Anda di halaman 1dari 107

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. XYZ

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


SERTIFIKASI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
KELAS ONLINE BATCH 61

ANDI SAPUTRA

PENYELENGGARA
PT. INDOHES MAGNA PERSADA
JAKARTA, 22 NOVEMBER 2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................3
C. Ruang Lingkup................................................................................................................3
D. Dasar Hukum..................................................................................................................3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN........................................................................................10
A. Profil Perusahaan..........................................................................................................10
B. Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................................10
C. Gambaran Umum Proses...............................................................................................10
F. Struktur Organisasi P2K3L PT XYZ..............................................................................8
G. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan.........................................9
H. Temuan Tidak Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan............................10
BAB III ANALISA.................................................................................................................11
A. Analisa Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan.......................................11
B. Analisa Ketidaksesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan...............................26
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................31
A. Kesimpulan...................................................................................................................31
B. Saran..............................................................................................................................31
LAMPIRAN.............................................................................................................................32

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2
PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur sparepart otomotif yang berdiri pada
bulan september 1991 dengan status investasi domestik. sebagai salah satu
perusahaan terkemuka di bidang sparepart otomotif, PT. XYZ berkomitmen
mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di pada seluruh unit
usahanya.

B. Maksud dan Tujuan

Praktik kerja lapangan (PKL) ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Menambah wawasan peserta Calon Ahli K3 Umum dalam pengaplikasian ilmu


dan peraturan di tempat kerja
2. Meningkatkan pemahaman Calon Ahli K3 Umum terkait tugas dan ruang
lingkup K3 di tempat kerja
3. Mengetahui implementasi K3 di PT. XYZ sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku
4 Sebagai salah satu pemenuhan persyaratan menjadi Calon Ahli K3 Umum yang
tersertifikasi oleh Kementrian Ketenagakerjaan
5. Mengetahui tugas dan wewenang Calon Ahli K3 Umum yang profesional dalam
hal pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan
dampak positif bagi perusahaan.

C. Ruang Lingkup
- K3 secara Umum :Kelembagaan dan Keahlian K3
- Penerapan SMK3
- K3 Mekanik
- K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun
- K3 Kesehatan Kerja
- K3 Pesawat Uap Bejana Tekan
- K3 Listrik
- K3 Penanggulangan Kebakaran
- K3 Konstruksi Bangunan

D. Dasar Hukum
1. K3 Secara Umum
a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86
ayat (1), (2), dan (3) dan Pasal 87 ayat (1) and (2)
d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung
Diri.

3
f. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pasal 11 Ayat (1) dan
Ayat (2).

Kelembagaan dan Keahlian K3


a. Undang-undang No 1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga KerjaRI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1995 tentang
f. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 155 Tahun 1984 tentang
h. Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasioanal, Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan kesehatan Kerja Umum
j. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 tahun
2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
k. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 tahun
2011 tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya
disebut Ahli K3
l. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
48 Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

4
2. Penerapan Sistem Manajemen K3
a. Undang-Undang No.1 Tahun1970 tentangKeselamatanKerja Terdiri dari 11
Bab dan 18 Pasal
b. Undang-undang No.13 Tahun 2003t entang Ketenagakerjaan
c. Terdiri dari 18 Bab dan 193 Pasal.Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada
pasal 87.
d. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3

3. K3 Mekanik

a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38 Tahun 2016 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.
09/Men/VII/2010 Tentang Operator dan Petugas Peswat Angkat dan Angkut
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 08 tahun 2020 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
d. Surat Edaran Dirjen Pembinaan engawasan Ketenagakerjaan No.
01/DJPPK/VI/2009 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengujian Lisensi K3 Bagi Petugas dan Operator Peswat Uap, Pesawat Tenaga
dan Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep.452/M/BW/1996 Tentang
Pemakian Pesawat Angkat dan Angkut Jenis Rental.

4. Dasar hukum K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


dan Beracun

a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b. Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
c.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.15 tahun 2008 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja.
e.Peraturan Menteri Tenaga Kerja Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang
symbol dan label limbah B3.
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan kerja.

5
g. Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah B3.
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.187 tahun 1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.11/Men/VI/2005
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat Kerja.
j. Peraturan Pemerintah RI no. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
k. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-01/MEN/1998 penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari paket
jaminan pemeliharaan kesehatan dasar jaminan sosial tenaga kerja
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat
kerja.
n. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
o. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
p. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 23/M-
IND/PER/4/2013 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan Label Pada
Bahan Kimia.
q. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.01/MEN/1979
r. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 8 Tahun 2020
Perlindungan pekerja/buruh dalam program jaminan kecelakaan kerja pada kasus
penyakit akibat kerja karena coronavirus disease 2019 (Covid-19)
s. SE Menaker No. M/3/HK.04/III/2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan
Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19
t. Surat Edaran Menaker No. M/3/HK.04/III/2020 “Tentang Perlindungan
Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19”.
u. SE Menaker No. M/7/AS.02.02/V/2020 “Tentang Rencana Keberlangsungan
Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Protokol Pencegahan
Penularan Covid-19 di Perusahaan”.

6
5. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap

a. Undang-undang uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930/Stb No. 225 Tahun
1930)
b. Peraturan Uap 1930 (Stoom Verordening 1930/Stb. 339 Tahun 1930)
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.01/MEN/1988 Tentang
Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
e. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No
Kep.75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan,
Peswat Angkat dan Angkut, dan Pesawat Tenaga dan Produksi.

6. Dasar Hukum K3 Bejana Tekan


a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1982
Tentang Bejana Tekanan
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
c. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 06/MEN/1990 Tentang Ketentuan
Pewarnaan Tabun Gas Bertekanan

7. Dasar Hukum K3 di Bidang Listrik

1. Undang-undang Nomor:1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-undang Nomor:13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor:12 tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja Listrik di Tempat Kerja
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik

7
8. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
9. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011

8. Dasar Hukum K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran

1. Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-undang Nomor:13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.02/MEN/1989 tentang pengawasan Instalasi penyalur Petir
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor: Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

9. Dasar Hukum K3 di Bidang Konstruksi Bangunan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 1 tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Bangunan
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 8 tahun 2020
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pesawat angkat/angkut
9. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : Kep. 174/MEN/1986 dan Nomor: 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/
2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

Profil Perusahaan

9
PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur komponen otomotif di Indonesia yang
berdiri sejak September 1991. PT XYZ memproduksi and mendistribusikan beraneka
ragam sparepart otomotif seperti plastic parts, inner mirror, outer mirror, product for
electronic & others (electronic parts dan stamp deck), gear, key plate, LCD Nut, dan
lain-lain. Saat ini PT. XYZ mempekerjakan 1200 tenaga kerja dengan sistem 3 shift
kerja yang berjalan selama 24 jam.
PT XYZ memiliki luas lahan sebesar 3.5 Ha (tanah) dengan luas bangunan 1.6
Ha. Perusahaan memiliki tiga area kerja yaitu fasilitas produksi, pengujian &
pengecekan, dan bagian pencetakan. Pada bagian fasilitas produksi terdapat mesin dan
peralatan seperti Plastic Injection Machine (114 unit), Assembly Line for Mirror,
Assembly Line for Seat Bottom, Assy Assembly Line for Air Cleaner Assy, Painting
Line (4 unit), Silk Printing, Hot Stamping, Vacuum Coating Machine (4 unit), Glass
Forming Furnace (2 unit). Lalu untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan,
perusahaan juga dilengkapi dengan berbagai alat untuk melakukan 21 pengujian dan
pengecekan diantaranya seperti Vibration Test, Bending Test, High temperature Test,
dll. Sedangkan pada bagian fasilitas Mold Shop, terdapat fasilitas mesin CNC EDM (2
unit), CNC Machining (3 unit), CNC Wire EDM ( 1 unit), dan CMM (1 unit) dengan
desgin teknologi yang berasal dari Mold Flow™, Delcam Power Shape™, Delcam
Power Mill™, Unigrapihcs™, Pro Engineer Wildfire 3.0™, Rhinoceros 3.0™, dan
Mechanical Dekstop 2007™.

Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Menjadi salah satu perusahaan manufaktur komponen otomotif terbaik di
Indonesia
b. Misi Perusahaan
Kualitas produk & layanan yang unggul, Operational excellence dengan
pengelolaan K3 & Lingkungan yang baik serta menjalankan tanggungjawab
sosial bagi masyarakat

Dalam menjalankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja, PT XYZ


memiliki organisasi P2K3L dan Emergency Response. Tim P2K3L perusahaan ini
dipimpin oleh ketua P2K3L dari top management, wakil ketua dari EHSMR,

10
sekertaris dan anggota yang terdiri dari perwakilan tiap divisi. Berikut adalah struktur
organisasi P2K3L di PT XYZ.

Proses Kerja PT. XYZ

11
B. Temuan

1. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

No. Objek Temuan


K3 Secara Umum
1. Safety Induction, Safety induction dilaukan oleh PIC HSE kepada
Safety Briefing, dan karyawan baru dan tamu yang datang ke perusahaan
Safety Briefing dilakukan oleh PIC HSE pada saat
Sosialisasi K3
sebelum melakukan pekerjaan setiap pagi hari.
Safety Walk dilakukan oleh Safety Committee setiap
Minggu dan bersama dengan CEO setiap tiga bulan
2. Rambu/marka/safety Perusahaan sudah memasang rambu, marka, dan safety
sign sign pada peralatan dan area kerja
Perusahaan memasang rambu-rambu bahaya pada
setiap mesin
3. Alat Pelindung Diri Perusahaan memberikan APD secara cuma-cuma
kepada tenaga kerja
4. Prosedur Kerja (SOP) Pihak perusahaan sudah membuat JSA, SOP yang
and JSA terintegrasi dengan JSA
Prosedur kerja (SOP) disahkan, ditandatangani, dan
direview oleh pihak HSE
Kelembagaan dan Keahlian K3
1. P2K3 dan PJK3 Perusahaan telah memiliki Lembaga P2K3 yang
diketuai oleh Chief Excecutive Officer, sekretaris
seorang Ahli K3, dengan sekretaris P2K3 seorang Ahli
K3, dan anggota P2K3 dari divisi yang terkait dengan
produksi dengan jumlah keanggotaan P2K3 ialah 18
orang
Rapat P2K3 dilaksanakan oleh perusahaan setiap 3
bulan sekali dan hasil rapat dikomunikasikan ke setiap
pekerja melalui email dan secara konvensional (tertulis
and ditampilkan pada papan pengumuman)
Perusahaan bekerjasama dengan PJK3 dalam
melakukan Uji Riksa.
2. Organisasi Perusahaan memiliki tim / divisi khusus untuk
menangani permasalahan sistem tanggap darurat yaitu
organisasi Emergency Response Team
Perusahaan memiliki struktur organisasi perusahaan,

12
No. Objek Temuan
struktur organisasi P2K3, dan struktur organisasi
Emergency Response Team secara tertulis
3. Pengesahan P2K3 Usulan organisasi P2K3 melalui Disnaker, dan
pengesahan organisasi P2K3 disahkan oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk,. Terakhir melakukan
penggantian anggota and pengesahan P2K3 yang
terbaru adalah tahun lalu
4. Program Kerja Pihak perusahaan sudah memiliki program kerja yang
terintegrasi dengan SMK3
Perusahaan memiliki tiga program kerja utama yaitu
mencegah terjadinya kecelakaan, mencegah terjadinya
penyakit akibat kerja, dan mensosialisasikan K3 yang
kegiatannya berupa penyuluhan, pelatihan, and
komunikasi K3
Tujuan dan program kerja K3 perusahaan selalu ditinjau
kembali setiap setahun sekali. Hasil dari tinjauan
tersebut akan dijadikan dasar dalam pembuatan rencana
and program kerja tahunan.
5. Ahli K3 Perusahaan memiliki 4 Ahli K3 Umum, 1 Ahli K3
spesialis penanggulangan kebakaran.
Perusahaan memiliki 2 petugas K3 Kimia, 2 petugas
teknisi K3 listrik, dan juga First Aider sebanyak 22
orang.
Penerapan SMK3
1. Kebijakan dan Perusahaan sudah menetapkan kebijakan dan komitmen
Komitmen K3 K3 secara tertulis
Dalam pelaksanaannya perusahaan menerapkan sistem
manajemen SMK3 dan OHSAS 18001:2007
2. Tingkat Penerapan K3 Perusahaan telah melaksanakan lima prinsip siklus
SMK3 yaitu penetapan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemantauan & evalusasi kinerja,
dan peninjauan & peningkatan kinerja
Penilaian penerapan SMK3 perusahaan ialah tingkat
penerapan SMK3 Lanjutan atau 166 kriteria
3. Audit SMK3 Perusahaan telah melaksanakan audit internal dan
eksternal setahun sekali yang melibatkan seluruh bagian
4. Penghargaan K3 (zero Perusahaan mendapat piagam penghargaan karena telah

13
No. Objek Temuan
accident award, melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR)
sertifikat SMK3) dengan berkomitmen untuk menerima setiap kunjungan
observasi atau praktek kerja lapangan para calon Ahli
K3 Umum dalam rangka pengembangan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 Mekanik
1 PTP Genset Sudah diletakkan dalam ruangan terpisah (ruang genset) dan
berventilasi dengan dinding ruang yang didesain tahan api.
Lantai sudah dilengkapi dengan batas - batas area dan
sirkulasi
Tidak terlihat retakan pada lantai, lantai kerja kering &
bersih, konstruksinya terlihat kokoh.
Tersedia earmuff
Genset sudah dilengkapi dengan tanda pengenal yang jelas
dan panduan cara pengoperasian
PTP jenis penggerak mula (Genset) selalu dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala / Riksa Uji setiap 1 th
sekali
peremajaan alat dengan penggantian sparepart alat dilakukan
per-5 sampai 8 tahun sekali
perawatan atau preventive maintenance dilakukan internal,
dan terdokumentasi, lembar perawatan rutin terpasang.

2 PTP Mesin Bubut Operator mesin bubut sudah mengikuti pelatihan saat mulai
masuk kerja & memiliki Surat Izin Operator (SIO)
Terlihat dibuat dari bahan yang baik & dibuat oleh
manufacturer profesional, lengkap dengan fitur - fitur
pengaman seperti cover (berwarna biru), tuas Operasional &
pedal pijak serta emergency button.
Peletakan alat di area terpisah & memiliki sirkulasi yang
cukup.
Tidak terlihat retakan pada lantai, lantai kerja kering &
bersih, konstruksinya terlihat kokoh.
Riksa uji pada tahap fabrikasi, perakitan, service berkala dan
modifikasi/ reparasi dilakukan secara menyeluruh
peremajaan alat dengan penggantian sparepart alat dilakukan
per-5 sampai 8 tahun sekali.
perawatan atau preventive maintenance dilakukan internal,
dan terdokumentasi, lembar perawatan rutin terpasang.

