Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENERAPAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI


DI BUTIK SEKAR AYU UNNES

Disusun Guna Memenuhi tugas Mata Psikologi Industri


Dosen : Evi Widowati, S.K.M.,M.Kes

Disusun oleh:
Isna Aulia Safitri 6411416006
Nadila Mutiah 6411416014
Elvin Gilian Tini Manik 6411416029
Nur Isma Mardlotillah 6411416035
Muhammad Asholin Mushopa 6411416041
Indra Maharani 6411416143

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa, karena-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi tentang Penerapan Struktur
Organisasi dalam Psikologi Industri di Butik Sekar Ayu.
Penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam penulisan makalah ini,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Evi
Widowati, S.K.M., M.Kes yang telah memberikan kesempatan sehingga laporan ini
dapat selesai dengan lancar. Orang tua yang telah memberikan bantuan materi
maupun doanya sehingga pembuatan laporan ini dapat terselesaikan. Semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan laporan
ini.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini
masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan
terima kasih.

Semarang, 14 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

DAFTAR TABEL........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................3

1.4 Manfaat...........................................................................................................3

1.4.1 Bagi Mahasiswa.......................................................................................3

1.4.2 Bagi Instansi Tempat Observasi Lapangan.............................................3

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA...................................................4

2.1 Gambaran Umum............................................................................................4

2.1.1 Pengertian Butik......................................................................................4

2.1.2 Pengertian Busana...................................................................................4

2.1.3 Hubungan Butik dengan Busana.............................................................5

2.2 Gambaran Galeri Sekar Ayu...........................................................................6

2.2.1 Sejarah Singkat Galeri “Sekar Ayu”.......................................................6

2.2.2 Visi dan Misi...........................................................................................7

2.2.3 Struktur Organisasi..................................................................................7

2.3 Proses Produksi Butik Sekar Ayu...................................................................8

iii
2.3.1 Alat dan Bahan........................................................................................8

2.3.2 Proses pembuatan....................................................................................9

2.3.3 Kendala saat menjahit............................................................................10

2.3.4 Upah Pekerja..........................................................................................11

2.3.5 Permasalahan Secara Keseluruhan........................................................11

BAB III PENILAIAN DAN INSTRUMEN.............................................................12

3.1 Penilaian........................................................................................................12

3.2 Anggota Observasi........................................................................................14

3.3 Tempat Pelaksanaan......................................................................................14

3.4 Waktu Pelaksanaan.......................................................................................14

3.5 Metode Observasi.........................................................................................14

3.6 Objek Observasi............................................................................................14

3.7 Instrumen Observasi.....................................................................................14

3.8 Teknik Analisis Data.....................................................................................15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................16

4.1 Hasil..............................................................................................................16

4.2 Pembahasan...................................................................................................21

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI....................................................23

5.1 Kesimpulan...................................................................................................23

5.2 Rekomendasi.................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

LAMPIRAN...............................................................................................................25

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Koordinator Butik Sekar Ayu............................17

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Butik Sekar Ayu........................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi Industri dan Organisasi, telah dikemukakan bahwa organisasi
(industri) dapat kita pandang sebagai suatu sistem yang terbuka, yaitu “ suatu
kesatuan keseluruhan yang terorganisasi, yang terdiri dari dua atau lebih bagian,
komponen atau subsistem, yang saling tergantung, yang dipisahkan dari suprasistem
sebagai lingkungannya oleh batas-batas yang dapat ditemukenali” (Kast dan
Rosenzweig, 1974).

Kast dan Rosenzweig memandang organisasi industri sebagai satu sistem


sosio-teknikal, artinya sistem yang memiliki aspek-aspek sosial dan teknikal. Dengan
kata lain organisasi industri terdiri dari keloompok-kelompok manusia (subsistem
atau komponen sosial) yang berinteraksi, yang batasnya dengan lingkungannya dapat
ditemukenali, yang secara sambung menyambung berinteraksi dengan
lingkungannya.

Secara struktural, kelompok dapat dibedakan kedalam kelompok formal dan


kelompok informal. Kelompok formal diberi batasan oleh struktur organisasi, yang
berisi rincian tugas-tugas pekerjaan dan tanggung jawab tertentu, yang
pelaksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi keseluruhan
organisasinya. Sedangkan kelompok informal tidak diberi batasan oleh struktur
organisasi dan terjadi secara spontan antara sejumlah tenaga kerja.

Organisasi dalam segala macam bentuk dan jenisnya dalam mewujudkan


tujuan bersama dengan seluruh elemen yang ada pasti pernah mengalami situasi yang
tidak bisa memuaskan keinginan semua orang yang terlibat dalam usaha mencapai
tujuan tersebut. Hal ini sangat wajar karena di dalam struktur organisasi terdiri dari
sekelompok manusia yang berbagai macam latar belakang suku, agama, etnis,
budaya, sosial, ekonomi, politik, dan bahkan negara yang berda-beda. Organisasi

1
2

yang pada umumnya memiliki tingkat heteroginitas tinggi, sangat potensial terhadap
munculnya konflik baik konflik individu maupun konflik organisasi.

Universitas Negeri Semarang memiliki delapan fakultas, salah satunya yaitu


Fakultas Teknik, Program studi (prodi) Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang memiliki komitmen untuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa. Bukan hanya memberikan pembelajaran membuat busana, sandal
rajut, jilbab, maupun tas, namun dosen Unnes juga sudah mulai merintis unit produksi busana
yang diberi nama Sekar Ayu. Sekar ayu mulai berdiri pada tahun 2000 yang diketuai
oleh Ketua Prodi Pendidikan Tata Busana Unnes, Dr Sri Endah Wahyuningsih MPd.
Nama “Sekar Ayu” artinya sekar diambil karena UNNES berada di Sekaran,
sedangkan nama ayu diambil karena jurusan PKK mayoritas wanita. Tujuan
dibentuknya Sekar Ayu ini yaitu diharapkan dapat berguna bagi dosen, sehingga
dosen bisa belajar mengenai manajemen sebuah usahanya. Adapun, bagi mahasiswa
akan bisa memiliki kompetensi atau keahlian khusus.

