Anda di halaman 1dari 48

PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM SISA HASIL

USAHA DI KOPERASI ANUGRAH RAHARJA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


Manajemen Koperasi

Dosen Pengampu :
Nurlaili Adkhi Rizfa Faiza, M.E

Oleh :

Mohamad Wahdan Ubaidillah (G03217022)


Siti Nur Wahyu Ningsih (G03217035)
Diyah Ayu Larasati (G73217075)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
ABSTRAK

Pada suatu perusahaan khususnya di koperasi sangat diperlukan alat


pengelolaan data secara cepat dan akurat terutama dalam pengelolaan Sisa Hasil Usaha
(SHU). Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan. Pada Koperasi Anugrah Raharja ini tidak
mengalami kesulitan dalam perhitungan sisa hasil usaha dan penyimpanan data anggota
dapat dikatakan sudah efisien dan efektif, karena sudah menggunakan database, dan
proses pencatatan masih menggunakan buku khusus serta sebuah aplikasi untuk
melakukan pencatatan sehingga dalam melakukan pencatatan data pada Koperasi
Anugrah Raharja sudah baik. Pada tahap proses penginputan data dan perhitungan
dapat dilakukan dengan lebih cepat, tepat, akurat dan efisien serta dapat disimpan
dengan teratur, karena sudah ada sistem basis data (database) untuk menjaga keamanan
dari data yang sudah dimasukkan.

Dalam penelitian ini kami sebagai penulis menggunakan metode penelitian


kualitatif dengan pendekatan struktur dalam organisasi, pendekatan ini merupakan
metode cara mendekatkan diri kepada pihak – pihak yang relevan untuk dijadikan
sebagai narasumber untuk memberi keterangan dalam penelitian. Penulis juga
menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah primer dan sekunder.Dari hasil
penelitian tersebut, kami sebagai penulis menemukan bahwa sebuah peranan koperasi
simpan pinjam yang dikhususkan untuk pensiunan adalah wadah untuk para pensiunan
dalam mengalokasikan uang pensiunan menjadi sebuah modal bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain khususnya anggota koperasi tersebut dalam mencapai suatu
keinginan ketika ingin membuatsuatu usaha atau bisnis ketika sudah pensiun dari
pekerjaannya.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Manajemen Koperasi

Dalam penyusunan laporan penelitian ini banyak ditemukan hambatan yang disebabkan

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman sehingga tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak yang selama ini meluangkan waktu

dan tenaganya serta telah banyak memberi masukan kepada Penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurlaili Adkhi Rizfa Faiza, M.E selaku dosen Mata

Kuliah Manajemen Koperasi, seluruh teman sekelas kami, serta seluruh pihak yang turut

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas

perhatian dan waktunya penulis ucapkan terimakasih.

Akhirul kalam jazaakumullah ahsanul jaza

Surabaya, 25 November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Metode Penelitian ......................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................ 8

A. Koperasi simpan pinjam ............................................................................... 8


B. Sisa Hasil Usaha ........................................................................................... 9
C. Prosedur Pengendalian Manajemen SHU Koperasi ....................................... 11
1. Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen ................................................ 11
2. Sistem Pengendalian Manajemen ............................................................ 11
3. Proses Pengendalian Mutu ...................................................................... 12

BAB III PROFIL KOPERASI............................................................................... 14

A. Sejarah ......................................................................................................... 14
B. Profil Organisasi ........................................................................................... 16
C. Profil bisnis .................................................................................................. 17

BAB IV ANALISIS (Analisis Masalah dan Pengembangan Solusi) .................... 19

A. Aspek Manajerial ......................................................................................... 19


1. Manajemen Keanggotaan ........................................................................ 19
2. Manajemen Pemasaran ........................................................................... 24
3. Manajemen Keuangan ............................................................................ 27
4. Manajemen Bisnis dan Usaha ................................................................. 31
B. Analisi Masalah ............................................................................................ 32

iv
C. Strategi pengembangan Koperasi .................................................................. 36

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 40

A. kesimpulan ................................................................................................... 40
B. saran ............................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 42

LAMPIRAN ........................................................................................................... 43

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data sensus penduduk tahun 2015 penduduk Indonesia yang berjumlah
237.641.326 jiwa dengan penduduk miskin sebesar 11,13%. Setiap negara pasti
menginginkan penduduknya hidup tentram dan sejahtera. Angka ini termasuk besar
sehingga keberadaan koperasi diharapkan dapat membantu meringankan beban
masyarakat, mengingat koperasi merupakan lembaga keuangan non bank yang
diperuntukkan untuk membantu masyarakat golongan menengah ke bawah.
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, fungsi
koperasi juga ialah untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, serta ikut serta membangun perekonomian nasional
untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945. Selain itu, koperasi juga sangat penting keberadaannya karena
perbankan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. Di
dalam Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 memiliki artian bahwa koperasi
adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai bagian dalam modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Selanjutnya juga
dalam Pasal 4 disebutkan bahwa tujuan koperasi antara lain adalah meningkatkan
kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan. Menurut Abraham Sen (1985). 1 Koperasi adalah
perusahaan yang dimiliki oleh anggota dan sekaligus pemakai jasa koperasi tersebut.
Selanjutnya Hanel (1989).2 Mendefinisikan koperasi sebagai organisasi ekonomi
otonom, yang dimiliki oleh para anggotanya dan ditugaskan untuk menunjang usaha
para anggotanya dalam perannya sebagai rekanan pelanggan dari perusahaan koperasi.

1
Martin, Abrahamsen, “Cooperative Business Enterprise”, McGraw-Hill Inc, New York, 1985, hal. 3.
2
Alfred Hanel, “Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies For Their Promotion in Developing
Countries”, Marburg, 1989, hal. 29.

1
Koperasi adalah salah satu pilar perekonomian yang sangat penting dan telah
terbukti menjadi penyokong perekonomian nasional. Peran utama Koperasi ialah sangat
penting bagi masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Eksistensi koperasi
memang merupakan suatu fenomena tersendiri karena perannya tidak dapat digantikan
lembaga institusi keuangan lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini
sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia karena mengandung
nilai nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia seperti gotong royong dan beberapa
esensi moral lainnya. Secara umum koperasi dikelola dan dijalankan dengan sederhana
tanpa bantuan teknologi informasi, padahal sebagai institusi keuangan seharusnya
koperasi harus mengadopsi perkembangan teknologi informasi untuk mendukung
operasionalnya. Kesederhaan koperasi mungkin saja menjadi hal yang baik pada tahap
awal perkembangan koperasi, namun seiring perkembangan koperasi itu sendiri
dituntut lebih profesional. 3
Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia yang belum dewasa ini,
sesungguhnya koperasi mendapatkan peluang untuk tampil lebih eksis. Krisis ekonomi
yang diawali dengan krisis nilai tukar ketika nilai uang dollar melonjak naik hingga
hampir nilai rupiah menjadi Rp. 14.084 per US dollardan kemudian membawa krisis
hutang luar negeri ketika indonesia sedang membutuhkan bantuan keuangan untuk
pembangunan infrastruktur ibu kota yang baru, hal ini telah membuka mata semua
pemerhatian ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong sebagai
negara yang berkembang, dimana dalam struktur perekonomiannya secara garis besar
terdapat tiga pelaku ekonomi yaitu badan usaha milik Negara (BUMN), badan usaha
milik swasta (BUMS) dan koperasi. Ketiga bentuk usaha tersebut hidup secara
seimbang dan saling membantu dalam tata perekonomian Indonesia.Dari ketiga
struktur perekonomian diatas, dapat dilihat bahwa koperasi termasuk salah satu pelaku
ekonomi yang utama yang diharapkan di negara ini. Namun sangat disayangkan
koperasi masih jauh tertinggal dari pada kedua usaha lainnya. Untuk mengejar
ketinggalannya tersebut diharapkan koperasi mampu mewujudkan perannya sebagai
salah satu pelaku ekonomi dengan mengadakan suatu kegiatan usaha yang dapat
memenuhi kebutuhan khususnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya. 4

3
OK Sofyan Hidayat, dkk. “Pengembangan Sistem dan Penguatan Manajemen Koperasi”, Vol. 22No. 4,
Universitas Negeri Medan, (2016), 27.
4
Siti Rahayu, “Analisis Manajemen Koperasi dalam meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kasus Koperasi
Mitra Sejati Pangkalan Kuras”, Universitas Riau, (2014), 2.

2
Koperasi juga memiliki artian sebagai suatu perkumpulan yang memiliki
anggota berupa orang-orang atau badan - badan yang memberikan kebebasan masuk
dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan sehingga tidak
ada paksaan dalam menjadi bagian dari koperasi tersebut. Koperasi sangat berperan
cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai
kemampuan ekonomi terbatas. Usaha ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat harga diri, meningkatkan
kedudukan, serta kemampuan untuk mempertahankan diri dan membebaskan diri dari
kesulitan. Selain itu Koperasi juga merupakan salah satu bagian penting dari
Manajemen Koperasi, sedangkan manajemen merupakan salah satu bagian penting dari
organisasi. Pentingnya Manajemen Koperasi adalah berhasil tidaknya koperasi sangat
tergantung dari mutu koperasi dalam bidang manajemenya. Apabila manajemen
koperasinya bagus maka besar kemungkinan koperasi akan maju dan dapat
mengantisipasi, meminimalisasi kerugian dan masalah yang ada pada koperasi. Akan
tetapi jika manajemenya jelek maka koperasi akan mudah terancam dengan masalah-
masalah yang muncul, baik masalah yang besar maupun masalah kecil akan
berpengaruh buruk bagi koperasi dan mengalami kemunduran dan pada akhirnya akan
mengalami kebangkrutan bagi koperasi. 5
Disamping itu menjadi anggota koperasi memperoleh manfaat yang banyak,
seperti sebagai pemilik, dapat memberikan masukan arah kebijakan koperasi, mendapat
dana sosial, mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik menyangkut perkoperasian
maupun pelatihan berwirausaha, dan diakhir tahun akan mendapatkan sisa hasil usaha
(SHU). Dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh anggota dari koperasi, maka
anggota berupaya maksimal untuk membesarkan koperasinya. Untuk membuat SHU
yang besar, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti jumlah anggota, modal
sendiri, modal luar, volume usaha maupun aset. Aset, modal sendiri, modal luar, jumlah
anggota, maupun volume usaha yang besar bisa juga tidak menghasilkan SHU yang
besar pula. Jumlah anggota yang banyak tentunya akan dapat mendorong SHU yang
besar, tetapi di sisi lain pertambahan jumlah anggota juga dapat menurunkan SHU yang
diperoleh koperasi, apabila anggota yang baru bersifat pasif. Kurang aktifnya anggota

5
Farokhah Muzayinatun Niswah, ”Faktor Yang Mempengaruhi Kenaikan dan Penurunan Sisa Hasil Usaha
(SHU) Koperasi Syariah”, Universitas Airlangga, (2017), 937.

