Anda di halaman 1dari 30

PERBANDINGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN), BADAN USAHA

MILIK SWASTA (BUMS) DAN KOPERASI

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi

Dosen Pengampu
Fivien Muslihatinningsih, S.E, M.Si.

Oleh :
Nurul Roufalia (160810101078)
Redy Bahalwan (160810101082)
Geta Novira (160810101084)
Ibnu Dwi W (160810101102)
Septa Mega Hera K (160810101113)
Ensa Rizky Purnamasari (160810101134)

EKONOMI KOPERASI
Kelas C

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, penulis
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam kami panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Koperasi .
Makalah ini akan membahas berisi mengenai pengertian dan jenis-jenis dari BUMN,
menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari BUMN, penjelasan dari BUMS, memaparkan
adanya kelebihan dan kelemahan dari BUMS itu sendiri, kemudian memaparkan tujuan dari
Koperasi, Peran dari Koperasi, serta menjelaskan tentang struktur organisasi antara BUMN,
BUMS, dan Koperasi.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat ketidak sempurnaan, baik dari segi
materi maupun segi bahasa dan penulisan. Penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan tersebut. Oleh karena itu, penulis menerima segala
kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan makalah ini menjadi lebih baik agar dapat
digunakan sebagai referensi oleh pembaca.

Jember, 26 April 2019

Penulis

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I. ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II. .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 Penjelasan dan Jenis-Jenis dari BUMN ........................................................................................ 6
2.2 Struktur Organisasi BUMN .......................................................................................................... 8
2.3 Kekuatan dan Kelemahan BUMN .............................................................................................. 13
2.4 Definisi dan Macam-macam BUMS .......................................................................................... 16

2.5 Struktur Organisasi BUMS ......................................................................................................... 17


2.6 Kekuatan dan Kelemahan BUMS ............................................................................................... 18
2.7 Definisi dan Tujuan Koperasi ............................................................................................ 19
2.8 Struktur Organisasi dan Permodalan Koperasi ........................................................................... 22
2.9 Peran Koperasi dalam Perekonomian Masyarakat ...................................................................... 27
BAB III. ................................................................................................................................................ 29
PENUTUP ............................................................................................................................................ 29
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 30

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 3
BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan usaha merupakan suatu kesatuan dari sebuah organisasi dan ekonomis yang
memiliki tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada
masyaraka. Badan usaha dapat juga diartikan sebagai organisasi yang mengombinasikan dan
mengordinasikan berbagai daya untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang-barang
atau jasa ntuk dijual (Dominick Salvatore).
Dalam hal ini Koperasi masuk kedalam salah satu dari badan usaha tersebut.
Koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir melalui pemanfaatan dan
pendayagunaan dari sumber daya ekonomi para anggotanya yang didasarkan pada prinsip-
prinsip koperasi serta kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya
pada khsusnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat dan guru dari perekonomian nasional (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 1998).
Prinsip- Prinsip Koperasi merupakan dasar atau landasan dari kinerja koperasi
sebagai badan usaha serta menjadi ciri atau karakteristik tersendiri dari koperasi yang
membedakannya dari badan usaha lainnya. Serta, prinsip-prinsip tersebut bisa menjadi
pedoman yang memberi arah bagi setiap koperasi dalam menjalankan kegiatannya. Namun,
demikian juga perlu adanya ingatan bahwa badan usaha , koperasi juga harus tunguk dan
patuh terhadap nilai-nilai serta prinsip bisnis yang berlaku umum pada setiap badan
usaha.Berlainan dengan perusahaan atau organisasi lain yang bertujuan semata-mata hanya
mencari profit, karakteristik peting lain dari koperasi terlihat dari fungsi dan peran yang
tercantum dalam UU No. 25 Tahun 1992 yang diantaranya : “Membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya” (UU
Perkoperasian).
Melihat penjelasan dari perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lainnya (BUMN
dan BUMS), dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan konglomerat, posisi dari Koperasi ternyata masih sangat tebelakang.
Nilai aset koperasi pada tahun 1993 hanya berjumlah Rp. 4 triliyun. Jumlah tersebut, kurang
dari 1 persen dari nilai aset berbagai aset dari sektor usaha lainnya yang ada di Indonesia.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 4
Nilai aset terbesar dimilki olen BUMN dengan jumlah Rp 269 triliyun, kemudian disusul oleh
konglomerat dengan jumlah Rp 277 triliyun (Baswir, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dan jenis-jenis dari BUMN ?
2. Bagaimana struktur organisasi dari BUMN ?
3. Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari BUMN ?
4. Apa yang dimaksud dan jenis-jenis dari BUMS ?
5. Bagaimana struktur organisasi dari BUMS ?
6. Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari BUMS ?
7. Bagaimana definisi dan tujuan dari Koperasi ?
8. Bagaimana bentuk dari struktur organisasi dan permodalan dari Koperasi ?
9. Bagaimana peran Koperasi dalam masyarakat pada umumnya ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dan jenis-jenis dari BUMN.
2. Untuk mengetahui struktur organisasi dari BUMN.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari BUMN.
4. Untuk mengetahui penjelasan dan jenis-jenis dari BUMS.
5. Untuk mengetahui struktur organisasi dari BUMS.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari BUMS.
7. Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari Koperasi.
8. Untuk mengetahui bentuk dari struktur organisasi dan permodalan dari Koperasi.
9. Untuk mengetahui peran Koperasi dalam masyarakat pada umumnya.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 5
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan dan Jenis-Jenis dari BUMN