Keberhasilan dibentuknya Sekar Ayu juga karena terbentukya organisasi


industri dari kelompok-kelompok manusia yang saling berinteraksi sehingga dapat
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut maka kami
tertarik untuk mengamati dan menganalisis terkait proses penyesuaian tenaga kerja
dalam struktur organisasi kerja di butik Sekar Ayu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:

1.1.1 Apakah proses penyesuaian tenaga kerja dalam struktur organisasi kerja
di butik Sekar Ayu sudah berjalan dengan baik?
1.1.2 Bagaimana rekomendasi yang tepat dalam mengatasi masalah terkait
penyesuaian tenaga kerja dalam struktur organisasi kerja di butik Sekar
Ayu?
3

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses penyesuaian tenaga kerja dalam struktur organisasi
kerja di butik Sekar Ayu.
2. Untuk mengetahui rekomendasi yang tepat dalam mengatasi masalah terkait
penyesuaian tenaga kerja dalam struktur organisasi kerja di butik Sekar Ayu.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat menerima informasi dan pengalaman dari realita ilmu yang
didapat di bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
2. Menambah wawasan selaku generasi yang dididik untuk siap terjun
langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerja.
3. Menjalin komunikasi dan silaturahmi agar dapat bertukar pikiran dan
saling berdiskusi untuk pembelajaran.
1.4.2 Bagi Instansi Tempat Observasi Lapangan
Merupakan sarana penghubung antara instansi dengan lembaga
pendidikan tinggi.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Pengertian Butik
Menurut KBBI, Butik adalah  tempat penjualan pakaian eksklusif yang
menjual pakaian modern, yang sesuai dengan mode mutakhir, dengan segala
kelengkapannya (terutama untuk wanita). Menurut Charlene Davis bahwa
butik adalah  toko khusus yang menawarkan barang dagangan kecil yang
tidak biasa dan khas yang biasanya tidak akan ditemukan dalam pakaian
tradisional atau departemen store. Selain pakaian yang unik, aksesoris,dan
hadiah, pengunjung juga terpesona oleh layanan pelanggan berkualitas dan
harga yang wajar toko-toko kecil yang indah menawarkan”

Jadi dapat disimpulkan bahwa butik adalah toko khusus yang


menawarkan pakaian yang unik, aksesoris dan hadiah yang tidak akan
ditemukan dalam departemen store dengan layanan pelanggan yang
berkualitas dan harga yang wajar.

2.1.2 Pengertian Busana


Istilah busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu “Bhusana” dan
istilah yang popular dalam bahasa Indonesia yaitu “busana” yang dapat
diartikan “pakaian”. Namun demikian pengertian busana dan pakaian terdapat
sedikit perbedaan, dimana busana mempunyai konotasi “pakaian yang bagus
atau indah” yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak di pandang,
nyaman melihatnya, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan.
Sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri.

Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai


mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan
menampilkan keindahan bagi sipemakai. Secara garis besar busana meliputi :

4
5

1. Busana mutlak
Yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok,
kebaya, blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti
singlet, bra, celana dalam dan lain sebagainya
2. Milineris
Yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak,
serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan
seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf,
shawl, jam tangan dan lain-lain.
3. Aksesoris
Yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah
keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain
sebagainya.

2.1.3 Hubungan Butik dengan Busana


Antara seni dan fashion memiliki keterkaitan yang sangat erat, karena
fashion adalah apa yang dipakai di tubuh kita dan merepresentasikan
bagaimana pribadi yang memakainya. Begitu juga dengan seni, seni adalah
cerita tentang kehidupan, sesuatu yang berasal dari pribadi yang
menciptakannya. Beberapa desainer juga memiki koleksi busana yang
terinspirasi dari banyak karya seni seperti desain yang serupa dengan bentuk
sebuah bangunan atau karya lukisan yang dituangkan menjadi sebuah busana
yang indah.

Koleksi busana yang dimiliki oleh seorang atau beberapa desainer


biasanya dipajang dalam sebuah tempat atau yang biasa disebut sebagai butik
untuk memperlihatkan atau memamerkan bahkan menjual koleksi busana
mereka agar busana tersebut dapat dilihat bahkan dibeli oleh konsumen.
6

2.2 Gambaran Galeri Sekar Ayu


2.2.1 Sejarah Singkat Galeri “Sekar Ayu”
Program studi (prodi) Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang memiliki komitmen untuk mengembangkan
jiwa kewirausahaan mahasiswa. Bukan hanya memberikan pembelajaran
membuat busana, sandal rajut, jilbab, maupun tas, namun dosen Unnes juga
sudah mulai merintis unit produksi busana yang diberi nama “Sekar Ayu”.

Sekar Ayu sebenarnya ada sejak tahun 2001. Namun sekar ayu
mengalami mati suri. Pada tahun 2016 Sekar Ayu kembali dibuka namun
bukan merupakan unit produksi tetapi hanya berupa sebuah toko yang
menjual peralatan menjahit. Namun, pada tahun 2017 Butik Sekar Ayu
dirintis dengan memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki, termasuk
berinovasi, salah satunya menciptakan pewarna batik alami dari gulma.

Galeri ini merupakan wujud nyata program PPUPIK (Pengembangan


Produk Intelektual Kampus) Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi, oleh
tim yang beranggotakan Dr Sri Endah Wahyuningsih MPd, Saptariana SPd
MPd, Siti Nurrohmah SPd MSn dan Roudlotus Sholikhah SPd MPd.

Butik Busana Sekar Ayu merupakan showroom dari unit produksi tata


busana yang menyediakan produk-produk karya mahasiswa dan riset dosen
dalam bentuk busana wanita, busana pria, batik hingga handicraft  atau
kerajinan tangan seperti tas dan dompet decoupage, aksesori busana, sandal
rajut, jilbab lukis dan sebagainya. Selain itu, juga melayani  jasa jahit
seragam, jasa jahit individu dan jasa pelatihan atau workshop busana.

Pada tanggal 27 April 2018, Butik Busana Sekar Ayu yang bertempat
di Gedung Kewirausahaan (KWU) UNNES lantai 1 ini diresmikan oleh
Dekan Fakultas Teknik UNNES yaitu Dr Nur Qudus MT dan dihadiri oleh
7

Tim Pengembang Bisnis UNNES serta jajaran pimpinan dan dosen Fakultas
Teknik.

2.2.2 Visi dan Misi


Visi dan Misi Butik Busana “Sekar Ayu” adalah untuk
mengembangkan budaya ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based
economy), dalam wujud kreativitas dengan memanfaatkan pengetahuan,
keterampilan, maupun hasil riset mahasiswa dan dosen Prodi Pendidikan Tata
Busana UNNES.

Selain itu, butik "Sekar Ayu" dikembangkan dengan tujuan untuk


penanaman jiwa dan keterampilan kewirausahaan terhadap kalangan
mahasiswa, khususnya bidang tata busana sebagai bekal setelah mereka lulus.

