Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

EKONOMI KOPERASI

OLEH :
KELOMPOK 10
1. Ananda Hanisa Putri (01011382227166)
2. Alyah Rabihah Amsa (01011282227040)
3. Fenty Aqilah (01011282227036)
4. Ryan Dinardo Putra (01011382227188)
5. Ari Rachman Tanjung (01011282227105)
6. M. Varyan Arkaan (01011282227053)
7. Muhammad Ramadhani (01011382227198)

DOSEN PENGAMPU : DR. MUHAMMAD SUBARDIN, S.E., M.Si


MELISA ARIANI PUTRI, S.E., S.H., M.M.
MATA KULIAH : EKONOMI KOPERASI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas seputar ekonomi
koperasi dan menyelesaikan tiga topik pembahasan yaitu bagaimana
mendirikan koperasi, komparatif koperasi di negara maju dan manajemen
koperasi.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada bidang mata kuliah manajemen koperasi. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Maulana, S.E., M.M dan Ibu Melisa Ariani
Putri, S.E., S.H., M.M. selaku dosen manajemen koperasi yang telah
memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang
kami tulis ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Palembang, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Koperasi ....................................................................................................... 3
2.1.1 Jenis-jenis Koperasi ............................................................................... 3
2.1.2 Ciri-ciri Koperasi ................................................................................... 5
2.1.3 Unsur-unsur Organisasi Koperasi .......................................................... 6
2.2 Pendirian Koperasi ..................................................................................... 7
2.2.1 Persyaratan Pembentukan Koperasi ....................................................... 7
2.2.2 Langkah-langkah dalam Mendirikan Koperasi ...................................... 8
2.2.3 Pengesahan atau Penolakan Akta Pendirian Koperasi ......................... 10
2.3 Komparatif Koperasi di Negara Maju .................................................... 17
2.4 Manajemen Koperasi ................................................................................ 21
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam upaya membangun
koperasi perlu diarahkan sehingga semakin berperan dalam
perekonomian nasional dan perkembangannya perlu diarahkan agar
koperasi benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi. Karena itu, partisipasi anggota akan sangat menentukan
keberhasilan koperasi dalam membantu mencapai tujuan-tujuan ekonomi
anggota, sesuai dengan tugas koperasi untuk memperkuat dan
mengembangkan perekonomian anggota. Dengan demikian baik bagi
masyarakat maupun pembina atau pejabat berwenang mempunyai satu
pedoman dan kesamaan langkah dalam rangka memproses pendirian
koperasi sampai dengan mendapatkan status badan hukum dengan
prosedur yang pasti benar.
Koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada
pertengahan abad 19 yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh
Charles Howard di kampung Rochalde. Koperasi merupakan cara
alternative yang timbul sebagai perlawanan masyarakt kelas menengah
ke bawah terhadap penguasaan faktor – faktor ekonomi oleh masyrakat
kelas atas pemodal kuat sebagai akibat dari terjadinya revolusi dalam
cara mengelola perekonomian di Inggris pada saat itu sehingga modal
cenderung berkumpul pada entitas – entitas usaha tertentu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas dapat
diperoleh beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana mendirikan koperasi?
2. Bagaimana komparatif koperasi di negara maju?
3. Apa itu manajemen koperasi?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuannya, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara mendirikan koperasi.
2. Untuk mengetahui komparatif koperasi di negara maju.
3. Untuk mengetahui tentang manajemen koperasi.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah penulisan makalah ini adalah
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis tentang
ekonomi koperasi, serta dapat dijadikan sarana untuk menambah
wawasan tentang koperasi bagi pembaca maupun penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti
usaha bersama. Koperasi adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan
tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut bapak Koperasi
Indonesia Mohammad Hatta (1994), koperasi didirikan sebagai
persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai
keperluan hidupnya dengan ongkos semurah – murahnya, itulah yang
dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.
Tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU
No. 25/1992 adalah sebagai berikut : “Koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”. Dalam tujuan tersebut dapat dimengerti
bahwa koperasi adalah sebagai satu – satunya bentuk perusahaan yang
secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian
yang hendak dibangun di Indonesia. Sebagaimana dikemukakan dalam
Pasal 33 ayat (4) UUD 1945. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 dan peraturan pelaksanannya menegaskan bahwa pemberian status
badan hukum koperasi dan pembubaran koperasi merupakan wewenang
dan tanggung jawab pemerintah dengan melalui kebijaksanaannya.

