Anda di halaman 1dari 15

MODEL KEBIJAKAN MIXED SCANNING DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA CIANJUR SELATAN


Yaya Mulyana1, Abu Huraerah2, Rudi Martiawan3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan
Email: mulyana_yaya@yahoo.com

ABSTRAK
Pariwisata telah tumbuh secara spektakuler sebagai sektor andalan di berbagai negara dalam
mendapatkan devisa dan pertumbuhan ekonomi, termasuk Indonesia. Demikian juga untuk salah
satu daerah di Indonesia, Kabupaten Cianjur yang memiliki berbagai tempat wisata menarik dan
banyak dikunjungi oleh wisatawan seperti Cipanas. Pariwisata di Kabupaten Cianjur tidak hanya
di Cianjur Utara tetapi juga di Cianjur Selatan memiliki potensi wisata yang sangat potensial.
Namun sayangnya manajemen belum optimal sehingga potensinya belum dieksplorasi. Oleh
karena itu, penelitian ini akan menguji sejauh mana model formulasi kebijakan pariwisata yang
inkremental, elitis dan rasional dirasakan secara komprehensif terhadap model pemindaian
campuran dalam mengembangkan pariwisata Cianjur Selatan. Penelitian ini menggunakan
metode analisis deskriptif untuk mengeksplorasi objek yang diteliti. Jenis data yang digunakan
adalah data dalam bentuk wawancara, sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumusan
kebijakan yang ada belum dapat secara optimal meningkatkan kinerja sektor pariwisata.
Kata kunci: Model Formulasi Kebijakan, Pengembangan Pariwisata dan Pemerintah Daerah.

PENDAHULUAN peringkat ke-1 di Asia Tenggara. Peringkat


tersebut didasarkan pada penilaian terhadap
Tidak dapat dipungkiri bahwa 4 indikator penilaian, yaitu: (1) total PDB
pariwisata Indonesia memiliki banyak perjalanan & turisme, (2) belanja
keunggulan kompetitif dan komparatif. pengunjung asing (ekspor pengunjung), (3)
Kementerian Pariwisata RI telah belanja domestik, dan (4) investasi modal
memproyeksikan pada tahun 2019 industri pada sektor perjalanan & wisata. Selain itu,
pariwisata akan menjadi penghasil devisa berdasarkan data Lonely Planet, Indonesia
terbesar di Indonesia, yaitu sebesar US $20 masuk peringkat ke-7 (ketujuh) negara
miliar atau sekitar Rp300 triliun. Sehingga terbaik untuk liburan tahun 2019. Sebuah
diharapkan, masuknya devisa tersebut akan situs pemandu perjalanan asal Inggris,
berdampak langsung kepada perbaikan Rough Guides juga telah melansir daftar 20
perekonomian dan kesejahteraan negara terindah di dunia pada tahun 2019
masyarakat. Pada tahun 2019 ini, ini dan Indonesia berhasil menempati
pemerintah menargetkan sektor pariwisata peringkat ke-6 (keenam) negara terindah di
Indonesia dapat menjadi yang terbaik di dunia.
kawasan ASEAN dengan pesaing utama Tidak dapat dibantah lagi bahwa
adalah Thailand dengan pendapatan lebih sektor pariwisata menjadi salah satu sektor
dari US $40 miliar atau sekitar Rp 600 andalan dalam meningkatan pendapatan dari
triliun. devisa khususnya bagi daerah yang memiliki
Menurut data World Travel & potensi pariwisata ini sehingga selain dapat
Tourism Council (W TTC) tahun 2018,
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
kekuatan pariwisata Indonesia sudah tetapi juga berdampak pada peningkatan
berhasil menempati peringkat ke-9 di dunia, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di
peringkat ke-3 (ketiga) di Asia, dan
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

sekitarnya. Oleh karena itu wajar jika sektor bukan saja Cianjur Utara tetapi Cianjur
pariwisata menjadi salah satu sektor penting Selatan pun memimiliki potensi pariwisata
yang terus menerus dikembangkan dengan yang tak kalah bagus dengan Objek wisata
baik oleh pemerintah sendiri maupun didaerah Cianjur Utara, seperti Pantai
dengan bekerjasama dengan pihak investor Jayanti, Pantai Cidaun yang memiliki ke
baik dalam negri maupun asing. Sebab indahan Pantainya, danau leuwisoro, Curug
pariwisata sendiri bagi kebanyakan Cikondang dan masih banyak lagi tempat-
masyarakat sendiri sudah menjadi gaya tempat wisata yang berada di daerah Cianjur
hidup dan kebutuhan. Selatan. Objek-objek wisata ini selayaknya
Seperti dikatakan dalam Undang- mendapat perhatian dari masyarakat dan
Undang Nomor 10 Tahun 2009 bahwa pemerintah setempat. Namun sayangnya,
pembangunan kepariwisataan diperlukan pengelolaan pada beberapa objek wisata
untuk mendorong pemerataan kesempatan tersebut belum optimal. Masih terbatasnya
berusaha dan memperoleh manfaat serta dukungan sarana dan prasarana dan masih
mampu menghadapi tantangan perubahan terkendala masalah infra struktur,
kehidupan lokal, nasional, dan global. manajeman pariwisata dan SDM nya dalam
Pembangunan kepariwisataan diperlukan menunjang kegiatan pariwisata. Pola
untuk mendorong pemerataan kesempatan pengelolaan kawasan pariwisata yang tidak
berusaha dan memperoleh manfaat serta menyeluruh telah menimbulkan dampak
mampu menghadapi tantangan perubahan negatif daya tarik obyek wisata.(Perda Prov.
kehidupan lokal, nasional, dan global. Jawa Barat No. 15 Tahun 2015 Tentang
(undang-undang republik indonesia nomor "Rencana Induk Pembangunan
10.tahun 2009 tentang kepariwisataan, Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun
2009) 2015-2025, 2015).
Dengan demikian dapat dikatakan Pengembangan kegiatan pariwisata
bahwa kegiatan pariwisata merupakan salah masih berfokus di daerah Cianjur utara dan
satu sektor sangat berperan dalam proses itu pun hanya pengembangan aspek fisik
pembangunan dan pengembangan suatu saja, dengan hanya mengembangkan potensi
wilayah yaitu dapat memberikan kontribusi alamnya, misalnya Kebun Raya Cibodas,
bagi pendapatan asli daerah maupun Pantai Jayanti, Curug Citambur, Waduk
kesejhateraan bagi masyarakatnya. Jangari, Tracking Gunung Gede, dan Kota
Disamping bahwa pariwisata selain Bunga. Sementara untuk pengembangan
mempunyai peranan penting dalam kegiatan pariwisata belum terlihat upaya
pembangunan nasional dan meningkatkan menciptakan obyek pariwisata baru, seperti
kesempatan kerja tetapi juga dapat dengan mengembangkan potensi wisata
memperkokoh persatuan dan kesatuan pantai yang berada di daerah Cianjur Selatan
bangsa (Yoeti, 2008) dan budaya lokal Kabupaten Cianjur pada
Sebagaimana daerah lain, Kabupaten umumnya yang bisa dijadikan daya tarik
Cianjur memiliki beragam tempat wisata bagi pariwisata di Kabupaten Cianjur seperti
yang menarik yang banyak dikunjungi oleh upacara adat yang dimiliki atau kegiatan
wisatawan. Khususnya daerah utara Cianjur unik. Wisata kebudayaan potensial yang
sudah dari dulu banyak diminati oleh terus-menerus dikembangkan oleh
wisatawan mancenegara, Selain Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur adalah
pemandangan alam yang indah kondisi Situs Gunung Padang Cianjur, Pantai
wilayah tersebut cenderung memiliki udara Jayanti, Pantai Sereg dan atau Pantai Apra
dingin dan infrastruktur relatif bagus. Selain Sindangbarang, Argabinta yang berada di
itu jarak juga memengaruhi banyaknya daerah Cianjur Selatan yang hingga dewasa
wisatawan yang lebih memilih untuk ini banyak dikunjungi wisatawan. Pantai di
berkunjung ke lokasi wisata tersebut. Cianjur Selatan memang belum bisa
Namun pariwisata di Kabupaten Cianjur disejajarkan dengan Pantai Palabuhanratu di