2.2.3 Struktur Organisasi


Suatu organisasi atau perusahaan akan berhasil dalam pencapaian yang
optimal apabila terdapat suatu sistem kerja yang baik, dimana fungsi-fungsi
yang ada hubungannya dengan organisasi tersebut memiliki pembagian kerja,
tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang digambarkan secara jelas
dalam suatu struktur organisasi. Dalam hal ini, galeri Sekar Ayu juga
memiliki struktur organisasi dalam unit produksi busana, diantaranya:

 Pembina 1 : Prof. Fatkhurrohman, M.Hum (Rektor UNNES)


 Pembina 2 : Dr. Nur Qudus Usman (Dekan FT UNNES)
 Pembina 3 : Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd (Ketua Jurusan
PKK FT UNNES)
 Pengatur : Saptariana, S.Pd, M.Pd (KALAB Jurusan PKK FT
UNNES)
 Manager : Siti Nurrohmah, S.Pd, M.Sn (Ketua Unit Produksi
Busana Sekar Ayu)
 Sekretaris : Roudhotus Sholikhah, S.Pd, M.Pd
8

 Koordinator Quality Control : Teguh


 Koordinator Bagian Produksi : Khirqatun Fidloiyyah
 Koordinator Bagian Pemasaran : Refi Indriyani
 Koordinator Bagian Promosi Online : Hery

GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI


“Unit Produksi Busana Sekar Ayu”

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Butik Sekar Ayu

2.3 Proses Produksi Butik Sekar Ayu


2.3.1 Alat dan Bahan
2.3.1.1 Alat Menjahit Pokok
1. Mesin jahit manual
2. Mesin jahit semi otomatis
3. Mesin jahit otomatis
9

4. Mesin jahit obras

2.3.1.2 Alat Pendukung


1. Alat pengukur:  Pita ukuran dan veterban
2. Alat pembuat pola:  penggaris baik penggaris meter biasa
maupun penggaris pola pakaian (dress marker ruler), pensil
hitam, pensil merah biru, kertas payung, kertas doorslag
dll.
3. Alat pemotong: gunting kertas, gunting kain, gunting
bordir, gunting zig-zag, gunting benang,cutter
4. Alat pemberi tanda: rader, karbon jahit, kapur jahit, pensil
kapur, dan skirt marker.

2.3.1.3 Alat Pelengkap


1. Attachment
Terdiri dari  jarum tangan, jarum pentul, bidal, pendedel,
needle threader, dan bantalan jarum
2. Alat Mengepres
Terdiri dari seterika, ironing press, bantalan setrika, dan
papan seterika.
3. Alat mengepas
Seperti boneka pas dan cermin.

2.3.1.4 Bahan
Terdiri dari kain dan berbagai jenis/warna Benang

2.3.2 Proses pembuatan


1. Membuat desain
Desain dibuat berdasarkan rekomendasi/saran dari konsumen/pelanggan
ataupun pelanggan meminta untuk dibuatkan desain oleh penjahit
10

2. Pengukuran
Untuk pesanan baju dalam jumlah sedikir (personal), biasanya dilakukan
pengukuran terlebih dahulu, tetapi jika dalam jumlah yang cukup banyak
maka bisa menggunakan ukuran standar SNI
3. Membuat Pola
Setelah proses pengukuran, maka tahap selanjutnya adalah tahap
pembuatan pola dengan terelebih dahulu membuat pola dasar dan pola
pengembangan
4. Pemotongan
Untuk pembuatan baju dalam jumlah yang banyak, maka dilakukan
pemotongan kain menggunakan alat/,mesin pemotong. Tetapi jika
jumlahnya sedikit maka dapat dipotong menggunakan gunting kain biasa
5. Proses penjahitan
Untuk pembuatan baju dalam jumlah yang banyak, maka hal pertama yang
dilakukan adalah menjahit 1 baju terlebih dahulu untuk
mengetahui/mengetes kerapian jahitan dan kerapian pemasangan lengan
dan kancing

2.3.3 Kendala saat menjahit


Dalam proses produksi di Butik Sekar Ayu, terdapat beberapa kendala
yaitu kurangnya personil/anggota yang kompeten dalam bidang pemotongan
kain serta terjadi kesalahan dan ketidakrapian saat pemasangan lengan dan
kancing baju. Selain itu, untuk masalah cedera fisik, untuk beberapa tahun
belakangan ini, tidak pernah terjadi cidera berat. Cidera yang sering terjadi
adalah cidera ringan seperti tertusuk jarum pada saat menjahit secara manual

2.3.4 Upah Pekerja


Untuk masalah upah pekerja yang bekerja di Butik sekar ayu adalah
belum menerapkan UMR. Namun demikian, pekerja tetap digaji sesuai
11

kemampuan dan hasil pekerjaan mereka. Selain itu, pekerja juga difasilitasi
makan siang.

2.3.5 Permasalahan Secara Keseluruhan


Dalam usaha Butik Sekar Ayu ini masih terdapat berbagai masalah
terutama masalah manajemen keuangan. Dalam unit usaha ini, belum ada
seseorang yang berkompeten dalam mengurus manajemen keuangan (Uang
masuk dan Uang keluar). Selain itu, masalah lainnya adalah tugas dari
masing-masing struktur organisasi belum berjalan seperti banyaknya kegiatan
para dosen (penelitian, pengabdian ) di luar kampus.
BAB III
PENILAIAN DAN INSTRUMEN
3.1 Penilaian
Tabel 3.1 Penilaian dalam Struktur Organisasi

No Pernyataan Keterangan
B CB B SB
1. Pembuatan produk menunggu pesanan √
dari konsumen
2. Struktur Organisasi yang terbentuk di √
bawah pimpinan
3. Adanya koordinator yang mengawasi √
dan membantu mahasiswa
4. Adanya anggota dalam struktur √
organisasi yang tidak aktif
5. Adanya pergantian anggota pada √
struktur organisasi setiap 1 tahun sekali
6. Memiliki 2 karyawan tetap dari SMK √
yang ahli dalam bidang tersebut
7. Struktur organisasi diatur oleh ketua √
Jurusan PKK
8. Butik Sekar Ayu milik Jurusan PKK √
9. Pengembangan struktur Organisasi yang √
sederhana
10. Dosen ikut terlibat dalam membantu √
11. Terjadi perubahan Struktur Organisasi √
pada saat Re-Generasi

12
13

12. Koordinator merekrut mahasiswa yang √


sudah ahli untuk membantu dalam
memproduksi karya di Butik Sekar Ayu
13. Struktur organisasi berjalan dengan baik √
dan lancar
14. Bekerjasama dengan Dosen Manajemen √
untuk membantu mengelola perhitungan
keuangan
15. Evaluasi secara sendiri biasanya dengan √
melakukan pengamatan langsung dalam
proses produksi
16. Adanya evaluasi bersama dengan √
koordinator lain
17. Merasa stress mengelola dan memantau √
proses produksi di Butik Sekar Ayu

