Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA DAERAH

(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang)

Oleh:
Sandy Setyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
JL. MT. Haryono 165 Malang
sandysetyawan99@gmail.com

Dosen Pembimbing:
Sigit Purnomo, SE., M.Sc.

ABSTRAK

Pariwisata menjadi sektor prioritas pembangunan Indonesia, sektor ini


diharapkan menjadi tumpuan devisa Indonesia seiring menurunnya devisa dari
minyak bumi dan batu bara. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata
adalah Kabupaten Lumajang.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rencana strategi yang sesuai
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang dalam
mengembangkan sektor pariwisata. Jenis Penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif Kualitiatif dimana penelitian ini menggambarkan mengenai kondisi
obyek baik eksternal dan internal secara alamiah dan objektif dengan
menggunakan Tahap Input (Matriks EFE, Matriks IFE), Tahap Pencocokan
(Matriks Internal-Eksternal), Tahap Pencocokan (Matriks QSPM), Tahap
Implementasi (Matriks SWOT).
Hasil analisis data pada Tahap Pencocokan menggunakan Matriks QSPM
diperoleh strategi Pengembangan Produk, kemudian pada Tahap Implementasi
menggunakan Matriks SWOT didapatkan bahwa pengembangan produk
pariwisata tersebut mencakup unsur pokok pengembangan yaitu Atraksi,
Aksesibilitas, Amenitas dan Kelembagaan.

Kata Kunci: Rencana Strategi, Pariwisata, Lumajang, Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Kabupaten Lumajang, Matriks IFE, Matriks EFE,
Matriks IE, Matriks QSPM, Matriks SWOT

1
PENDAHULUAN kawasan Bromo-Tengger-Semeru
(kemenpar.go.id, 2016). Menurut UU No
Indonesia adalah sebuah negara 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
yang memiliki potensi pariwisata yang Pasal 1 ayat 3 disebutkan pariwisata
cukup besar baik dari keragaman budaya adalah berbagai macam kegiatan wisata
maupun panorama alam. Tentunya potensi dan didukung berbagai fasilitas serta
ini perlu dimanfaatkan secara maksimal, layanan yang disediakan oleh masyarakat,
sehingga sektor pariwisata dapat menjadi pengusaha, dan pemerintah.
salah satu sektor yang berdampak positif Pembangunan daya tarik wisata
pada peningkatan pendapatan nasional, UU No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana
mengurangi masalah pengangguran, Induk Pembangunan Kepariwisataan
konservasi lingkungan, dan juga rasa Nasional Tahun 2010-2025 pasal 14 ayat 1
bangga warga Indonesia. disebutkan bahwa pembangunan daya tarik
Saat ini, wisata sedang menjadi wisata meliputi: (1) daya tarik wisata
gaya hidup dan kebutuhan baru bagi alam; (2) daya tarik wisata budaya, dan;
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari (3) daya tarik wisata hasil buatan manusia.
pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan Daya tarik wisata alam adalah daya tarik
mancanegara di Indonesia setiap tahunnya. wisata yang berupa keanekaragaman dan
Selama tahun 2014, kunjungan wisatawan keunikan lingkungan alam baik berupa
mancanegara mencapai 9,44 juta dengan wilayah perairan lautan maupun daratan.
wisatawan nusantara mencapai 250 juta Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik
perjalanan. Tahun 2015, kunjungan wisata berupa hasil olah cipta, rasa, dan
wisatawan mancanegara meningkat karsa manusia sebagai makhluk budaya
bahkan sudah melampaui target, yaitu yang sifatnya berwujud dan tidak
sebesar 10,4 juta wisatawan mancanegara berwujud. Sedangkan daya tarik wisata
dengan devisa negara mencapai Rp 163 hasil buatan manusia adalah daya tarik
triliun. Di tahun 2016 ini, target kunjungan wisata khusus yang merupakan kreasi
wisatawan mancanegara meningkat artifisial dan kegiatan-kegiatan manusia
sebesar 12 juta wisatawan dengan devisa lainnya di luar ranah wisata alam dan
negara mencapai Rp 172 triliun dan budaya.
jumlah perjalanan wisatawan nusantara Di antara berbagai daerah yang
sebanyak 260 juta wisatawan. Tentunya menawarkan daya tarik wisata tersebut
target ini terus meningkat sesuai dengan terdapat sebuah daerah yang belum banyak
intruksi Presiden Republik Indonesia, yang dikenal orang, namun potensi daya tarik
menargetkan bahwa di tahun 2019 wisata di daerah ini cukup besar, yaitu
Indonesia akan dikunjungi wisatawan Kabupaten Lumajang. Daerah yang
sebanyak kurang lebih 20 juta orang terletak di lereng Gunung Semeru ini
wisatawan mancanegara dengan devisa merupakan daerah yang memiliki tiga daya
negara mencapai Rp 240 triliun dan 275 tarik wisata yaitu alam, budaya lokal,
juta kunjungan wisatawan nusantara maupun hasil buatan manusia. Dukungan
(kemenpar.go.id, 2016). Tentunya untuk bupati terpilih terhadap pariwisata
mencapai target tersebut, Kementerian Kabupaten Lumajang sangat besar. Hal ini
Pariwisata melakukan percepatan dibuktikan dengan masuknya sektor
pembangunan pariwisata yang dilakukan pariwisata sebagai prioritas pembangunan
pada 10 destinasi wisata prioritas. Bromo- melalui pencanangan program satu
Tengger-Semeru menjadi salah satu kecamatan satu desa wisata dan
destinasi wisata prioritas, tentunya dengan menetapkan 21 kelompok sadar wisata
adanya kebijakan ini memberikan dampak melalui Perbup No. 79 Tahun 2014. Selain
positif bagi perkembangan wisata di berkomitmen mengembangkan tujuan/
Kabupaten Lumajang yang berada di
2
tempat pariwisata dan seni budaya lokal di Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Lumajang, program ini Nomor 6 Tahun 2013 Pasal 3 disebutkan
diharapkan dapat meningkatkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
perekonomian masyarakat sehingga akan mempunyai tugas pokok melaksanakan
berdampak pula pada pendapatan asli urusan pemerintahan daerah berdasarkan
daerah. Terkait hal tersebut, perlu azas otonomi dan tugas pembantuan di
dilakukan kebijakan-kebijakan yang bidang kebudayaan dan pariwisata. Tugas
berdampak positif bagi semua pihak. ini menjadi kewajiban bagi Dinas
Kebijakan-kebijakan tersebut harus tetap Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
memihak alam sebagai aset dan Lumajang untuk membuat rencana-
memperhitungkan dampak perekonomian rencana yang menjadikan kepariwisataan
yang lebih luas tidak hanya kepada Kabupaten Lumajang menjadi suatu
pendapatan masyarakat namun juga bagi keunggulan kompetitif yang dimiliki
pendapatan daerah. Kabupaten Lumajang, serta menjadikan
Melihat potensi kunjungan wisata destinasi wisata Kabupaten Lumajang
di Kabupaten Lumajang selama tahun menjadi salah satu destinasi favorit yang
2009 sampai dengan 2014, berdasarkan menjadi tujuan wisatawan baik nusantara
data kunjungan wisatawan nusantara dan maupun internasional. Berdasarkan
mancanegara Dinas Kebudayaan dan pandangan tersebut, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Kabupaten Lumajang Tahun dan Pariwisata Kabupaten Lumajang harus
2009 s.d. 2015 menunjukkan tren yang memiliki sebuah solusi rencana strategi
cukup positif. Hal ini dapat dilihat sebagai yang efektif sehingga dapat menjadi dasar
berikut (1) Tahun 2009 terdapat 733.666 dalam setiap pembangunan sektor
kunjungan; (2) Tahun 2010 terdapat pariwisata di Kabupaten Lumajang baik
759.800 kunjungan; (3) Tahun 2011 jangka menengah maupun jangka panjang.
terdapat 760.560 kunjungan; (4) Tahun Berdasarkan latar belakang diatas,
2012 terdapat 707.243 kunjungan; (5) tujuan penelitian ini adalah sebagai
Tahun 2013 terdapat 844.488 kunjungan; berikut: (1) Mengidentifikasi kondisi
(6) Tahun 2014 terdapat 872.931 lingkungan eksternal dan internal untuk
kunjungan; dan (7) Tahun 2015 terdapat menentukan strategi yang tepat bagi Dinas
897.923 kunjungan (LPPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang. (2) Menganalisisi alternatif
Lumajang, 2015). Hal ini membuktikan strategi untuk merumuskan, menentukan
bahwa pariwisata Kabupaten Lumajang dan memilih strategi yang sesuai dengan
semakin dikenal tidak hanya oleh lingkungan dari Dinas Kebudayaan dan
wisatawan nusantara namun juga oleh Pariwisata Kabupaten Lumajang. (3)
wisatawan mancanegara. Perkembangan Mengidentifikasi dan menentukan strategi
potensi pariwisata yang cepat dan utama yang tepat dan efektif bagi Dinas
menunjukkan hasil positif ini harus segera Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
dimanfaatkan dengan baik, sehingga Lumajang agar memiliki keunggulan
Kabupaten Lumajang dapat menjadi salah bersaing.
satu destinasi wisata unggulan, khususnya
bagi wisatawan domestik, dan hal ini
TINJAUAN PUSTAKA
tentunya dapat menjadi salah satu cara
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Pengertian Strategi
Daerah, meningkatkan perekonomian Menurut Kamus Besar Bahasa
masyarakat sekitar, serta konservasi Indonesia. Strategi adalah rencana yang
lingkungan. cermat untuk mencapai sasaran khusus.
Sedangkan menurut Davis (2010: 18)

