Disusun Oleh:
Kelompok 2
UNIVERSITAS PAMULANG
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan segala
nikmat dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam dijunjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya yang telah membawa kita ke zaman yang terang benderang ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Amiruddin, S.E.,M.M selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Dana Bank dan Akuntansi yang telah memberikan
ilmu kepada para mahasiswa. Makalah ini terdiri dari materi 4 sampai 6. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Dana
Bank dan Akuntansi.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan
sedikitnya wawasan yang kami miliki dan sumber acuan yang ada untuk makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat dibutuhkan supaya dapat
memotivasi penulis dalam membuat makalah yang lebih baik.
Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya lah
kita semua memohon perlindungan. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-
Nya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2. Struktur Modal.....................................................................................................4
1. Kesimpulan............................................................................................................
2. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang koperasi, kita dapat berharap bahwa koperasi merupakan
andalan perekonomian Indonesia, sehingga realitas dan keberadaannya dijamin oleh
undang-undang. Oleh karena itu, kita sebagai orang Indonesia harus tertarik untuk
membangun perekonomian Indonesia yang bergantung pada koneksi, khususnya
dalam diskusi yang menyenangkan. Walaupun koperasi merupakan andalan
perekonomian, pada prakteknya koperasi tidak berkembang lebih jauh dari berbagai
jenis elemen usaha. Karena pada umumnya, orang tidak mengerti tentang latihan
bisnis yang menyenangkan. Karena relatif sedikit yang memahami, banyak yang
memilih jenis kepemilikan tunggal atau organisasi.
Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi pembangunan
perekonomian Indonesia tidak dapat dikecilkan. Menurut Susilo (1996), UMKM
memiliki posisi yang penting dalam perekonomian nasional dalam hal kontribusinya
pada penyerapan tenaga kerja, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), serta fleksibilitas
dan ketangguhannya dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Dalam Undang-undang No 17 tahun 2012 tentang perkoperasian Indonesia
Pasal 37, pengurus koperasi diwajibkan memberikan pertanggungjawaban atas
mandat yang diberikan anggota koperasi di Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam
hal ini, laporan keuangan yang disajikan harus relevan, dapat dipercaya, mudah
dimengerti, lengkap, mempunyai daya banding, dan disajikan tepat waktu agar tidak
menyesatkan pemakainya.
Menurut undang-undang No.25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas-asas kekeluargaan. Koperasi juga merupakan lembaga yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini guna membangun perekonomian agar
menjadi lebih baik, karena koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang berdiri atas
dasar kekeluargaan dengan tujuan untuk mensejahterakan para anggotanya.
Dan juga koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan
dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya. Sehingga dengan
demikian dapat dikatakan bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan
1
soko guru perekonomian nasional di Indonesia, yang secara tidak langsung juga telah
membuat perekonomiaan di Indonesia terus berkembang menjadi lebih baik di setiap
tahunnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Modal dan Lingkup Modal Koperasi?
2. Bagaimana Struktur Modal Koperasi?
3. Apa Saja Macam-Macam Modal Koperasi?
4. Apa Fungsi dan Kegunaan Modal Koperasi?
5. Bagaimana Pemupukan Modal dalam Koperasi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Modal dan Lingkup Modal Koperasi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Struktur Modal Koperasi
3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Modal Koperasi
4. Untuk Mengetahui Fungsi dan Kegunaan Modal Koperasi
5. Untuk Mengetahui Pemupukan Modal dalam Koperasi
2
BAB II
PEMABAHASAN
3
Kedudukan modal dalam suatu usaha dikatakan oleh Suryadi Prawirosentono
(2002: 117) sebagai berikut: Modal adalah salah satu faktor penting diantara berbagai
faktor produksi yang diperlukan. Bahkan modal merupakan faktor produksi penting
untuk pengadaan faktor produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin. Tanpa modal
tidak mungkin dapat membeli tanah, mesin, tenaga kerja dan teknologi lain.
Pengertian modal adalah “suatu aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak
diperdagangkan dalam kegiatan bisnis sehari-hari.
2. Struktur Modal
Masalah permodalan dalam Koperasi menjadi bagian dari tugas pengurus.
Pengurus memikul tugas bagaimana dapat menjalankan Koperasi dengan cara
memperoleh dana yang tidak merugikan Koperasi, dan menggunakannya seefektif dan
seefisien mungkin. Hal ini merupakan wujud dari tujuan manajemen keuangan
Koperasi. Tujuan tersebut adalah memaksimisasi laba (SHU) yang pada akhirnya
dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota.
1) Permodalan dari Luar Koperasi
Makna dari luar Koperasi bukan berarti dari orang atau pihak di luar Koperasi.
Permodalan dari luar Koperasi menunjukkan sumber-sumber modal yang berasal
dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan Koperasi, baik
sebagai anggota Koperasi maupun bukan anggota seperti pihak perbankan atau
pemerintah. Permodalan dari luar Koperasi dapat dibedakan atas permodalan
sendiri dan permodalan asing.
Permodalan sendiri menunjukkan sumber modal yang merupakan atau
menjadi kekayaan sendiri Koperasi. Dengan kata lain modal yang berasal dari
sumber manapun (anggota atau non anggota) apabila sifatnya menjadi
harta/kekayaan Koperasi maka disebut dengan permodalan sendiri.
Contoh:
Dari Anggota: simpanan pokok dan simpanan wajib anggota menjadi harta
Koperasi, karena simpanan pokok dan simpanan wajib tidak bisa diambil
selama yang bersangkutan menjadi anggota Koperasi.
Dari non Anggota: hadiah atau bantuan modal dari pemerintah. Hadiah atau
bantuan modal yang tidak harus dikembalikan dan menjadi harta/kekayaan
Koperasi.
