Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGANTAR KOPERASI”

OLEH:
Nama: Nurul Fadila Sari
Kelas: Manajemen H
NIM: (210903501130)
Dosen Pengampu: Dr. Burhanuddin, S.Sos. SE.,M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan bimbingan-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya .
Makalah yang berjudul “Pengantar Koperasi” ini dibuat untuk memenuhi tugas di mata
kuliah Pengantar Koperasi.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan maka
penulis memohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan di hati para
pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tulisan ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya.

Makassar, 28 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 2
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN KOPERASI .............................................................................................................. 3
2.2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPERASI.......................................................................... 3
2.2.1. Sejarah Lahirnya Koperasi .......................................................................................................... 3
2.2.2. Perkembangan Koperasi di Indonesia ......................................................................................... 3
2.3. DASAR-DASAR KOPERASI........................................................................................................... 4
2.3.1. Landasan Koperasi di Indonesia ................................................................................................. 4
2.3.2. Asas-Asas Koperasi di Indonesia ................................................................................................ 4
2.3.3. Prinsip-Prinsip Koperasi di Indonesia......................................................................................... 4
2.3.4. Tujuan Koperasi .......................................................................................................................... 5
2.3.5. Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia ..................................................................................... 5
2.4. KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA ........................................................................................ 5
2.4.1. Aspek Dasar yang Menjadi Pertimbangan untuk Mencapai Tujuan Koperasi Sebagai Badan
Usaha..................................................................................................................................................... 5
2.4.2. Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lainnya. ................................................................... 6
2.5. JENIS JENIS-KOPERASI ................................................................................................................. 6
2.5.1. Menurut kegiatan usahanya dikenal: ........................................................................................... 6
2.5.2 Menurut lapangan usahanya: ....................................................................................................... 7
2.6. SYARAT-SYARAT PENDIRIAN KOPERASI ............................................................................... 7
2.7. AD dan ART ...................................................................................................................................... 7
2.8. MANAJEMEN KOPERASI DAN PERANGKAT ORGANISASI .................................................. 8

ii
2.8.1. Manajemen Koperasi .................................................................................................................. 8
2.8.2. Perangkat Organisasi................................................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
3.1. KESIMPULAN ................................................................................................................................ 10
3.2 SARAN ............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi
sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Badan usaha yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan atas asas kekeluargaan ini juga telah cukup banyak
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan pembangunan nasional. Sejak
pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, badan usaha koperasi telah
mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya melalui
kegiatan-kegiatan usaha koperasi. Prinsip usaha dan karakter koperasi yang berbeda dengan
badan usaha lainnya membuat badan usaha ini disenangi oleh masyarakat Indonesia yang
melaksanakan seluruh kegiatan perekonomiannya berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan.
Namun pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya
peran koperasi sebagai salah satu sector usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih
banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun
kenyataannya koperasi merupakan salah satu dari tiga sector usaha formal dalam
perekonomian Indonesia. Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan social
dan ekonomi, kegiatan ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi, seperti yang
dikemukakan oleh Jochen Ropke (2003:170) bahwa “ Keberhasilan dan perkembangan
usaha koperasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengelola, pelayanan,
permodalan, partisipasi anggota, dan pembinaan pemerintah”.
Anggota Koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi pengembangan
Koperasi, anggota dapat berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
sebagai karakteristik utama Koperasi yang tidak dimiliki oleh bentuk perusahaan lain.
Sebagai pemilik harus berpartisipasi dalam penyetoran modal, pengawasan, dan
pengambilan keputusan, dengan harapan akan memperoleh pembagian SHU yang memadai,
kesuksesan koperasi juga dapat dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi
anggotanya. Oleh karna itu dapat dikatakan bahwa peranan koperasi sangat besar bagi
anggotanya.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Koperasi?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan koperasi
3. Apa saja dasar-dasar koperasi?
4. Koperasi sebagai badan usaha
5. Apa saja jenis-jenis koperasi?
6. Apa syarat-syarat pendirian koperasi?
7. Apa itu AD dan ART?
8. Apa itu manajemen koperasi dan perangkat organisasi?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk mengetahui pengertian koperasi
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan koperasi
3. Untuk mengetahui dasar-dasar koperasi
4. Untuk mengetahui koperasi sebagai badan usaha
5. Untuk mengetahui jenis-jenis koperasi
6. Untuk mengetahui syarat-syarat pendirian koperasi
7. Untuk mengetahui AD dan ART
8. Untuk mengetahui manajemen koperasi dan perangkat organisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOPERASI


Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha
yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu,
menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak
Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas
kekeluargaan dan gotong royong.