3
Strategi adalah sarana bersama dengan pendek atas kebijakan visi yang
tujuan jangka panjang yang hendak lebih berjangka panjang.
dicapai. Dari kedua definisi tersebut dapat c. Koalisi-koalisi poltik yang labil,
disimpulkan bahwa strategi adalah suatu yang menopang suatu kebijakan
rencana yang ditujukan untuk mencapai strategis.
suatu sasaran. d. Pemilahan peran politik yang serba
kabur.
Pengertian Manajemen Strategi 2. Proses-Proses pembentukan
Menurut David (2010: 5) keputusan publik, yakni:
Manajemen Strategis adalah seni dan a. Sebuah keterbukaan yang lebih besar
pengetahuan dalam merumuskan, terhadap para stakeholder sangatlah
mengimplementasikan, serta mengevaluasi dianjurkan meskipyn tidaklah
keputusan-keputusan lintas-fungsional diwajibkan, sehingga muncul suatu
yang memampukan sebuah organisasi dukungan yang lebih besar dari para
mencapai tujuannya. Di sisi lain menurut stakeholder yang akan berdampak
Siagian (2012: 15) Manajemen strategik pada strategi.
adalah serangkaian keputusan dan b. Proses pembentukan keputusan yang
tindakan mendasar yang dibuat oleh terlalu sering berlangsung dalam
manajemen puncak dan diimplementasikan suasana keterbukaan, keterbukaan
oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam akan mengantar pada munculnya
rangka pencapaian tujuan organisasi perdebatan serta pada mobilitas dari
tersebut. Dari definisi tersebut dapat beragam alternative kecenderungan
disimpulkan bahwa strategi merupakan pilihan, sehingga berakibat pada
suatu keputusan dalam suatu perusahaan lahirnya konsensus-konsensus
yang digunakan sebagai dasar bagi maupun kompromi-kompromi
manajemen puncak dalam menentukan c. Sering pula dijumpai suatu proses
keputusan apa yang akan diambil dan pembentukan keputusan tiba-tiba
bagaimana pengimplementasiannya demi diulang kembali pada saat
tercapainya tujuan organisasi. pelaksanaan dari strategi itu
3. Nuansa Manajemen Publik, yakni:
Manajemen Strategik Dalam Konteks a. Kurang berpengalaman dengan
Publik manajemen strategic. Banyak
Terdapat tiga tema pokok organisasi public hanya memiliki
manajemen strategik dari organisasi- pengalaman yang sedikit atau
organisasi publik Joubert (1988) dalam bahkan tidak sama sekali dalam
Heene (2010), sebagai berikut: praktik manajemen strategic
1. Dinamika percaturan politik, yakni: b. Keterkaitan dualistis antara
a. Ambiguitas politik, dimana garis- pelanggan dan warga masyarakat,
garis orientasi strategi yang setrta kebutuhan-kebutuhan diantara
memayungi komunitas politik mereak yang saling berbeda, bahkan
seringkali dijabarkan secara tersamar ada kalanya saling bertolak
ketimbang dalam suatu komunitas belakang, semakin mempertinggi
yang berorientasi pada laba. kompleksitas dari manajemen
b. Atmosfer-atmosfer yang semu strategik dalam organisasi-organisasi
dikarenakan terdapatnya suatu siklus public
rentang waktu politik. Mau tak mau, c. Tolak ukur keberhasilan dalam
suatu siklus rentang waktu pilitik sektor publik seringkali dievaluasi
meningkatkan tekanan untuk lebih dengan teramat susah payah
memprioritaskan kebijakan jangka