3
koperasi dapat disebabkan karena kurangnya partisipasi anggota terhadap informasi
dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat kesulitan untuk berkembang. Banyak
koperasi yang mempunyai anggota banyak akan tetapi usahanya tetap lesu dan
kebanyakan mengalami kebangkrutan. Pertumbuhan jumlah anggota koperasi
seharusnya memiliki peran yang positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU) koperasi. Modal yang kurang baik juga dapat menghambat peningkatan SHU
dalam.
Usaha atau kegiatan yang dilakukan koperasi dapat dilihat dari besarnya volume
usaha koperasi itu sendiri. Volume usaha inilah yang nantinya juga akan mempengaruhi
perolehan SHU koperasi. Volume usaha yang besar juga dapat tidak meningkatkan
SHU, karena biaya yang dikeluarkan oleh koperasi lebih besar daripada pendapatan
yang diperolehnya. Aset yang besar bisa juga tidak menghasilkan SHU yang besar,
karena anggota yang pasif, artinya anggota tidak memanfaatkan dana tersebut, ataupun
anggota yang memanfaatkan dana tersebut tidak segera mengembalikan dana ke
koperasi sehingga dana mengendap pada anggota. Pertumbuhan koperasi seringkali
mengalami banyak kendala. Meskipun terus terjadi peningkatan kuantitas namun masih
sedikit yang mempunyai SHU yang besar. 6

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem manajerial di KSP Anugrah Raharja?
2. Bagaimana sistem pengendalian SHU di KSP Anugrah Raharja

C. Metode Penelitian
1. Metodologi Penelitian
Metedologi penelitian ialahsuatu teknik, cara, atau alat yang digunakan untuk
menemukan mengembangkan, dan menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah. Metode
penelitian mencakup beberapa aspek, yaitu jenis penelitian, data, sumber data,
populasi dan sampel (jika ada) teknik pengumpulan data, teknik analisis data.7

a. Jenis penelitian

6
Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Di Kota Denpasar”,
Universitas Mahasaraswati Denpasar, (2018), 60.
7
Tim Penyusun, “Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam”, (Surabaya, Jurusan
Manajemen, 2017), 11.

4
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kualitatif. Dimana metode kualitatif merupakan suatu metode yang
menggunakan pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen – dokumen
yang sudah ada di lapangan. Menggunakan metode kualitatif ialah bahwa data
yang dihasilkan merupakan data yang bersifat deskriptif, yaitu data berupa lisan
atau tulisan dan juga tingkah laku yang dihasilkan dari orang – orang yang
diteliti, orang – orang tersebut tersebut adalah yang berkompeten dan
berpengalaman tentang apa yang dijadikan bahan atau pokok inti dari penelitian
yang diteliti.
Selain itu data – datanya didukung pula oleh pengurus dan manajer
Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja Surabaya yang beralamat di Jl. Raya
Margorejo No.12B, serta jurnal – jurnal yang berkaitan dengan sisa hasil usaha
pada koperasi.

b. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian


1) Subjek Penelitian
Subjek penelitian ditujukan pada individu atau kelompok yang
dijadikan unit atau satuan yang diteliti. Subjek yang diteliti adalahmanajer
Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja Surabaya.

2) Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu masalah yang diangkat dalam penelitian.
Objek dalam penelitian ini terdapat padaKoperasi Simpan Pinjam Anugrah
Raharja Surabaya.

3) Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan Kegiatan penelitian ini akan dilakukan
pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan pada :
Nama koperasi : Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja

Alamat : Jl.Raya Margorejo No.12B

Telp : 031-8419893

4) Waktu Penelitian

5
Penelitian pada Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja dilakukan
pada 8November 2019 sampai 21November 2019.

c. Sumber Data
a) Data primer
Data primer merupakan sebuah informasi dan data yang di peroleh oleh
penulis secara langsung dari tempat penelitian atau objek penelitian. Data
primer yakni sumber penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi
penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau pengambilan data secara
langsung atau yang dikenal dengan istilah Iinterview (wawancara). Dalam hal
ini subyek penelitian yang dimaksud adalah adalah Pengurus Koperasi Simpan
Pinjam Anugrah Raharja Surabaya.
b) Data sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data pendukung yang berasal dari
buku maupun literatur lain dan dokumentasi yang dikumpulkan selama
melakukan penelitian.

d. Teknik pengumulan data


a) Wawancara
Wawancara atau bisa disebut interview merupakan suatu metode
pengumpulan data melalui tanya jawab secara sepihak dan dikerjakan secara
sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. 8 Interview merupakan metode
yang penting dalam penelitian ini dan dibutuhkan untuk mendapatkan data
yang komprehensif terkait penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
peneliti mewawancarai secara langsung dengan pengurus yaitu yang diwakili
oleh manajer dan wakil ketua dari Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja
Surabaya untuk mengetahui bagaimanapengendalian Sisa Hasil Usaha
(SHU) di koperasi tersebut.

b) Dokumentasi

8
Afgan Firismanda Akbar, “Analisis Penilaian Bank Terhadap Kelayakan Nasabah Pembiayaan Murabahah Di
BRI Syariah Sidoarjo”, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya,(2018), 18.

6
Dokumentasi yaitu megumpulkan dokumen – dokumen yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

c) Obeservasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh data,
dengan mendengarkan, memberikan perhatian secara hati mendetail dan
terperinci.Obervasi yaitu metode pengumpulan data melalui proses secara
langsung terhadap fenomena yang terjadi di lapangan untuk mendapatkan
gambaran secara nyata tentang kegiatan yang diteliti. Dalam hal penggunaan
metode observasi langsung yaitu akan mengadakan pengamatan dan
pencatatan dalam situasi yang sebenarnya.

e. Teknis analisis data


Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan di analisis
secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat
diamati dengan metode yang telah di tentukan. Tujuannya dalam memilih dari
metode ini adalah untuk membuat suatu deskripsi atau gambaran yang sesuai
mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai dari
fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Kemudian data tersebut diolah dianalisis dengan pola pikir pada fakta – fakta
yang terjadi di lapangan lalu di teliti, dianalisis dan disimpulkan sehingga
pemecahan personal atau solusi tersebut dapat diperoleh.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Koperasi Simpan Pinjam


Di dalam koperasi simpan pinjam memiliki pengertian bahwa koperasi simpan
pinjam adalah sebuah lembaga keuangan tetapi bukan bank yang berbentuk koperasi
dengan kegiatan usaha dalam menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang
kepada para anggotanya dengan bunga yang serendah – rendahnya. 9
Karena tujuan
utama dari koperasi itu sendiri juga diperuntukkan bagi masyarakat yang menengah
kebawah untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam kegiatan UMKM para
anggotanya.
Selain itu juga koperasi simpan pinjam biasa disebut atau yang lebih identik
dikenal sebagai koperasi kredit yaitu merupakan suatu bentuk koperasi yang berdiri
sendiri dimana para anggotanya adalah orang – orang atau badan – badan yang
tergabung dalam koperasi tersebut, mereka yang tidak terdaftar sebagai anggota tidak
bisa menyimpan atau meminjam dari koperasi simpan pinjam tersebut.
Di dalam koperasi simpan pinjam modalnya berasal dari modal pinjaman dan
modal sendiri. Modal pinjaman adalah modal yang dihimpun dari anggota koperasi
sendiri maupun anggota koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, sumber lain yang sah (berupa modal
penyertaan). Sedangkan yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang
berasal dari anggota itu sendiri yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan bebas atau sukarela dana cadangan, dan hibah.
Jenis – jenis simpanan pada koperasi simpan pinjam yang paling umum ada tiga,
yaitu:
1. Simpanan pokok, yaitu simpanan yang wajib diberikan anggota koperasi
saat pertama kali bergabung menjadi anggota.
2. Simpanan wajib, yaitu simpanan yang wajib diberikan kepada setiap
anggota koperasi dalam setiap perioe waktu tertentu dengan jumlah yang
telah ditentukan.

9
Sumber tersebut di akses pada tanggal 18 November 2019 pukul 11.43 WIB dalam situs
http://www.padamu.net/pengertian-koperasi-simpan-pinjam

8
3. Simpanan bebas atau sukarela, yaitu simpanan yang diberikan secara
sukarela kepada anggota koperasi pada waktu kapan saja, simpanan ini juga
dapat diambil kapan saja,

Modal yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian akan disalurkan atau


dipinjamkan kembali kepada anggota dengan dana pinjaman itu para anggota dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya. Misalnya, seorang petani dapat membeli
pupuk, benih unggul, cangkul dan alat – alat pertanian lainnya untuk meningkatkan
produksi pertanian. Contoh lainnya seperti seorang pedagang akan dapat meningkatkan
dan mengembangkan usahanya sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih.
Selain itu, anggota dapat menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarganya.

Peranan dan fungsi dari koperasi simpa pinjam terhadap anggotanya adalah
sebagai berikut.

Peran dan Fungsi Simpanan

 Uang simpanan dan tabungan akan lebih aman, tejamin, dan produktif.
 Pengumpulan uang simpanan dan tabungan akan meningkat jumlahnya dan
menjadi investasi pada masa hari tua.
 Tabungan dan simpanan akan diterima kembali secara keseluruhan apabila pada
suatu saat berhenti sebagai anggota koperasi simpan pinjam.
 Menjadi pendorong agar timbul hasrat untuk menyimpan atau menabung pada
koperasi.
 Mengumpulkan dari sumber dana simpanan dan tabungan menjadi investasi
untuk membantu usaha para anggota melalui penyaluran dana kredit.

Peran dan Fungsi Pinjaman

 Menggunakkan penyaluran melalui dana kredit itu akan dapat meningkatkan


pendapatan para anggota dan sekaligus mengentaskan kemiskinan.
 Pelayanan pemberian kredit sangat cepat dan mudah tanpa agunan atau jaminan
kredit.
 Pemberian kredit dengan bunga sangat rendah.

9
 Pada akhir tahun buku jasa bunga kredit itu dibagikan kepada para anggota
setelah dikurangi biaya operasional, dana cadangan dan dana pengembangan
kredit sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

B. Sisa Hasil Usaha


Pada suatu perusahaan khususnya Koperasi sangat diperlukan alat pengelolaan
data secara cepat dan akurat terutama dalam pengelolaan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa
Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
atau lebih dikenal dengan istilah pembukuan dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU Koperasi
No 25 Tahun 1992).10
Kusnadi dan Hendar (1999) pernah menyatakan bahwa : “Sisa Hasil Usaha
(SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
atau yang lebih dikenal dengan pembukuan yang berjaraj pada waktu bulan januari
sampai dengan bulan desember yang telah dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Pada
hakekatnya sisa hasil usaha koperasi sama dengan laba untuk perusahaan lain”.
Jika koperasi memperoleh pendapatan usaha yang banyak maka hal itu dapat
mendorong peningkatan laba yang disebut juga dengan SHU (Sisa Hasil Usaha). Salah
satu faktor yang mempenggaruhi Sisa Hasil Usaha adalah pemberian pinjaman yang
diberikan oleh koperasi yang dapat memberikan manfaat bagi koperasinya sendiri dan
anggotanya (Dewik & Jember, 2016). Maka dari itu, Sisa Hasil Usaha (SHU)
merupakan faktor penting yang menentukan kelangsungan berjalannya koperasi. Agar
koperasi dapat berjalan dengan lancar, koperasi diharuskan memberikan pelayanan
yang terbaik kepada anggota koperasi agar dapat melakukan transaksi simpan pinjam
membeli barang, pembagian sisa hasil usaha dan lain – lain.
SHU merupakan keuntungan atau laba bagi koperasi setelah melalui proses
penguranganpengurangan biaya yang dikeluarkan dari kegiatan usaha pada koperasi.
Sisa hasil usaha setelah dikurangi untuk dana cadangan dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing anggota. Pembagian sisa
hasil usaha, bila diikhtisarkan adalah sebagai berikut :

Nurfitria Ningsih, dkk. “Pengembangan Sistem Perhitungan SHU (Sisa Hasil Usaha) Untuk Meningkatkan
10

Penghasilan Anggota Pada Koperasi Manunggal Karya”. Universitas Sembilan Nopember Kolaka. (2017). 10.

