Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN USAHA KECIL


Koperasi Simpan Pinjam

OLEH :
KELOMPOK 4
• ANDI ST. HARTINA MAHARANI M. B1B121005
• ANNISA ANJANI B1B121007
• ICI ZULKAIDAH B1B121030
• KADEK JANESCA DINIANTI B1B121033
• LA ODE ABDUL KADIR B1B121036
• NASYATUL AISYAH B1B121049
• FERLY IRAWAN B1B121124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023.1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang
KOPERASI SIMPAN PINJAM.Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini
bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang lembaga keuangan
lainnya lebih khususnya koperasi simpan pinjam.
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai lembaga
keuangan lainnya ini. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar kedepannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada
umumnya.

Kendari, November 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………. ii


Daftar Isi ……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah …...……………………………………………… 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN……….………………………………………… 4
2.1. Pengertian Koperasi ………………………………………………. 4
2.2. Prinsip-prinsip Koperasi………………..…………………………….. 4
2.3. Pendirian Koperasi ………………………………………………… 7
2.4. Teori Simpan Pinjam ……………………………………………… 11
2.5. Teori Koperasi Simpan Pinjam ……………………………………… 11
BAB III PENUTUP………………………………………………………… 24
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………… 24
3.2. Saran ………………………………………………………………. 24
Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki

kepentingan, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam

pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-

prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai

etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri

sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan

(cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu

kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan

para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi

sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai

tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat

secara luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat

signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang

tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).

Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam

penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian

hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi

juga telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa

distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi

tersebut sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan

1
ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.

Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah koperasi

yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan

Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam

program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran

keuangan kepada masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut

baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian desa.

Menurut data statistik perkoprasian 2007 menunjukkan bahwa tahun 2006

jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun

2005 sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini

menggambarkan keberadaan koperasi setidaknya diharapkan mampu

menumbuhkan posisi tawar (bergaining position) rakyat terhadap pasar.

Tujuan koperasi simpan pinjam adalah untuk menjalankan kesejahteraan


anggata pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, derta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional. Koperasi simpan pinjam
pengelola sumber kredit dari, oleh dan untuk anggota-anggotanya dengan
bunga pantas dan layak. Tujuan ini dapat terwujud, apabila koperasi tersebut
dalam kondisi sehat.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan pendahuluan tersebut, maka makalah ini akan membahas


tentang :
● Apa itu koperasi?
● Apa prinsip-prinsip dan jenis-jenis koperasi?
● Tahun berapa pendirian koperasi
● Apa sebenarnya koperasi simpan pinjam?
● Bagaimana penghimpunan dana koperasi simpan pinjam?

2
● Apa saja jenis-jenis simpan pinjam pada koperasi simpan pinjam?
● Apa saja contoh-contoh koperasi simpan pinjam?
1.3 Tujuan permasalan

Setelah melihat rumusan masalah dari makalah ini, diharapkan pembaca mampu
untuk ;
● Menjelaskan pengertian koperasi
● Menjelaskan jenis-jenis koperasi dan prinsip- prinsip koperasi
● Menjelaskan koperasi simpan pinjam

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi

Secara harafiah koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperation


yang terdiri dari dua suku kata yaitu “co” yang berarti bersama dan
“operation” yang berarti bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga
setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan di operasikan oleh


kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan bersama.
Jadi koperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki
tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi
yang didirikannya. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang
memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang.

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama
dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia
adalah Bun Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak
koperasi Indonesia. Definisi koperasi menurut “Bapak Koperasi Indonesia”
Moh. Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

2.2 Prinsip-Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-


ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman
kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan "rules of the
game" dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi
sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip
koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan
badan usaha lain.