4
d. Manajemen strategic dalam c. Penilaian Strategi, terdiri dari
organisasi public antara lain pengukuran dan penilaian/ evaluasi
bercirikan adanya penentuan tujuan kinerja.
yang multi dimensi.
e. Kehidupan bersama yang multi
identitas semakin lebih menonjolkan Penetapan Strategi
Setelah semua tahap dilalui, maka
lagi sisi kompleksitas dari
tahap terakhir adalah penetapan strategi,
manajemen strategik dalam
dimana proses ini merupakan memilih
organisasi-organisasi public.
strategi-strategi dari berbagai pilihan, dan
f. Manajemen strategic dalam
kemudian menetapkan untuk dijadikan
organisasi publik mempunyai satu
dasar bagi strategi yang akan diambil bagi
portofolio jasa yang seringnya
perusahaan. Adapun proses pemilihan
bersifat komplek dan yang tidak
strategi dalam penelitian ini menggunakan
kasat mata.
kerangka kerja dari David (2010) yaitu
melakukan tiga tahapan (three stage)
Proses Manajemen Strategis
kerangka kerja dengan matriks sebagai
Manajemen Strategi merupakan
model analisisnya.
sebuah proses. Dimana proses ini
Tahap pertama disebut sebagai the
dutujukan untuk memadukan antara misi
input stage. Dalam tahap ini dilakukan
dan tujuan serta bagaimana hubungannya
identifikasi terhadap faktor-faktor
dengan lingkungan internal, eksternal,
lingkungan yang mempengaruhi
kelemahan, ancaman dan peluang yang
perusahaan. Faktor-faktor lingkungan
dimiliki, dimana hal tersebut digunakan
internal dianalisa melalui IFE (Internal
untuk memilih strategi yang tepat
Factor Evaluation) Matriks dan CP
nantinya.
(Competitive Profile) Matriks, adapun
Menurut Suyanto (2007: 10) Proses
faktor-faktor lingkungan eksternal
manajemen strategis terdiri dari delapan
dianalisa melalui EFE (External Factor
langkah, yaitu mendefinisakan visi, misi
evaluation).
bisnis dan tanggung jawab sosial,
Tahap kedua adalah matching
menganalisis lingkungan eksternal,
stage. Dalam tahapan ini, hasil analisa
menganalisis lingkungan internal, memilih
lingkungan baik internal maupun eksternal
tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan
yang didapatkan baik dari input stage
strategis bisnis, merinci rencana program,
maupun langsung dari matching stage
mengimplementasikan rencana program
akan dipadukan dalam satu alat analisa
dan mengumpulkan umpan balik serta
yang pada akhirnya akan memberikan
menguji pengendalian. Proses manajemen
rekomendasi perusahaan untuk
strategi menurut David (2010: 21)
menggunakan strategi tertentu. Alat
menyatakan bahwa dalam suatu kerangka
analisa yang dapat digunakan dalam the
manajemen strategi terdapat tiga tahapan,
matching stage meliputi TOWS/SWOT
yaitu:
Matriks, SPACE Matriks, BCG Matriks, IE
a. Perumusan Strategi, terdiri dari audit
Matriks, dan Grand Strategy Matriks.
internal dan eksternal, pernyataan visi
Tahap terakhir dari penentuan
dan misi, tujuan, pemilihan alternatif
strategi menurut Fred R. David adalah
strategi.
Desicion Stage. Matriks yang biasa
b. Penerapan Strategi, terdiri dari
digunakan dalam tahap ini adalah
pelaksanaan strategi berupa isu-isu
Quantitative Strategic Planning (QSP)
manajemen dan isu-isu fungsional.
Matrix. Dalam QSP Matriks ditunjukkan
strategi-strategi alternatif yang telah
direkomendasikan oleh beberapa alat
5
analisa pada matching stage, untuk pengolahan data untuk menentukan
kemudian dipilih strategi apa yang paling perumusan strategi bersaing, yaitu:
sesuai dan menjadi prioritas bagi a. Tahap Input (Tahap pengumpulan data)
perusahaan dengan selalu Dalam tahapan ini, alat pengolahan data
mempertimbangkan analisa lingkungan yaitu menganalisis lingkungan eksternal
baik internal maupun eksternal yang dan internal dimana dimasukkan dalam
diperoleh dari input stage. Matriks EFE dan Matriks IFE.
1. Matriks EFE
Matriks ini digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengevaluasi faktor-faktor eksternal
Jenis Penelitian perushaan yang berkaitan dengan
Penelitian dalam penyusunan peluang dan ancaman yang dianggap
skripsi ini menggunakan pendekatan penting. Data eksternal yang
deskriptif kualitatif dengan studi kasus dievaluasi seperti persoalan
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ekonomi, sosial, budaya, demografi,
Kabupaten Lumajang. lingkungan, persaingan di pasar,
Berdasarkan dari sumber datanya serta data eksternal lainnya
maka pengumpulan data menggunakan 2. Matriks IFE
sumber primer dan sumber sekunder, Matriks IFE digunakan untuk
dimana sumber primer adalah sumber data mengetahui faktor-faktor internal
yang didapatkan langsung dari responden perusahaan berkaitan dengan
data, sedangkan sumber sekunder adalah kekuatan dan kelemahan yang
data yang didapatkan bukan lewat dianggap penting. Data internal
responden data, melainkan lewat orang seperti aspek manajemen, produksi,
lain atau dokumen. pemasaran, dan keuangan.
Selanjutnya apabila dilihat b. Tahap Pencocokan
berdasarkan cara teknik pengumpulan Tahap ini terdiri dari alat pengolahan
dapat dilakukan dengan observasi data menggunakan Matriks Internal
(pengamatan), interview (wawancara), Eksternal, Matriks ini bermanfaat untuk
kuesioner (angket), dokumentasi dan memposisikan suatu organisasi ke
gabungan keempatnya. Dimana untuk dalam sebuah matriks yang terdiri dari
lebih jelasnya akan digambarkan sebagai sembilan sel, analisis ini didasarkan
berikut: pada dua dimensi kunci yakni skor
Gambar 1 bobot IFE total pada sumbu x dan skor
Tahap Pengumpulan Data bobot EFE total pada sumbu y.
c. Tahap Keputusan
Observasi Dokumentasi Interview
Tahap ketiga merupakan tahap
pengambilan keputusan dimana
perusahaan diharuskan memilih
Triangulasi
alternatif strategi yang ada dengan alat
pengolahan data Matriks Perencanaan
Data Strategi Kuantitatif (QSPM). Teknik ini
Sumber: Data diolah (2016) secara objektif menunjukkan strategi
mana yang terbaik. QSPM
Metode pengolahan data merupakan
menggunakan analisis dari tahap
tahapan-tahapan yang digunakan untuk
masukan dan hasil analisis tahap
menganalisis data yang diperoleh dari
pencocokan untuk secara objektif
objek penelitian menggunakan alat
menentukan strategi yang hendak
analasis. Dalam penelitian ini ada tiga
dijalankan diantara strategi-strategi
tahapan penelitian yang memiliki alat
6
alternatif. Itu artinya, Matriks EFE, Selain itu, dukungan dari acara media
Matriks IFE pada tahap I, setelah itu cetak dan elektronik menjadikan
Matriks IE pada tahap II, dan travelling menjadi suatu hal yang
selanjutnya menyusun Matriks QSPM sangat digandrungi.
pada tahap III. c) Pariwisata menjadi leading sector di
d. Tahap Implementasi Indonesia
Tahap ini merupakan tahap Pada Tahun 2019 diharapkan Pariwisata
implementasi dari hasil tahap menjadi leading sector perekonomian
pencocokan, pada tahap ini alat yang di Indonesia, dikarenakan sektor
digunakan adalah Matriks SWOT, minyak dan batu bara sudah mengalami
dimana matriks SWOT ini akan tren penurunan seiring semakin
menghasilkan 4 strategi yaitu strategi menipisnya cadangan minyak dan batu
SO (kekuatan-peluang), strategi WO bara, sehingga diharapkan pariwisata
(kelemahan-peluang), strategi ST menjadi alternatif solusi untuk
(kekuatan-ancaman), strategi WT mengatasi hal tersebut. Hal ini
(kelemahan-ancaman) dilakukan dengan membuat 10
Destinasi Unggulan Baru dan Lumajang
masuk dengan kawasan Bromo-
HASIL PENELITIAN
Tengger-Semerunya.
Tahap Masukan Selain itu, dukungan dari Kabupaten
Pada tahap ini, analisis data Lumajang melalui program prioritas
menggunakan matriks EFE dan IFE bupati menjadikan sektor pariwisata
sebagai berikut: menjadi sektor prioritas, menjadikan
perkembangan pariwisata Kabupaten
a. Matriks EFE Lumajang semakin meningkat.
Analisis Matriks EFE digunakan d) Potensi Alam dengan panorama yang
untuk mengidentifikasi strategis eksternal indah
dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Demografis Kabupaten Lumajang yang
Kabupaten Lumajang, berikut adalah diapit Gunung Semeru, Lemongan, dan
faktor-faktor eksternal berupa peluang dan Bromo menjadikan daerah ini memiliki
ancaman yang dapat diidentifikasi: banyak sekali panorama alam, serta
kesuburan tanah yang sangat baik.
1. PELUANG e) Budaya daerah yang cukup unik dan
a) Kebijakan presiden dalam prioritas kuat
pembangunan pariwisata Adanya pencampuran budaya dari Suku
Presiden Republik Indonesia Jawa dan Madura atau disebut juga
mengisyaratkan bahwa sektor masyarakat Pendalungan dan juga Suku
pariwisata akan dapat meningkatkan Tengger yang berada di kaki Gunung
PDB masyarakat, selain itu sektor ini Semeru menjadikan budaya di daerah
diharpkan pula dapat menyerap tenaga Lumajang sangat beragam, dan bahkan
kerja, sebagai solusi alternatif beberapa budaya juga mulai diakui di
mengurangi pengangguran di Indonesia. tingkat Nasional seperti halnya Jaran
b) Wisata menjadi gaya hidup bagi Kencak dan Tari Kopyah, bahkan
masyarakat Kabupaten Lumajang sudah beberapa
Wisata saat ini menjadi suatu kebutuhan kali menggelar festival dari budaya
bagi masyarakat, terutama anak muda, yang cukup unik ini.
hal ini dapat dilihat dari berbagai media f) Teknologi yang semakin berkembang
sosial anak muda yang banyak Adanya Perkembangan Teknologi yang
mengunggah pengalaman wisatanya. terus berkembang menjadikan arus

