan dilakukan
cheklist pemeriksaan berkala & penyimpanan yang baik.
c. Adanya Sign- sign larangan merokok untuk area yang mudah terbakar
dan mempunyai penyimpanan yang baik untuk bahan - bahan yang
mudah terbakar
d. Adanya Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diperuntukkan
bagi Tenaga Kerja
e. Tanda & petujuk dilingkungan pekerjaan konstruksi sudah dipasang
sign - sign seperti : Tanda larangan , wajib peringatan & tanda kondisi
6
aman)
f. Kegiatan Konstruksi yang memperhatikan bahaya Physical Hazards
seperti faktor kimia (pasokan udara cukup ). Lokasi kerja aman
penerangan
g. Pemeriksaan / maintenance berkala untuk bahaya kelistrikan yang
dijumpai dengan mengunci kembali panel-panel untuk pengamanan
kelistrikan
h. Pelaksanaan K3 untuk aspek kesehatan & lingkungan seperti
disediakan sarana mess pekerja , sarana olah raga , fasilitas ruangan
sholat , ruang ganti pakaian , fasilitas kantin
i. Tesedianya fasilitas P3K (ruangan P3K & kotak /isi P3K , Tandu ,
mobil ambulan & fasilitas P3K tambahan (berupa alat pelindung)
17. Temuan Positif di Bidang K3 Pemadam Kebakaran
Adapun temuan positif di lapangan pada bidang K3 Pemadam Kebakaran
pada PT. ABX yaitu :
1) Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, detektor, alarm, hidran,
springkler, dll)
a. Bangunan / gedung tersedia & dilengkapi sarana proteksi kebakaran
aktif seperti :
- Outdoor & Indoor Hydrant Box ( Fire Hose , Hose Nozzle ,
Hydrant Valve & Hose Rack) dilengkapi detektor , alarm.
- Pilar Hydrant (yang berada di dekat Outdoor Hydrant (kunci
pilar, katup valve kiri 7 kanan)
b. Tersedia ruangan khusus Pompa Instalasi Hydrant yang dilengkapi
dengan :
7
tidak boleh dirintangi /dihalangi
e. Dalam Gedung/ Dalam Gudang untuk jalur instalasi pipa hydrant
tertata rapi pada try jalur pipa hydrant dan Hydrant Box dibuat PIC
penanggung jawab kelengkapan Hydrant
f. Tersedia APAR Powder 6 kg & atau 3 kg yang dilengkapi tanda
APAR dengan minimal penempatan APAR 15cm dari lantai
2) Sarana proteksi kebakaran pasif material dinding tahan api/fire retardant,
sarana evakuasi, smoke damper, pressurized fan, kompartemenisasi,
mapping layout evakuasi.
Adanya system kompartemenisasi (pemisahan resiko kebakaran tnggi)
3) Team Pemadam Kebakaran/ organisasi
Perusahaan telah membentuk organisasi team tanggap darurat
4) Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
Adanya pelatihan untuk pemadaman kebakaran dari ahli pemadan yang
berlisensi bagi para pekerja diperusahaan
8
4) Inspeksi dan pengujian berkala peralatan/instalasi
Perusahaan telah melakukan Inspeksi dan pengujian berkala
peralatan/instalasi Listrik
5) Kondisi pengoperasian peralatan/instalasi
Ruangan Listrik telah dikunci dalam Kondisi pengoperasian
peralatan/instalasi
6) SOP kerja listrik, dll
Sebagai rujukan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan
19. K3 Poliklinik
1) Perusahaan sudah memiliki poliklinik.
2) Sarana & prasana Poliklinik sudah lengkap.
PT. ABX telah memenuhi isi dari Peraturan UU no. 70 tahun 1970 pasal 8,
dan Kerjasama dengan unit Penyelenggaraan Pelayanan, kesehatan diluar
perusahaan Menurut, Permenaker no. 03/men/1982 pasal 2 serta Permenaker
N0. 03/men/1982 pasal 4 yaitu diselenggarakan oleh pengurus dengan
mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayan kesehatan lainnya.
20. Dokter pemeriksa Kesehatan TK
1.Memiliki dokter pemeriksa kesehatan TK.
2. Dokter pemeriksa kesehatan TK sudah memiliki sertifikat Hiperkes..
Yang dimaksud dokter perusahaan menurut Permenaker No.01/Men/1976
pasal 2 ialah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja diperusahaan yang bertugas
dan atau bertanggung jawab atas Hygiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Hiperkes). Dasar hukum terkait dokter pemeriksa kesehatan
tenagakerja diatur dalam Permenaker No. Per. 03/MEN/1982 dan Permenaker
No. Per.01/Men/1976.
21. Paramedis
1. Memiliki paramedis..
2. Paramedis sudah memiliki sertifikat Hiperkes.
Berdasarkan Permenaker No. 01./Men/1979 pasal 2 berisi maksud dari tenaga
paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk melaksanakan atau menbantu
penyelenggaraan tugas-tugas hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan
kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan dokter perusahaan. Dari hasil
9
kunjungan kami terdapat petugas paramedis yang berada langsung di lokasi PT.
ABX.
22. Petugas P3K.
1) Di perusahaan tersebut memiliki 1 orang Petugas yang tersertifikasi dari
Disnaker.
2) Petugas P3K rutin mendapatkan pelatihan.
10
Untuk Ergonomi, berdasarkan pengamatan kami di PT. ABX tidak terdapat
aktivitas pengangkatan beban berlebih serta desain alat kerja yang sesuai dengan
tempat kerja. Hal ini juga sesuai dengan Permenaker No.05 tahun 2018 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja Pasal 23.
11
shift. Masing-masing forklift di PT. ABX sudah terdapat plat nama yang
memuat data nama pabrik pembuat, tahun pembuatan, model, nomor seri, dan
kapasitas pada forklift tersebut. Hal tersebut telah diatur pada Peraturan
Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 16 dan 17.
Forklift juga dilengkapi dengan tanda peringatan bahaya yaitu dengan
alarm suara dan juga berupa lampu peringatan sehingga memilimalisir
terjadinya potensi bahaya akibat pengoperasioan Forklift, sesuai dengan
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 Pasal 19 yang menyatakan bahwa
Pengoperasian pesawat Angkat Agkut harus dilengkapi tanda peringatan
operasi yang efektif serta lampu penerangan yang efektif jika dioperasikan
pada malam hari.
4) Genset
Pada PT. ABX memiliki Genset yang diletakkan khusus terpisah dari
ruang produksi. Genset memilik plat nama yang memuat data. Hal tersebut
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38
Tahun 2016 Pasal 15. Pada genset juga telah terdapat Standar Operasional
Prosedure (SOP) pemakaian Genset.
Mesin genset juga dilakukan Pemeliharaan secara berkala sesuai dengan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 Pasal 5 ayat (4)
menyatakan bahwa Pemakaian atau pengoperasian Pesawat Tenaga dan
Produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 harus dilakukan pemeriksaan
dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan secara
berkala.
24. Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
1) Menerapkan K3 PUBT
Penerapan K3 PUBT di PT. ABX adalah terdapat mutu atau poster-
poster kesehatan dan keselamatan kerja dikawasan perusahaan . baik kebijakan
perusahaan mengenai k3, himbauwan untuk menggunakan APD, Sikap kerja
yang baik 5R dan terdapat SOP yang ditempel pada setiap mesin dan bejana
uap.
Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam UU No.1 Tahun 1970 Pasal
9 Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
12
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada Permenaker
No 37 Tahun 2016 Syarat-syarat K3 perencanaan Bejana Tekanan pasal 7 dan
Tangki Timbun pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya dan
pada Pasal 66 Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syaratsyarat
K3 Bejana Tekanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Operator Boiler
Berdasarkan Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan
Tangki timbun Pasal 59 dan 60 Operator atau teknisi K3 memiliki kompetensi
dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah
satunya memiliki lisensi k3. Berdasarkan Hasil wawancara dengan ahli K3 di
PT. ABX. Ditemukan temuan positif Seluruh operator boiler sudah memiliki
surat izin oprasional atau SIO untuk mengoprasikan boiler.
13
boiler. Menurut hasil wawancara pada narasumber pemeriksaan dilakukan
secara berkala baik harian, mingguan dan bulanan.
Dasar dari dilakukannya pelaporan pemeriksaan dan pemeliharaan
adalah Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun
Pasal 7 ayat 4 Pemakaian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan
secara berkala. Pada Pasal 66 Teknisi berkewajiban untuk melaporkan kepada
atasan langsung, kondisi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang menjadi
tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai dan pada Pasal 83
Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian wajib dituangkan dalam Surat
Keterangan yang diterbitkan oleh unit kerja pengawasan ketenagakerjaan
14
Didapatkan temuan positif yaitu adanya pipa pembuangan ke atas atap
sebagaimana disebutkan pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan
dan Tangki timbun Pasal 16 Pasal Alat-alat pengaman yang dihubungkan
dengan pipa pembuang yang tidak dapat tertutup harus disalurkan langsung
dengan pipa pembuang di atas atap bangunan memiliki lebih tinggi 1 m (satu
meter) dari atap dan ujungnya harus dilengkungkan ke bawah.
15
11) Tanda Bahaya
Ditemukan temuan positif yaitu terdapat tanda peringatan pada mesin
boiler tanda bahwa permukaan tangki panas dan berbahaya jika disentuh secara
langsung. hal ini sesuai dengan Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana
Tekan dan Tangki timbun Pasal 27 Lokasi tempat Tangki harus memiliki
tanda bahaya kebakaran, larangan merokok, larangan membawa korek api, alat-
alat api lainnya, dan larangan membawa peralatan yang dapat menimbulkan
peledakan atau kebakaran.
12) Pembatas dan Tanda larangan Masuk Bagi Yang Tidak Berkepentingan
Ditemukan temuan positif bahwa PT. ABX memeiliki pager pembatas
dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan dan terdapat jalur
evakuasi khusus.
16
15) Perlindungan Bejana Tekan dari Sinar Matahari dan sumber karat
Ditemukan Temuan Positif yaitu bejana Tekan sudah dilindungi dari
sumber panas dan penyebab karat. Namun ditemukan juga temuan negative
yaitu meski terlindungi kemungkinan karena perawatan yang kurang sehingga
ada beberapa komponen yang memiliki kondisi berkarat. Berdasarkan pada
Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 43
Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus dilindungi dari sumber panas dan
penyebab karat dan pada Pasal 45 Bejana penyimpanan gas dan bejana transport
yang telah berisi ditempatkan di tempat terbuka harus dilindungi dari panas
matahari dan hujan.
b) Temuan Negatif
2. Ahli K3
Kurangnya ahli K3 spesialis di PT ABX. Karena hanya mempunyai satu ahli
K3 spesialis penanggulangan kebakaran. Karena dari hasil observasi dapat dilihat
bahwa lingkungan kerja masih banyak yang kurang memenuhi syarat dan standar
tentang keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja sesuai Permenaker No. 5
Tahun 2018 di BAB I Pasal 1 No. 28, Pasal 5 ayat (3), BAB III Paragraf 1 Pasal 27
ayat 1 Huruf a, pasal 34 ayat 2 huruf f, dan pengendalian nya harus dikendalikan
17
oleh ahli K3 spesiais Lingkungan kerja sesuai Permenaker No. 5 Tahun 2018 BAB
IV Pasal 45 ayat (1)
18
3. Temuan Negatif K3 Konstruksi Bangunan
Adapun temuan negatif di lapangan pada konstruksi bangunan pada PT. ABX yaitu :
1) K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan, pemakaian,
pemeliharaan hingga pembongkaran :
a. Tidak terpenuhinya syarat-syarat K3 sehingga kecelakaan akibat kerja semakin
tinggi
b. Rendahnya kepedualian terhadap nilai–nilai keselamatan tingkat konstruksi
keselamatan Kerja
2) Personil K3 KB : scafolder, Ahli K3 konstruksi (muda, Madya, Utama):
Tangga perancah / skafolding tidak dilengkapi pegangan tangan
3) APD (Alat Pelindung Diri)
a. Pekerjaan diatas ketinggian dijumpai tidak menggunakan APD: Tali pengaman
b. Pekerjaan menggunakan alat angkat & angkut tidak menggunakan tali
pengendali
c. Pekerjaan konstruksi di ketinggian dijumpai pengaman kepala / helm safety tidak
dilengkapi chinstap / tanpa tali
19
c. Belum ada dilengkapi check list pemeriksaan berkala untuk Outdoor & Indoor
Hydrant Box
d. APAR Powder 70 kg yang diletakkan disamping Outdoor Hydrant Box belum ada
dilengkapi checklist pemeriksaan berkala (untuk indikator pressure , kelengkapan
e. tidak tersedia nya apar di area ruangan elektrikalSarana proteksi kebakaran pasif
material dinding tahan api/fire retardant, sarana evakuasi, smoke damper, pressurized
fan, kompartemenisasi, mapping layout evakuasi.
2) Fire drill dan emergency drill
Tidak ada simulasi emergency drill / latihan kebakaran Personil pemadam kebakaran
terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
20
memiliki forklift memiliki tugas untuk melaksanakan identifikasi potensi bahaya,
pemasangan atau perakitan, pemeliharaa/perawatan, perbaikan, perubahan atau modifikasi
Pesawat Angkat Angkut.
8. APD
Pada penggunaan APD pada petugas ditemukan temuan negative yaitu petugas tidak
menggunakan tali pada helm dengan benar dan tali yang digunakan tidak sesuai.