BUMN merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara, dimana badan usaha
yang keseluruhannya dan juga sebagian besar dari modalnya dimiliki oleh negara yang telah
melalui pernyataan dengan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan ( Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). Dimana BUMN
adalah salah satu pelaku ekonomi didalam sistem perekonomian nasional, serta badan usaha
swasta atau BUMS dan juga koperasi. BUMN memiliki asal dari kontribusi didalam
perekonomian indonesia serta berperan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan juga
jasa guna yang dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Berpijak pada Pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945, dibentuklah perusahaan negara
yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai unit usaha yang mengelola kekayaan alam
untuk kesejahteraan rakyat. Adapun yang dimaksud dengan BUMN berdasarkan Pasal 1
angka 1 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Berdasarkan Pasal 9 UU No.
19 Tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terdiri dari Perusahaan Perseroan
(Persero) dan Perusahaan Umum (Perum).
Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan (Pasal 1 angka 2 UU No. 19 Tahun
2003). Sedangkan Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan (pasal 1 angka 4 UU No. 19 Tahun 2003).
 Jenis-Jenis BUMN
Sesuai dengan namanya, perusahaan ini adalah milik negara. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara, BUMN dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan
Perseroan (Persero).
Adapun tujuan pemerintah mendirikan sebuah BUMN ialah:

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 6
(1) menyelenggarakan kepentingan umun dan pelayanan jasa kepada masyarakat
(2) memupuk salah satu sumber penerimaan negara
(3) mencegah terjadinya monopoli oleh swasta
(4) memperluas jaringan kerja

1.Perusahaan Jawatan
Perusahaan negara yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang tidak
terpisahkan dan merupakan bagian dari suatu departemen. Usahanya bersifat pelayanan
kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perjan dipimpin oleh
seorang kepala yang diangkat oleh Menteri departemen yang bersangkutan. Dengan
demikian, seorang Kepala Perjan bertanggung jawab kepada Menteri tersebut. Kepala Perjan
adalah pegawai negeri. Perjan ternyata selalu merugi. Oleh sebab itu, sejak tahun 1998,
pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Perjan. Perjan yang ada kemudian diubah bentuknya
menjadi Perum maupun Persero. Contohnya Perjan Kereta Api diubah menjadi Perum Kereta
Api (Perumka), Perjan Kehutanan diubah menjadi Perum Perhutani.
2. Perusahaan Umum
Modal Perum diperoleh dari kekayaan negara yang telah dipisahkan (bukan dari
dana suatu departemen) dan tidak terbagi atas saham-saham. Tujuan utama pendirian Perum
ialah memberikan pelayanan kepada kepentingan umum di bidang produksi, distribusi,
konsumsi sekaligus untuk meraih keuntungan. Perum mempunyai nama, kekayaan, dan
kebebasan bergerak seperti perusahaan swasta, mengadakan perjanjian kontrak, dll. Perum
berbadan hukum. Pemimpin dan direksi diangkat oleh Menteri departemen yang
bersangkutan. Pegawainya berstatus pegawai Perum yang diatur secara khusus, tidak sama
dengan PNS. Contohnya, Perumka.
3. Perusahaan Perseroan
Salah satu bentuk badan usaha negara yang membuka kesempatan kepada
masyarakat umum untuk ikut memiliki atau menanamkan modalnya dalam perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, modal persero dalam bentuk saham-saham. Status perusahaan
berbadan hukum. Pemimpin perusahaan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Kinerja pemimpin perusahaan diawasi oleh dewan komisaris. Pegawainya berstatus pegawai
negeri biasa. Contoh, PT Pelni, PT Garuda Indonesia.
4.Perusahaan Daerah

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 7
Perusahaan daerah dikelola oleh pemerintah daerah. Perusahaan daerah pada
dasarnya berbentuk seperti perum atau persero. Ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip
manajemen maupun organisasi perusahaan daerah diatur dengan peraturan daerah (perda),
yang pada prinsipnya tidak berbeda dengan perum atau persero. Contohnya Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD).

