Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

EKONOMI KOPERASI DAN UMKM

Nama Mahasiswa : Desy Rahmawati


NIM : 7193210022
Dosen Pengampu : Sulaiman Lubis, SE.,MM
Mata Kuliah : Koperasi Dan UMKM

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Critical Book Reprot Koperasi dan UMKM ini dapat diselesaikan dengan
baik.Makalah Koperasi dan UMKM ini penulis tulis guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
“Koperasi dan UMKM” pada semester 1 tahun 2019.

Didalam pembuatan makalah Critical Book Report ini diambil dari berbagai macam referensi
yang merupakan salah satu sarana yang mana harapannya dapat membantu peserta didik memahami
dan mendeskripsikan serta mengembangkan secara maksimal potensi yang dimiliki peserta
didik,adapun pembahasan yang akan kita kritisi yaitu buku utama berjudul Koperasi dan UMKM
Sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia,dan buku pembanding berjudul....

Penulis menyadari bahwa makalah Critical Book Report ini belumlah sempurna.Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan
makalah Critical Book Report ini.

Akhir kata,penulis berharap semoga makalah Critical Book Report ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan,20 September 2019

Penulis

i
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.......................................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................................20

BAB IV PENUTUP............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................24
ii

Ringkasan Isi Buku Pembanding Kedua

BAB 1 : Organisasi Koperasi dan Ekonomi Koperasi

1. Penyebaran Organisasi Koperasi Modern.


Koperasi modern didirikan pada akhir abad ke-18 terutama sebagai jawaban atas masalah
masalah sosial yang timbul selama tahap awal revolusi industri.Industri yang mula-mula
bercorak pada karya berubah padat modal,dan produksi yang mula-mula dilaksanakan
berdasarkan pesanan berubah menjadi produksi untuk kebutuhan pasar (produksi
massa),bukan hanya pasar dalam negeri dan pasar di negara-negara Eropa tetapi juga pasar
didaerah jajahan.
Dinegara jajahan penyebaran organisasi modern telah dilakukan terutama karena nilai nilai
koperasi sesuai dengan kebutuhan saat itu untuk meningkatkan kesejahteraan atau untuk
dijadikan alat penguasa kolonial dalam mengumpulkan hasil kekayaan pribumi.Berbagai
prakarsa untuk mengembangkan organisasi koperasi khususnya koperasi pertanian telah
dilakukan beberapa negara jajahan Asia,Afrika dan Amerika Selatan.
Selama periode 1950-1970,penyebaran dan pertambahan jumlah koperasi modern terjadi
dinegara berkembang.Pemerintah dari negara negara di Afrika yang baru merdeka,demikian
pula pemerintah dinegara negara di Asia dan Amerika Selatan mulai mendorong
pembentukan organisasi koperasi dan memanfaatkannya sebagai sarana pembangunan
dibidang pertanian.
Pada dasawarsa pembangunan koperasi 1970-1980 pemikiran-pemikiran kritis dan
kontoversial mengenai koperasi dan upaya upaya mengonsolidasi,mereorganisasi dan
meningkatkan pembangunan operasi pedesaan serta menyusun strategi yang diterapkan
untuk mendorong perkembangaannya.

2. Kebutuhan Akan Konsep Teoritis Dalam Analisis Koperasi.


Bantuan informasi teoritikal paling tidak memberikan sedikit petunjuk kepada para pejabat
atau pelaksana yang membangun organisasi koperasi dan menyadarkan mereka bahwa
banyak persoalan yang sebenernya tidak mampu ditangani oleh kebijaksanaan-
kebijaksanaan koperasi.
Mengingat teori ekonomi seringkali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang
memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun
koperasi,maka akan lebih penting bila para pembuat kebijakan dan para peneliti memandu
tindakan-tindakan atau aksi-aksinya dengan dalil kuat,sehat,dan bila mungkin teruji secara
empiris.

3. Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Koperasi.


Koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan.Menurut Samuelson(1991),ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku
masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langka dalam memproduksi berbagai
kornoditas,untuk kemudahan menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang
ada dalam suatu masyarakat.
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi,sehingga setiap kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional akan berprinsip pada “prinsip
ekonomi”,yaitu menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Perbedaan pokok antara koperasi dan organisasi ekonomi lain adalah bahwa koperasi adalah
organisasi ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan,sedangkan organisasi ekonomi lainnya (nonkoperasi)adalah organisasi ekonomi
yang dimiliki oleh anggotanya (pemodal) tetapi mereka bukan pelanggan dari organisasi
ekonomi yang dibentuk.
Dengan demikian ekonomi koperasi disamping membahas keputusan calon anggota untuk
masuk atau tidak kedalam koperasi,anggota untuk tetap tinggal atau keluar dari keanggotaan
koperasi,juga membahas berbagai keputusan yang harus diambil oleh manajemen koperasi
dan berbagai kendala yang melingkupinya seperti yang dikemukan yang diatas.

4. Ruang Lingkup Ekonomi Koperasi.


Ekonomi koperasi membahas tentang peranan ilmu ekonomi dalam mengembangkan
koperasi. Ilmu ekonomi yang dimaksud terutama dari ilmu ekonomi mikro karena koperasi
dipandang sebagai unit usaha yang mempunyai tujuan ekonomi . Pembahasan mikro
ekonomi koperasi dimulai dengan pengenalan koperasi dalam sistem pasar.

BAB 2 : Koperasi Dalam Analisis Organisasional Komparatif

1. Konsep Koperasi.
Dua contoh pengertian koperasi yang mencantumkan prinsip-prinsip koperasi adalah yang
dikemukakan oleh International Cooperative Alliance (ICA) dan UU No.25 tahun 1992
tentang Perkoperasian di Indonesia.Pada UU No. Tahun 1992,koperasi didefenisiskan
sebagai “badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
Koperasi adalah organisasi otonom,yang berada dalam lingkungan sosial ekonomi,yang
memungkinkan setiap individu dan setiap kelompok orang merumuskan tujuan-tujuannya
secara otonom dan mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui aktivitas-aktivitas ekonomi yang
dilaksanakan secara bersama sama.

2. Berbagai Hubungan Dalam Koperasi.


Hubungan dalam koperasi :
 Hubungan pelayanan.
Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota disamping sebagai
pemilikjuga sebagai pelanggan utama koperasi.Ada dua faktor utama yang
mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.Pertama adalah
adanya tekanan persaingan dari organisasi yang lain (terutama organisasi
nonkoperasi),dan kedua adalah perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat
perubahan waktu dan peradaban.
 Hubungan pasar.
Dalam teori ekonomi,pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis,yaitu :
1) Pasar barang.Pasar ini menggambarkan pertemuan antara permintaan dan
penawaran akan barang.
2) Pasar tenaga kerja.Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja.
3) Pasar uang.Pasar uang adalah adalah pertemuan antara permintaan dan
penawaran akan uang.Dalam pasar uang yang ditransaksikan adalah hak
untuk menggunakan untuk jangka waktu tertentu.
4) Pasar modal.Pasar modal adalah suatu fenomena yang jarang dilakukan,sebab
koperasi bukan kumpulan modal tetapi kumpulan orang-orang atau badan
hukum koperasi.
5) Pasar luar negeri.Pasar ini menggambarkan hubungan antara permintaan
dalam negeri akan produk impor dan penawaran dalam negeri akan produk
ekspor.

3. Alasan Menjadi Anggota Koperasi.


Menjadi anggota atau meneruskan tetap tinggal menjadi anggota dalam sebuah koperasi bila
mereka mengharapkan “manfaat” atau faedah yang dapat mereka peroleh dari suatu koperasi
lebih besar dari pada faedah yang dapat peroleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis
dengan organisasi nonkoperasi atau koperasi saingannya.
Manfaat utama yang diharapkan dari keanggotaan koperasi adalah dukungan koperasi
terhadap kelancaran/kestabilan usaha,dan kebutuhan konsumsi para anggota,seperti :
 Pemasaran hasil produksi para anggota dengan harga jual yang lebih tinggi dan atau
lebih stabil.
 Pengadaan input untuk anggota dengan harga jual yang lebih rendah dan atau lebih
stabil.
 Pengadaan kebutuhan konsumsi dengan harga yang lebih murah atau lebih stabil.

4. Koperasi Dalam Segitiga Strategis.


Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang diperhitungkan.Ketiga
pemain itu adalah koperasi itu sendiri (cooperative),para anggota atau anggota potensial
(member atau potential members),dan pesaing (competitor).Maing-masing dari komponen
strategis tersebut sering disebut “The Third’s C Strategic”(Customerl members,Cooperative,
dan Competitor).

5. Persyarat Keunggulan Koperasi.


Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin koperasi ingin merealisasikan keunggulan
skala ekonomi,yaitu:
 Koperasi harus memperlihatkan kemampuan yang sama dalam memproduksi dan
mendistribusikan produk kepada anggotanya dibandingkan dengan perusahaan lain
yang menjadi pesaingnya.
 Manajer perlu diberi kesempatan yang luas untuk meminimalkan biaya produksi.
 Koperasi harus mampu memanfaatkan laju perkembangan teknologi yang paling
tidak sama dengan kemampuan pesaingnya dalam memanfaatkan laju perkembangan
teknologi yang sama.

6. Persyaratan Umum Keberhasilan Perkembangan Organisasi.


Beberapa persyaratan keberhasilan perkembangan koperasi yang secara umum diterima oleh
teori ekonomi koperasi dijelaskan oleh Hanel (1989) sebagai berikut :
 Organisasi koperasi harus berusaha secara efisien atau produktif.
 Organisasi koperasi harus efisien atau efektif bagi anggotanya.
 Dalam jangka panjang,koperasi harus memberikan setiap anggota suatu saldo positif
antara pemanfaatan (insentif) yang diperolehnya dari koperasi dan sumbangan
(kontribusi)nya kepada koperasi.
 Koperasi harus mampu menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan dari
usaha bersama itu menjadi milik umum.

BAB 3 : Efisiensi Koperasi

1. Pendahuluan
Koperasi adalah organisasi yang dibentuk untuk menjalankan usaha,hanya metode
organisasionalnya berbeda dengan badan usaha nonkoperasi.Perbedaan yang disepakti
adalah pada koperasi dikembangkan prinsip identitas dimana anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pelanggan,sedangkan pada badan usaha nonkoperasi anggota dapat saja
sebagai pemilik,tetapi ia bukan sebagai pelanggan.

2. Model Maksimisasi Keuntungan


Konsepsi keuntungan maksimum yang diuraikan sebenarnya konsep “maksimisasi tanpa
kendala”,artinya perusahaan tersebut ingin mencapai keuntungan maksimum tanpa kendala
tertentu.Bagi koperasi akan lebih tepat jika menggunakan konsep “keuntungan maksimum
berkendala”,karena koperasi merupakan organisasi yang mengakui adanya kendala-kendala
efisiensi.
Bila semua keputusan rapat anggota dapat dijabarkan secara jelas,maka kendala-kendala itu
dapat dengan mudah diintrodusir baik melalui model kuantitatif maupun kuantitatif dalam
pencapaian keuntungan maksimum,dengan kata lain prinsip keuntungan maksimum masih
bisa dijalankan secara kooperatif.

3. Jenis Dan Efisiensi Koperasi


Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya.Pembahasan
mengenai efisiensi,Thoby Mutis (1992) menunjukkan 5 lingkup efisiensi koperasi,yaitu:
 Efisiensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari excess cost (ekses
biaya) dengan actual cost (biaya yang sebenarnya).
 Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya
dan dana dari semua komponen koperasi tersebut.
 Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan
perseorangan diluar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi
didalam koperasi.
 Efisiensi dinamis (dinamyc effciency) adalah efisiensi yang biasa dikaitkan dengan
tingkat optimasi karena ada perubahan teknologi yang dipakai.
 Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secara
tepat,karena tidak menimbulkan biaya biaya atau beban sosial.
4. Efisiensi Koperasi Yang Terintegrasi
Struktur organisasi akan semakin kompleks apabila pengembangan koperasi diarahkan pada
integrasi vertikal,artinya koperasi dapat membentuk pemusatan dari primer menjadi
sekunder atau dari sekunder menjadi tersier.Tujuan utama berintegrasi vertikal adalah untuk
meningkatkan efisiensi dengan wilayah yang lebih luas.Beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari adanya integrasi vertikal sebagai berikut :
 Economies of Scale
 Manfaat External Economies
 Manfaat Nonekonomi
 Reduksi Biaya Transaksi
 Mengurangi Resiko Ketidakpastian