4
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku
saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung


pengertian bahwa,seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota
koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang
akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi akan dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Dengan
keyakinan tersebut, maka partisipasi aktif setiap anggota terhadap
organisasi dan usaha koperasi akan timbul.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan secara
demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota
dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi
dilaksanakan pada saat rapat anggota. Para pengelola koperasi berasal dari
para anggota koperasi itu sendiri.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Setiap anggota yang
memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian
sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota yang pasif. Anggota
yang menggunakan jasa koperasi akan membayar nilai jasa tersebut
terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan
diperhitungkan pada saat pembagian SHU.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah
pemilik koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan
yang disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan digunakan koperasi
untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Apabila anggota
menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang
ditanamkan pada koperasi, maka hal tersebut berarti akan membebani
dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi bagian dari
biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian, tujuan
berkoperasi untuk meningkatkan efisiensi dalam mencapai kepentingan

5
ekonomi bersama tidak akan tercapai. Modal dalam koperasi pada
dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat sekitarnya,
dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota. Dari pelayanan itu,
diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih antara
biaya pelayanan dan pendapatan.
5. Kemandirian. Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi
harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan
organisasi. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan
yang bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan keberanian
mempertanggungjawabkan segala tindakan/perbuatan sendiri dalam
pengelolaan usaha dan organisasi. Agar koperasi dapat mandiri, peran
serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa sangat menentukan. Bila
setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam arti melakukan
segala aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu
menyediakannya, maka prinsip kemandirian ini akan tercapai.
6. Pendidikan perkoperasian. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Koperasi (SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya.
Hanya dengan kualitas SDMK yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan
koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992 mengantisipasi
dampak dari globalisasi ekonomi di mana SDMK menjadi penentu utama
berhasil tidaknya koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya.
7. Kerja sama antar koperasi. Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan di
tingkat lokal, nasional, dan internasional. Prinsip ini sebenarnya lebih
bersifat "strategi" dalam bisnis. Dalam teori bisnis ada dikenal "Synergy
Strategy" yang salah satu aplikasinya adalah kerja sama antar dua
organisasi atau perusahaan.

6
2.3 Pendirian Koperasi
a. Persyaratan Pendirian Koperasi

Pendirian koperasi harus menenuhi syarat sebagai berikut :

1. Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang, yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama; dan
2. Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 ( tiga ) badan hukum
koperasi.

Persyaratan untuk mendapatkan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi sebagai


berikut:

1. Minuta akta pendirian koperasi


2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi, dilengkapi dengan dokumen
sebagai berkut:

a. Daftar Hadir rapat pendirian

b. Fotocopy KTP para pendiri sesuai daftar hadir

c. Surat Kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan

3. Bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok serta


dapat ditambah simpanan wajib dan hibah.
4. Rencana kerja koperasi.

Untuk Koperasi Sekunder harus ditambah dengan dokumen :

1. Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan
surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder untuk pendirian
koperasi sekunder
2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder
calon anggota koperasi sekunder
3. Koperasi primer dan / atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif.

7
Untuk Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi yang memiliki Unit Usaha Simpan
Pinjam diajukan dengan tambahan persyaratan khusus yang meliputi :

1. Rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun.


2. Administrasi dan pembukuan (Paling sedikit memuat buku daftar
pengurus, buku daftar pengawas, buku daftar anggota, buku daftar
simpanan anggota, buku daftar pinjaman anggota, formulir permohonan
menjadi anggota, formulir permohonan pengunduran diri sebagai anggota,
Formulir tabungan dan simpanan berjangka, formulir administrasi hutang
yang diterima, formulir administrasi modal sendiri dan formulir perjanjian
pinjaman).
3. Nama dan riwayat hidup calon pengelola dan
4. Daftar sarana kerja

b. Tata Cara Pendirian Koperasi

Tata Cara Pendirian Koperasi memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Penyuluhan Persiapan Pembentukan Koperasi

Sekelompok orang berkumpul minimal 20 orang yang mempunyai


kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama dan wajib memahami
pengertian, nilai, dan prinsip-prinsip Koperasi.