2.2 Struktur Organisasi BUMN

Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris. Dalam PT, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan
wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai
dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan Sesuai dengan Pasal 14 Undang-undang No. 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ayat (1) Perubahan Anggaran Dasar di tetapkan oleh
RUPS, ayat (2) Usul adanya perubahan Anggaran Dasar di cantumkan dalam surat panggilan
atau pengumuman untuk mengadakan RUPS.
1. RUPS
Perseroan Terbatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ
spesifik. Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang secara umum
bertugas untuk menentukan segala kebijaksanaan umum PT. Organ kedua adalah Direksi
yang bertugas menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan RUPS. Dan
ketiga adalah Komisaris yang bertugas sebagai pengawas untuk dan atas nama pemegang
saham.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 8
Pemegang kedaulatan tertingi, di dalam masyarakat kita ada sementara anggapan
yang mengatakan bahwa pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT ada di tangan pemegang
saham. Beredarnya adagium di atas tampaknya dilatarbelakangi oleh kultur, sebagian besar
lapisan masarakat kita yang tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan
rusan tugas. Kerap jabatan yang sedang disandang digunakan untuk kepentingan pribadi. Di
dalam perseroan, jabatan sebagai pemegang saham acapkali digunakan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan di dalam perseroan. Direksi yang saban waktu ada dalam perseroan sebaliknya
tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan urusan kekuasaan pemegang
saham.
Sesungguhnya di dalam perseroan, pemegang saham tidak mempunyai kekuasaan
sama sekali. Para pemegang saham baru mempunyai kekuasaan atas PT bila mereka sudah
berada dalam satu aula atau ruangan pertemuan yang dinamakan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Status hukum keptusan RUPS yang tidak bisa ditentang oleh siapapun serupa
itu yang menyebabkan RUPS sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT dan bukan
pemegang saham. Pemegang saham di luar forum RUPS tidak mempunyai kekuasaan apa-
apa lagi terhadap perseroan, malainkan Direksi yang paling berkuasa. Rapat Umum
Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertingi dalam PT mempunyai kewenangan
untuk pertama menetapkan kebijaksanaan umum PT. Kedua mengangkat dan
memberhentikan Direksi dan Komisaris dan ketiga, mengesahkan laporan tahunan
Direksi/Komisaris.
Kewenangan RUPS untuk menetapkan kebijaksanaan umum PT dapat disimpulkan
dari bunyi rumusan pasal 63 Undang-undang Perseroan Terbatas Tahun 1995. Disana
dikatakan bahwa RUPS mempunyai kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi dan
Komisaris, dalam Batas yang ditentukan undang-undang dan Anggaran Dasar/Akte
Pendirian. Sedangkan kekuasaan RUPS untuk mengangkat dan memberhentikan Direksi dan
Komisaris terdapat dalam rumusan pasal 80, 91, 95 dan 1001.
2. Direksi
Sruktur organisasi PT (Persero) dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasal 5 ayat (1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh
Direksi. (2) Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan
dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik dalam maupun diluar pengadilan. (3) Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 9
peraturan perundang-undangan serta wajib melaksankan prinsip-prinsip, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertangungjawaban, serta kewajaran.
Pasal 6
1) Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.
2) Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggungjawab penuh atas pengawasan
BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus
mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.
Pasal 7 :
“Para anggota Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang mengambil keuntungan
pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUMN selain penghasilan
yang sah. Lazimnya dalam akta pendirian PT untuk pertama kalinya para pendiri ditetapkan
sebagai pengurus. Pada hakekatnya Direkturnya yang disertai pekerjaan pengurus, tetapi hal
ini tidak dapat selalu demikian. Adakalanya pangkat direktur diberikan kepada orang yang
tidak melakukan pekerjaan pengurus, sedangkan pekerjaan pengurus diserahkan kepada
dewan pengurus.”
Para pegawai yang bekerja di PT tidak dapat disebut pengurus dalam arti kata
undang-undang. Pengurus untuk selanjutnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Berdasarkan undang-undang, yang dimaksud dengan pengurus ialah hanya mereka
yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk waktu tertentu baik bergaji
atau tidak, untuk memimpin PT dalam melakukan undang-undangnya, dan bertanggung
jawab sepenuhnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dengan demikian maka struktur PT adalah RUPS sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi. Selanjutnya Direksi yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, dan
Komisaris bertugas melakukan pengawasan secara umum. Sebagaimana ditegaskan di dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT Pasal 2 Organ Perseroan adalah Rapat Umum
Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris. Penegasan Pasal di atas sama dengan yang
ditegaska dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 13 , Organ
Perseroan adalah RUPS, Direksi dan Komisaris.
Dengan demikian maka yang disebut dengan Perusahaan yang ditegaskan dalam
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (2), bahwa Perusahaan

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 10
Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima
puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan. Namun demikian terdapat perbedaan yang mendasar sebagaiman di
tegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Perseroan Terbatas
yang selanjutnya disebut perseroa adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
Rapat Umum Pemegang Saham atau (RUPS), sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
1 ayat (3) Undang-undang No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Rapat Umum Pemegang
Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Direksi atau Komisaris. Dengan demikian idektik dengan Undang-undang No. 19 Tahun
2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (13) Bahwa, Rapat Umum Pemegang saham, yang
selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
Persero dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris.
Direksi, yang ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (4) UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT
bahwa, Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar
pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Ketentuan ini juga identik dengan
ketentuan pada Pasal 1 ayat (9) UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN bahwa Direksi adalah
organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan
tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3. Komisaris
Komisaris sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (5) UU No.1 Tahun 1995
tentang PT bahwa, Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
perseroan. Selanjutnya penegasan tersebut juga identik dengan penegasan dalam Undang-
undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (7) bahwa, Komisaris adalah organ
persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan pengurusan persero.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 11
Maksud dan tujuan Persero sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No. 19
Tahun 2003 Pasal 12 bahwa, maksud dan tujuan pendirian Persero adalah :
a. menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;
b. mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Ditegaskan juga dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT Pasal 2
bahwa, Kegiatan perseroan harus sesuai dengan maksud dan tujuan serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan atau kesusilaan. Kewenangan
RUPS ditegaskan dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 14 :
(1). Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara
dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
(2) Menteri dapat memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada perorangan atau badan
hukum untuk mewakilinya dalam RUPS.
(3). Pihak yang menerima kuasa sebagaiman dimaksud dalam ayat (2), wajib terlebih dahulu
mendapat persetujuan Menteri untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai :
a) perubahan jumlah modal;
b) perubahan anggaran dasar;
c) rencana penggunaan laba;
d) penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran
Persero
e) investasi dan pembiayaan jangka panjang;
f) kerja sama Persero;
g) pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;
h) pengalihan aktiva.
 Pasal 32 bahwa :
1) Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada
Komisaris untuk memberikan persetujuan kepada Direksi dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu.
2) Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat
melakukan tindakan pengurusan Persero dalam keadaan tertentu untuk jangka
waktu tertentu.
Dengan demikian dalam struktur organ Perseroan Terbatas yang di tegaskan dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT dan Undang-undang No. 19 Tahun 2003

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 12
tentang BUMN hampir bisa sama, hanya pada undang-undang PT mengatur perseroan secara
umum, sedangkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN mengatur Perseroan
secara khusus bagi Badan Usaha Milik Negara.