126
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

Kabupaten Sukabumi yang sudah lebih dulu objek wisata di Cainjur selatan tetapi
menjadi kawasan wisata pantai atau Pantai mengalami kendala dan kesulitan ketika
Pangandaran di Kabupaten Pangandaran. akan diimplementasikan.
Namun, daya tarik yang dimiliki oleh Oleh karena itu, perlu adanya
Cianjur selatan dinilai tak kalah menarik. penelitian mengenai Kebijakan Pemerintah
Hanya saja memang konsep penataannya Daerah dalam Pengembangan
masih alakadarnya. Kepariwisataan di Kabupaten Cianjur,
Dilihat dari obyek dan daya tarik khususnya terhadap model formulasi
yang ada, Kabupaten Cianjur relatif kebijakan yang lebih bersifat mixed
memiliki jumlah obyek wisata yang lengkap, scanning artinya pengamatan gabungan
mulai dari obyek wisata alam, buatan dan antara pendekatan model inkremental dan
obyek wisata budaya cukup tersedia. rational komprehensif sehingga hasilnya
Sebagai suatu Daerah Tujuan Wisata diharapkan akan lebih optimal dalam upaya
(DTW), potensi kepariwisataan di daerah pengembangan pariwisata daerah.
Kabupaten Cianjur telah memiliki daya tarik
cukup kuat bagi kunjungan wisatawan, baik KAJIAN PUSTAKA
wisatawan nusantara maupun wisatawan Formulasi kebijakan adalah suatu
mancanegara. Hal ini seharusnya mampu aktifitas yang mengandung unsur politik,
menjadi bahan kebijakan pemerintah daerah walau ini tidaklah dilakukan seorang
pada khususnya, untuk memperbaiki dan anggota parpol.(Jones CG, Lawton JH,
membawa sektor pariwisata daerah menjadi 1994) Dengan menggunakan perencanaan
lebih baik. Bahkan dengan potensinya itu, yang lebih netral pun tidak dapat
pengembangan sektor pariwisata ini dapat menghindari dan mengubah hal yang
menjadi salah satu sumber pendapatan asli demikian. Saling mempengaruhi persepsi
daerah sendiri (PADS) bagi Pemkab Cianjur seseorang dalam merumuskan kebijakan
yang cukup signifikan bahkan dapat pastilah tidak dapat dihindari. Masing-
mendorong peningkatan ekonomi masing pembuat kebijakan yang memiliki
masyarakat. persepsi berbeda akan menyarankan
Sehubungan dengan hal tersebut, bagaimana agar ide atau perencanaan dan
penelitian ini akan menguraikan tentang rancangan miliknya tersebut dapat
model kebijakan Pemerintah Daerah yang ditetapkan.
terkait dengan perkembangan Tjokroamidjojo mengatakan bahwa
kepariwisataan di wilayah Cianjur Selatan folicy formulation sama dengan
yang perlu mendapatkan perhatian khusus pembentukan kebijakan merupakan
oleh pemerintah dalam pengembangan serangkaian tindakan pemilihan berbagai
pariwisata di Kabupaten Cianjur. Dimana alternatif yang dilakukan secara terus
formulasi kebijakan yang bersifat menerus dan tidak pernah selesai, dalam hal
inkremental dengan meniru atau ini didalamnya termasuk pembuatan
melanjutkan kebijakan sebelumnya terasa keputusan. Lebih jauh tentang proses
sangat dominan tetapi tidak mengubah pembuatan kebijakan negara (publik).
keadaan di satu sisi. Dan di sisi lain model Sedangkan menurut Anderson dalam
pendekatan yang bersifat rational (Winarno,2008:93) mengatakan perumusan
komprehensif juga masih dominan seperti kebijakan menyangkut upaya menjawab
terlihat dalam produk Perda Kepariwisataan pertanyaan bagaimana berbagai alternatif
serta dokumen-dukumen kajian para disepakati untuk masalah-masalah yang
konsultan yang cukup detail dan dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
komprehensif seperti kajian Kawasan Memahami formulasi kebijakan
Strategis dan Kawasan Pengembangan publik berrarti kita perlu mengetahui model-
Pariwisata Cianjur Selatan,2017, dengan model perumusan kebijakan publik yang
analisis deskriptif dan SWOT terhadap telah banyak digunakan selama ini oleh

127
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

negara/lembaga /institusi dalam menetapkan jurnal penelitian, buku-buku yang berkaitan


keputusanya. Menurut Thomas R. Dye dengan permasalahan penelitian.
dalam bukunya Understanding Publik Adapun yang menjadi subjek pada
policy setidaknya terdapat Sembilan model penelitian ini adalah pihak-pihak yang
formulasi kebijakan, yaitu: model sistem, terkait dalam pengembangan kepariwisataan
model elite, model institusional, model di Kabupaten Cianjur, yaitu pihak Dinas
kelompok, model proses, model rasional, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
model incremental, model pilihan publik, Cianjur, pihak praktisi, wisatawan, dan
dan model teori permainan. pihak akademisi bidang pariwisata di
Berdasarkan penelitian yang Kabupaten Cianjur.
dilakukan Syahrir (2018), menunjukkan Objek penelitian pada penelitian ini
bahwa perumusan kebijakan retribusi adalah hal-hal yang terkait dengan
perpanjangan IMTA (Izin Memperkerjakan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur, yaitu
Tenaga Asing) di Kota Surabaya serta model daerah-daerah di Cianjur Selatan
apakah yang sesuai dengan model Teknik pengumpulan data yang dilakukan
perumusan kebijakan retribusi perpanjangan pada penelitian ini adalah melalui:
IMTA di Kota Surabaya maka dapat diambil Survei melakukan pengamatan
beberapa kesimpulan antara lain bahwa secara langung ke daerah yang menjadi
model formulasi kebijakan yang digunakan lokasi penelitian.
dalam kebijakan retribusi perpanjangan Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait
IMTA di Kota Surabaya ini adalah Model dengan penelitian.
Kelembagaan (Institutional). Dimana model Studi dokumentasi, yaitu penulis
ini mengedepankan gagasan bahwa mengumpulkan data yang diperlukan dari
kebijakan yang dibuat sepenuhnya adalah dokumen/arsip yang berkenaan dengan
hak pemerintah dan bersifat permasalahan yang akan dibahas.
paksaan.(Mutiara Syahrir, 2018) Newman (2000: 145) mengatakan
Sedangkan penelitian ini akan “qualitative data are empirical (data
melihat formulasi kebijakan dalam kualitatif merupakan empiris). They involve
pengembangan pariwisata di Cianjur selatan documenting real events, recording what
dari model mixed scanning yang merupakan people say (with words, gestures, and tone),
model gabungan atau melengkapi observing specific behaviors, studying
kekurangan yang ada pada pendekatan written document, or examining visual
inkremental dan rational komprehensif. images”(Bobby Newman Dana R. Reinecke
Deborah L. Meinberg, 2000) Oleh karena
METODE PENELITIAN data dalam penelitian kualitatif adalah data
Jenis penelitian yang digunakan empiris (berupa observasi lapangan ke objek
adalah penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian), maka pengumpulan data pun
penelitian yang bertujuan untuk bergerak dari lapangan empiris untuk
mendapatkan gambaran analisis tentang memperoleh data dan teori. Teknik analisis
kebijakan pemerintah daerah dalam dan interpretasi data dalam penelitian ini
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten menggunakan analisis Multiple Levels of
Cianjur. Analisis .(John W. Creswell, 2008)
Jenis data yang digunakan adalah HASIL PENELITIAN DAN
data primer dan sekunder. Data primer PEMBAHASAN
diperoleh dengan wawancara terhadap Pariwisata adalah suatu perjalanan
pihak-pihak yang terkait dan penyebaran dari suatu tempat ke tempat lainnya yang
angket kepada para wisatawan, sedangkan bersifat sementara, dilakukan baik oleh
data sekunder merupakan data yang perorangan ataupun kelompok. Dimana hal
diperoleh tidak secara langsung dari objek itu dilakukan sebagai usaha untuk mencari
penelitian yaitu melalui dokumen, arsip, keseimbangan atau keserasian dan