2. Rapat Persiapan / Pembentukan Koperasi

Persiapan Pembentukan Koperasi, didahului Penyuluhan oleh Pejabat dari


Instansi yang membidangi Koperasi kepada para pendiri dengan ketentuan
sebagai berikut :

a) Rapat dipimpin oleh seorang atau beberapa dari pendiri atau kuasa
pendiri yang dijalankan oleh pejabat yang membidangi Koperasi
sesuai tingkatnya.
b) Materi pokok bahasan antara lain : Nama Koperasi, Keanggotaan,
Usaha yang Dijalankan, Permodalan, Pengurus / Pengawas yang

8
Pertama Pengelolaan Usaha, Penyusunan Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga.
3. Menghadap Notaris Pembuat Akta Koperasi

Membuat alat bukti tertulis dan otentik sebagai bukti telah dilakukan suatu
perbuatan hukum tertentu dalam proses pendirian dan akta-akta lain yang
terkait dengan Koperasi.

4. Pengajuan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi

Para pendiri / kuasanya mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis


kepada pejabat Dinas / Kantor yang membidangi Koperasi dengan
melampirkan :

a. (Dua) salinan Akta Pendirian Koperasi bermaterai cukup.


b. Data Akta Pendirian Koperasi yang dibuat dan ditandatangani oleh
Notaris.
c. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya
sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi
oleh para pendiri.
d. Rencana kegiatan usaha Koperasi minimal 3 tahun kedepan dan
Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
e. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.
5. Penelitian Data Administrasi oleh Pejabat

Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian / verifikasi terhadap


materi Anggaran Dasar yang akan disahkan.

6. Penelitian Lapangan oleh Pejabat

Terkait dengan domisili, kepengurusan, usaha, keanggotaan pengesahan


AKta Pendirian Koperasi selambat-lambatnya 20 hari terhitung sejak
diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.

9
7. Penyerahan AKta Pendirian Koperasi (Badah Hukum Koperasi) oleh
Pejabat Koperasi sudah resmi berdiri dan siap beroperasi membangun
negeri.

c. Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian Koperasi


1. Kuasa Pendiri selanjutnya menghadap Notaris Pembuat Akta Koperasi
(NPAK) untuk dibuatkan Akta Pendirian dengan melampirkan dokumen-
dokumen persyaratan pendirian koperasi dan memberikan kuasa kepada
NPAK untuk mengurus keseluruhan prosedur pengesahan akta pendirian
koperasi baik pada Kementerian Hukum dan HAM RI maupun di luar
Kementerian Hukum dan HAM RI.
2. NPAK meneliti kelengkapan seluruh dokumen yang dilampirkan oleh
Kuasa Pendiri dan selanjutnya membuatkan Akta Pendirian yang berisikan
Anggaran Dasar.
3. Notaris mengajukan Permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi
yang didahului dengan pengajuan Nama Koperasi kepada Menteri Hukum
dan HAM RI melalui Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum pada
Sistem Administrasi Badan Hukum dengan mengisi format pengajuan
nama Koperasi. Format pengajuan Nama Koperasi paling sedikit memuat :
a. Nama Koperasi yang dipesan b. Jenis Koperasi
4. Selain mengisi format pengajuan nama Koperasi, Notaris harus mengisi
formulir pernyataan yang menyatakan nama Koperasi yang diajukan telah
sesuai dengan persyaratan dan Notaris bertanggung jawab penuh terhadap
nama Koperasi yang diajukan.
5. Persetujuan nama Koperasi diberikan oleh Menteri secara Elektronik dan
dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan sebagaimana persyaratan
dimaksud, maka Menteri menolak nama koperasi tersebut secara
elektronik.
6. Pemakaian nama koperasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 30 (
tiga puluh ) Hari sejak persetujuan pemakaian nama diberikan.

