Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

PERAN PARIWISATA ALAM NAMUN SIRA-SIRA


TERHADAP PEREKONOMIAN LOKAL
DAN KABUPATEN LANGKAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri


Pada Mata Kuliah Perencanaan

Disusun oleh :

Vaqqi Riehanda Agung

197003056

PERENCANAAN WILAYAH DAN PEDESAAN (PWD)


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara kita ini mempunyai banyak sekali tempat-tempat menakjubkan
yang tersebar dari sabang sampai merauke salah satunya Namu Sira Sira dengan
daya tarik utama adalah sungainya.

Keindahan Objek wisata yangg ada di Indonesia digadang-gadang banyak


yang melebihi pemandangan-pemandangan alam di dunia. Hal itulah yang
menyebabkan pariwisata di Indonesia semakin terkenal di mancanegara.
Sehingga, tidak berlebihan jika sektor pariwisata menjadi salah satu faktor penting
dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan, karena sektor
pariwisata merupakan ujung tombak dari kemajuan perekonomian suatu negara.
Pariwisata biasanya menarik para investor asing yang di butuhkan oleh setiap
negara yang sedang berkembang. Pariwisata juga dapat membawa nama atau citra
suatu bangsa agar dapat dikenal di dunia Internasional. Semakin berkualiatas
pelayanan pariwisata di suatu daerah atau negara, maka semakin berkembang dan
dikenal lah suatu daerah atau negara tersebut. Seiring dengan perkembangan di
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya, pariwisata juga
mempunyai peran penting dalam perkembangan nya. Oleh karena itu, pariwisata
harus di kelola oleh Sumber Daya Manusia yang professional dan berkualitas
yang mengetahui lebih banyak hal tentang pariwisata.

Untuk menambah wawasan terhadap dunia kepariwisataan, di objek


pariwisata yang berbasis alam serta untuk mengetahui pentingkah sektor
pariwisata dalam mendorong perekonomian, penulis tertarik untuk menulis paper
dengan judul “Peran Pariwisata Alam Namun Sira-Sira Terhadap
Perekonomian Lokal dan Kabupaten Langkat ”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian pariwisata?
2. Bagaimana dampak pekonomi pariwisata terhadap perekonomian?
3. Bagaimana keadaan perekonomian pariwisata Lokal?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi pariwisata?

1
1.3 Tujuan

Paper ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Integrasi
Kebijakan Dan Perencanaan Sumber Daya Alam. Selain itu, paper ini juga
bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang lebih terhadap pembaca berkaitan
dengan pentingnya peningkatan kualitas maupun kuantitas sektor kepariwisataan
terhadap pertumbuhan ekonomi Lokal.

1. Bagi Mahasiswa
 Dapat mengetahui lebih jelas peranan-peranan pariwisata bagi

peningkatan perekonomian
 Dapat memenuhi tugas matakuliah “Integrasi Kebijakan Dan
Perencanaan Sumber Daya Alam”.
2. Bagi Masyarakat
 Untuk mengetahui peranan pariwisata bagi perekonomian Lokal.
 Diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menentukan
perputaran ekonomi pariwisata dan memahami manfaat wisata.
 

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaram Umum Lokasi Studi

Namu Sira Sira, merupakan suatu objek wisata yang berbasis alam, dengan
daya tarik utama adalah sungainya. Objek wisata ini berada di Kecamatan Sei
Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

1. Daya Tarik Namu Sira Sira

Namu Sira Sira memiliki banyak daya tarik yang membuat banyak sekali
orang yang tertarik untuk berkunjung kesana. Seperti sungainya, sungai di Namu
Sira Sira ini sangat bagus, dengan air yang sangat bersih karena air di sungai ini
berasal langsung dari pegunungan Leuser. Sungai di Namu Sira Sira juga
memiliki banyak bebatuan sehingga sangat cocok dimanfaatkan untuk aktivitas
mandi seperti tubing dan rafting. Kondisi alam yang baik juga menambah baiknya
objek wisata ini. Karena keberadaan objek ini yang sangat dekat dengan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL).

3
2. Fasilitas Namu Sira Sira

Cukup banyak fasilitas yang tersedia di Namu Sira Sira, baik itu di sediakan
oleh pemerintah setempat, maupun oleh pengusaha pariwisata setempat. Di Namu
Sira Sira kita bisa menjumpai sebuah Cafe yang cukup bagus, menyediakan
makanan dan minuman yang tak kalah dibanding yang ada dikota. Ada juga
tempat yang sengaja menyediakan paket wisata seperti Alam Jaya. Kita bisa
membeli paket paket wisata di sini. Alam Jaya menyediakan banyak sekali
fasilitas fasilitas seperti peralatan rafting beserta guide, trekking beserta guide,
outbon beserta pembimbing dan masih banyak lagi. Di pinggiran sungai juga
banyak masyarakat setempat yang menyediakan sewa ban pelampung untuk
tubing. Namun yang masih disayangkan adalah di Namu Sira Sira ini masih belum
terdapat penginapan. 

3. Akses Menuju Namu Sira Sira

Akses menuju lokasi terbilang tidak sulit. Karena kondisi jalan pun cukup
baik, sebagian besar jalan berjenis aspal. Belum ada transportasi umum yang
menuju lokasi, jadi wisatawan hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi.
Apabila titik berangkat kita dari kota Medan, maka pertama tama kita harus
mengendarai kendaraan kita ke arah Kampung Lalang, lalu arahkan kendaraan
menuju ke Kota Binjai. Sesampainya di Kota Binjai, maka kita akan mendapati
persimpangan Tugu (50 meter setelah BSM). Belok kiri dan terus berkendara
sekitar 30 menit, maka kita akan tiba dilokasi objek wisata Namu Sira Sira.
Sungai Bingei berada dekat dari Kota Medan (sekitar 40 km) apalagi dari
kota Binjai. Dari kota Binjai lokasi arung jeram Sungai Bingei dapat dicapai
sekitar 30 menit berkendaraan dengan jarak lebih kurang 20 km. Lokasi ini cukup
mudah untuk dicapai.
Sebelum mencapai kota Binjai, dari Binjai Super Mall lanjutkan perjalanan
dengan berbelok kearah kiri, atau dapat juga dari Tugu Binjai – Makam Pahlawan
berbelok ke kiri  menuju arah Pompa Bensin Pondok Rambung. Ini merupakan
jalan menuju Markas militer Reider 100 (dulu LINUD 100).
Selanjutnya dapat memilih jalan lewat Namu Terasi atau tetap lanjut
kearah markas Reider 100 untuk selanjutnya menuju desa Namu Tating. Dari

4
Pekan Namu Tating ini ambil jalan yang menuju Bendungan Namu Sira-sira 
mengikuti jalur irigasi hingga mencapai Base Camp Explore Sumatera sebelum
Bendungan.

Sungai Bingei merupakan sungai yang relatif tidak besar, bebatuan, berair
jernih dengan jeram-jeram yang cukup banyak dan bervariasi. Kedalaman air
bervariasi sehingga pada tempat-tempat tertentu wisatawan diajak untuk berenang
maupun loncat dari batuan ke sungai. Airnya yang jernih membuat kita dapat
melihat hingga dasar sungai.  Dengan tingkat kesulitan 2 – 3 sungai ini cukup
aman untuk diikuti anak-anak umur 7 tahun keatas maupun orang dewasa.

Terdapat beberapa pilihan yang dapat diikuti oleh peminat arung jeram
untuk mengarungi sungai Bingei. Rute yang umum diikuti oleh wisatawan adalah
rute Namo Nangka hingga Bendungan Namu Sira-sira. Jarak tempuh sekitar 7 km
dengan lama pengarungan mencapai 2 jam.  Sedangkan Jalur panjang dimulai dari
Desa Lau Seridi hingga jembatan Bendungan Namu Sira-sira dengan jarak sekitar
10 km. Juga ada rute family trip, rute ini dimulai dari depan Base Camp Explore
Sumatera hingga Alam Indah sekitar  3 km.

Terdapat lebih kurang 8 jeram yang cukup menantang saat berarung jeram
di sungai ini. Selain itu juga terdapat lokasi yang cukup tenang  dan biasanya para
tamu akan memanfaatkannya untuk berenang dan beristirahat sejenak.  Lompat

5
dari ketinggian ke sungai adalah atraksi yang sayang untuk dilewatkan. Cocok
untuk yang bernyali dan ingin menguji adrenalinnya.

6
Meluncur dari ketinggian hampir 9 meter dengan kemiringan 45 derajat
dari atas perahu karet adalah puncak dari keseruan berarung jeram di sungai
Bingei.  Bendungan ini tidak selalu dapat diluncuri. Pemandu akan
menyampaikan kepada tamu apakah kita dapat menuruninya atau tidak. Biasanya
pemandu akan melihat mistar TMA yang ada di Bendungan, kalau air kecil
maupun terlalu besar, pemandu akan memberi isarat  untuk tidak turun. Tinggi air
35 – 45 adalah tinggi air dibendungan yang sangat ideal untuk diluncuri dan
dapatkan sensasi mendebarkan saat adrenalin dipacu kencang menunggu saat
perahu meluncur sampai ke ujung bendungan.

2.2 Tinjauan Pustaka

Sebagai acuan untuk menganalisis permasalahan dalam karya tulis ini


penulis menggunakan beberapa referensi guna menyempurnakan pembahasan

7
tentang “Peran Pariwisata Alam Namun Sira-Sira Terhadap Perekonomian
Lokal dan Kabupaten Langkat”.
Diantaranya adalah sebuah artikel karya Edy Putra Irawady, yang seorang
Deputi Menko bidang Industri dan Pedagangan, Kementerian Koordinator
Perekonomian dimana dalam tulisannya beliau berpendapat bahwa, “Wisata
paling banyak menyumbang pertumbuhan ekonomi. Ekonomi bertumbuh dari
empat sumber yaitu konsumsi masyarakat (spending), investasi, ekspor dikurangi
impor dan government expenditure. Wisata mengontribusikan personal
spending terbanyak.” Pernyataan ini memang diutarakn bukan tanpa alasan,
berdasarkan data table laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010-2012
memang menunjukkan bahwa sektor pariwisat memang memiliki pertumbuhan
yang paling signifikan diantara sumber-sumber lapangan usaha yang lain. Lebih
lanjut lagi beliau melanjutkan, “Tujuan pemerintah mengadakan libur bersama
hanya satu: agar masyarakat berwisata. Saat berwisata, orang pasti berbelanja.
Jika berbelanja, turn over perekonomian akan bertumbuh. Demikian pula dalam
hal investasi. Berdirinya resort-resort akan mendorong pengeluaran yang akan
membuat ekonomi bertumbuh lokal makin meningkat dan dapat menyerap tenaga
kerja (SDM) lokal. Promosi produk dan jasa juga membuat nilai ekspor
meningkat.” Inilah yang menjadi keistimewaan sektor wisata, dimana meski hari
sedang libur namun pemasukan tetap ada atau bahkan lebih banyak bila
dibandingkan dengan hari-hari biasa.

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pariwisata
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan definisi Organisasi
Pariwisata Dunia, pariwisata atau tourisme adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk  rekreasi  atau  liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk
aktivitas ini.
Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata menurut beberapa ahli :
1) Menurut Macintosh dan Goeldner 1986, pariwisata adalah jumlah dari
fenomena dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, pemasok
bisnis, pemerintah tuan rumah dan masyarakat   tuan rumah dalam proses
menarik dan hosting wisatawan dan pengunjung lainnya.
2) Sedangkan menurut Kodhyat 1983, pengertian pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaandengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Bedasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pariwisata menurut definisi yang luas adalah, perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara, dilakukan secara perorangan maupun kelompok,
dan sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian, serta kebahagiaan
dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu
perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata, apabila memenuhi tiga persyaratan
yang berikut, yaitu :
1) Harus bersifat sementara.
2) Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena
dipaksa.
3) Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

9
Dalam kesimpulannya, pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan
hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan, dan persinggahan manusia
di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud, bukan untuk tinggal menetap dan tidak
berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.
Lebih lanjut objek wisata dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Objek wisata yang bersifat alamiah, yaitu objek wisata yang berhubungan
dengan kondisi alam dan lingkungan, seperti pegunungan, pantai, Sungai,
air terjun, danau, flora dan fauna
b) Objek wisata buatan manusia, yaitu objek wisata yang berkaitan dengan
peradaban manusia, seperti tata upacara keagamaan, adat-istiadat, dan tari-
tarian
c) Objek wisata berupa peninggalan sejarah, seperti batu prasasti, candi,
masjid, keraton, dan sebagainya.
3.2 Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian Pemerintah Daerah
Dampak Objek wisata Namu Sira Sira Terhadap Perekonomian di
Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dapat menghasilkan
manfaat yang besar bagi Pemerintah Daerah. Salah satu motivasi utama sebuah
daerah mempromosikan dirinya sebagai daerah dengan tujuan wisata adalah
timbul kemajuan dalam ekonomi, terutama bagi daerah yang mempunyai banyak
objek wisata yang berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan
ekonomi yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian.
Dapak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization, pada tahun
2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih
dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasional
dengan pendapatan transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar,
yang membuat pariwisata menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh
produk otomotif, bahan kimia, minyak bumi, dan makanan. Namun, banyak
kerugian tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampak-dampak pada
ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali keuntungan
pariwisata sebuah daerah lokal wisata lebih tinggi dari daerah pusat. Padahal
daerah lokal wisata lebih membutuhkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan
peningkatan standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan kenyataan tersebut,

10
berbagai alasan muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran
pendapatan pemerintah pusat, kemudian kurang diperhatikannya perekonomian
dipemerintah daerah objek wisata tersebut.
Dampak Positifnya
1. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal wisata Namu Sira-sira di
bidang pariwisata seperti : arung jeram, tour guide, waiter, bell boy, dan
lain-lain.
2. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan
para wisatawan di Namu Sira-sira yang juga secara langsung dan tidak
langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula. Seperti : tempat
rekreasi, dan lain-lain.
3. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata
uang asing (foreign exchange).
4. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang
kerajinan, penyewaan ban utk berenang, jasa pemandu arung jeram,
pemasok bahan makanan, penginapan,dan lain-lain.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah
daerah.
6. Memberikan keuntungan ekonomi kepada tempat penginapan dan
restaurant. Contohnya, wisatawan yang pergi berwisata bersama
keluarganya memerlukan kamar yang besar dan makanan yang lebih
banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh penduduk
lokal, pedagang-pedagang di kawasan wisata Namu Sira-sira karena
permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.
3.3 Keadaan Ekonomi Pariwisata
Jika dilihat, ekonomi pariwisata Namu Sira-sira  saat ini selalu di atas
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat terutama adanya permainan olah
raga arung jeram yang arusnya berada dilevel tiga inilah salah satu daya tarik dari
objek wisata Namu Sira-sira, dan bahkan dapat melebihi perkembangan pariwisata
yang ada diKabupaten Langkat pada dekade ini.
3.4 Upaya Pemerintah Kabupaten Langkat dalam Meningkatkan Ekonomi
Pariwisata

11
Melihat potensi pariwisata di Kabupaten Langkat yang sangat besar,
pemerintah pun semakin serius dalam menangani wisata di Namu Sira-sira.
Keseriusan itu diperlihatkan dengan menetapkan visi terbaru untuk sektor
pariwisata Kabupaten Langkat. Visi baru tersebut adalah menjadikan Kabupaten
Langkat sebagai daerah tujuan wisata alam berkelas International, berdaya saing
tinggi, dan berkelanjutan. Upaya yang sangat perlu dilakukan saat ini agar sejalan
dengan visi tersebut adalah peningkatan daya saing produk wisata kita,
pengembangan daya tarik wisata nusantara, promosi yang terpadu dan
berkesinambungan, serta pengembangan institusi dan sumber daya manusia lokal
dalam meningkatkan ekonomi pariwisata Kabupaten Langkat. Untuk pariwisata,
pemerintah menyatakana bahwa ada tiga hal utama yang harus diperhatikan.
Yaitu, destinasi yang sudah ada harus dikembangkan, pengembangan destinasi
baru, dan wisata minat khusus. Untuk wisata minat khusus, yang akan
dikembangkan saat ini adalah MICE (Meeting, Incentives, Convention and
Exhibition), wisata sungai dan alam Kabupaten Langkat yang kaya dengan
keindahannya, wisata olahraga arung jeram, serta wisata belanja dan kuliner khas
Kabupaten Langkat. Sedangkan untuk pengembangan destinasi pariwisata yang
sudah ada, pemerintah akan memfokuskan diri pada pengembangan 15
Destination Management Organization (DMO), desa wisata, pusat rekreasi
masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata, serta melakukan
kerjasama dan kemitraan.
Upaya pemerintah Kabupaten Langkat yang serius dalam mengembangkan
sektor pariwisata terus dilakukan diantaranya dengan perlu adanya perubahan-
perubahan yang signifikan agar sektor pariwisata dapat lebih berkembang lagi
kearah yang positif seperti :
1) Perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata
yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat
ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama
sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh
swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat
diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku

12
kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien
dan efektif.
2) Sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi
rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas,
sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.
Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis
kerakyatan atau community-based tourism development .
3) Ada pula identifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat
mendukung, yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism
yang dikenal dengan konsep CBT.
Konsep ini di yakini bahwa peningkatan wisata adventure , ecology
dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan
cara hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu CBT akan melibatkan
pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, dan dalam
perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari kehadiran
para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat
menciptakan kesempatan kerja khususnya penduduk lokal,
mengurangi kemiskinan dan membawa dampak positif terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya
diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga dari
penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan
pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi
kerakyatan di sektor, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat
dan hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka.
4) Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat
dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar
pariwisata di Indonesia bahkan dunia. Tanpa event yang tetap dan
berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut.
Selain itu prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya

13
terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan
kenyamanan.
Dengan beberapa perubahan tersebut diatas, diharapkan pariwisata
diKabupaten Langkat akan semakin berkualitas sehingga banyak wisatawan yang
berkunjung yang pada akhirnya menambah penghasilan penduduk Lokal Namun
Sira-sira dan Pemerintah Daerah sehingga dapat menanggulangi kemiskinan yang
semakin merajarela.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sektor pariwisata menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan
perekonomian Kabupaten Langkat. Pariwisata menjadi sektor yang mengalami
laju pertumbuhan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya,
seperti pertanian, industri, jasa-jasa, pertambangan dan lain-lainnya. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi yang
dianggap cukup perspektif untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Langkat. Jika dilihat dari kacamata ekonomi makro, sektor pariwisata dapat
memberikan  dampak positif seperti meningkatkan pendapatan lokal maupun
Kabupaten Langkat, dapat meningkatkan investasi dari sektor pariwisata, dan
sektor ekonomi lainnya, dan dpat menciptakan kesempatan berusaha, terutama
bagi masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata Namun Sira-sira tersebut.
4.2 Saran
Bank Dunia, PBB, dan organisasi dunia lainnya sudah mengakui bahwa
pariwisata adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan
ekonomi manusia. Hal ini di rasakan oleh Negara-negara yang ada, termasuk
Indonesia. Kegiatan pariwisata Namu Sira Sira di Kecamatan Sei Bingai,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara  sungguhlah perlu dibangun dan
dikembangkan secara sistemik jika kita tinjau dalam ukuran ekonomi makro.
Apalagi ekonom Faisal Basri pun pernah mengatakan “Sektor pariwisata akan
menjadi ujung tombak perekonomian pada periode pemerintahan 2009-2014
mendatang”. Melihat pengakuan di atas, tentunya membahas sektor pariwisata
sangatlah penting dalam membangun perekonomian Kabupaten Langkat.
Mengingat betapa pentingnya peran pariwisata terhadap perekonomian sudah
sepatutnya segenap kalangan masyarakat terus mendukung upaya pemerintah
dalam mewujudkan kualitas pariwisata Indoesia yang semakin lebih baik di masa
depan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Edy Putra Irawady, dalam artikelnya Peran Wisata Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Luar Biasa pada 27 Maret 2020

Hutabarat Arifin, Ekonomi Pariwisata Sektor atau Sub Sektor, onlie,


http://traveltourismindonesia.wordpress.com/2009/06/13/ekonomi-
pariwisata-sektor-atau-sub-sektor%E2%80%A6/. akses 27 Maret 2020

Pengembangan Pariwisata Indonesia, online


http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1689/pengembangan-
pariwisata-indonesia.html, akses 27 Maret 2020

Purnomo Kristianto, Sektor Pariwisata Ujung Tombak Perekonomian, online


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/10/15/1756231/sektor.pariwi
sata.ujung.tombak.perekonomian. akses 27 Maret 2020

Wikipedia. 2013. Online http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata. akses 27 Maret


2020

16

Anda mungkin juga menyukai