128
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

kebahagian hidup yang berhubungan dengan yang tidak kurang pentingnya adalah
lingkungannya. memahami pariwisata political will dari pemerintah daerahnya
sebagai suatu upaya trasformasi orang untuk dalam berbagai bentuk kebijakan yang
sementara waktu atau jangka pendek ke mendukung dan kondusif.
tujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka Dalam pengembangan pariwisata
biasanya hidup dan bekerja dalam tidak bisa dipungkiri pentinya aspek pasar,
keseharian.(A. J. Burkart and S. Medlik:, dengan memperhatikan jug aspek sifat,
1974) Dengan bahasa yang berbeda Wahab objek dan daya tarik wisatanya apakah
(2003) mengartikan pariwisata sebagai salah bersifat alam atau budaya dengan tetap
satu jenis industri baru yang mampu memperhatikan aspek pelestariannya dan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berdasarkan aspek pasar (Mill, R.C and
cepat dalam penyediaan lapangan kerja Morisson, A.M. 1985). Oleh karena itu,
peningkatan penghasilan, serta dapat suatu pengembangan pariwisata
menstimulasi sektor-sektor produktivitas memerlukan perencanaan secara regional,
lainnya. Sebagai sektor yang kompleks dan propinsi, nasional yang disusun berdasarkan
potensial, pariwisata juga meliputi industri- peraturan perundangan yang berlaku serta
industri klasik atau tradisonal, seperti berbagai issues yang berkembang.
kerajinan tangan dan cindera mata, Sehubungan dengan itu,
penginapan/hotel, dan sarana transportasi. pengembangan pariwisata daerah
Dalam kajian yang dilakukan Putra, didasarkan pada peraturan yang ada di
(2012) dikatakan bahwa pengembangan daerah dengan melibatkan partisipasi dan
pariwisata merupakan suatu kenicayaan preferensi masyarakat sebagai bentuk
dilakukan oleh pemerintah daerah, realisasi paradigma baru yang lebbih
mengingat banyak sekali manfaat dan melibatkan dan memberdayakan
keuntungan yang bisa diperoleh sektor masyarakat. Sehingga diharapkan proses
pariwisata ini, diantaranya dapat perencanaan pengembangan pariwisata yang
menciptakan lapangan pekerjaan, melibatkan pemikiran dan perenacanaan
meningkatkan pendapatan masyarakat serta nasional dan pemikiran masyarakat akan
dapat mengembangkan seni budaya daerah menghasilkan perencanaan komprehensi
dan pengembangan kerajinan lokal yang lebih terpadu.
sehingga dapat dapat dipasarkan kepada Strategi upaya untuk pengembangan
wisatawan, dan yang tak kalah pentingnya pariwisata di Indonesia telah tercermin
dapat memberikan kontribusi terhadap dalam rencana strategi yang dirumuskan
peningkatan pendapatan asli daerah sendiri oleh Kementerian Kebudayaan dan
(PADS). Pariwisata RI, yakni untuk:
Tentu saja dalam upaya Untuk meningkatkan kesejahteraan
pengembangan pariwisata dibutuhkan masyarakat dengan membuka kesempatan
berbagai sarana dan prasarana pendukung berusaha dan lapangan kerja serta
untuk memperlancar jalannya kegiatan pemerataan pembangunan di bidang
tersebut, seperti ketersediaan SDM yang pariwisata;
berkualitas, anggaran yang memadai, dan Guna mewujudkan pembangunan
dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah pariwisata yang berkesinambungan sehingga
yang memprioritaskan bidang pariwisata ini. memberikan manfaat sosial-budaya, sosial
Oleh karena itu agak mustahil suatu ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta
upaya pengembangan pariwisata tanpa terpeliharanya mutu lingkungan hidup;
adanya dukungan hal-hal tersebut. Tinggal Guna meningkatkan kepuasan
Pemerintah daerah bagaimana wisatawan dan memperluas pangsa pasar;
mengupayakannya apakah dengan menggaet dan Untuk menciptakan iklim yang kondusif
investor, meningkatkan kapasitas SDM bagi pembangunan pariwisata Indonesia
dengan berbagai pelatihan dan Diklat serta sebagai berdayaguna, produktif, transparan,

129
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi individu maupun kolektif yang secara
pelayanan kepada masyarakat, dalam langsung mempengaruhi pengembangan
institusi yang merupakan amanah yang pariwisata dalam jangka panjang dan
dipertanggungjawabkan. sekaligus kegiatan sehari-hari yang
Arah perencanaan Nasional berlangsung di suatu destinasi. Sementara
pengembangan pariwisata guna itu, Biederman (2007) mengemukakan
menghahasilkan susunan pengembangan bahwa prinsip dari kebijakan kepariwisataan
kawasan konservasi. Arah konsep kawasan adalah harus menjamin negara maupun
mempunyai fungsi utama sebagai daerah mendapatkan manfaat yang sebesar-
pelestarian. Sementara pemanfaatannya besarnya dari kontribusi sosial dan ekonomi
hanya dilakukan terhadap aspek estetika, yang diberikan pariwisata. Biederman juga
pengetahuan (pendidikan dan penelitian) menyebutkan bahwa sasaran akhir dari
terhadap ekosistem dan keanekaragaman kebijakan pariwisata adalah peningkatan
hayati, pemanfaatan jalur untuk tracking dan kemajuan negara atau daerah dan kehidupan
adventuring. Proses yang hampir sama dapat warga negaranya.
dilakukan terhadap perencanaan pariwisata ‘A tourism policy defines the
wilayah Provinsi dan perencanaan ini akan direction or course of action that a
menghasilkan kawasan pengembangan particular country, region, locality or an
pariwisata. Dengan demikian, perencanaan individual destination plans to take when
pada level Provinsi ini merupakan developing or promoting tourism. The key
perencanaan yang menampung perencanaan principle for any tourism policy is that it
tingkat lokal dengan menjabarkan dan tetap should ensure that the nation (region or
konsisten berpedoman pada perencanaan di locality) would benefit to the maximum
tingkat nasional dan tidak boleh yang extent possible from the economic and social
bersifat bertentangan. contributions of tourism. The ultimate
Pengembangan pariwisata yang objective of a tourism policy is to improve
dilihat dari aspek kebijakan dalam the progress of the nation (region or
pengembangan wisata dapat menciptakan locality) and the lives of its citizens’.(Edgell
perluasan lapangan kerja. Tidak dapat Sr, David L., Allen, Maria D., Smith, G.,
dipungkiri bahwa pengembangan pariwisata Jason, 2008)
alam membutuhkan investasi yang tidak Tentu saja sebagai sebuah kebijakan,
sedikit khususnya untuk membangun bidang pariwisata merupakan sebuah produk
infrastrukturnya. Sebagian orang kebijakan dari proses yang sangat kompleks
berpendapat bahwa pengembangan dan terkait sama lain dengan berbagai aspek.
pariwisata alam yang berbentuk ekoturisme Kompleksitas pariwisata disebabkan oleh
belum berhasil berperan sebagai alat berbagai aspek yang saling terkait pada
konservasi alam maupun untuk berbagai level dari tingkat lokal, nasional
mengembangkan pertumbuhan ekonomi. dan global. Pada titik inilah kebijakan
Salah satu penyebabnya tidak lain adalah pariwisata menjadi sangat strategis dan
persoalan klasik yaitu sulitnya mendapatkan penting dalam pengembangan pariwisata,
dana pengembangan bagi aktivitas sebab tanpa dukungan kebijakan
pariwisata tersebut. pengembangan pariwisata akan sulit
Ada beragam definisi tentang dilakukan. Hal ini dikarenakan pariwisata
kebijakan kepariwisataan seperti adalah industri yang bersifat multidimensi
dikemukakan oleh ahli pariwisata. Misalnya dan lintas sektoral. Oleh karena itu,
Goeldner dan Ritchie (2006) mendefinisikan keterlibatan dan partisipasi semua pihak
kebijakan pariwisata sebagai aturan, dibutuhkan karena pariwisata bukan sektor
pedoman, arah, dan sasaran pembangunan yang berdiri sendiri tetapi multi sektor yang
atau promosi serta strategi yang memberikan saling terkait. Terlebih pertimbangan
kerangka dalam pengambilan keputusan keterkaitan antar sektor dan penanganan