2.1.1 Jenis-jenis Koperasi


Sebelum mendirikan koperasi harus ditentukan secara jelas jenis
koperasi dan keanggotaan yang selalu berhubungan dengan
kegiatan usaha dan dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah

3
adanya kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggotanya, seperti antara lain :
a) Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/Koperasi Kredit
Sesuai PP Nomor 9 Tahun 1995 pasal 1, bahwa koperasi
simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha
simpan pinjam. Keanggotaan koperasi ini pada prinsipnya bebas
bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota
koperasi dan orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha
atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama, misalnya
KSP dengan anggota petani, anggota nelayan, dan anggota
karyawan.
b) Koperasi Konsumen
Sebagai pemilik dan penggunaan jasa koperasi, anggota
berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Keanggotaan
koperasi konsumen atau pendiri koperasi konsumen adalah
kelompok masyarakat, seperti kelompok PKK, Karang Taruna,
pondok pesantren, dan lain-lain yang membeli barang-barang
untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Di samping itu, koperasi ini
membeli barang-barang konsumen dalam jumlah yang besar
sesuai dengan kebutuhan anggota dan menyalurkan barang-
barang konsumsi kepada para anggota dengan harga layak,
berusaha membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk
keperluan anggota. Tidak hanya memberikan pelayanan untuk
anggota, koperasi konsumen juga melayani umum.
c) Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya
orang-orang yang mampu menghasilkan barang, seperti koperasi
kerajinan industri kecil yang anggotanya para pengrajin,
koperasi perkebunan yang anggotanya produsen perkebunan
rakyat, dan koperasi produksi peternakan yang anggotanya para
peternak.

4
d) Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang
beranggotakan orang-orang yang mempunyai kegiatan di bidang
pemasaran barang-barang dagang, seperti koperasi ternak sapi
yang anggotanya adalah pedagang sapi, koperasi pemasaran
elektronik yang anggotanya adalah pedagang barang-barang
elektronik, dan koperasi pemasaran alat-alat tulis kantor yang
anggotanya adalah pedagang barang-barang alat tulis kantor.
e) Koperasi Jasa
Koperasi jasa didirikan untuk memberikan pelayanan
(jasa) kepada para anggotanya. Ada beberapa koperasi jasa,
antara lain : Koperasi angkutan memberikan jasa angkutan
barang atau orang, koperasi perumahan memberikan jasa
penyewaan rumah sehat dengan sewa yang cukup murah atau
menjual rumah dengan harga murah, koperasi asuransi memberi
jasa jaminan kepada para anggotanya seperti asuransi jiwa,
pinjaman, kebakaran dan anggotanya adalah orang-orang yang
bergerak di bidang jasa asuransi.

2.1.2 Ciri-ciri Koperasi


Agar koperasi lebih dipahami sesuai dengan bunyi pasal 1 UU
Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian di atas, dapat
dibedakan dengan bentuk-bentuk badan usaha lain, misalnya
perseroan terbatas, maka perlu diketahui ciri-ciri koperasi sebagai
berikut :
a) Dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya
ada satu kepentingan ekonomi yang sama.
b) Para anggota bersepakat untuk membangun usaha bersama atas
dasar kekuatannya sendiri dan atas asas kekeluargaan.
c) Didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta
dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

5
d) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang
kepentingan ekonomi anggota dalam rangka memajukan
kesejahteraan anggota.

2.1.3 Unsur-unsur Organisasi Koperasi


a) Keanggotaan Koperasi
Kedudukan anggota dalam koperasi secara hukum
adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota
tersebut memiliki hak serta kewajiban umum.
b) Rapat Anggota Koperasi
Kedudukan rapat anggota secara hukum ditegaskan
dalam pasal 22 UU Nomor 25 Tahun 1992, yang menyebutkan
1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi; 2) Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang
pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.
c) Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah satu perangkat organisasi
koperasi yang merupakan suatu lembaga/badan struktural
organisasi koperasi. Dalam pasal 29 ayat 2 UU Nomor 25 Tahun
1992 disebutkan bahwa pengurus merupakan pemegang kuasa
rapat anggota, sedang dalam pasal 30 di antaranya juga
disebutkan bahwa 1) pengurus bertugas mengelola koperasi dan
usahanya; 2) pengurus berwenang mewakil koperasi di dalam
dan di luar pengadilan.
d) Pengawas Koperasi
Kedudukan pengawas sebagai lembaga kontrol dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab khusus menunjukkan
identitas tersendiri. Fungsi utama pengawas adalah
mengamankan keputusan rapat anggota, ketentuan anggaran
dasar/anggaran rumah tangga koperasi, keputusan pengurus dan
peraturan lainnya yang berlaku dalam koperasi yang
bersangkutan.