2.3 Kekuatan dan Kelemahan BUMN


Dalam perkembangannya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi salah satu
pelaku ekonomi yang memiliki peran cukup penting di Indonesia. Terlihat dalam Penjelasan
Umum, Bagian II, UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dijelaskan
beberapa peran BUMN dalam sistem perekonomian nasional, yaitu diantaranya :
1. Penghasil barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat.
2. Pelopor serta perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha swasta.
3. Pelaksana pelayanan publik.
4. Penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar.
5. Turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi.
6. Salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak,
dividen, dan hasil privatisasi.
Selain peran-peran tersebut, BUMN juga memiliki peran penting untuk
mengurangi pengangguran baik secara langsung maupun tidak langsung bagi suatu negara,
yang sampai saat ini masih menjadi masalah/problem yang cukup sulit di Indonesia apalagi
dalam krisis keuangan global saat ini dimana banyak perusahaan yang melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja atau pegawainya. Pengurangan pengangguran secara
langsung dilakukan melalui rekrutmen tenaga kerja, sedangkan secara tidak langsung
dilakukan melalui pemberdayaan, pembinaan, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan
menengah (termasuk koperasi) sehingga terciptalah lapangan kerja baik untuk pengusaha
UMKM sendiri maupun untuk angkatan kerja lainnya. Berdasarkan data, sampai saat ini
terdapat UMKM yang telah mempekerjakan dari dua pertiga seluruh angkatan kerja yang
berjumlah 106,9 juta orang (Dian Cahyaningrum, Kajian, 2009).
 Kelemahan dari BUMN
Pada setiap organisasi maupun badan usaha lainnya pasti ada kelemahan atau
kekurangan, karena sejatinya dalam mendirikan sebuah badan usaha tidak semudah itu utnuk
mencapai sebuah tujuan tanpa adanya hambatan dan halangan. Dalam hal ini BUMN
diragukan kemampuannya untuk menjlankan prinsip-prinsip dan fungsi tersebut dengan baik
mengingat kondisi BUMN yang cukup memprihatinkan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 13
Ibrahim, bahwa BUMN baik yang dibentuk untuk kepentingan profit (usaha/bisnis) maupun
non profit (kepentingan bersama) dipersepsikan oleh publik atau halayak umum sebagai
perusahaan yang sangat tidak efisien dan efektif, amburadul, salah urus, manajemen atas
kuasa, dan sarat dengan Korupsi dan Kolusi di dalamnya. Hal tersebut, dibuktikan dengan
adanya sejarah BUMN yang selalu dijadikan seolah-olah suruhan atau sumber pencari dana
bagi yang berkuasa untuk kepentingan individu maupun kelompok/organisasi (Ibrahim R,
2007).
Buruknya kondisi BUMN yang berbentuk Persero tentu saja patut disayangkan
karena mengakibatkan tujuan Persero untuk mengejar keuntungan belum tercapai dengan
baik karena banyak nya penghambat, padahal negara sangat membutuhkan dana apalagi
dalam kondisi krisis keuangan global seperti sekarang ini. Buruknya kondisi Persero
mengindikasikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance/GCG) belum diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, untuk
memperbaiki kondisi tersebut, salah satu sasaran peningkatan pengelolaan BUMN pada tahun
2008 adalah meningkatkan pelaksanaan tata kelola usaha yang baik pada BUMN. Melalui
upaya/usaha tersebut diharapkan BUMN, khususnya yang berbentuk persero dapat
menjalankan perannya dengan optimal, memberikan manfaat bagi keuangan negara, serta
mampu menjawab tantangan persaingan yang ukup tinggi di tingkat Nasional, Regional,
maupun Internasional.
 Lebih tepatnya Kelemahan dari BUMN
1. Cenderung lambat dalam mengambil keputusan hal ini disebabkan karena pemilik
modal adalah pemerintah.
Keterlambatan dalam pengambilan keputusan yang disebabkan karena pemilik
modal dalam BUMN adalah Pemerintah. Hal tersebut, seharusnya bisa dimaklumi karena
badan usaha ini dibentuk dan dikenadilakan secara penuh oleh Pemerintah.
2. Keberlangsungan hidup badan ini tergantung dengan niat para penentu kebijakan.
Sama halnya dengan modal, penentu kebijakan dari badan usaha ini juga
ditentukan oelh campur tangan Pemerintah atau negara.
3. Rawan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
Hal ini, sudah diungkapkan oleh Ibrahim R pada tahun 2007, bahwa BUMN
sebagai perusahaan yang sangat tidak efisien dan efektif, amburadul, salah urus, manajemen
atas kuasa, dan sarat dengan Korupsi dan Kolusi di dalamnya.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 14
4. Karena tujuan badan usaha ini yaitu memeberikan pelayanan kepada masyarakat,
namun karena hal tersebut dalam pelaksanaannya seperti tidak membutuhkan
keefisiensian.
 Kelebihan BUMN
1. BUMN menyediakan barang dan jasa kepada pihak publik dengan tujuan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut, dilandasi oleh fungsi didirikannya BUMN, yakni BUMN
menyediakan produk-produk barang dan jasa yang bernilai ekonomis yang tidak disediakan
oleh badan usaha milik swasta untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Usaha yang dijalankan terdapat dalam sektor yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
Dalam pembentukan atau pendirian sebuah BUMN dalam bentuk persero atau
sebagainya, harus melihat dan menimbang seberapa besar dampak pendirian tersebut bagi
masyarakat serta seberapa besar dapat menyerap engangguran dan menurunkan tingkat
kemiskinan (bisa juga menambah pendapatn negara).
3. Memberikan bantuan terhadap usaha lain agar mampu berjalan lebih baik.
Hal ini juga, tercantum pada fungsi dari BUMN sendiri yakni, Meningkatkan dan
mendorong aktivitas masyarakat di berbagai lapangan usaha, bukan malah membunuh
UMKM kecil lainnya.
4. Dapat menghasilkan keuntungan secara langsung atau tidak langsung terhadap
kemajuan perekonomian nasional.
Dari sini, bahwa Bumn harus dapat menimbulkan atau meningkatkan keuntungan
bagi perekonomian secara nasional baik langsung maupun tidak langsung.
5. Dapat memberikan keuntungan untuk negara yaitu berupa penambahan kas negara
melalui devisa dan laba yang diperoleh.
Melihat fungsi dari BUMN sendiri yang dapat menambah pendapatan Negara,
bahwa BUMN ini diharapkan untuk dapat meningkatka kesejahteraan sebuah negara.
6. Selain itu, BUMN juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas untuk warga
negara Indonesia.
Bisa dilihat adanya keterkaitan antara pendirian sebuah Persero atau Bumn dan
sebagainya harus dapat menciptakan Lapangan Kerja baru bagi angkatan kerja dan menekan
angka pengangguran di sebuah negara.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 15
2.4 Definisi dan Macam-macam BUMS
 Definisi BUMS
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang pemilik sepenuhnya
ditangan individu atau swasta. Badan usaha ini ditujukan untuk mencari keuntungan/profit,
namun ada juga perusahaan swasta yang tidak mencari keuntungan tapi lebih ke motif sosial,
seperti rumah sakit, sekolah, akademi, universitas, panti asuhan, dan lain-lain (Endra Murti
Sagoro, 2010).
Kemudian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) juga dapat diartikan sebagai badan
usaha yang didirikan odan dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis
BUMS dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti
perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap (CV), perseroan
Terbatas (PT). Berdasarkan paal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33
UUD 1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak yang boleh ada ditangan seseorang yang kemudian dikenal dengan usaha
swasta.
Secara umum, penjelan BUMS merupakan badan usaha yang modalnya dimiliki
oleh pihak swasta yang dimiliki oleh individu atau perorangan. BUMS sendiri bertujuan
untuk mencari keuntungan secara optimal yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha
dan modalnya serta membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, dalam menyediakan barang,
jasa, badan usaha swasta juga membantu pemerintah dalam usaha mengurangi pengangguran
serta memberi kontribusi secara langsung dalam pemasukan dana berupa Pajak. Berdasarkan
Pasal 33 UUD 1945 pada Badan Usaha Milik Swasta yang berbunyi bahwa bdang-bidang
usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang
bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat orang banyak. BUMS
dibedakan menjadi dua jenis yakni badan usaha swasta dalam negri dan badan usaha swasta
asing. Badan usaha swasta dalam negri adalah badan usaha yang modalnya berasal dari
masyarakat atau warga negara dalam negri sendiri. Sedangkan, badan usaha swasta asing
merupakan badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak asing atau dari luar negri.
 Jenis-Jenis BUMS
1. Perusahaan Swasta Nasional
Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari
pihak masyarakat lokal dari dalam negeri misalnya swasta nasional contoh perusahaan swasta
nasional adalah PT. Djarum, PT. Indofoot Sukses Makmur, PT. Agung Podomoro Group.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 16
2. Perusahaan Swasta Asing
Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang modal usahanya yang modal
usahanya berasal dari pihak masyarakat luar negeri misalnya dari Jepang menanamkan modal
serta implementasi perusahaannya di Indonesia contoh perusahaan swasta asing adalah PT.
CHEVRON, PT. MITSUBHISI, PT. ASTRA, dll.
3. Perusahaan Swasta Campuran
Perusahaan ini merupakan sebuah bentuk koorporasi perusahaan yang modal
usahanya didapatkan dari kerjasama antar pengusaha nasional (dalam negeri) dan pengusaha
dari luar negeri. Contoh perusahaan campuran multinasional adalah PT. AL AXIATA Group.

