Anda di halaman 1dari 28

TUGAS INDIVIDU

KARYA WISATA DI MTs AL-AMIN


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DOSEN PEMBIMBING :

Isro,M.Ag

Disusun oleh :

Lu’luil Maknun
NIM 19.01.3778.T

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BREBES (STAIB)


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar  Belakang
        Karya wisata merupaka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diluar
sekolah sehingga siswa dapat mengkaitkan antara hasil pembelajaran yang
dilaksanakan dibantu sekolah dengan dunia nyata sesuai dengan kurikulum
satuan pendidikan.
          Karya  Wisata  merupakan  suatu  kegiatan  untuk  memperluas 
cakrawala  wawasan,pengetahuan. Mempererat  persaudaraan, memperkokoh
persatuan serta  mengenal  berbagai lingkungan  hidup  atau  budaya  bangsa 
sehingga siswa  mempertebal  rasa  cinta  terhadap  budaya  sendiri.

B. Tujuan  Kunjungan
Tujuan  dari  kunjungan  ini  antara  lain :
1. Menambah  ilmu  pengetahuan dan wawasan  yang lebih  luas.
2. Menambah  pengetahuan  tentang  daerah  yang  kami  kunjungi.
3. Mempelajari  dan  melestarikan  kebudayaan  daerah  yang  kami 
kunjungi.
4. Mengetahui  sejarah  tentang  Danau  Ranau,Goa  Putrid,dan  Curup 
Tenang ( bedegung ).

C. Manfaat  Kunjungan
Manfaat  dari  kunjungan  antara  lain :
1. Mengenal  tempat-tempat  yang  menjadi   cirri khas  Oku  Selatan.
2.Mengatahui asal-usul dari tempat Danau Ranau, Goa Putri dan curup
tenang (bedegung).
3. Mempererat  kerja  sama dan  kebersamaan  antar  sesama.
BAB  II
LANDASAN TEORI

Kesenian dan Budaya Sebagai Ciri Khas Kepribadian Bangsa Indonesia


Indonesia atas bebagai suku,bahasa dan agama yang berbeda.suku jawa adalah
grup etnis terbesar dan masih banyak suku dengan adat dan budaya
yang berbeda.jawa timur dan jawa tengah adalah bagian dari etnis jawa yang
secara  budaya dan geografis dekat dengan pulau bali ,semboyan nasional
indonesia  adalah “bhinneka tunggal ika” (“berbeda-beda tetapi tetap satu”),
berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat
dan wilayah yang luas, indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung
tingkat keaneka ragaman hayati terbesar yang dipersatukan dalam satu negara
yaitu Indonesia.

Objek wisata faktor pndukung dan faktor penghambat


Banyak keunggulan yang dimiliki kawasan wisata selekta,candi
prambanan,candi borobudur,kebun binatang gembira loka dan kawasan
malioboro di jogja yang  dapat dikembangkan untuk menjadi sebagai daya tarik
wisata, namun sampai  sekarang pengembangan kawasan wisata ini masih
belum dilakukan secara optimal sehingga masih perlu ditingkatkan pengunjung
untuk menuju kawasan  wisata ini .
BAB III
METODE PENELITIAN
A. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Study Tour Ini Di Laksanakan Pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Desember 2015
B. LOKASI KUNJUNGAN
a. Danau Ranau
b. Goa Putri
c. Curup Bedegung
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Wawancara
Data dapat diperoleh dari  mendengarkan penjelasan dari pemandu
tentangobjek wisata yang kami kunjungi dan kami mewawancarai
pemandu wisata tersebut.
2. Metode Observasi / Pengamatan
Metode pengamatan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
langsung dilapangan.
3. Metode Kaji Pustaka
Kami juga memanfaatkan brosur-brosur,buku panduan,dan membuka
situs-situs  tentang objek wisata yang ada di internet sebagai pelengkap
bahan.
4. Metode Dokumentasi
Kami mengambil gambar atau foto objek wisata yang kami kunjungi.
BAB  IV
PEMBAHASAN
A. Danau ranau

Awalnya adalah letusan yang dahsyat dari sebuah gunung berapi.


Letusan itu mengakibatkan tanah terbelah menjadi semacam jurang yang
memanjang. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi
itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi belahan akibat letusan
itu.
Air terus-menerus mengalir ke dalam belahan yang menyerupai lubang
besar. Dan lama-kelamaan lubang besar penuh dengan air. Lalu, di
sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya
tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu
pun dinamakanlah Danau Ranau.Itulah legenda terjadinya Danau Ranau.
Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di
tepi danau berair jernih tersebut.

Dari masa ke masa, Danau Ranau menjadi saksi kisah dan legenda
masyarakat Banding Agung. Salah satu kisahnya adalah legenda Si Pahit
Lidah dan Si Mata Empat. Mereka berdua adalah dua jawara yang amat
disegani oleh lawan-lawannya.
Karena masing-masing jawara itu penasaran dengan kekuatan lawan,
suatu kali mereka bertemu untuk mengadu kesaktian. Pertarungan itu bukan
pertarungan kemampuan bela diri, tetapi menguji kesaktian. Pemenang
ditentukan dengan cara masing-masing kesatria itu bergantian tidur
menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Siapa yang mampu
menghindari terjangan bunga aren yang dipotong, menjadi pemenang.

Disepakati Si Mata Empat yang terlebih dulu tidur menelungkup di


bawah bunga aren itu. Ketika bunga aren dipotong oleh Si Pahit Lidah dan
deras menghujam ke tanah, ternyata dengan gesit Si Mata Empat mampu
menghindar. Itu karena Si Mata Empat memiliki dua mata di belakang
kepalanya hingga dengan mudah menghindar ketika bunga aren yang lebat
dan berat itu meluncur ke bawah.

Giliran Si Pahit Lidah tidur menelungkup di bawah gugusan bunga aren


itu. Si Mata Empat kemudian memanjat pohon dan memotong bunga aren.
Gugusan bunga yang berat itu segera menghujam tubuh Si Pahit Lidah. Ia
tewas karena tidak mampu menghindar dari terjangan gugusan bunga aren.
Si Mata Empat menang, namun ia penasaran. Sebuah pertanyaan
mengganggu dalam hatinya, “Benarkah lidahnya pahit seperti julukannya?”
tanya Si Mata Empat dalam hati.
Dengan penasaran ia kemudian mencucukkan jarinya ke mulut Si Pahit
Lidah yang tewas. Lalu perlahan-lahan jari yang telah mengenai liur Si
Pahit Lidah itu diisap oleh Si Mata Empat. Ternyata air liurnya mengadung
racun sehingga Si Mata Empat pun mati.