Keterangan :

B : Buruk

CB : Cukup Baik

B : Baik

SB : Sangat Baik

3.2 Anggota Observasi


1. Isna Aulia Safitri 6411416006
14

2. Nadila Mutiah 6411416014


3. Elvin Gilian Tini Manik 6411416029
4. Nur Isma Mardlotillah 6411416035
5. Muhammad Asholin Mushopa 6411416041
6. Indra Maharani 6411416143

3.3 Tempat Pelaksanaan


Lokasi : Butik Sekar Ayu UNNES

3.4 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Jumat, 14 September 2018
Lama Pelaksanaan : 1 hari
Waktu : 14.30 WIB – selesai

3.5 Metode Observasi


Metode observasi yang digunakan adalah dengan melakukan
wawancara kepada salah satu Koordinator Butik Sekar Ayu terkait struktur
organisasi. Observasi ini merupakan observasi secara langsung.

3.6 Objek Observasi


Objek penelitian pada laporan ini adalah terkait penerapan Struktur
Organisasi dalam Butik Sekar Ayu.

3.7 Instrumen Observasi


Instrumen bantuan dan teknik pengambilan data yang digunakan
dalam observasi ini yaitu :

1. Instrumen
15

Instrumen dalam observasi menggunakan lembar pertanyaan yang


digunakan sebagai pedoman dalam melakukan wawancara pada salah satu
Koordinator Butik Sekar Ayu. Penggunaan lembar ini agar peneliti lebih terfokus
pada permasalahan penelitian saat melakukan penelitian.

2. Teknik pengambilan data


a. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada salah satu


pekerja di bengkel las Bang Momon.
b. Record (Rekaman Suara)
Rekaman suara dilakukan saat peneliti melakukan wawancara
kepada salah satu pekerja di Bengkel Las Bang Momon.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada observasi langsung ini adalah dengan
melihat bagaimana kesesuaian pelaksanaan Struktur Organisasi di Butik Sekar
Ayu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Butik Sekar Ayu menjadi salah satu produsen konveksi dan kerajinan
tangan skala kecil. Butik Sekar Ayu masih berada di bawah naungan salah
jurusan PKK yang ada di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Dalam mengembangkan Butik Sekar Ayu, pengelola yakni Bu Ema
melibatkan mahasiswa-mahasiswi tingkat menengah ke atas ketika akan
memenuhi pesanan yang masuk. Sebelum memberikan kepercayaan kepada
mahasiswa yang telah di tunjuk untuk terlibat dalam proses produksi,
mahasiswa tersebut akan diberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk
memenuhi pesanan, sehingga barang yang di produksi sesuai dengan pesanan
yang di inginkan pelanggan.

Pada tahap proses produksi hal pertama di lakukan adalah mendesain


setelah itu pengambilan pengukuran, setelah pengambilan ukuran tahap
selanjutnya adalah menggambar pola. Setelah menggambar pola tahap
selanjutnya adalah pemotongan bahan setelah pemotongan bahan, proses
selanjutnya adalah tahap penjahitan dan setelah itu tahap terakhir yakni
pengecekkan hasil akhir.

Bahan sisa produksi tidak langsung di buang tetapi dimanfaatkan


menjadi bahan kerajinan lain atau menjadi bahan pelengkap untuk proses
produksi selanjutnya. Dalam mengelola Butik Sekar Ayu, Bu ema di bantu 3
orang rekan dosen yang menjabat sebagai sekretaris, bendahara dan bidang
produksi serta di bantu oleh laboran. Namun dalam pelaksanaannya dilakukan
secara kondisional. Seperti Bu Ema, beliau bertugas sebagai koordinator tetapi
juga merangkap sebagai orang yang menangani jika terjadi kehabisan bahan
produksi, mengawasi pekerja, memberikan pelatihan, mengecek barang hasil
produksi dan bahkan menjadi admin dari akun sosial media sebagai lahan

16
untuk melakukan pemasaran produk serta penerimaan pesanan. Struktur
organisai yang terbentuk belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik dan
tidak bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.

17
18

Bahkan di Butik Sekar Ayu sendiri, masih belum ada tenaga yang ahli
dibidang manajemen keuangan. Pada tanggal 13 September 2018 lalu, pihak
pengelola yakni Bu ema baru menghubungi salah satu dosen yang ada di
fakultas ekonomi untuk meminta bantuan untuk memperbaiki sistem
menajemen yang ada di Butik Sekar Ayu. Karena ketidaksesuaian dengan
bidangnya dalam bekerja, pihak pengelola sering mengalami tekanan sehingga
mengakibatkan mengalami sakit kepala. Sehubungan akan ditambahnya
tenaga yang ahli di bidang menajemen dan keuangan, diharapkan struktur
organisasi kedepannya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Koordinator Butik Sekar Ayu

Pewawancara Kami hendak bertanya terkait struktur organisasi di butik Sekar


Ayu ini Bu
Narasumber Sebenarnya ini bukan butik tapi unit produksi dari jurusan PKK
yang bergerak di bidang produksi pakaian yang menerima
pesanan baik personal maupun massal. Selain itu, kami juga
memproduksi handicraft seperti sandal dan kain dengan teknik
sibori. Ada juga produksi batik tetapi masih ada kendala sumber
daya manusianya. Jadi Sekar Ayu ini merupakan cakupan dari
butik dan garment.
Pewawancara Sekar Ayu ini mulai sejak kapan ya Bu?
Narasumber Mulainya tahun 2000 atau 2001. Jadi sejarahnya gini, Bu Ema
sekolah kemudian kan ditinggal dan tidak ada regenerasi jadi
tidak berjalan sementara kemudian buka lagi pada tahun 2016 ini
udah masuk tahun ke 3. Modal didapatkan dari took yang
menyediakan bahan praktik mahasiswa
Pewawancara Yang bergabung disini mahasiswa tingkat akhir atau bagaimana
Bu?
Narasumber Kalau yang jahitan biasanya mahasiswa tingkat akhir yang
tinggal skripsi, karena mereka lebih berpengalaman tapi tidak
19