2.2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPERASI

2.2.1. Sejarah Lahirnya Koperasi


Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di Inggris,
yaitu di kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa kapitalisme
sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan
usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi
seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk
memproduksi sendiri barang yang akan di jual. Kegiatan ini menimbulkan
kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi
mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat
mendirikan sebuah pabrik dan. mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang
belum mempunyai rumah.
Perkembangan koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan
gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852. jumlah koperasi
di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah "Pusat Koperasi
Pembelian dengan nama "The Cooperative Whole Sale Society (CWS)". Pada tahun
1945, CWS berhasil mempunyai + 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja. Melihat
perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan,
pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti di
New York, Kopenhagen, Hamburg dan lain-lain.

2.2.2. Perkembangan Koperasi di Indonesia


Pada tahun 1896 koperasi pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Aria
Wiria Atmaja. Pada saat itu para pegawai negeri banyak yang terjerat bunga tinggi
setelah mereka meminjam uang dari para rentenir. Oleh karena itu Aria Wiria Atmaja
mendirikan sebuah bank bagi para pegawai negeri.Tujuannya, agar pegawai negeri
tidak lagi meminjam dana dari rentenir. Pada perkembangan selanjutnya, koperasi
makin diterima masyarakat dan menyebar pesat. Koperasi di Indonesia menganut
prinsip gotong royong dan kekeluargaan.

3
Pada tahun 1908, terbentuklah Budi Utomo yang memiliki peran penting bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahterakan kehidupan rakyat. Pada
tahun 1927 terbentuk pula Serikat Dagang Islam yang memperjuangkan kedudukan
ekonomi para pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1942 Jepang juga
mendirikan koperasi dengan nama Kumiyai. Namun Jepang hanya merugikan para
pribumi.
Kongres Koperasi pertama kali diadakan di Tasikmalaya pada 12 Juli 1947 yang
kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Dalam sejarah koperasi
Indonesia, Mohammad Hatta disebut sebagai Bapak Koperasi.. Beliau mengusulkan
untuk mendirikan tiga macam koperasi yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi,
dan koperasi kredit. Sampai saat ini sudah banyak jenis koperasi di Indonesia yang
memiliki andil penting dalam meningkatkan perekonomian nasional di Indonesia.

2.3. DASAR-DASAR KOPERASI

2.3.1. Landasan Koperasi di Indonesia


Menurut undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dinyatakan
bahwa "Koperasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945".

2.3.2. Asas-Asas Koperasi di Indonesia


a. Menurut Undang-Undang Dasar NO.25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 2
bahwa asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan. Asas kekeluargaan
mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan
sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk semua di bawah pimpinan pengurus serta
penilaian dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian
berkorban bagi kepentingan bersama. Dengan demikian asas kekeluargan dalam
koperasi harus merupakan paham dinamis yang menggambarkan suatu karya bersama
sifat bantu membantu, berdasarkan rasa keadilan dan cinta kasih yang di dalam
pelaksanaannya menempuh segala daya serta karya budi dan hati nurani manusia
untuk mempertumbuhkan dan dimana perlu memberanikan diri guna mengurangi
hak-hak sendiri dalam batas-batas rasa keadilan dan cinta kasih tersebut.
b. Asas gotong royong. Asas gotong royong mengharapkan seluruh anggota koperasi
agar tidak egois dan bersifat individualis. Semua anggota diharuskan untuk
menjalankan tanggung jawab bersama guna memajukan koperasi.

2.3.3. Prinsip-Prinsip Koperasi di Indonesia


Prinsip- prinsip dasar koperasi Indonesia menurut pasal 55 undang - undang no.
25 tahun 1992 tentang perkoperasian adalah :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

4
e. Kemandiriaan.

2.3.4. Tujuan Koperasi


Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Tujuan koperasi berhubungan dengan pembangunan
ekonomi negara dan kesejahteraan masyarakat.

2.3.5. Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia


Fungsi dan peran koperasi menurut pasal 4 undang-undang no. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian adalah sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.4. KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA


Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25/1992), Sebagai badan usaha, koperasi tetap
tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku.
Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi
sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, aset-aset fisik dan
nonfisik, informasi, dan teknologi. Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan
keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya.
Ciri utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (non koperasi)
adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa
anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Dalam bahasa
ekonomi atau teori pemasaran, pengguna jasa ini disebut pelanggan. (customer). Untuk
koperasi primer di Indonesia, anggotanya minimal 20 orang. Dengan demikian, anggota
koperasi adalah orang individu yang merupakan subjek hukum dan subjek ekonomi
tersendiri. Mereka ini mempunyai kepentingan ekonomi yang sama yang diwadahi oleh
koperasi dalam memenuhi kepentingan ekonomi tersebut.