10
a. Cadangan
b. SHU Bagian Anggota
c. Dana-dana Pengurus
d. Dana-dana Pendidikan
e. Dana Sosial

C. Prosedur Pengendalian Manajemen Sisa Hasil Usaha pada Koperasi


Anthony dan Govindarajan (2012) pernah menyatakan bahwa sistem
pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga
memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tindakan-tindakan setiap anggota perusahaan unutk meraih kepentingannya
sendiri selaras dengan kepentingan perusahaan. 11

1. Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen


Menurut Sumarsan (2013:7) menyatakan tujuan perancangan suatu sistem
pengendalian manajemen.
a. Diperolehnya keandalan dan intergritas.
b. Kebijakan dalam kepatuhan, lalu rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan
yang berlaku. Kebijakan dalam kepatuhan yang menjalankan rencana, prosedur,
peraturan dan ketentuan yang berlaku dapat dicapai melalui sistem
pengendalian manajemen.
c. Melindungi harta perusahaan, pada umumnya pengendalian disusun dan
diimplementasikan untuk melindungi harta perusahaan.
d. Pencapain kegiatan yang ekonomis dan efisien, sumber daya bersifat terbatas
mendorong organisasi menerapkan prinsip ekonomi.

2. Sistem Pengendalian Manajemen


Selanjutnya adalah tentang sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan
struktur pengendalian yang baik. Struktur pengendalian manajemen adalah elemen-

11
Feiby Angelia Senduk, dkk. “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Koperasi Simpan
Pinjam Ayamen Mandiri Kombi”. Universitas Sam Ratulangi Manado. (2016). 887.

11
elemen yang membentuk sistem pengendalian itu sendiri yang terdiri atas pusat-
pusat pertanggungjawaban. Struktur pengendalian manajemen terdiri atas:
a. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dipakai akan mempengaruhi pula
rancangan sistem pengendalian manajemennya. Pertumbuhan dan perubahan
lingkungan organisasi mempengaruhi struktur organsiasi khususnya pada
pembentukan departemen-departemen.
b. Pendelegasian wewenang dan Tanggung jawab Setiap pusat
pertanggungjawaban mempunyai wewenang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Desentralisasi atau
pendelegasian wewenang pimpinan kepada bawahannya, pada umumnya dalam
suatu organisasi yang relative besar.
c. Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit
organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Menurut
Sumarsan (2013) terdapat empat pusat pertanggungjawaban, yaitu :
a. Pusat Biaya (exspense center)
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
c. Pusat Laba (profit center)
d. Pusat Investasi (investment center)

3. Proses Pengendalian Manajemen


Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun bersifat
pengendalian informal masih banyak terjadi. Dalam cara pengendalian manajemen
formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain. Cara dalam
Langkah-langkah proses sistem pengendalian manajemen menurut Anthony dan
Govindarajan (2012) adalah sebagai berikut.
a. Perumusan dan Perencanaan Strategi. Perumusan merupakan proses penentuan
visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi
organisasi. Dalam perumusan strategi yang merupakan tugas dan tanggung
jawab manajemen puncak
b. Penyusunan pada anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara
kuantitatif dinyatakan dalam satuan moneter untuk periode waktu tertentu,
biasanya satu tahun. Dalam merancang penyusunan yanh terdapat pada

12
anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam
melaksanakan program.
c. Pelaksanaan dan Pengukuran. Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai
berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaanpenerimaan yang
dihasilkan.Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat pertanggungjawaban. Dalam
memilih atau memilah untuk penggolonhan sesuai program dipakai sebagai
dasar untuk pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan penggolongan
yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja
para manajer.
d. Evaluasi Kerja Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses
pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan. Selanjutnya evaluasi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh perusahaan
biasa beranekaragam tergantung pada budaya yang dikembangkan dalam
perusahaan tersebut.

13
BAB III

PROFIL KOPERASI

A. Sejarah
Untuk mengetahui koperasi yang diteliti secara mendalam tentunya sangat
diperlukan mengetahui sejarah dari koperasi yang diteliti. Mengenai koperasi yang
akan diteliti saat ini merupakan koperasi simpan pinjam yang terlerak didaerah
Surabaya tepatnya pada Jl. Raya Margorejo No.12 B Kabupaten Surabaya, Jawa Timur
60238 tepatnya pada kiri jalan sesudah Prudential dengan lokasi yang sangat strategis
karena dekat dengan Maspion Square. Koperasi yang diteliti merupakan pusatnya dari
beberapa cabang dari koperasi simpan pinjam Anugrah Raharja yang memiliki
beberapa kantor koperasi di berbagai daerah yaitu yang terletak pada Jl. Bendul Merisi
Selatan Airdas No. 64 B, Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur dan satu
lagi kantor cabang yang berada di Jl. Dupak Nomor 192, yang berada di Kelurahan
Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Namun pada aslinya sebelum menjadi kantor cabang tersebut dulunya adalah
kantor pusatnya dimana pertama kali kantor koperasi Anugrah Raharja berada di Jl.
Bendul Merisi Selatan Airdas No. 64 B, Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, Jawa
Timur namun disana memiliki kendala yaitu kantornya kecil sehingga kurang nyaman
jika didatangi oleh para anggotanya setelah itu kantor koperasi Anugrah Raharja pindah
kedi Jl. Dupak No. 192 pada Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya,
Provinsi Jawa Timur. Tapi sayangnya disana juga mengalami kendala yaitu tempat
yang kurang strategis karna kantornya masuk gang jadi membuat para anggota baru
sulit untuk mencari kantor tersebut hingga pada akhirnya kantor koperasi Anugrah
Raharja pindah ke Jl. Raya Margorejo No.12 B Kabupaten Surabaya, Jawa Timur
60238 yang letaknya sangat strategis karena di pinggir jalan rasa sehingga mudah untuk
ditemukan.Kami sebagai peneliti memutuskan untuk meneliti pusatnya karena lebih
efisien dan efektif dalam waktu pengerjaan karena dekat dengan kampus.
Berdasarkan keterangan dari pengurus Koperasi Simpan Pinjam Arnugrah
Raharja yaitu Mas Aziz selaku manajer koperasi Anugrah Raharja dan Ibu Munah
menjelaskan bahwa berdirinya koperasi ini pada tahun 1982 sehingga koperasi tersebut
berdiri kurang lebih berjalan selama kurang lebih tiga puluh tujuh tahun. Pada awalnya
koperasi Anugrah Raharja bernama Swakerta Raharja sebelum adanya instansi.
Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja merupakan koperasi yang bergerak di

14
bidang pensiun yang di khususkanhanya untuk para pensiunan PNS (Pegawai Negeri
Sipil) dan juga para ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang berdiri sejak
tahun 1982 dan telah memperoleh persetujuan Badan Hukum Nasional dengan Nomor
Badan Hukum 009 / BH / KDK 13.30 / IX / 1998 dengan nomor telepon 031-8419893.
Dahulu Koperasi Anugrah Raharja bekerja sama dengan Kantor Pos sebagai suntikan
dananya namun pada sekitar tahun 2011 koperasi Anugrah Raharja berpindah alih
kepada Bank Btpn dan Bank Bukopin sebagai mitra kerja samanya.
Awalnya koperasi Anugrah Raharja bergerak dalam bidang jual beli motor baru
maupun bekas tetapi hanya mencakup wilayah saja tetapi akhirnya berubah pergerakan
bidang menjadi simpan pinjam yang mencakup provinsi, hal itu terjadi karena ketika
pada bidang jual beli motor tersebut lebih sering mengalami masalah seperti surat-surat
motornya yang bermasalah karena BPKB motornya yang telah digadaikan ke bank atau
yang lainnya. Akhirnya Koperasi Anugrah Raharja hingga saat ini tetap bergerak
dibidang simpan pinjam yang di khususkan untuk pensiunan PNS maupun ABRI.
Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja tentu memiliki makna yang sangat
luas. Dari nama Anugrah yang artinya mengharapkan anugrah atau keberkahan dari
tuhan yang maha esa yang diharapkan menjadi anugrah atau rezeki para anggotanya
juga, sedangkan Raharja yang artinya kebahagiaan oleh karena itu nama koperasi
Anugrah Raharja sangat baik yang diharapkan koperasi ini akan memberikan
keberkahan dan kebahagiaan untuk anggota maupun koperasi itu sendiri. Jadi jika
adanya dulu pergantian nama di koperasi Anugrah Raharja ini sebelum pergantian nama
tersebut pastilah sebelum mengalami perubahan nama tersebut dibutuhkan pemikiran
yang panjang secara matang untuk kebaikan koperasi ini di masa yang akan datang.
Lalu tercapailah nama baik Anugrah Raharja ini yang juga berdampak baik pada
koperasi ini hingga mampu bertahan sampai saat ini.
Dalam rencana pengembangan secara berkelanjutan koperasi Anugrah Raharja
ingin melakukan langkah – langkah perbaikan dalam segala bidang seperti manajemen
kelembagaan, keuangan, sumber daya manusia, branding, maupun manajemen
pelayanan. Peranan semua ini diperkuat baik di internal maupun dalam anggota dan
semua pengelola antar cabang. Kedepannya juga koperasi Anugrah Raharja ingin
membuka cabang di kabupaten/kota dan provinsi lainnya yang telah ditargetkan di jawa
barat dan jawa tengah. Selain itu juga koperasi Anugrah Raharja ingin membuat suatu
aplikasi yang akan mempermudah para anggotanya dalam pengecekan uang deposito
maupun yang lainnya. Berbeda dengan M – Banking, aplikasi yang akan dibuat

15
koperasi ini hanya mampu sebagai pengecekkan data keuangan maupun angsuran saja
tidak dapat untuk penarikkan uang maupun pentransferan uang jadi memang
aplikasinya hanya untuk mempermudah anggota dalam hal pengecekan keuangan
mereka dimanapun mereka berada.

B. Profil Organisasi
Koperasi Anugrah Raharja adalah jenis koperasi simpan pinjam konvensional yang
berfokus dalam layanan keuangan di bidang perhimpunan kredit untuk para pensiun
yang dilakukan oleh pengurusnya .