130
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

pariwisata semakin kompleks dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada


pengembangan suatu destinasi pariwisata publik dalam bentuk jasa atau kemudahan
yang terpadu (Brawnwel dalam Theobald yang diperlukan bagi wisatawan
(ed), 2005: 406). mancanegara yang hendak berkunjung ke
Keterlibatan dan Intervensi Indonesia dan kemudahan bagi wisatawan
pemerintah terhadap pengembangan nusantara dalam melakuan perjalanan untuk
pariwisata dapat dilakukan dengan mengenali, mencintai alam dan ragam
menerapkan beberapa instrumen kebijakan budaya Indonesia. Kedua, mengambil
yang dapat digunakan untuk mengontrol dan langkah-langkah nyata guna
memberikan incentive dalam mengoptimalkan akselerasi pembangunan
mengembangkan pariwisata yang kebudayaan dan pariwisata nasional dalam
berkelanjutan, seperti dalam bentuk aturan upaya menyejahterakan masyarakat,
pemanfaatan lahan konservasi, melindungi membuka lapangan kerja, memberantas
budaya lokal, membatasi akses wisatawan kemiskinan dan memeratakan
terhadap daerah-daerah yang rawan terhadap pembangunan. Ketiga, secara proaktif
kerusakan, mengedukasi perilaku wisatawan melakuan upaya perlindungan,
yang peduli dan berwawasan lingkungan, pengembagan dan pemanfaatan sumber daya
menghemat sumber energi dan alam yang alam dan budaya untuk pembangunan
langka, mengurangi polusi dan kebudayaan dan pariwisata. Keempat,
memeberikan incentive terhadap menggunakan tema “Indonesia Ultimatye in
pembangunan infrastruktur yang juga Diversity” dalam setiap kegiatan promosi di
bermanafaat bagi host seperti sistem luar negeri dan tema “Kenali Negerimu
transportasi, perlindungan terhadap ruang Cintai Negerimu. Ayo Tamasya Jelajahi
hijau kota dan taman nasional, seperti di Nusantara” dalam setiap kegiatan promosi di
Sukabumi yang sedang dikembangkan dalam negeri.(inpres. nomor 16 tahun 2005
seperti taman nasional Ciletuh. Tentang Kebijakan Pembangunan
Sebuah plihan instrumen kebijakan Kebudayaan dan Pariwisata, 2005)
akan sangat menentukan jika didasarkan Hal itu sejalan dengan Peraturan
kepada hasil kajian yang utuh dan tidak Daerah Kabupaten Cianjur No. 01 Tahun
parsial. Demikian juga pilihan kebijakan itu 2017 Tentang Rencana Induk Pembangunan
harus didasari oleh moralitas dan kemauan Kepariwisataan Kabupaten Cianjur dan
politik yang baik. Isu-isu yang berkembang Penyelenggaran Kepariwisataan, yang
saat ini mengenai perencanaan pariwisata dijelaskan bahwa Visi pembangunan
lebih menekankan aspek teknis saja padahal kepariwisataan Kabupaten Cianjur adalah
sebenarnya merupakan masalah politik dan “Mewujudkan Cianjur Sebagai Destinasi
kebijakan yang menyangkut regulasi Pariwisata Pangan Mandiri”. Dalam
terhadap semua komponen pariwisata yang mewujudkan visinya ditempuh melalui misi
ada dalam rangka menuju pariwisata pembangunan kepariwisataan Kabupaten
berkelanjutan (Theobald, 2005). Oleh meliputi:
karena itu, fungsi pembuat kebijakan a. mewujudkan Destinasi Pariwisata
menjadi sangat penting dalam menentukan pangan mandiriberkelas nasionaJ yang
arah kebijakan pariwisata yang akan diambil mengintegrasikan kekayaan potensi
untuk mengembangkan pariwisata yang pariwisata daerah yang khas dan berdaya
berkelanjutan. Dengan demikian perlu saing global;
pemahaman yang baim bagi pembuat b. membangun struktur Industri Pariwisata
kebijakan tentang konsep perencanaan Yang kuat dan terintegrasi, serta
pariwisata yang baik dan berkelanjutan. bertanggung jawab terhadap lingkungan
Kebijakan Pembangunan alam dan budaya dalam menghadapi
Kebudayaan dan Pariwisata yang menjadi persaiangan global;
dasar pemikirannya adalah untuk, pertama,

131
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

c. membangun Pemasaran Pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing global;