7
informasi di dunia maya juga semakin ini Kabupaten Lumajang belum
deras, hal ini menjadikan peluang menerapkan hal ini, selain itu belum
promosi pariwisata juga semakin adanya sertifikasi untuk peningkatan
mudah dan cukup besar. Selain itu, standart objek-objek pendukung
perkembangan teknologi di bidang pariwisata juga menjadikan sebuah
fotografi, videografi, dan peralatan pekerjaan rumah bagi Kabupaten
pembangunan menjadikan kemudahan Lumajang
dalam melakukan pembangunan di e) Mulai beroperasinya kembali truk-
bidang pariwisata. truk penambang pasir
Buntut dari kasus Nasional
2. ANCAMAN pembunuhan aktivis tambang Salim
a) Persaingan antar daerah di bidang Kancil, mempengaruhi kondisi politik
pariwisata yang semakin ketat di Kabupaten Lumajang bahkan hingga
Perkembangan pariwisata di beberapa penghentian semua aktivitas tambang,
daerah di Jawa Timur saja semakin namun beberapa waktu ini aktivitas
meningkat, seperti halnya Probolinggo, tambang mulai beroperasi kembali, dan
Jember, Malang atau bahkan tentunya truk-truk pengangkut pasir
Banyuwangi yang terus berinovasi juga mulai beroperasi, dikhawatirkan
mengembangkan sektor pariwisatanya. adanya truk ini menjadikan kondisi
b) SAPTA PESONA yang belum infrastruktur terutama jalan menjadi
dipahami oleh sebagian besar rusak serta menyebabkan
masyarakat ketidaklancaran arus lalu lintas di
SAPTA PESONA yang terkait dengan Kabupaten Lumajang seperti halnya
keamanan, ketertiban, kebersihan, dan pada saat Pra Kasus Tambang Salim
kesejukan belum sepenuhnya dipahami Kancil.
oleh masyarakat Indonesia khususnya f) Adanya bencana alam yang merusak
Lumajang sendiri, masih banyak praktik pembangunan
pembuangan sampah sembarangan atau Adanya Gunung Semeru dan gunung
bahkan penebangan dan pembakaran aktif lainnya serta di bagian selatan
beberapa lahan untuk diambil berbatasan langsung dengan samudera
manfaatnya secara pribadi oleh pihak- Hindia mengakibatkan Kabupaten
pihak belum bertanggung jawab. Lumajang beresiko tinggi terhadap
c) Kondisi Infrastruktur (Jalan dan bencana alam seperti gempa alam,
Penerangan) yang masih belum baik letusan gunung berapi atau bahkan
Dari 1.051.987 Km jalan di Kabupaten tsunami.
Lumajang terdapat 1.029.437 jalan Berdasarkan peluang dan ancaman
yang diaspal dan itupun kondisi jalan yang telah dianalisis diatas, kemudian
yang baik hanya sebesar 74,48%, dari faktor-faktor eksternal tersebut
kondisi tersebut yang baik, hanya di dimasukkan ke dalam Matriks EFE untuk
wilayah pusat saja. Sedangkan di dilakukan pembobotan dan penilaian.
wilayah-wilayah pelosok terutama Dalam Faktor Eksternal awali
menuju objek-objek pariwisata kondisi dengan memasukkan 10-20 faktor-faktor
jalan banyak yang masih rusak. eksternal utama yang mempengaruhi
d) Belum diberlakukannya TDUP dan perusahaan termasuk antara Peluang dan
Sertifikasi terhadap Objek-objek Ancamannya.
pendukung pariwisata Selanjutnya Beri bobot di tiap
Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) faktornya, berikut rinciannya berbagai
sangat penting bagi industri pariwisata pembobotan pada matriks evaluasi faktor
di Kabupaten Lumajang. Namun selama eksternal:

8
1. Bobot 0,00-0,04 :Kurang penting Berdasarkan hasil analisis di atas maka
2. Bobot >0,04-0,08 :Sedikit penting dapat diketahui bahwa faktor eksternal
3. Bobot >0,08-0,12 :Penting utama yang menjadi peluang dan ancaman
4. Bobot >0,12-0,16 :Sangat Penting utama bagi Dinas Kebudayaan dan
5. Bobot >0,16-0,20 :Sangat penting Pariwisata Kabupaten Lumajang adalah
sekali sebagai berikut:
Terakhir beri peringkat di tiap 1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
faktornya, pemberian peringkat ini untuk mendapatkan skor bobot tertinggi (0,52)
menunjukkan seberapa efektif perusahaan pada faktor peluang “pariwisata
saat ini dalam merespon faktor tersebut, menjadi leading sector di Indonesia”
berikut rinciannya: dengan bobot paling penting (0,13)
1. Peringkat 1 : Respon dibawah rata-rata karena memberikan pengaruh yang kuat
2. Peringkat 2 : Respon rata-rata terhadap perkembangan sektor
3. Peringkat 3 : Respon di atas rata-rata pariwisata Indonesia khususnya di
4. Peringkat 4 : Respon sangat bagus Kabupaten Lumajang. Peluang tersebut
Berikut Matriks EFE Pada Dinas direspon oleh oleh Dinas Kebudayaan
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten dan Pariwisata di atas rata-rata para
Lumajang: competitor. Di sisi lain, pada faktor
Tabel 1 “Kebijakan Presiden dalam prioritas
pembangunan pariwisata” dan
Matriks EFE Dinas Kebudayaan dan “Teknologi yang semakin berkembang”
Pariwisata Kabupaten Lumajang dengan bobot (0,07), dan mendapatkan
skor bobot masing-masing (0.21) dan
FAKTOR EKSTERNAL BOB RAT
NO UTAMA OT ING
SKOR (0.14) yang berarti Dinas Kebudayaan
Kebijakan Presiden dalam prioritas
dan Pariwisata Kabupaten Lumajang
1. 0.07 3 0.21
pembangunan pariwisata merespon peluang tersebut diatas rata-
Wisata menjadi gaya hidup bagi
2.
masyarakat
0.09 3 0.27 rata dan sama dengan rata-rata
Pariwisata menjadi leading sector kompetitor.
3. 0.13 4 0.52
di Indonesia 2) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
4.
Potensi Alam dengan panorama
yang indah
0.09 4 0.36 Kabupaten Lumajang mendapatkan
Budaya Daerah yang cukup unik
skor bobot tertinggi (0,48) pada faktor
5.
dan kuat
0.09 4 0.36
ancaman “Kondisi infrastruktur (jalan
6.
Teknologi yang semakin
0.07 2 0.14 dan penerangan) yang masih belum
berkembang
TOTAL PELUANG 0.54 1.86 baik”. Faktor ini juga mendapat bobot
paling penting yaitu (0,12) karena
Persaingan antar daerah di bidang
1.
pariwisata yang semakin ketat
0.09 3 0.27 memberika pengaruh yang kuat
SAPTA PESONA yang belum terhadap keberhasilan Dinas
2. dipahami sebagian besar 0.08 3 0.24
masyarakat Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
3.
Kondisi infrastruktur (Jalan dan
0.12 4 0.48
Lumajang dalam persaingan pada
Penerangan) yang belum baik
sektor pariwisata, sehingaa Dinas
Belum diberlakukannya TDUP dan
4. sertifikasi terhadap objek-objek 0.05 4 0.20 Kebudayaan dan Pariwisata merespon
pendukung pariwisata
dengan sangat bagus akan hal ini. Pada
Mulai beroperasinya kembali truk-
5.
truk penambang pasir
0,10 3 0,30 faktor ancaman lainnya yang memiliki
Adanya Bencana Alam yang bobot penting (0,10) adalah “Mulai
6 0,02 2 0,04
merusak pembangunan beroperasinya kembali truk-truk
TOTAL ANCAMAN 0.46 1.53
TOTAL BOBOT 1.00 3.39 penambang pasir” sengan skor bobot
Sumber: Data diolah (2016) (0,30), dalam hal ini Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Lumajang