Sebagaimana disebut pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 66 Teknisi/ operator mematuhi peraturan perundang-undangan dan
melakukan tindakan pengamanan
9. Jarak Pagar Pembatas
Temuan negative yaitu Jarak anatara dinding tangki dengan pagar kurang dari 25 meter
dikarenakan terbatasnya lahan perusahaan. Berdasarkan pada permenaker No37 Tahun
2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki timbun Pasal 28 Lokasi tempat Tangki harus dipasang
pagar pengaman dengan jarak paling sedikit 25 m (dua puluh lima meter) dihitung dari
dinding Tangki Timbun dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan. Tinggi
pagar pengaman paling rendah 2 m (dua meter).
10. Pemeliharan Bejana Tekanan
Temuan negative dari pengecekan ini yaitu meskipun sering di periksa tetapi terdapat
komponen pada bejana tekan yang berkarat, pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana
Tekan dan Tangki timbun Pasal 30 kegiatan pembersihan dan pengecekan dilakukan untuk
memastikan tidak boleh ada karatan atau retak-retak sisa gas sisa tekanan dan kotoran bahan
yang mudah terbakar.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. K3 Umum
PT ABX pada upaya penerapan K3 secara garis beras sudah berjalan dengan baik
dan sudah merujuk kepada peraturan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, perusahaan masih perlu melakukan
perbaikan untuk menyempurnakan program K3 yang sudah ada maupun yang belum ada
terutama dalam hal pelaksanaan atau penerapan program kerja di lapangan.
2. Kelembagaan K3
b. PJK3
Perusahaan PT ABX telah bekerja sama dengan PJK3 dalam bidang
pelayanan kesehatan tenaga pekerja.
c. Organisasi
d. Ahli K3
22
PT ABX sudah memiliki Ahli K3 yang mengawasi dan mengawal
pelaksanaan K3 sehingga program kerja yang dibuat dapat terlaksana dengan
baik.. Berdasarkan Permenaker no 2 tahun 1992 tentang tata cara penunjukan
kewajiban dan wewenang ahli K3 pasal 2 disebutkan bahwa Menteri Tenaga
Kerja atau pejabat yang ditunjuk berwenang menunjuk ahli K3 pada tempat kerja
yang memperkerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang.
e. Penerapan SMK3
Penerapan sudah terlaksana dengan cukup baik, meski tetap ada beberapa
hal yang harus di perbaiki sesuai dengan analisa temuan negatif
Saran
1. K3 secara umum
a) Perlunya dilakukan pengadaan APD yang merata terhadap seluruh
karyawan untuk menjamin perlengkapan saat bekerja
b) Penambahan Ahli K3 spesialis mengingat potensi bahaya yang cukup
besar di lingkungan kerja.
c) Meningkatkan program Pendidikan dan pelatihan bagi anggota divisi
Safety terkait K3 di PT. ABX
d) Evaluasi pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan
dan ukurannya.
e) Evaluasi kepada karyawan yang belum mentaati peraturan
f) Menempelkan peraturan UU No.1 Tahun 1970 di area tempat kerja yang
mudah dibaca oleh setiap karyawan.
g) Mengadakan pelatihan terhadap operator yang bertugas menjalankan
fungsi2 dan sistem kerja mesin
h) Melakukan peninjauan ulang dan evaluasi penerapan APD dan SOP
2. Kelembagaan K3
a) Melakukan sosialisasi secara menyeluruh terhadap kelembagaan K3 yang ada di
perusahaan.
b) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan unit kerja lain sebagai
perpanjangan tangan dari pelaksanaan K3
3. Penerapan SMK3
a) Mensosialisasikan kebijakan K3 dan diinformasikan serta disebarluaskan ke
setiap unit kerja seperti poster, surat edaran, buku saku K3, dll.
b) Lakukan peninjauan ulang dan evaluasi penerapan SMK3
23
LAMPIRAN ANALISA
TEMUAN POSITIF
K3 secara umum
1. Safety tidak terlampir (wawancara) PT.ABX telah melakukan safety Dipertahankan dan Undang-undang N0.1
Induction induction terhadap kontraktor, ditingkatkan lagi Tentang keselamatan kerja
supplier, tamu dan pekerja sendiri. kedepannya. Tahun 1970 ( Bab V tentang
Dan setiap pagi sebelum memulai pembinaan, pasal 9 ayat 1 &
pekerjaan dilaksanakan briefing. 2)
24
Adanya poster/pamplet larangan Dipertahankan, di Undang-Undang No.1
membuang puntung rokok pasang lebih Tentang Keselamatan kerja
sembarangan. banyak lagi dan di Tahun 1970 (BAB X
tempel ditempat- Kewajiban Pengurus, Pasal 14
tempat yang rawan huruf b)
kebakaran.
25
Rambu Peringatan berbahaya sudah Tetap Undang-Undang No.1
terpasang pada panel PLN genset. dipertahankan Tentang Keselamatan kerja
kondisi seperti saat Tahun 1970 (BAB X
ini yang sudah di Kewajiban Pengurus, Pasal 14
terapkan. huruf b)
26
Safety sign/rambu sudah terpasang Dipertahankan Undang-Undang No.1
pada tepat di dekat apar sesuai seperti kondisi Tentang Keselamatan kerja
dengan aturan perundang-undangan. yang sudah Tahun 1970 (BAB X
diterapkan pada Kewajiban Pengurus, Pasal 14
saat ini huruf b)
27
3 Alat APD Seharusnya diadakan sesuai Dipertahankan -Undang-Undang No 1 tahun
Pelindung ketentuan peraturan yang berlaku seperti kondisi 1970 tentang keselamatan
Diri (APD) untuk melindungi pekerja oleh yang sudah kerja
karena itu karyawan wajib diterapkan pada -Permen
menggunakan APD untuk saat ini No.08/MEN/VII/2010
mengurangi resiko terjadinya Pasal 2 ayat (1): “Pengusaha
kecelakaan wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh ditempat kerja”.
Pasal 3 ayat (1) f : “Dengan
peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk
memberi alat-alat
perlindungan diri pada para
pekerja”
28
4 Penerapan Intruksi kerja atau SOP yang sudah Dipertahankan Undang – Undang No. 1
SOP pada sesuai tersebut terus di pertahankan seperti kondisi tahun 1970 tentang
pengopersian
Alat kerja
sesuai perundang-undangan yang yang sudah Keselamatan Kerja BAB X
Mesin berlaku diterapkan pada Kewajiban Pengurus Pasal 14
saat ini ayat C
29
6 Organisasi Perusahaan telah membentuk Terus lakukan a. UU no 1 tahun 1970
Organisasi tim tanggap darurat program tentang keselamatan kerja
sesuai peraturan perundangan yang kerja yang positif pasal 10 ayat (1) & (2)
berlaku untuk b. Permenaker no 15 tahun
keselamatan dan 2008 tentang tentang P3K
kesehatan kerja di tempat kerja
serta c. Keputusan Mentri Tenaga
mempertahankan Kerja RI No. Kep -
dan meningkatkan 186/MEN/1999 tentang
terkait mutu dan Unit Penanggulangan
lingkungan kerja Kebakaran dItempat kerja
perusahaan. d. Keputusan direktur
Jendral Pembinaan
Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.