terpadu, efektif dan effisien, serta dan mendorong pemberian insentif dan
bertanggung jawab dalam membangun disinsentif kepada pemangku
Citra pariwisata di Kabupaten berskala kepentingan yang mendukung
nasional; dan pembangunan kepariwisataan
d. membangun Kelembagaan Kabupaten.
Kepariwisataan yang mampu Berdasarkan hal tersebut maka
meningkatkan integrasi pembangunan lingkup Pembangunan Destinasi Pariwisata
kepariwisataan di Kabupaten dan di Kabupaten Cianjur mencakup:
menciptakan sumber daya manusia yang Pembangunan Destinasi Pariwisara
berkompetensi baik nasional maupun Kabupaten (DPK), Kawasan Pengembangan
internasional. Pariwisata Kabupaten (KPPK), dan
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten
pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (KSPK) yang tema khas pengembangan dan
Cianjur bertujuan untuk : mampu menjawab isu strategis, serta
a. mewujudkan pengembangan potensi mewuju&an visi dan misi
pariwisata alam dan budaya; pembangunan kepariwisataan Kabupaten;
b. mewujudkan pembangunan dan Pembangunan Kawasan
pengembangan pariwisata buatandan Pengembangan Pariwisata Unggulan
industri kreatifitas Kabupaten dalam Kabupaten (KPPUK) yang memillki tema
membentuk identitas kepariwisataan khusus untuk pengembangan dan prioritas
Kabupaten; pembangunan kepariwisataan, serta mampu
c. mewujudkan potensi pariwisata pangan menjawab dan mewujudkan visi misi
Kabupaten sebagai destinasi pariwisata pernbangunan kabupaten.
berkelas nasional dan internasional yang Enam lokasi dalam kajian ini meliputi enam
berkelanjutan; kecamatan yang ada di KSPK pantai
d. mewujudkan industri pariwisata Jayanti-Apra- Sinarlaut-dan sekitarnya.
Kabupaten yang berwawasan lingkungan Kecamatan tersebut yaitu: Kecamatan
dan budaya Kabupaten; Cidaun ; dengan ODTW Rest Area Cilaki,
e. mewujudkan kemitraan antara industri Pantai Jayanti, Pantai Ciwidig. Kecamatan
pariwisata mikro, kecil, menengah dan Sindangbarang ; dengan ODTW Pantai
besar di Kabupaten dalam Apra. Kecamatan Agrabinta ; dengan
pengembangan produksi dan distribusi ODTW Pantai Tipar Sinarlaut. Kecamatan
berbasis lokal, tingkat nasional dan Leles ; dengan ODTW Air Panas Sukasirna.
internasional; Potensi Wisata Budaya Cianjur Selatan
f. mewujudkan sistem pemasaran Fakta menunjukan bahwa kekayaan
pariwisata secara terpadu di Kabupaten alam dan budaya di Cianjur Selatan sangat
untuk meningkatkan kunjungan beranekaragam, hal tersebut menjadi sebuah
Wisatawan; potensi dalam bidang pariwisata. Selain
g. optimalisasi peran Pemerintah keindahan alam Cianjur Selatan menyimpan
Kabupaten, dan pemangku kepentingan potensi, budaya tradisional yang juga dapat
terkait kepariwisataan, serta masyarakat dijadikan sebagai potensi untuk
dalam pengelolaan pariwisata secara meningkatkan bidang pariwisata. (Laporan
terpadu dan berkelanjutan; Akhir Kajian Kawasan Strategis dan
h. mewujudkan pembangunan Prasarana Kawasan Pengembangan Pariwisata Cianjur
Umum, Fasilitas Umum, dan yang Selatan, Dinas Pariwisata Kepemudaan dan
berkualitas, ramah lingkungan, dan Olahraga dengan PT Puri Dimensi, 2017).
terpadu secara regional, nasional, dan Berikut beberapa budaya khas daerah
internasional untuk mendukung Cianjur Selatan:
Pembanguan Kepariwisataan yang

132
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

Pertama, Bugel adalah fenomena awalnya diambil dari nama seorang laki-laki
alam yang biasa terjadi di beberapa muara yang sangat terampil dalam memanjat pohon
sungai di wilayah Cianjur Selatan. kelapa.
Fenomena Bugel ini terjadi setiap musim Kenyataan menunjukan bahwa pada
kemarau tiba. Fenomena Bugel terjadi awalnya makanan hanya menjadi salah satu
karena aliran sungai terbendung Oleh pasir- pelengkap kegiatan wisata. Kuliner khas
pasir pantai yang tcrtiup angin dan suatu daerah saat ini sudah menjadi salah
menutupinya dan semakin lama akan satu daya tarik wisata, dan Cianjur selatan
membentuk menjadi bendungan/tanggul menyimpan potensi kuliner khas diantaranya
yang menghambat/menutupi aliran sungai Jalangkring dan Kasem. Kedua kuliner ini
tersebut. Pada saat Bugel ini merupakan berkaitan dengan tradisi Nyalawena di
pesta rakyat, karena pada saat Bugel banyak daerah Cianjur Selatan. Ikan hasil tangkapan
ikan Yang terperangkap di muara. dari tradisi Nyalawena biasanya dibuat
Kedua, sebuah tradisi yang unik di Jalngkring, yaitu kuliner yang berbentuk
daerah Cianjur selatan ada Iah tradisi dendeng yang terbuat dari “impun” sebagai
nyalawena. Nyalawena adalah sebuah tradisi hasil dari tradisi Nyalawena. Impun hasil
yang telah dilakukan sejak dahulu. Aktifitas tangkapan pada tradisi Nyalawena juga
ini adalah momen berkumpulnya seluruh dibuat Kasem. Kasem adalah panganan yang
warga pesisir pantai untuk mengambil hasil menggunakan ikan sebagai pokoknya, dan
kekayaan berupa ikan-ikan kecil. Nyalawena disimpan dalam waktu yang lama untuk
berasal dari kata salawé yang artinya dua permentasi alami sehingga membentuk dan
puluh lima. Nyalawé berarti melakukan menghasilakan rasa yang asam. (World
kegiatan pada tanggal 25 bulan Islam, Tourism Organization. 1995, 1995)
terutama di dacrah sekitar pantai Apra, Visi pemerintah untuk menjadikan
Sindangbarang, Cianjur. Kabupaten Cianjur sebagai destinasi
Ketiga, kesenian tutunggulan unggulan pariwisata Jawa Barat tampaknya
merupakan kesenian khas daerah Cianjur. masih membutuhkan waktu. Kebijakan-
Saat ini Sanggar seni Samudra jaya di kebijakan yang sudah dilaksanakan masih
kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur sering belum bisa meningkatkan kinerja sektor
mementaskan kesenian ini. Kesenian ini pariwisata secara optimal. Hal ini terlihat
berasal dari Warungkondang, Kabupaten dari perkembangan posisi dayasaing
Cianjur, ada sebuah kesenian tradisional pariwisata Kabupaten Cianjur, yang dilihat
yang bernama “tutunggulan”. Sebenarnya dari hasil analisis yang cenderung menurun
istilah ini tidak asing lagi bagi masayarakat dan belum optimal.
Warungkondang karena pada saat-saat Misalnya indikator-indikator yang
tertentu, yaitu ketika memberaskan padi, nilai dayasaingnya menunjukkan tren
maka tutunggulan pun terdengar. pertumbuhan yang negatif antara lain
Keempat, kesenian lais merupakan pembangunan infrastructure, dan kurangnya
kesenian khas Jawa Barat. Lais adalah promosi pariwisata, Buruknya infrastruktur
kesenian tradisional berupa pertunjukan jalan tentunya bukan merupakan tanggung
akrobatik yang menggunakan seutar tali jawab langsung dinas pariwisata melainkan
sepanjang kurang lebih 6 meter yang dinas pekerjaan umum. Namun, hal ini
dibentangkan diantara 2 ruas bambu pada mengindikasikan bahwa masih kurang
ketinggian 12 - 13 meter. Kesenian ini sudah baiknya koordinasi antar dinas yang
ada sejak jaman Belanda serta cukup seharusnya menjadi salah satu fokus
populer di Garut, namun sayang kesenian kebijakan.(Rina Trisnawati, Wiyadi Wiyadi,
lais mulai jarang dimainkan dan nyaris 2008).
punah. Kesenian Lais berasal dari Kampung Disbudpar Kabupaten Cianjur harus
Nangka Pait, Kecamatan Sukawening lebih meningkatkan komunikasi ke dinas
Kabupaten Garut. Kesenian lais pada lain yang memiliki peranan penting terhadap