10
7. Permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi harus diajukan dalam
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
akta pendirian telah ditandatangani dengan cara mengisi format
pengesahan akta pendirian koperasi.
8. Apabila permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi melebihi
jangka waktu 60 (enam puluh) hari maka permohonan tidak dapat diajukan
kepada Menteri dan Notaris mengajukan kembali permohonan pengesahan
Akta Pendirian Koperasi.

2.4 Teori Simpan Pinjam


1. Simpan

Simpan adalah suatu proses perjanjian untuk mengelola asset seseorang


dimana pihak pengelola akan memberikan sejumlah return kepada pemilik
asset. Tingkat return yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang telah
ditentukan antara pihak pemberi asset dengan pihak pengelola.

2. Pinjam

Pinjaman adalah suatu perjanjian antara orang yang meminjam dengan


badan/orang yang memberi pinjaman. Adanya perjanjian ini bukan berarti
setiap pengajuan pinjaman pasti dapat diperoleh, tetapi ada persyarat-syaratan
yang harus dipenuhi. Misalnya peminjam harus melengkapi setiap surat
pengajuan maupun pencairan pinjaman. Setelah dokumen-dokumen yang
dibutuhkan lengkap maka badan/orang yang memberi pinjaman akan
mensurvei kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman dan
jaminan. Jumlah perjanjian adalah jumlah maksimum yang dapat dipinjam
oleh peminjam sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Peminjam
diharuskan membayar bunga atas jumlah uang yang dipinjam.

2.5 Teori Koperasi Simpan Pinjaman


1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

11
Koperasi Simpan Pinjam adalah didirikan bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah
dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk
mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat
pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang
serendah-rendahnya, Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para
anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para
anggotanya.

2. Tujuan Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya


hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap
perkoperasian untuk mencapai tujuannya, koperasi simpan pinjam harus
melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang
paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil
keputusan tinggi. Pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya
organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya.

Menurut UU no.25 tahun 1992. pasal 39, pengawas bertugas melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada
pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan
seterusnya. Untuk manajer koperasi simpan pinjam juga seperti manajer di
organisasi apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan,
jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan
pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan
dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.

2.6 Prinsip Utama Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam memiliki tiga 3 prinsip utama

12
1. Swadaya
Pengertian Koperasi Swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan
hanya diperoleh dari anggotanya.
2. Setia Kawan
Pengertian Koperasi Setia Kawan adalah memiliki prinsip bahwa pinjaman
hanya diberikan kepada anggota.
3. Pendidikan dan Penyadaran
Pengertian Koperasi Pendidikan dan Penyadaran adalah memiliki prinsip
membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang berwatak baik
yang dapa diberi pinjaman.

2.7 Manajemen Dan Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam

1. Pengertian Penghimpunan Dana

Dana adalah uang tunai dan/atau aktiva lainnya yang segera dapat
diuangkan dan yang tersedia atau disisihkan untuk maksud tertentu. Semakin
besar dapat menghimpun dana dana dari masyarakat, akan semakin besar
kemungkinan dapat memberikan kredit dan berarti semakin besar lembaga
memperoleh pendapatan, sebaliknya semakin kecil dana yang dihimpun
semakin kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula
pendapatan.

Sebagai lembaga keuangan dana merupakan persoalan utama. Tanpa dana


lembaga tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali.
Dana pada koperasi adalah uang tunai yang dimiliki maupun aktiva lancar
yang setiap waktu dapat diuangkan. Dana yang dimiliki atau dikuasai oleh
koperasi bukan hanya bersumber dari miliki koperasi sendiri, tapi juga ada
dari pihak lain atau dana pihak ketiga.

Penghimpunan dana pada koperasi diperoleh melalui simpanan, yaitu dana


yang dipercayakan oleh anggota kepada koperasi untuk disalurkan sektor

13
produktif dalam bentuk pembiayaan. Tujuan masyarakat menyimpan uangnya
biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk melakukan
investasi dengan harapan memperoleh keuntungan dari hasil simpanannya,
selain itu juga untuk mempermudah transaksi pembayaran.