Mereka kemudian dimakamkan di tepi danau tersebut. Mereka menjadi


bagian makam leluhur warga Ranau yang disemayamkan di sekitar danau
tersebut. Karena itu, setiap kali warga Ranau berziarah ke makam mereka
sebelum mengadakan hajatan besar, semisal Festival Danau Ranau, Juli lalu.
Warga Banding Agung mengatakan, kedekatan dengan para leluhur itu
merupakan bagian dari hidup warga setempat. Mereka memiliki
penghormatan pada tradisi itu. Warga menjaga dengan sungguh-sungguh
warisan alam itu dengan baik. Oleh karena itu, keaslian Danau Ranau tetap
terjaga, dan tak ada yang memungkiri keelokan danau tersebut.

Danau ranau memang memiliki pesona. Bagamaina tidak? Bekas


letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam yang
elok. Gunung Seminung yang menjulang 1.880 meter di atas permukaan
laut menjadi latar belakang yang penuh dengan nuansa magis. Tebing dan
barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu.
Hamparan sawah yang hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang
biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang, menari.
Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu.
Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan
kerikil putih yang ada di sepanjang tepi danau itu.

Pada pandangan pertama, kesemarakan alam itu memikat mata. Penat


karena harus duduk melipat kaki di mobil perlahan hilang, berganti
kesejukan ketika merendam kaki telanjang ke dalam air danau yang dingin.
Air terjun yang indah dan pemandian air panas membuat segala kejenuhan
lenyap. Tubuh pun segar kembali.
Namun sayang, kekayaan itu tak tergarap apik. Tebaran pesona Danau
Ranau yang memikat terasa kurang mengikat dan membekaskan niat untuk
kembali lagi, lantaran sebagai kawasan wisata Danau Ranau yang luasnya
lebih dari 44 kilometer persegi itu belum memiliki daya dukung yang
memadai.

Setidaknya hanya terdapat dua losmen dan satu hotel kecil di Banding
Agung, sebuah kecamatan yang berada di tepi danau tersebut. Kalaupun ada
wisma yang lebih bagus itu adalah sebuah peristirahatan yang dikelola oleh
PT Pusri. Selebihnya adalah home stay yang dikelola warga. Tiap kamar di
rumah penduduk yang disewakan sebagai home stay itu dihargai Rp 30.000.
Sayang memang, kawasan yang masih asli itu belum digarap dengan
sungguh-sungguh. Promosi pariwisata yang digalang Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, lewat Festival Danau
Ranau belum juga memancing minat investor. Promosi yang digalakkan
oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat lewat Festival Teluk Setabas
pun hingga kini belum juga mendatangkan investasi.
Pengelolaan kawasan yang berada di dua kabupaten dan dua provinsi
itu tampaknya membutuhkan angin segar atau napas baru agar keelokan
Danau Ranau terus berdetak dan menggetarkan minat pelancong untuk
datang kembali.
Memang ada baiknya jika kedua pemerintah daerah itu melakukan
share untuk mengelola kawasan itu sehingga mampu mendatangkan
kemakmuran bagi warga di sana. Sayang jika setelah kelelahan akibat
perjalanan selama enam jam dari Bandar Lampung, Danau Ranau kurang
membangkitkan minat untuk kembali lagi.

Mungkin perlu disiasati dengan membangun tempat wisata yang


meskipun kecil tetapi membuat pelancong tidak jenuh. Pemerintah
Kabupaten Lampung Barat sudah mencoba membuat gardu pandang di
sebuah bukit antara Liwa dan Bukit Kemuning. Sayangnya, gardu pandang
itu juga kurang dirawat dengan baik. Selain itu, pemandangan di kaki bukit
masih didominasi perkebunan kopi yang masih baru.Danau Ranau memang
belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Danau Toba di Sumatera
Utara. Kawasan yang terletak di kaki Puncak Pusubuhit itu memiliki sarana
perhotelan dan jaringan jalan yang bagus.

Meskipun terus terancam pembabatan hutan, pada bagian tertentu hutan


pinus di kawasan itu tetap dijaga. Selain itu, adat kebiasaan setempat serta
potensi lokal dipelihara sehingga mengundang turis-baik dalam maupun luar
negeri-selalu ingin kembali lagi ke sana.Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kawasan kedua danau tersebut tidak jauh berbeda. Dari Medan
dibutuhkan waktu sekitar esmpat jam untuk mencapai Parapat, kecamatan
yang berada di tepi Danau Toba. Sementara itu juga dibutuhkan waktu lima
jam hingga enam jam dari Bandar Lampung untuk mencapai Danau Ranau.

Waktu yang panjang setidaknya dapat disiasati dengan pariwisata yang


mengetengahkan perkampungan adat, sejarah perkebunan lada, atau
pariwisata perkebunan. Itu perlu dilakukan karena jalur menuju Danau
Ranau juga melewati Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, yang
menyimpan sejarah kejayaan perkebunan lada masa silam. Selain itu, di
sepanjang jalan menuju Danau Ranau banyak terdapat rumah tradisional
Lampung.
Jika kawasan itu dikelola dengan baik, tidak tertutup kemungkinan
perkampungan tradisional itu pun berkembang menjadi kawasan wisata.
Sekeliling danau ditumbuhi berbagai tumbuhan semak yang oleh warga
setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakan Danau Ranau. Sisa
gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi
danau berair jernih tersebut.

            Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air
panas dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun
Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa.
Pulau Marisa sebenarnya daratan yang terpisah dari kaki Gunung Seminung
karena genangan air danau. Di daratan yang luasnya tidak lebih dari satu
hektar itu terdapat pohon-pohon kelapa, dan pengunjung bisa sekadar
mampir untuk menikmati keindahan secuil daratan itu.

           Danau Ranau memang memiliki pesona. Bagaimana tidak?


Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam
nan elok. Gunung Seminung  menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut
menjadi latar belakang dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan
menjadi pagar pembatas panggung megah itu.

            Hamparan sawah hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang
biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang. Butir-
butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu.
Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan
kerikil putih di sepanjang tepian.

       Kawasan Danau Ranau belum digarap dengan sungguh-sungguh.


Promosi pariwisata yang digalang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan, lewat Festival Danau Ranau belum
memancing minat investor secara maksimal. Promosi yang digalakkan oleh
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat lewat Festival Teluk Setabas pun
hingga kini belum mendatangkan investasi.

     Danau Ranau dari sisi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan


maupun Liwa, Lampung Barat, sama-sama indah. Wisatawan ingin kembali
ke sana, meskipun hanya berperahu atau sekadar menikmati deburan ombak.
Pesona Danau Ranau tetap mengundang keinginan datang kembali.

        Pengunjung yang tidak suka berperahu bisa menghabiskan waktu


dengan beristirahat di penginapan. Di tepi Danau Ranau terdapat beberapa
penginapan, yakni Seminung Lumbok Resort, Kotabatu di Banding Agung,
dan cottage PT Pusri di Sukamarga. Di kawasan wisata itu juga terdapat
obyek tambahan bagi pengunjung, yakni air panas  dengan kekhasan sendiri,
karena mengalir langsung dari lubang-lubang di tebing. Air panas yang
mengandung kadar belerang cukup tinggi ini terletak di Desa Air Panas di
kaki Gunung Seminung. Lokasinya persis di seberang cottage milik PT
Pusri di Sukamarga. Perjalanan dengan perahu motor dari Sukamarga ke
lokasi air panas hanya sekitar 20 menit.

            Pengunjung bisa datang kapan saja dan menikmati air panas
yang tak pernah habis mengucur dari perut bumi tersebut. Saat berperahu
motor di danau dengan tujuan air panas, pesona keindahan Danau Ranau
pun begitu terasa. Ombaknya tidak terlalu besar, airnya biru bening, dan
pesona alam sekelilingnya yang bergunung-gunung, niscaya memberi kesan
mendalam bagi pengunjung.
Air panas di tepian Danau Ranau mengucur langsung dari celah-celah
kaki Gunung Seminung. Ketika kaki dicelupkan ke aliran air tersebut, rasa
panas langsung menyengat. Pengunjung tidak sekadar mandi di air hangat.
Air panas itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit
kulit.
Bagi pengunjung yang tidak mandi, mereka bisa menikmati keindahan
danau di sekitar air panas dengan duduk-duduk di warung atau dermaga.
Sejumlah warung makanan terdapat di lokasi itu, berdampingan dengan
kolam air panas. Di warung-warung inilah dijajakan hasil alam Gunung
Seminung, terutama alpokat dan petai.

B. Goa putri
Bila anda sudah mencapai Baturaja dan Danau Ranau, sempatkanlah
untuk mengunjungi tempat Wisata Goa Putri yang sangat terkenal dengan
cerita mengenai seorang putri dengan perangkat istananya yang sudah
menjadi stalagtit dan stalagmit ini. Goa Putri ini terletak di Desa Padang
Bindu, Kecamatan Pengandonan, sekitar 35 km dari kota Baturaja.

Letak Goa Putri sangat mudah dicapai karena letaknya yang tidak jauh
dari jalan raya utama lintas Baturaja-Prabumulih-Palembang. Di jalan
masuk ke arah Goa Putri, terdapat sebuah jembatan besi di atas Sungai Ogan
dan ada papan penunjuk arah ke Goa Putri dengan tulisan Objek Wisata Goa
Putri. Dari atas jembatan anda bisa melihat aktivitas masyarakat desa yang
sedang mencuci dan mandi di sungai tersebut. Namun ada salah satu hal
yang menarik di sungai tersebut, yaitu adanya sebuah batu yang seolah
"tumbuh" di tengah sungai. Batu tersebut kini mulai ditumbuhi rerumputan
yang menutupi bentuk aslinya. Konon menurut cerita yang berkembang di
masyarakat, batu inilah yang dikisahkan dalam legenda sang Putri Balian
yang dikutuk menjadi batu oleh seorang yang sakti mandraguna di masa itu
yang bernama Si Pahit Lidah.
Tidak jauh dari sungai tersebut, kira-kira 1 km, anda bisa menemukan
sebuah goa yang oleh penduduk setempat disebut Goa Selabe atau yang
sekarang disebut Goa Putri. Panjang goa ini lebih dari 150 meter dan masih
sangat alami serta tidak tembus, artinya kita harus kembali menuju jalan
masuk bila akan keluar. Goa ini belum dipasangi listrik hanya pada bagian
depan saja yang sudah dipasangi listrik, sehingga pengunjung yang datang
melihat Goa Putri tidak bisa singgah hingga ke dalam. Untuk yang gemar
berpetualang tidak akan ada halangan, dengan berbekal lampu senter sudah
cukup untuk masuk ke goa tersebut.

Tidak bisa dipastikan kapan goa ini ditemukan, tapi menurut cerita
yang berkembang, memang goa ini sudah ada sejak dulu dan masyarakat
sekitar menyebutnya Goa Putri yang dalam bahasa setempat disebut
Susumen Dusun. Susumen berarti goa dan dusun berarti desa.
Menurut legenda yang dipercaya sampai sekarang, dulu tinggallah seorang
Putri Balian bersama keluarganya. Suatu ketika, Sang Putri mandi di muara
Sungai Semuhun (sungai yang mengalir dalam goa, bermuara di Sungai
Ogan), persis pada pertemuan sungai dengan Sungai Ogan.
Pada suatu saat, kebetulan seorang pengembara sakti lewat, yang dikenal
dengan nama Si Pahit Lidah. Melihat Sang Putri yang hendak mandi di
sungai, Si Pahit Lidah mencoba menegur. Namun tidak diperdulikan sama
sekali oleh Sang Putri. Sampai beberapa kali Si Pahit Lidah menegur Sang
Putri, tetap saja tidak dihiraukan oleh Sang Putri. Si Pahit Lidah kemudian
menggumam, "Sombong benar si Putri ini, diam seperti batu saja.."
Gumaman itu langsung mengenai Sang Putri, sehingga serta merta Sang
Putri berubah menjadi batu. Itulah batu yang terdapat di Sungai Ogan.
Si Pahit Lidah kemudian melanjutkan perjalanannya. Tak disangka
sampailah sang pengembara di depan lokasi yang sekarang menjadi goa. Si
Pahit Lidah kemudian menggumam lagi."Katanya ini desa, tapi tidak
kelihatan orangnya, seperti goa batu saja." Dan jadilah tempat itu sebagai
goa batu. Itulah legenda terjadinya Goa Putri.