133
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

sektor pariwisata Kabupaten Cianjur. berat dan sempit. Pengcmbangan wisata


Menurunnya kunjungan wisata tampaknya di daerah Cianjur Selatan membutuhkan
dikarenakan kurangnya promosi dan inovasi aksesibilitas yang tinggi untuk
dalam menarik minat wisatawan untuk mempercepat perkembangan di wilayah
berkunjung ke objek wisata yang ada di tersebut. Misalnya akses dari kota-kota
Kabupaten Cianjur. Sejak kebijakan besar seperti Bandung dan Jakarta harus
dijalankan, hampir tidak ada inovasi-inovasi memadai dan mudah. Dengan adanya tol
baru dari objek wisata yang ada untuk bisa Seroja ke wilayah Cianjur selatan dapat
menarik wisatawan untuk datang. lebih mudah dengan akses tol melaui
Suardana, I Wayan, (2016), Lebih Ciwidey.
lanjut, kebijakan yang masih belum optimal 2. gerbang dan petunjuk lokasi objek wisata
juga bisa dilihat dari terlalu berfokusnya masih kurang. Gerbang dan Petunjuk
pembangunan daya tarik wisata ke kawasan jalan menuju daerah wisata akan menarik
Puncak-Cipanas sedangkan objek wisata untuk mengunjungi lokasi yang menjadi
yang ada di kawasan Cianjur Selatan masih daerah tujuan wisata, fasilitas pariwisata
kurang tertata. (I Wayan Suardana, 2016) masül terbatas. Fasilitas pariwisata
Hal ini menyebabkan kurang seperti penginapan dan restoran
berkembangnya akomodasi wisata seperti jumlahnya masih terbatas. Bahkan yang
hotel, penginapan, restoran, dan villa yang adapun terasa kurang memadai,
ada di kawasan Cianjur Selatan karena penginapan yang agak memadai misalnya
kurangnya minat investor untuk berinvestasi sudah dibangun di daerah ranca buaya
di kawasan ini. Bahkan banyak restoran, tetapi itu wilayah Kabupaten Garut
rumah makan, atau pun tempat-tempat sedangkan di wilayah Cianjur Selatan ini
penjualan cenderamata yang sudah ada sendiri masih sangat kurang.
harus gulung tikar karena sepinya 3. fasilitas sosial daan åsilitas umum masül
pengunjung yang datang terbatas. Fasilitas umum seperti fasilitas
Pemerintah daerah dan Dinas kesehatan, fasilitas keuangan, pom
Pariwisata Kabupaten Cianjur harus bensin, masih terbatas di wilayah Cianjur
meningkatkan dayasaing pariwisata, Selatan. Fasilitas ini bukan hanya
terutama indikator-indikator yang dibutuhkan untuk kemajuan pariwisata,
menunjukkan pertumbuhan yang negatif dan tetapi juga oleh masyarakat.
posisi yang lebih rendah, serta faktor-faktor Selain terdapatnya kendala
yang berpengaruh signifikan dari hasil pengembangan pariwisata di daerah Cianjur
analisis untuk meningkatkan kinerja sektor Selatan, beberapa tantangan lain yang harus
pariwisata guna mencapai visi sebagai dihadapi di antaranya adalah : pertama,
destinasi wisata unggulan Jawa Barat. Selain bagaimana meningkatan kesadaran kolektif
itu, kawasan wisata Cianjur Tengah dan masyarakat dan stake holder lainnya tentang
Selatan juga harus lebih diperhatikan oleh urgensi pariwisata bagi kemajuan dan
pemerintah karena potensi yang ada di kesejahteraan daerahnya. Kedua, upaya
wilayah ini masih sangat besar untuk untuk meningkatan kapasitas dan kapabilitas
dieksplorasi. masyarakat sebagai pengelola utama
Identifikasi faktor-faktor kritis pariwisata di daerahnya. Ketiga,
dilakukan berdasarkan hasil analisis Peningkatan akses menuju lokasi wisata,
terhadap kendala dan tantangan khususnya kuaitas jalan dan angkutan
perkembangan pariwisata di lokasi kajian umum. Keempat, pengembangan sumber
Cianjur selatan. Kendala yang harus dijawab daya wisata agar menjadi daemh tujuan
dalam pengembangan wisata di daerah wisata yang melalui pengemasan dan
Cianjur Selatan adalah: pengelolaan produk wisata, Kelima,
1. aksesibilitas menuju wisata masih sangat pengembangan kelembagaan pengelolaan
rendah. Kondisi jalan dalam keadaan pariwisata tingkat desa di masing-masing

134
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

daerah tujuan wisata. Keenam, daerah dan sebagaianya Hal ini memerlukan
pengembangan kemitraan dengan stake peran pemerintah untuk melakukan
holder aain seperti pihak pcngelola cagar mobilisasi yang mampu menggerakkan
alam, tambak udang dll dalam rangka seluruh kepentingan pariwisata dari tingkat
pengembangan pariwisata. Ketujuh, nasional sampai tingkat masyarakat lokal.
pengelolaan pengunjung yang mampu Komitmen untuk mensinergikan berbagai
meningkatkan jumlah kunjungan dan kepentingan antar sektor sangat penting
pcmasukan daerah. Kedelapan, disini, sehingga tidak terjadi tumpang tindih
pengembangan pemasaran berbasis kebijakan.
teknologi informasi Upaya pengembangan pariwisata
Kendala dan tantangan dengan memberikan peluang bagi pengusaha
pengembangan wisata di dacrah Cianjur lokal untuk berpartisipasi dan berinvestasi
Selatan, terdapat critical factor yang harus dalam berbagai industri pariwisata menjadi
ditangani diantaranya: , Pertama, upaya kebijakan yang harus dilakukan pemerintah
peningkatan kesadaran kolektif masyarakat baik Pusat maupun daerah. Keterlibatan ini
dan stake holder lainnya tentang pariwisata akan menunjukkan sensitivitas efek
di daerahnya. Kedua, upaya pengembangan pengembangan pariwisata terhadap
kelembagaan pengelolaan pariwisata tingkat ekonomi, lingkungan dan sosial. Pemerintah
desa di masing-masing daerah tujuan wisata. menetapkan standar untuk pembangunan
Ketiga, pengembangan kemitraan dengan pada daerah pariwisata. Misalnya seperti di
stake holder Iain seperti pihak pengelola Bali ketinggian bangunan tidak melebihi
cagar alam, tambak udang dll dalam rangka pohon kelapa atau 15 meter, rasio lahan atau
pengembangan pariwisata. Keempat, area bangunan dengan ruang terbuka hijau,
Peningkatan aksesibilitas menuju daerah struktur dan desin bangunan sesuai dengan
tujuan wisata, melalui perbaikan kalitas karakter lokal, pemanfaatan produk lokal,
jalan dan angkutan umum. Kelima, upaya dan persyaratan lainnya terkait dengan
pengembangan produk wisata yang optimalisasi produk lokal
berkualitas termasuk cenderamata atau oleh- Dalam pengelolaan kebijakan
oleh sehingga menjadi daya tarik bagi pariwisata di Kabupaten Cianjur, secara
wisatawan. teoriti dihadapkan pada tiga model formulasi
Dengan demikian, berbagai masalah kebijakan yaitu: pertama, Model Rasional-
dan kendala itu sedikitnya akan tereliminasi komprehensif. Menurut Hoogerwerf seperti
atau bahkan hilang jika di dalamnya ada yang dikutip dalam Islamy (1988, hal. 4.2)
komitmen yang kuat dari pemerintah daerah. model analisis kebijakan rasional-
Komitmen pemerintah mempunyai peranan komprehensif (sinoptis) adalah salah satu
kunci terhadap keberhasilan pencapain analisis dari sudut hasil atau dampak yang
pembangunan di bidang pariwisata. Kuat memiliki maksud bahwa proses perumusan
lemahnya derajat komitment pemerintah kebijakan publik itu akan membuahkan hasil
suatu negara dalam pembangunan pariwisata atau dampak yang baik kalau didasarkan
mempengaruhi tingkat keberhasilan atas proses pemikiran yang rasional yang
pengembangan pariwisata. Dapat dipahami didukung oleh data atau informasi yang
bahwa komitmen pemerintah yang kuat akan lengkap (komprehensif). Penganalisisan
mampu memobilisasi sumber daya yang dilakukan dengan teliti, cermat dan detail
dimiliki, sehingga pengembangan pariwisata dengan memanfaatkan sejumlah besar data/
dapat semakin dipercepat dan dioptimalkan. informasi yang harus dikumpulkan hingga
Kegiatan bisnis pariwisata bersifat membuahkan hasil dalam bentuk keputusan/
multisektoral, yang melibatkan berbagai kebijakan yang memberi dampak positif.
sketor yaitu perhubungan, telekomunikasi, Dapat diartikan bahwa model
pekerjaan umum, kesehatan, pertahanan dan rasional-komprehensif (sinoptis)
kemanan, industri, masyarakat, pemerintah berpandangan bahwa baik buruknya hasil