6
2.2 Pendirian Koperasi
2.2.1 Persyaratan Pembentukan Koperasi
Dalam UU nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu
dalam pasal 6 sampai dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan
untuk pembentukan koperasi adalah sebagai berikut :
a) Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk
koperasi yang akan dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau
koperasi sekunder.
b) Untuk persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan
minimal 20 orang anggota. Untuk persyaratan pembentukan
koperasi sekunder memerlukan minimal 3 koperasi yang telah
berbadan hukum.
c) Koperasi yang akan dibentuk harus berkedudukan di wilayah
negara Republik Indonesia.
d) Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta
pendirian yang memuat anggaran dasar.
e) Anggaran Dasar Koperasi harus memuat sekurang-kurangnya :
- Daftar nama pendiri
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan serta bidang usaha
- Ketentuan mengenai keanggotaan
- Ketentuan mengenai Rapat Anggota
- Ketentuan mengenai pengelolaan
- Ketentuan mengenai permodalan
- Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
- Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
- Ketentuan mengenai sanksi

7
2.2.2 Langkah-langkah dalam Mendirikan Koperasi
Sesuai dengan pedoman tata cara mendirikan koperasi yang
telah dikeluarkan oleh departemen koperasi, pengusaha kecil dan
menengah Tahun 1998, langkah-langkah dalam mendirikan
koperasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Dasar Pembentukan
Orang atau masyarakat yang mendirikan koperasi
mengerti maksud dan tujuan koperasi serta kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan
pendapatan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi
adalah :
- Orang-orang yang mendirikan dan nantinya menjadi anggota
koperasi harus mempunyai kegiatan dan atau kepentingan
ekonomi yang sama. Orang-orang yang mendirikan koperasi
tersebut tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu tidak sedang
menjalani atau terlibat masalah atau sangketa hukum, juga
orang-orang yang diindikasikan sebagai orang yang suka
menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak atau
memecah belah persatuan gerakan koperasi.
- Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak
secara ekonomi. Dapat diartikan bahwa usaha tersebut akan
dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan
usaha dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja,
modal dan teknologi.
- Modal sendiri harus tersedia untuk mendukung kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan
memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
- Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efisiensi

8
dalam pengelolaan koperasi. Perlu diperhatikan bahwa
mereka yang nantinya ditunjuk/dipilih menjadi pengurus
haruslah orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan
kepemimpinan, agar koperasi yang didirian tersebut sejak dini
telah memiliki kepengurusan yang andal.
b) Persiapan Pembentukan Koperasi
Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam
upaya mendirikan koperasi adalah sebagai berikut :
- Pembentukan koperasi harus dipersiapkan dengan matang
oleh para pendiri. Persiapan tersebut antara lain meliputi
kegiatan penyuluhan, penerangan maupun pelatihan bagi para
pendiri dan calon anggota untuk memperoleh pengertian dan
kejelasan mengenai perkoperasian.
- Pendiri adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan
koperasi dan telah memenuhi persyaratan keanggotaan serta
menyatakan diri menjadi anggota.
- Para pendiri mempersiapkan rapat pembentukan dengan cara
antara laun penyusunan anggaran dasar dan anggaram rumah
tangga.
c) Rapat Pembentukan
Setelah semua upaya persiapan pembentukan koperasi
dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan rapat
pembentukan dengan mempehatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
- Rapat anggpta koperasi dihadiri sekurang-kurangnya 20
orang untuk koperasi primer dan sekurang-kurangnya 3 orang
untuk koperasi sekunder.
- Rapat pembentukan dipimpin okeh seorang/beberapa pendiri
atau kuasa pendiri.

9
- Kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi
kuasa dan sekaligus dirujuk oleh pendiri untuk pertama
kalinya sebagai pengurus koperasi untuk memproses
pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi
dan menandatangani anggaran dasar koperasi.
- Apabila diperlukan dan atas permohonan para pendiri,
Pejabat Departemen Koperasi, PKM dapat hadir dalam rapat
pembentukan untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan
memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
- Dalam rapat pembentukan tersebut perlu dibahas antara lain
mengenai keanggotaan, usaha yang dijalankan, modal sendiri,
kepengurusan dan pengelolaan usaha serta pengurusan
anggaran dasar/anggaran rumah tangga.
- Anggaran dasar harus memuat sekurang-kurangnya : Daftar
nama hadir, nama dan tempat ekdudukan, maksud dan tujuan
serta bidang usahanya, ketentuan mengenai keanggotaan,
rapat anggota, pengelolaan, permodalan, jangka waktu
berdiri, pembagian sisa hasil usaha (SHU) dan ketentuan
mengenai sanksi.
- Rapat harus mengambil kesepakatan dan keputusan terhadap
hal-hal sebagaimana dimaksud pada butir ketiga dan kelima
dan wajib membuat berita acara rapat pembentukan koperasi.

