BAB 9
ANALISIS PASAR KOMPETITIF
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
EVALUASI UNTUNG DAN RUGI KEBIJAKAN
PEMERINTAH
❖ Dalam mengevaluasi dampak kesejahteraan dari kebijakan pemerintah,
kita dapat menggunakan model sederhana kurva permintaan dan
penawaran.
❖ Model ini dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai kebijakan
pemerintah, antara lain:
1) Kontrol harga,
2) Harga minimum,
3) Program dukungan harga,
4) Kuota produksi atau program insentif untuk membatasi output
5) Tarif dan kuota impor
6) Pajak dan subsidi
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
Surplus Konsumen
10 S
Surplus Produsen
D
Q0 Q
Konsumen A Konsumen B Konsumen C
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KONTROL HARGA
❖ Dengan surplus konsumen dan produsen, kita dapat mengevaluasi dampak
kesejahteraan dari kebijakan pemerintah di pasar. Salah satu bentuk
kebijakan pemerintah dalam ekonomi mikro adalah kontrol harga.
❖ Dalam kebijakan kontrol harga, bentuk yang paling umum digunakan adalah
penetapan harga maksimum (ceiling price) dan penetapan harga dasar
(floor price).
❖ Kebijakan kontrol harga pemerintah dapat menyebabkan beberapa
perubahan yang dapat dijelaskan dengan kurva permintaan dan penawaran,
antara lain:
1) Perubahan pada surplus konsumen
2) Perubahan pada surplus produsen
3) Bobot kerugian (deadweight loss): kerugian bersih dari total surplus
(konsumen ditambah produsen).
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KONTROL HARGA – PENETAPAN HARGA
MAKSIMUM (CEILING PRICE)
❖ Perubahan pada surplus konsumen: bagi P (ribu)
konsumen dengan tingkat pendapatan rendah, S
hal ini menguntungkan bagi mereka karena
mereka masih bisa membeli. Namun bagi Bobot Kerugian
konsumen dengan tingkat pendapatan tinggi
yang mampu membeli hingga 30 bungkus 4
mengalami kerugian karena penjual hanya
mau menjual rokok 15 bungkus saja. B Q
3
❖ Perubahan pada surplus produsen: bagi C
produsen, mereka akan menerima kerugian A Ceiling Price
dengan menerima pendapatan lebih rendah 2
dikarenakan harga jual rokok di bawah harga
keseimbangan.
❖ Bobot kerugian: kerugian yang konsumen Kekurangan
D
alami digambarkan pada segitiga B dan
kerugian yang produsen alami digambarkan 15 20 30 Q (bungkus)
pada segitiga C.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KONTROL HARGA – PENETAPAN HARGA DASAR
(FLOOR PRICE)
❖ Perubahan pada surplus konsumen: bagi
P (ribu)
konsumen, mereka akan menerima kerugian S
karena harga jual rokok di atas harga Surplus
keseimbangan (mahal).
❖ Perubahan pada surplus produsen: bagi 4
produsen dengan tingkat jual rendah, hal ini
A Q
menguntungkan bagi mereka karena mereka B Floor Price
memperoleh keuntungan yang besar. Namun 3
bagi produsen dengan tingkat jual tinggi yang C
Bobot Kerugian
mampu memproduksi hingga 30 bungkus
2
mengalami kerugian karena konsumen hanya
dapat membeli 15 bungkus saja.
❖ Bobot kerugian: kerugian yang konsumen D
alami digambarkan pada segitiga B dan
kerugian yang produsen alami digambarkan 15 20 30 Q (bungkus)
pada segitiga C.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH TIDAK
LANGSUNG
❖ Kebijakan ekonomi mikro kontrol harga yang dikeluarkan oleh pemerintah
sifatnya langsung mempengaruhi pasar. Ada beberapa kebijakan ekonomi
mikro pemerintah yang tidak langsung mempengaruhi pasar:
1) Kuota: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk membatasi
jumlah produksi barang atau jasa yang dijual di pasar. Bertujuan untuk
menjaga tingkat harga.
2) Subsidi: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
bantuan keuangan yang dibayarkan kepada suatu bisnis atau sektor
ekonomi. Bertujuan untuk mencegah kejatuhan suatu pasar.
3) Pajak: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas.
Bertujuan untuk melindungi produsen.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
PROGRAM DUKUNGAN HARGA (PRICE SUPPORT)
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KUOTA – PEMBATASAN PRODUKSI
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KEBIJAKAN TARIF DAN KUOTA IMPOR
❖ Dengan kebijakan tarif dan kuota impor
maka kita dapat menaikkan harga P (ribu)
S
domestik dari Rp. 1.000 ke Rp. 1.500. Hal
ini dilakukan dengan mengenakan pajak
tarif (t) ke barang impor sebesar Rp. 500
(Rp. 1.500 – Rp. 1.000) dan kuota impor
yang sebelumnya 25 bungkus rokok (35 –
10) menjadi 15 bungkus (30 – 15).
❖ Perubahan pada surplus konsumen: 3 Q
kerugian bagi surplus konsumen
digambarkan oleh A + B + C + E, Bobot Kerugian
keuntungan bagi pemerintah dari tarif 1,5
digambarkan oleh C. t A B C E
1
❖ Perubahan pada surplus produsen:
keuntungan bagi surplus produsen D
digambarkan oleh A. Kuota Impor
❖ Bobot kerugian: kerugian pasar domestik 10 15 30 35 Q (bungkus)
bersih adalah B + E.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KEBIJAKAN PENGENAAN PAJAK
❖ Perubahan pada surplus konsumen: pajak P (ribu)
sebesar Rp. 2.000 (Rp. 4.000 – Rp. 2.000) S’ S
membuat harga produk menjadi lebih Pajak
mahal, sehingga konsumen mengalami
kerugian surplus konsumen yang
digambarkan oleh A + B. Pajak membuat 4
pemasukan pemerintah bertambah yang
digambarkan oleh A + C. A Q
B
❖ Perubahan pada surplus produsen: pajak 3
membuat keuntungan yang diperoleh oleh D
C
produsen lebih sedikit sehingga produsen Bobot Kerugian
mengalami kerugian surplus produsen 2
yang digambarkan oleh C + D.
❖ Bobot kerugian: pajak membuat
konsumen enggan membeli produk dari D
produsen yang menyebabkan produsen
mengalami penurunan keuntungan. 15 20 Q (bungkus)
Kerugian ini digambarkan oleh B + D.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
KEBIJAKAN SUBSIDI
❖ Perubahan pada surplus konsumen:
subsidi sebesar Rp. 2.000 (Rp. 4.000 – Rp. P (ribu)
S
2.000) membuat harga produk menjadi Bobot Kerugian
lebih murah, sehingga konsumen
mengalami keuntungan surplus konsumen
yang digambarkan oleh A + B. Subsidi 4
membuat pengeluaran pemerintah
bertambah yang digambarkan oleh A + C. A S’
Q B
❖ Perubahan pada surplus produsen: 3
subsidi membuat keuntungan yang D
diperoleh oleh produsen lebih banyak C
sehingga produsen mengalami 2
keuntungan surplus produsen yang
digambarkan oleh C + D.
Subsidi
❖ Bobot kerugian: subsidi membuat
produsen enggan memproduksi produk D
dalam jumlah besar sehingga konsumen
mengalami penurunan keuntungan. 20 30 Q (bungkus)
Kerugian ini digambarkan oleh B + D.
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
EFISIENSI DAN KEGAGALAN PASAR KOMPETITIF
Tulus_nugroho@staff.gunadarma.ac.id
TERIMA KASIH