135
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

yang akan dicapai dari perumusan kebijakan Menurutnya kelebihan dari model Mixed
publik harus mendasarkan pada pemikiran Scanning adalah setiap elemen/unsure pada
yang rasional atau sesuai dengan kondisi masing-masing jenis keputusan
yang dihadapi dan kemampuan yang (Fundamental/Inkremental) cenderung
dimiliki, analisis yang dilakukan harus saling menciptakan keseimbangan (counter
memiliki data atau informasi yang lengkap, balance) terhadap masing-masing
sehingga dalam analisisnya tidak memiliki kekurangan. Dari keterangan di atas dapat
cacat atau mencapai kesempurnaan tanpa diambil kesimpulan bahwa kelebihan yang
kesalahan. hadir dari model rasional komprehensif dan
Kedua, Model Inkremental, model incremental di satukan dalam model analisis
ini, dicetuskan oleh Charles E. Lindblom gabungan, sehingga kekurangan dari kedua
dalam bukunya yang berjudul “The Science model tersebut diharapkan hilang karena
of Muddling Through” dikutip dari sudah disatukan dalam model gabungan,
Islamy(1988, hal. 4.17) menjelaskan namun rupanya justru dari penggabungan itu
mengenai proses pembuatan keputusan hadir permasalahan dalam bentuk pilihan
dengan model yang disebut “disjointed penggunaannya, karena ruang lingkup dari
incrementalism” atau disebut dengan model permasalahan tentu berbeda-beda dan
inkremental. Inkremental sendiri berarti terkadang membingungkan perumus
kebijakan yang mengalami perubahan kebijakan. Konsep itu mendekati konsep
sedikit-sedikit. Model ini memandang deleberative policy yang memerlukan
kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan pelibatan warga negara, mendorong
kegiatan-kegiatan pemerintah dimasa lalu ketersediaan kebutuhan publik. Dimana
dengan hanya menambah atau merubahnya kebijakan ini disusun untuk
(modifikasi) sedikit-sedikit. Analisis dengan mempertimbangkan keanekaragaman
model inkremental ini memberikan jalan maupun saling ketergantungan (Rutiana Dwi
berbeda dari rasional-komprehensif Wahyuningsih, 2011):
(sinoptis), selain menawarkan kemudahan Dengan melihat data dan fakta yang
dalam analisis karena tidak perlu melakukan ada di Cianjur dalam pengelolan pariwisata
analisis secara cermat dan teliti, cukup terlihat bahwa model mixed scanning ini
melihat kebijakan yang telah ada kemudian terlihat sangat tepat digunakan, lebih
disesuaikan dengan permasalahan yang terus khususnya di Cianjur selatan. Mengingat
berubah, cukup melakukan utak-atik bahwa berbagai potensi yang ada di Cianjur
penyesuaian, hal tersebut sudah merupakan selatan ini belum bisa digali secara optimal
analisis,(Achdiat -, 2017) karena berbagai keterbatasan dan
Ketiga, Model Gabungan/Mixed kemampuan pemerintah daerahnya seperti
Scanning. Model ini adalah gabungan dari dalam penyediaan infrastruktur yang sangat
model rasional dan model incremental. vital dalam menunjang pariwisata daerah ini.
Dilihat bahwa kedua model tersebut sama- Oleh karena itu, pemerintah daerahnya harus
sama memiliki kekurangan yang cenderung mampu membuat kebijakan yang dapat
membuat pengambilan keputusan tidak menarik keterlibatan pihak lain baik swasta
rasional dan tidak efisen. Oleh karena itu, maupun masyarakat pada umumnya. (Yoeti,
seorang ahli sosiologi yang bernama Amitai O. 2008).
Etziomi dikutip dari Islamy(1988, hal. 4. 31) Sementara berdasarkan observasi
yang mempelajari kedua model tersebut dan wawancara diketahui bahwa model
mencetuskan suatu model kebijakan hibrida formulasi inkremental yang hanya mengcopi
yang merupakan gabungan/campuran unsur- paste kebijakan sebelumnya terasa lebih
unsur kelebihan dari model rasional dominan sehingga terjadinya pergantian
komprehensif dan incremental. Model ini berbagai pemerintahan tidak terasa banyak
disebut Mixed Scanning yang artinya perubahan bagi masyarakat Cianjur selatan.
pengamatan gabungan/ campuran. Bahkan dalam beberapa kebijakan

136
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

formulasinya terasa sangat elitis seperti pengembangan pariwisata di Cianjur Selatan


rencana pemindahan ibukota kabupaten ke sehingga justru menimbulkan kekecewaan
kecamatan Cempaka atau pembangunan dan ketidakpuasan kolektif sehingga
taman-taman kota yang mempersempit masyarakat terus mendesak pemekaran
trotoar dinilai merugikan masyarakat serta daerah menjadi Kabupaten Cianjur Selatan
tanpa mendengar aspirasi dan partisipasi yang proposalnya telah sampai ke Mendagri.
masyarakat sehingga ketika Bupatinya di Lebih lanjut, posisi daya saing
OTT KPK akhir tahun 2018 masyarakat pariwisata Kabupaten Cianjur yang lebih
justru bergembira dan sontak “ngeliwet: di rendah dari daerah lain, sehingga harus
alun-alun kota. menjadi tantangan bagi Kabupaten Cianjur,
Demikian sebaliknya, di sisi lain khususnya Cianjur Selatan dalam
model formulasi kebijakan yang rational memperbaiki dan meningkatkan faktor-
komprehensif terlihat dikalangan para elite faktor pendukung sektor pariwisata, jumlah
dan pejabatnya dengan adanya kajian dan hotel, jalan beraspal dengan kualitas baik,
naskah akademik berupa Kajian Kawasan tingkat hunian hotel, dan tingkat pendidikan
Strategis dan Kawasan Pengembangan tenaga kerja sektor pariwisata berpengaruh
Pariwisata Cianjur Selatan,2017 yang secara nyata dan signifikan terhadap
dilakukan oleh konsultan dalam mengkaji industri/sektor pariwisata.
pengembangan wisata Cianjur selatan dirasa Saran
terlalu canggih dan rigid sehingga sulit Upaya pengembangan destinasi
dilaksanakan. Oleh karena itu, Prof pariwisata di Cainjur Selatan relatif lamban
Sedarmayanti dalam FGD (2019) bahkan stagnan selain karena pola
menyarankan unsur pemerintah, swasta dan pendekatan dalam formulasi kebijakan yang
masyarakat duduk bersama dalam bersifat inkremental di satu sisi karena
merumuskan kebijakan serta dengan berpijak pada pola dan kebiasaan lama.
memanfaatkan e-commeren dan digital Tetapi di sisi lain terlalu rational
tourism dalam pengembangan pariwisata komprehensif yang berpijak pada kajian
Cianjur selatan. Dengan demikian model naskah akademik dan kajian konsultan yang
pendekatan mixed scanning akan menjadi sangat detail dan komprehensif tetapi
jalan tengah terhadap kesulitan tersebut. kemudian kesulitan ketika akan
Dimana Pemda khusnya yang menjadi diimplememntasi kan. Oleh karena itu,
leading sektornya yaitu Dinas Pariwisata model mix scanning menjadi jawaban untuk
dapat mengakomodasi berbagai stakeholder memecahkan persoalan tersebut yang
untuk melahirkan kebijakan analisys base menggabungkan keunggulan pendekatan
evidance yaitu berdasarkan fakta-fakta yang inkremental dan rational komprehensif.
berkembang dilapangan sehingga kebijakan Meningkatkan kualitas infrastruktur,
yang dibuat lebih aplikable. salah satunya kualitas jalan. Kualitas jalan
yang baik dapat menjadikan akses ke tempat
PENUTUP wisata lebih baik dan nyaman dilalui
Kesimpulan sehingga mendorong wisatawan untuk
Hasil analisis kebijakan pariwisata di datang. Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan
Cianjur selatan Kabupaten Cainjur Umum harus ditingkatkan dalam
menunjukan bahwa disamping kondisi memerhatikan pembangunan infrastruktur
infrastruktur, keterlibatan stake holder lain terutama yang terkait dengan industri
khususnya swasta menunjukkan kondisi pariwisata
yang belum optimal. Tetapi juga formulasi Meningkatkan promosi objek-objek
kebijakan yang dibuat cenderung masih wisata Kabupaten Cianjur. Saat ini
bersifat inkremental, elitis dan rational Kabupaten Cianjur sudah memiliki Grand
komprehensif sehingga belum melahirkan Design Pembangunan dan Pengembangan
dampak perubahan dan peningkatan Destinasi Wisata, namun melihat masih