2.2.3 Pengesahan atau Penolakan Akta Pendirian Koperasi


Untuk mendapatkan pengesahan status badan hukum koperasi
diperlukan:
a) Pengajuan Permintaan Pengesahan Akta Pendirian
- Para pendiri atau kuasanya mengajukan permintaan
pengesahan secara tertulis kepada Kepala Kantor Departemen
Koperasi, pengusaha kecil dan menengah bagi pembentukan

10
koperasi primer dan sekunder yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi bertempat
tinggal/berdomisili di wilayah yang bersangkutan atau kepada
Menteri Koperasi, PKM. Sekretaris Jenderal bagi koperasi
primer dan koperasi sekunder beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi yang bertempat
tingggal/berdomisili pada beberapa provinsi.
- Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan
melampirkan : Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu
diantaranya bermaterai cukup. Berita acara rapat
pembentukan koperasi termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan pemintaan pengesahan apabila ada. Surat bukti
penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok; surat bukti penyetoran modal dapat berupa keterangan
yang dibuat pendiri koperasi dan harus menggambarkan
jumlah sebenarnya, yaitu jumlah yang telah disetor berupa
copy kuitansi pembayaran simpanan pokok dan atau simpanan
wajib bukti penyetoran uang ke bank apabila jumlah modal
yang telah disetor tadi disimpan di bank. Rencana awal
kegiatan koperasi yang dilampirkan dalam pengajuan
permintaan pengesahan akta pendirian koperasi adalah
rencana kegiatan yang berkaitan dengan usaha yang layak
secara ekonomi yang akan dilaksanakan oleh koperasi.
- Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Menteri
Koperasi, PKM Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi,
PKM memberikan surat tanda terima kepada pendiri atau
kuasanya apabila surat pemintaan pengesahan akta pendirian
dan lampirannya telah lengkap dipenuhi. Persyaratan untuk
mendirikan koperasi sekunder seperti diatur dalam PP Nomor
4 Tahun 1994. Namun untuk persyaratan dimaksud perlu
ditambah dengan surat kuasa dari koperasi yang bermaksud

11
mendirikan koperasi sekunder. Selain surat kuasa perlu ditulis
nomor badan hukum koperasi yang akan mendirikan koperasi
sekunder pada daftar nama pendiri.
b) Penelitian Anggaran Dasar Koperasi
- Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Menteri
Koperasi, PKM Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi,
PKM akan melakukan penelitian terhadap materi anggaran
dasar yang diajukan oleh pendiri atau kuasanya, terutama
mengenai keanggotaan, pedoman, kepengurusan dan bidang
usaha yang akan dijalankan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi.
- Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan
dengan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan
tidak bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.
- Apabila hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa materi
anggaran dasar koperasi tidak bertentangan dengan UU
Nomor 25 Tahun 1992 dan ketertiban umum atau kesusilaan
maka Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM
menyatakan persetujuan dan menyampaikan pengajuan
permintaan pengesahan akta pendirian koperasi tersebut
beserta lampirannya secara lengkap kepada Kepala Kantor
Wilayah Departemen Koperasi, PKM.
- Apabila hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa materi
anggaran dasar koperasi bertentangan dengan UU Nomor 25
Tahun 1992 dan ketertiban umum atau kesusilaan, maka
Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Sekretaris
Jenderal Departemen Koperasi, PKM menolak pemintaan
pengesahan akta pendirian koperasi.

12
c) Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
- Berdasarkan pengajuan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi dan persetujuan yang disampaikan oleh
Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Sekretaris
Jenderal Departemen Koperasi, maka Kepala Kantor Wilayah
Departemen Koperasi, PKM atau Sekretaris Jenderal
Departemen, PKM dapat melakukan penelitian kembali atas
anggaran dasar yang diajukan pendiri atau kuasanya.
- Apabila Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM
berpendapat bahwa anggaran dasar tersebut tidak
bertentangan dengan UU Nomor 25 Tahun 1992 dan
ketertiban umum atau kesusilaan, maka Kepala Kantor
Wilayah Departemen Koperasi, PKM mengesahkan akta
pendirian koperasi, dengan Surat Keputusan Kantor Wilayah
Departemen Koperasi, PKM atas Menteri Koperasi, PKM.
Pengesahan akta pendirian koperasi tersebut harus ditetapkan
dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak
diterimanya pemintaan pengesahan secara lengkap.
- Dalam hal ini pengajuan pemintaan pengesahan akta
pendirian koperasi primer dan sekunder beranggotakan orang-
orang atau badan hukum kopensi yang bertempat
tinggal/berdomisili pada beberapa provinsi maka apabila
Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi, PKM berpendapat
bahwa anggaran dasar tersebut tidak bertentangan dengan UU
Nomor 25 Tahun 1992 dan ketertiban umum atau kesusilaan
maka Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi, PKM atas
nama Menteri Koperasi, PKM mengesahkan akta pendirian
koperasi dengan Surat Keputusan Menteri Koperasi, PKM.
Pengesahan akta pendirian tersebut harus ditetapkan paling