9
merespon diatas rata-rata para besar, yakni Rp 52.865.700.000,00
kompetitornya. tentunya dengan dana sebesar ini
3) Total hasil analisa EFE adalah 3,39 diharapkan pembangunan di sektor
yang berarti bahwa kemampauan Dinas pariwisata semakin meningkat.
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten d) Pembinaan terhadap subyek-subyek
Lumajang dalam merespon faktor pariwisata (POKDARWIS)
eksternal yakni ancaman dan peluang di Adanya pokdarwis atau kelompok sadar
atas rata-rata. Hal tersebut wisata yang berasal dari masyarakat dan
menunjukkan Dinas Kebudayaan dan berada di setiap kecamatan di
Pariwisata dapat memanfaatkan peluang Kabupaten Lumajang sejumlah 21
dan menghindari ancaman dengan baik. Kelompok ini diharapkan sebagai salah
satu motor penggerak percepatan
b. Matriks IFE pembangunan sektor pariwisata
Analisis Matriks IFE digunakan untuk Kabupaten Lumajang.
mengidentifikasi strategi internal dari e) Tarif masuk objek wisata yang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata cukup murah
Kabupaten Lumajang, berikut adalah Beberapa objek pariwista di Kabupaten
faktor-faktor internal berupa kekuatan dan Lumajang memiliki tarif masuk yang
kelemahan yang dapat diidentifikasi: cukup murah dan dapat dijangkau
semua kalangan, bahkan di beberapa
1. KEKUATAN objek yang lainnya belum memiliki tarif
a) Aset yang dimiliki semakin masuk (gratis).
meningkat f) Budaya kerja yang mengakibatkan
Aset yang dimiliki dinas Kebudayaan motivasi kerja karyawan cukup
dan Pariwisata Kabupaten Lumajang tinggi
mengalami peningkatan sesuai dengan Lingkungan kerja yang nyaman dan
Tabel 4.22 yakni sebesar 14,32%. hubungan antar staf karyawan yang
Tentunya hal ini cukup baik mengingat baik, serta pola manajemen yang cukup
anggaran dana yang diterima Dinas baik mengakibatkan motivasi kerja
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten karyawan cukup tinggi, hal ini salah
Lumajang cukup besar. satu indikatornya dilihat dari tingkat
b) Perencanaan sudah berjalan dengan kedisiplinan saat mengikuti apel dan
baik absensi pegawai yang selalu
Selama ini Kabupaten Lumajang menunjukkan angka cukup banyak.
memiliki program-program unggulan,
bahkan untuk di tahun 2016 ini 2. KELEMAHAN
beberapa program pembangunan di a) Kualitas SDM Pariwisata yang belum
objek wisata unggulan seperti B29, baik
Tumpak Sewu ataupun Geopark Melihat dari data pegawai Dinas
Lamongan, dan keinginan untuk terus Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
meningkatkan event/festival budaya Lumajang, dapat dilihat bahwa pegawai
khas daerah Kabupaten Lumajang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
c) Anggaran yang diterima cukup besar Kabupaten Lumajang sebagian besar
Di setiap tahunnya anggaran yang memiliki pendidikan akhir SMA,
diterima Dinas Kebudayaan dan bahkan tidak sedikit juga yang memilik
Pariwisata selalu mengalami pendidikan akhir SD dari hal ini
peningkatan, bahkan pada tahun 2016 beberapa tugas pokok belum begitu
ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maksimal dilaksanakan, selain itu
mendapatkan anggaran yang cukup sangat minimnya sumber daya manusia

10
yang mumpuni di bidang teknik sipil ini terlihat bahwa belum adanya
ataupun arsitektur, tentunya dengan transportasi massal yang mengangkut
adanya sumber daya manusia yang hingga ke beberapa objek di daerah
memiliki kemampuan di bidang pelosok.
tersebut semakin memudahkan jalannya f) Sebagian besar karyawan belum
pembangunan objek objek wisata di memahami arah pembangunan
Kabupaten Lumajang. pariwisata Lumajang
b) Belum ada investor yang menamkan Sumber daya manusia pada Dinas
modal di Kabupaten Lumajang Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Belum adanya investor selain dari Lumajang, ternyata belum memahami
masyarakat sekitar objek wisata arah dari Dinas Kebudayaan dan
menjadikan pembangunaan di sektor Pariwisata Kabupaten Lumajang, hal ini
wisata memiliki ketergantungan hanya terbukti pada saat wawancara, hampir
terhadap APBD ataupun bantuan Dana semua narasumber belum memahami
Alokasi Khusus, tentunya hal ini sedikit betul tentang visi, misi, rencana jangka
mempengaruhi jalannya pembangunan panjang, dan jangka pendek dari Dinas
dikarenakan dana yang dimiliki Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
pemerintah terbatas. Lumajang ini.
c) Promosi pariwisata yang belum Berdasarkan kekuatan dan
maksimal kelemahan yang telah dianalisis diatas,
Beberapa media promosi yang dimiliki kemudian faktor-faktor internal tersebut
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dimasukkan ke dalam Matriks IFE untuk
Kabupaten Lumajang belum berjalan dilakukan pembobotan dan penilaian.
dengan maskimal, hal ini terlihat dari Dalam Faktor Internal awali
Website Pariwisata yang terlihat belum dengan memasukkan 10-20 faktor-faktor
adanya info yang lengkap tentang eksternal utama yang mempengaruhi
pariwisata di Kabupaten Lumajang, perusahaan termasuk antara Kekuatan dan
selain itu penyebaran media promosi Kelemahan.
menggunakan leaflet, brosur, kalender Selanjutnya Beri bobot di tiap
dan banner yang masih hanya faktornya, berikut rinciannya berbagai
menjangkau sebagian wilayah regional pembobotan pada matriks evaluasi faktor
ataupun lokal. internal:
d) Perbaikan Fasilitas masih minim 1. Bobot 0,00-0,04 :Kurang penting
Perbaikan fasilitas yang dilakukan 2. Bobot >0,04-0,08 :Sedikit penting
selama ini belum mencakup 3. Bobot >0,08-0,12 :Penting
keseluruhan objek-objek wisata, saat ini 4. Bobot >0,12-0,16 :Sangat Penting
hanya objek wisata prioritas yang 5. Bobot >0,16-0,20 :Sangat penting
dilakukan perbaikan-perbaikan, maka Sekali
dari itu tidak sedikit objek wisata yang Terakhir beri peringkat di tiap
masih belum memiliki fasilitas yang faktornya, pemberian peringkat ini untuk
memadai. menunjukkan apakah faktor tersebut lemah
e) Minimnya transportasi menuju atau tidak, berikut rinciannya:
kawasan objek wisata 1. Peringkat 1 : sangat lemah
Transportasi merupakan hal yang 2. Peringkat 2 : lemah
sangat penting bagi wisatawan ketika 3. Peringkat 3 : kuat
mengunjungi suatu objek wisata, tanpa 4. Peringkat 4 : sangat kuat
adanya transportasi yang memadai akan Berikut Matriks IFE Pada Dinas
menyulitkan wisatawan saat Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
mengunjungi Kabupaten Lumajang, hal Lumajang:

11
Tabel 2 pada faktor “Perencanaan sudah
berjalan dengan baik dengan bobot
Matriks EFE Dinas Kebudayaan dan (0,11) dan skor bobot (0,44) yang
Pariwisata Kabupaten Lumajang berarti kekuatan tersebut merupakan
BOB RAT salah satu faktor utama dari Dinas
FAKTOR INTERNAL UTAMA SKOR
NO
OT ING Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Lumajang dalam mengembangkan
Aset yang dimiliki semakin
1.
meningkat
0.06 3 0.18 sektor pariwisata di Kabupaten
2.
Perencanaan sudah berjalan dengan
0.11 4 0.44
Lumajang.
baik
Anggaran yang diterima cukup
2) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3. 0.12 4 0.48
besar Kabupaten Lumajang mendapatkan
Pembinaan terhadap subjek-subjek
4. pariwisata (POKDARWIS)
0.09 4 0.36 skor bobot tertinggi (0,24) pada faktor
5.
Tarif masuk objek wisata yang
cukup murah
0.04 3 0.12 kelemahan “Kulitas SDM Pariwisata
6.
Budaya kerja yang mengakibatkan
0.06 4 0.24
yang belum baik”. Faktor tersebut
motivasi karyawan cukup tinggi
TOTAL KEKUATAN
diberi bobot paling penting (0,12)
0.48 1.82
karena memberikan pengaruh yang kuat
terhadap keberhasilan dan kondisi
1.
Kualitas SDM Pariwisata yang
0.12 2 0.24 persaingan pada sektor pariwisata, dan
belum baik
Belum ada investor yang faktor tersebut menjadi kelemahan
2. menanamkan modal di Kabupaten 0.08 2 0.16
Lumajang
utama perusahaan dalam bersaing di
3.
Promosi pariwisata yang belum
0.11 2 0.22 sektor pariwista. Pada faktor kelemahan
maksimal
Perbaikan fasilitas masih minim dengan bobot penting (0,11) yaitu
4. 0,08 2 0,16
faktor “promosi pariwisata yang belum
Minimnya transportasi menuju
5. kawasan objek wisata
0,08 2 0,16 maksimal” dengan skor bobot (0,22).
Sebagian besar karyawan belum
6. memahami arah pembangunan 0,05 2 0,10
Selain faktor utama tadi, faktor promosi
pariwisata Lumajang pariwisata yang dilakukan oleh Dinas
TOTAL KELEMAHAN
0.52 1.04 Kebudayaan dan Pariwisata juga
TOTAL BOBOT
1.00 2,86 merupakan salah satu kelemahan dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sumber: Data diolah (2016) Kabupaten Lumajang.
3) Total hasil analisa IFE adalah 2,86 yang
Berdasarkan hasil analisis di atas berarti bahwa Dinas Kebudayaan dan
maka dapat diketahui bahwa faktor Pariwisata Kabupaten Lumajang
eksternal utama yang menjadi peluang dan memiliki posisi internal diatas rata-rata
ancaman utama bagi Dinas Kebudayaan (2,50). Hal tersebut menunjukkan Dinas
dan Pariwisata Kabupaten Lumajang Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
adalah sebagai berikut: Lumajang memiliki kekuatan internal
1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang bagus dalam bersaing di industri
mendapatkan skor bobot tertinggi (0,48) pariwisata.
pada faktor kekuatan “Anggaran yang
diterima cukup besar” dengan bobot
paling tinggi yakni (0,12) karena Tahap Pencocokan
memberikan pengaruh yang kuat Pada Tahap Pencocokan, peneliti
terhadap keberhasilan Dinas menggunakan alat analisis matriks IE
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten a. Matriks IE
Lumajang dan kondisi persaingan pada Analisis matrik IE digunakan untuk
sektor pariwisata. Kekuatan tersebut mengetahui posisi strategi dan alternatif
menjadi kunci sukses Dinas strategi suatu perusahaan dengan
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten menggunakan total skor hasil analisis EFE
Lumajang dalam bersaing. Di sisi lain, dan IFE. Pada analisis EFE Dinas
12
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten faktor utama dari eksternal dan internal
Lumajang memperoleh skor 3,39 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
sedangkan pada analisis IFE Dinas Kabupaten Lumajang yang sebelumnya
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten telah diidentifikasi. Berdasarkan hasil
Lumajang memperoleh skor 2,86. Berikut analisis tahap pencocokan diperoleh
adalah hasil analisi dari Matriks IE: beberapa alternatif strategi. Berdasarkan
strategi yang dihasilkan dari matriks IE
Gambar 2 adalah integrasi ke depan, integrasi
Matriks IE Dinas Kebudyaan dan horizontal, integrasi ke belakang, penetrasi
Pariwisata Kabupaten Lumajang pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis dan juga
wawancara Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Lumajang lebih
cenderung menerapkan strategi penetrasi
pasar untuk meningkatkan penjualan dan
permintaan terhadap objek wisata. Selain
itu, pengembangan produk pariwisata juga
dilakukan terhadap beberapa objek
pariwisata unggulan. Oleh karena itu,
Dinas Kebudayaan dan Pariwistaa
Kabupaten Lumajang harus memilih dari
kedua alternatif strategi tersebut yang
menjadi prioritas.
Sumber: Data Diolah (2016)
Dasar Pengisian Matriks QSPM adalah
dengan memberikan skor pada kolom AS
Berdasarkan koordinat 3,39; 2,86 dan kemudian mengalikan dengan bobot
pada matriks IE, maka dapat dikatakan sehingga akan menghasilkan Total AS
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (TAS), berikut penjelasannya:
Kabupaten Lumajang berada pada sel II, 1. AS (Attractiveness Score)
Sel II digambarkan sebagai kondisi Nilai daya Tarik relatif penerapan dari
tumbuh dan membangun. Alternatif masing-masing dilihat dari factor yang
strategi yang bisa diterapkan adalah ada.
strategi intensif dan integratif. Strategi 2. TAS (Total Attractiveness Score)
Intensif meliputi penetrasi pasar, Total nilai AS dari masing-masing
pengembangan psar, dan pengembangan strategi yang ditawarkan.
produk, sedangkan strategi integratif Kemudian AS (Attractiveness Score)
meliputi integrasi ke belakang, integrasi pada kolom QSPM diisi sesuai kisaran
kedepan dan integrasi horizontal. nilai sebagai berikut:
a) Tidak memiliki daya Tarik =1
Tahap Keputusan b) Daya Tariknya rendah =2
Tahap akhir dari analisis strategi ini c) Daya Tariknya sedang =3
adalah pengambilan keputusan dengan d) Daya Tariknya Tinggi =4
Matriks QSPM. Berikut analisis Matriks QSPM Dinas
a. Matriks QSPM Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Lumajang:
Planning Matriks) adalah suatu alat untuk
melakukan evaluasi alternatif strategi yang
ada secara objektif berdasarkan faktor-