Menurut UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian yang mengatakan


bahwa modal koperasi itu terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

● Modal Sendiri
Modal sendiri dapat berasal dari:
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah jumlah uang yang di wajibkan kepada anggota
untuk diserahkan pada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi
anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota.
Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok ini ikut
menanggung kerugian.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada
anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu
tertentu, misalnya ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau
ditarik pada waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan
sebagainya. Simpanan wajib ini ikut menanggung kerugian.
3. Dana Cadangan
Dana cadangan diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian
sisa hasil usaha (SHU) tiap tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu
diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan memupuk
permodalan. Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara
terus-menerus berdasar prosentase tertentu dari SHU, sehingga
bertambah setiap tahun tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas
pemerintah, ditentukan bahwa prosentasi penyisihan dana cadangan

14
semakin besar. Dana cadangan sering lebih besar jumlahnya dibanding
simpanan anggota.
4. Hibah
Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain, berupa
uang atau barang. Hibah muncul sebagai komponen modal sendiri
disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima hibah,
terutama dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah
agar koperasi dapat memeliharanya dengan baik dan dicatat dalam
neraca pos modal sendiri. Koperasi yang menerima hibah harta tetap
seperti peralatan atau mesin diwajibkan melakukan penyusutan,
sehingga pada saatnya koperasi dapat membeli yang baru.
● Modal Pinjaman
Modal pinjaman dapat berasal dari:
1. Anggota;
2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
3. Bank dan lembaga;
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
5. Sumber lain yang sah.

Selain modal, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang


berasal dari modal penyertaan. Ketentuan mengenai pemupukan modal
yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjutdengan Peraturan
Pemerintah.

1. Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan


kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan
anggota.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhanmasyarakat yang bukan anggota Koperasi.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usa dan berperan utama di segala
bidang kehidupan ekonomi rakyat.
● Pasal 44

15
1. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui
kegiatan usaha simpan pinjamdari dan untuk :
2. Anggota Koperasi yang bersangkutan;
3. Koperasi lain atau anggotanya.
4. Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu
atau satu-satunya kegiatan usaha Koperasi.
5. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Dilihat dari segi permodalan, UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian,memberikan peluang yang cukup luas bagi koperasi untuk
mengembangkan usahanya. UU No. 25 tahun 1992 ini selain secara
ekspresif membagi permodalan koperasi dalam modal sendiri dan modal
pinjaman, juga memberikan kesempatan pada koperasi untuk menerbitksn
obligasi. Tentang kemungkinan penghimpunan modal koperasi melalui
penerbitan obligasi, tampaknya masih sulit untuk bisa dilaksanakan oleh
koperasi melihat kondisi koperasi dewasa saat ini. Banyak persyaratan-
persyaratan yang pada dewasa ini masih sulit untuk bisa dipenuhi oleh
koperasi. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah :
1. Bagi Emitan, harus mempunyai modal telah disetor penuh, sekurang-
kurangnya Rp 200 juta.
2. Dalam 2 tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba.
3. Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntan publik/Negara untuk 2
tahun terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat wajar
tanpa syarat untuk tahun terakhir.
4. Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi
yang dapat diterbitkan, jika perusahaan tersebut berupa Bank.
5. Permodal, yaitu perorangan dan/atau lembaga yang akan menanamkan
modalnya.
6. Perlu diterbitkan suatu prospektus yang memuat keterangan lengkap
dan jujur mengenai keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya.

