Anda di halaman 1dari 24

Modul Ke:

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

04
TM 4 – APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN
PENAWARAN

Fakultas:
EKONOMI & BISNIS
Program Studi:
MANAJEMEN

Ardiprawiro, S.E., M.MSI


ardiprawiro@gmail.com
APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN
PENAWARAN
 Untuk melihat aplikasi dari teori permintaan dan
penawaran, kita dapat melihat dari kebijakan
pemerintah dan dampaknya pada kesejahteraan
masyarakat.
 Model ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
berbagai kebijakan pemerintah, antara lain:
1. Kontrol harga,
2. Upah minimum,
3. Pajak
4. Subsidi
5. Surplus konsumen
6. Surplus produsen
KONTROL HARGA

 Dalam kebijakan kontrol harga, bentuk yang paling


umum digunakan adalah penetapan batas harga
(price ceiling) dan penetapan harga dasar (price
floor).
 Kebijakan kontrol harga pemerintah dapat
menyebabkan beberapa perubahan yang dapat
dijelaskan dengan kurva permintaan dan penawaran,
antara lain:
1. Surplus
2. Kekurangan (shortage)
KONTROL HARGA – PRICE CEILING

 Perubahan pada konsumen: bagi


konsumen dengan tingkat pendapatan
rendah, hal ini menguntungkan bagi P (ribu)
mereka karena mereka masih bisa S
membeli. Namun bagi konsumen
dengan tingkat pendapatan tinggi yang Bobot Kerugian
mampu membeli hingga 30 bungkus
mengalami kerugian karena penjual 4
hanya mau menjual rokok 15 bungkus
Q
saja. B
3
 Perubahan pada produsen: bagi C
A
produsen, mereka akan menerima Price Ceiling
kerugian dengan menerima 2
pendapatan lebih rendah dikarenakan
harga jual rokok di bawah harga
keseimbangan. Kekurangan
D
 Bobot kerugian: kerugian yang
konsumen alami digambarkan pada 15 20 30 Q (bungkus)
segitiga B dan kerugian yang produsen
alami digambarkan pada segitiga C.
KONTROL HARGA – PRICE FLOOR

 Perubahan pada konsumen: bagi


konsumen, mereka akan menerima
kerugian karena harga jual rokok di P (ribu)
S
atas harga keseimbangan (mahal).
Surplus
 Perubahan pada produsen: bagi
produsen dengan tingkat jual rendah,
4
hal ini menguntungkan bagi mereka
karena mereka memperoleh A Q
B Price Floor
keuntungan yang besar. Namun bagi 3
produsen dengan tingkat jual tinggi C
yang mampu memproduksi hingga Bobot Kerugian
30 bungkus mengalami kerugian 2
karena konsumen hanya dapat
membeli 15 bungkus saja.
 Bobot kerugian: kerugian yang D
konsumen alami digambarkan pada
segitiga B dan kerugian yang 15 20 30 Q (bungkus)
produsen alami digambarkan pada
segitiga C.
KEBIJAKAN EKONOMI
PEMERINTAH TIDAK LANGSUNG
 Kebijakan ekonomi mikro kontrol harga yang dikeluarkan oleh
pemerintah sifatnya langsung mempengaruhi pasar. Ada
beberapa kebijakan ekonomi mikro pemerintah yang tidak
langsung mempengaruhi pasar:
1. Upah minimum: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk menentukan standar minimum yang digunakan oleh
para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan
upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau
kerjanya.
2. Pajak: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk
berbagai komoditas. Bertujuan untuk melindungi produsen.
3. Subsidi: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada suatu
bisnis atau sektor ekonomi. Bertujuan untuk mencegah
kejatuhan suatu pasar.
UPAH MINIMUM
 Tanpa harga dasar (price floor): di
pasar tenaga kerja, upah minimum
tunduk pada kekuatan penawaran dan
permintaan. Jika pemerintah tidak
Upah
melakukan intervensi, upah Surplus TK
STK
(Pengangguran)
disesuaikan untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan tenaga
kerja. Upah
Minimum
 Dengan harga dasar (price floor): jika Price Floor
pemerintah melakukan kebijakan upah Upah
Ekuilibrium
minimum maka bagi tenaga kerja,
mereka akan menerima keuntungan
karena upah minimum di atas upah
keseimbangan. Tetapi di sisi
pengusaha, penentuan upah minimum
di atas upah keseimbangan berarti
DTK
penambahan biaya dan mengurangi
kemampuan pengusaha untuk QTK
Kuantitas Kuantitas
rekrutmen tenaga kerja sehingga akan Diminta Ditawar
terjadi surplus tenaga kerja dibanding Rekrutmen
lapangan kerja yang tersedia dan akan Ekuilibrium
menciptakan pengangguran.
PAJAK
 Pemerintah mengenakan pajak penjualan kepada para
produsen.
 Pajak penjualan tersebut dinyatakan dengan tarif pajak
(t) = satuan unit uang/satuan unit barang.
 Pengaruh pajak terhadap keseimbangan
harga/kuantitas di pasar dapat dilihat pada tabel
berikut:

Sebelum Ada Pajak Sesudah Ada Pajak

Fungsi Permintaan P = f (Qd) P = f (Qd)

Fungsi Penawaran P = f (Qs) P = f (Qs) + t


PAJAK

Contoh kasus:
Diketahui suatu perusahaan barang mempunyai, fungsi
permintaan sebesar Pd = 33 – Q dan fungsi penawaran
sebesar Ps = Q – 7. Ditanyakan:
a. Tentukan keseimbangan sebelum pajak?
b. Bila dikenakan pajak sebesar Rp. 2 per unit, tentukan
keseimbangan setelah pajak?
c. Tarif pajak dan total pajak yang dibayar konsumen?
d. Tarif pajak dan total pajak yang dibayar produsen?
e. Total pajak yang diterima pemerintah?
f. Gambar grafiknya.
PAJAK

a. Keseimbangan sebelum pajak


D=S
33 – Q = Q – 7
-Q – Q = -7 – 33
-2Q = -40
Q = 20
Substitusikan Q = 20 ke fungsi penawaran P = Q – 7
P=Q–7
P = 20 – 7
P = 13
PAJAK

b. Keseimbangan setelah pajak


D=S+t
33 – Q = Q – 7 + 2
33 – Q = Q – 5
-Q – Q = -5 – 33
-2Q = -38
Q’ = 19
Substitusikan Q = 19 ke fungsi penawaran P’ = Q – 5
P’ = Q – 5
P’ = 19 – 5
P’ = 14
PAJAK

Tarif Pajak Total Pajak

Tarif pajak yang dibebankan Total pajak yang berasal dari


C produsen kepada konsumen: konsumen:
tk = P’ – P = 14 – 13 = 1 Tk = tk x Q’ = 2 x 19 = 38

Tarif pajak yang ditanggung Total pajak yang berasal dari


D produsen: produsen:
tp = t – tk = 2 – 1 = 1 Tp = tp x Q’ = 1 x 19 = 19

Tarif pajak yang dikenakan Total pajak yang diterima


E pemerintah kepada produsen: pemerintah:
t = Rp. 2/unit T = t x Q’ = 2 x 19 = 38
PAJAK

 Perubahan pada konsumen: pajak


sebesar Rp. 2.000 (Rp. 4.000 – Rp.
2.000) membuat harga produk menjadi
lebih mahal, sehingga konsumen P (ribu)
mengalami kerugian surplus konsumen S’ S
Pajak
yang digambarkan oleh A + B. Pajak
membuat pemasukan pemerintah
bertambah yang digambarkan oleh A + 14
C.
A Q
B
 Perubahan pada produsen: pajak 13
membuat keuntungan produsen lebih D
C
sedikit sehingga produsen mengalami Bobot Kerugian
kerugian surplus produsen yang 12
digambarkan oleh C + D.
 Bobot kerugian: pajak membuat
D
konsumen enggan membeli produk dari
produsen yang menyebabkan 19 20 Q (bungkus)
produsen mengalami kerugian.
Kerugian ini digambarkan oleh B + D.
SUBSIDI
 Pemerintah mengenakan subsidi kepada para
produsen.
 Subsidi tersebut dinyatakan dengan tarif subsidi (s) =
satuan unit uang/satuan unit barang.
 Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan
harga/kuantitas di pasar dapat dilihat pada tabel
berikut:

Sebelum Ada Pajak Sesudah Ada Pajak

Fungsi Permintaan P = f (Qd) P = f (Qd)