53/DJPPK/VIII/2009
tentang pedoman dan
pemberian lisensi
pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja
7 PJK3 Pelayanan PJK3 tentang Kesehatan Pelayanan a. UU no 1 tahun 1970
Kerja di Lingkungan Perusahaan Kesehatan tentang keselamatan kerja
disosialisasikan ke pasal 8 ayat (1) , (2) dan
tenaga kerja juga (3)
pihak-pihak yang b. Peraturan Mentri Tenaga
berkaitan Kerja dan Transmigrasi
pentingnya Nomor Per-03/MEN/1982
kesehatan di tentang pelayanan
lingkungan kesehatan kerja
perusahaan c. Peraturan Mentri Tenaga
Kerja RI No.
04/MEN/1995 tentang
30
Perusahaan Jasa
Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja pasal 6
d. Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI
No. Per-02 / MEN/1980
tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga kerja
dalam Penyelenggaraan
Keselamatan kerja
31
32
8 Ahli K3 PT. ABX telah mempunyai ahli K3 perlu ada Undang Undang No.1 Tahun
penambahan ahli 1970
K3 untuk bidang
--
spesialis lainnya Permen No 04/1987
Tentang P2K3 serta
tata cara penunjukan
ahli keselamatan dan
kesehatan
9 Kebijakan Dan Sudah ada kebijakan yang Ditingkatkan UU No. 1 Tahun 1970,
Komitmen K3 dilaksanakan dan sudah di cetak komitmen dengan X Tentang
agar setiap karyawan dapat melihat meningkatkan Kewajiban Pengurus
dan tau dengan jelas penerapan program pasal 14 point a dan b.
SMK3.
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan
SMK3 pasal 8.
33
10 Penerepan a. Berdasarkan PKL pada PT Untuk selanjutnya PP No. 50 Tahun 2012
SMK3 ABX,dapat di lihat berapa ditingkatkan lagi Tentang Penerapan
jumlah pekerja/karyawan di program- program SMK3 Pasal 4 dan 5 ayat 1
tempat tsb dalam rangka , pasal 6 ayat 1 huruf a-c,
b. sudah adanya kebijakan dan meningkatkan
komitmen k3 pada PT tsb program
c. Sudah adanya struktur SMK3
organisasi baik yang
emergency maupun P2K3L
d. Sudah adanya SOP pada alat
atau pekerjan
e. sudah adanya Layanan
kesehatan (tempat)
f. Adanya kegiatan Cheklist alat
alat yang ada di tempat kerja
tsb
g. Sudah tersedianya sarana
kebersihan dan pengolahan
limbah
34
35
No OBJEK FOTO ANALISA SARAN DASAR HUKUM
11 Audit SMK3 tidak terlampir (wawancara) PT. ABX sudah melakukan audit Dipertahankan dan 1. Peraturan Menteri
SMK3 ditingkatkan lagi Tenaga Kerja
kedepannya. Transmigrasi No. Per.
24/Men/2014 pasal 4.
2. Undang – undang
No.13 Tahun 2003
Tentang
Ketenagakerjaan
terdiri dari 18 Bab dan
193 Pasal. Pasal yang
mengatur tentang
SMK3 pada Pasal 18
dan Pasal 87.
Audit SMK3 Audit dilakukan 1 tahun sekali Dipertahankan, di Peraturan Menteri Tenaga
pasang lebih Kerja Transmigrasi No. Per.
banyak lagi dan di 24/Men/2014 pasal 4
tempel ditempat-
tempat yang
mudah terlihat.
36
Audit ada 2 kategori : audit internal ( Peraturan Permenker
dan eksternal No.50 Tahun 2012 Pasal 16
Ayat 1,2, 3)
13 Sertifikat Untuk tenaga HSE di PT. ABX telah Peraturan menteri ketenaga
Ahli K3 memiliki sartifikat dan SKP. kerjaan nomor 5 tahun 2018
untuk HSE tentang kesehatan
keselamatan kerja lingkungan
kerja. Bab 1, Pasal 1 Butir ke-
40
37
1 Hydrant Perusahan telah menyediakan Hydrant Melakukan d. UU no 1 tahun 1970
disekitar lingkungan perusahaan pengecekan tentang
secara berkala keselamatan kerja
dan pemeliharaan pasal 3 ayat 1 huruf b
Hydrant pada e. Keputusan Menteri
lingkungan Tenaga Kerja R.I. No.
perusahaan Kep-186/MEN/1999
Tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat
Kerja
38
2 Fire Pump Perusahan telah menyediakan Fire Melakukan a. UU no 1 tahun 1970
System Pump System disekitar lingkungan pengecekan tentang keselamatan
perusahaan secara berkala kerja pasal 3 ayat 1
dan pemeliharaan huruf b
Fire Pump b. Keputusan Menteri
System pada Tenaga Kerja R.I. No.
lingkungan Kep-186/MEN/1999
perusahaan Tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat
Kerja
39
3 Mesin Bubut Perusahan telah menyediakan mesin Melakukan a. Undang-undang No.1
bubut di perusahaan pengecekan Tahun 1970, tentang
secara berkala Keselamatan Kerja
dan pemeliharaan pasal 2 ayat 2 huruf a
mesin bubut di b. Peraturan Mentri
perusahaan Ketenagakerjaan RI
No. Per-04/MEN/1985
tentang pesawat
tenaga dan produksi
c. Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan RI
No. 38 tahun 2016
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
pesawat tenaga dan
produksi
40
Tenaga Kerja Nomor
Per. 02/MEN/1989
tentang pengawasan
Instalasi Penyalur
Petir
c. SNI 04-0225 2000
(PUIL 2000) sebagai
rujukan untuk sistem
proteksi
internal/proteksi
bahaya sambaran tidak
langsung atau
langsung
5 APAR Perusahan telah menyediakan APAR Melakukan a. UU no 1 tahun 1970
disekitar lingkungan perusahaan pengecekan tentang
secara berkala keselamatan kerja
dan pemeliharaan pasal 3
APAR pada b. Peraturan Mentri
lingkungan Tenaga Kerja dan
perusahaan Transmigrasi RI No.
Per-04/MEN/1980
tentang syarat-syarat
pemasangan dan
pemeliharaan alat
pemadam api ringan
c. Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I. No.