3. Mesin Penggiling Mesin penggiling sudah dilengkapi alat pengaman


seperti cover mesin penggiling (berwarna biru) serta
emergency button.
setiap mesin penggiling sudah dilakukan name plate
pengoperasian PTP Mesin Penggiling dilakukan oleh
operator K3 PTP.
peremajaan alat dengan penggantian sparepart alat
dilakukan per-5 sampai 8 tahun sekali
Mesin penggiling sudah melewati riksa uji PJK3 secara
berkala 1 tahun sekali.

14
No. Objek Temuan
perawatan atau preventive maintenance dilakukan
internal, dan terdokumentasi, lembar perawatan rutin
terpasang.

4. PTP Pesawat Angkat Forklift yang digunakan PTP XYZ telah memiliki atap
pelindung bagi operator & safety device (belt)
Angkut Terdapat pemisah jalur untuk dilewati oleh pejalan kaki
& pesawat angkut
Pesawat angkut memiliki tanda beban maksimum
operator pesawat angkat-angkut telah memiliki SIO &
telah dilakukan perpanjang lisensi bagi yang masa
lisensinya habis atau tidak berlaku
Pesawat angkat-angkut telah melalui riksa uji oleh
PJK3 (1 tahun sekali) dan memiliki SIA
Terdapat APAR yang terletak di forklift sebagai safety
device
Terdapat rigger pada overhead crane dan memastikan
beban sesuai beban maksimum.

5. PTP Mesin Press Pengoperasian PTP mesin press dilakukan oleh


operator K3 PTP.
Mesin press sudah dilakukan riksa uji oleh PJK3
sebanyak 1 tahun sekali.
mesin press dilengkapi emergency button untuk
penerapan safety device pada alat.
peremajaan alat dengan penggantian sparepart alat
dilakukan per-5 sampai 8 tahun sekali.

K3 Lingkungan Kerja dan B3


1. K3 Lingkungan Kerja Perusahaan melakukan pengukuran dan pengendalian
dan B3 fisik
Pengukuran kualitas udara dalam ruangan
Pengendalian bahaya kimia seperti melakukan
klasifikasi bahan kimia sesuai GHS, memiliki MSDS
dan label untuk bahan kimia, dan penyimpanan B3 di
gudang tersendiri
Melakukan pengendalian bahaya psikologi
Melakukan pengendalian ergonomi
Adanya fasilitas kebersihan seperti toilet dan tempat
sampah
Melakukan penyimpanan dan pengelolaan limbah di
tempat kerja

2. K3 Kesehatan Kerja Melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal,

15
No. Objek Temuan
pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan
kesehatan khusus
Sosialisasi tenaga kerja tiap 4 bulan mengenai
kesehatan
Tersedianya poliklinik di perusahaan
Mendaftarkan kepesertaan pekerja ke BPJS
Melaksanakan P3K di tempat kerja
Menyelenggarakan kantin dan gizi kerja di tempat kerja
Menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19
Menyediakan ruang khusus untuk merokok

K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan

1. K3 Pesawat Uap Pesawat Uap yang dimiliki oleh PT.XYZ adalah boiler
yang sudah memiliki izin
Operator pesawat uap berjumlah 2 orang dan sudah
memiliki surat izin operator (SIO)
PT. XYZ melakukan riksa uji yang dilaksanakan oleh
PJK3 setiap 1 atau 2 tahun sekali
Alat perlengkapan pengamanan pesawat uap sudah
dipenuhi semua oleh PT. XYZ, seperti safety valve,
gelas, lubang intip, cover permukaan, name plate, dll.
Perawatan internal dilakukan dengan perbaikan
pencegahan, sedangkan eksternal dilakukan dengan
corrective maintanance

2 K3 Bejana Tekan PT. XYZ memiliki operator K3 untuk melakukan


pengangkutan bejana tekanan.
PT. XYZ melakukan pemeriksaan dan pengujian
bejana tekanan setiap 2 tahun sekali.
Diberikan tanda pengenal yang jelas pada bejana
tekanan yang dipakai di ruang produksi.
Tabung bejana tekanan untuk menyimpan gas
tersimpan di ruangan terbuka dan di beri atap. Selain
itu, penyimpanan yang sudah tidak digunakan
ditempatkan terpisah dengan penyimpanan yang
masih digunakan.

K3 Listrik, K3 Penanggulangan Kebakaran dan K3 Kontruksi Bangunan

1. K3 listrik Perusahaan menyediakan 2 buah penyalur petir


Telah dilakukan preventive maintenance harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh pihak perusahaan sendiri.

16
No. Objek Temuan
Dilakukannya riksa uji instalasi listrik secara berkala
menggunakan jasa PJK3 dari luar.
Perusahaan telah menerapkan sistem Lock Out Tag Out
(LOTO) baik pada saat proses kerja ataupun
maintenance.
Instalasi penyalur petir mempunyai elektroda bumi
(earth electrode) dan penghantar penurunan (down
conductor) di luar ruangan.
Perusahaan telah menerapkan sistem work permit untuk
pekerjaan dengan risiko tinggi seperti kelistrikan.
Terdapat ventilasi sederhana pada electrical room.
Pada pintu masuk electrical room dipasang rambu
bahaya arus listrik tegangan tinggi.

2. K3 Penanggulangan Mempunyai Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran


Kebakaran
Perusahaan menyediakan Hydrant Indoor sebanyak 6
unit dan Hydrant Outdoor sebanyak 10 unit. Hydrant
tersebar di berbagai lokasi di tempat kerja.
Sarana proteksi kebakaran (aktif) seperti APAR
berjumlah 76 unit dengan jenis APAR CO2 30% dan
jenis APAR Dry Chemical Powder 70% , alarm
kebakaran, Hydrant Indoor 6 unit dan Hydrant
Outdoor 10 unit.
APAR dipasang sesuai dengan standar yang berlaku
yaitu menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak
dikunci.
Pemeriksaan APAR dilakukan 1 bulan sekali. Hal ini
sudah melebihi persyaratan yang berlaku dimana
diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan sebanyak 2
kali dalam setahun.
Sarana proteksi kebakaran (pasif) seperti material

17
No. Objek Temuan
dinding tahan api di electrical room, sarana evakuasi,
smoke damper, pressurized fan, mapping layout
evakuasi.
Terdapat 22 anggota emergency response yang telah
memiliki sertifikat
Dilakukannya pelatihan terkait kesiapsiagaan dan
tanggap darurat sebanyak 4 bulan sekali.
Perusahaan bekerjasama dengan Dinas Pemadam
Kebakaran.
Terdapat rambu-rambu terkait bahaya kebakaran.

3. K3 Kontruksi Pesawat angkat/ angkut yang terdiri dari Forklift 3 unit


Bangunan
kapasitas 2,5 ton, 3,5 ton, dan 4,5 ton, Lift barang 1
unit kapasitas 500 kg, dan Crane 2 unit kapasitas 6,4
ton dan 7,2 ton
Pesawat angkat/angkut seperti forklift dilengkapi
dengan alat pengaman seperti APAR.
Bagian-bagian lift kuat, tidak cacat, aman,
menggunakan rangka kereta dan tali terbuat dari baja .
Pengoperasian pesawat angkat/angkut memiliki
operator yang sudah terlatih untuk melakukan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Adapun jumlah operator untuk masing-masing pesawat
sebagai berikut: Forklift 9 orang dan Crane 6 orang
Jam kerja operator terbagi dalam tiga shift kerja per 8
jam/ hari untuk menjaga kesehatan kerja dan beban
kerja operator.
Pemeliharaan pesawat angkat/angkut dilakukan secara
berkala dengan frekuensi berjenjang harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan oleh pihak internal seperti
preventive maintenance, corrective maintenance. Hal
ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan
keselamatan penggunaan pesawat angkat/angkut

18
No. Objek Temuan
sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
Terdapat SOP kerja dan SOP peralatan terbaru yang
ditandatangi oleh bagian Safety (HSE)
Terdapat rambu-rambu K3 saat pengoperasian pesawat
angkat/angkut .
Terdapat Ventilasi untuk menjaga sirkulasi udara yang
baik.
Bagian dalam bangungan/ tempat kerja cukup terjaga
kerapihan dan kebersihannya.
Terdapat jalur pejalan kaki yang jelas.
Manajemen konstruksi bangunan menggunakan CSMS
pihak ketiga.

2. Temuan Ketidak-sesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

No. Objek Temuan


K3 Secara Umum
1. Alat Pelindung Diri Ditemukan APD yang tidak lengkap pada kegiatan
penyemprotan. Dimana kegiatan penemprotan tidak
memakai kacamata
Kelembagaan dan Keahlian K3
1. Ahli K3 Perusahaan hanya memiliki 2 Petugas Kimia dan belum
memiliki sertifikasi, yang mana seharusnya PT. XYZ
yang memiliki potensi bahaya kimia menengah
(mempergunakan bahan kimia berbahaya ≤ NAK)
wajib memiliki petugas K3 kimia sekurang-kurangnya
3 orang pada sistem kerja shift.
Perusahaan memiliki 2 Petugas Kelistrikan dan juga
belum memiliki sertifikasi
Penerapan SMK3
1. Tidak ada temuan ketidak-sesuaian terkait dengan penerapan SMK3 di PT XYZ.
K3 Mekanik
1. Berdasarkan hasil observasi video dan pemaparan dari narasumber tidak
ditemukan adanya ketidaksesuaian mengenai K3 Mekanik PTP maupun PAA

19
No. Objek Temuan
K3 Kesehatan kerja, Lingkungan Kerja dan B3
1. K3 Lingkungan Kerja  Pekerja tidak memakai APD lengkap
dan B3  Belum terlaksananya budaya 5R di
perusahaan
 Petugas K3 kimia untuk perusahaan yang
menjalankan sistem shift hanya sebanyak 2
orang
 Perusahaan menetapkan waktu lembur
maksimal 20 jam/minggu

2. K3 Kesehatan Kerja  Pekerja tidak merokok di tempat khusus


merokok yang telah disediakan

K3 Pesawat Uap Bejana Tekan


1 K3 Pesawat Uap PT. XYZ belum memiliki ahli K3 bidang pesawat uap
dan bejana tekan.
2. K3 Bejana Tekan Tanda pengenal ataupun labeling pada tabung
penyimpanan gas tidak terlihat jelas dan sulit untuk di
baca.
Storage room tidak terkunci dan tidak ada sign tentang
otoritas untuk keluar masuk area.
Tidak terlihat alat anti guling yang terpasang pada
tabung penyimpanan gas.
Bejana tekanan untuk penyimpanan gas yang berada di
storage room masih ada beberapa tabung pewarnanya
yang tidak sesuai dengan prinsip pewarnaan.
Tidak terdapat alat khusus di sekitar lokasi yang
digunakan untuk memindahkan bejana tekanan.

K3 listrik, K3Penanggulangan Kebakaran dan K3 Kontruksi Bangunan


1. K3 listrik Pemeriksaan berkala yang dilakukan perusahaan tidak
melibatkan Ahli K3 bagian Listrik dikarenakan belum
adanya Ahli K3 Listrik perusahaan.
Pada area penangkal petir tidak terlihat rambu
peringatan bahaya penangkal petir.

20
No. Objek Temuan
2. K3Penanggulangan Minimnya kesadaran pekerja terkait bahaya membuang
Kebakaran puntung rokok sembarangan di kawasan yang memiliki
risiko kebakaran.

3. K3 Kontruksi Tidak ada teknisi pesawat angkat/angkut lift dan


Bangunan operator lift
Forklift yang tidak memperlihatkan plat nama.
Pengoperasian, pemeliharaan, dan perawatan pesawat
angkat/angkut lift tidak dilakukan oleh personil yang
membidangi pesawat angkat/angkut jenis lift.

21
BAB III ANALISA (dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan)

3.1 Analisa Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

No Foto Analisa Saran Dasar Hukum


K3 Secara Umum
1. Safety Induction, Safety Briefing, Safety induction, Safety Pelaksanaan ini sudah baik dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kesehatan Kerja
dan Sosialisasi K3 Briefing, dan Sosialisasi K3 tetap di pertahankan dan dapat
Pasal 9 ayat (1), Pasal 13, Pasal
sudah dilaksanakan baik kepada juga dilakukan dengan 14 ayat (3)
pekerja ataupun tamu yang menggunakan alat peraga serta
datang ke perusahaan. menggunakan alat pengeras
suara jika melakukan safety
briefing tidak di dalam satu
ruangan

2. Rambu / Marka / Safety Sign Rambu / Marka / Safety Sign Peletakan safety sign sudah UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
sudah terpasang, dapat dibaca Keselamatan Kesehatan Kerja
baik dan disarankan untuk
dengan jelas, dan sudah Pasal 14 ayat (2)
diletakan pada masing-masing melakukan pembaharuan
1
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
ruangan dan mesin – mesin beberapa sign yang sudah tidak
serta area kerja
proper

3. Alat Pelindung Diri (APD) APD diberikan kepada seluruh Hasil wawancara dengan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
karyawan dengan gratis. narasumber: pemberian APD di Keselamatan Kesehatan Kerja
berikan dalam 2 tahun sekali Pasal 14 ayat (3)

2
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dan diberikan kepada karyawan
yang dalam pekerjaan beresiko
tinggi.