Memasuki Goa Putri, banyak keindahan alam yang ciptaan Tuhan yang
menakjubkan dapat anda saksikan. Bagaikan peninggalan kerajaan pada
zaman dahulu yang telah runtuh namun masih utuh. Dinding goa yang
dipenuhi stalagmit dan stalagtit menambah keindahan goa tersebut. Pada
pintu masuk dapat anda lihat patung seekor singa yang seolah-olah sedang
menjaga pintu. Sementara di dalam goa terdapat tempat peraduan Sang
Putri, pelaminan Sang Putri lengkap dengan gambar mahkota di atasnya,
singgasana raja serta lumbung padi yang kesemuanya itu sudah berbentuk
batu. Yang lebih menarik lagi adalah adanya ruang keluarga raja lengkap
dengan "wastafel" untuk mencuci tangan. Di sana terdapat aliran air yang
sangat bersih dan dingin. Menurut cerita orang-orang yang di sana, jika anda
mencuci muka dengan air tersebut bisa membuat anda awet muda, kulit
muka tidak kelihatan tua.
Kisah tentang Goa Putri ini memang penuh misteri, entah kapan bisa
terungkap. Mungkin hanya keajaiban alam biasa seperti kata seorang
antropolog dari Bandung yang pernah melakukan studi di sini. Dia
menyatakan bahwa Goa Putri dan kawasan sekitarnya adalah bekas lautan
luas berusia 350 tahun sebelum masehi dan yang menjadi goa itu hanyalah
sebuah batu karang.

Si Pahit Lidah

Siapa sebenarnya Si Pahit Lidah itu? Kalau anda pernah menonton film
yang dibintangi oleh Advent Bangun sebagai Si Pahit Lidah, tentu anda
akan mengenal legenda Si Pahit Lidah. Mengapa setiap kata-kata yang
keluar dari lidahnya begitu "manjur" sehingga orang pun bisa berubah
menjadi batu atau desa berubah menjadi goa batu.
Dari mana asal muasalnya Si Pahit Lidah? Sang pendekar ini sebenarnya
hanyalah seorang pembantu yang bekerja pada seorang Kiai sakti. Setelah
sekian lama bekerja pada Kiai, ia lalu berkeinginan meminta ilmu pada Kiai
tersebut. Suatu saat Sang Kiai sudah merasa bosan karena berkali-kali
mendengar permintaan pembantunya.
Karena si pembantu berkeinginan untuk segera pulang ke kampung
halamannya, maka dipanggillah lelaki muda itu untuk menghadap Kiai.
Kemudian Sang Kiai meminta lelaki itu untuk membuka mulutnya. Pada
saat mulutnya terbuka, Sang Kiai lalu membuang ludah ke dalamnya.
"Katanya kamu minta ilmu, ya itulah ilmu yang saya berikan, sekarang
kamu boleh pulang", kata Sang Kiai. Nah kesaktian lelaki itu kemudian
ternyata terletak pada lidahnya. Setiap kata-kata yang keluar dari lidahnya
sungguh berbahaya karena semua bisa menjadi kenyataan.
Si Pahit Lidah juga mempunyai teman yang sakti yang dikenal dengan
nama Nenek bermata empat atau Puyang Mata Empat. Keduanya ingin
mengadu kesaktian dengan memilih tempat di sekitar Danau Ranau.
Keduanya juga sepakat dengan cara saling ditimpa dengan buah aren, persis
di bawah pohon aren. Yang pertama duduk di bawah pohon aren adalah
Nenek Bermata Empat dan Si Pahit Lidah naik ke atas pohon aren dan
memotong serangkaian buah aren. Begitu rangkaian buah aren jatuh persis
di atas ubun-ubun kepala, Nenek Bermata Empat dengan mudah mengelak,
karena ia bermata empat. Kendati Si Pahit Lidah marah-marah karena tidak
bisa mengalahkan Nenek Bermata Empat tapi ia tetap harus menghormati
perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.

Giliran Si Pahit Lidah untuk duduk di bawah pohon aren dan Nenek
Bermata Empat naik ke atas pohon aren untuk memotong buah aren. Begitu
tangkai buah aren dipotong, rangkaian buah itu jatuh persis di atas kepala Si
Pahit Lidah. Tanpa bisa mengelak, karena Si Pahit Lidah tidak bisa
memprediksi saat jatuhnya rangkaian buah aren itu, lelaki itu akhirnya mati
konyol.

Karena penasaran, Nenek Bermata Empat ingin mengetahui lebih jauh


mengapa sang jagoan bergelar Si Pahit Lidah, lalu ia mencicipi lidahnya.
Dan apa yang terjadi kemudian? Sekonyong-konyong Nenek Bermata
Empat itu langsung mati karena lidah Si Pahit Lidah mengandung kesaktian.
Kabarnya, makam Si Pahit Lidah berada di hutan yang berada di kawasan
Danau Ranau. Sayangnya tidak banyak yang tahu tentang hal ini termasuk
warga setempat. Sebenarnya berbagai legenda yang ada di Danau Ranau dan
sekitarnya ini sangat potensial untuk dikemas sebagai paket wisata khusus.
Saat anda akan memasuki Goa Putri anda akan menemukan sebuah suguhan
menarik yang dapat membuat anda meresapi nilai Historis Goa Putri.Kunon
menurut legenda, Dahulu disini pernah hidup seorang putri bernama Puteri
Dayang Merindu bersama keluarganya. Pada suatu hari Sang Puteri sedang
mandi di muara sungai Semuhun, lewatlah seorang pengembara ditempat
itu. Tatkala melihat Sang Puteri timbul perasaan ingin menyapa, namun saat
itu tidak mendapat perhatian sama sekali sehingga dia merasa gusar.
“Sombong sekali puteri ini, diam seperti batu” ujarnya. Tiba-tiba saja tubuh
Puteri Dayang Merindu berubah menjadi batu. Kemudian Sang Pengembara
memasuki desa, ketika tampak desa yang sepi karena penduduk sedang
bekerja disawah dia kembali berkata “Katanya desa tetapi sepi seperti goa
batu”. Dan seperti tadi desa tersebut berubah menjadi goa batu.Ternyata
Pengembara tersebut adalah Si Serunting Sakti yang dijuluki Si Pahit Lidah,
yang bila menyumpah semua yang terkena akan menjadi batu.Demikianlah
menurut legenda asal mulanya Goa Puteri yang sekarang menjadi Obyek
Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