menutup kemungkinan adik tingkatnya juga bisa ikut andil tapi


harus dipandu. Kalau yang kerajinan itu biasanya mahasiswa
semester 5. Karena yang mengerjakan kerajinan ini harus orang
yang telaten dan sesuai dengan passion mahasiswa, kadang ada
mahasiswa PKK cowok yang rajin setor. Disini juga ada
karyawan tetap 2 orang yang merupakan lulusan SMK yang jaga
di galeri.
Pewawancara Ada berapa pegawai disini Bu?
Narasumber Pegawai tetapnya tentunya ada 2 yang tadi, Lalu jika ada pesanan
baru kami cari pegawai mungkin 5 orang. Jadi kami cari
istilahnya tenaga lepas gitu. Mahasiswa juga banyak yang
pengen bantu-bantu, seperti ketika liburan mahasiswa juga
banyak yang ingin ikut kerja. Tapi upahnya juga bukan UMR,
kami hanya memberi mahasiswa makan siang. Upahnya
tergantung kerjanya juga, jadi tidak dibayarkan per bulan
Pewawancara Mengenai struktur organisasinya gimana ya Bu?
Narasumber Jadi ketuanya ketua jurusan PKK, saya sebagai coordinator,
karena ini bukan perusahaan jadi saya bukan sebagai manajer
tapi coordinator. Ini kan unit usaha jurusan PKK, jadi setiap
prodi juga punya kesempatan mengembangkan usahanya sendiri
tapi dengan nama yang sama yaitu Sekar Ayu
Pewawancara Bentuk struktur organisasnya gimana Bu?
Narasumber Struktur organisasi disini sederhana, dibantu 4 dosen dalam
manajerialnya dan 1 laboran di ruang praktik untuk mengawasi
mahasiswa yang sedang praktik
Pewawancara Apakah ada pergantian struktur organisasi Bu?
Narasumber Saat ini belum ada regenerasi, mungkin nanti kalau Bu Ema
sekolah, bisa diganti dengan yang lain, karena tidak semua
tertarik dalam bidang kewirausahaan seperti ini
Pewawancara Untuk pemesanannya apakah ada websitenya Bu?
Narasumber Ada, websitenya nanti dibuka ya, websitenya Sekar Ayu, ada IG
juga Sekar Ayu, FB juga Sekar Ayu.
20

Pewawancara berarti adminnya itu gentian ya Bu?


Narasumber Iya kondisional, kadang juga kewalahan karena kita punya
kesibukan masing-masing kadang semuanya sibuk, jadi
kewalahan mengurus esanan
Pewawancara Yang membuat ini jga mahasiswa Bu?
Narasumber Iya mahasiswa direkrut agar mahasiswa bisa menerapkan ilmu
yang didapatkan. Seperti teknik ini, mahasiswa diberi ilmu, dan
disediakan bahan praktik, kemudian hasilnya dijual di galeri.
Selain itu, materi penjahitan zero waste juga difasilitasi kain
kemudian hasilnya dijual. Di galeri juga ada testi konsumen jadi
kita tau kurangnya apa
Pewawancara Apakah ada pelatihan bagi pekerja Bu?
Narasumber Kalo jahitan tidak adsa pelatihan, namun harus didampingi, tapi
kalau kerajinan diajari dulu baru kemudian di lepas. Untuk jaitan
personal, biasanya pelanggan langsung bertemu mahasiswa yang
sudah dilepas.
Pewawancara Menurut Ibu, apakah struktur organisasi sudah berjalan baik?
Narasumber Jika struktur organisasi bisa berjalan lebih baik dari ini, pasti
Sekar Ayu ini lebih maju, setidaknya sekitar Unnes dulu lah yang
tau kalau Sekar Ayu itu unit usaha milik FT UNNES.
Pewawancara Apakah kegiatan berjalan lancar?
Narasumber Ada sebagian kegiatan yang berjalan baik, tapi ada yang
terkendala
Pewawancara Apakah SDM ditempatkan sesuai dengan keahliannya Bu?
Narasumber SDM yang dari dosen yang bukan orang manajemen jadi hanya
mengetahui system pengelolaan uang yang sederhana. Hanya
mengetahui punya uang segini, belanja segini, pendapatan segini.
Sebenernya, baru kemarin mencoba menghubungi dosen
manajemen untuk membantu. Jadi kami juga kewalahan karena
bukan sesuai bidang kami.
Pewawancara Pernah ada evaluasi tidak Bu?
Narasumber Ada evaluasi sendiri, kalau saya disini saya evaluasi, lihat
21

penjahitnya gitu. Harusnya hari ini ada koordinasi bersama tapi


yang satunya tidak bisa jaadi diundur, tapi kami juga punya grup
jadi komunikasi tetap terjaga kalau ada masalah-masalah
Pewawancara Siapa saja yang masih aktif dalam struktur organisasi tersebut
Bu?
Narasumber Saya, ketua jurusan, sekretaris, penanggung jawab laporan,
quality control. Kalau quality control itu dibutuhkan kalau ada
masalah teknis saja karena beliau kan teknisi
Pewawancara Ibu pernah merasa pusing dalam mengelola sekar ayu ini?
Narasumber Kalau dibuat pusing yap using, karena ada kesibukan lain juga.
Kalau lihat teman bisa pulang duluan, saya tidak bisa, teman
yang tidak mengajar bisa tidak ke kampus, saya harus ke
kampus, paling itu sih. Apalagi kalau ada acara ke luar kota
beberapa hari, itu yang biki kewalahan karena kadang mahasiswa
gitu pagi-pagi sudah ada yang nanyain
Pewawancara lalu yang mengkoordinir bahan-bahan yang habis siapa Bu?
Narasumber Saya, kalau bukan saya ya mahasiswa, tinggal saya kasih nota
pembelian sebelumnya agar tidak salah beli.
Pewawancara Bagaimana tahapan produksinya Bu?
Narasumber Tentukan desai, bisa dari konsumen, bisa dari kita, lalu tentukan
ukuran, kalau sesuai patokan tidak perlu diukur langsung ke
orangnya biasanya kalau personal baru harus diukur langsung.
Kemudian pembentukan pola, lalu pemotongan, kalau satu helai
kain bisa menggunakan gunting kain, kalau produksi massal kita
pakai alat pemotong kain yang bisa memotong 25 lapis kain. Dan
yang terakhir proses penjahitan, kalau untuk produksi massal,
biasanya dibuat satu dulu untuk dicek apakah jahitannya sudah
rapi, kalau sudah bisa diteruskan produksinya
Pewawancara Pernah ada kecelakaan Bu?
Narasumber Pernah, kadang ada yang ketusuk jarum
22

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ema selaku koordinator unit usaha
Sekar Ayu, struktur organisasi kurang berjalan dengan baik. Penempatan tugas yang
tidak sesuai dengan keahlian membuat para pengurus Sekar Ayu kewalahan. Seperti
mengurus keuangan yang seharusnya ditangani oleh ahli manajemen atau ahli
ekonomi, tetapi harus ditangani oleh dosen-dosen jurusan PKK yang tidak memiliki
ilmu tersebut. Bahkan terkadang terdapat kekurangan dana yang harus ditutup dengan
dana pribadi pengurus. Hal ini tentu saja menjadi tekanan tersendiri bagi pengurus.