16
7. Underwriter, atau pinjamin Emisi efek, lembaga perantara emisi yang
menjamin penjualan efek (obligasi)
8. Wali amanat, lembaga yang ditunjuk Emitmen yang diberikan
kepercayaan untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.
9. Penanggung, lembaga yang menanggunng perlunasan kembali
pinjaman pokok obligasi dan pembayaran bunganya apabila Emitmen
cendera janji.
● Masalah Permodalan Koperasi di Indonesia
Kekurangan dana/modal dalam koperasi merupakan masalah yang sangat
umum di perkoperasian di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya :
1. Kelemahan dalam pembentukkan modal sendiri
2. Kelemahan dalam menarik sumber modal dari luar organisasi
3. Karena kurangnya inisiatif dan upaya sendiri dalam meningkatkan
permodalan
2.5.4 Jenis-Jenis Simpan Pinjam
1. Jenis-Jenis Simpanan
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
dan sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
b. Simapanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama, wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil
selama yang bersangkutan menjadi anggota.
c. Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetornya dilakukan brangsur-angsur atau kuasanya dengan

17
menggunakan buku tabungan koperasi, setiap saat pada hari kerja
koperasi.
2. Jenis-Jenis Pinjaman
a. Berdasarkan Jangka Waktunya
▪ Pinjaman jangka pedek, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari 1 tahun. Misalnya pinjaman untuk
membiayai kelancaran koperasi usaha termasuk pinjaman modal
kerja.
▪ Pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya 1 sampai 3 tahun. Biasanya pinjaman ini untuk
menambah modal kerja misalnya untuk membiayai pengadaan bahan
baku. Pinjaman jangka menengah dapat pula dalam bentuk pinjaman
investasi.
▪ Pinjaman jangka panjang, yaitu pnjaman yang jangka waktu
pengembaliannya atau jatuh temponya melebihi 3 tahun. Misalnya
pinjaman investasi yaitu pinjaman untuk pengadaan sarana/alat
produksi.
b. Berdasarkan Sektor Usaha yang Dibiayai
▪ Perdagangan
▪ Industry
▪ Pertanian
▪ Peternakan
▪ Jasa
c. Berdasarkan Tujuan
▪ Pinjaman konsumtif, yaitu pinjaman untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat konsumtif, misalnya membeli peralatan rumah tangga
dan berbagai macam barang konsumsi lainnya.
▪ Pinjaman produktif, yaitu pinjaman untuk membiayai kebutuhan
modal kerja sehingga dapat memperlancar kegiatan produksi,
misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya
pengepakan, biaya pemasaran dan distribusi.

18
d. Berdasarkan Penggunaannya
▪ Pinjaman modal kerja, yaitu pinjaman untuk menambah modal kerja
anggota, misalnya untuk pengadaan bahan baku atau barang yang
akan diperdagangkan.
▪ Pinjaman investasi, yaitu pinjaman untuk pengadaan sarana/alat
produksi.
▪ Pinjaman perdagangan, yaitu pinjaman untuk keperluan perdagangan
pada umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari suatu
barang. Barang-barang yang diperdagangkan ada juga yang
dipergunakan bagi indstri, misalnya untuk pabrik minyak kelapa,
kemudian terjadi proses pengolahan (produksi) kelapa menjadi
kopra. Kopra ini kemudian diperdagangkan untuk keperluan pabrik-
pabrik minyak dan setelah proses produksi dalam industry minyak
tersebut, diperdagangkan kembali oleh para distributor dan pedagang
konsumen.
Kredit perdagangan dibagi dua, yaitu:
● Kredit perdagangan dalam negri, dan

● Kredit perdagangan luar negri atau lebih dikenal dengan kredit

Bekspor impor
2.5.5 Contoh-Contoh Koperasi Simpan Pinjam
1) Koperasi Simpan Pinjam Unit Desa (KUD)
Koperasi unit desa merupakan koperasi di wilayah pedesaan yang bergerak
dalam penyedian kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
Koperasi unit desa dapat juga dikatakan sebagai wadah organisasi ekonomi yang
berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
untuk masyarakat itu sendiri.
Koperasi unit desa dapat juga disebut sebagai koperasi serba usaha karena
berusaha memenuhi berbagai bidang seperti simpan pinjam, konsumsi, produksi,
pemasaran dan jasa. Koperasi unit desa diharapkan dapat menjadi tiang
perekonomian serta mampu berperan aktif untuk memperluas perekonomian skala
kecil dan usaha keluarga di desa, dengan cara membantu menyalurkan

