MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu
Fivien Muslihatinningsih, S.E, M.Si.
Oleh :
Nurul Roufalia (160810101078)
Redy Bahalwan (160810101082)
Geta Novira (160810101084)
Ibnu Dwi W (160810101102)
Septa Mega Hera K (160810101113)
Ensa Rizky Purnamasari (160810101134)
EKONOMI KOPERASI
Kelas C
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, penulis
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam kami panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Koperasi .
Makalah ini akan membahas berisi mengenai pengertian dan jenis-jenis dari BUMN,
menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari BUMN, penjelasan dari BUMS, memaparkan
adanya kelebihan dan kelemahan dari BUMS itu sendiri, kemudian memaparkan tujuan dari
Koperasi, Peran dari Koperasi, serta menjelaskan tentang struktur organisasi antara BUMN,
BUMS, dan Koperasi.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat ketidak sempurnaan, baik dari segi
materi maupun segi bahasa dan penulisan. Penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan tersebut. Oleh karena itu, penulis menerima segala
kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan makalah ini menjadi lebih baik agar dapat
digunakan sebagai referensi oleh pembaca.
Penulis
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan usaha merupakan suatu kesatuan dari sebuah organisasi dan ekonomis yang
memiliki tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada
masyaraka. Badan usaha dapat juga diartikan sebagai organisasi yang mengombinasikan dan
mengordinasikan berbagai daya untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang-barang
atau jasa ntuk dijual (Dominick Salvatore).
Dalam hal ini Koperasi masuk kedalam salah satu dari badan usaha tersebut.
Koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir melalui pemanfaatan dan
pendayagunaan dari sumber daya ekonomi para anggotanya yang didasarkan pada prinsip-
prinsip koperasi serta kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya
pada khsusnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat dan guru dari perekonomian nasional (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 1998).
Prinsip- Prinsip Koperasi merupakan dasar atau landasan dari kinerja koperasi
sebagai badan usaha serta menjadi ciri atau karakteristik tersendiri dari koperasi yang
membedakannya dari badan usaha lainnya. Serta, prinsip-prinsip tersebut bisa menjadi
pedoman yang memberi arah bagi setiap koperasi dalam menjalankan kegiatannya. Namun,
demikian juga perlu adanya ingatan bahwa badan usaha , koperasi juga harus tunguk dan
patuh terhadap nilai-nilai serta prinsip bisnis yang berlaku umum pada setiap badan
usaha.Berlainan dengan perusahaan atau organisasi lain yang bertujuan semata-mata hanya
mencari profit, karakteristik peting lain dari koperasi terlihat dari fungsi dan peran yang
tercantum dalam UU No. 25 Tahun 1992 yang diantaranya : “Membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya” (UU
Perkoperasian).
Melihat penjelasan dari perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lainnya (BUMN
dan BUMS), dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan konglomerat, posisi dari Koperasi ternyata masih sangat tebelakang.
Nilai aset koperasi pada tahun 1993 hanya berjumlah Rp. 4 triliyun. Jumlah tersebut, kurang
dari 1 persen dari nilai aset berbagai aset dari sektor usaha lainnya yang ada di Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dan jenis-jenis dari BUMN.
2. Untuk mengetahui struktur organisasi dari BUMN.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari BUMN.
4. Untuk mengetahui penjelasan dan jenis-jenis dari BUMS.
5. Untuk mengetahui struktur organisasi dari BUMS.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari BUMS.
7. Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari Koperasi.