2.5 Struktur Organisasi BUMS


Dalam badan usaha milik swasta berbada sumber maka berbeda pula struktur yang di
paparkan, berbagai gambaran umum bentuk organisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
Unitary ( U-Form ) dan Multidivisional ( M-form ). Struktur organisasi berbentuk unitary
membagi perusahaan berdasarkan fungsi-funsi usaha, diantara produksi, keuangan
pemasaran, dan sumber daya manusia. Tanggung jawab tertinggi dalam penciptaan laba
terletak di satu orang, yaitu direktur utama, sementara departemen yang ada dibawahnya
bertanggung jawab atas kinerja bagian masing-masing. Struktur ini anyak ditemukan pada
perusahaan- perusahaan manufaktur atau pabrukasi ( Suharyadi, Arissetyo, purwanto, dan
Maman, 2007 ).

Sedangkan struktur organisasi berbentukmultidivisonal membagi kegiatan ke dalam


beberapa divisi, seperti divisi makana, divisi perdagangan, divisi agrobisnis dan lainnya,
masing masing devisi tersebut berfungsi sebagai profit center yang bertanggung jawab ats

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 17
kinerjanya masing masin. Direkur utama bertindak sebagai coordinator divisi-divisi dan
berkoordinasi dengan kantor pusat.