137
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019

rendahnya promosi pariwisata Kabupaten Diambil dari https://www.


Cianjur, maka diperlukan adanya promosi researchgate.net/publication/
untuk memperkenalkan program ini kepada 301514282_ANALISIS_KEBIJAKAN
wisatawan. Promosi-promosi yang ada saat _PENGEMBANGAN_PARIWISATA_
ini masih kurang efektif. Sarana-sarana yang Intervensi_Melalui_Kebijakan_Pariwis
saat ini sudah ada seperti Tourism ata_Berkelanjutan_di_Bali/link/57170e
Information and Center harus lebih 6208ae497c1a5709e0/download
dioptimalkan dalam memberikan informasi inpres. nomor 16 tahun 2005 Tentang
kepada wisatawan dan calon wisatawan Kebijakan Pembangunan Kebudayaan
yang akan datang. Selain itu, dalam dan Pariwisata. (2005). Diambil dari
promosinya Kabupaten Cianjur juga harus www.kemenpar.go.id › post › instruksi-
menonjolkan keunggulan kondisi alam yang presiden-republik-indonesia-nomo.
dimiliki untuk menarik wisatawan. John W. Creswell. (2008). Research
Design_ Qualitative, Quantitative, and
DAFTAR PUSTAKA Mixed Methods Approaches. California:
Sumber elektronik SAGE Publications, Inc. Diambil dari
A. J. Burkart and S. Medlik: (1974). https:// www.pdfdrive.com/john-w-
TOURISM : PAST, PRESENT AND creswell-research-design_-qualitative
FUTURE. Journal of Travel Research, quantitative-and-mixed-methods-
13(3). https://doi. approaches-e24960021.html
org/https://doi.org/10.1177/ Jones CG, Lawton JH, S. (1994). Organisms
004728757501300307 as ecosystem engineers, 15. Diambil
Achdiat -, Y. M. (2017). Model Kebijakan dari
Peningkatan laporan Kematian https://www.researchgate.net/publicatio
Administrasi Kependudukan dan n/258223063_Jones_CG_Lawton_JH_S
Catatan Sipil di Kabupaten Bandung hachak_M_Organisms_as_ecosystem_e
Barat,. Sosiohumaniora, Vol 19, ngineers_Oikos_69_373-386
No(tertiba adminiostrasi MUTIARA SYAHRIR. (2018). MODEL
kependudukan), 9. https://doi.org/ FORMULASI KEBIJAKAN
https://doi.org/ PERATURAN DAERAH KOTA
10.24198/sosiohumaniora.v19i2.9066 SURABAYA NOMOR 2 TAHUN
Bobby Newman Dana R. Reinecke Deborah 2015 TENTANG RETRIBUSI
L. Meinberg. (2000). Self‐management PERPANJANGAN IZIN
of varied responding in three students MEMPEKERJAKAN TENAGA
with autism, Volume15,(2), 6. KERJA ASING. Surabaya: Fakultas
https://doi.org/ IUlmu Sosial dan Ilmu Politik >
https://doi.org/10.1002/(SICI)1099- Administrasi Negara. Diambil dari
078X(200004/06)15:2<145::AID- http://repository.unair.ac.id/id/eprint/74
BIN50>3.0.CO;2-3 673
Edgell Sr, David L., Allen, Maria D., Smith, Perda Prov. Jawa Barat No. 15 Tahun 2015
G., Jason, R. S. (2008). Tourism Policy Tentang "Rencana Induk Pembangunan
and Planning: Yesterday, Today and Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat
Tomorrow (First edit). Elsevier Inc. Tahun 2015-2025. (2015). Diambil dari
Diambil dari http://www.disparbud.jabarprov.go.id/a
https://www.pdfdrive.com/tourism- pplications/frontend/index.php?mod=pe
policy-and-planning-yesterday-today- raturan&act=showdetail&id=103
and-tomorrow-e184509039.html Rina Trisnawati, Wiyadi Wiyadi, E. P.
I Wayan Suardana. (2016). ANALISIS (2008). ANALISIS DAYA SAING
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA UNTUK
PARIWISATA, kebijakan,(kebij), 26. MENINGKATKAN EKONOMI

138
Yaya Mulyana, Abu Huraerah, dan Rudi Martiawan: Model Kebijakan Mixed Scanning dalam Pengembangan
Pariwisata Cianjur Selatan

DAERAH: (KAJIAN
PERBANDINGAN DAYA SAING
PARIWISATA ANTARA
SURAKARTA DENGAN
YOGYAKARTA). economic Journal of
emergency Markets, Volume 13(2).
Diambil dari https://journal.
uii.ac.id/JEP/article/view/224/220
Rutiana Dwi Wahyuningsih. (2011).
Membangun Kepercayaan Publik
Melalui Kebijakan Sosial Inklusif.
Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, Vol 15,
No, 12. https://doi.org/ https:// doi.org
/10.22146/jsp.10923
undang-undang republik indonesia nomor
10.tahun 2009 tentang kepariwisataan.
(2009). Diambil dari kemenpar.go.id ›
old_file › 4636_1364-UU Tentang
Kepariwisataan net 1
World Tourism Organization. 1995. (1995).
Diambil dari http://statistics.
unwto.org/sites/all/files/docpdf/parti.pd
f
Yoeti, O. A. (2008). Ekonomi Pariwisata:
Introduksi, Informasi Dan
Implementasi.
(Kompas, Ed.). Jakarta: Buku Kompas.
Diambil dari http://library.fis.uny.ac.i d/
opac/index. php?p=show_detail&
id=1204
Sumber Non elektronik
Putra, I., Flroriyana,(2012) Analisis Daya
Saing dan faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pariwisata Kabupaten
Cianjur, IPB Bogor,
Judisseno, Rimsky, 2017, Aktivitas dan
Kompleksitas Kepariwisataan:
Mengkaji Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan, Gramedia Pustaka
Utama. Kajian Kawasan Strategis dan
Kawasan Pengembangan Pariwisata
Cianjur Selatan, 2017 PT. Puri
Dimensi,
Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur No. 01
Tahun 2017 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Cianjur dan Penyelenggaran
Kepariwisataan

139

Anda mungkin juga menyukai