C. Curup bedegung
            Air Terjun Curup Tenang (bedegung) Merupakan air terjun tertinggi
di Sumatera Selatan dan merupakan objek wisata andalan bagi sumsel
khususnya Kab. Muara Enim . Lokasi air terjun Curup terletak di Desa
Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung, sekitar 56 km di selatan Muara
Enim, jikalau ditempuh dari kota baturaja kurang lebih berjarak 80 Km
dengan waktu tempuh 1,5 jam. Sedangkan dari kota Palembang dapat
ditempuh selama lebih kurang dari 4 jam.
Air terjun tertinggi di Sumatera Selatan ini memiliki tinggi 99 meter,
Sumber mata airnya berasal dari celah Bukit Barisan dan ke bawah
membentuk sebuah sungai kecil yang deras. Curup tenang atau juga warga
sekitar menyebutnya Curup Bedegung merupakan objek wisata alam
andalan daerah ini.Harga tiket bervariasi, apabila pengunjung datang pada
saat liburan maka harga tiket cenderung lebih mahal. Apabila pengunjung
ingin bermalam, ada beberapa tempat penginapan yang bisa anda gunakan
yang letaknya cukup dekat dengan curup ini. Selain menikmati keindahan
air terjun, pengunjung juga bisa menghibur diri di tempat pemancingan atau
berarung jeram disungai deras ini.Untuk memudahkan para pengunjung
mendekati air terjun, tersedia jalan setapak sepanjang 600 meter yang
dibangun di tepi sungai dan sebuah jembatan yang melintasi sungai kecil
yang deras itu. Sedangkan di atas sungai tersedia lapangan parkir, warung-
warung yang menyediakan makan dan minuman. Dan agak ke hilir, terdapat
sebuah tempat pemandian alam dan tempat memancing, lengkap dengan
fasilitasnya.Bagi para pengunjung yang berasal dari tempat jauh, tempat ini
juga sudah dilengkapi dengan penginapan yang sudah cukup memadai.Air
terjun alami ini merupakan tempat rekreasi yang memberikan kesejukan
bagi pengunjung karena hembusan angin yang membawa butiran-butiran air
yang berhamburan akibat jatuh dari atas ketinggian.

Dibalik keindahan Air Terjun Bedegung ? Menurut tokoh masyarakat


Desa Bedegung, Sulton ( 60 ) .Sulton mengatakan berdasarkan cerita para
puyang (pendahulu) salah seorang Sultan Palembang meminta kepada
seluruh masyarakat desa terutama yang berada di sepanjang aliran Sungai
Batanghari Sembilan untuk mengumpulkan telur. Telur akan digunakan
sebagai perekat pembangunan benteng pertahanan dari serangan
penjajah.Dalam perjalanan pengumpulan telur, sultan melihat banyak gadis-
gadis desa yang cantik. Ia pun berniat mempersunting salah satunya sebagai
istri. Ia pun memerintahkan prajurit dan hulubalangnya untuk
mengumpulkan para gadis. Namun dari setelah terkumpul, sultan merasa
belum ada yang cocok. Sampai akhirnya sultan menemukan sebuah bangki
emas yang hanyut di sungai. Sultan lalu memerintahkan prajuritnya untuk
mencari siapa pemilik bangki emas itu.
Setelah ditelusuri akhirnya diketahui pemilik bangki emas itu adalah anak
gadis Kerio Carang.Untuk memastikannya lalu Sultan bersama prajuritnya
mendatangi rumah Kerio Carang, dan ternyata tebakannya tidak meleset.
Sultan pun mengutarakan maksudnya ingin membawa putri Kerio Carang
untuk dijadikan permaisuri. Mendengar keinginan Sultan, baik Kerio
Carang maupun putrinya tidak setuju. Merasa keinginannya ditolak Sultan
tidak terima, sehingga sempat terjadi perkelahian.Namun ternyata Kerio
Carang dan putrinya bukan orang sembarangan. Mereka memiliki kesaktian
sehingga berhasil lolos dari tangkapan Sultan. Dalam upaya melarikan diri,
akhirnya putri Kerio Carang, memilih bermukim di hutan di Desa
Bedegung, tepatnya di lokasi Air Terjun Bedegung sekarang. Setelah sekian
lama bersembunyi dari kejaran Sultan Palembang, putri merasa kesepian. Ia
pun sesekali keluar ke desa terdekat. Kecantikan putri pun dikenal luas oleh
masyarakat desa. Namun di balik kecantikannya itu, putri ternyata sangat
kesepian. Ia pun sering pulang ke rumah orangtuanya dan menangis tak
kunjung henti. Kasihan dengan putrinya, akhirnya Kerio Carang mendatangi
Desa Bedegung dan menemui dua puyang, yakni puyang Bukit, dan puyang
Tenang .