19
sarana produksi dan memasarkan hasil pertanian. Selain itu, koperasi unit desa juga
diharapkan dapat memberikan bimbingan teknis kepada petani yang masih
menggunakan teknologi tradisional yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan kursus
bagi petani.
Bimbingan dan penyuluhan bagi para petani sangat dibutuhkan karena untuk
meningkatkan produksi hasil pertanian. Dengan adanya hal tersebut diharapkan
tujuan akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan bagi petani yang ada di wilayah
pedesaan.
2) Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha atau KSU adalah sebuah entitas bisnis yang
dimiliki dan dioperasikan oleh anggota-anggotanya sendiri. Setiap anggota
punya suara yang setara dalam pengambilan keputusan dan berbagi
tanggung jawab serta manfaat yang sama.

Kemudian, tujuan utama dari koperasi ini adalah untuk


meningkatkan kesejahteraan anggota melalui usaha bersama dan kegiatan
ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, salah satu keuntungan dari
koperasi ini adanya kolaborasi dalam pengelolaan dan operasional bisnis.
Dalam Koperasi Serba Usaha, anggota tidak hanya menjadi konsumen
atau pengguna, tetapi juga memiliki peran sebagai pemilik dan pengelola
usaha.

KSU memiliki ciri khas yang membedakannya dari koperasi jenis


lainnya. Pertama, dalam KSU, anggota dapat terlibat dalam berbagai lini
bisnis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Sebagai
contoh, sebuah KSU dapat memiliki unit usaha di bidang pertanian,
perdagangan, jasa, industri, atau sektor lainnya. Dengan demikian, KSU
dapat memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk terlibat dalam
berbagai jenis bisnis dan mendiversifikasi sumber penghasilan.

Kedua, KSU menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dalam


pengambilan keputusan. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama
dalam menentukan kebijakan dan arah usaha koperasi. Hal ini memastikan

20
adanya partisipasi aktif dari anggota dalam pengelolaan dan
pengembangan usaha koperasi. Keputusan diambil secara musyawarah
untuk mufakat, sehingga semua anggota memiliki kesempatan untuk
menyampaikan pendapat dan mempengaruhi keputusan yang diambil.

3) Koperasi Pasar
Secara umum, "koperasi pasar" merujuk pada koperasi yang
beroperasi di sektor pasar atau perdagangan. Ini mungkin mencakup
kelompok pedagang atau pelaku usaha yang bergabung bersama untuk
meningkatkan kekuatan tawar mereka dalam kegiatan perdagangan,
pembelian bersama barang dagangan, penyimpanan dan distribusi
bersama, serta pemasaran kolektif. Koperasi pasar bertujuan untuk
memberikan manfaat ekonomi kepada anggotanya, seperti harga yang
lebih baik melalui skala ekonomi yang diperoleh dari penggabungan
sumber daya.

Ciri-ciri koperasi pasar dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup


beberapa aspek khas yang mencerminkan sifat dan tujuan koperasi di
sektor pasar atau perdagangan. Pertama, Keanggotaan Terbuka yang
dimana Koperasi pasar memiliki kebijakan keanggotaan terbuka, yang
berarti bahwa mereka terbuka untuk semua individu atau usaha yang
memenuhi syarat dan bersedia untuk bergabung.

Kedua, Anggota koperasi pasar memiliki tujuan ekonomi bersama,


seperti meningkatkan daya tawar, efisiensi operasional, dan keuntungan
bersama melalui kerjasama dalam kegiatan perdagangan. Dan Koperasi
pasar menerapkan prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan.
Setiap anggota memiliki hak suara yang setara dalam memilih dewan
pengurus atau mengambil keputusan penting. Serta Keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan koperasi pasar dibagikan di antara anggota
berdasarkan kontribusi atau transaksi masing-masing.

21
Koperasi pasar seringkali memiliki keterlibatan aktif dalam komunitas
lokalnya dan mungkin berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan
sosial di wilayah tersebut.