Semua pengurus yang berprofesi sebagai dosen juga menjadi penghambat jika
sedang ada banyak pesanan tetapi para pengurus sedang sibuk dengan tugas lainnya.
Sehingga mereka harus membagi waktu antara mengajar, penelitian, pengabdian,
mengurus Sekar Ayu dan tugas lainnya. Hal ini menyebabkan beban kerja yang
bertambah bagi para pengurus, seperti waktu kerja bertambah dan kurangnya waktu
istirahat serta berkurangnya waktu dengan keluarga yang tentu saja sangat
berpengaruh terhadap psikologi pengurus Sekar Ayu.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap psikologi pengurus Sekar Ayu adalah
kesibukan masing-masing yang menghambat terjadinya koordinasi bersama yang
terkadang harus dibatalkan karena ada salah satu pengurus yang sedang ada tugas
lain. Sehingga koordinasi dengan semua pengurus harus dikomunikasikan melalui
grup di sosial media. Tentu saja cara ini kurang efektif karena tidak bisa bertatap
muka secara langsung dan kesalahan persepsi lebih sering terjadi jika pendapat
diutarakan melalui tulisan. Dengan demikian stres psikososial akan lebih sering
terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Butik Sekar Ayu berada di bawah naungan salah jurusan PKK yang berada
di Fakuktas teknik, Universitas Negeri Semarang. Butik sekar Ayu memiliki 2
pegawai, tetapi bila ada pesanan yang masuk pengelola melibatkan mahasiswa -
mahasiswi tingkat menengah ke atas. Sebelum memberikan kepercayaan
mahasiswa diberikan pelatihan - pelatihan khusus. Produksi dari jurusan PKK
bergerak di bidang produksi yang menerima pesanan baik personal maupun
massa,di sekar ayu ini juga memproduksi handicraft seperti sandal dan kain
teknik sibori.

5.2 Rekomendasi
1. Butik Sekar Ayu sebaiknya memilih tempat yang strategis atau tempat
yang mudah calon pelanggan datang.
2. Butik sekar ayu sebaiknya diberikan spanduk atau plang nama supaya
calon pelanggan tau.
3. Batik sekar ayu sebaiknya membuka cabang di tempat yang mudah
dijangkau calon pelanggan.
4. Adanya struktur organisasi yang dikelola secara rinci dan baik
5. Struktur Organisasi yang memiliki anggota yang aktif

23
DAFTAR PUSTAKA
Kast, F.E, & J.E. Rosenzweig, 1974. Organization and Management. A System
Approach. 2nd. ed. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.
Munandar, Ahsar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Wijaya, Royce. 2018. Pendidikan Tata Busana Unnes Kembangkan Jiwa
Kewirausahaan. Semarang: Suara Merdeka News.
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/123448/pendidikan-tata-
busana-unnes-kembangkan-jiwa-kewirausahaan diunduh pada tanggal 16
September 2018.
http://pkk.unnes.ac.id/dorong-pengembangan-wirausaha-jurusan-pkk-ft-unnes-
buka-galeri-busana/
http://ft.unnes.ac.id/?p=4822
http://pkk.unnes.ac.id/
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/123448/pendidikan-tata-busana-
unnes-kembangkan-jiwa-kewi
https://jateng.antaranews.com/berita/200393/sekar-ayu-sulap-gulma-jadi-
pewarna-batik

24
LAMPIRAN
Review Jurnal
JURNAL 1
Reviewer : Isna Aulia Safitri

Judul : Investigating the relationship between psychosocial work


stressors, organizational structure and job satisfaction among
bank tellers

Jurnal : Journal of Health and Safety at Work

Volume dan halaman : Vol. 5; No. 4

Tahun : 2016

Penulis : S. Chahardoli, M. Motamedzade, Y. Hamidi, A. R. Soltanian,


R. Golmohammadi

Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan hubungan


antara pekerjaan psikososial stressor, struktur organisasi dan
kepuasan kerja di antara teller bank.

Subjek : teller bank di 11 cabang bank di Hamadan.

Metode : Penelitian cross-sectional ini dilakukan di 11 cabang bank di


Hamadan. Untuk mengumpulkan data, General Nordic
Questionnaire (QPS Nordic 34+), Struktur Organisasi dan
Pekerjaan Kepuasan Kuesioner digunakan. Untuk menentukan
hubungan antara dua variabel spearman koefisien korelasi
digunakan. Selain itu, tes chi-square digunakan untuk
menyelidiki hubungan antara variabel kualitatif.

Variabel independen : psychosocial work stressors and organizational structure

25
26

Variabel dependen : job satisfaction among bank tellers

Hasil : Stres kerja (57%) dan kepuasan kerja (39%) subjek berada
pada tingkat rata-rata, dan struktur Mayoritas cabang agak
tidak fleksibel (69%). Terlebih lagi, ada yang positif signifikan
korelasi antara stres kerja dan dimensi struktur organisasi
(sentralisasi, formalisasi). Hasil yang dimanifestasikan korelasi
yang signifikan antara struktur organisasi dan kepuasan kerja
(P-value = 0,05).

JURNAL 2
Reviewer : Nadila Mutiah

Judul : Studying The Effect Of Organizational Structure And Quality


Of Work Life On Employees' Loyalty (Case Study: Finance
And Administration Department Of Tehran Municipality).

Jurnal : Revista Publicando

Volume & Nomor : Volume 5, No.15

Tahun : 2015

Penulis : Farzaneh Akbari, Amirhossein Amirkhani dan


Mohammadreza Darae.

Tujuan Penulisan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh


struktur organisasi dan kualitas kehidupan kerja pada loyalitas
karyawan untuk departemen keuangan dan administrasi kota
Tehran.
27

Subjek Penelitian : 170 dari 300 karyawan departemen keuangan dan


administrasi kota Tehran, Iran.

Metode Penelitian : data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan menguunakan


penelitian survey yang bersifat deskriptif.

Variabel Independen : Employees' loyalty.

Variabel Dependen : Effect of organizational structure and quality of work life.