Nama Koperasi : Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja


Jenis Koperasi : Koperasi Simpan Pinjam
Alamat : Jl. Raya Margorejo No.12 B Kabupaten Surabaya, Jawa Timur
60238
Tahun Berdiri : 1982
Sektor Pelayanan : Layanan Keungan yaitu Penghimpunan Kredit yang di
khusukan untuk pensiunan
Jumlah anggota : Kurang lebih 800 anggota
Badan Hukum : NOMOR 009/BH/KDK. 13.30/IX/1998.
No.Telp : (031) 8419893
Struktur Organisasi : 1. Agung Purwanto (Ketua)
2.Maimunah (Bendahara)
3.Yulius (Manager Mikro)
4.Kitfirul Aziz Raharjo (Supervisor Makro)
5.Wisnu (Driver)
6.Bakti Sayuri (Penagihan)
7.Ibrahim (Satpam)
8.Ningsih (Cleaning Service)
9.Dian Fitri (Admin Mikro)
10. Fatmawati (Admin Makro)
11. Esty Setianingsih (Marketing Mikro)
12. Putu Dina Anggraeni (Admin Keuangan)
13. Bambang Christ Aditya (Admin Pendanaan)

16
14. Ilham (Marketing Makro)

C. Profil Bisnis
Di dalam koperasi simpan pinjam Anugrah Raharja memiliki bisnis yaitu hanya
tentang sistem pengkreditan atau simpan pinjam saja yang terbagi menjadi dua produk
yaitu.
1. ProdukSendiri Koperasi Anugrah Raharja
Produk Sendiri ialah produk yang di sediakan dari koperasi Anugrah Raharja
itu sendiri untuk produknya tidak berupa barang melainkan dalam bentuk jasa yang
dijual yaitu peminjaman uang yang hanya diperbolehkan untuk anggota saja dimana
dana tersebut juga berasal dari anggota koperasi Anugrah Raharja yang berupa uang
dari deposito anggota. Peminjaman uang bisa mencapai hingga 25 juta sampai 50
juta dalam jangka waktu pembayaran maksimal selama 3 tahun hingga 5 tahun
tergantung jumlah peminjamannya, dana pencairan uang bisa cepat tergantung
berkasnya sudah lengkap memenuhi syarat atau belum jika sudah maka proses
pencairan dana hanya membutuhkan waktu sektar 2 hari. Mengenai biaya angsuran
akan di kenakan fee pemotongan angsuran sebesar 3% dari total tagihan dimana
anggota juga diwajibkan untuk membayar simpanan wajib dan simpanan pokok.
Setelah itu dari hasil pokok angsuran dan keuntungan angsuran tersebut maka
koperasi akan memperoleh pendapatan setelah dipotong pengeluaran pajak lalu
setelahnya akan dimasukkan telebih dahulu kedalam Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari
Sisa Hasil Usaha tersebut akan dikelola sebagai pembagian hasil dimana akan
mendapatkan 1,25% per bulannya kepada anggota tergantung jumlah uang deposit
anggotanya, jika ratusan juta maka bisa mendaptkan bunga sebsar 1,25% namun
jika sudah mencapai angka milyaran makan akan mendapatkan bunga sekitar 1%
selisihnya sekitar 0,25%.
2. Produk Chanelling
Produk Chanelling adalah produk yang pendanaannya diberikan dari luar
koperasi yaitu melalui perbankan, di dalam koperasi Anugrah Raharja perbankan
yang membantu dalam produk ini ialah Bank Btpn dan Bank Bukopin dan Produk
Chanelling ini dikhususkan kepada non anggota koperasi Anugrah Raharja namun
tetap terfokuskan kepada para pensiun PNS atau ABRI karena pembayaran
pinjamannya tetap melalui pemotongan gaji pensiunnya. Peminjaman uang yang
diberikan dari produk Chanelling ini mencapai sebesar 250 sampai 300 juta dalam

17
jangka waktu pembayaran selama 5 tahun sampai dengan 10 tahun tergantung
banyaknya dana peminjaman, dana pencairan uang bisa cepat tergantung berkasnya
sudah lengkap memenuhi syarat atau belum jika sudah maka proses pencairan dana
hanya membutuhkan waktu sektar 2 hari. Lalu untuk Produk Chanelling ini jika
sudah peminjam sudah berumur 75 tahun sampai 80 tahun maka akan dikategorikan
reguler. Selanjutnya mengenai biaya angsuran sama seperti Produk Sendiri yaitu
akan di kenakan fee pemotongan angsuran sebesar 3% dari total tagihan dimana
nasabah ini tidak diwajibkan untuk membayar simpanan wajib dan simpanan
pokok. Lalu setelah itu dari hasil pokok angsuran dan keuntungan angsuran tersebut
maka koperasi akan memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk biaya
administrasi, pajak, gaji karyawan maupun bonus untuk para karyawan.

18
BAB IV

ANALISIS MASALAH DAN PENGEMBANGAN SOLUSI

A. Aspek Manajerial
Dalam suatu perusahaan salah satunya ialah koperasi khusus pensiun atau kredit
pensiun ini pasti memiliki manajerial yang mampu mengelola berjalan suatu koperasi
tersebut. Maka penerapan masing-masing manajemen itu memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Dalam garis besarnya, manajemen yang terdapat dalam setiap Koperasi dapat
dibedakan atas dasar manajemen keanggotaan, manajemen pemasaran, manajemen
keuanganserta manajemen bisnis dan usaha. Oleh karena itu setiap bidang memiliki
tugasnya masing – masing yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Management keanggotaan
Management keanggotaan ini menurut Soetaryo Salim adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pengadaan,
pengembangan, pemberian manfaat, pemeliharaan dan pemutusan hubungan
keanggotaan dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. 12 Anggota menjadi
faktor penting dalam suatu organisasi sebagai penggerak. Dalam melakukan suatu
pemilihan anggota juga harus terdapat syarat yang ditetapkan agar dapat sesuai
dengan apa yang dibutuhkan organisasi tersebut. Supaya tidak adanya masalah yang
akan datang di kemudian hari jika adanya satu anggota yang bermasalah dan akan
mempengaruhi anggota yang lainnya.
Keanggotaan yamg koperasi berdasarkan pada asas dalam penerapan
kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Dalam penerimaan
keanggotaan suatu koperasi pada dasarnya tidak dapat di pindah tangan kan karena
persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang
melekat pada anggota yang bersangkutan. Itu mengapa jika pada suatu anggota
koperasi yang mendaftarkan tidak dapat di wakilkan apalagi jika ada pemalsuan
data bahwa orang yang bersangkutan telah meninggal atau telah wafat maka
kebenaran orangnya masih hidup pun harus di selidiki secara benar. Agar tidak
adanya kesalahan dalam penginputan data anggota. Setelah menjadi anggota
koperasi, ia merupakan pemilik dan juga pengguna jasa koperasi. Karna itu untuk

12
Nurfalag, Dedi.2009.Manajemen Keanggotaan Koperasi.Dikutib dari https://www.slideshare.net

19
menikmati fasilitas pinjaman dan menjadi anggota Koperasi Anugrah Raharja
(simpan pinjam pensiun) ini harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku,
seperti surat keterangan pensiunan , usia dengan jangka waktu berakhir maksimal
75 tahun, bersedia menerima landasan dan asas koperasi. Mampu melakukan
kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai anggota, dan yang paling utama
membayar simpanan wajib dan simpanan pokoknya. Karena jika pun ada masalah
gagal bayar maka dari pihak koperasi akan mencari alamat anggota yang
bermasalah tersebut hingga ketemu. Karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa
di zaman saat ini dimana teknologi semakin maju hanya untuk mengetahui
keberadaan seseorang sangatlah mudah dijangkau. Jadi karena hal tersebut akan
meminimalisir para anggota yang tidak bertanggung jawab untuk tetap
melaksanakan kewajibannya tanpa ada kecurangan yang membuat koperasi itu
merugi yang juga akan berdampak buruk pada anggota lainnya.
Dalam keanggotaan koperasi tentunya menyeleksi bagaimana kriteria
anggota yang akan bergabung dalam koperasi tersebut. Tentunya dalam menyeleksi
anggota juga didampingi oleh manajer dan sebagaian oleh pengurus agar tidak ada
kendala apapun. Anggota koperasi sendiri berperan sangat penting untuk memenuhi
visi dan misi dari lembaga koperasi Anugrah Raharja dalam mewujudkannya, agar
dalam pengelolannya lebih mudah dan banyak pasrtisipasinya.
Dalam hal keanggotaan juga tidak semua orang memiliki hak untuk menjadi
anggota dalam koperasi simpan pinjam Anugrah Raharja. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk menjadi anggota diantaranya yaitu KTP dan KK selain itu juga
harus seorang pensiun PNS atau ABRI. Dalam persyaratan menjadi anggota,
koperasi ini mengkhususkan kepada penduduk yang telah pensiun yang berada di
sekitarnya yaitu wilayah daerah surabaya dan sidoarjo. Sehingga jika ada orang
yang bertempat tinggal di luar surabaya dan sidoarjo maka tidak dapat menjadi
anggota koperasi tersebut karena memang koperasi ini masih hanya di lingkungan
sidoarjo dan surabaya. Kemudian anggota yang berminat untuk menjadi pengurus
dapat langsung mendaftarkan dirinya tanpa harus melakukan pemenuhan syarat-
syarat tertentu. Hal tersebut dikarenakan di koperasi Anugrah Raharja tidak
menetapkan apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang
pengurus, yang dibutuhkan hanya sifat amanah dan jujur dalam diri calon pengurus
sehingga seorang pengurus akan memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan
tugasnya. Sedangkan dalam hal kegiatan rutinan ataupun rapat memiliki beberapa

20
kekurangan dikarenakan banyaknya anggota yang terdapat di koperasi Anugrah
Raharja sehingga biasanya rapat tersebut akan diwakilkan beberapa anggota saja.
Lalu pada sifat dari anggota koperasi Anugrah Raharja ini adalah Terbuka
dan sukarela, yang berarti sukarela memenuhi kewajibannya sebagai anggota sesuai
dengan syarat sebelumnya.Dapat diperoleh dan diakhiri setelah syarat-syarat dalam
anggaran dasar terpenuhi, jadi perolehannya tergantung pada hak yang telah
dipenuhi oleh anggota tersebut. Tidak dapat di pindah tangan kan, mengingat bahwa
syarat menjadi angota salah satunya adalah mempunya surat keterangan pensiun,
maka setiap surat keterangan pensiun nya dimiliki tiap orang atau tiap anggota
tersebut, sudah jelas berarti tidak bisa dimiliki orang lain atau bahkan dipindah
tangan kan. Selain itu surat keterangan pensiun itu memiliki harga atau jumlah yang
ditawarkan berbeda – beda sesuai dengan jabatan orang tersebut. Misalkan bila dia
anggota ABRI yang telah pensiun dan jabatannya kolonel maka surat keterangan
pensiunnya lebih mahal harganya dibandingkan yang jabatannya hanya seorang
jenderal, begitu pun jika surat keterangan seorang PNS jika dia dosen dan sudah
lolos melalui ujian CPNS besar kemungkinan bahwa nantinya surat keterangan
pensiunnya akan lebih mahal di banding kan seorang PNS yang hanya guru saja.
Itu semua juga di dukung berdasarkan pendidikan terakhirnya. Semakin tinggi
pendidikannya maka akan semakin tinggi pula harga yang ditawarkan untuk
sertifikat pendidikannya maupun surat keterangan pensiunnya.
Pada saat melakukan wawancara tentunya saya ditemani dengan seorang
manajer dan wakil ketua pengurus koperasi Anugrah Raharja, manajer disini
berperan sebagai pengelola koperasi serta bertanggung jawab penuh terhadap
koperasi pusat yang diberikan sedangkan untuk wakil ketua koperasi bertugas
penuh secara menyeluruh koperasi pusat maupun koperasi cabang. Selain manajer
dan wakil ketua koperasi juga terdapat bagian pelayanan yang dimana mereka
diberikan tugas untuk menerima anggota dan memberikan berbagai informasi-
informasi yang di butuhkan oleh anggota Koperasi Simpan Pinjam Anugrah
Raharja Surabaya serta sebagai fasilitator yang akan digunakan dalam transaksi
serta mengisinya. Begitu pula data anggota kepengursan yang diberikan oleh dari
manajer yang ada pada bagian profil koperasi tersebut.
Berdasarkan pada keterangan dari data yang diberikan oleh manajer koperasi
Anugrah Raharja tentang kenggotaan manajemen koperasi jumlah karyawan pada
kantor pusat pada sebelumnya hanya terdiri dari 20 anggota saja untuk melakukan