Saran : Agar Pemberian APD


dilakukan setiap 1 tahun sekali
atau berdasarkan usia pakai
APD itu sendiri ataupin
berdasarkan analisa / inspeksi
kondisi APD
4. Prosedur Kerja (SOP) and Job Pihak perusahaan sudah Pembuatan SOP yang sudah UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kesehatan Kerja
Safety Analysis membuat SOP yang terintegrasi terintegrasi dengan HIRA sudah
Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (1)
dengan HIRA. SOP ditempel baik namun agar lebih baik
pada sekitar mesin dan alat dapat dilengkapi dengan
kerja. Gambar dalam bentuk DO and
DON’T

3
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

Kelembagaan dan Keahlian K3


1. P2K3 • Perusahaan telah memiliki • Struktural organisasi yang 1. Undang undang No. 1
Lembaga P2K3 yang ditampilkan seharusnya
Tahun 1970, Bab VI pasal
diketuai oleh Chief dicantumkan nama PIC
Excecutive Officer dengan sebagai penanggung jawan 10
sekretaris seorang Ahli K3, bukan hanya tertulis sebatas
2. Permenakertrans no. 4
dan memiliki 18 anggota jabatannya saja.
Tahun 1987 tentang P2K3
• Rapat P2K3 dilaksanakan • Memaksimalkan rapat
Serta Tata Cara Penunjukan
oleh perusahaan setiap 3 dengan membahas isu-isu
bulan sekali dengan diikuti terkait K3 bersifat mendesak Ahli Keselamatan Kerja
oleh seluruh anggota P2K3
pasal 2, 3,4, dan 12
sebagai pesertanya dan hasil • Mengkomunikasikan hasil
rapat di komunikasikan ke rapat P2K3 sudah 3. Permenaker RI No. 2 tahun
setiap pekerja menggunakan secara terkini
1992 tentang tata cara
namun, perlu juga

4
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dikomunikasikan melalui penunjukan, kewajiban dan
papan informasi ataupun
wewenang ahli keselamatan
dibahas di sela-sela morning
talk sehingga seluruh dan kesehtan kerja
pekerja sadar dan
4. Kepmenaker Kep.
mengetahui hasil rapat
155/MEN/1984 Tentang
Penyempurnaan Keputusan
Menteri Tenaga Dan
Transmigrasi Nomor Kep.
125/MEN/82, Tentang
Pembentukan, Susunan Dan
Tata Kerja Dewan
Keselamatan Dan Kesehtan
Kerja Nasional, Dewan
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Wilayah
Dan Panitia Pembina
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja pasal 6
5. Keputusan menteri tenaga
kerja dan transmigrasi RI
nomor 239 tahun 2003

5
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
tentang pedoman
pelaksanaan sertifikasi
kompetensi calon ahli
keselamatan dan kesehatan
kerja umum
6. Surat edaran menteri tenaga
kerja dan transmigrasi RI
no. 03 tahun 2011 tentang
pelaksanaan penunjukkan
ahli keselamatan kerja
sebagaimana dimaksud
dalam uu no.1 tahun 1970
yang selanjutnya disebut
ahli k3
Perusahaan bekerjasama dengan Harus memastikan bahwa PJK3 1. Per-01/MEN/1979 tentang
PJK3 dalam melakukan Uji yang bekerjasama dengan Kewajiban Latihan
Riksa. Serta terdapat klinik perusahaan sudah tersertifikasi Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dengan dokter dan dan memiliki lisensi dari Kesehatan dan
paramedis yang tersertifkasi Kemnaker dan masih aktif. Keselamatan Kerja bagi
Hiperkes. Paramedis Perusahaan
pasal 1

6
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
2. Permenaker R.I No.
Per.04/MEN/1995 tentang
Perusahaan Jasa
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Bab III
terkait Hak dan Kewajiban
PJK3
2. Pengesahan P2K3 Pengesahan melalui disnaker 1. Undang undang No. 1
(hasil lisan wawancara dengan propinsi yanng diteruskan ke Tahun 1970, Bab VI pasal
narasumber) kementerian tenaga kerja sesuai 10
dengan peraturan perundang- 2. Permenakertrans no. 4
undangan Tahun 1987 tentang P2K3
pasal 3 ayat (3)
3. Organisasi terkait K3 • Perusahaan memiliki tim / • Memastikan bahwa struktur Peraturan Pemerintah No. 50
organisasi Emergency
divisi khusus untuk Tahun 2012 Tentang Penerapan
Response Team dapat berjalan
menangani permasalahan baik pada jam operasional Sistem SMK3 Pasal 10
kerja
sistem tanggap darurat yaitu
organisasi Emergency • Seluruh anggota dalam
Emergency Response Team
Response Team
harus mendapatkan pelatihan
ERP sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya serta
memastikan dilaksanakan

7
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Emergency Drill secara
berkala
4. Program Kerja • Perusahaan memiliki tiga • Meningkatkan konsistensi 1. UU No. 1 Tahun 1970
pelaksanaan program K3 Tentang Keselamatan
program kerja utama yaitu
yang ada di perusahaan Kesehatan Kerja
mencegah terjadinya 2. PP N0. 50 Tahun 2012
• Memastikan efektivitas dari
kecelakaan, mencegah Tentang SMK 3 (Sistem
pelaksanaan program melalui
terjadinya penyakit akibat hasil evaluasi tinjauan Management Keselamatan
program kerja
kerja, dan mensosialisasikan Kesehatan Kerja)
K3 yang kegiatannya berupa • Pertahankan serta tingkatkan
komitmen dan keterlibatan
penyuluhan, pelatihan, and
manajemen terhadap aspek
komunikasi K3 K3

• Tujuan dan program kerja


K3 perusahaan selalu
ditinjau kembali setiap
setahun sekali.

• Pihak management
perusahaan turut mendukung
dan terlibat dalam
pelaksanaan program K3

• Program kerja K3 sudah


dibuat dan dilaksanakan
dengan baik, seperti
melakukan penerimaan

8
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
terhadap PKL calon ahli K3,
serta sudah melakukan
kegiatan emergency fire
drill.
5. Ahli K3 • Ahli K3 • Peningkatan kompetensi para • Peraturan Pemerintah RI
(hasil lisan wawancara dengan Perusahaan memiliki 4 Ahli K3 ahli dan petugas spesialis K3 Nomor 50 Tahun 2012
narasumber) Umum, 1 Ahli K3 spesialis agar pengawasan dan tentang Penerapan Sistem
penanggulangan kebakaran pelaksanaan K3 menjadi lebih Manajemen Keselamatan dan
• Kompetensi K3 komprehensif. Kesehatan Kerja (SMK3)
Perusahaan memiliki 2 petugas • Sertifikasi perlu dilakukan • Peraturan Menteri Tenaga
K3 kimia, 2 petugas teknisi K3, untuk memastikan bidang Kerja No. Per.02/MEN/1992
and 22 orang First Aider terkait sudah mendapatkan tentang tata cara penunjukan
penanganan dari ahlinya kewajiban dan kewenangan
• Perusahaan memastikan Ahli ahli k3
K3 menjalankan tugas dan • Peraturan Menteri Tenaga
wewenang sesuai dengan Kerja No. Per.12/MEN/2015
peraturan perundangan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja listrik di
tempat kerja
• Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor 239 tahun 2003

9
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
tentang Pedoman
Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan dan kesehatan
Kerja Umum
• Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No.
Kep.186/MEN/1999 tentang
unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
• Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No.
Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
(petugas k3 kimia)
Penerapan SMK3
1. Kebijakan and Komitmen K3 Perusahaan sudah menetapkan Perusahaan dapat melakukan  Undang-Undang No. 1
kebijakan dan komitmen K3 tinjauan ulang secara berkala Tahun 1970 Tentang
secara tertulis untuk menjamin bahwa Keselamatan Kerja
kebijakan tersebut masih sesuai  Peraturan Pemerintah

10
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dengan perubahan yang terjadi Nomor 50 Tahun 2012
dalam perusahaan dan peraturan tentang SMK3 pasal 7 dan
perundang-undangan. Lampiran I (Penetapan
Kebijakan K3)
Hasil wawancara virtual: Dalam Perusahaan sebaiknya lebih Peraturan Pemerintah Nomor
pelaksanaannya perusahaan fokus dalam penerapan SMK3 50 Tahun 2012 tentang SMK3
sudah menerapkan SMK3 dan karena SMK3 wajib diterapkan pasal 5 ayat 1
OHSAS 18001:2007 di perusahaan
2. Tingkat Penerapan SMK3 Perusahaan telah melaksanakan Perusahaan dapat memperbaiki Peraturan Pemerintah Nomor
5 prinsip siklus SMK3 yaitu dan meningkatkan masing- 50 Tahun 2012 tentang SMK3
penetapan kebijakan, masing elemen dalam siklus
perencanaan, pelaksanaan SMK3 agar lebih
rencana, pemantauan & komperehensif, serta dapat
evalusasi kinerja, dan menjamin kesesuaian dan
peninjauan & peningkatan efektifitas penerapan
kinerja
Penilaian penerapan SMK3
perusahaan ialah tingkat
penerapan SMK3 Lanjutan atau
166 kriteria
3. Audit SMK3 Perusahaan telah melaksanakan Perusahaan secara berkala Peraturan Pemerintah No. 50
audit internal and eksternal melaksanakan audit internal dan Tahun 2012 Tentang Penerapan

11
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
setahun sekali yang melibatkan eksternal untuk meninkatkan Sistem SMK3
seluruh bagian kualitas SMK3 di perusahaan
4. Penghargaan K3 (zero accident Perusahaan mendapat piagam Perusahaan harus Peraturan Menteri Nomor 26
award, sertifikat SMK3) penghargaan karena telah memaksimalkan tujuan K3 di Tahun 2014 tentang
melaksanakan Corporate Social tempat kerja sehingga dapat Penyelenggaraan Penerapan
Responsibility (CSR) dengan tercapai zero accident. Dimana Penilaian SMK3 pada pasal 30
berkomitmen untuk menerima hal ini akan menjadi
setiap kunjungan observasi atau penghargaan bagi perusahaan
praktek kerja lapangan para sehingga dapat meningkatkan
calon Ahli K3 Umum dalam kepercayaan masyarakat dan
rangka pengembangan citra perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Kesehatan Kerja
1 Pelayanan Kesehatan -Tetap mengadakan Undang-undang Nomor 1
Pemeriksaan Kesehatan pemeriksaan kesehatan berkala tahun 1970
dilakukan terhadap setiap calon yang dilakukan minimal satu
karyawan pada saat perekrutan. kali setahun. · Pasal 8 Ayat 1 “Pengurus
diwajibkan memeriksakan
-Pemeriksaan Kesehatan -Untuk pemeriksaan kesehatan kesehatan badan, kondisi
Berkala kepada setiap karyawan mental, dan kemampuan fisik
yang dilakukan oleh Dokter khusus, juga dilakukan untuk dari tenaga kerja yg akan
yang ditunjuk oleh Perusahaan. pekerja yang terpajan bahaya diterima”.

-Pemeriksaan Kesehatan lain dengan risiko tinggi, selain Pasal 8 Ayat 2


“Pengurus diwajibkan

12
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Khusus dilakukan Tenaga Kerja bising, memeriksakan semua tenaga
kerja yang berada di bawah
dengan Faktor Risiko Kerja
pimpinannya, secara berkala
Khusus, dalam hal ini Risiko pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh
Faktor Fisika Kebisingan yang
Direktur”.
dilakukan setiap 1 tahun sekali.

Peraturan Pemerintah RI
Nomor 88 Tahun 2019

Pasal 4 huruf d “ Standar


Kesehatan Kerja dalam upaya
pencegahan penyakit meliputi
pemeriksaan kesehatan”
2 Keterangan narasumber Diselenggarakan sosialisasi Meningkatkan edukasi ke Peraturan Pemerintah nomor
88 tahun 2019 Pasal 5
tenaga kerja mengenai K3 (tiap pekerja mengenai Kesehatan
4 bulan) berupa Seminar dan Kerja dan Bahaya Covid-19, Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi
Penyuluhan Kesehatan, Narkoba, Rokok serta
Republik Indonesia Nomor:
Konseling Psikologi, Kesehatan Psikologi melalui PER. 11 /MEN/VI/2005
Pasal 2
Penyuluhan Bahaya Narkoba, penyuluhan, tetapi juga melalui
berikut dilakukannya Tes poster tentang, jarkoman WA, Peraturan Pemerintah RI No.
109 Tahun 2012 tentang
Narkoba yang bekerjasama atau media sosial lain
pengamanan bahan yang
dengan BNN mengandung zat adiktif berupa
produk tembakau bagi
kesehatan.

13
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

SE Menaker No.
M/3/HK.04/III/2020 tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh
dan Kelangsungan Usaha
Dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19

SE Menaker No.
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang
Rencana Keberlangsungan
Usaha Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19 dan
Protokol Pencegahan
Penularan Covid-19 di
Perusahaan

-Poliklinik sudah tersedia, Menyediakan Pelayanan Peraturan Menteri Tenaga


dengan Waktu Operasional Kerja dan Transmigrasi No:
Kesehatan Gigi dengan adanya
Senin – Jumat, pada jam Kerja. PER.03/MEN/1982
Pelayanan Kesehatan Tenaga Dokter Gigi yang ditempatkan Pasal 3 butir (1) “setiap tenaga
Kerja diluar jam kerja, bekerja kerja berhak mendapatkan
di Poliklinik
sama dengan RS Terdekat yang Pelayanan Kesehatan Kerja”.
berjarak 4 km dari Tempat
Kerja. Pasal 4 butir (b)
“diselenggarakan oleh
-Di dalam Poliklinik terdapat pengurus dengan mengadakan
tenaga Perawat yang standby, ikatan dengan dokter atau
dan kunjungan Dokter yang pelayanan kesehatan lainnya”.
ditunjuk Perusahaan

14
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
3x/minggu. Tenaga Dokter dan
Perawat sudah memiliki
sertifikat Hiperkes dan SKP
dari Disnaker setempat.

Keterangan narasumber Seluruh Tenaga Kerja sudah Perusahaan disarankan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Pasal 86 ayat 1
terdaftar dalam Program memberikan asuransi kesehatan
(a) “Setiap pekerja/buruh
Jaminan Kesehatan BPJS tambahan kepada Tenaga Kerja mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas
Kesehatan (JKN), agar mendapatkan layanan
keselamatan dan kesehatan
Ketenagakerjaan (Jamsostek), kesehatan yang lebih baik lagi kerja”.
Jaminan Hari Tua (JHT),
Peraturan Menteri Tenaga
Jaminan Kecelakaan Kerja Kerja Nomor: PER-
01/MEN/1998
(JKK), Jaminan Kematian
Pasal 1 “Perusahaan yang
(JKM)
memiliki penyelenggaraan
sendiri pemeliharaan kesehatan
dapat dengan menyediakan
sendiri, bekerjasama dengan
badan dan bersama beberapa
perusahaan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan”.
2 P3K di Tempat Kerja -Terdapat Tim Tanggap Darurat Pemberian penyuluhan Undang-Undang Nomor 1
(Emergency Response Team) Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 e
(Keterangan Narasumber) kesehatan tentang P3K kepada
yang salah satunya terdiri dari “ Memberi Pertolongan Pada

15
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Petugas P3K & Evakuasi yang seluruh karyawan untuk Kecelakaan”.
terdiri dari 13 orang anggota +
meningkatkan pengetahuan dan
9 orang Pimpinan Kerja Area). Peraturan Menteri Tenaga
Dimana setiap petugas P3K memotivasi karyawan untuk Kerja dan Transmigrasi
telah mendapatkan pelatihan Nomor Per 03/MEN/1982
membantu memberikan
dan sertifikat pelatihan, serta Pasal 2 huruf g dan huruf h
terdapat Buku Pencatatan pertolongan pertama jika terjadi Peraturan Menteri Tenaga
Kegiatan yang dilaporkan ke Kerja dan Transmigrasi RI
korban kecelakaan kerja dengan
Puskesmas setempat. Nomor:
cepat dan tepat. PER.15/MEN/VIII/2008
-Perlengkapan P3K yang Pasal 2
terdapat di Tempat Kerja “(1) Pengusaha wajib
berupa Kotak P3K dan alat menyediakan petugas P3K dan
Evakuasi (tandu) yang disimpan fasilitas P3K di tempat kerja.
di tempat yang di sediakan. (2) Pengurus wajib
melaksanakan P3K di tempat
kerja”

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
88 Tahun 2019
Pasal 6
“ Standar Kesehatan Kerja
dalam upaya penanganan
penyakit meliputi:
a. pertolongan pertama pada
cedera dan sakit yang terjadi di
Tempat Kerja; ”

3 Kantin dan Gizi Kerja -Perusahaan menyediakan Meningkatkan edukasi dan Peraturan Pemerintah RI No.
ruang/tempat makan dan kesadaran pekerja untuk 88 Tahun 2019

16
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
(Keterangan Narasumber) pemberian makan kepada menjaga kebersihan kantin. Pasal 5 huruf d
Tenaga Kerja, dengan Menjaga pengawasan “Standar Kesehatan Kerja
melibatkan Jasa Pihak Ketiga kebersihan, kesehatan, dan dalam upaya peningkatan
(Catering) yang memiliki ahli kualitas makanan yang kesehatan meliputi penerapan
gizi dan telah memiliki Izin dari disiapkan oleh pihak catering gizi kerja;”
Depnaker.
-Disediakan nutrisi tambahan Peraturan Menteri Tenaga
bagi tenaga kerja yang Kerja dan Transmigrasi No:
melakukan shift malam. PER.03/MEN/1982
Pasal 2 butir (i)
“memberikan gizi serta
penyelenggaraan makanan di
tempat kerja”.

