Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang
AKUNTANSI KOPERASI SIMPAN PINJAM. Selain sebagai tugas, makalah
yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang
lembaga keuangan lainnya lebih khususnya koperasi simpan pinjam.
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai lembaga
keuangan lainnya ini. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar ke depannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada
umumnya.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan
kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-
nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help),
percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan
melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh
bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya.
Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup
strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada
gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba),
pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para
petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga
kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah
mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen,
dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima
keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena
yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di
pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang mampu
memposisikan diri sebagai lembaga dalam program pengadaan pangan nasional
serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada masyarakat. Pendirian koperasi
di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan
perekonomian desa. Menurut data statistik perkoprasian 2007 menunjukkan bahwa
tahun 2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari
1
tahun 2005 sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini
menggambarkan keberadaan koperasi setidaknya diharapkan mampu
menumbuhkan posisi tawar (bergaining position) rakyat terhadap pasar.
1.3. Tujuan
Setelah melihat rumusan masalah dari makalah ini, diharapkan pembaca mampu
untuk ;
• Menjelaskan koperasi simpan pinjam
• Menguraikan sumber dana koperasi simpan pinjam
• Menjelaskan jenis-jenis koperasi
• Menjelaskan kegiatan usaha koperasi
• Menjelaskan keuntungan koperasi simpan pinjam
• Menjelaskan perjanjian atau syarat-syarat pendirian koperasi simpan pinjam
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam praktiknya terdapat banyak jenis-jenis koperasi. Pendirian jenis
koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut. Dalam makalah
ini hanya akan bahas mengenai koperasi yang berkaitan dengan lembaga keuangan
atau pembiayaan. Koperasi yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan
adalah koperasi simpan pinjam. Walaupun banyak pihak tidak memasukkannya
sebagai lembaga pembiayaan.
Alasan memasukkan koperasi simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan
dikarenakan usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha
pembiayaan, yaitu menghimpun dana dari pada anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat
umum. Hal ini tentunya sesuai pula dengan ciri-ciri dan definisi lembaga keuangan
yang kegiatannya menghimpun atau menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut
sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang di kumpulkan para anggota
tersebut. Kemudian dijadikan modal untuk di kelola oleh pengurus koperasi,
dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkannya.
Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
4 unsur koperasi Indonesia :
1. Koperasi adalah badan usaha;
2. Koperasi adalah kumpulan orang – orang atau badan hukum koperasi;
3. Koperasi Indonesia , koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip – prinsip
koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat.
4
Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan "rules of the game" dalam
kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan
jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan
watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat
ini di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung
pengertian bahwa,seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota
koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang
akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi akan dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Dengan
keyakinan tersebut, maka partisipasi aktif setiap anggota terhadap
organisasi dan usaha koperasi akan timbul.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan secara
demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam
pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada
saat rapat anggota. Para pengelola koperasi berasal dari para anggota
koperasi itu sendiri.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Setiap anggota yang
memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian
sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota yang pasif. Anggota
yang menggunakan jasa koperasi akan membayar nilai jasa tersebut
terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan
diperhitungkan pada saat pembagian SHU.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah pemilik
koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang
disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan digunakan koperasi untuk
melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Apabila anggota menuntut
pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan pada
koperasi, maka hal tersebut berarti akan membebani dirinya sendiri, karena
bunga modal tersebut akan menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi
5
terhadapnya. Dengan demikian, tujuan berkoperasi untuk meningkatkan
efisiensi dalam mencapai kepentingan ekonomi bersama tidak akan
tercapai. Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani
anggota dan masyarakat sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi
anggota. Dari pelayanan itu, diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai
lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan.
e) Kemandirian. Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi
harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan
organisasi. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan keberanian
mempertanggungjawabkan segala tindakan/perbuatan sendiri dalam
pengelolaan usaha dan organisasi. Agar koperasi dapat mandiri, peran serta
anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa sangat menentukan. Bila setiap
anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam arti melakukan segala
aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu
menyediakannya, maka prinsip kemandirian ini akan tercapai.
f) Pendidikan perkoperasian. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Koperasi (SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya.
Hanya dengan kualitas SDMK yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan
koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992 mengantisipasi
dampak dari globalisasi ekonomi di mana SDMK menjadi penentu utama
berhasil tidaknya koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya.
g) Kerja sama antar koperasi. Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan di
tingkat lokal, nasional, dan internasional. Prinsip ini sebenarnya lebih
bersifat "strategi" dalam bisnis. Dalam teori bisnis ada dikenal "Synergy
Strategy" yang salah satu aplikasinya adalah kerja sama antar dua organisasi
atau perusahaan.
