Anda di halaman 1dari 5

9.

4 Dukungan Harga dan kuota produksi

A. Dukungan Harga

Selain menetapkan harga minimum, pemerintah dapat menaikkan harga suatu barang
dengan cara lain. Kebijakan tersebut adalah dukungan harga, dimana harga yang ditetapkan
pemerintah di atas tingkat pasar bebas dan dipertahankan oleh pembelian pemerintah atas
kelebihan pasokan.

Dukungan harga untuk


mempertahankan harga Ps di atas
harga P0
1. Pemerintah membeli sejumlah Qg, biaya yang
ditanggung pemerintah adalah persegi panjang
berbintik yang luas Ps nya (Q1 - Q2)
2. Keuntungan untuk memproduksi adalah A + B
+D
3. Kerugian di tanggung konsumen adalah A + B

a. Konsumen
 Jumlah yang diminta konsumen turun menjadi Q1, karena jumlah yang ditawarkan Q2
 Untuk mempertahankan harga, pemerintah membeli sejumlah Qg
 Kerugian surplus berada pada persegi panjang A ; karena harga lebih tinggi
 Kehilangan surplus berada pada segitiga B
b. Produsen
 Produsen mendapatkan keuntungan dengan menjual lebih besar Q 2 dibandingkan Q0
dengan harga lebih tinggi sebesar Ps
c. Pemerintah
 Pemerintah menanggung biaya pajak, dimana pajak menjadi biaya konsumen juga
 Biaya yang harus di bayar pemerintah untuk barang yang dibelinya berada pada Q g
sebesar Q1 – Q2 digambarkan pada persegi panjang berbintik besar
Selain memasuki pasar dan membeli hasil produksi melalui dukungan harga, pemerintah
juga dapat menyebabkan harga suatu barang naik dengan mengurangi jumlah pasokan

B. Kuota Produksi

Pemerintah membatasi jumlah pasokan pada Q1


bukan pada Q0. Dengan demikian kurva penawaran
menjadi garis vertikal S’ di Q1

1. Dengan pemerintah memberlakukan kuota produksi biaya yang ditanggung pemerintah


menjadi sebesar B + C + D
2. Konsumen mengalami berkurangnya surplus pada persegi A karena konsumen membayar
barang dengan harga lebih tinggi
3. Pada segitiga B merupakan beberapa konsumen tidak membeli lagi karena harga yang
terlalu tinggi
4. Surplus konsumen yang berkurang pada persegi A; menjadi keuntungan untuk produsen
5. Namun produsen kehilangan segitiga C karena menjual dan memproduksi pada Q 1 bukan
Q0

a. Penerapan Intensif
 Selain dengan penerapan kuota, pemerintah juga memberikan intensif keuangan
kepada produsen untuk mengurangi output. Agar intensif berhasil, intensif harus
sebesar B + C + D
 Dengan pengurangan pemasokan dengan cara program intensif, kurva penawaran
kembali menjadi tidak elastis pada kuantitas Q 1 dan harga barang meningkat dari P 0
Ke Ps
9.5 Kuota dan Tarif Impor
Tanpa kuota dan tarif suatu Negara akan mengimpor suatu barang ketika harga berada di
bawah harga yang berlaku di dalam negeri

A. Tarif
Tarif adalah pajak atas barang yang
diimpor. Jika pemerintah memberlakukan tarif
yang besar maka impor menjadi tertekan. Jika
tidak ada impor maka harga dan kuantitas adalah
P0 dan Q0
Jika impor tidak diperbolehkan, harga
dalam negeri naik menjadi P 0. Konsumen yang
masih membeli barang dalam jumlah Q0 akan
membayar lebih banyak dan kehilangan surplus
pada trapesium A dan segitiga B dan C

Namun impor jika adanya konsumen dalam negeri akan membeli barang diluar negeri.
Hal ini membuat harga dunia turun hingga Qs dan konsumsi dalam negeri meningkat hingga Qd

B. Kuota Impor
Kuota impor adalah batasan jumlah suatu barang yang diimpor. Kuota impor dilakukan
untuk penjatahan impor ke perusahaan pengimpor. Jika tidak diberlakuakn yang terjadi adalah
perantara akan mengambil barang dengan jumlah tertentu pada harga P w dan menjualnya dengan
harga P*

 Konsumen akan mengalami kerugian A +


B + C + D , kerugian bersih domestik B +
C + D dan kerugian bobot mati B + C

 dan D menjadi keuntungan bagi produsen


asing

9.6 Dampak Pajak dan Subsidi


A. Pajak

Pajak adalah harga yang harus dibayar pembeli melebihi harga bersih yang diterima
penjual sebesar t. Pajak terdistribusi secara rata kepada penjual dan pembeli.

 Pb : harga termasuk pajak yang


dibayar pembeli
 Ps : harga dikurang pajak yang
diterima penjual
 Pembeli kehilangan A + B
 Penjual kehilangan D + C
 Pemerintah memperoleh
pendapatan sebesar A + D
 B + C adalah bobot mati

a. Kondisi setelah pajak diberlakukan:


 QD – QD (Pb) : jumlah yang dijual dan harga pembeli P b terletak pada kurva
permintaan
 QS _ QS (Ps) : jumlah yang terjual dan harga penjual P s terletak pada kurva
penawaran
 QD – QS : jumlah diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan Q1
 Pb – Ps = t : selisih antara harga yang dibayar pembeli dan harga penjual penerima
Jika permintaan tidak elastis dan penawaran elastis = beban pajak di tanggung oleh
pembeli
 Harga pasar adalah P0 Q0,
 Kemudian diberlakukan pajak, (CS) pembeli terkena beban pajak sebesar A dan
(PS) penjual terkena beban pajak sebesar D (besar pajak tergantung elastisitas)
 Surplus konsumen berkurang pada A + B
 Surplus produsen berkurang pada D + C
 Pemerintah mendapatkan keuntungan dari pajak pada A + D
 Bobot mati berada pada B + C
b. Beban pajak

(1) (2)
1. Jika permintaan sangat inelastis terhadap penawaran (E D < ES), beban pajak sebagian
besar ditanggung oleh pembeli
2. Jika permintaan sangat elastis dibandingkan penawaran (E D > ES), beban pajak sebagian
besar ditanggung oleh penjual

B. Subsidi
Dampak subsidi (pajak negative) adalah pembayaran harga pembeli dibawah harga
penjual atau harga penjual melebihi harga pembeli. Selisihnya itu menjadi besaran subsidi

harga pembeli < dari harga pasar


harga penjual > dari pasar
 Output yang bisa diterima oleh Pb dan Ps naik
dari Q0 ke Q1
 Besaran subsidi yang diberikan sebesar
persegi panjang
 Jumlah output naik dari Q0 ke Q1

Anda mungkin juga menyukai