13
lama 3 bulan terhitung sejak diterimanya pemintaan
pengesahan secara lengkap.
- Nomor dan tanggal surat keputusan pengesahan akta
pendirian koperasi merupakan nomor dan tanggal perolehan
status badan hukum koperasi.
- Surat keputusan pengesahan dihimpun dengan cara dicatat
dalam buku daftar umum dan setiap pendiri dapat
memperoleh salinan akta pendirian koperasi dari Departemen
Koperasi, PKM.
- Surat keputusan pengesahan akta pendirian koperasi tersebut
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan
biaya pengumumannya dibebankan kepada Departemem
Koperasi, PKM.
- Surat keputusan akta pendirian koperasi harus disampaikan
kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam
waktu paling lama 7 hari terhitung sejak surat keputusan
ditetapkan.
- Dengan pengesahan akta pendirian terdebut, akta pendirian
koperasi yang bermaterai diserahkan kepada pendiri atau
kuasanya dan yang tidak bermaterai dsimpina di Kantor
Wilayah Departemen Koperasi, PKM atau Departemen
Koperasi, PKM Sekretariat Jenderal sebagai pertinggal.
- Jika terdapat perbedaan antara kedua akta pendirian yang
telah disahkan tersebut maka akta pendirian yang disimpian
di Kantor Wilayah Departemen Koperasi, KPM atau
Departemen Koperasi, PKM yang dianggap benar.
d) Penolakan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
- Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian koperasi
ditolak, keputusan penolakan serta alasannya berikut berkas

14
permintaan disampaikan kembali secara tertulis pada pendiri
atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu
paling lama 3 bulan terhitung sejak diterimanya pengesahan
secara lengkap.
- Terhadap penolakan pengesahan tersebut, para pendiri
kuasanya dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan
atas akta pendirian koperasi, dalam jangka waktu paling lama
1 bulan terhitung sejak diterimanya pemberitahuan
penolakan.
- Permintaan ulang tersebut diajukan secara tertulis dengan
melampirkan : Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu
diantaranya bermaterai cukup. Berita acara rapat
pembentukan koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan apabila ada. Surat bukti
penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok. Rencana awal kegiatan usaha koperasi, lampiran yang
diajukan tersebut adalah lampiran yang sudah diperbaiki
sesuai dengan yang disarankan dalam surat penolakan
- Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Kepala
Kantor Wilayah Departemen, PKM atau Sekretaris Jenderal
Departemen Kopersi, PKM memberikan tanda terima tehadap
permintaan ulang tersebut kepada pendiri atau kuasanya.
- Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Kepala
Kantor Wilayah Departemen, PKM atau Sekretaris Jenderal
Departemen Kopersi, PKM memberikan keputusan terhadap
permintaan ulang tersebut dalam jangka waktu paling lama 1
bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang secara
lengkap.
- Apabila ditolak, maka keputusan penolakan beserta alasannya
disampaikan pada pendirinya atau kuasanya dengan surat

15
tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 hari terhitung
sejak keputusan penolakan ditetapkan.
- Keputusan terhadap pemintaan ulang tersebut merupakan
keputusan terakhir.
e) Jangka Waktu Pengesahan Permintaan Ulang
Apabila Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau
Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Koperasi, PKM tidak
memberikan keputusan dalam jangka waktu 3 bulan, maka akta
pendirian koperasi diberikan berdasarkan ketentuan PP Nomor 4
Tahun 1994. Dengan demikian pengajuan permintaan
pengesahan akta pendirian koperasi tersebut harus disetujui dan
diberikan pengesahan surat keputusan pengesahan akta
pendirian koperasi.
f) Pertanggungjawaban Kuasa Pendiri
Selama permintaan pengesahan akta pencirian koperasi
masih dalam penyelesaian, kuasa pendiri dapat melakukan
kegiatan usaha atau tindakan hukum untuk kepentingan calon
anggota atau calon koperasi. Setelah akta pendirian koperasi
disahkan maka pendiri harus segera mengadakan rapat anggota,
baik rapat anggota biasa maupun Rapat Anggota Tahunan
(RAT) untuk memutusankan menerima atau menolak tanggung
hawab kuasa pendiri atas kegiatan usaha atau tindakan hukum
yang telah dilaksanakan. Apabila rapat anggota menerima maka
kegiatan usaha atau tindakan hukum uang telah dilaksanakan
kuasa pendiri menjadi beban atau keuntungan koperasi. Jika
ditolak maka segala akibat yang timbul dari kegiatan usaha atau
tindakan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pribadi kuasa
pendiri.