BAB 4 : Organisasi Koperasi Dalam Sistem Pasar

1. Kekuatan Dan Kelemahan Operasi Dalam Sistem Pasar


Koperasi harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki,mampu mencari
peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan,memanfaatkan kesempatan-kesempatan
yang ada dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam tubuh koperasi.
Kelemahan operasi dalam sistem pasar adalah :
 Prinsip keanggotaan bersifat sukarela.
 Prinsip kontrol secara demokratis.
 Prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota.
 Prinsip bunga yang terbatas atas modal.

2. Koperasi Dalam Rantai Tataniaga


Pada dasarnya ada tiga pelaku dalam sistem ekonomi pasar,yaitu produsen,konsumen,dan
perantara (pedagang).Produsen adalah orang atau badan yang menghasilkan produk
tertentu.Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu produk.Pedagang
adalah orangg atau badan yang membrli produk bukan untuk dikonsumsi,melainkan dijual
kembali.

3. Sasaran Integrasi Vertikal Melalui Koperasi


Menurut R.A Supriyono (1985) integrasi vertikal merupakan salaj satu strategi alternatif
dalam mana perusahaan memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi ke
belakang (hulu) atau kedepan (hilir).Sedangkan menurut Porter (1996),integrasi vertikal
merupakan kombinasi dari proses-proses produksi,distribusi dan atau proses ekonomi
lainnya yang secara teknologi berbeda dalam batas batas satu perusahaan tunggal.
Sama halnya dengan perusahaan pada umumnya,koperasi dapat mengadakan integrasi
vertikal ke hulu atau ke hilir dengan membentuk koperasi primer,sekunder,atau tersier
disepanjang jalur tata niaga suatu produk.Strategi ini banyak diterapkan oleh berbagai jenis
koperasi di Indonesia.Tetapi menurut Ima Suwandi (1985),integrasi vertikal yang ada di
Indonesia pada dasarnya hanya dikenal tiga bentuk,yakni :
 Bentuk federisi (federated)
 Bentuk pemusatan (centralized)
 Bentuk campuran
Ketiga bentuk integrasi vertikal tersebut mempunyai sasaran utama yang sama yaitu
memperkecil risiko dan meningkatkan efisiensi usahanya.

4. Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi


Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan,maka setiap harga
yang akan ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga
untuk nonanggota.Hal ini memebedakan kebijakan harga dikoperasi dengan perusahaan
nonkoperasi.Bila anggota tersebut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tentang
harga,maka koperasi tidak dapat menentukan harga pada saat maksimum.Harga tidak lagi
didasarkan pada prinsip profit motive tetapi sudah memperhatikan pelayanan kepada
anggota.

BAB 5 : Partisipasi Anggota Pada Koperasi

1. Pengertian Partisipasi
Istilah partisispasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta
(keikutsertaan) seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan berarti mengikutsertakan masyarakat dalam aktivitas-
aktivitis pembangunan guna mencapai tujuan meningkatkan kesejahteraan.Dimensi-dimensi
partisipasi dijelaskan sebagai berikut :
 Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya.
 Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya.
 Partisipasi dipandang dari pelaksanaanya.
 Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya

2. Arti Pentingnya Partisipasi


Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau
perkembangan suatu organisasi.Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan.Mengenai pentingnya partisipasi
dalam kehidupan koperasi ditegaskan bahwa bahwa koperasi adalah badan usaha
(perusahaan) yang pemilik dan pelanggannya adalah sama yaitu para anggotanya dan ini
merupakan prinsip identitas koperasi yang sering digambarkan dalam lambang segi tiga
(Tri-angel Identity of Cooperative).Jadi pelanggan=pemilik=anggota dimana ketiga pihak
tersebut orangnya adalah sama.