21
seluruh pekerjaan. Dengan jumlah tersebut koperasi masih berkembang dan belum
memiliki cabang satu pun diwiliyah Surabaya sehingga bisa dibilang masih sedikit
jumlah karyawannya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. Namun lambat laun
semakin lama setiap tahunnya semakin banyak jumlah anggota dan karyawannya
sehingga lembaga koperasi simpan pinjam semakin berkembang pesat dan mulai
merambah ke berbagai wilayah Surabaya dan membangun cabang. Dalam setiap
kantor koperasi terdapat satu manajer dan beberapa pengurus untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan perannya masing-masing.
Setelah membahas tentang bagaimana cara menjadi anggota koperasi
Anugrah Raharja kini kita akan membahas tentang masa berhentinya anggota
koperasi Anugrah Raharja. Keanggotaan koperasi ini dinyatakan berakhir
dikarenakan dalam beberapa hal. Seperti contohnya ketika anggota tersebut
meninggal dunia, karena anggota kemudian meninggal dunia maka keanggotaannya
otomatis diakhiri dan tidak dapat dipindah tangan kan apalagi di wariskan, namun
jika anggota yang telah meninggal tersebut menyisakan pinjaman pada koperasi
tersebut maka pinjaman tersebut langsung ditebus atau dijaminkan oleh asuransi
yang terlibat kerja sama oleh anggota tersebut, sehingga koperasi tidak akan
mengalami kerugian jika sewaktu – waktu anggota meninggal dunia sedangkan dia
masih memiliki hutang atau angsuran yang belum dibayarkan oleh orang yang
bersangkutan.
Hal lain yang menyatakan keanggotaan seseorang dalam koperasi berakhir
adalah dengan meminta berhenti karena kehendak anggota itu sendiri, jadi karena
sifat yang dimiliki oleh anggota ini adalah sukarela maka keanggotaannya juga atas
kesukarelaan anggota tersebut bahkan untuk pengakhiran keanggotaannya juga
anggota sendiri yang utama memiliki hak atas keterlibatannya pada koperasi,
koperasi tidak berhak untuk memaksa anggota tersebut tetap mau bertahan atau
tidak. Dan juga anggota juga mampudiberhentikan pengurus karena tidak
memenuhi syarat keanggotaan secara berkelanjutan, contohnya jika kewajiban
membayar simpanan wajib dan simpanan pokoknya tidak dilakukan lagi dengan
kesengajaan lalu melepaskan tanggung jawab nya begitu saja, maka dengan begitu
koperasi akan mengkonfirmasi atas penunggakan yang dilakukan anggota tersebut
kemudian mendiskusikan keberlanjutan status keanggotaan anggota tersebut. Jika
memang anggota tersebut menghilang dan meninggalkan kewajibannya tanpa
kejelasan, maka koperasi akan bertindak lanjut untuk meminta uang bayarannya

22
langsung di kediaman anggota tersebut. Jika anggota tersebut telah pindah tempat
tinggal pihak koperasi juga akan mencari keberadaan anggota tersebut hingga
ketemu tempat tinggal barunya.
Masalah ini memang sangat sering terjadi di berbagai koperasi, karena
memang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang bisa bertanggung jawab
dalam melaksanakan kewajibannya oleh karena itu jika gagal bayar dalam koperasi
memang sangat sering terjadi hampir di semua koperasi dan setiap koperasi pasti
memiliki cara penyelesaian yang berbeda – beda dalam menangani hal tersebut.
Kewajiban Anggota Koperasi Tercantum dalam Pasal 20 UU No. 25 Tahun
1992 yakni Mematuhi anggaran serta keputusan yang telah disepakati rapat
anggota.Selain itu anggota berkewajiban untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha
yang diselenggarakan koperasi. Dan juga anggota wajib ikut serta dalam
mengembangkan dan memelihara secara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Karena itu koperasi akan selalu mengadakan rapat anggota setiap
tahunnya demi mempererat kekeluargaan supaya saling mengenal, selain itu jika
suatu koperasi memiliki permasalahan biasanya koperasi akan menyelesaikannya
dengan cara musyawarah karna memang hakikatnya koperasi menjunjung tinggi
asas kekeluargaan.
Hak Anggota Koperasi Menurut Pasal 20 UU No. 25 Tahun 1992 Selain
mempunyai kewajiban, anggota juga mempunyai hak seperti berikut ini :
 Menghadiri dan menyatakan pendapat serta memberikan suara dalam rapat
anggota, dalam koperasi ini anggota-anggotanya memiliki ketua atau wakil
kelompoknya yang telah dibagi berdasarkan wilayahnya, karena anggota
dalam koperasi seperti ini bisa mencapai ratusan kurang lebih hingga 800
anggota, jadi untuk melakukan rapat perlu di adakannya wakil dalam tiap
kelompoknya, yang dapat membantu mempermudah berjalannya rapat dan
meminimalisir pendapat-pendapat yang sama.
 Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas, dalam
koperasi ini kepengurusannya sudah jelas memang sudah ditangani oleh
perusahaan ini, sehingga anggota menjadi menikmat fasilitas yang telah
disediakan itu.
 Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar,
untuk mendiskusikan segala anggaran yang direncanakan untuk masa

23
mendatang, atau membahas anggaran yang tengah berlangsung pada tahun
ini.
 Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta, jadi tiap anggota memiliki hak atas
kritik masukan dan saran yang ditujukan koperasi, yang diharapkan dapat
membangun kesuksesan koperasi tersebut.
 Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar anggota.
Dapat dipastikan setiap anggota memiliki hak yang sama atas
keanggotaannya. Karna tiap anggota ini memiliki gaji pensiun yang berbeda
sesuai dengan jabatan apa yang telah didudukinya sebagai pensiun, maka
hak peminjamannya dibedakan berdasarkan itu. Jadi yang membedakan
pelayanan dan hak anggota terletak pada pinjaman yang tawarkan, karena
itu menyesuaikan pada kemampuan anggota sesuai dengan gaji pensiun
yang dimiliki.
 Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar. Tiap anggota koperasi ini memiliki hak
yang harus diberikan oleh koperasi, yakni perkembangan koperasi yang saat
ini tengah dialami atau dirasakan. Karna itu sebelumnya dinyatakan
meminta rapat ketentuan anggaran dasar juga menjadi hak dari anggota.

2. Manajemen Pemasaran
Pemasaran sendiri adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu usaha untuk
menimbulkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.Dalam
manajemen pemasaran terkenal dengan adanya marketing mix yang juga dapat
disebut sebagai bauran pemasaran. Bauran pemasaran mrupakan alat atau variable
yang digunakan untuk menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh suatu perusahaan. Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa
tahapan, diantaranya adalah:
a) Analisis pasar
Analisi pasar ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui apa yang tengah
dibutuhkan oleh calon anggota. Kaitannya dengan koperasi simpan pinjam
khusus pensiun ini telah diketahui bahwa setiap calon debiturnya ialah dari

24
kalangan pensiunan. Khusunya para pensiun PNS dan ABRI yang datanya
telah diberikan oleh Tapenas dan Asabri.
b) Identifikasi kebutuhan konsumen
Dalam koperasi Anugrah Raharja ini mengidentifikasi kebutuhan konsumen
yaitu pinjaman uang dalam jumlah besar. Dalam reguler dikhusukan untuk
pensiun yang telah berumur 75 tahun sampai 80 tahun. Peminjaman tersebut
juga dilihat dari dana simpanan dan uang gajian pensiunannya.
c) Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan konsumen
Dengan menyediakan dana untuk ditawarkan kepada calon anggotan atau
debitur. Untuk kebutuhan konsumen dengan jumlah pinjaman yang sangat
besar dengan begitu perlu juga dilakukannya kerja sama dengan pihak bank
sebagai modal dana untuk ditawarkan pada anggota dan debitur. Koperasi
ini melkukan kerjasama dengan Bank Bukopin dan Bank BTPN untuk
suntikan dananya atau permodalan dalam jumlah besarnya.
d) Menguji rencana pemasaran dengan menempatkan produk ke pasar
Dilakukannya hal ini diharap dapat menguji produk yang dimiliki koperasi
yang ditawarkan kepada anggota dan debitur. Dengan begitu diketahui
batasan usia dan batasan jumlah peminjaman sesuai dengan kedudukan
pensiunannya. Uang simpanan yang ratusan hanya mampu meminjam
beberapa puluh juta saja, sedangkan yang sudah milyaran mampu
meminjam uang hingga ratusan juta.
e) Evaluasi hasil-hasil pengujian rencana pemasaran
Hal ini dimaksudkan untuk evaluasi perusahaan atau koperasi agar bisa
meminim resiko yang akan dihadapi. Jadi jika terjadi suatu masalah tidak
perlu cemas lagi untuk mencarikan solusinya.

Masalah pokok utama pemasaran adalah mengupayakan terpenuhinya


kepuasan konsumen melalui perencanaan yang cermat terhadap elemen – elemen
kunci pemasaran. Sehingga jika suatu elemen itu gagal maka pemasaran dalam
koperasi itupun juga gagal oleh karena itu kita harus memperhatikan elemen
tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa kunci elemen dalam manajemen
pemasaran sangatlah penting. Setelah ini kita akan membahas tentang kunci dari
elemen – elemen manajemen pemasaran itu adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan produk

25
Produk adalah : barang dan jasa yang memiliki kegunaan (tempat, waktu,
bentuk dan pemilikan) yang ditawarkan oleh suatu usaha kepada
konsumennya. Dalam koperasi Anugrah Raharja ini menawarkan produk
simpan pinjem dengan 2 jenis produk, antanya :

(1) Produk Channeling. Dimana pihak koperasi bekerja sama


dengan perbankkan seperti bank BTPN dan bank Bukopin untuk
permodalannya. Dengan dua jenis produk didalamnya yaitu Produk
“platinum” berjangka max 5 th, ditujukan untuk usia 75 th-80 th.
Produk “reguler” ditujukan untuk usia 45-75 th ‘berjangka 3th’.

(2) Produk Sendiri Dimana permodalannya menggunakan dana


anggota karna ditujukan untuk anggota. Pinjaman yang dikasihkan
berdasarkan gaji pensiunannya, masuk ke koperasi. Produk ini untuk
pinjaman dalan jumlah kecil.

Hal utama yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kegiatan


perencanaan produk ini adalah masalah kesesuaian kualitas suatu produk
dapat diandalkan, maka ia harus lahir dari hasil riset dan perencanaan yang
seksama. Dan harus melalui riset yang lama agar sesuai dengan koperasi
tersebut, agar tidak salah dalam memasarkan suatu produk tersebut. Jadi
tidak akan mengalami namanya gagal produk dan harus mengulang dari
awal, sebab itu senelum menawarkan produk harus di uji tes terlebih dahulu
agar tidak ada namanya gagal produk.