8. Untuk mengetahui bentuk dari struktur organisasi dan permodalan dari Koperasi.
9. Untuk mengetahui peran Koperasi dalam masyarakat pada umumnya.
PEMBAHASAN
1.Perusahaan Jawatan
Perusahaan negara yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang tidak
terpisahkan dan merupakan bagian dari suatu departemen. Usahanya bersifat pelayanan
kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perjan dipimpin oleh
seorang kepala yang diangkat oleh Menteri departemen yang bersangkutan. Dengan
demikian, seorang Kepala Perjan bertanggung jawab kepada Menteri tersebut. Kepala Perjan
adalah pegawai negeri. Perjan ternyata selalu merugi. Oleh sebab itu, sejak tahun 1998,
pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Perjan. Perjan yang ada kemudian diubah bentuknya
menjadi Perum maupun Persero. Contohnya Perjan Kereta Api diubah menjadi Perum Kereta
Api (Perumka), Perjan Kehutanan diubah menjadi Perum Perhutani.
2. Perusahaan Umum
Modal Perum diperoleh dari kekayaan negara yang telah dipisahkan (bukan dari
dana suatu departemen) dan tidak terbagi atas saham-saham. Tujuan utama pendirian Perum
ialah memberikan pelayanan kepada kepentingan umum di bidang produksi, distribusi,
konsumsi sekaligus untuk meraih keuntungan. Perum mempunyai nama, kekayaan, dan
kebebasan bergerak seperti perusahaan swasta, mengadakan perjanjian kontrak, dll. Perum
berbadan hukum. Pemimpin dan direksi diangkat oleh Menteri departemen yang
bersangkutan. Pegawainya berstatus pegawai Perum yang diatur secara khusus, tidak sama
dengan PNS. Contohnya, Perumka.
3. Perusahaan Perseroan
Salah satu bentuk badan usaha negara yang membuka kesempatan kepada
masyarakat umum untuk ikut memiliki atau menanamkan modalnya dalam perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, modal persero dalam bentuk saham-saham. Status perusahaan
berbadan hukum. Pemimpin perusahaan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Kinerja pemimpin perusahaan diawasi oleh dewan komisaris. Pegawainya berstatus pegawai
negeri biasa. Contoh, PT Pelni, PT Garuda Indonesia.
4.Perusahaan Daerah
Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris. Dalam PT, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan
wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai
dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan Sesuai dengan Pasal 14 Undang-undang No. 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ayat (1) Perubahan Anggaran Dasar di tetapkan oleh
RUPS, ayat (2) Usul adanya perubahan Anggaran Dasar di cantumkan dalam surat panggilan
atau pengumuman untuk mengadakan RUPS.
1. RUPS
Perseroan Terbatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ
spesifik. Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang secara umum
bertugas untuk menentukan segala kebijaksanaan umum PT. Organ kedua adalah Direksi
yang bertugas menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan RUPS. Dan
ketiga adalah Komisaris yang bertugas sebagai pengawas untuk dan atas nama pemegang
saham.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melihat penjelasan dari perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lainnya (BUMN dan
BUMS), dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan konglomerat, posisi dari Koperasi ternyata masih sangat tebelakang. Secara
umum, setiap kegiatan usaha ekonomi atau badan usaha yang beridiri dalam bidang ekonomi,
koperasi atau bukan koperasi, memiliki misi untuk melayani masyarakat (konsumen) dan
berupaya mencapai kemakmuran. Namun, dalam berbagai hal terdapat perbedaan yang cukup
mendasar. Usaha koperasi senantiasa bertolak pada mulanya untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi tertentu para anggotanya. Sedang usaha bukan koperasi sperti BUMN dan BUMS
(Perorangan, CV, Firma, PT, persero, dan lainnya) berorientasi pada pasaran umum atau
konsumen umum yang lebih mengutamakan profit atau keuntungan semata . Karena
perbedaan titik tolak ini, maka motifnya berbeda. Ini berkaitan dengan penerapan salah satu
prinsip ekonomi seperti efisiensi. Efisiensi usaha bukan koperasi adalah, kalau laba dapat
diperoleh setinggi-tingginya. Usaha koperasi efisiensi kalau pelayanan kepada anggota dapat
dilakukan sebaik-baiknya. Keduanya memerlukan modal, biaya, namun tujuannya berbeda.
- Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi Edisi 12. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.