4
Permodalan asing menunjukkan sumber modal yang menjadi kewajiban atau
bersifat hutang bagi Koperasi. Dengan kata lain permodalan asing merupakan
sumber modal yang pada suatu saat harus dikembalikan kepada pemiliknya, baik
berasal dari anggota maupun bukan anggota.
Contoh:
Dari Anggota:
o Simpanan sukarela, karena simpanan sukarela dapat diambil setiap saat
oleh anggota
o Pinjaman dari anggota, yang berarti apabila telah jatuh tempo harus
dikembalikan kepada pemiliknya (anggota).
Dari non Anggota: Pinjaman dari Bank atau pihak lainnya, yang apabila
sudah jatuh tempo harus dikembalikan kepada pemilik modal.
2) Permodalan Dari Dalam Koperasi
Permodalan dari dalam Koperasi menunjukkan sumber-sumber modal yang
berasal dari kemampuan atau kekuatan Koperasi dalam membentuk modal, yaitu
dari hasil kegiatan usaha yang telah dijalankannya. Semakin berhasil Koperasi
memperoleh laba yang besar, maka Koperasi akan dapat membentuk modal yang
besar pula. Sebaliknya, apabila dari kegiatan usaha yang dijalankan tidak
memperoleh hasil/laba, maka pembentukkan modal pun menjadi rendah dan
terhambat.
Ada dua jenis permodalan dari dalam Koperasi, yaitu:
a) Permodalan intern
Adalah permodalan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh
Koperasi selama menjalankan usahanya, baik dalam bentuk dana cadangan
maupun jumlah SHU itu sendiri. Cadangan diperoleh dari alokasi dengan
persentase tertentu yang telah disepakati untuk pembagian SHU tahun
berjalan. Dalam PSAK No. 27 (Revisi Tahun 1998) dijelaskan bahwa
pembentukan cadangan dapat ditujukan antara lain untuk pengembangan
usaha Koperasi, menutup resiko kerugian, dan pembagian kepada anggota
yang keluar dari keanggotaan.
b) Permodalan Intensif
Merupakan permodalan yang berasal dari dana-dana penyusutan atau
penghapusan aktiva tetap. Akumulasi dana penyusutan aktiva tetap yang
5
belum dipergunakan untuk membeli aktiva yang akan digantikan, untuk
sementara dapat digunakan Koperasi sebagai modal usaha. Sampai saatnya
akan digunakan untuk membeli aktiva yang akan diganti, maka dana yang
digunakan tadi harus dikembalikan pada peruntukkannya yaitu membeli
aktiva yang baru. Jadi permodalan intensif merupakan pemanfaatan dana yang
ada dalam Koperasi (dana penyusutan) yang untuk sementara waktu belum
digunakan, dipakai untuk modal usaha.
6
usang sampai tidak dapat digunakan lagi. Contoh: mesin-mesin, alat-alat
perlengkapan kantor, gedung, kendaraan, dll. Karena modal tetap ini suatu
saat akan habis dan perlu diganti, maka untuk modal tetap yang
berangsur-angsur habis perlu ada dana penyusutan (depresiasi). Dana
penyusutan ini dibentuk dengan cara menyisihkan dana sebagai biaya
yang dihitung dari nilai beli dan usia ekonomis aktiva tersebut, sehingga
saat usia ekonomisnya berakhir dana untuk membeli aktiva yang baru
telah siap.
b) Modal Pasif
Modal pasif terdapat atau dapat dilihat pada sebelah Pasiva Neraca, yaitu yang
menunjukkan sumber-sumber modal yang diperoleh perusahaan (Koperasi).
Modal pasif dapat dibedakan atas:
1) Dilihat dari masa pengembalian, modal pasif terdiri dari:
a. Modal jangka pendek, yaitu modal yang harus dikembalikan dalam waktu
singkat atau kurang dari satu tahun. Modal pasif jangka pendek disebut
dengan kewajiban atau hutang jangka pendek. Contohnya pinjaman
jangka pendek, simpanan sukarela, dana sosial, dana pendidikan, dana
pembangunan wilayah, dll.
b. Modal jangka panjang, yaitu modal yang harus dikembalikan dengan
masa lebih dari satu tahun. Modal pasif jangka panjang disebut pula
dengan kewajiban atau hutang jangka panjang. Contohnya Pinjaman
jangka panjang ke bank atau ke perorangan, Obligasi.
2) Dilihat dari sumber atau asal modal, modal pasif terdiri dari:
a. Modal pinjaman atau modal asing, yaitu modal yang menjadi kewajiban
perusahaan (Koperasi) untuk mengembalikannya apabila telah jatuh
tempo. Dengan kata lain modal asing adalah setiap modal yang sifatnya
sama dengan hutang. Contohnya Pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan bukan bank, Simpanan sukarela.
b. Modal sendiri atau ekuitas, yaitu modal yang menjadi harta atau kekayaan
perusahaan (Koperasi) dan menanggung resiko. Dengan kata lain modal
sendiri adalah modal yang sebagiannya menjadi harta perusahaan
(Koperasi) dan sebagian lagi merupakan modal yang harus dikembalikan
kepada pemiliknya apabila perusahaan (Koperasi) tersebut berakhir/bubar.
7
Contoh cadangan, simpanan pokok dan wajib, hibah, hadiah, sumbangan
dan lainnya.
8
modal dengan lebih baik, apabila Koperasi dapat menggunakan modalnya secara baik
pula. Artinya penggunaan atau alokasi modal, baik dalam bentuk modal lancar
maupun modal tetap harus diperhitungkan secara tepat.
9
BAB III
PENUTUP
10