Lalu keputusan mengenai ukuran fisik produk, bentuk, pemberian nama


pembungkusan, dan lain sebagainya memiliki pengaruh sangat besar
terhadap citra kualitas produk tersebut. Namun dalam koperasi yang
bergerak dibidang simpan pinjam ini berarti nama produk yang disebutkan
sesuai dengan sebutan atau kerja sma yang dilakukan seperti channellink.
Kualitas poduk ini juga terjaga karena kesadaran tiap anggotanya.

b) Distribusi produk
Distribusi produk berkaitan dengan masalah penentuan pasar dan pemilihan
saluran distribusi yang paling efisien bagi suatu produk. Metode

26
pendistribusian juga perlu diperhatikan agar rantai distribusi bisa lebih
pendek sehingga produk bisa lebih cepat sampai ke tangan konsumen.
Kaitannya dengan produk yang ditawarkan oleh koperasi ini sudah dapat
dipastikan bahwa produk yang ditawarkan ini langsung sampai kekonsumen
melalui pihak merketing koperasi langsung.
c) Promosi
Adalah upaya menyampaikan informasi mengenai spesifikasi produk,
terutama yang menyangkut keunggulan-keunggulan komparatif yang
dimiliki suatu produk kepada calon anggota dan debiturnya. Dengan sebar
brosur dan juga jalan door to door dan sosialisasi ke pabrik. sebagai
pengenalan penawaran dari koperasi terhadap produknya tersebut. Door to
door itu caranya tidak hanya dilakakuan dengan langsung menghampiri
rumah calon debitur atau anggota, namun juga bisa dilakukan dengan
pengiriman by surat (jika jangkauan rumahnya cukup jauh atau orang
tersebut jarang sekali berada dirumah).
d) Pelayanan purna jual
Diberikannya pelayanan kepada konsumen setelah suatu produk
berpindah menjadi hak miliknya. Dalam hal ini koperasi memberikan
pelayanan atas bantuannya dalam pinjamannya dengan kedekatan
kekeluargaan yang sebelumnya juga telah dibangun. Namun juga tidak
sembarang orang untuk menawarkan produk ini karena data yang harus di
terima harus memenuhi standar akan produk yang akan dijual.

3. Manajemen Keuangan
Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap penegelolaan berbagai
aspek keuangan suatu usaha.Keseimbangan antara aktiiva dengan passiva sangat
penting bagi koperasi, karena untuk menjamin dapat dijalankannya berbagai
kegiatan koperasi dengan lancar serta dapat dipenuhinya semua kewajiban tanpa
menimbulkan masalah keuangan.Pembelanjaan yang direncanakan dengan baik
akan menempatkan koperasi pada posisi yang sehat dilihat dari segi likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas.
 Likuiditas: kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah yang
cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi. Karna itu
koperasi bermitra dengan Bank untuk membatu persediaan dana. Yang
27
berarti dana ini didapat dari internal. Namun koperasi ini sendiri juga
memiliki dana eksternal yaitu dan yang bersumber dari anggotanya
 Solvabilitas: kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan
kepada pihak ketiga baik utang jangka pendek maupun utang panjang,
seandainya sebuah usaha dilikuidasi.
 Rentabilitas: kemampuan dalam menghasilkan keuntungan, baik dengan
menggunakan dana eksternal yan berarti keuntungan yang diperoleh
masuk kedalam SHU, maupun dengan menggunakan dana internal yang
berarti keuntungannya masuk kedalam koperasi sendiri.

Manajemen keuangan juga merupakan penerapan fungsi suatu kegiatan


perencanaan, pengangguran, penganggarana, pemeriksaan, pengen, pengendalian
dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan/koperasi.
Fungsi-fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sumber dana, sebagaimana bisa memenuhi dana yang kita butuhkan.
b. Sebagai penggunaan dana, sebagaimana bisa menggunakan dana yang dapat di
pertanggung jawabkan.
c. Sebagai kinerja keuangan, yakni dengan berusaha, perusahaan memberikan
hasil yang maksimal.

Setelah memiliki fungsi, Manajemen keuangan juga memiliki tujuan yaitu


sebagai berikut :

a. Untuk memperbanyak nilai pada perusahaan/koperasi.


b. Untuk memperbesar layananan dalam koperasi.
c. Untuk mendamaikan para anggota/karyawan dalam koperasi.
d. Meningkatkan promosi anggota.

Dalam manajemen keuangan juga terbagi menjadi beberapa manajemen yang


diatur dalam koperasi tersebut, antara lain sebagai berikut:

a. Manajemen modal kerja


Manajemen modal kerja adalah semua aktiva lancar, sedang aktiva lancar
adalah seluruh aktiva yang diharapkan dapat kembali menjadi bentuk asalnya
dalam waktu satu tahun atau satu siklus kegiatan normal usaha. Modal yang

28
didapat dari modal sendiri (internal) yaitu dari simpanan pokok maupun
simpanan wajib dari pihak anggota yang dikelola oleh koperasi, sedangkan
yang didapat dari modal luar/mitra (eksternal) yaitu modal dari bank yang telah
bekerja sama dengan koperasi yaitu bank Bukopin dan bank BTPN.
b. Manajemen kas
Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya keseimbangan antara
kas yang dikeluarkan (cash outflow) dengan kas yang diterima (cash
inflow).Manajemen kas harus diarahkan agar mencapai keadaan berikut:
 Tersedianya kas dalam jumlah yang cukup untuk membiayai transaksi-
transaksi koperasi selama periode berjalan.
 Menghindari terjadinya pengangguran kas koperasi dalam jumlah yang
relatif besar. Jadi sebisa mungkin perputaran uang harus tetap berjalan,
karena itu jangan sampai uang tertimbun dalam jumlah besar. Karena
jika uang yang tertimbun cukup besar, maka perputaran uangnya pun
cukup kecil sehingga perolehan keuntungannya pun juga kecil yang
juga akan mempengaruhi SHU.
 Menghindari terjadinya penyalahgunaan penggunaan kas koperasi
dari pihak anggota maupun pengurus koperasi.
c. Manajemen piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak-pihak diluar koperasi yang timbul karena
terjadinya penjualan atau penyerahan jasa-jasa koperasi. Seperti tagihan sewa
tempat, listrik dan kebutuhan lain dari koperasi.
d. Manajemen persediaan
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh koperasi dengan maksud
untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang
mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Dalam koperasi ini karene produk
yang ditawarkan berupa pinjamn uang maka, persediaan yang disiapkan yauitu
berupa uang atau dana. Karena perusahaan ini memiliki dana dari internal yang
berarti koperasi ini mendapatkan keuntungan dari perputaran dana tersebut
tanpa menggunakan modal dari koperasi sendiri.

29
Menurut Wabster dan Waluyomengatakan bahwa akuntabilitas adalah
sebagai suatu keadaan yang dapat dipertanggung jawabkan, bertanggug jawab, dan
akuntabel. Akuntabel itu sendiri adalah:
 Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan terhadap atasannya
 Memiliki tanggung jawab yang besar
 Sesuatu yang dapat dipetanggung jawabkan.

Akuntabilitas memiliki 3 kriteria sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap penggunaan dana yang sesuai dengan kebutuhan


karyawan
b. Penyajiannya secara tepat waktu
c. Adanya pemeriksaan (Controlling)

Tujuan dari Akuntabilitas dalam koperasi memiliki tujuan penerapan


akuntabilitas adalah untuk meningkatkan kinerja melalui tugas yang yang
dibebankan kepada pihak pengurus dengan melihat nilai koperasi dalam rangka
peningkatan nilai dan kualitas pelayanan kepada anggota masyarakat.

Selain itu koperasi juga dapat menilai kinerja pengawas dalam rangka
melakukan sebuah tugas dan pertanggung jawaban untuk mengawasi keadaan
kegiatan dan tata kehidupan di dalam sebuah koperasi yang sesuai dengan jati diri
koperasi dan peraturan perundang-undangan yang telah berlaku adalah kegunaan
penerapan akuntabilitas koperasi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas bukan untuk


mencari kekeliruan tetapi untuk menjawab tanggung jawab seseorang sesuai
dengan yang telah terjadi dalam kenyataannya sehingga bisa memperbaiki
kekeliruan tersebut dalam koperasi.

4. Manajemen Bisnis dan Usaha


Suatu usaha memang sudah seharusnya dikelola oleh orang yang tepat dan
benar-benar memahaminya dan menguasai bidang tersebut. Pengelolaan usaha
tidak hanya tentang bagaimana suatu usaha tersebut mendapat keuntungan yang
besar, melainkan bagaimana juga usaha tersebut dapat hidup secara berkelanjutan.

30
Jadi tidak hanya aksi atau perilakuan yang terjadi pada saat itu saja.Sebuah
panggilan bisnis dan usaha tentunya sudah tak asing lagi jika didengar,
bahwasannya setiap lembaga tentunya memiliki suatu bisnis dan usaha misalnya
saja koperasi baik itu koperasi simpan pinjam atau koperasi lainnya. Koperasi disini
sangat berperan penting dan berpengaruh dalam masyarakat. Dimana koperasi
membantu mensejahterakan masyarakat denga sifat bergotong royong dan tentunya
dengan rasa kekeluargaan. Koperasi juga menjadi penggerak dari kegiatan usaha
kecil menegah masyarakat atau yang biasa disebut dengan UMKM. Dapat diketahui
bahwasannya UMKM sekarang pendapatannya jauh lebih besar dari berbagai
perusahaan-perusahaan terkenal, sehingga berbagai perushaan tersebut posisinya
terancam oleh kegiatan tersebut. Hal ini membuktikan bahwasannya koperasi
sangat berperan penting dalam mensejahterkan masyarakat dan meningkatkan
kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia.
Koperasi Anugrah Raharja ini memfokuskan usaha bisnisnya pada bidang
simpan pinjam pensiun. Dimana anggota dan debiturnya beraslah dari pensiunan.
Karena dibandingkan dengan jenis koperasi yang lain, koperasi jenis ini menjadi
bisnis dan bidang usaha yang sangat menguntungkan dengan resiko yang minim.
Mengapa bisa dikatakan dengan resiko yang minim, karena debitur dan anggotanya
saja dari pensiunan jelas pembayarannya dijamin langsung oleh gaji pensiunnya.
Sehingga kemungkinan besarnya tidak ada penunggakan atau gagal bayar oleh
anggota dan debitur tersebut. Sehingga koperasi tersebut hampir tidak mengalami
kerugian.
Yang membadakan koperasi Anugrah Raharja ini dengan bank yang bergerak
dibidang yang sama ini adalah terletak pada prosesnya dibank ada by in cheking
(pengecekan pada record calon nasabah, untuk mengetahui apakah nasabah tersebut
sebelumnya bermasalah dalam poembayaran atau tidak). Tapi pada koperasi ini
tidak melakukan itu sehingga lebih mempermudah proses peminjaman, lebih
mudah lagi jika SK pensiun debitur sudah berada ditangan sendiri, sehingga
pemenuhaan syarat lebih cepat dilakukan.Dalam bisnis atau usaha pada Koperasi
Simpan Pinjam Anugrah Raharja dapat diketahui persyaratannya untuk
mendapatkan pinjaman dari koperasi tersebut diantara lain :
1. Produk Chanelling (Non Anggota)
Persyaratan :
a. Surat Keterangan Pensiunan asli & FotoCopy.