Hasil : Terdapat proses terganggu pada hipotesis, yaitu jenis


organisasi tidak memiliki hubungan langsung antara strukutur
dengan kualitas kehidupan kerja serta loyalitas karyawan, dan
penelitian lainnya juga menghasilkan hasil yang sama dengan
penelitian ini. Disarankan bahwa sangat penting untuk
menggunakan tim atau kelopol untuk strukutur organisasi
untuk mengedepankan kepercayaan dan meritokrasi. Dan
kelompok-kelompok ini harus dikelola sebagai keuangan atau
matrix dalam organisasi untuk membuat daya saing dan
kesetian dalam kelompok dan organisasi. Di sisi lain, orang
lain dapat diajak kerjasama dengan organisasisupaya lebih
efisiensi dan memperkuat kualitas kerja hidup dalam kondisi
ekonomi saat ini dan kondisi kualitas kehidupan kerja di
departemen keuangan dan administrasi kotamadya Teheran
oleh keadilan dan bersikap adil terhadap pembayaran atau gaji
dalam klasifikasi pekerjaan dan jenis kontrak.
28

JURNAL 3
Reviewer : Nur Isma Mrdlotillah
Judul : The Practice of Industrial/ Organisational Psychology in New
Zealand
Jurnal : New Zealand Journal of Psychology
Vol dan Nomor : Vol. 39, No. 3
Tahun : 2010
Penulis : Donald A.J. Cable & Michael P. O'Driscoll
Tujuan Penelitian : Sebuah survei terhadap 75 praktisi psikologi industri dan
organisasi (I / O) di Selandia Baru dilakukan untuk
menentukan praktik kerja yang sebenarnya mereka yang ada di
lapangan.

Subjek Penelitian : Hansson dan O'Driscoll (1993) mensurvei 116 manajer dari
15 organisasi

Metode Penelitian : Studi cross sectional


Variabel Indepanden : The Practice of Industrial
Variabel Dependen : Organisational Psychology in New Zealand
Hasil penelitian : Analisis tanggapan menegaskan bahwa praktisi bekerja
terutama di bidang pelatihan dan pengembangan, manajemen
perubahan dan pengembangan organisasi, dan rekrutmen dan
seleksi. Bidang ini diikuti oleh kinerja manajemen dan
penilaian, dan karier pengembangan dan manajemen.
Keduanya bidang yang paling sering dikutip adalah manusia
faktor dan psikologi konsumen. Bidang pekerjaan lain, tidak
secara khusus termasuk dalam survei tetapi disebutkan oleh
peserta, termasuk program evaluasi (meskipun ini bisa dilihat
sebagai aktivitas kerja yang spesifik lapangan), keterlibatan
29

karyawan, masalah terkait dengan keragaman budaya dan etnis,


dan pengembangan kompetensi dan pengukuran.

Hasil survei ini berikan informasi tidak hanya untuk saat ini
praktisi tetapi juga kepada siswa mempertimbangkan I / O
psikologi sebagai pilihan pekerjaan dan bagaimana mereka bisa
memaksimalkan peluang karir mereka melalui pilihan itu.
Praktisi saat ini mungkin juga mempertimbangkan penataan
ulang layanan yang mereka sediakan untuk menangkap
pekerjaan peluang dalam area I / O psikologi yang mungkin
dirasakan kurang terlayani atau belum dimanfaatkan. Ini survei
juga dapat berimplikasi pada pelatihan dan pengembangan
yang sedang berlangsung dari praktisi psikologi I / O. Sebagai
serta memberikan arahan ke arus praktisi yang mencari untuk
mengejar mereka sendiri pengembangan, informasi ini juga
bisa berguna untuk universitas di Selandia Baru berusaha
menyelaraskan I / O psikologi mereka program dengan praktik
kerja saat ini.
30

JURNAL 4
Reviewer : Nur Isma Mardlotillah
Judul : The Impact of Organizational Structure on Organizational
Commitment: A Comparison between Public and Private
Sector Firms in Jordan
Jurnal : European Journal of Business and Management
Vol dan Nomor : Vol.6, No.12
Tahun : 2014
Penulis : Manar Ibrahim Al-Qatawneh
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak struktur
organisasi terhadap komitmen organisasi di masyarakat dan
perusahaan sektor swasta di Yordania

Subjek Penelitian : penelitian terdiri dari dua puluh tiga perusahaan baik dari
sektor swasta dan publik) yang berlokasi di Amman, ibu kota
Yordania. Perusahaan swasta termasuk manufaktur makanan,
bank, layanan kesehatan, asuransi, dan telekomunikasi,
sementara perusahaan publik termasuk kementerian pemerintah
dan perusahaan publik

Metode Penelitian : Studi cross sectional


Variabel Indepanden : The Impact of Organizational Structure on Organizational
Variabel Dependen : Commitment: A Comparison between Public and Private
Sector
Firms in Jordan
Hasil penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor perusahaan
(publik atau swasta) tidak memoderasi hubungan antara
dimensi struktur organisasi dan komitmen organisasi. Posisi
perusahaan (baik publik atau sektor swasta) tidak memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap hubungan antara dimensi
31

struktur organisasi dan komitmen organisasi. Lebih jauh,


hubungan ini tidak berubah secara signifikan di kedua sektor.
Hasil ini dapat dijelaskan dengan menyatakan bahwa karyawan
di kedua sektor memiliki harapan yang relatif sama berkenaan
dengan dimensi struktur organisasi. Ini mungkin disebabkan
oleh budaya organisasi karyawan di negara-negara Arab yang
lebih memilih struktur organisasi yang jelas dan dapat
diprediksi (Hofstede, 2001).

Hasil penelitian ini memiliki implikasi manajerial. Mereka


memberikan bukti lebih lanjut bahwa organisasi struktur
mempengaruhi sikap karyawan di perusahaan swasta dan
publik di Yordania, dan menunjukkan bahwa manajer di
keduanya sektor swasta dan publik yang bertujuan untuk
meningkatkan komitmen karyawan harus mendesain struktur
mereka organisasi untuk mencapai peraturan dan regulasi
tertulis tingkat tinggi. Mereka juga harus bergantung pada
standar yang jelas dan kriteria saat melakukan tugas dan tugas.
Lebih lanjut, manajer harus mengizinkan karyawan untuk
berpartisipasi pengambilan keputusan, dan dalam merumuskan
peraturan dan standar kerja.
32

JURNAL 5

Reviewer : Elvin Gilian Tini Manik

PENGGUNAAN ANALISIS JARINGAN ORGANISASI


SEBAGAI
ALAT DIAGNOSTIK SELAMA PEMBINAAN TIM
Orientasi Penelitian ini adalah Analisis jaringan organisasional (ONA)
menguji hubungan antarmanusia dan merupakan alat diagnostik potensial untuk
digunakan selama intervensi pembinaan tim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki bagaimana ONA dapat digunakan selama intervensi pembinaan tim yang
ditujukan untuk mengatasi tantangan bisnis. Motivasi penelitian ini yaitu Penggunaan
ONA sebagai alat diagnostik dalam pembinaan individu telah dilakukan diteliti, tetapi
belum diterapkan di bidang yang muncul dari pembinaan tim.