16
2.3 Komparatif Koperasi di Negara Maju
Dalam perkembangannya, koperasi di Inggris dan negara-negara
maju mampu meraih posisi tawar dengan kedudukan penting dalam
konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional.
Lain halnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, koperasi
dihadirkan dengan tujuan membangun institusi yang dapat menjadi mitra
negara dalam menggerakkan pembanginan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Koperasi diadopsi oleh negara, bahkan dalam kasus tertentu
diimplementasikan ke dalam pokok-pokok dasar negara seperti halnya
Indonesia mewujudkannya dalam Pasal 33 UUD 45. Sehingga campur
tangan pemerintah sangat kuat dalam perkoperasian di negara
berkembang, baik itu dalam hal regulasi maupun kegiatan operasional
sehari-hari. Situasi ekonomi ekstrim yang penuh dengan ketidakadilan
pasar mendorong masyarakat negara-negara maju untuk berkoperasi yang
kemudian berdampak kepada kinerja koperasi mereka pada saat sekarang
ini. Mayoritas koperasi terbaik di dunia berasal dari negara-negara maju
yang notabene mengurus diri dengan baik dan sehat lalu kemudian
menjadi perusahaan-perusahaan raksasa yang mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan kapitalis. Bahkan akuisisi perusahaan besar oleh
koperasi bukan merupakan suatu yang lazim di negara-negara maju.
Koperasi di negara-negara maju menguasai berbagai sektor
perekonomian. Koperasi konsumsi merupakan pionir dari penciptaan
rantai perdagangan modern di berbagai negara Eropa, khusunya negara-
negara Skandinavia. Di negara-negara seperti Prancis, Austria, Finlandia
dan Siprus, koperasi menguasi sektor perbankan. Menurut data
Internarional Co-operative Alliance, pangsa pasar dari bank-bank
koperasi mencapai sekitar sepertiga dati total bank yang ada. Sebagai
contoh, dua bank terbesar di Eropa, yaitu Credit Agricole di Prancis dan
RABO-Bank di Belanda dimiliki oleh koperasi. Koperasi Prancis juga
mencatatkan prestasi yang sangat baik dalam catatan ICA. Terbukti,

17
Prancis menyumbangkan 46 koperasinya di dalam daftar koperasi terbaik
versi ICA pada tahun 2012.
Sementara itu, Amerika Serikat yang bersinonim dengan kata
kapitalis memiliki 25% dari jumlah penduduknya sebagai anggota
koperasi dengan lebih dari 30 koperasi memiliki penghasilan tahunan
lebih dari 1 miliar USD. Salah satu koperasi yang sangat besar adalah
koperasi simpan pinjam, memiliki anggota mencapai 80 juta orang
dengan rata-rata jumlah simpanannya 3.000 dollar. Pada tahun 2012, AS
mencatatkan 91 koperasinya dalam 300 koperasi terbaik dunia versi ICA.
Beberapa koperasi tersebut adalah CHS Inc yang bergerak di bidang
pertanian, Nationwide Mutual Insurance Company yang bergerak di
bidang asuransi, Land O'Lakes dan Dairy Farmers of America yang
bergerak di bidang agrobisnis, Wakefern Food Corp yang bergerak di
bidang ritel, Federal Farm Credir Banks Funding Corporation yang
bergerak di bidang perbankan. Dari 91 koperasi asal AS yang masuk
dalam 300 koperasi terbaik dunia, 23 koperasi di antaranya bergerak di
bidang agrobisnis. Tidak heran jika selain dikenal sebagai negara
industri, AS juga dikenal sebagai negara agrobisnis karena banyaknya
ekspor produk agrobisnis, termasuk ke Indonesia.
Di Jepang, juga merupakan negara yang dicap menerapkan
sistem pasar bebas dengan ekstrim, 1 dari 3 keluarga adalah anggota
koperasi. Peran koperasi di pedesaan Jepang telah menggantikan fungsi
bank sehingga koperasi sering disebut pula sebagai bank rakyat karena
koperasi di Jepang beroperasi dengan menerapkan sistem perbankan.
Bahkan salah satu bank di Jepang adalah koperasi, yakni Nurinchukin
bank. Zen noh merupakan hasil penggabungan dua koperasi sekunder
pertanian level nasional, yaitu Zenkoren (bergerak dalam pengadaan
kebutuhan pertanian) dan Zenhanren (bergerak di bidang pemasaran
produk petanian). Dengan jaringannya, koperasi pertanian Jepang
menangani sektor pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk sektor
pendukungnya seperti keuangan dan asuransi. Koperasi selalu