Fungsi Penawaran P = f (Qs) P = f (Qs) – s


SUBSIDI

Contoh kasus:
Diketahui suatu perusahaan barang mempunyai, fungsi
permintaan sebesar Pd = 33 – Q dan fungsi penawaran
sebesar Ps = Q – 7. Ditanyakan:
a. Tentukan keseimbangan sebelum pajak?
b. Bila diberikan subsidi sebesar Rp. 2 per unit, tentukan
keseimbangan setelah pajak?
c. Tarif pajak dan total pajak yang dibayar konsumen?
d. Tarif pajak dan total pajak yang dibayar produsen?
e. Total pajak yang diterima pemerintah?
f. Gambar grafiknya.
SUBSIDI

a. Keseimbangan sebelum pajak


D=S
33 – Q = Q – 7
-Q – Q = -7 – 33
-2Q = -40
Q = 20
Substitusikan Q = 20 ke fungsi penawaran P = Q – 7
P=Q–7
P = 20 – 7
P = 13
SUBSIDI

b. Keseimbangan setelah pajak


D=S–s
33 – Q = Q – 7 – 2
33 – Q = Q – 9
-Q – Q = -9 – 33
-2Q = -42
Q’ = 21
Substitusikan Q’ = 21 ke fungsi penawaran P’ = Q – 9
P’ = Q – 9
P’ = 21 – 9
P’ = 12
SUBSIDI

Tarif Subsidi Total Subsidi

Tarif subsidi yang dibebankan Total subsidi yang berasal dari


C produsen kepada konsumen: konsumen:
sk = P – P’ = 13 – 12 = 1 Sk = sk x Q’ = 1 x 21 = 21

Tarif subsidi yang ditanggung Total subsidi yang berasal dari


D produsen: produsen:
sp = s – sk = 2 – 1 = 1 Sp = sp x Q’ = 1 x 21 = 21

Tarif subsidi yang dikenakan Total subsidi yang diterima


E pemerintah kepada produsen: pemerintah:
s = Rp. 2/unit S = s x Q’ = 2 x 21 = 42
SUBSIDI

 Perubahan pada konsumen: pajak


sebesar Rp. 2.000 (Rp. 4.000 – Rp.
2.000) membuat harga produk menjadi P (ribu)
lebih murah, sehingga konsumen S
Bobot Kerugian
mengalami keuntungan surplus
konsumen yang digambarkan oleh A +
B. Subsidi membuat pemasukan 14
pemerintah bertambah yang S’
digambarkan oleh A + C. A Q B
 Perubahan pada produsen: subsidi 13 D
membuat keuntungan produsen lebih C
banyak sehingga produsen mengalami 12
kerugian surplus produsen yang
digambarkan oleh C + D. Subsidi
 Bobot kerugian: subsidi membuat D
produsen enggan memproduksi produk
dalam jumlah besar sehingga 20 21 Q (bungkus)
konsumen mengalami penurunan
keuntungan. Kerugian ini digambarkan
oleh B + D.
SURPLUS KONSUMEN DAN
PRODUSEN
 Bagi sebagian konsumen, nilai barang melebihi harga
pasar dan konsumen bersedia membeli pada tingkat harga
tertentu untuk mendapatkan nilai barang tersebut. Situasi
ini disebut surplus konsumen.
 Surplus konsumen adalah total manfaat atau nilai yang
diterima konsumen di luar apa yang mereka bayar
untuk barang.
 Sebaliknya bagi sebagian produsen, keuntungan melebihi
harga pasar dan produsen bersedia menjual pada tingkat
harga tertentu untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
Situasi ini disebut surplus produsen.
 Surplus produsen adalah keuntungan yang dinikmati
oleh produsen dengan menjual harga barang lebih
rendah daripada harga pasar.
SURPLUS KONSUMEN

(a) Surplus Konsumen pada Harga P1 (b) Surplus Konsumen pada Harga P2

P P

A A

Surplus Konsumen Surplus Konsumen Awal

C C Surplus Konsumen
P1 P1
B B ke Konsumen Baru
F
P2
D E
Permintaan Permintaan

0 Q0 Q 0 Q1 Q2 Q

Tambahan Surplus
Konsumen ke
Konsumen Awal
SURPLUS PRODUSEN

(a) Surplus Produsen pada Harga P1 (b) Surplus Produsen pada Harga P2
P P
Penawaran Tambahan Surplus Penawaran
Konsumen ke
Konsumen Awal
Surplus E
D
Produsen P2 F
B B Surplus
P1 P1
C C Produsen ke
Produsen Baru

Surplus Produsen Awal


A A

0 Q1 Q 0 Q1 Q2 Q
SURPLUS KONSUMEN DAN
PRODUSEN
P

Surplus
Konsumen
10 S

Surplus Produsen
D

Q0 Q

Konsumen A Konsumen B Konsumen C


Terima Kasih
Ardiprawiro, S.E., M.MSI

Anda mungkin juga menyukai