Pendekatan / desain dan metode penelitian menggunakan Metode


kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan sampel purposif. Pendekatan digunakan untuk
memilih tim kepemimpinan empat orang yang menerima 11 tim pembinaan sesi. Data
kuantitatif dikumpulkan dari tim kepemimpinan dan 18 laporan langsung mereka,
menggunakan kuesioner pre-and post-test ONA. Data kualitatif dikumpulkan setelah
intervensi pembinaan menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan tim
kepemimpinan. Pendekatan penelitian aksi iteratif digunakan dengan tujuan
mengambil tindakan (pembinaan tim) untuk memecahkan masalah (Mengatasi
tantangan bisnis) dan berkontribusi pada sains

Penelitian aksi adalah ketika pertanyaan penelitian berkaitan dengan


penggambaran serangkaian tindakan yang terungkap dari waktu ke waktu dan
pemahaman proses perubahan. Penelitian aksi telah berhasil digunakan dalam
sejumlah proyek penelitian yang berhubungan dengan pembinaan. Sejalan dengan
metode penelitian yang terkait dengan tindakan penelitian, baik data kualitatif dan
kuantitatif digunakan. Data kuantitatif terdiri dari pelatihan pra dan pasca tes
intervensi set data ONA, sedangkan data kualitatif terdiri wawancara satu-satu
dengan anggota tim kepemimpinan setelah intervensi pembinaan tim.
33

Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan pembinaan tim dengan


seorang pemimpin tim empat manajer di satu perusahaan tunggal. Tim diidentifikasi
untuk pembinaan dikelola sendiri dan memiliki tujuan spesifik dari pelaksanaan dan
pemantauan yang berkelanjutan program peningkatan (CI), yang berfokus pada
peningkatan produktivitas dan efisiensi di perusahaan. CI program dianggap oleh
chief executive officer (CEO) dari organisasi menjadi sangat penting bagi kesuksesan
bisnis. CEO khawatir program itu tidak menyampaikan seperti yang diharapkan dan
meminta tim tersebut pelatihan khusus harus fokus pada bisnis penting ini isu. Model
pembinaan tim CID-CLEAR digunakan untuk melakukan sesi pembinaan 11 tim
masing-masing 2 jam. Data analisis jaringan organisasional digunakan di seluruh
intervensi pembinaan dalam berbagai cara seperti yang dilaporkan dalam hal ini
artikel.

Temuan utama dalam penelitian ini adalah Analisis jaringan


organisasional membantu mengidentifikasi tujuan pembinaan tim berdasarkan
tantangan bisnis. Ini menunjukkan sejauh mana pembinaan tim ditingkatkan melalui
komunikasi antara tim sehingga memungkinkan mereka untuk mengatasinya
tantangan bisnis.

Analisis data terdiri dari dua bagian: ONA pre-dan posttest analisis
(kuantitatif) dan analisis tematik dari wawancara satu-satu dengan empat anggota tim
setelahnya pembinaan (kualitatif). Derajat sentralitas digunakan untuk ONA analisis.
Ini mengacu pada jumlah ikatan yang dimiliki seseorang dengan peserta lain untuk
pertanyaan relasi yang diberikan. Dengan data terarah, analisis dibedakan antara
Sentralitas 'dalam gelar' (perspektif grup) dan 'gelar' sentralitas (perspektif individu).
Untuk tujuan analisis, ‘frekuensi tinggi’ dan Filter ‘frekuensi rendah’ dipilih untuk
setiap pertanyaan. Frekuensi tinggi menunjukkan pilihan baik 5, 6 atau 7 (setidaknya
sekali seminggu atau lebih) dan frekuensi rendah mengacu pada tanggapan memilih 1
(tidak pernah) untuk setiap pertanyaan ONA semua peserta diciptakan dan digunakan
selama tim intervensi pembinaan. Pertanyaan wawancara dianalisis menggunakan
analisis konten untuk menyediakan data triangulasi untuk menilai seberapa berguna
ONA sebagai alat diagnostik selama intervensi pembinaan tim.

Implikasi praktis / manajerial adalah Pelatih tim, praktisi ONA dan


tim kepemimpinan dapat menggunakan ONA sebagai alat diagnostik selama
intervensi pembinaan tim untuk mengidentifikasi tim membina sasaran berdasarkan
tantangan bisnis, untuk mendapatkan wawasan tentang dinamika tim dan menilai
kontribusi pembinaan tim untuk mengatasi tantangan bisnis. Jaringan organisasional
34

analisis tidak boleh diambil pada nilai nominal dan idealnya harus ditriangulasi
dengan data lain sumber seperti wawancara.

Kontribusi / nilai tambah dalam penelitian ini adalah Pada tingkat


ilmiah, penelitian ini memberikan bukti empiris untuk manfaat menggunakan ONA
selama intervensi pembinaan tim. Pada tingkat latihan, saran disediakan untuk cara di
mana ONA dapat memandu intervensi pembinaan tim.

Kesimpulan: Pembinaan tim adalah hal yang relatif baru dan kurang diteliti bidang.
Analisis jaringan organisasi didefinisikan dengan baik metodologi untuk
menganalisis hubungan antarmanusia. Penggunaan ONA dalam pelatihan individu
telah diteliti, tetapi tidak ada penelitian yang dapat ditemukan pada penggunaan ONA
selama tim intervensi pembinaan. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan ONA
selama intervensi pelatihan tim dan menemukan bahwa:

 Analisis jaringan organisasional dapat digunakan untuk mengidentifikasi team


coaching goals dengan secara eksplisit memasukkan tantangan bisnis dalam
kuesioner ONA.
 Analisis jaringan organisasi dapat digunakan untuk menyediakan ukuran
efektivitas pembinaan tim relatif terhadap tujuan diidentifikasi (komunikasi
yang ditingkatkan dalam hal ini).
 Hasil analisis jaringan organisasi seharusnya
 Triangulasi dengan sumber data lain (seperti wawancara) untuk
mengontekstualisasikan hasil pelatihan.
Pembinaan tim memiliki potensi untuk memfasilitasi perubahan
sistemik dalam organisasi untuk mengatasi tantangan bisnis. Penelitian
inimenunjukkan potensi menggunakan ONA sebagai diagnostik baru pendekatan
untuk mendukung intervensi pembinaan tim.
35

LAMPIRAN DOKUMENTASI
36

Anda mungkin juga menyukai