6
Koperasi simpan pinjam memiliki tiga 3 prinsip utama
1) Swadaya
Pengertian Koperasi Swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan
hanya diperoleh dari anggotanya.
2) Setia kawan
Pengertian Koperasi Setia Kawan adalah memiliki prinsip bahwa pinjaman
hanya diberikan kepada anggota.
3) Pendidikan dan Penyadaran
Pengertian Koperasi Pendidikan dan Penyadaran adalah memiliki prinsip
membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang berwatak baik yang
dapat diberi pinjaman.
7
Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi
simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para anggotanya. Bagi
anggota koperasi yang kelebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya di
koperasi dan kemudian oleh pihak koperasi dipinjamkan kembali kepada para
anggota yang membutuhkan dana dan jika memungkinkan koperasi juga dapa t
meminjamkan dananya kepada masyarakat luas.
Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang sebagai
sumbangan pokok anggota, disamping itu, ditetapkan pula sumbangan wajib
kepada para anggotanya. Kemudian sumber dana lainnya dapat diperoleh dari
berbagai lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang
kelebihan dana.
Secara umum sumber dana koperasi adalah :
1. Dari para anggota koperasi berupa :
a. Iuran Wajib
b. Iuran Pokok
c. Iuran Sukarela
2. Dari luar koperasi berupa :
a. Badan Pemerintah
b. Perbankan
c. Lembaga Swasta Lainnya
Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggota sangat tergantung
kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana. Sebagai contoh
dalam koperasi simpan pinjam semakin banyak seorang anggota meminjam
sejumlah uang, maka pembagian keuntungan akan lebih besar dibandingkan dengan
anggota yang tidak meminjam, demikian pula sebaliknya.
8
2.3.1. Jenis-jenis koperasi menurut fungsinya :
1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Konsumsi
3. Koperasi Simpan Pinjam
4. Koperasi Serbaguna
Koperasi produksi di utamakan diberikan kepada para anggotanya dalam
rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa. Produksi dapat
dilakukan dalam berbagai bidang seperti pertanian atau industry atau jasa.
Kemudian koperasi konsumsi, dalam kegiatan usahanya adalah
menyediakan kebutuhan akn barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang,
pangan dan kebutuhan yang berbentuk barang lainnya. Koperasi jenis ini banyak
dilakukan oleh karyawan suatu perusahaan dengan menyediakan berbagai
kebutuhan bagi para anggotanya.
Sedangkan koperasi simpan pinjam melakukan usaha penyimpanan dan
peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya. Koperasi jenis ini
sering disebut dengan koperasi kredit yang khusus menyediakan dana bagi anggota
yang memerlukan dana dengan biaya murah tentunya.
9
2.3.3. Jenis simpanan koperasi simpan pinjam
1) Simpanan Pokok (KSP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan
atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2) Simpanan Wajib (KSP)
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil
selama yang bersangkutan menjadi anggota.
3) Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya
hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau
kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap
saat pada hari kerja Koperasi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi
antara lain adalah:
a. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh
pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
b. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau
insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.
c. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari
partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna
jasa,dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan yang
lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain.
Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena
menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta
mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat
meliputi :
10
a) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada
hari kerja;
b) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan)
dan setoran minimal selanjutnya;
c) Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
d) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik
tabungan;
e) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik
tabungan atau yang diberikan kuasa;
f) Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan
kepada penyimpan;
g) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu
misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya;
h) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
i) Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian
pembukuan.
4) Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang
bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu
tersebut berakhir. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
simpanan berjangka dapat meliputi:
a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih
dulu untuk menjadi penabung.
b. Jumlah setoran minimal.
c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai
dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut.
d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir
bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
11
2.4. Keuntungan Koperasi
Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya. Dengan pernyataan inilah maka dapat disimpulkan bahwa
koperasi sangat menguntungkan bagi anggotanya baik secara keuangan (financial)
maupun non financial. Manfaat secara keuangan yang dirasakan oleh para
anggotanya adalah sebagai berikut :
a. Dengan adanya koperasi, anggota dapat meminjam uang pada koperasi
untuk modal usaha dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan
pinjaman kepada rentenir,
b. Setiap anggota dapat membeli barang – barang kebutuhan pokok dengan
harga yang lebih murah di koperasi,
c. Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) yang tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya
operasional. Dimana pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha ini dibagi
secara adil sehingga tidak ada yang dirugikan
12
administrasi yang dibebankan kepada peminjam. Kemudian keuntungan juga dapat
diperoleh dari hasil investasi lain yang dilakukan diluar kegiatan peminjaman
misalnya penempatan uang dalam bidang surat-surat berharga.