31
b. Surat Keterangan diri bahwa masih hidup
c. Foto Copy KTP suami & istri
d. Foto Copy kartu keluarga
e. Slip Gaji dan Nomor Buku Tabugan
2. Produk Sendiri (Anggota)
Persyaratan :
a. KTP + KSK/KK
b. Bukti Bahwa Menjadi Anggota
c. Buku tabungan + ATM
d. Struk gaji terakhir
e. Print buku tabungan

Persyaratan diatas tersebut didapatlan dari brosur yang disebar oleh Kopersi
Simpan Pinjam Anugrah Raharja. Dari berbagai persyaran di atas tentunya tidaklah
sulit untuk didapatkan karena pastinya seluruh masyarakat memiliki persyaratan-
persyaratan tertentu. Meskipun tidak memiliki persyaratan tersebut tentunya masih
mudah untuk dicari atau didapatkan. Sehingga dapat diketahui bahwasannya
koperasi Simaan Pinjam Anugrah Raharja memiliki bisnis dengan persyaratan
mudah bagi yang mau mendapatkan bantuan dari koperasi tersebut.

B. ANALISIS MASALAH
Dalam suatu usaha tidak mungkin luput dari masalah yang menimpa, adapun
contoh-contoh yang dapat disampaikan dari hasil wawancara, diantaranya :

1. Contoh kasus
a) Jaminan palsu ini dilakukan oleh debitur yang melakukan peminjaman dengan
ketentuyan kepemilikan SK pensiun. Namun ternyata SK pensiunnya juga
digunakan untuk mengajukan pinjaman kepada pihak lain. Berarti SK yang
dimiliki debitur ini double. Sehingga pada saat pembayaran, ternyata tidak ada
pembayaran yang masuk data gaji yang dapat dipotong. Karna data jaminan
tersebut sudah terlebih dahulu dijaminkan untuk pihak yang lain. Indikasi
terjadinya jaminan palsu hal ini bisa didukung oleh pihak pihak terkait yang
memiliki kemampuan dalam penduplikatan SK tersebut. Oleh karena itu dalam

32
pengecekkan data memakan waktu sekitar 2 hari paling cepatnya karna harus
melakukan by tracking agar tidak terjadinya pemalsuan jaminan
b) Penggelapan itu yang dari karyawan (marketing) namun sudah
menjadipenerima pengajuan tangan ketiga dari lemparan rekannya. Jadi
kebenarannya tidak bisa dipastikan. Namun ternayata data tersebut data dari
org yang sudah meninggal namun tidak dilaporkan oleh ahli warisnya. Bisa jadi
juga kerjasama dengan ahli warisnya. Jadi mencari keuntungan sendiri dari data
data dengan org yang sudah meninggal. Jika hal ini terjadi sudah sangat jelas
kemungkinan banyak oknum yang terlibat didalam penggelapan tersebut.
c) Alamat tinggal yang tidak sesuai ktp. Contohnya: karena alamatnya yang
berganti namun tidak konfirmasi ke pihak koperasi namun konfirmasi ke
karyawan (marketingnya), yang ternyata marketingnya sudah resign
sebelumnya. maka data baru dari sidebitur itu tidak sampai kepihak koperasi.
Pada saatnya pembayaran namun ternyata alamat tersebut sudah bukan lagi
milik dari debitur maka koperasi harus melakukan konfirmasi lagi kepihak
taspen atau asabrinya untuk menanyakan alamat terbaru dari debitur tersebut
guna mencegah terjadinya kecurangan. Hal ini juga harus diantisipasi agar tidak
adanya miss komunikasi antara koperasi dengan anggota,

2. Faktor penyebab terjadi adanya jaminan palsu


Dalam hal ini dibalik itu masalah tersebut pasti ada yang melatar belakanginya.
Yakni dari faktor internal dan juga eksternal
 Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadi dari pihak koperasi. Faktor ini
misalnya :
- Kurang selektifnya dalam penerimaan pinjaman sehingga debitur
dengan mudah dapat meminjam tanpa pihak koperasi tahu
bagaimana latar belakang orang tersebut dan riwayatnya saat
melakukan peminjaman.
- Kurang profesionalnya pengurus karena terlalu terbawa perasaan
saat nasabah menceritakan kisah hidupnya tanpa diketahui hal
tersebut benar atau tidak. Atau bisa dikatakan mudah hanyut dalam
empati pada debitur yang seakan benar-benar membutuhkan dana
pinjaman.
33
- Kurang dalam adanya survei pengecekan data pencalon sebelum
memberikan pinjaman atau permodalan. Dengan tidak adanya survei
dapat menimbulkan banyaknya keterlambatan pembayaran dan akan
berdampak terhadap keluar masuknya uang koperasi Anugrah
Raharja sendiri. Jika uang yang dimiliki koperasi lebih banyak yang
keluar dibandingkan yang masuk, maka tidak adanya keseimbangan
arus kas dalam hal keuangan. Sedangkan arus kas merupakan salah
satu indikator yang dapat menunjukkan bahwa suatu perusahaan
atau koperasi berhasil atau tidak dan tentunya akan berdampak pada
citra koperasi serta keberlangsungannya.
- Kurang adanya kebijakan yang secara tegas mengenai sanksi
keterlambatan pembayaran. Dalam koperasi ini memiliki masalah
karena kurangnya kebijakan yang tega mengenai anggota yang
memiliki tunggakan dalam pembayaran pinjaman yang dilakukan
sehinnga berakibat kurang kepengurusan dari para karyawan
koperasi ini. Jika dalam koperasi ini tidak memiliki kebijakan yang
tegas, maka koperasi ini kemungkinan akan mengalami kredit macet
yang semakin bertambah besar.

 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari nasabah. Faktor ini
misalnya :
- Adanya niat yang kurang baik dari nasabah saat melakukan
pinjaman. Jadi pada dasarnya pencalon memang ingin melakukan
kecurangan pada pihak koperasi sehingga nantinya juga
memberikan dampak buruk kepada koperasi.
- Kurang lancarnya usaha yang tengah dijalankan oleh debitur
sehingga pendapatan sedikit dan tidak bisa membayar. Ini juga salah
satu penghambat yang mengakibatkan adanya gagal bayar karena
ketika dipertengahan waktu usahanya mengalami penurunan bahkan
bisa mengalami kebangkrutasn sehingga peminjam tersebut
meninggalkan kewajibannya untuk membayar angsuran.
- Kemampuan untuk melakukan pemalsuan, bisa saja dikarenakan
kerja sama yang debitur lakukan dengan pihak terkait yang
34
melakukan kerjasama dengan saling menguntungkan. Hal ini juga
biasanya terjadi ketika seorang pengurus koperasi memiliki teman
atau kerabat yang sangata dipercayai sehingga tidak mungkin jika
melakukan kecurangan namun pada kenyataannya orang yang
terdekatpun bisa saja melakukan hal yang tidak baik.
- Mencari keuntungan tersendiri atau kelompok dengan berbagai cara
yang bisa didapat dengan mudah. Adanya suatu kerja sama antara
pengurus koperasi dengan calon peminjam yang ingin mendapatkan
keuntungan lebih dengan cara memanipulasi data atau hilang setelah
melakukan kejahatan tersebut.
- Adanya minimalisasi waktu sebagai pencalon pinjaman sebelum
melakukan pinjaman terkesan mendesak dalam meminjam sehingga
menyebabkan kurangnya keselektifan pengurus dalam pengecekkan
data.Efek tersebut selanjutnya akan berdampak kepada kepuasan
anggota, tidak menutup kemungkinan anggota akan lebih memilih
koperasi yang peminjamannya mudah tanpa dibatasi dengan waktu
menjadi anggota untuk melakukan pinjaman

3. Penanganan untuk masalah jaminan palsu


Untuk segera menuntaskan perkara ini, koperasi harus melakukan tindakan
yaitu dengan konfirmasi kepada pihak Taspen atau Asabri dan pihak bank terkait,
dengan begitu dapat diketahui kejelasannya. Kemudian dilakukan penagihan secara
langsung kepada debitur tersebut. Dan dimintai pertanggung jawaban atas
perbuatannya.
Selain itu dalam mengantisipasi masalah tersebut kita juga sebagai pengurus
koperasi harus lebih selektif dalam menerima calon peminjam supaya tidak
terjadinya pemalsuan data. Apabila sudah terjadi sebaiknya kita tidak langsung
gegabah untuk menerima calon peminjam terlebih dahulu agar tidak terjadi kejadian
sama terulang kembali.

C. Strategi Pengembangan Koperasi


Keberhasilan suatu koperasi juga dapat ditunjang dengan melkakuakn
pengembangan. Maka pendapatan akan dapat lebih bertambah dengan adanya
pengembangan usaha. Dalam mengembangkan usaha perlu diperhatikan keterkaitan

35
usaha tersebut dengan usaha kita sebelumnya. Apabila pengembangan usaha yang kita
lakukan tidak sejalan dengan usaha sebelumnya akan terjadi kesulitan dalam
pengelolaannya. Sehingga perlunya keserasian dalam pengembangan usaha.
Pengembangan usaha yang dilakukan dapat berupa pengembangan produk
ataupun berupa pengembangan jenis usaha yang dijalankan. Pada suatu koperasi,
pengembangan unit usaha menjadi hal pendukung yang bagus untuk koperasi. Dengan
dikembangkannya koperasi melalui unit-unit usaha, koperasi akan mendapatkan
pendapatan yang tinggi. Sehingga modal yang dimiliki koperasi akan dapat lebih
banyak.namun jika difokuskan pada satu unit usaha saja juga tidak menutup
kemunpinan bahwa hasilnya juga sama menguntungkannya dengan yang meiliki
berbagai unit usaha. Dengan pendapatan yang banyak maka pembagian SHU akan lebih
besar. Sehingga anggota koperasi akan lebih sejahtera. Dan juga masa koperasi akan
terus berjalan.
Dalam koperasi Anugrah Raharja ini untuk pengembangan koperasinya atau
rencana jangka panjangnya yaitu dengan membuka cabang lagi di jawa tengah juga
jawa barat. Karena dirasai unit usaha yang dilakukan ini selalu dibutuhkna oleh
manusia, apalagi ujntuk mas mendaptang karena manusia yang jauh akan lebih
membutuhkan dana yang diganakan untuk kehidapnnya atau bahkan untuk memajukan
usaha yang beriringan dengan perkembangan jaman. Hal ini dapat direncanakan yang
didukung dengan sistem online yang kini telah diterapkan. Sistem online yang
dimaksud adalah sistem yang mampu diakses oleh pihak koperasi antara satu kantor
dengan kontor cabang yang lain dalam pendataan atau status debitur. Untuk menjaga
keamanan dalam sistem itu sudah terkunci, dengan adanya aprove, maker, checker itu
yang mempertanggung jawabkan dengan bantu sandi tiap bagiannya. Jadi tidak semua
staff kantor itu dapat leluasa mengakses data tersebut, melainkan dikususkan untuk staff
yang terpilih untuk penanggunng jawabannya. Dimana hal ini sudah menjadi
perencanaan terpenting dalam sistem yang digunakan.
Dalam sebuah suatu permasalahan di lembaga manapun tentunya tidak
dikarenakan faktor eksternal saja namun disebabkan pula oleh faktor internal, dan salah
satunya kinerja dari setiap karyawan lembaga yaitu koperasi. Kinerja disini meliputi
beberapa pihak yaitu mulai dari kinerja pengurus, kinerja manajerial, dan kinerja dalam
keanggotaannya atau lebih tepatnya partisipasi dari setiap anggotanya. Sedangkan dari
segi kinerja manajerialnya, perlu ditingkatkan lagi di semua bidang mulai dari
keanggotaan, keuangan, pemasaran, dan bisnis. Manajemen keanggotaan lebih