Kep-186/MEN/1999
Tentang Unit
Penanggulangan
41
Kebakaran Di Tempat
Kerja
42
7 Penyimpana Perusahan telah menyediakan Melakukan a. Undang-undang No.1
n Gas Penyalur Petir disekitar lingkungan pengecekan Tahun 1970, tentang
perusahaan secara berkala Keselamatan Kerja
pada lingkungan pasal 2 ayat 2 huruf b,
perusahaan pasal 3 ayat 1 huruf c
b. Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan RI
No. 37 tahun 2016
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
bejana tekanan dan
tangki timbun
43
B. Tabel Analisa Temuan Negatif
TEMUAN NEGATIF
K3 SECARA UMUM
44
Ketidak tepatan dalam memasang Sebaiknya di pasang Undang-Undang No.1
stiker pemadam api dapat dekat atau tepat di Tentang Keselamatan kerja
menyebabkan pekerja atau orang atas alat pemadam Tahun 1970 (BAB X
lain yang berkunjung bingung. api agar mudah Kewajiban Pengurus, Pasal
terlihat dan dapat 14 huruf b)
dijangkau.
45
Penempelan gambar/poster yang Sebaiknya di Undang-Undang No.1
tidak tepat. buatkan tempat Tentang Keselamatan kerja
khusus pemasangan Tahun 1970 (BAB X
poster-poster seperti Kewajiban Pengurus, Pasal
ini agar tidak 14 huruf b)
menghalangi
pandangan orang
yang hendak masuk
dan keluar pintu
utama.
2 Ahli K3 Kurangnya Ahli K3 bidang Menambahkan Ahli Undang Undang No.1
Spesialis K3 Spesialis, yaitu Tahun 1970
K3 spesialis
lingkungan agar Permen No 04/1987
lingkungan kerja PT Tentang P2K3 serta
ABX dapat tata cara penunjukan
memenuhi syarat ahli keselamatan dan
dan standar kesehatan
lingkungan kerja
sesuai Permenaker Permenaker No.5
No. 5 Tahun 2018. Tahun 2018 BAB IV
Pasal 45 ayat (1)
46
No Obyek Positive Negative Keterangan
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
K3 konstruksi bangunan: 1. Memiliki tahap perencanaan 1. Tidak terpenuhinya 1. Menerapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja
1 tahap perencanaan, proyek konstruksi melibatkan syarat-syarat K3 dengan sesuai landasan hukum Undang-
pembangunan, pemakaian, management perusaan , tenaga sehingga kecelakaan Undang No.1Tahun 1970 tentang
kerja , peralatan teknik dan bahan- akibat kerja semakin Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
pemeliharaan hingga
bahan konstruksi tinggi (a,r)
pembongkaran
2. Tahap pembangunan yang 2. Rendahnya kepedualian 2. Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang
memiliki penyandang dana/pemilik terhadap nilai–nilai keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek, memiliki konsultan, keselamatan tingkat konstruksi bangunan Pasal 3.
penyedia jasa, kontraktor & tenaga konstruksi keselamatan
kerja Kerja
47
lintas kendaraan & lalu lintas orang
yang aman disekitar konstruksi
seperti : manufer & parkir
kendaraan-kendaraan dan tempat
pejalan kaki yang disediakan
2. Konstruksi yang
mempekerjaan Tenaga Kerja >
100 org dengan lama pyoyek > 6
bln wajib mempunyai K3
Konstruksi :
48
1. Disediakan APD cukup & dalam 1. Pekerjaan diatas 1. Memberi Alat-alat perlindungan diri pada
3 APD (Alat Pelindung Diri) kondisi baik. ketinggian dijumpai para pekerja sesuai UU landasan hukum
tidak menggunakan Undang-Undang No.1Tahun 1970 tentang
2. Disediakan pengaman/jaring untuk APD: Tali pengaman Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
melindungi orang yang bekerja (f)
dibawah gedung tinggi 2. Pekerjaan menggunakan
alat angkat & angkut tidak 2. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
3. Pengamanan terhadap pekerja & menggunakan tali bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
benda-benda disekitar alat berat pengendali barang , mencegah terkena aliran listrik
dengan pengawasan konstruksi berbahaya sesuai landasan Hukum Undang-
3.Pekerjaan konstruksi di Undang No.1Tahun 1970 tentang
ketinggian dijumpai Keselamatan Kerja (BAB III) pasal 3 ayat 1
pengaman kepala / helm (p,q)
safety tidak dilengkapi
chinstap / tanpa tali
4.Pekerjaan konstruksi
pemindahan material ,
pekerjaan katrol/kerekan
dan maintenance/
pemeliharaan panel
kelistriksn dijumpai tidak
menggunakan/ tidak
dilengkapi APD sarung
tangan
5.Pekerjaan konstruksi
permesinan dijumpai tidak
menggunakan / tidak
dilengkapi dengan APD
pelindung
4 Alat-Alat berat dan 1. Memiliki Operator terlatih dengan 1. Dijumpai sumber bahaya
perijinan lisensi / dilengkapi SILO & (Mechanical Hazards) saat
Operator yang sudah handal ada pekerjaan didepan alat
berat seperti ada pekerja
2. Penempatan & pengamanan Alat yang berada didepan alat
49
Berat yang diparkirkan sesuai area berat yang sedang
yang telah disediakan setelah beroperasi
pekerjaan konstruksi selesai
operasional 2. Dijumpai penggunaan
Safety Corn / traffic cone/
3. Pengamanan terhadap pekerja & kerucut lalu lintas tidak
benda-benda disekitar alat berat dipergunakan
dengan pengawasan konstruksi sebagaimana mestinya
(dibiarkan tergeletak
/terjatuh)
50
penyimpanan yang baik untuk 3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
bahan - bahan yang mudah terbakar penyakit akibat kerja baik physic sesuai
landasan Hukum Undang-Undang
4. Adanya Jaminan Sosial Tenaga No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Kerja (Jamsostek) yang (BAB III) pasal 3 ayat 1 (g,i,k)
diperuntukkan bagi Tenaga Kerja
4. Keterangan : Dasar Hukum Permenaker
No.PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanam
Kesehatan Kerja diri / peralatan khusus
5. Tanda & petujuk dilingkungan contoh eye shower)
pekerjaan konstruksi sudah
dipasang sign - sign seperti : Tanda
larangan , wajib peringatan & tanda
kondisi aman)
51
fasilitas kantin
K3 Penanggulangan Kebakaran
Sarana Proteksi 1. Bangunan / gedung tersedia & 1. Tidak terdapat kunci katup Undang-undan No 1 tahun 1970 tentang
1 Kebakaran : aktif (APAR, dilengkapi sarana proteksi di pilar hydran yang keselamatan kerja (BAB III) Pasal 3 ayat
kebakaran aktif seperti : fungsinya untuk membuka 1(b)
detektor, alarm, hidran,
- Outdoor & Indoor Hydrant katup valve hydrant pilar
springkler, dll)
Box ( Fire Hose , Hose Nozzle Persyaratan APAR, Permenaker No. Per-
, Hydrant Valve & Hose Rack) 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
dilengkapi detektor , alarm. Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
- Pilar Hydrant (yang berada Pemadam Api Ringan, pada pasal
di dekat Outdoor Hydrant 4,5,6,7,8,9,10.
(kunci pilar , katup valve kiri 7
2. Belum ada dilengkapi check
kanan) UU NO 1 THN 1970 pasal 3 ayat 1 huruf
list kelengkapan Outdoor &
b,d,q dan pasal 9 ayat 3 tentang mengatur
2. Tersedia ruangan khusus Indoor Hydrant Box
kewajiban pengurus menyelengarakan
Pompa Instalasi Hydrant yang latihan penaggulangan kebakaran
dilengkapi dengan : 3. Belum ada dilengkapi check
list pemeriksaan berkala
- Instalasi pompa Hydrant Instruksi menteri tenaga kerja
- Panel Jockey Pump untuk Outdoor & Indoor
INS.11/M/BW/1997, lampiran bag. 1
- Panel Electrick Pump Hydrant Box
petunjuk umum. No. 3: penyediaan
- Panel Pompa (sumber alat/instansi proteksi kebakaran. Seperti
deepwell/sumur dalam untuk 4. APAR Powder 70 kg yang
system deteksi/alarm kebakaran dan alat
52
sumber air hydrant) diletakkan disamping pemadam api ringan, hydrant, springkler
Outdoor Hydrant Box atau instalasi khusus yang handal dan
belum ada dilengkapi mandiri melalui perencanaan, pemasangan
3. Hydrant Box Outdoor checklist pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai ketentuan standar.
dilengkapi test pressure yang berkala (untuk indikator
berfungsi mendeteksi tekanan pressure , kelengkapan Permen 04/1999 Pasal 11 ayat (1) : Setiap
air / bar yang berada di jalur alat pemadam api ringan harus di periksa 2
hydrant (dua) kali dalan setahun yaitu:
53
ruangan elektrikal
Sarana proteksi kebakaran 1. Adanya system kompartemenisasi 1. Instruksi menteri tenaga kerja
pasif: (pemisahan resiko kebakaran tnggi) INS.11/M/BW/1997 Lampiran Bagian 4
material dinding tahan Pemeriksaan dan Pengujian No. 5 Pintu
2 Darurat. Amati jalu revakuasi, pintu keluar
api/fire retardant, sarana
evakuasi, smoke damper, atau tangga darurat. Apakah ada rintangan
pressurized fan, yang dapat menganggu, apakah ada
petunjuk arah, apakah ada penerangan
kompartemenisasi, mapping
darurat, Panjang jarak tempuh mencapai
layout evakuasi. pintu keluar tidak melebihi 36 meter untuk
risiko ringan, 30 meter untuk risiko sedang
dan 24 meter untuk risiko berat tempat yang
mudah dilihat dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
54
untuk menangani masalah
penganggulangan kebakaran di tempat
kerja yang meliputi kegiatan
administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya , pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan system
proteksi kebakaran
1. Tersedia simulasi emergency drill 2. Kepmenaker 186 tahun 1999 pasal 1 :
4 Fire drill dan emergency / latihan kebakaran e. penanggulangan kebakaran ialah
drill segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai
upaya pengendalian setiap perwujudan
energi, pengadaan sarana proteksi
kebakaran dan sarana penyelamatan
serta pembentukan organisasi tanggap
darurat untuk memberantas kebakaran.
1. Adanya pelatihan untuk 1. Landasan Hukum UU No.1 tahun
5 Personil pemadam pemadaman kebakaran dari ahli 1970,tentang kesehatan, pasal 10 tentang
kebakaran terlatih (training pemadan yang berlisensi bagi P2K3
K3, lisensi K3, dll) para pekerja diperusahaan
2. UU N0 14 tahun 1969 tentang ketentuan
ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
(lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1969 No 55, Tambahan lembaran
Negara Nomor 2912); pasal 2
55
a. Pasal 5 : Unit penanggulangan kebakaran
terdiri dari petugas peran kebakaran, regu
penanggulangan kebakaran,ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagai
penanggungjawab teknis.
b. Pasal 6 ayat (1) petugas peran kebakaran
sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 huruf a,
sekurang – kurangmya 2 orang untuk setiap
jumlah kerja 25 orang,
c.Ayat (2) regu penanggulangan kebakaran dan
ahli k3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaiman dimaksud dalam pasl 5 huruf b dan
dditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran ringan dan sedang 1 yang
memperkerjakan tenaga kerja 300 orang atau
lebih atau setiap tempat kerja tingkat resiko
bahya sedang II sedang III dan berat.
Prosedur Tanggap Darurat, 1. Adanya pelatihan untuk 1. Kepmenaker 186 tahun 1999 pasal 1 :
6 dll pemadaman kebakaran dari ahli e. penanggulangan kebakaran ialah segala
pemadam yang berlisensi bagi upaya untuk mencegah timbulnya
para pekerja diperusahaan kebakaran dengan berbagai upaya
pengendalian setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran.
56
No Obyek Positive Negative Keterangan
K3 Listrik
K3 instalasi listrik (PUIL 2000) 1. Instalasi yang terpasang 1. tidak ada nya rambu yg 1. Dasar hukum Permenaker 12/MEN/2015 pasal 5 ayat
1 dan perijinan sudah sesuai dengan menyatakan dilarang 3. Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud
standar masuk bagi yg tidak Pada ayat (1) meliputi:
berkepentingan selain a.Standar Nasional Indonesia
petugas
b.Standar International, dan/atau
c.Standar Nasional Negara lain yang
ditentukanoleh Pengurus Ketenaga
kerjaan
K3 penyalur petir 1. Perusahaa telah 1. UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q :
2 (Permenaker 02/89) dan melakasankan ketentuan mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
instlasi penyalur petir dan
perijinan
pengawasannya yang 2. Permenaker 02/MEN/1989 Pasal 2 ayat 1 instalasi
ditetapkan dalam suatu penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang,
peratura meteri. dan dipelihara sesuai dengan ketentuan seusai
dengan peraturan menteri ini dan atau standar yang
diakui.