Surat Edaran Menteri


Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.
SE.01/MEN/1979
“Semua perusahaan yang
mempekerjakan buruh lebih
dari 200 orang, supaya
menyediakan kantin di
perusahaan yang
bersangkutan.”

4. Penanggulangan dan Pencegahan Diterapkan protokol kesehatan Pengawasan ketat manajemen Undang-undang nomor 1
tahun 1970,
Bahaya Covid-19 (Keterangan sebagai upaya dalam terhadap kedisiplinan karyawan
Pasal 3 ayat 1 huruf h
narasumber) pencegahan penyebaran Covid- dalam penerapan protokol “mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat
19 di tempat kerja. dengan kesehatan di tempat kerja
kerja baik physik maupun

17
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dilakukannya screening test, psychis, peracunan, infeksi dan
penularan;”
SOP kebersihan (disediakan
Peraturan Menteri
masker, tempat cuci tangan, Ketenagakerjaan Nomor 5
tahun 2018
desinfektan, hand sanitizer
Pasal 5 ayat 2 dan
untuk seluruh pekerja & tamu), Pasal 22 Poin 7
Surat Edaran Menteri
dilakukan
Tenaga Kerja dan
pembatasan/pengaturan shift Transmigrasi No 8 Tahun
2020
kerja, protokol jaga jarak min. 1
Perlindungan pekerja/buruh
meter. dalam program jaminan
kecelakaan kerja pada kasus
penyakit akibat kerja karena
coronavirus disease 2019
(Covid-19)
Surat Edaran Menaker No.
M/3/HK.04/III/2020 tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh
dan Kelangsungan Usaha
Dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19
Ruang Terbuka untuk Merokok Perusahaan menyediakan Ruang Diharapkan membuat peraturan Undang Undang Nomor 36
yang tidak membolehkan Tahun 2009
(Keterangan narasumber) Khusus untuk Merokok, berupa
karyawan merokok di Pasal 115 ayat 1 huruf f
ruangan terbuka yang masih lingkungan kerja, karena rokok “Kawasan tanpa rokok antara
tidak baik untuk kesehatan paru lain tempat kerja
berada di lingkungan Tempat

18
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Kerja. paru. Pasal 115 ayat 2
“Pemerintah daerah wajib
Disarankan untuk menetapkan kawasan tanpa
rokok di wilayahnya.”
meningkatkan pengawasan
Lampiran:
terhadap ketertiban karyawan Pasal 115 Ayat (1)
Khusus bagi tempat kerja,
untuk merokok pada tempat
tempat umum, dan tempat
yang disediakan. lainnya dapat menyediakan
tempat khusus untuk merokok.

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor
109 Tahun 2012
Pasal 49
“Dalam rangka
penyelenggaraan pengamanan
bahan yang mengandung Zat
Adiktif berupa Produk
Tembakau bagi kesehatan,
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah wajib mewujudkan
Kawasan Tanpa Rokok.”

Pasal 50 poin f

Lingkungan Kerja dan B3


1. Keterangan narasumber Dilakukan pengukuran dan Tetap rutin melakukan Undang-undang Nomor 1
pengendalian dan pengukuran tahun 1970
pengendalian bahaya fisik
faktor bahaya fisik setiap 6 bulan Pasal 3, Ayat 1, huruf g
seperti pencahayaan, iklim sekali atau sesuai dengan “Mencegah dan mengendalikan

19
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
kerja, getar, dan kebisingan kebutuhan perusahaan agar bisa timbul atau menyebar luasnya
segera terdeteksi apabila bahaya suhu, kelembaban, debu,
secara rutin. Pengendalian fisik
fisik melebihi NAB kotoran, asap, uap, gas,
yang dilakukan diantaranya hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran”
memasang peredam
bising/getar, melakukan isolasi, huruf h
“mencegah dan mengendalikan
memasang poster, tata kelola
timbulnya penyakit akibat kerja
udara yang baik dan baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan
penggunaan APD
penularan;”

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018,

Pasal 3 poin a
“Pengendalian Faktor Fisika
dan Faktor Kimia agar berada
di bawah NAB”

Pasal 5 ayat 1 huruf a


“Pelaksanaan syarat-syarat K3
Lingkungan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4
dilakukan melalui kegiatan
pengukuran dan pengendalian
Lingkungan Kerja”

20
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Pasal 5 ayat 2
Pengukuran dan pengendalian
Lingkungan Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi faktor:
a. fisika
b. kimia
c. biologi
d. ergonomi; dan
e. psikologi

Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Faktor Kimia: Memiliki MSDS Rutin mengkaji ulang MSDS Peraturan Menteri
dan label setiap ada perubahan Perindustrian Republik
dan label untuk bahan kimia
atau paling sedikit setiap 5 Indonesia Nomor: 23/M-
tahun sekali dengan IND/PER/4/2013
memastikan MSDS dan label Pasal 5 dan Pasal 9
yang disediakan vendor sudah
menggunakan versi terbaru Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor:
Melakukan pengujian terhadap Kep.187/MEN/1999
bahan kimia yang diterima Pasal 3 “Pengendalian bahan
dari vendor untuk memastikan kimia berbahaya sebagaimana
kesesuaian antara MSDS dan dimaksud pasal 2 meliputi :
Bahan yang diterima a. penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB)
dan label;”

Peraturan Menteri

21
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018
Pasal 21, ayat 2, huruf i
“Penyediaan lembar data
keselamatan bahan dan label
bahan kimia”

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 74
Tahun 2001
Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15
Keterangan narasumber Dilakukan pengukuran kualitas Tetap rutin melakukan Undang-undang Nomor 1
pengukuran setiap 6 bulan Tahun 1970
udara dalam ruangan secara
sekali atau sesuai dengan Pasal 3, Ayat 1, huruf g
rutin oleh balai hiperkes penilaian risiko perusahaan “Mencegah dan mengendalikan
timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran”

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018
Pasal 61
(1) Pemeriksaan dan/atau
Pengujian pertama
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (1) huruf a

22
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dilakukan untuk
mengidentifikasi potensi
bahaya Lingkungan Kerja di
Tempat Kerja
(2) Pemeriksaan dan atau
Pengujian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Area kerja dengan pajanan
Faktor Fisika, Faktor Kimia,
Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor
Psikologi
b. KUDR
c. Sarana dan fasilitas sanitasi
Keterangan narasumber Faktor Kimia: Klasifikasi bahan Memastikan bahan kimia Peraturan Menteri
Perindustrian Republik
kimia menggunakan GHS tunggal dan bahan kimia
Indonesia Nomor: 23/M-
perusahaan yang ada di IND/PER/4/2013,
Pasal 2
perusahaan telah mengikuti
(1) Memberlakukan ketentuan
klasifikasi sesuai GHS GHS secara wajib pada:
a. Bahan Kimia Tunggal hasil
produksi dalam negeri maupun
impor sejak diberlakukan
Peraturan Menteri ini, dan
b. Bahan Kimia Campuran
hasil produksi dalam negeri
maupun impor sejak 31

23
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Desember 2016.
Keterangan narasumber Melakukan penyimpanan B3 di Melakukan penilaian dan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. 187 Tahun 1999
gudang tersendiri pengendalian risiko di/atau
Pasal 2
sekitar gudang penyimpanan B3 “Pengusaha atau pengurus
yang menggunakan,
agar tidak terjadi
menyimpan, memakai,
kecelakaan/penyakit akibat produksi, dan mengangkut
bahan kimia berbahaya
kerja
ditempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan
Penyakit Akibat Kerja ( PAK).”

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 74
Tahun 2001
Pasal 18
(1) Setiap tempat penyimpanan
B3 wajib diberikan simbol dan
label. (2) Tempat penyimpanan
B3 sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan untuk : a. lokasi; b.
konstruksi bangunan.
(3) Kriteria persyaratan tempat
penyimpanan B3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala instansi

24
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
yang bertanggung jawab.

Pasal 19
Pengelolaan tempat
penyimpanan B3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) wajib dilengkapi dengan
sistem tanggap darurat dan
prosedur penanganan B3.

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No 5 Tahun 2018
Pasal 21 ayat 2 poin d
mengisolasi atau membatasi
pajanan sumber potensi bahaya
kimia.
(Keterangan narasumber) Menambah program Undang-Undang No 1 Tahun
Melakukan pengendalian pada 1970
bahaya psikologi dengan manajemen stress sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 poin h
mengadakan konseling dan kebutuhan perusahaan, “mencegah dan mengendalikan
penyuluhan kesehatan mental timbulnya penyakit akibat kerja
contohnya kegiatan rekreasi
baik fisik maupun psikis,
kantor dan menggunakan sistem peracunan, infeksi dan
penularan”;
reward
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018, Pasal 24

25
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Pengukuran dan pengendalian
Faktor Psikologi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf e harus dilakukan
pada Tempat Kerja yang
memiliki potensi bahaya Faktor
Psikologi.”

Peraturan Pemerintah nomor


88 tahun 2019
Pasal 5 huruf e
“Standar Kesehatan kerja
dalam upaya peningkatan
kesehatan meliputi peningkatan
kesehatan fisik dan mental.”

(Keterangan narasumber) Mengukur efektivitas Undang-undang Nomor 1


Melakukan pengendalian tahun 1970
bahaya ergonomi: pengendalian ergonomi yang
Pasal 3, Ayat 1 , huruf m
telah dilakukan dengan melihat “Memperoleh keserasian antara
-Perancangan mesin sesuai tenaga kerja, alat kerja,
dengan tubuh pekerja catatan kunjungan klinik
lingkungan, cara dan proses
pekerja terkait dengan bahaya kerjanya;”
-Pengaturan waktu kerja dan
waktu istirahat sehingga pekerja ergonomi dan dicari penyebab Peraturan Menteri
berdiri tidak lebih dari 2,5 jam masalahnya Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018, Pasal 23
(1) Pengukuran dan
pengendalian Faktor Ergonomi
sebagaimana dimaksud dalam

26
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Pasal 5 ayat (2) huruf d harus
dilakukan pada Tempat Kerja
yang memiliki potensi bahaya
Faktor Ergonomi.

Faktor Kimia: Memiliki MSDS Rutin mengkaji ulang MSDS Peraturan Menteri
dan label setiap ada perubahan Perindustrian Republik
dan label untuk bahan kimia
atau paling sedikit setiap 5 Indonesia Nomor: 23/M-
tahun sekali dengan IND/PER/4/2013
memastikan MSDS dan label Pasal 5 dan Pasal 9
yang disediakan vendor sudah
menggunakan versi terbaru Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor:
Melakukan pengujian terhadap Kep.187/MEN/1999
bahan kimia yang diterima Pasal 3 “Pengendalian bahan
dari vendor untuk memastikan kimia berbahaya sebagaimana
kesesuaian antara MSDS dan dimaksud pasal 2 meliputi :
Bahan yang diterima a. penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB)
dan label;”

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018
Pasal 21, ayat 2, huruf i
“Penyediaan lembar data
keselamatan bahan dan label
bahan kimia”

Peraturan Pemerintah

27
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Republik Indonesia nomor 74
Tahun 2001
Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15
(Keterangan narasumber) Dilakukan pengukuran kualitas Tetap rutin melakukan Undang-undang Nomor 1
pengukuran setiap 6 bulan Tahun 1970
udara dalam ruangan secara
sekali atau sesuai dengan Pasal 3, Ayat 1, huruf g
rutin oleh balai hiperkes penilaian risiko perusahaan “Mencegah dan mengendalikan
timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran”

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
2018
Pasal 61
(1) Pemeriksaan dan/atau
Pengujian pertama
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (1) huruf a
dilakukan untuk
mengidentifikasi potensi
bahaya Lingkungan Kerja di
Tempat Kerja
(2) Pemeriksaan dan atau
Pengujian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Area kerja dengan pajanan

28
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Faktor Fisika, Faktor Kimia,
Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor
Psikologi
b. KUDR
c. Sarana dan fasilitas sanitasi
(Keterangan narasumber) Faktor Kimia: Klasifikasi bahan Memastikan bahan kimia Peraturan Menteri
Perindustrian Republik
kimia menggunakan GHS tunggal dan bahan kimia
Indonesia Nomor: 23/M-
perusahaan yang ada di IND/PER/4/2013,
Pasal 2
perusahaan telah mengikuti
(1) Memberlakukan ketentuan
klasifikasi sesuai GHS GHS secara wajib pada:
a. Bahan Kimia Tunggal hasil
produksi dalam negeri maupun
impor sejak diberlakukan
Peraturan Menteri ini, dan
b. Bahan Kimia Campuran
hasil produksi dalam negeri
maupun impor sejak 31
Desember 2016.
(Keterangan narasumber) Melakukan penyimpanan B3 di Melakukan penilaian dan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. 187 Tahun 1999
gudang tersendiri pengendalian risiko di/atau
Pasal 2
sekitar gudang penyimpanan B3 “Pengusaha atau pengurus
yang menggunakan,
agar tidak terjadi
menyimpan, memakai,
kecelakaan/penyakit akibat produksi, dan mengangkut
bahan kimia berbahaya
kerja

29
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
ditempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan
Penyakit Akibat Kerja ( PAK).”

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 74
Tahun 2001
Pasal 18
(1) Setiap tempat penyimpanan
B3 wajib diberikan simbol dan
label. (2) Tempat penyimpanan
B3 sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan untuk : a. lokasi; b.
konstruksi bangunan.
(3) Kriteria persyaratan tempat
penyimpanan B3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala instansi
yang bertanggung jawab.

Pasal 19
Pengelolaan tempat
penyimpanan B3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) wajib dilengkapi dengan
sistem tanggap darurat dan
prosedur penanganan B3.