3. Rangsangan Partisipasi
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasinya
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
 Peningkatan pelayanan yang efisiensi melalui penyediaan barang dan jasa oleh
perusahaan koperasi.
 Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi.
 Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan seperti dalam penetapan tujuan
dan dalam pengawasan tata kehidupan koperasinya.

Dimensi partisipasi akan saling berkaitan satu dengan yang lain dan dapat dijelaskan sebagai
berikut.
 Para anggota perseorangan akan berpartisipasi dalam kegiataan pelayanan
perusahaan koperasi.
 Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui ketentuan-ketentuan
organisasi untuk berperan serta dalam membiayai perusahaan koperasi.
 Anggota harus memiliki hak dan kesempatan serta termotivasi.
4. Cara Meningkatkan Partisipasi
Partisipasi dalam koperasi terdiri dari partisipasi kontributif dan partisipasi
insentif.Peningkatan
5. Biaya Partisipasi
6. Model Kesesuaian Dalam Partisipasi

BAB 6 : Koperasi Dalam Ekonomi Mikro


1. Gambaran Umum Ekonomi Mikro
2. Sasaran Perusahaan Koperasi

BAB 7 : Koperasi Dalam Pasar Persaingan Sempurna

1. Pengertian Pasar Sempurna


2. Analisis Jangka Pendek
3. Analisis Jangka Panjang
4. Kesimpulan

BAB 8 : Koperasi Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

1. Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik


2. Analisis Jangka Pendek
3. Analisis Jangka Panjang
4. Kesimpulan

BAB 9 : Koperasi Dalam Pasar Oligopoli

1. Pengertian Pasar Oligopoli


2. Strategi Dalam Pasar Oligopoli
3. Penurunan Harga Yang Bersifat Predator Atau Menghancurkan
4. Price Leadership (Kepemimpinan Harga)
5. Rintangan-rintangan Dalam Memasuki Pasar
6. Penghalang Penghalang Masuk Dan Integrasi Vertikal Koperasi

BAB 10 : Koperasi Dalam Pasar Yang Dimonopoli

1. Pengertian Monopoli
2. Pesaing Potensial Dari Koperasi
3. Koperasi Dan Monopoli Alami

BAB 11 : Teori Biaya Transaksi

1. Pendahuluan
2. Pengertian Biaya Transaksi
3. Asumsi Perilaku
4. Ketidakpastian Dan Biaya Transaksi
5. Faktor Motivasi Individu
6. Dimensi Transaksi
7. Moral Hazard (Resiko Moral) Dan Organisasi Koperasi
8. Mereduksi Biaya Transaksi

BAB 12 : Kewirausahaan Koperasi

1. Kebutuhan Akan Wirausaha-wirausaha Koperasi


2. Pengertian Kewirakoperasian
3. Competitive Advantages Pada Koperasi
4. Fungsi Kewirakoperasian
5. Tipe Kewirakoperasian
6. Tugas Wirakop
7. Persyarat Keberhasilan Wirausaha Koperasi
8. Jiwa Dan Semangat Wirausaha Koperasi
9. Prinsip-prinsip Inovasi
10. Kesimpulan

BAB 13 : Jaringan Usaha Koperasi

1. Pendahuluan
2. Masalah Usaha Berskala Kecil
3. Manfaat Program Jaringan Usaha Koperasi
4. Jenis Kerjasama Dalam Jaringan Usaha Koperasi
5. Struktur Jaringan Usaha Koperasi
6. Tahapan Program Jaringan Usaha Koperasi

BAB 14 : Pedoman Tata Cara Mendirikan Koperasi

1. Pendahuluan
2. Jenis Koperasi
3. Pembentukan Koperasi
4. Pengesahan Atau Penolakan Akta Pendirian Koperasi

BAB 15 : Karakteristik Aspek Organisasi Koperasi Indonesia

1. Ciri-ciri Umum Organisasi Koperasi Dan Badan Usaha Koperasi


2. Unsur-unsur Organisasi Koperasi
3. Hakikat Manajemen Koperasi
4. Ruang Lingkup Usaha Koperasi
5. Permodalan Koperasi
6. Bentuk Dan Jenis-jenis Operasi

Anda mungkin juga menyukai