18
mengupayakan agar harga setiap komoditas di tingkat petani tetap tinggi
sesuai dengan standar hidup di Jepang.
Awal perintisan koperasi di Korea Selatan dimulai sejak kredit
di pedesaan. Berbagai lembaga koperasi di Jepang digabungkan dalam
sebuah wadah, yati National Agriculture Cooperative Federation
(NACF) yang beranggotakan 1.545 koperasi pertanian, 145 koperasi
kerajinan, 104 koperasi nelayan. Sebanyak 60% penduduk Korea Selatan
adalah anggota dari minimal 1 koperasi. Dengan tetap berfokus pada
pelayanan kepada anggota, kinerja tanggung jawab nasionalnya dan
faktor keuangannya, kegiatan NACF tidak hanya berkembang pada
tingkat nasional, tetapi juga meluas ke tingkat internasional hingga
menempati posisi nomor 9 dari 300 koperasi terbaik dunia tahun 2012.
Sebagai pusat lahirnya koperasi kredit dunia, Jerman memiliki
beberapa bank koperasi yang kerjanya memiliki predikat sangat baik,
salah satunya Deustche Zentralgempssenschaft Bank atau lebih dikenal
Bank DZ yang menduduki peringkat lima besar bank di Jerman dan
memiliki 14.000 cabang yang tersebar di Jerman. Sekitar 60% pangsa
pasar kredit di negara ini dikuasai oleh koperasi, lebih besar dari bank
swasta terkenal seperti Deutsche Bank atau Dresdner Bank. Jerman
menempatkan 26 koperasi terbaiknya dalam 300 koperasi tebaik dunia,
beberapa diantaranya ReWe Group yang bergerak di bidang ritel, Bank
DZ di bidang perbankan, dan R+V Versicherung AG bergerak di bidang
asuransi.
Yang membedakan koperasi di negara maju dan negara
berkembang adalah kinerja dalam pengelolaan koperasi. Koperasi di
negara-negara maju dikelola secara profesional sehingga mampu
bersaing atau bahkan melebihi perusahaan-perusahaan konvensional
dikarenakan koperasi memiliki keunggulan lebih, yaitu kesetiaan anggota
dan azas kebersamaan. Koperasi di negara-negara berkembang
cenderung dipaksakan untuk hadir, karena merupakan dasar
perekonomian negara, bukan sebagai usaha murni dan niat sungguh-

19
sungguh dari masyarakat. Efeknya, koperasi di negara berkembang
cenderung sebagian kelompok saja. Pengelolaan yang tidak profesional,
tidak transparan, serta terlalu banyak campur tangan pemerintah
menjadikan banyak koperasi asal jadi. Kemungkinan koperasi untuk
memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan-perusahaan lain
yang nonkoperasi adalah cukup besar, mengingat dalam kondisi tertentu
koperasi mempunyai potensi kelebihan dalam hal :
a) Economies of Scale
Merupakan faktor yang memungkinkan perusahaan
memproduksi output lebih banyak dengan biaya rata-rata lebih rendah.
b) Competition
Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena
koperasi mempunyai potensi dalam menciptakan economies of scale
sehingga mampu menetapkan harga dan jumlah yang bersaing di
pasar. Di samping itu juga karena koperasi mampu menciptakan
bargaining position di pasar melalui kekuatan dalam penawaran
barang.
c) Inter Linkage Market
Keterkaitan pasar yang terjadi karena adanya hubungan anatara
pembelian dan penjualan. Dalam hal inter linkage market ini, koperasi
mempunyai keunggulan dibanding dengan perusahaan nonkoperasi
karena koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir.
d) Participation
Keunggulan koperasi dalam hal partisipasi terutama karena
prinsip anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan.
Keberhasilan koperasi tidak hanya cukup dengan partisipasi
kontributif, tetapi yang lebih penting adalah partisipasi insentif
anggota terhadap koperasinya.

20
e) Transaction Cost
Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi pada
koperasi adalah rendahnya biaya transaksi (transaction cost). Biaya
transaksi adalah biaya-biaya yang ada di luar biaya produksi atau
biaya yang timbul atas pengenaan penukaran suatu produk.
f) Reduksi terhadap Risiko Ketidakpastian (Uncertainty)
Masalah ketidakpastian timbul karena faktor eksternal. Koperasi
maupun badan usaha yang lain mempunyai ketidakpastian dalam hal
harga barang, permintaan dan penawaran, modal, tingkat bunga, dan
lain-lain. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian, semakin tinggi risiko
yang dihadapi dan semakin besar biaya transaksi yang harus
dikeluarkan. Ketidakpastian dapat dikurangi dengan mengadakan
perjanjian atau dengan mengasuransikan.