Kedatangannya tersebut meminta kepada dua puyang tersebut untuk


memberi nama kepada putrinya supaya tidak menangis lagi. Jika nama
tersebut cocok ia akan memberikan imbalan hadiah. Nama yang diberikan
Puyang Bukit ternyata tak mampu menghentikan tangisan putri. Baru giliran
Puyang Tenang yang memberinya nama Putri Dayang Rindu, tangisan sang
putri akhirnya berhenti.Setelah sekian lama, akhirnya Sultan dan prajuritnya
mengetahui keberadaan sang Putri Dayang Rindu. Lalu ia bersama
prajuritnya menuju ke Desa Bedegung dan melakukan pencarian ke tempat
persembunyiannya di Air Terjun Curup Tenang. Setelah ditemukan, Putri
Dayang Rindu tetap menolak keinginan Sultan. Akhirnya Sultan semakin
marah dan memotong tubuh putri menjadi dua bagian. “Itulah cerita legenda
tentang Air Terjun Curup Tenang,” ungkap Sulton.
Curup bedegung sangatlah indah. Didukung suasana alamnya yang masih
asri, air terjun Curup Bedegung menawarkan pesona yang mengagumkan.
Dengan ketinggian 99 meter, kesejukan airnya begitu menggoda
pengunjung untuk segera menikmatinya.

Bagi Para traveler, nama air terjun Curup Bedegung mungkin masih asing.
Padahal, sebagaimana air terjun lainnya yang sudah cukup ternama seperti
Tawang Mangu di Solo atau Coban Rondo di Malang, Curup Bedegung
juga menawarkan pesona alam yang mengagumkan. Keindahan alam dan
panorama yang ditawarkan air terjun berketinggian 99 meter ini akan sulit
dilupakan pecinta jalan-jalan. Sejuknya air yang mengalir di sungai dari
aliran air terjun, lengkap dengan atmosfir pedesaan segera dapat Anda
rasakan.

Dari letaknya, Curup Bedegung memang kurang menguntungkan, karena


jauh dari pusat kota Palembang, Sumatera Selatan. Jarak tempuh antara
Palembang ke air terjun ini sekitar 4-5 jam. Belum lagi jalanan yang
semakin menyempit dan berkelok-kelok ketika mendekati desa Bedegung.
Meski begitu, jangan lewatkan perjalanan Anda dengan tertidur, sebab Anda
akan disuguhi pemandangan indah Sungai Lematang yang jernih.

Jika Anda berkunjung di musim buah durian, di sisi kanan kiri jalan akan
banyak orang yang membawa hasil kebun mereka di keranjang. Coba saja
hentikan salah satu dari mereka dan tawar harga dari makanan raja-raja ini.
Jangan kaget jika harga durian tersebut sangat murah, serta bisa langsung
dibuka dan dimakan di tempat. Anda bisa menikmati durian yang manis dan
harum sambil melihat aliran sungai.
Selain masih asli, panorama Curup Bedegung makin lengkap dengan
dukungan suasana alam yang sejuk, hijau, dan damai. Belum banyak
sentuhan tangan manusia di sana sini. Di bawah air terjun ini terdapat batu-
batuan besar yang memungkinkan kita mendekat ke air terjun. Aliran sungai
dari air terjun cukup deras di bagian yang mengecil, dan tenang di bagian
sungai yang agak melebar. Pengunjung dapat bermandi ria atau sekadar
merendam kaki di sini.

Bagi yang hobi arung jeram, arus sungai Lematang yang cukup liar ini bisa
dipakai untuk menjajal kemampuan. Sungai ini pun cukup lebar seperti
sungai-sungai lain di daerah Sumatera. Batu-batuan yang cukup besar patut
diwaspadai sebelum berarung jeram. Hanya saja, untuk arung jeram,
pengunjung harus datang rombongan dan melakukan pemesanan terlebih
dahulu.

Transportasi
Walaupun berada di pelosok, bukan berarti Curup Bedegung tidak dapat
dicapai dengan transportasi umum. Jika berangkat dari Palembang, Anda
harus naik bus antar kota jurusan Muara Enim dengan tarif Rp20.000 –
Rp30.000.
Sesampai di terminal Muara Enim, lanjutkan dengan angkutan desa ke
terminal Tanjung Enim dengan ongkos Rp2.000. Anda masih harus naik
angkutan desa jurusan Semendo dengan tarif sekitar Rp9.000. Jangan segan
meminta kepada supir angkutan untuk mengantar sampai ke lokasi air terjun
Curup Bedegung. Sayangnya, transportasi ini hanya sampai sore di hari
Minggu, dan hanya sampai pukul 14.00 WIB di hari biasa.
BAB V
LAPORAN PERJALANAN
A. Persiapan
Pada hari sabtu tanggal 13 desember 2014, siswa siswi MAN
pagaralam berkumpul di depan sekolah,dalam rangka Study Tour ke Danau
ranau, goa putri, dan curup bedegung. Sebelum berangkat kami di suruh
solat maghrib terlebih dahulu, sesudah itu kami di suruh menunggu bus.
Kira-kira 1 jam menunggu baru busnya dating, sebelum naik bus kami di
suruh menyiapkan makanan oleh guru pembimbing. Setelah itu kami
berangkat menuju lokasi wisata.

B. Isi
            Pada tanggal 13 Desember 2014,kami  menungggu  bus  dari  jam
17.00 hinggga   akhirnya  bus  itu  dating  pada  jam  20.00 WIB,ternyata 
kami  mendapat  bus  nomor  satu yang  semua  isinya  dari  kelas  xii ipa 1
dan xii ipa 2. Dalam perjalanan bus kami sangat seru, semuanya bernyanyi
bersama, tetapi di tengah-tengah perjalanan ada yang mabuk, yaitu dewi ayu
juniarti. Setelah sampai dirumah makan ternyata kami tidak makan, banyak
yang merasa lapar. Kira-kira sudah istirahat dua kali dirumah makan, tetapi
kami tetap belum di beri makan.

Pada hari minggu tanggal 14 desember 2014 tepatnya pukul 06:00 kami
pun sampai di man muara 2, kami pun di sambut hangat oleh guru-guru man
muara 2, dan kami pun di beri ruangan dan di tuntun untuk ke ruangan,
setelah itu kami pun istirahat di ruangan itu dan bersiap untuk mandi,
ternyata di wc pun ramai, banyak orang yang sedang mengantri untuk
mandi. Setelah pukul 08:00 kami pun di beri makan. Setelah makan kami di
suruh bersiap-siap untuk pergi ke danau ranau. Sebelum pergi ke danau
ranau kami pun di sambut oleh anak murid man muara dua dengan ektra
kulikuler drumbandnya, kami pun takjub dan kami pun di tantang untuk
bermain drumband, kami pun tidak ingin kalah, dan ternyata kami bermain
bagus, man muara dua pun sangat takjub dngan permainan  Sebelum pergi
ke danau ranau kami pun di sambut oleh anak murit man muara dua dengan
ekskul drumbandnya, kami pun takjub dan kami pun di tantang untuk
bermain drumband, kami pun tidak ingin kalah, dan ternyata kami bermain
bagus, man muara dua pun sangat takjub dngan permainan kami.