36
difokuskan lagi kepada pelayanan anggota sehingga para anggota merasakan kepuasan
dan akan menjadikan anggota tersebut loyal terhadap koperasi Anugrah Raharja,
tentunya partisipasinya akan lebih meningkat lagi dan tidak akan ada pemikiran untuk
keluar dari koperasi terebut. Dalam manajemen keuangan berfokus kepada sistem
pembiayaannya yang tidak rumit dan mudah untuk dilakukan dan dalam pembuatan
laporan keuangan harus dilakukan dengan teliti bila perlu mendatangkan ahli akuntan.
Kemudian yang paling utama yaitu manajemen pemasaran, di bidang ini ditingkatkan
lagi dalam promosi koperasi melalui berbagai media, langsung ataupun online sehingga
dapat meningkatkan minat orang-orang untuk menjadi anggota dalam koperasi Ar-
rohmah yang akhirnya koperasi ini dapat lebih besar seiring bertambahnya jumlah
anggota. Dan yang terakhir manajemen bisnis dan usaha.
Dengan anggota yang sudah mencapai kurang lebih 800, koperasi Anugrah
Raharja dapat melakukan pembagian tugas untuk meningkatkan citra koperasi dan
menarik calon anggota untuk ikut menjadi bagian dari koperasi Anugrah Raharja.
Caranya dapat dengan membuat pamflet dan brosur di tempat yang strategi seperti
ditempat Bank, Taspen, Asabri, ataupun tempat yang memungkinkan calon anggota
tertarik. kemudian para anggota diberikan target dalam jangka waktu tertentu untuk
mensosialisasikan koperasi melalui pamflet dan brosur tersebut kepada orang-orang
yang ada di sekitar lingkungannya. Misalnya dalam 1 bulan setiap anggota diberikan
target minimal 2 orang, maka 800 anggota tersebut masing-masing akan mendapatkan
2 orang sehingga dalam setiap bulannya koperasi dapat mendapat tambahan anggota
sebanyak 1600 orang. Tetapi tentu saja tidak ada unsur paksaan di dalamnya, jika
anggota tidak dapat memenuhi target tidak akan mendapatkan sanksi, tapi jika
memenuhi target maka dapat mendapatkan apresiasi berupa tambahan jangka waktu
dalam pembayaran pinjaman atau yang lainnya.
Lalu selain itu bisa dengan promosi sosial media, sosial media sendiri berfungsi
sebagai komunikasi beberapa orang secara elektronik, sebagai wadah komunitas secara
online, dan sebagai alat berbagi ide, informasi dan lain sebagainya. Dengan adanya
sosial media pastinya dapat lebih memudahkan seseorang untuk mengetahui lebih jauh
mengenai koperasi Anugrah Raharja karena koperasi Anugrah Raharja sendiri juga
mempunyai beberapa sosial media seperti fanpage di facebook contohnya. Dalam
pemaksimalan sosial media, koperasi Anugrah Raharja dapat membuat grup WhatsApp
untuk pengurus karena terbatasnya jumlah anggota yang dapat masuk dalam satu grup,
membuat grup Line ataupun Facebook untuk para anggota koperasi karena kapasitas

37
untuk anggotanya lebih besar, membuat Instagram karena pada saat ini semua orang
pasti lebih menyukai sosial media tersebut dengan banyaknya fitur, menambahkan
informasi lengkap mengenai koperasi Anugrah Raharja dalam pencarian Google atau
Safari, dan lain sebagainya. Lebih canggih lagi jika ketika kita mengetik nama koperasi
akan keluar nama Koperasi Anugrah Raharja di pencarian yang utama.
Setelah itu jika ada informasi baru maka dalam sosial media informasi yang
lama harus diperbarui agar calon anggota ataupun orang lainnya tidak salah pengertian
atau agar tidak adanya kesalahpahaman. Dalam sosial media tersebut pihak koperasi
juga dapat menambahkan aktivitas sehari-hari atau keseharian koperasi Anugrah
Raharja sehingga dapat lebih terbuka lagi kepada khalayak umum. Selain itu,
masyarakat juga dapat mengetahui kegiatan apa saja yang sudah dan akan dilakukan
oleh koperasi Anugrah Raharja. Khususnya pada kegiatan yang melibatkan orang luar
seperti penduduk sekitar, pelajar, pengusaha, atau yang lainnya dapat ikut serta dalam
kegiatan tersebut. Hal tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak, pihak koperasi
akan diuntungkan dengan banyaknya peserta atau bantuan dari orang luar sehingga
menjadikan suksesnya kegiatan koperasi, dan pihak luar juga akan diuntungkan karena
dapat menambah pengetahuan atau pengelaman diri orang tersebut.
Selain itu dalam hal evaluasi perlu dilakukan setiap organisasi khusunya
koperasi sehingga dapat mengetahui kendala apa saja yang ada di dalam kurun waktu
tertentu dan dapat diambil keputusan tertentu perihal masalah dan mengenai kemajuan
koperasi selanjutnya. Lalu dalam hal auditing biasanya dilakukan oleh badan pengawas
koperasi, yaitu pihak yang ada diatas pengurus untuk menilai semua aspek yang ada
dalam koperasi khususnya aspek kinerja pengurus ada masalah atau berjalan dengan
baik. Namun, selain audit dari pihak pengawas, pengurus dan anggota melakukan
evaluasi sendiri dalam beberapa bulan sekali untuk meminimalisir masalah yang ada
agar tidak membesar dan berdampak pada citra koperasi. Selain itu, evaluasi juga dapat
dilakukan karena adanya hal baru dalam koperasi seperti hal yang dapat dinilai sesuatu
yang baru tersebut baik atau buruk, jika buruk maka perlu adanya solusi untuk hal
tersebut agar tidak mengulang kejadian buruk kembali, jika baik maka harus ada
rancangan kedepannya lagi untuk meningkatkan hal tersebut menjadi lebih baik lagi di
kemudian hari.

38
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan jenisnya, koperasi terbagi menjadi empat macam yaitu Koperasi
Produksi, Koperasi Konsumsi, Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Serba
Usaha.Namun pengertian koperasi itu sendiri tetaplah sama yaitu Koperasi merupakan
suatu badan usaha yang beranggotakan orang per orang atau kumpulan koperasi lainnya
yang dalam kegiatannya tetap berlandaskan dengan kerja sama secara kekeluargaan
untuk para anggotanya.

Koperasi Anugrah Raharja pertama kali didirikan pada tahun 1982. Alasan
didirikannya Koperasi Anugrah Raharja di latar belakangi oleh kebutuhan para pegawai
khususnya PNS dan ABRI yang membutuhkan pinjaman. Sebelumnya Koperasi
Anugrah Raharja adalah Koperasi yang berbasis Jasa dan Perdagangan dulu namanya
adalah Koperasi Jasa dab Perdagangan Anugrah Raharja Jawa Timur (KOPRAJA
JATIM) sebelum akhirnya beralih menjadi Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Raharja
yang dikhususkan sebagai pensiunan PNS dan ABRI. Koperasi Anugrah Raharja hanya
memiliki Usaha Simpan Pinjam dimana ada 2 jenis usaha yaitu Usaha Sendiri yang
dikhususkan untuk anggotanya dari uang simpan anggotanya, dan Usaha Chanelling
yang bukan anggota dan bermodalkan dari mitra bank. Dari kegiatan Usaha Tersebut
Koperasi dapat memperoleh SHU, yang mana SHU nantinya akan dibagikan pada saat
Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang beranggotakan 800 anggota namun pada acaranya
hanya akan didatangi oleh perwakilan anggota.

Tujuan dari Koperasi Anugrah Raharja yaitu untuk membantu para pensiunan
yang khusunya PNS dan ABRI yang data calon anggotanya sudah didapatkan dari
Taspen dan Asabri. Pencapaiannya adalah Koperasi Anugrah Raharja mampu dalam
mengalokasikan uang pensiunan menjadi sebuah modal bagi para anggotanya sendiri
maupun bagi orang lain khususnya anggota koperasi tersebut dalam mencapai suatu
keinginan ketika ingin membuat suatu usaha atau bisnis ketika sudah pensiun dari
pekerjaannya. Strategi yang harus dilakukan Koperasi Anugrah Raharja ini dalam
pemasarannya yaitu dilakukan dengan cara menawarkan calon anggotanya melalui

39
door to door atau langsung mendatangi kediaman calon anggotanya. Harapan adanya
Koperasi Anugrah Raharja adalah untuk menyejahterakan anggota dan bisa membantu
para pensiunan dalam berwirausaha.

B. Saran
Dari penelitian tersebut, kami sebagai tim penulis memberikan saran sebagai
bahan rekomendasi untuk memilih koperasi baik dilapangan maupun secara teoritis.
Berikut adalah beberapa saran dari penulis :
1. Untuk pemberdayaan koperasi dengan cara membuat program pelatihan dan
pengembangan kreatifitas pada koperasi itu sendiri agar para pensiunan
tidak menyia-nyiakan uang pensiunannya secara percuma.
2. Bagi Koperasi Anugrah Raharja diharapkan dapat memberikan perhatian
khusus untuk perkembangan UKM Koperasi, agar para pensiunan memiliki
semangat dan motivasi dalam mengalokasikan keuangannya sebagai
sumber daya yang menghasilkan. Selain itu juga koperasi dapat membantu
dalam upaya pembinaan usaha atau bisnis yang diinginkan anggotanya,
serta koperasi juga mendapatkan keuntungan dari bagi hasil dalam
pembayaran angsurannya.

40
DAFTAR PUSTAKA

Afgan Firismanda Akbar, “Analisis Penilaian Bank Terhadap Kelayakan Nasabah


Pembiayaan Murabahah Di BRI Syariah Sidoarjo”, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel, Surabaya,(2018).
Alfred Hanel, “Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies For Their Promotion
in Developing Countries”, Marburg, 1989.
Farokhah Muzayinatun Niswah, ”Faktor Yang Mempengaruhi Kenaikan dan Penurunan Sisa
Hasil Usaha (SHU) Koperasi Syariah”, Universitas Airlangga, (2017),.
Feiby Angelia Senduk, dkk. “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada
Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi”. Universitas Sam Ratulangi
Manado. (2016).
http://www.padamu.net/pengertian-koperasi-simpan-pinjam
Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Di Kota
Denpasar”, Universitas Mahasaraswati Denpasar, (2018).
Martin, Abrahamsen, “Cooperative Business Enterprise”, McGraw-Hill Inc, New York, 1985.
Nurfalag, Dedi.2009.Manajemen Keanggotaan Koperasi.Dikutib dari
https://www.slideshare.net
Nurfitria Ningsih, dkk. “Pengembangan Sistem Perhitungan SHU (Sisa Hasil Usaha) Untuk
Meningkatkan Penghasilan Anggota Pada Koperasi Manunggal Karya”. Universitas
Sembilan Nopember Kolaka. (2017).
OK Sofyan Hidayat, dkk. “Pengembangan Sistem dan Penguatan Manajemen Koperasi”, Vol.
22No. 4, Universitas Negeri Medan, (2016).
Siti Rahayu, “Analisis Manajemen Koperasi dalam meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU)
pada Kasus Koperasi Mitra Sejati Pangkalan Kuras”, Universitas Riau, (2014).
Tim Penyusun, “Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam”,
(Surabaya, Jurusan Manajemen, 2017).

41
LAMPIRAN

42
43

Anda mungkin juga menyukai