Pembagian keuntungan didalam koperasi simpan pinjam diberikan terutama
bagi peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya. Keuntungan akan
diberikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam suatu periode. Semakin besar
pinjaman, maka pembagian keuntungannya pun semakin besar pula, demikian pula
sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah :
1. Biaya Bungan yang dibebankan kepada peminjam;
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi;
3. Hasil investasi di luar kegiatan koperasi.
13
keputusan rapat tersebut akan digunakan sebagai dasar pengajuan akta pendirian ke
notaris.
Melalui notaris atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi simpan
pinjam tersebut diajukan ke pejabat yang berwenang untuk dievaluasi. Beberapa
bukti tertulis yang wajib dilampirkan antara lain berupa salinan akta pendirian
bermaterai, akta pendirian yang telah ditandatangani notaris, surat bukti tersedianya
modal, rencana kegiatan usaha kurang kurangnya untuk 3 tahun ke depan, dan
RAPB.
14
9. Daftar susunan kepengurusan dan pengawas koperasi
10. Daftar sarana kerja koperasi
11. Surat pernyataan yang menyatakan tidak memiliki hubungan keluarga
antara pengurus
12. Susunan struktur organisasi koperasi
Khusus untuk koperasi simpan pinjam beberapa persyaratan tambahan antara lain:
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, itu berupa
deposito pada bank pemerintah atas nama menteri negara koperasi dan
umkm.
2. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan usp yang dikelola
secara kusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.
3. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
4. Surat perjanjian kerja antara pengurus koperasi dengan pengelola USP
koperasi
5. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan beberapa
poin berikut seperti bukti telah mengikuti pelatihan atau magang usaha
simpan pinjam koperasi, surat keterangan berkelakuan baik atau SKCK,
surat pernyataan tidak mempunyai hubungan sedarah dengan pengurus dan
pengawas, dan terakhir adalah surat pernyataan pengelola tentang
kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
6. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
7. Menyediakan surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai
kesehatan USP koperasinya oleh pejabat yang berwenang. Info lebih detail,
dapat anda lihat di situs Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
15
lebih, maka tidak menutup kemungkinan koperasi memberikan pinjaman kepada
bukan anggota koperasi.
16
generasi muda dan mahasiswa sehingga semangat gerakan koperasi lebih
meningkat kesadarannya. Ketujuh, program pendampingan koperasi secara
konsisten dari hulu hingga hilir. Kedelapan, kerjasama secara sinergi dengan
sejumlah Kementerian untuk menggiatkan ekonomi rakyat melalui
koperasi.Kesembilan, menggelar sejumlah training atau pelatihan bagi koperasi
pemuda. Dan ke-,10, menerbitkan revisi terhadap UU Koperasi No 25/1992
menjadi UU No 17/2012 tentang Perkoperasian.
Keberadaan lembaga penjamin simpanan koperasi itu bertujuan memberi
perlindungan bagi nasabah koperasi. Dan Undang-Undang (UU) Koperasi Nomor
17 Tahun 2012 yang baru saja disahkan, sebenarnya merupakan pemberian amanat
inisiatif dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Koperasi Selain itu,
banyaknya praktik rentenir di koperasi juga akan diminimalisasi oleh peraturan
pemerintah itu. Koperasi yang sehat juga harus melakukan rapat anggota tahunan
(RAT) secara rutin. Hasilnya akan diaudit oleh akuntan publik
UU baru itu akan memperbolehkan investor masuk menanamkan modalnya,
lnvestor dapat menjadi sumber pembiayaan yang efektif bagi koperasi karena tidak
mengenal dana hibah dan modal penyertaan. Seluruh kegiatan koperasi itu akan
diawasi oleh Lembaga Pengawas Koperasi (LPK).
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Koperasi merupakan salah satu bidang usaha yang cocok dengan
kepribadian bangsa Indonesia yaitu gotong royong. Ada beragam jenis dan
tingkatan koperasi di Indonesia, salah satunya adalah koperasi simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam memberikan berjuta manfaat bagi anggotanya, khususnya
terkait dengan permodalan, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk
berwirausaha. Di Indonesia pembentukan usaha koperasi telah diatur dalam undang
undang dan peraturan pemerintah lainnya. Untuk mendirikan usaha koperasi
simpan pinjam ada beberapa hal yang harus di pahami.
3.2. Saran
Koperasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan
yang diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat
kinerja dan pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin
banyak msyarakat yang tertarik untuk berkopersai, tentunya hal ini diperlukan
perhatian yang serius dari pemerintah khusunya instansi yang terkait. Kepada
anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam koperasi sebagai usaha yang
dikerjakan secara barsama-sama dan untuk kepentingan bersama pula.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Kasmir.1998.BankdanLembagaKeuanganLainnya.Jakarta:RajaGrafindo, PT
http://www.koperasindo.net/2012/12/koperasi-simpan-pinjam-dan-
pengelolaanya.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
19