Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata telah menjadi salah satu industry terbesar dan tercepat dalam

perkembangannya, serta merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di

berbagai negara. Beberapa negara di Asia seperti Malaysia, India, Korea, Thailand,

Singapura, Indonesia, dan lainnya, menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber

pemasukan atau devisa negara. Di Indonesia, sektor pariwisata merupakan penyumbang

devisa terbesar kedua setelah sektor minyak dan gas, yaitu mencapai 47 triliun rupiah

dalam tahun 2007 (Pusformas, 2007).

Secara umum pariwisata berorientasi pada dua hal, yaitu wisata alam dan wisata

budaya. Sebagai negara kepulauan yang berarti dikelilingi lautan dengan persebaran

tingkat budaya yang heterogen, Indonesia jelas memiliki keduanya. Keragaman budaya di

Indonesia merupakan yang terkaya dibandingkan seluruh negara mana pun di dunia.

Menurut undang-undang nomor 10 tahun 2009, ”Pariwisata adalah berbagai

kegiatan pariwisata dan didukung berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Dalam arti luas, pariwisata

adalah kegiatan perjalanan di luar domisili dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan

berekreasi atau mencari suasana lain untuk menghilangkan rasa jenuh.

Potensi wisata budaya dan sejarah di Indonesia sangat besar dan bisa menjadi

alternative selain wisata konvensional. Wisata budaya di Indonesia terdapat di berbagai

wilayah diantaranya di yogjakarta, Bali, Jawa Barat, Papua, Medan, Bengkulu, Jambi,

Sumatera Barat (Indonesia Travel, 2013).


Dari data di atas dapat dilihat bahwa Sumatera Barat termasuk salah satu wisata

budaya yang di siapkan di Indonesia karena memiliki berbagai obyek wisata yang

terdapat di beberapa Kota dan Kabupaten yang ada di Sumatera Barat sebagai tujuan dari

wisatawan untuk berkunjung dalam kegiatan budaya. Obyek wisata yang di miliki

Sumatera Barat sangat mendukung dalam kemajuan serta pendapatan Sumatera Barat

termasuk daerah tujuan wisata. salah satu objek wisata budaya yang dikunjungi oleh

wisatawan di Sumatera Barat yaitu terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan.

Kabupaten Pesisir Selatan memiliki beragam obyek wisata diantaranya wisata

alam, wisata sejarah, wisata budaya serta wisata kuliner yang menjadi tujuan wisatawan

yang berkunjung. Perkembangan pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan sangat

berpengaruh dalam menarik wisatawan domestik mupun mancanegara untuk berkunjung,

tidak sedikit dari wisatawan yang terpesona akan keindahan obyek wisata yang terdapat

di Kabupaten Pesisir Selatan.

Salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Rumah

Gadang Mande Rubiah. Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di kecamatan Lunang

Silaut dengan jarak ± 157 Km dari kota Painan, dan ± 3,5 Jam dari kota Padang. Secara

geografis kawasan Lunang Silaut terletak pada 2˚ 05ˈ, 7ˈ̄ - 2˚ 28ˈ, 6̎ LS dan 101º00ˈ-101º

12ˈ 3̎ BT. Dengan luas wilayah sebesar 56.984 Ha. Sebelah Utara berbatasan dengan

Kecamatan Pancung Soal dan Kecamatan BB Tapan, sebelah timur berbatasan dengan

Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah selatan

berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah di

perkirakan sudah ada sejak abad ke 14. Pendiriannya memiliki kaitan yang sangat erat

dengan kerajaan Pagaruyuang yang terletak di Batusangkar.


Gambar 1. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Rumah Gadang Mande Rubiah merupakan salah satu situs cagar budaya yang

termasuk kedalam survey dan pendataan cagar budaya yang wajib dilestarikan dan dijaga

supaya nilai-nilai historisnya tetap terjaga hingga generasi berikutnya. Tradisi adat yang

masih kental hingga saat ini, telah menjadikan nagari Lunang sebagai sebuah nagari yang

memiliki identitas dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan nagari lainnya yang ada

di Minangkabau. Wisata religi yang memiliki kisah historis menjadi kebanggaan

tersendiri bagi masyarakat Lunang, serta menempatkan Mande Rubiah sebagai tokoh

tradisional yang dikeramatkan. Objek wisata Rumah Gadang Mande Rubiah ini dikenal

sebagai poros wisata di Lunang Silaut, uniknya rumah gadang ini terletak antara tiga

makan yang membentuk segitiga yakni makan Bundo Kanduang, makam Cindua Mato,
dan makan Rajo Mudo. Ketiga makam yang dianggap keramat tersebut merupakan

penunjang wisatawan untuk berkunjung ke Rumah Gadang Mande Rubiah, seringkali

pengunjung yang datang, tidak hanya singgah dan hanya sekedar melihat-lihat saja tetapi

juga melakukan ziarah.

Wisatawan yang datang tidak hanya berasal dari daerah Lunang Silaut saja tetapi

ada juga yang datang dari seluruh daerah yang ada di Sumatera Barat, bahkan ada datang

dari daerah Pesisir Barat Sumatera seperti Bengkulu, Kerinci dan jambi,dan memiliki

tujuan untuk menambah atau memperkaya pengetahuan sejarah dan menikmati koleksi

peninggalan masa lalu yang terdapat di rumah gadang. Pada umumnya, mereka yang

datang ke Rumah Gadang Mande Rubiah hanya untuk berziarah, membayar nazar, dan

menghadiri perhelatan acara agama dan adat nagari Lunang. Masyarakat memilki

keyakinan bahwa kuburan tua dan keluarga Mande Rubiah memiliki kekuatan magis.

Hal ini tentu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke rumah

gadang tersebut. Selain rumah gadang dan koleksi benda bersejarah yang ada dalamnya

serta makam orang keramat terdahulu yang sering diziarahi pengunjung, ada sebuah

tepian mandi yang berada tepat dibelakang rumah gadang yang digunakan sebagai

pelengkap dan penunjang ritual, seperti ritual pernikahan.

Budaya yang ada di Rumah Gadang Mande Rubiah sangatlah berpotensi dalam

menarik minat wisatawan dalam menambah ilmu serta menggali nilai-nilai budaya yang

ada di Rumah Gadang Mande Rubiah. Budaya merupakan cara hidup yang

berkembangan, serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, serta diwsariskan dari

generasi ke generasi. Budaya ini terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya

seni. Wisata budaya adalah kegiatan wisata yang bertujuan untuk mengenali hasil

kebudayaan setempat seperti upacara adat, lagu daerah, rumah adat, tarian daerah dsb

(Adiksukarko dkk: 2006). Pada table 1 berikut ini menunjukan jumlah wisatawan yang

mengunjungi objek wisata Rumah Gadang Mande Rubiah.

Gambar 2. Benda-benda pusaka Rumah Gadang Mande Rubiah


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Rumah Gadang Mandeh


Kabupaten Pesisir Selatan Lima Tahun Terakhir
No Nama Objek Tahun
Wisata 2011 2012 2013 2014 2015
1 Rumah Gadang
Mande Rubiah 8139 8519 9159 9589 9890

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan (2017)

Berdasarkan data di atas terlihat peningkatan kunjungan wisatawan ke Objek Wisata

Rumah Gadang Mande Rubiah terutama pada tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun 2013, yang

mengalami kenaikan pada tahun 2014, dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat
baik pada tahun 2015. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah memiliki sejumlah potensi

wisata ziarah yang dapat diandalkan, namun sebagian besar belum tergarap secara maksimal.

Banyak potensi wisata yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun masyarakat

setempat, dari Potensi wisata yang terdiri dari komponen-komponen yang dapat digolongkan

menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas yang lebih dikenal dengan konsep 4A.

Mengenai konsep 4A, Spillane dalam Yuliana Selvi (2017: 6) “atraksi adalah daya tarik

dari suatu obyek wisata atau hasil kesenian suatu daerah sehingga menarik wisatawan untuk

berkunjung ke tempat wisata tersebut”. Pada Objek Wisata Ziarah Makam Syech Burhanuddin

atraksi yang sering dilakukan yaitu sholawat dulang. Namun atraksi ini belum terlalu di kenal

oleh wisatawan yang berkunjung, padahal atraksi sholawat dulang ini dapat menjadi cirri khas

tersendiri di Objek Wisata Ziarah Makam Syech Burhanuddin.

Dari permasalahan diatas dapat dilihat bagitu banyak potensi yang ada di

Kawasan wisata Mandeh, sehingga pentingnya pengembangan potensi yang ada oleh

masyarakat sekitar serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pesisir Selatan ikut serta

dalam pembangunan serta mengembangkan potensi yang ada di Kawasan Wisata Mandeh

tersebut.

;j
A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat

diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut:

1. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun Atraksi wisata yang

terdapat di Objek Wisata Ziarah Makam Syech Burhanuddin Kabupaten Padang

Pariaman tidak ada pengembangan, sehingga menjadi keluhan bagi wisatawan yang

berkunjung.

2. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun belum terlihat adanya

pengembangan pada aksesibilitas wisata yang terdapat di Objek Wisata Ziarah

Makam Syech Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman, kondisi jalan yang sempit

menjadi keluhan bagi wisatawan yang berkunjung.

3. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun belum terdapat

pengembangan dari amenitas wisata yang terdapat di Objek Wisata Ziarah Makam

Syech Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman, seperti rumah makan dan

akomodasi yang minim juga menjadi keluhan bagi wisatawan yang berkunjung.

4. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun elum terdapat

peningkatan dan pengembangan aktivitas wisata yang terdapat di Objek Wisata

Ziarah Makam Syech Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis membatasi

masalah dalam penelitian ini menjadi apa saja yang menjadi Potensi Makam Syech

Burhanuddin Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman yang

digolongkan menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas, yang lebih dikenal

dengan konsep 4A?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apa saja atraksi yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek

Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

2. Bagaimana aksesibilitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai

Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

3. Apa saja amenitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek

Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

4. Apa saja aktivitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek

Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam peneliian ini adalah untuk mendiskripsikan Potensi Makam

Syech Burhanuddin Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui apa saja atraksi yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin

Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

b. Mengetahui bagaimana aksesibilitas yang menjadi Potensi Makam Syech

Burhanuddin Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

c. Mengetahui apa saja amenitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin

Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

d. Mengetahui apa saja aktivitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin

Sebagai Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi pemerintah setempat sebagai Pengelola Objek Wisata

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pemerintah

daerah setempat sebagai bahan acuan dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dalam

upaya menggali dan meningkatkan Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai

Objek Wisata Ziarah di Kabupaten Padang Pariaman.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini digunakan agar penulis mengetahui masalah yang nyata pada

objek wisata sehingga menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penulis

peroleh pda saat kuliah. Kemudian untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

nilai akhir semester.

3. Bagi Peneliti Berikutnya


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti

berikutnya.

4. Bagi Masyarakat Setempat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh masyarakat setempat untuk

ikut berperan serta dalam pengembangan Objek Wisata Budaya Ziarah Makam Syech

Burhanuddin Ulakan Kabupaten Padang Pariaman.

5. Bagi Jurusan Pariwisata

Menambah dan memperkaya penelitian di Universitas Negeri Padang, khususnya

pada Jurusan Pariwisata Program Studi Manajemen Perhotelan tentang potensi pada

objek wisata.
Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat. Rumah Gadang ini merupakan salah satu situs budaya dan sejarah Minangkabau
masa dulunya.

Jarak dari Padang ke lokasi Rumah Gadang ini atau tepatnya Kecamatan Lunang mencapai 236
km dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Sedangkan jarak Painan (Ibukota Kabupaten Pesisir
Selatan) ke Lunang mencapai 170 km dengan waktu tempuh diperkirakan mencapai 4 jam. Jalan
yang dilalui merupakan Jalur Lintas Barat Sumatera dengan intensitas kendaraan sedang dan
sebagian besar jalan sudah beraspal dalam kondisi baik.

Rumah Gadang Mande Rubiah ini diresmikan sebagai museum sejarah dan budaya nasional
semenjak 08 Maret 1980 oleh Pemerintah, dan sudah direnovasi. Dalam rumah gadang ini
dipamerkan berbagai benda seni dan pusaka yang diperkirakan umurnya sudah lebih dari 5 abad.
Disekitar Rumah Gadang juga terdapat Kompleks Pemakaman keturunan Kerajaan Pagaruyung
dan Ulama penyebar agama Islam, seperti Makam Bundo Kanduang (Mande Rubiah), Makam
Puti Bungsu,Makam Dang Tuangku, Makam Cinduo Mato (kurang lebih 100 m dari kompleks
pemakaman ini) dan Makam Syekh Malak Ibrahim penyiar syariah Tarekat Syattariah pertama di
Lunang.

Mande Rubiah adalah Bundo Kanduang dari Kerajaan Pagaruyung yang meninggalkan Kerajaan
Pagaruyung untuk menghindari peperangan dan mengasingkan diri menuju negeri Pagar Dewa
negeri yang pernah dikuasai oleh Moyangnya Indo Jati, pada waktu itu telah berdiri Kerajaan
Indopuro di Inderapura atau Lunang sekarang (kerajaan ini eksis hingga tahun 1911 yaitu Raja
yang terakhir Sultan Firmansyah). Sesampainya di Lunang, Bundo Kanduang mengganti
namanya menjadi Mande Rubiah. (rfk)

Rumah Gadang Mande Rubiah


Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat. Rumah Gadang ini merupakan salah satu situs budaya dan sejarah Minangkabau
masa dulunya. Jarak dar...
beritasumbar.com

Anda mungkin juga menyukai