Pukul 12 kami pun tiba di danau ranau untuk menuju pemandian air
panas, dalam perjalanan bus kami sangat heboh dan banyak yang bernyanyi
bersama, sekitar 2 jam perjalanan kami pun tiba dan kami telah di tunggu
oleh 5 perahu, yang masing masing perahu dapat menampung 30
siswa.kami pun bergegas untuk naik perahu dan menyebrangi danau untuk
menuju pemandian air panas, sialnya perahu kami sangat lambat, yang lain
sudah sampai, sedangkan yang kami sangatlah lama.Setelah menempuh
waktu 2 jam kami pun sampai di pemandian air panas dengan menggunakan
perahu. Banyak yang mandi, tetapi pemandian air panasnya kering, dan
terpaksa kami mandi di danaunya, banyak yang menyewa ban untuk mandi
seharga Rp5000 untuk satu orang, banyak yang menyewa karena danaunya
sangat dalam. Setelah mandi kami berfoto-foto oleh guru pembimbing.

Sore pun tiba dan kami pulang ke man muara 2, sekitar pukul 06:00 kami
pun tiba di man muara 2, stelah sampai semua murid pun bergegas untuk
mandi, stelah mandi kami di suruh makan nasi bungkus, ternyata di man
muara 2 ada orgen tunggal khusus man muara 2, dan banyak yang
bernyanyi. Sekitar pukul 20:00 ternyata ada penyambutan dari man muara
dua untuk kepala sekolah,kedua kepala sekolah saling bertukar cendra
mata.Sekalian kami pamitan untuk besoknya pergi ke baturaja untuk
mengunjungi wisata selanjutnya yaitu goa puteri.
Sekitar pukul 23:50 kami di suruh ikut berjoget, dan yang berada di dalam
kelas di paksa untuk keluar karena untuk menjaga kesopanan, padahal kami
semua kelelahan, tetapi kami semua terpaksa untuk ikut joget(orgenan). Buk
darna marah marah karena banyak yang masuk kelas.

Keesokan harinya, sekitar pukul 8 kami pun pamitan dengan para guru dan
staf man muara dua untuk pergi ke baturaja menuju gua puteri.

Pada tanggal 15 Desember 2014 pukul 08.30 ,pada saat diperjalanan ada
teman kami yang menangis didalam bis karena mabuk dan tak ada yang
menghiraukannya.Sekitar pukul 11.00 kami sampai diwisata gua puteri.
Setelah sampai semua siswapun takjub melihat keindahan  gua puteri dan
semuanya pun masuk,sebelum masuk  ke gua  puteri kami disuruh memukul
batu sebanyak tiga kali pukulan,ternya di dalam gua pun sanngat indah.

Di dalam goa sangat indah dan ada batu yang terlihat seperti 2 ekor harimau
menurut legenda sedang menjaga putri saat ia mandi. Banyak yang berfoto
di dalam goa itu, dan banyak yang terlihat seperti penampakan. Di dalam
goa puteri banyak ruangan ruangan dan lampu warna-warni. Di dalamnya
terdapat ruangan-ruangan yang dulunya di gunakan oleh raja dan puteri,
diantaranya yaitu : singga sana raja, singga sana puteri, tempat puteri mandi,
lumbung padi dan sebagainya. Gua putrid ini terdiri dari dua lantai. Namun
pada lantai keduan jarank antara lantai dan langit-langit gua sangat dekat,
sehingga apabila berjalan harus sedikit merangkak.
Setelah semuanya keluar dari goa itu kami sangat lama menunggu makan
siang, sekitar setengah jam menunggu dan nasi pun sampai, dan kami semua
makan siang. Selain itu kami semua di goa putri membeli oleh-oleh untuk
kenang-kenangan.

Sekitar pukul 15.00 kami pun pergi ke wisata yang ketiga yaitu curup
bedegung,setelah sampai kami pun langsung bergegas menuju curupnya
dengan perjalanan sekitar 100 meter,setelah sampai pun ada teman-teman
kami yang mandi dan ada pula yang tidak. Sore haripun tiba,setelah
semuanya menikmati keindahan curup bedegung kami pun bergegas pulang
ke pagaralam .

Pada pukul 17.00 kami pun bergegas pulang,sekitar empat jam dalam
perjalanan kami pun sampai di rumah makan dekat muara tenang kami pun
berhenti dan makan malam bersama.Setelah makan selesai kamipun
bergegas untuk pulang.

Sekitar pukul 22.30 kami pun sampai di MAN pagaralam,setelah sampai 


semua  teman-teman pulang ke rumahnya masing-masing.

C. Objek Wisata
1. Danau ranau
Letak Objek Wisata danau ranau
Provinsi : sumatera selatan
Kabupaten : Oku Selatan
Kelebihan dari wisata danau ranau adalah DANAU Ranau memiliki
pesona. Bagamaina tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah
membentuk panggung alam yang elok. Gunung Seminung yang
menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang
yang penuh dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan
menjadi pagar pembatas panggung megah itu.
Hamparan sawah yang hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru
seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang, menari.
Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu.
Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan
kerikil putih yang ada di sepanjang tepi danau itu.