2.4.1. Aspek Dasar yang Menjadi Pertimbangan untuk Mencapai Tujuan Koperasi
Sebagai Badan Usaha.
a. Status dan modif anggota koperasi
b. Kegiatan usaha
c. Permodalan koperasi
d. Organisasi koperasi
e. Manajemen koperasi

5
f. Sistem pembagian keuntungan (SHU)

2.4.2. Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lainnya.


a. Keanggotaan
Ciri utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya adalah
posisi anggota. Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang pengoperasian disebutkan
bahwa anggota koperasi adalah sekaligus pemilik pengguna jasa koperasi. Dalam
bahasa ekonomi atau teori pemasaran, pengguna jasa ini disebut pelanggan
(customer). Oleh karena itu keanggotaan koperasi terbuka untuk semua pemakai.
Selain itu, dapat bekerja atau tidaknya koperasi sangat bergantung dari partisipasi
anggotanya.
Sementara itu, keanggotaan perusahaan atau badan usaha lainnya, baik swasta
maupun BUMN bersifat terbuka untuk para penanam saham tertentu.

b. Pemilik
Dalam koperasi, pemakai adalah pemilik dan hak kepemilikan koperasi
berada pada semua anggota koperasi berdasarkan atas dasar yang adil dan sama.
Setiap anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Dalam Badan usaha lain, penanam saham adalah hanya pemilik atau para
pemilik perusahaan. Penanam modal mendapatkan keuntungan sebanding dengan
modal yang ditanamkan oleh masing-masing penanam atau pemilik modal.

c. Manfaat
Dalam koperasi, Anggota memperoleh manfaat sebanding atas jasa yang
diberikan baginya oleh koperasi. Tingkat bunga yang dibayarkan untuk modalnya
terbatas.
Dalam badan usaha lainnya, tujuan badan usaha didirikan hanya untuk
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

d. Dimensi tujuan usaha


Usaha koperasi ditujukan kepada dua faktor, yakni sektor intern (anggota)
dan sektor ekstern (umum). Dan tujuan didirikan koperasi adalah memberikan
pelayanan.
Sedangkan pada badan usaha lainnya, aspek usaha hanya mencakup
kepentingan umum atau masyarakat banyak. Tujuannya hanya untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya.

2.5. JENIS JENIS-KOPERASI

2.5.1. Menurut kegiatan usahanya dikenal:


a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi kredit (simpan pinjam)
c. Koperasi produksi

6
d. Koperasi jasa
e. Koperasi serba usaha

2.5.2 Menurut lapangan usahanya:


a. Koperasi pertanian
b. Koperasi peternakan
c. Koperasi kerajinan dan industry
d. Koperasi Perikanan dan sebagainya.

2.6. SYARAT-SYARAT PENDIRIAN KOPERASI


Pada dasarnya setiap orang dapat mendirikan koperasi. Namun orang per seorangan
yang dapat mendirikan koperasi adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam peraturan perundang undangan. Persyaratan pendirian koperasi
telah ditentukan dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian. Persyaratan itu disajikan berikut ini.
a. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)) orang. Namun
persyaratan ini telah diubah, di mana persyaratan untuk mendirikan koperasi primer
cakup dibentuk oleh paling sedikit oleh 9 (sembilan) orang.
b. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi. Koperasi sekunder
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi Namun, ketentuan tentang jumlah
anggota koperasi ini dipertegas kembali melalui Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Cipta
Kerja. Dalam ketentuan ini diatur bahwa koperasi primer dibentuk dengan minimal 3
(tiga) koperasi.
c. Dibuatkan akta pendiriannya.
d. Mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
e. Ada anggaran dasarnya.
f. Disahkan oleh pemerintah. Yang disahkan oleh pemerintah adalah akta pendirian
koperasi.
Apabila syarat-syarat itu telah dipenuhi, maka Menteri Koperasi dan UKM
menetapkan koperasi yang diusulkan menjadi badan hukum. Dengan adanya penetapan itu,
koperasi telah dapat melakukan aktifitasnya sesuai anggaran dasarnya.