30
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No 5 Tahun 2018
Pasal 21 ayat 2 poin d
mengisolasi atau membatasi
pajanan sumber potensi bahaya
kimia.
Fasilitas Kebersihan Memiliki 24 toilet (20 pria dan Menjaga kebersihan toilet di Peraturan Menteri
perusahaan Ketenagakerjaan Republik
4 wanita) untuk 1200 karyawan
Indonesia Nomor 5 Tahun
Setiap ada penambahan 40 2018 Pasal 33 ayat 2 (a)
pekerja, ditambahkan 1 toilet “Fasilitas kebersihan
sebagaimana dimaksud pada
Pengecekan kondisi septic tank ayat 1 paling sedikit meliputi
secara berkala untuk toilet dan kelengkapanya”.
menghindari overload
Pasal 34 ayat 5 butir (e) “Untuk
penampungan. menjamin tenaga kerja dalam
satu waktu kerja harus
memenuhi ketentuan yakni
untuk 61-80 orang = 5
jamban”.
Pengelolaan Limbah di Tempat Memiliki gudang penyimpanan Memastikan gudang Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
Kerja (Keterangan narasumber) limbah B3 penyimpanan limbah B3 telah
101 Tahun 2014
memenuhi persyaratan-persyar Pasal 12
(1) Setiap Orang yang
penyimpanan limbah B3 sesuai
menghasilkan Limbah B3 wajib
peraturan yang berlaku melakukan Penyimpanan

31
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Limbah B3

Pasal 15
(1) Fasilitas Penyimpanan
Limbah B3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf
b dapat berupa;
a. bangunan:
b. tangki dan/atau kontainer,
c. silo:
d. tempat tumpukan limbah
(waste pile):
e. waste impoundment:
dan/atau
bentuk lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

(Keterangan narasumber) Penyimpanan limbah B3 di Mencatat dan mengontrol waktu Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
dalam gudang tidak lebih dari penyimpanan limbah B3 di
101 Tahun 2014
90 hari dalam gudang Pasal 28 ayat 1 huruf b
“Melakukan Penyimpanan
Limbah B3 paling lama 90
(sembilan puluh) hari sejak
Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan
sebesar 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari atau lebih;”

32
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
Rutin melakukan perawatan, Peraturan Pemerintah
Melakukan pengelolaan limbah perbaikan dan monitoring Republik Indonesia Nomor
B3 cair dan airnya digunakan sistem pengelolaan limbah B3 101 Tahun 2014, pasal 99
kembali cair sesuai dengan Peraturan (1) Pengolahan Limbah B3
yang berlaku wajib dilaksanakan oleh Setiap
Mengelola limbah B3 padat Orang yang menghasilkan
yang bekerja sama dengan Rutin melakukan Pengujian Limbah B3.
(2) Dalam hal Setiap Orang
pihak ketiga yang telah Kualitas Air untuk Minum dan sebagaimana dimaksud pada
mendapat izin Keperluan Higiene dan Sanitasi ayat (1) tidak mampu
melakukan sendiri, Pengolahan
secara berkala sesuai dengan
Limbah B3 diserahkan kepada
Peraturan Perundang-undangan Pengolah Limbah B3.
yang berlaku
K3 mekanik PTP PAA
1. Genset Berdasarkan hasil observasi Pihak Perusahaan dapat  Permenaker No. 38/2016,
video dan wawancara, genset mempertahankan konsistensi Pasal 12 (1), Pasal 14 dan
sudah diletakan di ruang dalam mengimplementsi Pasal 15
terpisah yaitu ruang genset dan perlakuan & penanganan K3  UU No. 01/1970,Pasal 3
berventilasi dan dengan Mekanik PTP untuk alat dan ayat (1) butir D dan K
dinding yang didesain tahan perkerja dengan menaati
api. peraturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan,
Lantai sudah dilengkapi melakukan inspeksi rutin serta
dengan batas batas area dan ditingkatkan lagi apabila

33
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
sirkulasi. memungkinkan

Tidak terlihat ada retakan pada


lantai, lantai kering dan bersih
dan kontruksinya kokoh.

Genset sudah dilengkapi dengan


tanda pengenal yang jelas dan
panduan cara pengoperasian
alat. Tersedia earmuff untuk
mengurangi paparan
kebisingan untuk operator.
Rutin dilakukan riksa uji setiap
setahun sekali. Peremajaan alat
dengan melakukan penggantian
sparepart alat per-5 sampai 8
tahun sekali. Dilakukan
preventive maintenance yang
terjadwal oleh tim Maintenance
internal PT.XYZ dengan
standar yang sudah ditentukan

34
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
oleh TIM K3 perusahaan.
2. Mesin Bubut  Berdasarkan hasil observasi Pihak Perusahaan dapat • UU No. 01/1970,Pasal 3
video dan wawancara. mempertahankan konsistensi ayat (1) butir B, D dan K,
Operator mesin bubut sudah dalam mengimplementsi Pasal 4
mengikuti pelatihan yg perlakuan & penanganan K3 • Permenaker No. 38/2016,
sesuai pada saat mulai Mekanik PTP untuk alat dan Pasal 110 (2), Pasal 12 (1),
masuk kerja & memiliki perkerja dengan menaati Pasal 12 (2) & Pasal 15
SIO. Terlihat dibuat dari peraturan perundang-undangan
bahan yang baik dan dibuat yang telah ditetapkan,
oleh manufacturer melakukan inspeksi rutin serta
profesional, dilengkapi ditingkatkan lagi apabila
dengan fitur-fitur pengaman memungkinkan.
seperti cover (berwarna
biru), tuas operasional, pedal
pijak serta emergency
button.
 Terlihat memiliki konstruksi
yg kokoh terhadap lantai dg
tidak terlihat-nya retakan
pada lantai. Lantai kerja
terlihat kering & bersih.

35
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
 Mesin Bubut diletakkan
pada area terpisah, memiliki
& memiliki sirkulasi yang
cukup
Pemeriksaan & pengujian pada
tahap fabrikasi, perakitan,
service berkala &
modifikasi/reparasi dilakukan
secara menyeluruh. Peremajaan
alat dengan melakukan
penggantian sparepart alat per-5
sampai 8 tahun sekali.
Dilakukan preventive
maintenance yang terjadwal
oleh tim Maintenance internal
PT.XYZ dengan standar yang
sudah ditentukan oleh TIM K3
perusahaan.
3. Mesin Penggilingan  Berdasarkan hasil observasi Pihak Perusahaan dapat  Permenaker No. 38 Tahun
video dan wawancara, mempertahankan konsistensi 2016, Pasal 8 & 7 (1)
Mesin penggiling sudah dalam mengimplementsi  Permenaker No. 38 Tahun

36
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
dilengkapi alat pengaman perlakuan & penanganan K3 2016, Pasal 15
seperti cover mesin Mekanik PTP untuk alat dan  Permenaker No. 38/2016,
penggiling (berwarna biru) perkerja dengan menaati Pasal 131
serta emergency button. peraturan perundang-undangan  Permenaker No. 38/2016,
setiap mesin penggiling yang telah ditetapkan, Pasal 127 (1b)
sudah dilakukan name plate. melakukan inspeksi rutin serta
pengoperasian PTP Mesin ditingkatkan lagi apabila
Penggiling dilakukan oleh memungkinkan.
operator K3 PTP.
peremajaan alat dengan
penggantian sparepart alat
dilakukan per-5 sampai 8
tahun sekali.
Mesin penggiling sudah
melewati riksa uji PJK3 secara
berkala 1 tahun sekali.
perawatan atau preventive
maintenance dilakukan internal,
dan terdokumentasi, lembar
perawatan rutin terpasang.
4. Pesawat Angkat Angkut:  Berdasarkan hasil observasi Pihak Perusahaan dapat  Permenaker No. Per

37
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
-overhead crane video dan wawancara, mempertahankan konsistensi 05/Men/1985, Pasal 4
operator pesawat angkat- dalam mengimplementsi  Permenakertrans No. Per.
angkut telah memiliki SIO perlakuan & penanganan K3 09/Men/VII//2010, Pasal 5
& telah dilakukan Mekanik PTP untuk alat dan  Permenakertrans No. Per.
perpanjang lisensi bagi yang perkerja dengan menaati 09/Men/VII//2010, Pasal 23
masa lisensinya habis atau peraturan perundang-undangan  Permenaker No. Per
expired yang telah ditetapkan, 09/Men/VII/2020, Pasal 18
 pesawat angkat-angkut telah melakukan inspeksi rutin serta  Permenaker No. Per
melalui ditingkatkan lagi apabila 05/Men/1985, Pasal 3
 riksa uji oleh PJK3 (1 tahun memungkinkan.  Permenaker No.08/2020,
sekali) dan memiliki SIA Pasal 16

-Forklift
FORKLIFT:
 Permenaker No. Per
05/Men/1985 ayat 112
 Permenaker 08, 2020 Pasal
 forklift yang digunakan PTP 42c
XYZ telah  Permenaker No. Per
 memiliki atap pelindung 05/Men/1985 Pasal 138 ayat
bagi operator & safety 1 dan 4
device (belt)

38
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
 terdapat rigger pada  Permenaker No. Per
overhead crane dan 05/Men/1985 Pasal 9 dan
memastikan beban sesuai 10
beban maksimum  Permenakertrans No. Per.
 pesawat angkut memiliki 09/Men/VII//2010 Pasal 34
tanda beban ayat 3
 maksimum  Permenaker 08, 2020
 terdapat APAR yang terletak
di forklift APAR :
 sebagai safety device.  Permenakertrans
 Terdapat pemisah jalur per.04/men/1980, pasal 11
untuk dilewati oleh pejalan  Permenaker 08, 2020 Pasal
kaki & pesawat angkut 42 ayat 3
Permenakertrans No. Per.
05/Men/VII/1985 Pasal 105
5. mesin press  Berdasarkan hasil observasi  Selalu monitor keadaan alat  Permenaker No. 38/2016,
video dan wawancara, sebelum digunakan serta Pasal 8 & 7(1)
Pengoperasian PTP mesin pelindung dan emergency  Permenaker No. 38/2016,
press dilakukan oleh button agar tetap berfungsi. Pasal 131
operator K3 PTP  Pihak Perusahaan dapat  Permenaker No. 38/2016,
 Mesin press sudah dilakukan mempertahankan konsistensi Pasal 127 (1b)

39
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
riksa uji oleh PJK3 sebanyak dalam mengimplementsi
1 tahun sekali perlakuan & penanganan K3
 mesin press dilengkapi Mekanik PTP untuk alat dan
emergency button untuk perkerja dengan menaati
penerapan safety device peraturan perundang-
pada alat undangan yang telah
 peremajaan alat dengan ditetapkan, melakukan
penggantian inspeksi rutin serta
 sparepart alat dilakukan per- ditingkatkan lagi apabila
5 sampai 8 tahun sekali memungkinkan.

K3 Pesawat Uap
1. Pesawat Uap yang dimiliki oleh - Pasal 6 undang -undang uap
Tahun 1930
PT.XYZ adalah boiler yang
sudah memiliki izin
2. Diperoleh dari hasil wawancara Operator pesawat uap Pastikan lisensi operator adalah Pasal 8 dan Lampiran 1
berjumlah 2 orang dan sudah 1 orang kelas I dan 1 orang Peraturan Menteri Tenaga
memiliki surat izin operator kelas II. PAtika SIO di update Kerja Nomor :
(SIO) per 5 tahun PER.01/MEN/1988 Tentang
Kwalifikasi dan Syarat-Syarat
Operator Pesawat Uap

40
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
3. Diperoleh dari hasil wawancara PT. XYZ melakukan riksa uji Jika memungkinkan, lakukan Pasal 13 undang -undang uap
Tahun 1930
yang dilaksanakan oleh PJK3 juga riksa uji internal, patikan
setiap 1 atau 2 tahun sekali riksa uji dilakukan berkala, dan
dilakukan oleh PJK3 terpercaya
4. Alat perlengkapan pengamanan Perawatan alat perlengkapan Pasal 7 undang -undang uap
Tahun 1930
pesawat uap sudah dipenuhi pengamanan perlu dlakukan
semua oleh PT. XYZ, seperti rutin dan peremajaan dilakukan
safety valve, gelas, lubang intip, berdasarkan catatan pembuatan
cover permukaan, dll. dan kondisi boiler
Diperoleh dari hasil wawancara Perawatan internal pesawat uap Preventif maintanance perlu Pasal 7 undang -undang uap
Tahun 1930
dilakukan dengan preventif dicatat dengan baik
maintanance rutin dari harian
sampai tahunan, sedangkan
eksternal dilakukan dengan
corrective maintanance
K3 Bejana Tekan
Diperoleh dari hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara,  Sesuai dengan peraturan Permenaker No. 37 Tahun 2016
tentang K3 Bejana Tekanan
PT. XYZ telah menjalankan yang berlaku pekerja yang dan Tangki Timbun (Pasal 59
regulasi peraturan mengenai tidak memiliki lisesnsi/SIO tentang Personil Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun)
pengangkutan bejana tekanan tidak boleh ikut serta dalam
yang dilakukan oleh operator pembuatan, pengisian,
K3. Dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan, perbaikan dan

41
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
perusahaan sudah menerapkan modifikasi bejana tekanan.
regulasi dengan baik.  Perusahaan dapat
menyediakan training terkait
ejana tekanan untuk
meningkatkan awarenessdan
menghindari kejadian yang
tidak diinginkan.

Diperoleh dari hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara  Hasil dari riksa uji dapat Permenaker No. 37 Tahun 2016
tentang K3 Bejana Tekanan
PT XYZ menjalankan regulasi disosialisasikan kepada dan Tangki Timbun (Pasal 70
peraturan perundangan terkait pekerja dan 75)
pemeriksaaan dan pengujian Pemeriksaan dan uji riksa
bejana tekanan. Uji riksa dilakukan antara lain: pertama,
dilakukan setiap 2 tahun sekali berkala, khusus dan ulang
bersama dengan proses
pemeriksaan dan pengujian oleh
PJK3 yang sudah memiliki
SKP. Dapat disimpulkan bahwa
PT. XYZ sudah menerapkan
peraturan perundangan dengan
baik. Dalam peraturan

42
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
disebutkan bahwa pemeriksaan
untuk bejana tekanan
dilaksanakan paling lambat 2
tahun dan pengujian
dilaksanakan paling lambat 5
tahun.
Berdasarkan observasi melalui  Memasang rambu
video, perushaan telah keselamatan di dekat pintu Permenaker No. 37 Tahun
memberikan tanda pengenal atau area yang menggunakan 2016 tentang K3 Bejana
yang jelas pada bejana tekanan bejana penyimpanan gas Tekanan dan Tangki Timbun
yang dipakai di ruang produksi. yang berisi bahaya, risiko, (Pasal 9, 10 dan
Hal ini sesuai dengan peraturan pengendalian dan APD yang LampiranNo.2)
perundang-undangan mengenai di gunakan
daftar/register bejana  Daftar/register dipasang di
penyimpanan gas yang memuat: tempat yang mudah dibaca,
nama pemilik, riwayat nomor mudah terlihat dan tidak
urut, nama pembuat, nomor seri mudah terlepas
pabrik pemuat, nama penjual Melakukan inspeksi secara
nama gas yang diisikan, volume berkala agar tetap terpasang
air dalam liter, tanggal, tekanan daftar/register bejana
dan hasil pengujian hidrostatis. penyimpanan gas tersebut.

43
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

Berdasarkan observasi melalui  Pihak perusahaan tetap Permenaker No. 37 Tahun


2016 tentang K3 Bejana
video, hasil penyimpanan gas mempertahankan dalam segi Tekanan dan Tangki Timbun
yang masih terisi di tempatkan penyimpanan tabung (Pasal 43 (1, 2,4), Pasal46)
di tempat terbuka dan Perlunya sign mengenai tata
dilindungi dari panas matahari cara penyimpanan yang baik
dan hujan. Selain itu dan benar agar tetap
penyimpanan bejana tekanan menjalankan program 5R.
yang tidak digunakan atau
kosong di tempatkan terpisah
dengan tabung yang masih
digunakan. Hal ini sesuai telah
dengan regulasi perundang-
undangan mengnai tata cara
penyimpanan bejana tekanan.
K3 Listrik
1 Perusahaan melakukan Mempertahankan kekonsistenan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
preventive maintenance dalam melakukan pemantauan
Indonesia Nomor: 12 tahun
terhadap alat dan mesin dan perawatan terhadap alat-alat 2015 tentang Keselamatan dan
Kesejahteraan Kerja Listrik di
termasuk alat listrik baik secara kelistrikan secara berkala.
Tempat Kerja Pasal 11
harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan. Pemeriksaan

44
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
ini dilakukan oleh teknisi listrik
perusahaan.
2 Hasil wawancara Perusahaan melakukan riksa uji Mempertahankan kekonsistenan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
berkala sesuai dengan peraturan dalam melakukan riksa uji
Indonesia Nomor: 12 tahun
yang berlaku yaitu 5 tahun terhadap alat-alat kelistrikan 2015 tentang Keselamatan dan
Kesejahteraan Kerja Listrik di
sekali dengan menggunakan secara berkala.
Tempat Kerja Pasal 11
jasa PJK3 dari luar perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk
memastikan terpenuhinya
standar bidang kelistrikan dan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3 Hasil wawancara Perusahaan menerapkan sistem Memberikan edukasi mendalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.50 tahun 2012
Lock Out Tag Out (LOTO) terkait sistem LOTO kepada
tentang Penerapan Sistem
untuk menjamin keamanan seluruh pekerja. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Lampiran II)
pekerja pada saat melaksanakan
pekerjaan ataupun sedang
melakukan maintenance alat.
Menurut ILO LOTO merupakan
praktik dan prosedur khusus
yang dilakukan untuk

45
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
melindungi karyawan dari
energi yang tidak terduga atau
penyalaan mesin dan peralatan,
atau pelepasan energi berbahaya
selama aktivitas servis atau
pemeliharaan.
4 Bangunanan/tempat kerja Melakukan pemantauan dan 1.Undang-undang Republik
memiliki 2 penyalur/penangkal perawatan penangkal petir Indonesia Nomor 28 tahun
petir. secara berkala. 2002 tentang Bangunan
Gedung Pasal 20
Penyalur petir

2. Peraturan Menteri Tenaga


Hasil wawancara Kerja Republik Indonesia No
02 Tahun 1989 Tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir Pasal 9
5 Hasil wawancara Instalasi Penyalur petir Melakukan pemantauan dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja R.I Nomor
mempunyai elektroda Bumi perawatan penangkal petir dan
PER.02/MEN/1989 Pasal 1
(earth electrode) dan kelengkapannya secara berkala Huruf h
penghantar penurun (down
conductor) di luar ruangan
6 Hasil wawancara Perusahaan memberlakukan Memasang rambu mengenai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.50 tahun 2012
sistem work permit untuk hanya petugas teknisi listrik
tentang Penerapan Sistem

46
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
pekerjaan dengan risiko tinggi saja yang dapat memasuki Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Lampiran II)
seperti kelistrikan. Dengan electrical room.
adanya work permit ini, hanya
petugas yang sudah memenuhi
kualifikasi saja yang dapat
memasuki electrical room dan
mengoperasikan alat.
7 Terdapat ventilasi sederhana Melakukan perawatan dan Standar Nasional Indonesia
pada electrical room. pengawasan terkait ventilasi di (SNI) No. SNI 0225:2011
electrical room sehingga tentang Persyaratan Umum
sirkulasi udara di ruangan tidak Instalasi Listrik (PUIL) 2011
mengalami panas berlebih.
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan R.I No. 6
Ventilasi sederhana pada
tahun 2017 tentang
electrical room. Keselamatan dan kehatan kerja
Pasal 9 huruf d
8 Pada pintu masuk electrical Mengedukasi kembali kepada Peraturan Pemerintah
room dipasang rambu bahaya pekerja terkait pentingnya Republik Indonesia No.50
arus listrik tegangan tinggi. memperhatikan rambu-rambu tahun 2012 tentang Penerapan
yang berada di lingkungan Sistem Manajemen
kerja. Keselamatan dan Kesehatan
Pintu masuk electrical room
Kerja (Lampiran II)

47
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

Standar Nasional Indonesia


(SNI) No. SNI 0225:2011
tentang Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2011
K3 Penanggulangan Kebakaran
1 Hasil wawancara Mempunyai Ahli K3 Pertahankan tersedianya jumlah Keputusan Menteri Tenaga
Penanggulangan Kebakaran Ahli K3 Penanggulangan Kerja R.I
Kebakaran yang qualified No.KEP.186/MEN/1999 pasal
sesuai dengan kebutuhan dan 5
ketentuan yang berlaku
Undang-undang R.I nomor 1
tahun 1970 pasal 1 ayat 6
2 Perusahaan menyediakan Pertahankan dalam Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor:
Hydrant Indoor sebanyak 6 unit menyediakan Hydrant Indoor
KEP.186/MEN/1999 tentang
Hydrant Indoor dan Hydrant Outdoor sebanyak dan Hydrant Outdoor dalam Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
10 unit. Hydrant tersebar di lokasi tempat kerja
(Lampiran II)
berbagai lokasi di tempat kerja.

Hydrant Outdoor
3 Perusahaan menyediakan Pertahankan dalam Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor:
APAR sebanyak 76 unit dengan menyediakan APAR di lokasi
KEP.186/MEN/1999 tentang
jenis APAR CO2 30% dan jenis yang berisiko terjadi kebakaran Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
APAR Dry Chemical Powder dan ditempatkan ditempat yang
(Lampiran II)

48
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
70% . APAR ditempatkan di mudah dan terjangkau sesuai
berbagai lokasi yang berisiko aturan yang berlaku
terjadi kebakaran dan
ditempatkan di tempat yang
mudah dijangkau.
4 APAR dipasang sesuai dengan Pertahankan dan lebih Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
standar yang berlaku yaitu ditingkatkan lagi dalam
Republik Indonesia Nomor:
menggantung pada dinding mematuhi aturan tentang PER.04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan
dengan penguatan sengkang standar pemasangan APAR
Pemeliharaan Alat Pemadam
atau dengan konstruksi penguat Api Ringan Pasal 6
lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti (box) yang
tidak dikunci.
5 Hasil wawancara Pemeriksaan APAR dilakukan Dipertahankan dalam hal Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
berkala yaitu 1 bulan sekali. Hal pemeriksaan APAR sesuai
Republik Indonesia Nomor:
ini sudah melebihi persyaratan dengan aturan yang berlaku. PER.04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan
yang berlaku dimana
Pemeliharaan Alat Pemadam
diwajibkan untuk melakukan Api Ringan Pasal 11
pemeriksaan sebanyak 2 kali
dalam setahun.
6 Hasil wawancara Sarana proteksi kebakaran Dipertahankan dan ditingkatkan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I
(pasif) seperti material dinding lagi sarana proteksi kebakaran

49
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
tahan api di electrical room, (pasif) dalam menanggulangi No.KEP.186/MEN/1999 pasal
2 dan (Lampiran II)
sarana evakuasi, smoke damper, potensi bahaya kebakaran.
pressurized fan, mapping layout
evakuasi.
7 Pembentukan Unit Pemadam Ditingkatkan dalam Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I
Kebakaran setiap Shift pembentukan unit kebakaran
No.KEP.186/MEN/1999 Pasal
untuk menanggulangi 2 dan 3
kebakaran disetiap shift kerja.

8 Hasil Wawancara Perusahaan bekerjasama dengan Ditingkatkan dan dipertahankan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I
Dinas Pemadam Kebakaran lagi dalam kerjasama yang
No.KEP.186/MEN/1999 Pasal
sudah dibangun oleh Dinas 8
Pemadam Kebakaran.
9 Terdapat Rambu-rambu terkait Ditingkatkan dalam pengadaan Peraturan Pemerintah R.I
Nomor 50 tahun 2012
bahaya kebakaran rambu-rambu terkait bahaya
(lampiran)
kebakaran
10 Perusahaan telah merancang Ditingkatkan sarana evakuasi Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
sarana evakuasi dalam bentuk dalam bentuk assembly point.
Nomor 14/PRT/M/2017
assembly point. Assembly point Assembly point merupakan Tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung

50
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
merupakan tempat yang tempat yang digunakan bagi Pasal 28
digunakan bagi pekerja untuk pekerja untuk berkumpul pada
berkumpul pada saat proses saat proses evakuasi.
evakuasi.
K3 Kontruksi Bangunan
1 Penggunaan pesawat Pertahankan penggunaan 1. Peraturan Menteri
angkat/angkut yang sesuai pesawat angkat/angkut yang Ketenagakerjaan Republik
dengan standar peraturan sudah sesuai dengan peraturan Indonesia No. 8 tahun 2020
Forklift berlaku, yaitu: berlaku tentang Keselamatan dan
Tiga jenis Forklift dengan Kesehatan Kerja pesawat
kapasitas 2,5 T, 3,5 T, dan 4,5 T angkat/angkut Pasal 16, 17, 67
Dua jenis Crane dengan 2. Peraturan Menteri Tenaga
Crane kapasitas 6,4 dan 7,5 Kerja Republik Indonesia
Satu jenis lift barang dengan Nomor: PER.01/MEN/1980
kapasitas 500 kg tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi
Lift barang
Penggunaan pesawat Bangunan Pasal 28
angkat/angkut dipasang, 3. Peraturan Menteri Tenaga
Hasil wawancara Kerja Republik Indonesia
dioperasikan dan dipelihara
Nomor: PER.03/MEN/1999
dengan baik sehingga terjamin tentang Syarat-Syarat
Keselamatan dan Kesehatan
keselamatan dalam
Kerja Lift untuk Pengangkutan

51
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
pemakaiannya Orang dan Barang Pasal 3
2 Bagian-bagian lift kuat, tidak Pertahankan kualitas 1.Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia
cacat, aman, menggunakan penggunaan dan bagian-bagian
Nomor: PER.03/MEN/1999
rangka kereta dan tali terbuat pesawat angkat/angkut jenis lift tentang Syarat-Syarat
Lift barang Keselamatan dan Kesehatan
dari baja dan digunakan sesuai barang sesuai dengan ketentuan
Kerja Lift untuk Pengangkutan
dengan kapasitasnya. yang berlaku Orang dan Barang Pasal 3,4,7,
Hasil Wawancara 11
3 Pesawat angkat/angkut seperti Pertahankan kelengkapan dari 1.Peraturan Menteri
forklift memiliki keterangan perlengkapan pesawat Ketenagakerjaan Republik
kapasitas beban maksimum angkat/angkut sesuai dengan Indonesia No. 8 tahun 2020
yang diizinkan, alat pengaman peraturan yang berlaku. tentang Keselamatan dan
APAR pada forklift
berupa APAR, dan alat Kesehatan Kerja pesawat
perlindungan. angkat/angkut Pasal 16,17,18
Hasil wawancara

4 Hasil wawancara Pengoperasian pesawat Pertahankan kualitas dan 1.Peraturan Menteri Tenaga
angkat/angkut memiliki kuantitas operator sesuai Kerja Republik Indonesia
operator yang sudah terlatih dengan pesawat angkat/angkut Nomor: PER.01/MEN/1980
untuk melakukan tugas dan yang digunakan tentang Keselamatan dan
tanggung jawabnya sesuai Kesehatan Kerja Konstruksi
ketentuan yang berlaku. Adapun Bangunan Pasal 44
jumlah operator untuk masing- 2.Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
masing pesawat sebagai
Indonesia No. 8 tahun 2020

52
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
berikut: tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pesawat
Forklift 9 orang
angkat/angkut Pasal 140
Crane 6 orang
5 Hasil wawancara Jam kerja operator terbagi Pertahankan pembagian jam 1.Undang-undag Republik
Indonesia Nomor: 13 tahun
dalam tiga shift kerja per 8 jam/ dan beban kerja operator sesuai
2003 tentang Ketenagakerjaan
hari untuk menjaga kesehatan dengan ketentuan berlaku Pasal 77, 78
kerja dan beban kerja operator
6 Pemeliharaan pesawat Pertahankan pemeliharaan 1.Peraturan Menteri
angkat/angkut dilakukan secara pesawat angkat/angkut secara Ketenagakerjaan Republik
berkala dengan frekuensi berkala dan berjenjang oleh Indonesia No. 8 tahun 2020
preventive maintenance berjenjang harian, mingguan, personil yang bertanggung tentang Keselamatan dan
bulanan, dan tahunan oleh pihak jawab baik internal maupun Kesehatan Kerja pesawat
internal seperti preventive eksternal sesuai dengan angkat/angkut Pasal 5
maintenance, corrective ketentuan berlaku

corrective maintenance maintenance. Hal ini dilakukan 2.Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia No.50
untuk menjamin keamanan dan
tahun 2012 tentang Penerapan
Hasil wawancara keselamatan penggunaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
pesawat angkat/angkut sehingga
Kerja Pasal 11
tidak menimbulkan kecelakaan
kerja.
7. Hasil wawancara Pekerja yang bersinggungan Pertahankan dan tingkatkan 1. Undang-undang Republik
langsung dengan tempat kerja kedisiplinan pengawasan dan Indonesia Nomor: 1 tahun 1970

53
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
termasuk personil/operator penggunaan APD umum/khusus tentang Keselamatan Kerja
pesawat angkat/angkut para pekerja sesuai dengan Pasal 3, 12
diberikan dan menggunakan ketentuan yang berlaku 2.Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia
APD dan/atau APD khusus
Nomor: PER.01/MEN/1980
sesuai dengan wilayah tempat tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi
kerja. Namun untuk
Bangunan Pasal 99
implementasi dan pengawasan
penggunaannya sehari-hari di
tempat kerja tidak diketahui.

Penggunaan APD ini untuk


menjaga keamanan dan
kesehatan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan kerja dan
timbulnya penyakit akibat kerja.
8 Terdapat SOP kerja dan SOP Pertahankan ketersediaan serta 1.Peraturan Pemerintah
peralatan terbaru yang keabsahan SOP kerja dan SOP Republik Indonesia No.50
ditandatangani oleh bagian setiap peralatan yang digunakan tahun 2012 tentang Penerapan
SOP Safety (HSE) dan ditaati sesuai dengan ketentuan yang Sistem Manajemen
personel / operator. Perubahan berlaku Keselamatan dan Kesehatan
Hasil Wawancara SOP selalu direview/ Kerja Pasal 11,12, Lampiran II

54
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
diperbaharui setiap ada poin 6
perubahan manpower, bahan, 2.Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
alat, dan lingkungan kerja
Indonesia No. 8 tahun 2020
menggunakan job safety tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pesawat
analysis.
angkat/angkut Pasal 5
9 Wilayah kerja tempat saat Pertahankan tersedianya rambu- 1.Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.50
pengoperasian pesawat rambu K3 dan poster K3 di
tahun 2012 tentang Penerapan
angkat/angkut dilengkapi seluruh wilayah kerja dan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
dengan rambu-rambu dan/atau tingkatkan kedisiplinan budaya
Kerja Pasal 11,12, Lampiran II
poster K3 untuk keamanan 5R sesuai dengan ketentuan poin 6
keselamatan kerja aktivitas yang berlaku
sekitar tempat kerja.

Rambu dan
Poster K3

Hasil Wawancara

55
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
10 Bangunan pabrik dilengkapi Pertahankan kondisi bangunan 1.Undang-undang Republik
dengan ventilasi yang cukup pabrik yang dilengkapi dengan Indonesia Nomor 28 tahun
baik untuk tetap menjaga ventilasi yang baik sesuai 2002 tentang Bangunan
sirkulasi udara dengan baik. dengan ketentuan yang berlaku Gedung
Pasal 22

2.Peraturan Menteri Tenaga


Kerja Republik Indonesia
ventilasi Nomor: PER.01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi
Hasil Wawancara Bangunan Pasal 5
11 Tempat kerja terjaga kebersihan Pertahankan dan tingkatkan 1.Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia
dan kerapian bahan-bahan, kondisi kebersihan dan
Nomor: PER.01/MEN/1980
peralatan dan alat-alat kerja kerapihan tidak hanya di dalam tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi
sehingga tidak merintangi atau bangunan tetapi juga di luar
Keadaan di dalam tempat kerja Bangunan Pasal 6
menimbulkan kecelakaan. banguanan dengan membangun
cukup rapi dan bersih
komitmen pelaksanaan budaya
5R
Hasil wawancara
12 Bangunan/tempat kerja Pertahankan ketersediaan jalur 1.Undang-undang Republik
dilengkapi dengan jalur pejalan pejalan kaki di seluruh wilayah Indonesia Nomor 28 tahun
kaki yang jelas di wilayah tempat kerja sesuai dengan 2002 tentang Bangunan

56
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
tempat kerja sehingga tidak ketentuan yang berlaku Gedung
membahayakan pekerja di Pasal 11, 30
tempat kerja. Selain itu, jalur
pejalan kaki membantu
mempermudah jalur evakuasi
bila terjadi kebakaran atau
bencana lainnya.
jalur pejalan kaki

13 Hasil wawancara Pengawasan dan manajemen Pertahankan dan bangun 1.Undang-undang Republik
konstruksi bangunan / tempat koordinasi yang baik dengan Indonesia Nomor 2 tahun 2017
kerja menggunakan CSMS pihak jasa konstruksi (pihak tentang Jasa Konstruksi pasal
(Contractor Safety ketiga) dalam melakukan 13, 14, 15,21
Management System) pihak manajemen konstruksi
ketiga sehingga pengawasannya bangunan 2.Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.50
dilakukan oleh pihak ketiga/
tahun 2012 tentang Penerapan
jasa konstruksi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pasal 11 dan 12

57
3.2 Analisa Ketidaksesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

No Foto Analisa Saran Dasar hukum

K3 Secara Umum

Alat Pelindung Diri APD pekerja pada aktivitas Manambahkan kacamata sebagai UU No. 1 Tahun 1970 pasal 4
(APD) penyemprotan cat tidak menggunakan APD pada pekerjaan penyemprotan ayat (3)
kacamata sebagai pelindung mata dari cat
spray / uap bahan kimia.

58
Kelembagaan dan Keahlian K3
1. Ahli K3 Perusahaan hanya memiliki 2 Petugas • Menambah personil petugas K3 Keputusan Menteri Tenaga
Kimia dan belum memiliki sertifikasi, Kimia Kerja No. Kep.187/MEN/1999
(hasil lisan wawancara yang mana seharusnya PT XYZ yang
Mensertifikasi, melatih dan tentang Pengendalian Bahan
dengan narasumber) memiliki potensi bahaya kimia
mengikutkan pekerja yang Kimia Berbahaya di Tempat
menengah (mempegunakan bahan kimia
berbahaya ≤ NAK) wajib memiliki kompeten pada pelatihan Kerja (petugas k3 kimia)
petugas K3 kimia sekurang-kurangnya 3 pembinaan petugas K3 Kimia
orang pada sistem kerja shift.
Perusahaan juga memiliki 2 petugas
listrik yang juga belum memiliki
sertifikasi dan pelatihan yang mumpuni
terkait dengan bidangnya.
K3 Kesehatan Kerja

59
1 Pekerja tidak merokok di tempat khusus Memberikan teguran dan sanksi Undang Undang nomor 36
merokok yang telah disediakan tegas pada pekerja yang melanggar Tahun 2009
aturan
Pasal 115 ayat 1 huruf f
Meningkatkan pengawasan
terhadap ketertiban karyawan untuk “Kawasan tanpa rokok antara
merokok pada tempat yang lain tempat kerja”
disediakan. Pasal 115 ayat 2

“Pemerintah daerah wajib


menetapkan kawasan tanpa
rokok di wilayahnya.”

Lampiran:

Pasal 115 Ayat (1)

Khusus bagi tempat kerja,


tempat umum, dan tempat
lainnya dapat menyediakan
tempat khusus untuk merokok.

Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
109 Tahun 2012

Pasal 49

“Dalam rangka penyelenggaraan

60
pengamanan bahan yang
mengandung Zat Adiktif berupa
Produk Tembakau bagi
kesehatan, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib
mewujudkan Kawasan Tanpa
Rokok.”

Pasal 51 (1) Kawasan Tanpa


Rokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf f dan huruf
g menyediakan tempat khusus
untuk merokok.

(2) Tempat khusus untuk


merokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus merupakan
ruang terbuka yang berhubungan
langsung dengan udara luar.
K3 Lingkungan Kerja

1 Pekerja tidak memakai APD lengkap. Meningkatkan pengawasan dari Undang Undang Nomor 1
manajemen terhadap ketaatan Tahun 1970
penggunaan APD
Pasal 12 huruf b

“ Dengan peraturan perundangan


diatur kewajiban dan atau hak

61
Meningkatkan kesadaran pekerja tenaga kerja untuk memakai
untuk menggunakan APD dengan alat-alat perlindungan diri yang
mengadakan training, edukasi saat diwajibkan”
safety talk, serta menerapkan
sistem reward & punishment. Pasal 13

“Barang siapa akan memasuki


sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai
alat-alat pelindungan diri yang
diwajibkan.”

Peraturan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor PER.08/MEN/VII/2010

Pasal 6

(1) Pekerja/buruh dan orang lain


yang memasuki tempat kerja
wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai
dengan potensi bahaya dan
risiko.

62
2 Belum terlaksananya budaya 5R di Meningkatkan kesadaran dan Undang-undang Nomor 1
perusahaan edukasi pekerja seperti dengan tahun 1970
mengadakan penyuluhan 5R dan
mengingatkan 5R saat safety talk Pasal 3 Ayat 1 huruf l

“memelihara kebersihan,
kesehatan dan ketertiban”
Peningkatan pengawasan dari
manajemen seperti melakukan
sidak atau membentuk tim khusus Peraturan Menteri
pengontrol 5R agar para karyawan Ketenagakerjaan Republik
disiplin dalam penerapan 5R Indonesia Nomor 5 Tahun
2018

Pasal 43

“(1) Pengusaha dan/atau


Pengurus harus melaksanakan

ketatarumahtanggaan dengan
baik di Tempat Kerja.

(2) Ketatarumahtanggaan yang


baik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi upaya:

a. memisahkan alat, perkakas,


dan bahan yang diperlukan atau
digunakan;

b. menata alat, perkakas, dan

63
bahan sesuai dengan posisi yang
ditetapkan;

c. membersihkan alat, perkakas,


dan bahan secara rutin;

d. menetapkan dan
melaksanakan prosedur

kebersihan, penempatan dan


penataan untuk

alat, perkakas, dan bahan

e. mengembangkan prosedur
Kebersihan, penempatan dan
penataan untuk alat, perkakas,
dan bahan”

Pasal 44

“(1) Alat kerja, perkakas, dan


bahan harus ditata dan disimpan
secara rapi dan tertib untuk
menjamin kelancaran pekerjaan
dan tidak menimbulkan bahaya
kecelakaan.

64
(2) Bahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disimpan
di gudang dan diberi label yang
jelas untuk membedakan barang-
barang tersebut”

3 Keterangan Petugas K3 kimia untuk perusahaan yang Menambah satu petugas K3 kimia, Keputusan Menteri Tenaga
narasumber menjalankan sistem shift hanya sebanyak karena perusahaan bekerja dalam Kerja Republik Indonesia
2 orang sistem shift
No. Kep.187/MEN/1999

Pasal 17

“ (1) Perusahaan yang


dikategorikan mempunyai
potensi bahaya menengah

sebagaimana dimaksud pada


pasal 15 ayat

(2) wajib :

a. mempunyai petugas K3 Kimia


dengan ketentuan apabila
dipekerjakan

dengan sistem kerja yang non


shift sekurang-kurangnya 1
(satu) orang dan apabila
dipekerjakan dengan
mempergunakan shift sekurang-

65
kurangnya 3 (tiga) orang.

b. membuat dokumen
pengendalian potensi bahaya
menengah.”

4 Keterangan Perusahaan menetapkan waktu lembur Pihak manajemen mengatur ulang Undang-Undang nomor 13
narasumber maksimal 20 jam/minggu waktu lembur yang ditetapkan oleh Tahun 2003
perusahaan agar sesuai dengan
regulasi yaitu waktu lembur Pasal 78
maksimal 14 jam per minggu. 1. Waktu lembur bagi pekerja
maksimal hanya mencapai 14
jam dalam satu minggu.
2. Waktu lembur kerja bagi
karyawan boleh dilakukan
maksimal 3 jam dalam satu
hari, jadi tidak lebih dari 3
jam dalam satu hari.

Pesawat Uap

1 Diperoleh dari hasil PT. XYZ belum memiliki ahli K3 bidang Ahli K3 umum yang ada segera Pasal 1 (10) Peraturan Menteri
wawancara pesawat uap dan bejana tekan diberikan pelatihan dan sertifikasi Ketenagakerjaan Nomor 37
K3 khusus bidang pesawat uap Tahun 2016 Tentang
dan bejana tekan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun

Bejana Tekanan

66
1. Berdasarkan observasi melalui video, Melakukan inspeksi secara berkala Permenaker no.37 Tahun 2016
tanda pengenal ataupun labeling pada untuk mengurangi terjadinya tentang Bejana Tekanan dan
tabung penyimpanan gas tidak terlihat ketidasesuaian dalam pemasangan Tangki Timbun (Pasal 9, 10 dan
jelas dan sulit untuk di baca. daftar/register tabung penyimpanan Lampiran No.2)
gas
Hal ini tidak sejalan dengan regulasi
perundang-undangan yaitu tanda
pengenal harus jelas, mudah dibaca,
Daftar/register dipasang di tempat
dilihat, tidak dapat di hapus, tidak mudah
yang mudah dibaca dan mudah
lepas dan dicap dibagian kepala plat yang
terlihat serta tidak mudah terlepas
tebal

2. Berdasarkan observasi melalui video, Perlunya pemasangan gembok atau Permenaker no.37 Tahun 2016
Storage room tidak terkunci dan tidak alat kunci untuk storage room tentang Bejana Tekanan dan
ada sign tentang otoritas untuk keluar Tangki Timbun (Pasal 54(4))
masuk area. Hal ini tidak sejalan dengan
regulasi yaitu bejana tekanan yang terisi Pemberitahuan otorisasi keluar-
gas harus dibuatkan tanda larangan
masuk hanya untuk yang
masuk kecuali bagi yang berwenang
berwenang

3. Berdasarkan observasi melalui video, Pemasangan alat anti guling Permenaker no.37 Tahun 2016
tidak terlihat alat anti guling yang tentang Bejana Tekanan dan
terpasang pada tabung penyimpanan gas.
Tangki Timbun (Pasal 18 ayat
Hal ini tidak sesuai dengan regulasi yaitu Memastikan alat anti guling
bejana penyimpanan gas harus di beri alat

67
anti guling dna tidak boleh terhubung terpasang dengan baik pada tabung 1 dan
dengan tutup pelindung
2)
4. Berdasarkan video yang ditampilkan, Melakukan pewarnaan tabung Permenaker No. 37
tabung gas yang berisi argon berwarna penyimpanan sesuai dengan
light bluepada undang-undang kandungan gas yang ada di Tahun 2016 tentang K3 Bejana
seharusnya berwarna Dark Green RAL dalamnya. Tekanan dan Tangki Timbun
6001(untuk gas inert industri dan medis)
(Lampiran Tabel 3. Pewarnaan
ataupun Bright Green RAL 6018( untuk
gas industri dan gas campuran) Bejana Penyimpanan Gas)
AK3 membantu untuk
sedangkan gas oksigen tertlihat berwarna mengelompokkan pewarnaan
hitam yang seharusnya berwarna Bright tabung penyimpanan yang dipakai
Green RAL 6018 (untuk gas industri dan
gas campuran)
Perlunya memasang hazard
communicationdi storage
roomyang sesuai dengan
pewarnaan tabung
5. Berdasarkan observasi melalui video, Alat untuk mengangkut Permenaker no.37 Tahun 2016
tidak terdapat alat khusus di sekitar lokasi diletakkan dekat dengan area tentang Bejana Tekanan dan
yang digunakan untuk memindahkan storage room.
Tangki Timbun (Pasal 49 ayat
bejana tekanan. Hal ini tidak sejalan
dengan regulasi yaitu alat angkut bejana 2)
tekanan harus dilengkapi dengan
peralatan yang dapat mencegah
timbulnya Gerakan atau geseran yang

68
membahayakan.

K3 Mekanik PTP PAA

Tidak ditemukan adanya ketidaksesuaian mengenai K3 Mekanik-PTP PAA dari hasil video dan pemaparan dari narasumber.

K3 Listrik

1 Hasil wawancara Pada proses preventivemaintenance Mempekerjakan Ahli K3 bidang Peraturan Menteri
berkala yang dilakukan oleh perusahaan Listrik atau memfasilitasi teknisi Ketenagakerjaan Republik
listrik untuk segera mengikuti
tidak melibatkan Ahli K3 Listrik Indonesia Nomor:12 tahun
pelatihan untuk Ahli K3 Listrik.
dikarenakan tidak adanya Ahli K3 Listrik 2015 tentang Keselamatan dan
perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Kesejahteraan Kerja Listrik di
peraturan yang berlaku yaitu pemeriksan Tempat Kerja Pasal 6
harus dilakukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik,
Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan
dan/atau Ahli K3 bidang Listrik pada
PJK3.

69
2 Peraturan mewajibkan perusahaan yang Mempekerjakan Ahli K3 bidang Peraturan Menteri
memiliki pembangkitan listrik lebih dari Listrik atau memfasilitasi teknisi Ketenagakerjaan Republik
200 (dua ratus) kilo Volt-Ampere untuk listrik untuk segera mengikuti
Indonesia Nomor:12 tahun
mempunyai Ahli K3 bidang Listrik. pelatihan untuk Ahli K3 Listrik.
Berdasarkan observasi melalui video 2015 tentang Keselamatan dan
perusahaan memiliki pembangkit listrik Kesejahteraan Kerja Listrik di
dengan voltase 500KVA-1000KVA.
Tempat Kerja Pasal 7
Oleh karena itu seharusnya perusahaan
memiliki ahli K3 bidang Listrik.

3 Pada area penangkal petir tidak terlihat Pemasangan rambu bahaya Peraturan Pemerintah Republik
rambu peringatan bahaya penangkal petir. penangkal petir. Indonesia No.50 tahun 2012
Penan tentang Penerapan Sistem
gkal petir Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Lampiran II)

Standar Nasional Indonesia


(SNI) No. SNI 0225:2011
tentang Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2011

70
K3 Penanggulangan Kebakaran

1 (Hasil Wawancara) Minimnya kesadaran pekerja terkait Mengedukasi lebih dalam terkait Peraturan Pemerintah R.I
bahaya membuang puntung rokok bahaya membuang puntung rokok Nomor 50 tahun 2012
sembarangan di kawasan yang memiliki sembarangan terutama pada
(lampiran)
resiko kebakaran lingkungan kerja yang berisiko
kebakaran.

K3 Kontruksi Bangunan

1 Hasil wawancara Pesawat angkat/angkut jenis lift dalam Perlu merekrut dan mempekerjakan 1.Peraturan Menteri Tenaga
pengoperasiannnya tidak memiliki operator yang berkeahlian di bidang Kerja Republik Indonesia
operator khusus/ berkeahlian pesawat angkat/angkut jenis Lift
Nomor: PER.01/MEN/1980
sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi
Bangunan Pasal 44

2. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No. 8 tahun 2020
tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pesawat
angkat/angkut Pasal 140

2 Hasil wawancara Pengoperasian, pemeliharaan dan Perlu merekrut dan mempekerjakan 1.Peraturan Menteri
perawatan pesawat angkat/angkut jenis operator dan yang berkeahlian di Ketenagakerjaan Republik
lift dilakukan oleh operator lain bidang pesawat angkat/angkut jenis

71
Lift dan/atau Ahli K3 bidang Indonesia No. 8 tahun 2020
pesawat angkat/angkut sesuai tentang Keselamatan dan
dengan ketentuan peraturan yang
Kesehatan Kerja pesawat
berlaku
angkat/angkut Pasal 140

3 Terdapat forklift yang tidak Dapat melengkapi pemasangan plat Peraturan Menteri
memperlihatkan plat nama. nama yang memuat data pesawat Ketenagakerjaan Republik
angkat/angkut dan dapat terlihat
Indonesia No. 8 tahun 2020
jelas
tentang Keselamatan dan
Plat nama forklift
kurang terlihat Kesehatan Kerja pesawat
angkat/angkut Pasal 16,17,1

72
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. PT XYZ dalam pelaksanaan K3 secara umum, sudah diterapkan secara baik.


Penerapan K3 umum yang sudah dilaksanakan PT XYZ ialah safety induction
kepada setiap pekerja baru dan tamu yang datang, dipasangnya
rambu/marka/safety sign di mesin dan area lingkungan kerja, menyediakan alat
pelindung diri secara gratis kepada tenaga kerja, dan membuat JSA serta SOP
yang telah terintegrasi dengan JSA. Namun masih ditemukan pekerja yang tidak
memakai APD secara lengkap, yaitu tidak memakai kacamata di saat melakukan
pekerjaan penyemprotan cat.
2. Perusahaan PT XYZ sudah membentuk kelembagaan K3 seperti P2K3 yang
keanggotaan melibatkan manajemen dan seluruh bagian dan strukturnya sudah
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk melalui Disnaker. PT XYZ
juga bekerja sama dengan PJK3 untuk pelaksanaan uji riksa. Perusahaan juga
membentuk tim/divisi khusus yang dibuat untuk menangani masalah khusus K3
yaitu P2K3L dan emergency response team. Untuk keahlian K3 yang dimiliki
oleh perusahaan, PT XYZ memilik 4 orang Ahli K3 Umum, 1 orang Ahli K3
Kebakaran, 2 petugas K3 Kimia, 2 petugas teknisi listrik, dan 22 orang First
Aider. Namun kekurangan yang masih ditemui adalah, kurangnya 1 personil
petugas K3 kimia pada PT XYZ yang menggunakan bahan kimian dengan batas
≤ NAK dan sistem shift kerja, selain itu belum adanya sertifikasi untuk ahli k3
spesialis kimia dan listrik
3. Sistem manajemen yang sudah diterapkan oleh PT XYZ ialah SMK3 dan
OHSAS 18001:2007. Dalam penerapannya, perusahaan telah membuat
kebijakan dan komitmen K3 secara tertulis dan sudah melaksanakan 5 sikilus
SMK3 sehingga dapat dituruti dan diikuti oleh seluruh pihak di perusahaan
sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012.
4. bahwa perusahaan telah melaksanakan K3 di bidang konstruksi bangunan,
instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran dengan cukup baik. Tetapi masih
diperlukan peningkatan kualitas dan kondisi, karena masih terdapat beberapa
kekurangan seperti belum adanya Ahli K3 Listrik, tidak adanya operator lift,
papan nama forklift, pengoperasian dan maintenance pesawat angkat/angkut lift

87
yang tidak dilakukan oleh personil ahli di bidang angkat/angkut jenis lift serta
minimnya kesadaran pekerja terkait potensi bahaya kebakaran.
5. PT. XYZ secara umum telah menerapkan aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan syarat perundang-undangan K3. Beberapa
implementasi kesehatan kerja di PT XYZ antara lain pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja, melakukan penyuluhan kesehatan, memiliki poliklinik,
mendaftarkan kepesertaan BPJS, P3K di tempat kerja, penyelenggaraan kantin
dan gizi kerja, penanggulangan dan pencegahan COVID-19, dan menyediakan
ruang terbuka untuk merokok. Sementara, contoh kegiatan implementasi K3
adalah pengukuran dan pengendalian bahaya fisik dan kimia, pengendalian
bahaya psikologi dan ergonomi, adanya fasilitas kebersihan seperti toilet dan
tempat sampah, dan melakukan penyimpanan serta pengelolaan limbah di
tempat kerja. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada implementasi K3 di
perusahaan adalah kelengkapan pemakaian APD, kurangnya petugas K3 Kimia,
dan budaya 5R belum diterapkan dengan baik.
6. Pesawat Uap
Pesawat Uap yang ada di PT. XYZ adalah 2 buah boiler yang sudah memiliki
izin. Pengoperasian boiler dilakukan oleh 2 orang operator pesawat uap. Boiler
sudah dilengkapi dengan peralatan pengaman sesuai dengan regulasi yang
berlaku. Riksa uji dilakukan secara rutin 1 atau 2 tahun sekali oleh PJK3 .
Preventive Maintanance pada boiler dilakukan rutin mulai dari harian sampai
dengan tahunan
7. Bejana Tekanan
Pemeriksaan dan pengujian bejana tekanan di lakukan oleh PJK3.
Dilaksanakan riksa uji secara berkala yaitu 2 tahun sekali oleh PJK3
Storage room untuk bejana tekanan penyimpanan gas yang berada di
ruang terbuka bertralis besi dan diberi atap untuk menghindari panas
atau hujan. Bejana tekan yang digunakan pada PT. XYZ menggunakan
jenis kompresor dengan tekanan tertentu untuk kegiatan produksi.
Inspeksi pada storage room kurang berjalan dengan baik, di karenakan
pewarnaan pada tabung tidak sesuai, tanda pengenal atau daftar
register bejana kurang jelas, tidak memiliki anti guling, tidak
disediakan alat angkut terdekat dan ruangan tidak terkunci.
8. Mekanik
Riksa-uji dilakukan oleh PJK3 dgn jangka waktu berbeda. Terdapat
beberapa safety device di peralatan yang digunakan. Sudah memiliki

88
SIA dan SIO. Alat-alat mekanik di-maintenance dengan terjadwal dan
terdokumentasi, maintenance dilaksanakan oleh internal perusahaan.
dan ada tindakan peremajaan alat dengan melakukan penggantian
spare part per-5 tahun sampai 8 tahun sekali.

B. S a r a n

Pada akhir penulisan ini, ada beberapa hal yang disarankan penulis bagi kemajuan
dalam hal keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT XYZ, yaitu:

1. Sistem Manajemen yang dianut oleh PT XYZ pada saat ini mengacu kepada
OHSAS 18001, hal ini berdasarkan tuntutan klien, namun sebaiknya PT XYZ
dalam penerapan sistem manjemen harus mengacu dan fokus pada Sistem
Manajemen K3 yang diharuskan oleh PP No. 50 Tahun 2012 mengenai
SMK3. Hal ini dikarenakan SMK3 dari Permenaker merupakan keharusan
(mandatory) sedangkan OHSAS 18001 merupakan recommended
(Rekomendasi). PT XYZ juga berlokasi di Negara Indonesia jadi secara
otomatis harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia.
2. Mensinergikan sistem manajemen lain yang ada (OHSAS 18001:2007) dengan
Sistem Manajemen K3 yang akan di implementasi berdasarkan PP No. 50
Tahun 2012
3. Dilakukan pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk menambah
pengetahuan tenaga kerja akan K3 terutama pelatihan dan sertifikasi Ahli K3
Spesialis terkait K3 Kimia dan K3 Listrik.
4. Melengkapi ketersediaan APD serta melakukan pengecekan APD secara rutin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Serta secara rutin
mengingatkan dan menambah kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan
APD saat bekerja dimana diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan dan
mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kerja.
5. Pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan aspek-aspek K3
yang sudah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

89
6. Perusahaan perlu mempekerjakan Operator yang berkeahlian di bidang
pesawat angkat dan angkut jenis Lift dan Ahli K3 bidang Listrik atau
memfasilitasi teknisi listrik untuk segera mengikuti pelatihan Ahli K3 Listrik
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
7. Perusahaan dapat melengkapi pemasangan plat nama yang terlihat jelas pada
pesawat angkat dan angkut dan memaksimalkan penggunaan rambu-rambu
terutama pada area berisiko seperti electrical room dan pada area penangkal
petir.
8. Menekankan dan membangun komitmen kembali kepada bagian top
management dan pekerja terkait pentingnya disiplin pelaksanaan budaya K3
dan budaya 5R sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman dan
nyaman.
9. Perusahaan perlu mengedukasi lebih dalam terkait bahaya membuang puntung
rokok sembarangan terutama pada lingkungan kerja yang berisiko kebakaran.
10. Perusahaan diharapkan dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan evaluasi
dan dapat segera melakukan pendekatan serta pengendalian yang sesuai terkait
masalah-masalah yang telah dipaparkan.
11. Meningkatkan pengawasan terhadap ketertiban karyawan untuk merokok pada
tempat yang disediakan dan memberikan teguran dan sanksi tegas pada
pekerja yang melanggar aturan
12. Meningkatkan pengawasan dari manajemen terhadap ketaatan penggunaan
APD serta meningkatkan kesadaran pekerja untuk menggunakan APD dengan
mengadakan training, edukasi saat safety talk, serta menerapkan sistem
reward & punishment.
13. Meningkatkan kesadaran dan edukasi pekerja mengenai 5R seperti dengan
mengadakan penyuluhan dan mengingatkan 5R saat safety talk. Peningkatan
pengawasan dari manajemen seperti melakukan sidak atau membentuk tim
khusus pengontrol 5R agar para karyawan disiplin dalam penerapan 5R.
14. Menambah satu petugas K3 kimia, karena perusahaan bekerja dalam sistem
shift.
15. Pihak manajemen mengatur ulang waktu lembur yang ditetapkan oleh
perusahaan agar sesuai dengan regulasi yaitu waktu lembur maksimal 14 jam
per minggu.

90
16. Belum adanya ahli k3 bidang pesawat uap dan bejana tekan mengindikasikan
pentingnya pelatihan dan sertifikasi bidang ini untuk ahli k3 umum yang ada
di PT. XYZ

17. Melakukan inspeksi secara berkala untuk meminimalisir apabila terjadi


ketidaksesuaian dalam pemasangan dan kondisi dari daftar/register bejana
penyimpanan gas dan memberikan safety sign.
18. Melakukan pemasangan sign otorisasi keluar-masuk hanya untuk
yang berwenang serta pemasangan gembok/alat kunci untuk storage
room
19. Alat angkut diletakkan dekat area storage room.
20. Melakukan pemasangan gembok/alat kunci untuk storage room.
21. Melakukan pemasangan alat anti guling serta Pengecekan berkala
saat melakukan penyimpan bejana tekan, dan memastikan alat anti
guling terpasang dengan baik.
22. Pewarnaan bejana tekanan penyimpanan gas sebaiknya disesuaikan dengan
kandungan gas yang ada di dalamnya.

23. Melakukan inspeksi secara berkala untuk meminimalisir apabila terjadi


ketidaksesuaian dalam pemasangan dan kondisi dari daftar/register bejana
penyimpanan gas dan memberikan safety sign.
24. Melakukan pemasangan sign otorisasi keluar-masuk hanya untuk
yang berwenang serta pemasangan gembok/alat kunci untuk storage
room
25. Alat angkut diletakkan dekat area storage room.
26. Melakukan pemasangan gembok/alat kunci untuk storage room.
27. Melakukan pemasangan alat anti guling serta Pengecekan berkala
saat melakukan penyimpan bejana tekan, dan memastikan alat anti
guling terpasang dengan baik.
28. Pewarnaan bejana tekanan penyimpanan gas sebaiknya disesuaikan dengan
kandungan gas yang ada di dalamnya.

29. Perlu ada pemasangan safety sign di area kerja


30. Hasil riksa uji dimonev & disosialisasikan kepada pekerja yg bersangkutan
31. Melakukan inspeksi (alat, kondisi lingkungan kerja, keadaan pekerja)
sebelum-sesudah pekerjaan dimulai
32. Memastikan SIA dan SIO masih berlaku
33. Memastikan housekeeping sesuai 5R /regulasi yg digunakan
34. Menunjuk operator yg belum memiliki lisensi utk segera mendapatkan lisensi

91
LAMPIRAN

(Foto-foto temuan hasil observasi lapangan)

92
93
94
95
96
97
98
99
100

Anda mungkin juga menyukai