2. Goa putri
Letak Objek Wisata Goa putri :
Provinsi : sumatera selatan
Kota : Batu raja
            Keistimewaan dari goa putri itu adalah Saat anda akan memasuki
Goa Putri anda akan menemukan sebuah suguhan menarik yang dapat
membuat anda meresapi nilai Historis Goa Putri.Kunon menurut legenda,
Dahulu disini pernah hidup seorang putri bernama Puteri Dayang
Merindu bersama keluarganya. Pada suatu hari Sang Puteri sedang mandi
di muara sungai Semuhun, lewatlah seorang pengembara ditempat itu.
Tatkala melihat Sang Puteri timbul perasaan ingin menyapa, namun saat
itu tidak mendapat perhatian sama sekali sehingga dia merasa gusar.
“Sombong sekali puteri ini, diam seperti batu” ujarnya. Tiba-tiba saja
tubuh Puteri Dayang Merindu berubah menjadi batu. Kemudian Sang
Pengembara memasuki desa, ketika tampak desa yang sepi karena
penduduk sedang bekerja disawah dia kembali berkata “Katanya desa
tetapi sepi seperti goa batu”. Dan seperti tadi desa tersebut berubah
menjadi goa batu.Ternyata Pengembara tersebut adalah Si Serunting
Sakti yang dijuluki Si Pahit Lidah, yang bila menyumpah semua yang
terkena akan menjadi batu. Demikianlah menurut legenda asal mulanya
Goa Puteri yang sekarang menjadi Obyek Wisata di Kabupaten Ogan
Komering Ulu
3. Curup bedegung
Letak Wisata Curup Bedegung :
Provinsi : Sumatera Selatan
Kabupaten : Muara Enim
Didukung suasana alamnya yang masih asri, air terjun Curup
Bedegung menawarkan pesona yang mengagumkan. Dengan ketinggian
99 meter, kesejukan airnya begitu menggoda pengunjung untuk segera
menikmatinya.
BAGI para traveler, nama air terjun Curup Bedegung mungkin masih
asing. Padahal, sebagaimana air terjun lainnya yang sudah cukup ternama
seperti Tawang Mangu di Solo atau Coban Rondo di Malang, Curup
Bedegung juga menawarkan pesona alam yang mengagumkan.
Keindahan alam dan panorama yang ditawarkan air terjun berketinggian
99 meter ini akan sulit dilupakan pecinta jalan-jalan. Sejuknya air yang
mengalir di sungai dari aliran air terjun, lengkap dengan atmosfir
pedesaan segera dapat Anda rasakan.
Dari letaknya, Curup Bedegung memang kurang menguntungkan, karena
jauh dari pusat kota Palembang, Sumatera Selatan. Jarak tempuh antara
Palembang ke air terjun ini sekitar 4-5 jam. Belum lagi jalanan yang
semakin menyempit dan berkelok-kelok ketika mendekati desa
Bedegung. Meski begitu, jangan lewatkan perjalanan Anda dengan
tertidur, sebab Anda akan disuguhi pemandangan indah Sungai Lematang
yang jernih.
Jika Anda berkunjung di musim buah durian, di sisi kanan kiri jalan akan
banyak orang yang membawa hasil kebun mereka di keranjang. Coba
saja hentikan salah satu dari mereka dan tawar harga dari makanan raja-
raja ini. Jangan kaget jika harga durian tersebut sangat murah, serta bisa
langsung dibuka dan dimakan di tempat. Anda bisa menikmati durian
yang manis dan harum sambil melihat aliran sungai.
Selain masih asri, panorama Curup Bedegung makin lengkap dengan
dukungan suasana alam yang sejuk, hijau, dan damai. Belum banyak
sentuhan tangan manusia di sana sini. Di bawah air terjun ini terdapat
batu-batuan besar yang memungkinkan kita mendekat ke air terjun.
Aliran sungai dari air terjun cukup deras di bagian yang mengecil, dan
tenang di bagian sungai yang agak melebar. Pengunjung dapat bermandi
ria atau sekadar merendam kaki di sini.
Bagi yang hobi arung jeram, arus sungai Lematang yang cukup liar
ini bisa dipakai untuk menjajal kemampuan. Sungai ini pun cukup lebar
seperti sungai-sungai lain di daerah Sumatera. Batu-batuan yang cukup
besar patut diwaspadai sebelum berarung jeram. Hanya saja, untuk arung
jeram, pengunjung harus datang rombongan dan melakukan pemesanan
terlebih dahulu.
Walaupun berada di pelosok, bukan berarti Curup Bedegung tidak dapat
dicapai dengan transportasi umum. Jika berangkat dari Palembang, Anda
harus naik bus antar kota jurusan Muara Enim dengan tarif Rp20.000 –
Rp30.000.
Sesampai di terminal Muara Enim, lanjutkan dengan angkutan desa ke
terminal Tanjung Enim dengan ongkos Rp2.000. Anda masih harus naik
angkutan desa jurusan Semendo dengan tarif sekitar Rp9.000. Jangan
segan meminta kepada supir angkutan untuk mengantar sampai ke lokasi
air terjun Curup Bedegung. Sayangnya, transportasi ini hanya sampai
sore di hari Minggu, dan hanya sampai pukul 14.00 WIB di hari biasa.
Jika Anda ingin berlama-lama di Curup Bedegung, maka Anda dapat
menginap beramai-ramai di mess di dekat lokasi air terjun. Namun jika
tak punya banyak waktu, mungkin Anda dapat mencarter mobil. Tidak
mudah memang, tapi sebanding dengan jelajah alam yang akan Anda
nikmati.
D.Bukti Nyata
1. Foto di curup bedegung
2. Foto di danau ranau
3. Foto di goa putri
4. Foto di goa putri
5. Foto legenda dari goa puteri
6. Foto di danau ranau
7. Foto di danau ranau
8. Foto di danau ranau
9. Foto bersama drumband MAN muara 2
10. Foto bersama kelas XII ipa 1 di danau ranau
11. Foto danau ranau
12. Foto di atas perahu
13. Foto bersama di curup bedegung
BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang kami lakukam dapat disimpulkan bahwa objek
wisata yang terdapat di indonesia sangatlah berankea ragam dan indah. Salh
satunya yang terdapat di Sumatera Selatan yaitu danau ranau yang terletak di
kecamatan banding agung kabupaten oku selatan.
Goa putri yang terletak didesa pandang bindu, kecamatan pengandonan sekitar
35 meter dari batu raja dan curup bedegug yang terletak di kecamatan tanjung
agung suatera selatan. Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita
menjaga dan melestarikanny agar bisa meningkakan devisa negara.

SARAN
Dari hasil penelitian yang kami buat, mungkin penyusunan kami krang baik
dan sempurna. Dan diharapkan bagi pembaca dapat memberikan kritik dan
saran untuk melengkapi hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai