PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata telah menjadi salah satu industry terbesar dan tercepat dalam
berbagai negara. Beberapa negara di Asia seperti Malaysia, India, Korea, Thailand,
Singapura, Indonesia, dan lainnya, menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber
devisa terbesar kedua setelah sektor minyak dan gas, yaitu mencapai 47 triliun rupiah
Secara umum pariwisata berorientasi pada dua hal, yaitu wisata alam dan wisata
budaya. Sebagai negara kepulauan yang berarti dikelilingi lautan dengan persebaran
tingkat budaya yang heterogen, Indonesia jelas memiliki keduanya. Keragaman budaya di
Indonesia merupakan yang terkaya dibandingkan seluruh negara mana pun di dunia.
kegiatan pariwisata dan didukung berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Dalam arti luas, pariwisata
adalah kegiatan perjalanan di luar domisili dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan
Potensi wisata budaya dan sejarah di Indonesia sangat besar dan bisa menjadi
wilayah diantaranya di yogjakarta, Bali, Jawa Barat, Papua, Medan, Bengkulu, Jambi,
budaya yang di siapkan di Indonesia karena memiliki berbagai obyek wisata yang
terdapat di beberapa Kota dan Kabupaten yang ada di Sumatera Barat sebagai tujuan dari
wisatawan untuk berkunjung dalam kegiatan budaya. Obyek wisata yang di miliki
Sumatera Barat sangat mendukung dalam kemajuan serta pendapatan Sumatera Barat
termasuk daerah tujuan wisata. salah satu objek wisata budaya yang dikunjungi oleh
alam, wisata sejarah, wisata budaya serta wisata kuliner yang menjadi tujuan wisatawan
tidak sedikit dari wisatawan yang terpesona akan keindahan obyek wisata yang terdapat
Salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Rumah
Gadang Mande Rubiah. Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di kecamatan Lunang
Silaut dengan jarak ± 157 Km dari kota Painan, dan ± 3,5 Jam dari kota Padang. Secara
geografis kawasan Lunang Silaut terletak pada 2˚ 05ˈ, 7ˈ̄ - 2˚ 28ˈ, 6̎ LS dan 101º00ˈ-101º
12ˈ 3̎ BT. Dengan luas wilayah sebesar 56.984 Ha. Sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Pancung Soal dan Kecamatan BB Tapan, sebelah timur berbatasan dengan
Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah selatan
berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah di
perkirakan sudah ada sejak abad ke 14. Pendiriannya memiliki kaitan yang sangat erat
Rumah Gadang Mande Rubiah merupakan salah satu situs cagar budaya yang
termasuk kedalam survey dan pendataan cagar budaya yang wajib dilestarikan dan dijaga
supaya nilai-nilai historisnya tetap terjaga hingga generasi berikutnya. Tradisi adat yang
masih kental hingga saat ini, telah menjadikan nagari Lunang sebagai sebuah nagari yang
memiliki identitas dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan nagari lainnya yang ada
tersendiri bagi masyarakat Lunang, serta menempatkan Mande Rubiah sebagai tokoh
tradisional yang dikeramatkan. Objek wisata Rumah Gadang Mande Rubiah ini dikenal
sebagai poros wisata di Lunang Silaut, uniknya rumah gadang ini terletak antara tiga
makan yang membentuk segitiga yakni makan Bundo Kanduang, makam Cindua Mato,
dan makan Rajo Mudo. Ketiga makam yang dianggap keramat tersebut merupakan
pengunjung yang datang, tidak hanya singgah dan hanya sekedar melihat-lihat saja tetapi
Wisatawan yang datang tidak hanya berasal dari daerah Lunang Silaut saja tetapi
ada juga yang datang dari seluruh daerah yang ada di Sumatera Barat, bahkan ada datang
dari daerah Pesisir Barat Sumatera seperti Bengkulu, Kerinci dan jambi,dan memiliki
tujuan untuk menambah atau memperkaya pengetahuan sejarah dan menikmati koleksi
peninggalan masa lalu yang terdapat di rumah gadang. Pada umumnya, mereka yang
datang ke Rumah Gadang Mande Rubiah hanya untuk berziarah, membayar nazar, dan
menghadiri perhelatan acara agama dan adat nagari Lunang. Masyarakat memilki
keyakinan bahwa kuburan tua dan keluarga Mande Rubiah memiliki kekuatan magis.
Hal ini tentu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke rumah
gadang tersebut. Selain rumah gadang dan koleksi benda bersejarah yang ada dalamnya
serta makam orang keramat terdahulu yang sering diziarahi pengunjung, ada sebuah
tepian mandi yang berada tepat dibelakang rumah gadang yang digunakan sebagai
Budaya yang ada di Rumah Gadang Mande Rubiah sangatlah berpotensi dalam
menarik minat wisatawan dalam menambah ilmu serta menggali nilai-nilai budaya yang
ada di Rumah Gadang Mande Rubiah. Budaya merupakan cara hidup yang
berkembangan, serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, serta diwsariskan dari
generasi ke generasi. Budaya ini terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya
seni. Wisata budaya adalah kegiatan wisata yang bertujuan untuk mengenali hasil
kebudayaan setempat seperti upacara adat, lagu daerah, rumah adat, tarian daerah dsb
(Adiksukarko dkk: 2006). Pada table 1 berikut ini menunjukan jumlah wisatawan yang
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan (2017)
Rumah Gadang Mande Rubiah terutama pada tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun 2013, yang
mengalami kenaikan pada tahun 2014, dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat
baik pada tahun 2015. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah memiliki sejumlah potensi
wisata ziarah yang dapat diandalkan, namun sebagian besar belum tergarap secara maksimal.
Banyak potensi wisata yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun masyarakat
setempat, dari Potensi wisata yang terdiri dari komponen-komponen yang dapat digolongkan
menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas yang lebih dikenal dengan konsep 4A.
Mengenai konsep 4A, Spillane dalam Yuliana Selvi (2017: 6) “atraksi adalah daya tarik
dari suatu obyek wisata atau hasil kesenian suatu daerah sehingga menarik wisatawan untuk
berkunjung ke tempat wisata tersebut”. Pada Objek Wisata Ziarah Makam Syech Burhanuddin
atraksi yang sering dilakukan yaitu sholawat dulang. Namun atraksi ini belum terlalu di kenal
oleh wisatawan yang berkunjung, padahal atraksi sholawat dulang ini dapat menjadi cirri khas
Dari permasalahan diatas dapat dilihat bagitu banyak potensi yang ada di
Kawasan wisata Mandeh, sehingga pentingnya pengembangan potensi yang ada oleh
masyarakat sekitar serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pesisir Selatan ikut serta
dalam pembangunan serta mengembangkan potensi yang ada di Kawasan Wisata Mandeh
tersebut.
;j
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat
1. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun Atraksi wisata yang
Pariaman tidak ada pengembangan, sehingga menjadi keluhan bagi wisatawan yang
berkunjung.
2. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun belum terlihat adanya
Makam Syech Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman, kondisi jalan yang sempit
3. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun belum terdapat
pengembangan dari amenitas wisata yang terdapat di Objek Wisata Ziarah Makam
akomodasi yang minim juga menjadi keluhan bagi wisatawan yang berkunjung.
4. Tingkat kunjungan dari tahun ke tahun terus meningkat namun elum terdapat
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis membatasi
masalah dalam penelitian ini menjadi apa saja yang menjadi Potensi Makam Syech
digolongkan menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas, yang lebih dikenal
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja atraksi yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek
3. Apa saja amenitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek
4. Apa saja aktivitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin Sebagai Objek
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam peneliian ini adalah untuk mendiskripsikan Potensi Makam
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa saja atraksi yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin
c. Mengetahui apa saja amenitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin
d. Mengetahui apa saja aktivitas yang menjadi Potensi Makam Syech Burhanuddin
E. Manfaat Penelitian
daerah setempat sebagai bahan acuan dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dalam
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini digunakan agar penulis mengetahui masalah yang nyata pada
objek wisata sehingga menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penulis
peroleh pda saat kuliah. Kemudian untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
berikutnya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh masyarakat setempat untuk
ikut berperan serta dalam pengembangan Objek Wisata Budaya Ziarah Makam Syech
pada Jurusan Pariwisata Program Studi Manajemen Perhotelan tentang potensi pada
objek wisata.
Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat. Rumah Gadang ini merupakan salah satu situs budaya dan sejarah Minangkabau
masa dulunya.
Jarak dari Padang ke lokasi Rumah Gadang ini atau tepatnya Kecamatan Lunang mencapai 236
km dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Sedangkan jarak Painan (Ibukota Kabupaten Pesisir
Selatan) ke Lunang mencapai 170 km dengan waktu tempuh diperkirakan mencapai 4 jam. Jalan
yang dilalui merupakan Jalur Lintas Barat Sumatera dengan intensitas kendaraan sedang dan
sebagian besar jalan sudah beraspal dalam kondisi baik.
Rumah Gadang Mande Rubiah ini diresmikan sebagai museum sejarah dan budaya nasional
semenjak 08 Maret 1980 oleh Pemerintah, dan sudah direnovasi. Dalam rumah gadang ini
dipamerkan berbagai benda seni dan pusaka yang diperkirakan umurnya sudah lebih dari 5 abad.
Disekitar Rumah Gadang juga terdapat Kompleks Pemakaman keturunan Kerajaan Pagaruyung
dan Ulama penyebar agama Islam, seperti Makam Bundo Kanduang (Mande Rubiah), Makam
Puti Bungsu,Makam Dang Tuangku, Makam Cinduo Mato (kurang lebih 100 m dari kompleks
pemakaman ini) dan Makam Syekh Malak Ibrahim penyiar syariah Tarekat Syattariah pertama di
Lunang.
Mande Rubiah adalah Bundo Kanduang dari Kerajaan Pagaruyung yang meninggalkan Kerajaan
Pagaruyung untuk menghindari peperangan dan mengasingkan diri menuju negeri Pagar Dewa
negeri yang pernah dikuasai oleh Moyangnya Indo Jati, pada waktu itu telah berdiri Kerajaan
Indopuro di Inderapura atau Lunang sekarang (kerajaan ini eksis hingga tahun 1911 yaitu Raja
yang terakhir Sultan Firmansyah). Sesampainya di Lunang, Bundo Kanduang mengganti
namanya menjadi Mande Rubiah. (rfk)