2.6 Kekuatan dan Kelemahan BUMS


Kekuatan dan Kelemahan BUMS Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki
berbagai kebaikan atau kelebihan dan kelemahan atau kekurangan dalam berjalannya jenis
badan usaha tersebut . Kebaikan dan Kelemahan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) antara
lain sebagi berikut :
1. Kekuatan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
• Lebih mudah dalam mendirikan badan usaha.
• Dalam memenuhi permodal badan usaha ini berasal dari pemilik.
• Lebih mudah dan sederhana dalam mengatur atas aktivitas badan usaha.
• Manajemen badan usaha ini juga sangat sederhana karena telah didominasi
dengan pemilik yang besar.
• Tingkat pengenaan wajib pajak kecil, karena ada komponen pendapatan tidak
kena pajak ( PTKP ).
• Pajak cenderung lebih kecil, karena dalam BUMS ini terdapat pendapatan
tidak kena pajak (PTKP).
• Berkenaan dengan masalah kerahasian badan usaha akan lebih terjamin.
• Mengenai pengambilan keputusan pada BUMS lebih mudah, hal ini karena
tidak membutuhkan atau menunggu persetujuan orang lain

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 18
2. Kelemahan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
• Penanggungjawaban atas BUMS cenderung tidak memiliki batas. Namun
apabila terjadi kerugian maka aset pribadi pemilik bisa jadi akan menjadi
jaminannya.
• Modal yang dimiliki terbatas.
• Penentuan kelangsungan hidup badan usaha dimasa depan tidak terjamin, hal
ini karena badan usaha ini hanya memilik satu orang saja. Dimana jika
pemiliknya tidak mampu menetap atau meninggal maka pengganti pemilik ini
belum tentu akan mampu melanjutkannya, akibat kurangnya pengalaman atau
belum mengenal sepenuhnya tentang karakteristik badan usaha.
2.7 Definisi dan Tujuan Koperasi
Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berlandaskan
berdasarkan asas kekeluargaan dan juga asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari beberapa
anggota didalamnya. Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi ekonomi yang
bekerja dalam bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki tujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Sumber daya ekonomi yang aada dalam koperasi terbatas
sehingga lebih mengutamakan kesejahteraan dan kemajuan anggotanya terlebih dahulu. Agar
suatu koperasi bisa berjalan lancar, koperasi harus bisa bekerja secara efisien dan mengikuti
adanya prinsip dan kaidah ekonomi yang ada.
Pengertian koperasi menurut undang – undang tahun 1967 adalah system
organisasi ekonomi pada rakyat yang memiliki sifat sosial, memiliki beberapa anggota dan
berbadan hokum. Koperasi adalah suatu susunan pada ekonomi sebagai salah satu bentuk
usaha bersama berdasarkan pada asas kekeluargaan. Koperasi bukan sebuah perkumpulan
modal akan tetapi perkumpulan dari orang –orang yang akan menjadi anggota koperasi.
System kerjasama yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu
derajat, tidak membeda- bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Kerja koperasi juga didasari atas adanya rasa kesadaran yamg dimiliki oleh seluruh
anggotanya. Koperasi dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi
ekonomi. System kerja yang terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan
anggotanya yang dihasilkan melalui proses mefakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota
koperasi.
Pengertian koperasi itu sendiri adalah suatu usaha yang berbadan hokum yang
memiliki beberapa anggota dan memiliki tujuan untuk mensejaterakan anggotanya. Koperasi

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 19
dijadikan sebagai salah satu badan usaha berbadan hukum, yang bisa melakukan suatu
kegiatan usaha sendiri. Akan tetapi juga bisa melakukan kerjasama dengan badan yang
lainnya,karena tidak menutup kemungkinan juga jika suatu koperasi melakukan kerjasama
dengan badan usaha yang lainnya seperti bekerjasam dengan badan usaha swasta atau bisa
juga bekerja sama dengan badan usaha milik Negara. Jika ditinjau lebih dalam ada beberapa
perbedaan antara koperasi dengan badan usaha yang lainnya. Dilihat dari segi pengertian
koperasi dan pengertian badan usaha yang lain saja sudah berbeda. Selain itu ada juga
beberapa hal yang dapat membedakan antara koperasi dengan badan usaha yang lainnya.
Perbedaan itu adalah :
• Dari segi organisasi, koperasi memiliki perbedaan dengan badan usaha lain.
Kekuatan paling tinggi didalam koperasi ada di tangan anggotanya, koperasi
juga tidak membeda-bedakan kepentingan anggotanya, sedangkan pada badan
usaha lain, anggotanya dibatasi pada orang- orang yang mempunyai modal
saja, didalam pelaksanaan kegiatan kekuasaan paling tinggi ada ditangan
pemilik modal paling besar.
• Dari segi tujuan usaha koperasi juga berbeda dengan badan usaha lain.
Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan semua anggotanya dan melayani
anggota secara adil, tidak membeda- bedakan antara anggota yang satu dengan
anggota yang lainnya. Jika pada badan usaha yang lain tujuannya adalah untuk
memperoleh suatu keuntungan.
• Dilihat dari segi sikap hubungan usaha koperasi juga berbeda dengan badan
lainnya. Koperasi senantiasa melukakan kerjasama dengan koperasi lainnya,
jika badan usaha lain tidak bekerjasama melainkan melakukan adanya
persaingan.
• Dari segi pengolahan usaha pun koperasi berbeda dengan badan usaha lain,
jika pada koperasi pengolahan usahanya dilakukan secara fer atau terbuka
pada semua anggotanya, jika pada badan usaha pengolahan usahanya
cenderung lebih tertutup.
 Tujuan Koperasi
Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota,
pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan
orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama
kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 20
Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai
dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota. Selain itu tujuan
utama lainnya adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
“Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap
kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan
lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu,
anggota dalam koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.”(SAK,1996:27.1)
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia
adalah :
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.
Bung Hatta berpendapat tujuan koperasi mencari laba yang sebesar-besarnya,
melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Dari beberapa tujuan koperasi diatas, garis besarnya adalah :
1. Mensejahterakan para anggota koperasi dan masyarakat
2. Mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
3. Memperbaiki kehidupan para anggota dan masyarakat terutama dalam bidang
perekonomian
4. Membangun tatanan perekonomian nasional
Keempat garis besar tujuan koperasi tersebut tertuang dalam Fungsi Koperasi
yang diatur dalam UU No. 25/1992 Pasal 4 yang isinya adalah sebagi berikut :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 21
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

