1. Kewajiban operator pesawat angkat angkut adalah untuk mengoperasikan dan perawatan
pesawat angkat angkut sesuai dengan kelas dan jenisnya harus memiliki lisensi K3 (SIO)
setelah dilaksanakan pembinaan dan evaluasi, lisensi merupakan bukti operator tersebut
telah memenuhi syarat pengetahuan tehnis dan persyaratan kesehatannya sesuai dengan
peraturan perundangan. Dasar hukumnya adalah Permenakertrans No. Per
09/Men/VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut. dan
SE.Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 01/DJPPK/VI/2009 tentang
petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan pengujian lisensi K3 bagi perusahaan
operator pesawat uap, pesawat tenaga dan produksi, pesawat angkat dan angkut.
2. Persayaratan K3 Pesawat Tenaga dan Produksi dengan dasar hukum Permenaker RI No.
38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi,
adalah :
1) Syarat-syarat K3 perencanaan dan pembuatan Pesawat Tenaga dan Produksi meliputi:
a. pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya
b. perhitungan kekuatan konstruksi
c. pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil
pengujian dan atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang
d. pembuatan gambar konstruksi Alat Perlindungan dan cara kerjanya.
2) Syarat-syarat K3 pemasangan atau perakitan dan pemakaian Pesawat Tenaga dan
Produksi harus memenuhi persyaratan:
a. pembuatan gambar konstruksi fondas
b. perhitungan kekuatan konstruksi fondasi.
3) Syarat-syarat K3 perbaikan, perubahan atau modifikasi Pesawat Tenaga dan Produksi
meliputi:
a. pembuatan gambar rencana pebaikan, perubahan atau modifikasi
b. perhitungan kekuatan konstruksi
c. pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil
pengujian dan atau sertifikat bahan yang yang diterbitkan oleh lembaga yang
berwenang
d. pembuatan gambar konstruksi Alat Perlindungan dan cara kerjanya
e. pembuatan gambar rencana perubahan konstruksi fondasi
f. perhitungan kekuatan konstruksi fondasi.
4) Pemakaian atau pengoperasian Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan secara
berkala.
3. Over head crane dapat juga menyebabkan kecelakaan yang dapat menimbulkan
kerugian baik terhadap harta maupun jiwa manusia, sehingga perlu diusahakan
pencegahan. Oleh karena operator keran angkat over head crane mempunyai
peran penting dalam mengoperasikan keran angkat over head crane maka untuk
mencegah kecelakaan perlu suatu kualifikasi dan syarat-syarat operator keran
angkat over head crane sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
PER.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan
Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).
Yang menetapkan persyaratan operator mesin keran angkat over head crane
dengan kualifikasi keahlian operator sebagai berikut :
1. Operator Kelas I
Mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas
lebih dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 60 meter; dan
Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau operator
Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas II dan/atau Kelas III.
Mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas
Iebih dari 25 ton sampai kurang dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 40
meter sampai dengan 60 meter; dan
Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas III, apabila perlu
didampingi oleh operator Kelas Ill.
2. Operator Kelas II
Mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas
Iebih dari 25 ton sampai kurang dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 40
meter sampai dengan 60 meter; dan
Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas III, apabila perlu
didampingi oleh operator Kelas Ill.
3. Operator Kelas III
Berwenang mengoperasikan peralatan angkat sesuai jenisnya dengan kapasitas
kurang dari 25 ton atau tinggi menara sampai dengan 40 meter.