Ciri-ciri ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar koperasi dan


bagaimana koperasi pasar beroperasi untuk memberikan manfaat kepada
anggotanya dalam konteks perdagangan dan pasar.

4) Koperasi Kredit
Sebagai penyedia pinjaman bagi anggotanya, koperasi kredit adalah
lembaga yang menerapkan sistem pengumpulan uang secara rutin. Melalui
metode tersebut, modal sumber dana kredit didapatkan dan akan diberikan
untuk meningkatkan usaha debiturnya. Koperasi kredit disebut juga sebagai
koperasi simpan pinjam. Secara teknis, peminjam dan pengumpul dana
kredit adalah anggotanya sendiri. Dengan kata lain, sumber dana atau
modal dari koperasi kredit adalah simpanan dari para anggotanya sendiri.

Dengan meminjamkan sejumlah uang kepada anggotanya,


peningkatan penghasilan akan mempengaruhi keuntungan koperasi
nantinya. Debitur nantinya menyimpan uang hasil pinjaman modal tersebut
dan sumber dana koperasi akan bertambah jumlahnya.

Dalam kegiatannya, koperasi kredit adalah penyedia layanan simpan


pinjam dengan bunga rendah. Keberadaannya memudahkan proses
pengajuan kredit bagi anggotanya. Biasanya, penerima kredit dari koperasi
kredit adalah pedagang dan pengusaha UMKM. Layanan yang terjangkau
ini sangat memudahkan mereka. Prosedur pengajuan pinjaman pun
terbilang mudah dan cepat. Di samping itu, nilai bunga kredit juga relatif
rendah jika dibandingkan dengan layanan kredit lainnya.

Bagi para anggotanya, koperasi kredit adalah tempat aman untuk


menyimpan dana. Melalui metode ini, para anggota koperasi dapat
menabung untuk keperluan di masa depan. Pengumpulan dana yang tidak

22
bersifat memaksa juga membuat proses simpan pinjam lebih mudah
dilakukan.

Berdasarkan pengertian koperasi kredit, perannya dalam layanan


simpan pinjam menjadi penting untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Sebagai pihak kreditur, koperasi kredit memiliki andil dalam
meningkatkan pendapatan usaha kecil dari peminjam atau debitur.
Terciptanya perputaran dana inilah yang merupakan tujuan dari
dibentuknya koperasi kredit.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi merupakan salah satu bidang usaha yang cocok dengan
kepribadian bangsa Indonesia yaitu gotong royong. Ada beragam jenis dan
tingkatan koperasi di Indonesia, salah satunya adalah koperasi simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam memberikan berjuta manfaat bagi anggotanya,
khususnya terkait dengan permodalan, baik untuk kebutuhan rumah tangga
maupun untuk berwirausaha. Di Indonesia pembentukan usaha koperasi telah
diatur dalam undang undang dan peraturan pemerintah lainnya. Untuk
mendirikan usaha koperasi simpan pinjam ada beberapa hal yang harus di
pahami.

Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan


kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan
bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para
anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu
mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan
mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya,
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.

3.2 Saran
Koperasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan
yang diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat
kinerja dan pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan
semakin banyak msyarakat yang tertarik untuk berkopersai, tentunya hal ini
diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah khusunya instansi yang
terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam

24
koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk
kepentingan bersama pula.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/document/328251088/Kelompok-6 Koperasi-
Simpan-Pinjam
2. https://repository.unika.ac.id/17653/5/08.90.0011%20Ardiana%20
Susanti%20BAB%204.pdf
3. https://www.scribd.com/doc/292405690/Makalah-Koperasi-
Simpan-Pinjam
4. https://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_
Pinjam
5. https://repository.uir.ac.id/3549/2/BAB%20I.pdf
6. https://www.ocbc.id/id/article/2022/11/15/koperasi-kredit-adalah

26

Anda mungkin juga menyukai