2.4 Manajemen Koperasi


Dilihat dari perangkat dan mekanisme kerja, manajemen
koperasi tampaknya memiliki kekhususan dan aturan tersendiri,
dibandingkan dengan badan/lembaga/organisasi lainnya. Kekhususan
tersebut mempunyai dampak dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan koperasi. Adanya peran serta dari anggota sebagai
pemilik dan pengguna jasa koperasi memberi kesan campur tangan
anggota dalam manajemen, sehingga manajemen koperasi kelihatan
rumit. Pada dasarnya manajemen meliputi kegiatan pengelolaan usaha
koperasi. Dalam praktik koperasi pengelolaan organisasi dilakukan oleh
pengurus, sedangkan pengelolaan usaha dilakukan okeh pengelola usaha
yang diangkat oleh pengurus. Pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian menyebutkan bahwa 1) Pengurus koperasi dapat
mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha; 2) Dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat
pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan kepada rapat
anggota untuk mendapat persetujuan; 3) Pengelola bertanggung jawab

21
kepada pengurus; 4) Pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi
tanggung jawab pengurus sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Keuntungan pasal 32 mengandung arti bahwa pengurus dapat
mengangkat atau tidak mengangkat pengelola, bergantung pada
kemampuan pengurus dan usaha yang dijalankan. Dengan demikian,
unsur yanga ada dalam manajemen koperasi adalah rapat anggota,
pengurus, pengelola usaha dan pengawas. Kedudukan pengelola hanya
sebagai pegawai yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus untuk
mengelola usaha. Jika dilihat dari segi fungsi, maka pada dasarnya
terdapat pembagian tugas antara rapat anggota, pengurus, pengawas dan
pengelola yang intinya sebagai berikut :
a) Rapat anggota
Pemegang kekuasaan tertinggi dan menetapkan kebijaksanaan
umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
b) Pengurus
Pemegang kuasa rapat anggota dan melaksanakan kebijaksanaan
umum serta mengelola organisasi dan usaha koperasi, sebagaimana
telah ditetapkan oleh rapat anggota.
c) Pengawas
Mewakili anggota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi yang dilaksanakan oleh
pengurus dan pengelola.
d) Pengelola
Melaksanakan pengelolaan usaha sesuai dengan kuasa dan
wewenang uang diberikan oleh pengurus.
Dengan demikian tugas pokok, fungsi, beban kerja dan
tanggung jawab masing-masing unsur menjadi jelas sehingga tinggal
mengatur mekanisme dan hubungan kerja masing-masing unsur dan
antarunsur tersebut. Mekanisme dan hubungan kerja tersebut harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga secara hukum dapat menjamin

22
kepastian dan kepercayaan semua pihak, yang penting artinya bagi
kelangsungan hidup koperasi, terutama manajemennya. Kepastian
hukum atas terselenggaranya manajemen yang profesional, melalui
mekanisme dan hubungan kerja tersebut, memberi kekuatan hukum
bagi koperasi dalam hubungan kerja samanya dengan pelaku ekonomi
lainnya. Mekanisme dan hubungan kerja yang jelas, sinkron, konsisten
dan fleksibel akan kembawa ke arah manajemen yang efisien dan
efektif di samping faktor pelaksanaannya yang juga harus profesional.

23
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa mendirikan


suatu koperasi ialah harus memenuhi syarat yang berlaku sesuai dengan
pedoman tata cara mendirikan koperasi yang telah dikeluarkan oleh
departemen koperasi, pengusaha kecil dan menengah Tahun 1998, seperti
dasar pembentukan, persiapan pembentukan koperasi, dan rapat
pembentukan. Komparatif koperasi di negara maju seperti di Inggris dan
negara - negara maju menguasai berbagai sector perekonomian, dan menjadi
komparatif negara maju dengan negara berkembang ialah kinerja dalam
pengelolaan koperasi, koperasi di negara - negara maju dikelola secara
professional sehingga mmapu bersaing atau bahkan melebihi perusahaan –
perusahaan konvensional dikarenakan koperasi memiliki keunggulan lebih,
yaitu kesetiaan anggota dan azas kebersamaan, sedangkan koperasi di
negara berkembang cenderung dipaksakan untuk hadir, karena merupakan
dasar perekonomian negara, bukan sebagai usaha murni dan niat sungguh –
sungguh dari masyarakat. Dalam manajemen koperasi mempunyai dampak
dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan koperasi,
pada dasarnya manajemen koperasi meliputi kegiatan pengelolaan usaha
koperasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Usman Moonti, M. S. (2016). Dasar - Dasar Koperasi. Gorontalo:


INTERPENA Yogyakarta.
Gagasan dan Gerakan Koperasi di Dunia. (n.d.). Universitas Esa Unggul.
Hendra, & Kusnadi. (1999). Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Perkembangan Koperasi di Negara - Negara Berkembang. (n.d.). Universitas Esa
Unggul.
.

25

Anda mungkin juga menyukai