2.7. AD dan ART


Anggaran Dasar (AD), yaitu keseluruhan aturan umum yang meliputi pengaturan
secara langsung kehidupan organisasi dan hubungan organisasi dengan anggotanya agar
tercipta tertib organisasi. AD memuat ketentuan-ketentuan pokok yang merupakan dasar
bagi tata kehidupan organisasi. Ketentuan dalam AD digunakan sebagai acuan dalam
membuat peraturan-peraturan organisasi secara lebih khusus. Dengan kata lain, AD sebagai
pondasi yang mengikat dan mengatur anggota untuk bekerja sama dalam melakukan
kegiatan organisasi.
Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah penjelasan lebih lanjut dari aturan-aturan
yang tercantum dalam Anggaran Dasar. ART berisi peraturan yang mengatur urusan rumah

7
tangga sebuah organisasi, misalnya hal-hal yang terkait keanggotaan organisasi, hak dan
kewajiban masing-masing anggota maupun pengurus, urusan administrasi, dan lain-lain.

2.8. MANAJEMEN KOPERASI DAN PERANGKAT ORGANISASI

2.8.1. Manajemen Koperasi


Manajemen adalah rangkaian-rangkaian aktivitas yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang telah ditargetkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya.
Manajemen adalah mengatur, berarti mengatur unsur-unsur manajemen
dengan memfungsikan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan koperasi.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa manajemen koperasi adalah pengaturan
unsur-unsur manajemen dengan memfungsikan fungsi-fungsi manajemen planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (penyusunan personalia),
leading (pengarahan) dan controlling (pengendalian) pada organisasi koperasi untuk
mencapai tujuan koperasi.
Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum
adalah terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus,
dan pengawas. Manajer atau tidak harus anggota koperasi dan seyogyanya memang
diambil dari luar koperasi supaya pengawasannya lebih mudah.

2.8.2. Perangkat Organisasi


Struktur dan sistem manajemen koperasi di Indonesia dapat dilihat dari
perangkat organisasi yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian. Berdasarkan undang-undang tersebut, perangkat organisasi
koperasi di Indonesia adalah Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas dan Pengelola.
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota dihadiri oleh anggota dan merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi dari koperasi. Keputusan-keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah gagal mencapai
kemufakatan maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak Dalam hal pemungutan suara, setiap anggota mempunyai satu hak
suara. Rapat Anggota yang digelar sekurang-kurangnya setahun sekali
menetapkan 1) Anggaran Dasar, 2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi,
manajemen, dan usaha koperasi, 3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian
pengurus dan pengawas, 4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan, 5) Pengesahan
pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya, 6) penggabungan,
peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

b. Pengurus
Pengurus adalah pemegang kuasa Rapat Anggota Pengurus dapat dipilih
dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota dengan masa jabatan paling

8
lama 5 (lima) tahun. Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus
dicantumkan dalam akta pendirian koperasi.
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, pengurus koperasi mengemban tugas sebagai berikut:
- Mengelola koperasi dan usahanya
- Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi
- Menyelenggarakan Rapat Anggota
- Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
- Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan
memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

c. Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi koperasi yang dipilih dari anggota
dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa pengawas bertugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi, sedangkan
ayat (2) menyatakan bahwa Pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan
yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

d. Pengelola
Pengelola koperasi adalah orang-orang yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara profesional dan
efisien. Dalam persepektif itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau
karyawan yang diberi mandat dan kewenangan oleh pengurus.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Landasan koperasi menurut undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian dinyatakan bahwa "Koperasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945".
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan dan gotong royong. Inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama
diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan
masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utama nya bukan
mencari keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan meningkatkan
perekonomian rakyat. Koperasi menyediakan kebutuhan setiap anggotanya dengan harga
terjangkau. Masyarakat ikut serta menjadi anggota koperasi di dalamnya. Modal koperasi di
dapatkan dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Oleh karena itu, dengan adanya
koperasi, kesejahteraan rakyat akan meningkat.

3.2 SARAN
Saat ini koperasi di Indonesia masih terbilang berjalan lambat. Oleh karena itu
kita harus meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk
meningkatkan koperasi di Indonesia. Kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini
menjadi koperasi yang maju dan banyak diminati oleh orang-orang agar dapat membantu
mensejahterakan rakyat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dilla, Abdul Muis. 2016. Pengantar Koperasi.

Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Koperasi. Yogyakarta : Depublish (Grup penerbitan CV BUDI
UTAMA).

HS, Salim. 2021. Teknik Pembuatan Akta Badan Usaha Di Era Digital. Jakarta Timur : Sinar
Grafika.

Maulana, Arman dan Siti Rosmayati. 2020. Manajemen Koperasi. Bandung : Guepedia

Nurdiansyah, Haris dan Robbi Saepul Rahman. 2019. Pengantar Manajemen. Yogyakarta :
Diandra Kreatif

Suryokumoro, Herman dan Hikmantul Ula. 2020. Koperasi Indonesia dalam Era MEA dan
Ekonomi Digital. Malang : UB Press

11

Anda mungkin juga menyukai