57
atau sertifikat yang diakui
Personil K3 Listrik : Teknisi 1. Adanya pemasangan dan 1. Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 6 : dalam hal
4 Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3 pemeliharaan transmisi dan kegiatan yang dilaksanakan berupa pemasangan dan
Listrik distribusi listrik pemeliharaan pada pembangkitan, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan listrik dapat dilakukan
oleh :
a. teknisi K3 listrik pada perusahaan; atau
b. teknisi K3 listrik pada PJK3
58
Inspeksi dan pengujian berkala 1. Perusahaan telah 1. Tidak memekai Alat Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 11 :
5 peralatan/instalasi melakukan Inspeksi dan Pelindung Diri 1 Pemeriksaan secara berkala sebagaiman dimaksud
pengujian berkala dalam pasal 10 ayat (2) huruf c dilakukan paling
peralatan/instalasi Listrik sedikit 1 (satu) sekali
2 Pengujian secara berkala sebagaima dimaksud
dalam pasal 10 ayat huruf c dilakukan paling sedikit
5 ) tahun sekali
3 Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus
dilaporkan kepada kepala dinas provinsi
4 Hasil pemeriksaaan dan pengujian sebagaiman
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan
sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan atau
tindakan hkum oleh pengawas ketenagakerjaan
Kondisi pengoperasian peralatan/ 1. Ruangan Listrik telah 1.Permenaker 12/MEN/2015 Pasal 12 :
6 instalasi dikunci dalam Kondisi Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan
pengoperasian peralatan listrik wajib menggunakan perlengkapan dan
peralatan/instalasi peralatan listrik yang telah mempunyai sertifikat yang
diterbitkan oleh lembaga atau instalasi yang
2. Terdapatnya apar, hydrant berwenang.
disekitar
1. Sebagai rujukan bagi 1. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 huruf a :
7 SOP kerja listrik, dll pekerja dalam melakukan secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
pekerjaan dipimpinnya semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja
59
/atau pengurus wajib melaksanakan K3 Listrik di
tempat kerja
1.Perusahaan sudah memiliki Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
1 K3 poliklinik poliklinik transmigrasi NO.03/MEN/1982 Pasal 4 ayat 1(b) tentang
2. Sarana & prasana Poliklinik pelayanan kesehatan kerja.
sudah lengkap
Dokter Kerja sudah memiliki Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
2 Dokter pemeriksa kesehatan TK Sertifikasi Hyperkes transmigrasi NO.03/MEN/1982 Pasal 4 ayat 1(b) tentang
pelayanan kesehatan kerja.
Permenaker Trans No. Per-01/MEN/1976 tentang
kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter perusahaan.
Paramedis di perusahaan Sesuai dengan Permenaker trans NO. 01/MEN/1979 Pasal
3 Paramedis tersebut sudah mendapatkan 1 Setiap perusahaan yang memperkerjan tenaga para medis
pelatihan & memiliki Sertifikasi diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk
Hyperkes mendapatkan latihan dalam bidang hygiene
perusahaan,kesehatan dan keselamatan kerja
1.Setiap 20 orang Petugas P3K Sesuai dengan Permenaker NO.15/ME N/2008 Pasal
4 Petugas P3K memiliki 1 orang Petugas yang 3 tentang memiliki lisensi dan Pasal 6 tentang tugas
bersertifikasi. petugas P3K
2.Petugas P3K rutin
mendapatkan pelatihan 1 tahun 2
kali.
60
1.Perusahaan sudah memiliki Sesuai dengan Permenaker NO.15/MEN/2008 Pasal 10
5 Kotak P3K dan isinya Kotak P3K di lokasi ruang P3K Bagian (a) tentang kotak P3K, (b) tentang isi kotak P3K, dan
2. Kelengkapan isi kotak P3K (C) tentang penempatan kotak P3K
diperiksa dalam 1 bulan sekali..
Perusahaan telah menyediakan Sesuai dengan surat edaran menteri tenaga kerja dan
Kantin ruang makan untuk para transmigrasi NO.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan
6
pekerjanya & dengan kondisi Kantin Dan Ruang Makan Pasal 8 tentang kebersihan dapur
bersih
makan
Perusahaan memakai cetering Sesuai dengan Instruksi menteri tenaga kerja R.I NO.
Gizi kerja INST.3/M/ BW/1999 dan SE Dirjen Binawas No.86 tahun
yang mendapat rekomendasi
oleh Disnaker untuk memenuhi 1989 Tentang perusahaan catering yang mengelola harus
gizi pekerja di perusahaan memenuhi SE.86/BW/1989
tersebut.
Sesuai dengan Permenaker No.05 tahun 2018 tentang
Ergonomic Tidak adanya pengangkatan
beban berlebih dan desain alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja Pasal 23 (
kerja dan tempat kerja yang hal.773) factor ergonomi
sesuai
61
No Obyek Positive Negative Keterangan
Perusahaan sudah melakukan pengendalian sesuai dengan PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Lampiran tentang
NAB fisika :
4 NAB fisika ditempat kerjannya sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika.
kebisingan, getaran, regulasi
temperatur,
pencahayaan
Perusahaan sudah menyediakan APD untuk Sesuai dengan PERMENAKER RI NO.8 TAHUN 2010 Pasal 11 tentang
5 APD para pekerjanya sesuai dengan bidang Alat Pelindung Diri & Pasal 2(1) tentang pengusaha wajib menyediakan
kerjanya. APD dan
Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - -
K3 confined space
6
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - -
K3 deteksi gas, dll
7
(prosedur kerja,
62
petugas, dll)
Personil K3 : Petugas Tidak diperlukan diperusahaan tersebut. - PERMENAKER RI NO.5 TAHUN 2018 Pasal 45 tentang personil K3
8 & Ahli K3
Kimia, Petugas
ruang terbatas,
petugas detektor
gas
63
NO OBYEK POSITIVE NEGATIVE KETERANGAN DOKUMENTASI SARAN
K3 Mekanik (PAA)
Operator sudah
Memenuhi Permenaker No 8
2 Operator persyaratan Tahun 2020 (Tidak Terdapat Foto) Pertahankan
Pasal 153
Tidak ada
Sebaiknya, Alat
Mekanik Permenaker No 8 Berat Memiliki
Khusus Tahun 2020 Teknisi Khusus
Dibidang Alat
3 Teknisi (Tidak Terdapat Foto) Dibidangnya sesuai
Berat seperti Pasal 144
dengan Permenaker
Lift Barang
No 8 Tahun 2020
Forklift,
Pasal 144
Crane.
64
Pasal 16, 17, 18
Pada forklift terdapat Sebaiknya Ban
nama pabrik pembuat Kondisi Ban Forklift Diganti
merk dan kapasitas yang tidak Agar
beban maksimum Layak Pakai Memilimalisir
Pasal 19
Permenaker No 8
Dilengkapi dengan dan Tahun 2020 Terjadinya Potensi
4 Forklift
tanda peringatan Penempatan Bahaya Dan Lebih
berupa lampu dan barang yang Pasal 164 Memperhatikan
suara pada forklift tidak pada Penempatan
tempatnya Barang Yang Tidak
Perlu.
Terdapat Plat
nama, SOP Permenaker No 38
Pemakaian. Tahun 2016
5 Genset Pertahankan
Terdapat ceklis Pasal 5 dan 15
Mantanance
Pemeriksaan Pasal
Mesin Genset
65
66
NO OBYEK POSITIVE NEGATIVE KETERANGAN DOKUMENTASI SARAN
K3 PUBT
1. Menerapkan K3 Terdapat mutu UU No.1 Tahun 1970 Pasal 9 Pertahankan
PUBT : boiler, atau poster- Pengurus diwajibkan
bejana tekan poster kesehatan menyelenggarakan pembinaan
dan keselamatan bagi semua tenaga kerja yang
kerja dikawasan berada di bawah pimpinannya,
perusahaan . dalam pencegahan kecelakaan
baik kebijakan dan pemberantasan kebakaran
perusahaan serta peningkatan keselamatan
mengenai k3, dan kesehatan kerja, pula dalam
himbauwan untuk pemberian pertolongan pertama
menggunakan pada kecelakaan.
