Anda di halaman 1dari 4

DANAU RAKIHAN: Pesona yang

Terlupakan di Pelosok Bumi Sriwijaya1


Oleh: Yogi Prastia, STHI Jentera, 101170019

“Rakihan danau yang indah air terjun membawa cerita, saka selabung betemu
cinta, kenngan indah terpatri disana…….”
-Sepenggal lirik lagu BUMI OKU SELATAN-

Danau Rakihan merupakan danau terbesar kedua di OKU Selatan setelah


Danau Ranau, terletak di Desa Ulu Danau Kecamatan Sindang Danau dengan
jarak tempuh 2,5 jam dari pusat kota kabupaten OKU Selatan. Danau ini memiliki
luas sekitar 4-5 hektar dengan kedalaman berkisar antara 3 sampai 95 meter. Suhu
dikawasan danau sangatlah sejuk, jika dihitung dengan skala dapat mencapai 10
sampai 15 derajat. Konon, danau tersebut terbentuk karena letusan gunung merapi
yang meletus beberapa tahun yang lalu. Danau Rakihan yang indah dan menawan
di lekukan atas perbukitan, begitu indah dihembus angin yang menyapa lembut
dedaunan. Airnya yang begitu tenang kehijauan, nikmat rasanya berkayuh perahu
dari bambu dan kayu di atasnya.

Danau yang di kelilingi perbukitan dan kebun kopi tersebut tampak sunyi
dan hambar, tidak terlihat fasilitas yang di sediakan untuk pengunjung, pondok-
pondok untuk bersantai sudah ambruk rata dengan rerumputan yang menjalar
hampir di setiap sudut. Dahulunya danau tersebut merupakan kawasan favorit
tempat rekreasi dikala musim libur telah tiba. Minimnya perhatian pemerintah
setempat membuat objek wisata ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas,
sehingga tempat ini terbengkalai dan terlihat menyedihkan dibalik pesona yang
dimilikinya.

Berbeda dengan tempat kunjungan wisata lainnya yang memiliki berbagai


fasilitas yang memadai, lokasi parkir dan pintu gerbang yang seharusnya menjadi
garda terdepan bagi tempat wisata ini saja tidak tersedia. Rumput-rumput
dipinggiran danau sudah membelukar menutupi anak tangga yang biasa

1
Bumi Sriwijaya merupakan nama lain kota palembang yang merupakan Ibu Kota dari
Provinsi Sumatera Selatan.
digunakan untuk menyusuri sekitran danau. Sebenarnya jika danau Rakihan
tersebut dikelolah dengan baik akan menjadi tonggak perekonomian yang
membantu masyarakat sekitar. Namun, kerana kurangnya perhatian dari
pemerintah setempat serta akses untuk menuju ke lokasi terbilang jauh dan
ditambah lagi akan kurang memadainya infrstruktur menjadikan tempat ini tidak
terawat seperti tidak bernyawa.

Jika dilihat lebih jauh, danau tersebut sebenarnya memiliki pesona yang
sangat indah. Salah satu keunikan yang dimiliki adalah airnya yang sering
berubah-ubah bisa menjadi berwarna merah, hijau lumut, biru, bahkan keruh
seperti diaduk-aduk. Tidak heran, mungkin karena danau tersebut banyak
mengandung batu belerang. Fenomena tersebut kemudian dikaitkan oleh
masyrakat dengan cerita mistis, Menurut cerita masyarakat setempat bahwa
danau rakihan sering kali dijadikan masyarakat sebagai perlambang terjadinya
peristiwa besar di Indonesia, seperti halnya kejadian Tsunami di Aceh, sekitar
seminggu sebelum kejadian masyarakat melihat Air danau berwarna merah, saat
itu masyarakat yang mengerti sudah tau akan ada kejadian besar suatu peristiwa
yang akan banyak memakan korban yang akan terjadi di Indonesia, sama halnya
Peristiwa kejadian di Sumatera barat Air danau tiba-tiba berubah keruh dan
kemerahan, padahal aslinya Air danau bening berwarna ke hijauan. Namun
terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut, masyarakat tetap menghormati
serta tidak takut untuk berkinjung.

Bila musing belerang, ikan-ikan yang hidup di danau tersebut sering


“teler” sehingga naik kepermukaan, banyak warga yang berbondong-bondong
untuk menangkap ikan-ikan tersebut. Menurut salah satu warga sekitar, musim
belerang biasanya datang setahun sekali, sehingga jika sedang musim belerang,
harga ikan cenderung murah dikarenakan banyak yang menjual dan menangkap.
Selain ikan mujair yang menjadi primadona, di danau tersebut juga banyak
terdapat udang danau, dan kerang danau hitam, warga setempat biasa
menyebutnya liling atau cucut.

Kabut pagi serta tetesan embun dipucuk bunga kecubung hitam


menandakan sejuknya waktu pagi di kala itu. Jalan terjal bebatuan akan menemani
setiap pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan yang disuguhkan dari
setiap hempasan gelombang ombak danau tersebut. Tidak banyak memang
pengunjung yang datang ketempat itu, semenjak pengelolaan yang kurang serta
infrastruktur yang tidak memadai sehingga menjadikan tempat tersebut sepi
peminat dan publikasi.

Sebenarnya, kesadaran dari masyarakat akhir-akhir ini mulai tumbuh


kembali untuk mengangkat popularitas danau seperti dahulu. Tujuannya adalah
agar danau rakihan tersebut kembali bersinar dan mampu untuk menjaring minat
wisatawan supaya datang untuk berkunjung. Hal ini dibuktikan dengan telah
adanya komunitas sadar wisata yang dibentuk oleh pemuda-pemudi serta
masyarakat yang ada di pesisir danau. Penanaman pohon kopi serta kayu manis
disekitar dana uterus dilakukan, pembersihan sampah dan pembangunan saung-
saung tempat berteduh bagi para pengunjung semakin hari semakin menunjukan
progress yang signifikan. kedepannya, konsep yang ingin diciptakan dari
pembangunan tersebut ialah dengan mempertahankan unsur tradisional khas
daerah yaitu konsep rumah limas atau rumah panggung. Tidak hanya itu, konsep
untuk perayaan hari-hari besar pun sudah dipersiapkan seperti penyambutan tamu-
tamu yang berkunjung dengan mengunakan tarian khas daerah, festival kesenian,
dan bazar makanan tradisional.

Memang tidak mudah di tengah banyaknya objek wisata baru yang


bermunculan yang telah menyesuaikan dengan kebutuhan wisatawan,
memanfaatkan teknologi, serta promosi yang sudah semakin canggih. Sepertinya
objek wisata lama yang tidak terawat akan semakin tertinggal dan dilupakan.
Namun hal ini harus diantisipasi dengan cara menumbuhkan kesadaran bahwa
destinasi pariwisata daerah harus tetap hidup dan melegenda serta peran serta
masyarakat agar tetap sadar dan menjaga keindahan yang dimiliki tersebut,
Seperti halnya Danau cantik dan eksotis di pelosok bumi sriwijaya ini yaitu Danau
Rakihan.

DANAU RAKIHAN: Pesona yang Terlupakan di Pelosok Bumi Sriwijaya


Yogi Prastia_STHI Jentera_101170019

Anda mungkin juga menyukai