2.8 Struktur Organisasi dan Permodalan Koperasi


Menurut Hanel mendefinisikan struktur organisasi koperasi sebagai suatu sistem
sosial ekonomi atau sosial teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Dimana sub
sistem koperasi terdiri dari individu (pemilik dan konsumen akhir), pengusaha
perorangan/kelompok (pemasok/supplier), dan badan usaha yang melayani anggota dan
masyarakat.
Di dalam Undang-Undang Koperasi Indonesia No. 25 tahun 1992 yang
diberlakukan saat ini, khususnya Bab VI pasal 21, disebutkan bahwa perangkat organisasi
koperasi terdiri atas
(a) Rapat Anggota,
(b) pengurus, dan
(c) pengawas.
Disamping itu juga ada Manager koperasi sebagai pelengkap pengurus koperasi
yang dianggap memiliki peran penting dalam menjalankan roda perusahaan koperasi.
Hubungan tata kerja antar perangkat organisasi koperasi tersebut (Rapat Anggota, Pengurus,
Pengawas, dan Manager) dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi seperti gambar
berikut ini :

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 22
Penjelasan :
1. Rapat Anggota
Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang tercemin dalam forum
Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Menurut
pasal 23 UU No. 25 tahun 1992, tugas dan wewenang Rapat Anggota adalah menetapkan :
• Anggaran Dasar Koperasi
• Kebijakan-kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan perusahaan
koperasi.
• Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus maupun pengawas.
• Program kerja dan RAPB Koperasi, serta pengesahan Laporan Keuangan
Koperasi.
• Pengesahan pertanggung-jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.
• Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), serta
• Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
2. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota, sekaligus sebagai pelaksana
kebijakan-kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota. Tugas dan wewenang
pengurus telah ditetapkan dalam UU No. 25 tahun 1992. Sesuai dengan pasal 30 UU No.25
tahun 1992, tugas pengurus meliputi :
• Mengelola koperasi dan usahanya.
• Menyusun program kerja dan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPB) Koperasi.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 23
• Menyelenggaran rapat anggota.
• Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Adapun wewengang dari pengurus meliputi :
• Mewakili koperasi baik didalam maupun diluar pengadilan.
• Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).
• Melakukan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan
tanggung-jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
3. Pengawas
Pengawas merupakan pemeriksa dan pengendali pelaksanaan kebijakan oleh
pengurus. Tujuan utama pengawas adalah mengendalikan pelaksanaan tugas oleh pengurus,
agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari program kerja dan RAPB Koperasi yang
telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Sesuai dengan pasal 39 UU No.25 tahun 1992, tugas
pengawas adalah :
• Melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi.
• Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
Sedangkan wewengang dari pengawas adalah :
• Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
• Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus, termasuk
pengelola.
• Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
4. Manager
Manager pada dasarnya adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh pengurus
untuk memimpin perusahaan (bidang ekonomi) koperasi, serta mengelolanya bersama dengan
karyawan. Menurut Hendrojogi (2000; 163), manager koperasi harus memiliki kualifikasi
sebagai berikut :
• Cakap dan memiliki technical skill, sehingga mampu memecahkan
permasalahan sumber daya secara phisikal.
• Kreatif, sehingga mampu menciptakan metode-metode baru dan efisien dalam
pekerjaan.
• Memiliki pandangan jauh kedepan.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 24
• Memiliki jiwa kepemimpinan.
• Memiliki kemampuan mengambil keputusan.
• Memiliki sifat fleksibel.
• Mampu bekerja sama dengan orang lain.
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat
anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus
dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal
dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk
memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi
syarat-syarat ialahmereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah
turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota). Dalam
hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana yang bukan anggota dapat dipilih menjadi
anggota pengurus koperasi.
Perangkat organisasi koperasi rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi
koperasi yang di hadiri oleh anggota.. Secara umum RA diangggap sah apabila di hadiri lebih
dari setengah jumlah anggota, tetapi untuk beberapa kasus jumlah ini biisa disesuaikan
dengan AD/ART koperasi.
Perangkat organisasi koperasi pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk
mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh melakukan segala macam kresi
managemen yang tidak keluar dari koridor keputusa RA. Pengurus merupakan pimpinan
kolektif tidak berdiri sendiri dengan ppertanggung jawaban bersama. Biasanya pengurus
terdiri atas beberapa anggota pengurus.
Tanggung jawab pengurus koperasi bertanggung jawab atas segala upaya yang
berhubungan dengan kewajiban dan wewenangnya. Sedangkan tugas pengawas untuk
menjaga kegiatan yang dilakukan koperasi agar sesuai dengan idologi, AD/ART koperasi,
keputusan RA. Sebenarnya, struktur organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern
koperasi tetapi meliputi segi ekstern. Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus merupakan
gerakan ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Yang dimaksud segi intern
organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi unsur-unsur.
Yang dimaksud segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi
yang meliputi unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi koperasi tersebut, contoh
ada unsur pengurus, pengawas, pengelola dan anggota Masing-masing unsur tersebut harus