APD, Sikap kerja
yang baik 5R dan Permenaker No 37 Tahun 2016
terdapat SOP Syarat-syarat K3 perencanaan
yang ditempel Bejana Tekanan pasal 7 dan
pada setiap Tangki Timbun pembuatan
mesin dan bejana gambar konstruksi/instalasi dan
uap cara kerjanya;
67
2. Operator boiler Operator pada Permenaker No 37 Tahun 2016 Pertahankan
(ada SIO) bagian boiler K3 Bejana Tekan dan Tangki
sudah memiliki timbun Pasal 59 dan 60
SIO Operator atau teknisi K3 memiliki
kompetensi dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Salah satunya memiliki lisensi k3
68
3. Perijinan Sudah memiliki UU Uap 1930 Pertahankan
peralatan/pesaw surat izin untuk Dilarang untuk menjalankan atau
at pada K3 penggunaan mempergunakan sesuatu
Mekanik dan boiler dan bejana pesawat uap dengan tidak
PUBT (boiler) tekan, terdapat mempunyai Ijin untuknya, yang
register pada diberikan oleh kepala jabatan
(Register) mesin boiler dan Pengawasan keselamatan Kerja.
sudah
terstandarisasi Permenaker No37 Tahun 2016
baik itu SNI K3 Bejana Tekan dan Tangki
(indonesia), JIS timbun Pasal 9 dan 10
(Jepang) dan DIN Pengurus dan/atau Pengusaha
(Jerman) yang mempunyai bejana
penyimpanan gas atau bejana
transport harus mempunyai daftar
atau register
69
4. Laporan Dalam video Permenaker No37 Tahun 2016
pemeriksaan dijelaskan bahwa K3 Bejana Tekan dan Tangki
pemeliharaan petugas timbun Pasal 7 ayat 4
melakukan
pengecekan Pemakaian Bejana Tekanan dan
berkala pada Tangki Timbun harus dilakukan
filter, pompa air pemeriksaan dan pengujian
dan tabung- sebelum digunakan serta
tabung beberapa dilakukan pemeliharaan secara
bulan sekali berkala
70
c. sisa tekanan;
d. kotoran bahan yang mudah
terbakar
71
6 Bahan bejana Bahan yang Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
tekan digunakan cukup K3 Bejana Tekan dan Tangki
kuat terbuat dari timbun dan Pasal 8
baja dan Bahan dan konstruksi Bejana
terstandarisasi Tekanan harus cukup kuat
72
8 Pipa Terdapat pipa Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
pembuanagan pembuangan ke K3 Bejana Tekan dan Tangki
atas atap timbun Pasal 16 Pasal
73
10 Bejana tekan Ditemukan ada Permenaker No37 Tahun 2016 Pertahankan
gas diberi warna perbedaan warna K3 Bejana Tekan dan dan
pada bejana Tangki timbun Pasal 21
tekan hijau untuk Bejana penyimpanan gas harus
air dan biru untuk diberi warna
gas angin
74
12 Tanda bahaya Terdapat tanda Permenaker No37 Tahun 2016
peringatan pada K3 Bejana Tekan dan Tangki
mesin boiler timbun Pasal 27 Lokasi tempat
tanda bahwa Tangki harus memiliki tanda
permukaan bahaya kebakaran, larangan
tangka panas merokok, larangan membawa
Dan berbahaya korek api, alat-alat api lainnya,
jika disentuh dan larangan membawa
secara langsung peralatan yang dapat
menimbulkan peledakan atau
kebakaran
13 Pagar pembatas Sudah memeiliki Jarak anatara Permenaker No37 Tahun 2016
dan rambu pager dan tanda dinding K3 Bejana Tekan dan Tangki
dilarang masuk larangan masuk tangka timbun Pasal 28
bagi orang tidak bagi yang tidak dengan
berkepentingan berkepentingan pagar kurang Lokasi tempat Tangki harus
dan terdapat jalur dari 25 meter dipasang pagar pengaman
evakuasi khusus dikarenakan dengan jarak paling sedikit 25 m
kurangnya (dua puluh lima meter) dihitung
lahan dari dinding Tangki Timbun dan
perusahaan tanda larangan masuk bagi yang
tidak berkepentingan. Tinggi
pagar pengaman paling rendah 2
m (dua meter).
75
14 Kontruksi Bangunan sudah Permenaker No37 Tahun 2016
bangunan terbuat dari K3 Bejana Tekan dan Tangki
bahan yang tidak timbun Pasal 42
mudah terbakar Bangunan tempat penyimpanan
dan lantai harus bejana penyimpanan gas dan
terbuat dari bejana transport dengan jumlah
bahan yang tidak yang besar harus terbuat dari
menimbulkan bahan yang tidak mudah terbakar
percikan api dan dan lantai harus terbuat dari
memiliki ventilasi bahan yang tidak menimbulkan
yang cukup. percikan api. Dan mempunyai
Pintu emergency ventilasi yang cukup dan harus
juga sudah mempunyai pintu keluar atau
tersedia pada pintu penyelamatan.
ruangan tersebut
15 Penempatan Bejana tekan Permenaker No37 Tahun 2016
bejana tekan tidak ditempatkan K3 Bejana Tekan dan Tangki
tidak dekat di dekat tangga, timbun Pasal 43
barang lain gang, di depan
lubang angin, alat Bejana Tekanan dilarang
pengangkat, atau ditempatkan atau disimpan dekat
benda bergerak tangga, gang, di depan lubang
yang dapat angin, alat pengangkat, atau
menyentuh atau benda bergerak yang dapat
menimpa menyentuh atau menimpa
16 Perilindungan Bejana Tekan Namun meski Permenaker No37 Tahun 2016
dari sumber sudah dilindungi terlindungi K3 Bejana Tekan dan Tangki
panas dan dari sumber kemungkinan timbun Pasal 43
penyebab karat panas dan karena Bejana Tekanan dalam keadaan
penyebab karat perawatan berisi harus dilindungi dari
yang kurang sumber panas dan penyebab
sehingga ada karat.
beberapa
komponen Permenaker No37 Tahun 2016
yang memiliki K3 Bejana Tekan dan Tangki
kondisi timbun Pasal 45
berkarat.
Bejana penyimpanan gas dan
bejana transport yang telah berisi
76
ditempatkan di tempat terbuka
harus dilindungi dari panas
matahari dan hujan
77
78
79