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 25
bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam memajukan koperasi. Sedangkan
yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan kedudukan koperasi
terhadap organisasi koperasi lainnya, baik yang sama tingkatnya (antar sesama koperasi
primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya seperti Pusat Koperasi,
Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.
 MODAL KOPERASI
Modal merupakan unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan/badan usaha.
Agar koperasi tetap dapat menjaga kelangsungan hidup usahanya, maka sebuah koperasi
harus memiliki modal yang cukup.
Struktur modal pada sebuah koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
luar/pinjaman. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela dan dana cadangan. Sedangkan modal luar/pinjaman terdiri dari pinjaman dari
anggota, koperasi lain, penerbitan surat hutang dan sumber lain yang sah.
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi
memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok
jumlahnya sama untuk setiap anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan
jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya.Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan khusus/lain-lain misalnya: Simpanan sukarela (simpanan yang dapat
diambil kapan saja), Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.
a. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang
dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari
keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
b. Hibah

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 26
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat..
adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:
1. Anggota dan calon anggota
2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi.
3. Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga keuangan lainnya yang
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku
4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2.9 Peran Koperasi dalam Perekonomian Masyarakat


Adanya berbagai jenis koperasi tentu memiliki peran penting bagi setiap lembaga
dan anggota yang menjalankannya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah
beberapa peran dari koperasi:
a. Meningkatkan Pendapatan Anggota
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para
anggota. Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula penghasilan
yang diperoleh anggota itu.
b. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga
masyarakat pada umumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan
kegiatan sesuai dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian, dan pertokoan.
Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan
menyerap sumber daya manusia pada umumnya.
c. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Kegiatan koperasi dapat meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini
berarti sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan
yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka
ragam.
d. Turut Mencerdaskan Bangsa
Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material, tetapi juga mengadakan kegiatan
pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 27
pelatihan keterampilan dan manajemen. Dengan demikian, koperasi turut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
e. Mempersatukan & mengembangkan Daya Usaha
Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan
bersama. Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat
mempersatukan usaha para petani untuk memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan
pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian.
f. Menyelenggarakan Kehidupan Ekonomi
Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan
berdasarkan keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus dimusyawarahkan. Hal ini
merupakan pencerminan dari pelaksanaan demokrasi ekonomi.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 28
BAB III.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melihat penjelasan dari perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lainnya (BUMN dan
BUMS), dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan konglomerat, posisi dari Koperasi ternyata masih sangat tebelakang. Secara
umum, setiap kegiatan usaha ekonomi atau badan usaha yang beridiri dalam bidang ekonomi,
koperasi atau bukan koperasi, memiliki misi untuk melayani masyarakat (konsumen) dan
berupaya mencapai kemakmuran. Namun, dalam berbagai hal terdapat perbedaan yang cukup
mendasar. Usaha koperasi senantiasa bertolak pada mulanya untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi tertentu para anggotanya. Sedang usaha bukan koperasi sperti BUMN dan BUMS
(Perorangan, CV, Firma, PT, persero, dan lainnya) berorientasi pada pasaran umum atau
konsumen umum yang lebih mengutamakan profit atau keuntungan semata . Karena
perbedaan titik tolak ini, maka motifnya berbeda. Ini berkaitan dengan penerapan salah satu
prinsip ekonomi seperti efisiensi. Efisiensi usaha bukan koperasi adalah, kalau laba dapat
diperoleh setinggi-tingginya. Usaha koperasi efisiensi kalau pelayanan kepada anggota dapat
dilakukan sebaik-baiknya. Keduanya memerlukan modal, biaya, namun tujuannya berbeda.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 29
DAFTAR PUSTAKA

- Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta


- Penning ,J.M, ( 1992 ), Research in Organizatonal Behavior, Gren Wic: JAI pess
- Robbins, S.P., & Judge, T,A , ( 2008 ). Perilaku organisasi edisi 12, Jakarta: penerbit
salemba Empat
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
beserta Peraturan Pemerintah. Jakarta: Departemen Koperasi dan PPK.
- Ali Mutasowifin, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Pada
Badan Usaha Berbentuk Koperasi, (2002), Jurnal Universitas Paramadina
- Ibrahim R, “Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN: Sebuah Tinjauan”,
Jurnal Hukum Bisnis, volume 26-No.1-Tahun 2007, hal. 5-14
- Endra Murti Sagoro, “Bentuk Badan Usaha”, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta,
Tahun 2010
- Astuty, T. (2015). Buku pedoman umum pelajar EKONOMI rangkuman inti sari
ekonomi lengkap SMA kelas 1,2,3. Jakarta: Vicosta Publishing.
- Knight, K. (1976). Matrix Organization: A Review . Journal of Management Studies ,
111-130.

- Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi Edisi 12. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Perbandingan BUMN, BUMS, dan Koperasi


Page 30

Anda mungkin juga menyukai