13
Tabel 3 4.
Pembinaan terhadap
subjek-subjek pariwisata 0.09 4 0,36 3 0,27
Analisis Matriks QSPM Dinas (POKDARWIS)
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten 5.
Tarif masuk objek wisata
0.04 3 0,12 2 0,08
yang cukup murah
Lumajang Budaya kerja yang
6. mengakibatkan motivasi 0.06 - - - -
karyawan cukup tinggi
Penetrasi Pengembang TOTAL KEKUATAN 0.48 1,24 1,51
Pasar an Produk
FAKTOR
BOB
EKSTERNAL AS TAS AS TAS
NO OT Kualitas SDM pariwisata
UTAMA 1. 0.12 2 0,24 1 0,12
yang belum baik
Belum ada investor yang
Kebijakan Presiden 2. menanamkan modal di 0.08 4 0,32 3 0,24
dalam prioritas Kabupaten Lumajang
1. 0.07 3 0,21 4 0,28
pembangunan
pariwisata Promosi pariwisata yang
3. belum begitu maksimal 0.11 4 0.44 2 0,22
Wisata Menjadi gaya dilakukan
2. 0.09 3 0,27 4 0,36
hidup bagi masyarakat
Perbaikan fasilitas masih
Pariwisata menjadi 4. 0,08 2 0,16 4 0,32
minim
3. leading sector di 0.13 3 0,39 4 0,52
Indonesia Minimnya transportasi
5. menuju kawasan objek 0,08 4 0,32 3 0,24
Potensi alam dengan wisata
4. 0.09 4 0,36 3 0,27
panorama yang indah
Sebagian besar karyawan
Budaya Daerah yang belum memahami arah
5. 0.09 4 0,36 2 0,18 6. 0,05 - - - -
cukup unik dan kuat pembanguna pariwisata
Lumajang
Teknologi yang
6. 0.07 4 0,28 3 0,21 TOTAL
semakin berkembang 0.52 1,48 1,14
KELEMAHAN
TOTAL PELUANG 0.54 1,87 1,82 TOTAL BOBOT 1.00 2,72 2,65
TOTAL BOBOT
INTERNAL 5,44 5,66
Persaingan antar EKSTERNAL
daerah di bidang
1. 0.09 3 0,27 4 0,36 Sumber: Data Diolah (2016)
pariwisata yang
semakin ketat
SAPTA PESONA Berdasarkan hasil analisis QSPM di atas,
yang belum dipahami
2.
sebagian besar
0.08 3 0,24 2 0,16 strategi pengembangan produk lebih besar
masyarakat nilainya yakni 5,66 sedangkan penetrasi
Kondisi infrastruktur
3. (Jalan dan Penerangan) 0.12 1 0,12 4 0,48
pasar memiliki nilai 5,44. Oleh karena itu,
yang masih belum baik sebaiknya Dinas Kebudayaan dan
Belum
diberlakukannya Pariwisata Kabupaten Lumajang lebih
4. TDUP dan sertifikasi
terhadap objek-objek
0.05 4 0,20 3 0,15 memprioritaskan strategi pengembangan
pendukung pariwisata produk daripada penetrasi pasar untuk saat
5.
Mulai beroperasinya
kembali truk-truk 0,10 - - - -
ini. Pengembangan produk yang dimaksud
penambang pasir yaitu membenahi segala hal yang
Adanya bencana alam menyangkut 4A dalam pariwisata yaitu
6 yang merusak 0,02 1 0,02 2 0,04
pembangunan aksesibility, amenity, attraction, anciliary.
0.46 0,85 1,19
TOTAL ANCAMAN
1.00 2,72 3,01
TOTAL BOBOT Tahap Implementasi
Setelah melakukan tahap akhir dengan
Penetrasi Pengembang menggunakan matriks QSPM, maka hal
Pasar an Produk selanjutnya adalah tahap Implementasi
FAKTOR INTERNAL BOBO TA
AS TAS AS
N UTAMA T S strategi dengan menggunakan analisis
O
SWOT. Berikut merupakan Matriks
1.
Aset yang dimiliki
0.06 3 0,18 4 0,24 SWOT pada Dinas Kebudayaan dan
semakin meningkat
Pariwisata Kabupaten Lumajang, sesuai
Perencanaan sudah
2.
berjalan dengan baik
0.11 2 0,22 4 0,44 dengan strategi Pengembangan Produk.
Anggaran yang diterima
3. 0.12 3 0,36 4 0,48
cukup besar

14
Tabel 4 pembangunan bangsa dan negara melalui
Matriks SWOT Dinas Kebudayaan dan sketor pariwisata dan kebudayaan.
Pariwisata Kabupaten Lumajang
Kesimpulan
1. Pada analisis lingkungan eksternal
Strategi SO
1. Membuat Inovasi dan Kajian baru dalam pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
pariwisata (S2, S3, S4, S6, O1) Kabupaten Lumajang, faktor
2. Meningkatkan Kuantitas dan Jangkauan Promosi (S1, S2, S3,
O2, O4, O5, O6) “Pariwisata menjadi leading sector di
3. Meningkatkan Penggunaan Teknologi dalam aktivitas Dinas Indonesia” menjadi peluang utama
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang terutama
mengenai sistem informasi (S1, S2, S3, O6) dengan skor bobot tertinggi yaitu 0,52,
sedangkan faktor “Kondisi infrastruktur
(Jalan dan Penerangan) yang masih
Strategi ST
1. Melakukan perbaikan pada sistem pengelolaan pariwisata
belum baik” Menjadi ancaman yang
terutama pada produk unggulan (S1, S2, S3, S4, T1, T3) memiliki peranan penting dengan skor
2. Melakukan koordinasi dengan baik terhadap Satuan Kerja bobot tertinggi yaitu 0,48
Perangka Daerah (SKPD) lain se Kabupaten Lumajang dalam
mendukung perbaikan sektor pariwisata terutama perbaikan 2. Pada analisis lingkungan internal Dinas
infrastruktur, kualitas SDM Pariwisata, dan kegiatan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
pariwisata lainnya (S1, S2, S3, T3, T4)
3. Mendorong pembuatan peraturan yang ketat terhadap aktivitas Lumajang, faktor “Anggaran yang
tambang pasir (S3, T5, T6) diterima cukup besar” menjadi
kekuatan utama dengan skor bobot
Strategi WO
tertinggi yaitu 0,48, sedangkan faktor
1. Memberikan pelatihan/ bimtek khusus kepada para staf “Kualitas SDM pariwisata yang belum
Disbudpar mengenai pariwisata untuk meningkatkan baik” menjadi kelemahan utama dengan
kemampuan dan menunjang tupoksinya (W1, W6, O1, O3,
O6) skor bobot tertinggi yaitu 0,24
2. Melakukan perbaikan dalam penerimaan pegawai baru sesuai 3. Pada analisis EFE Dinas Kebudayaan
dengan kompetensi dan kebutuhan (W1, W3, O1, O6)
3. Meningkatkan Perenana Masyarakat dalam pembangunan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang
pariwisata Kabupaten Lumajang (W2, W5, O4, O5) mendapatkan skor 3,39 yang
menunjukkan bahwa respon Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata terhadap
Strategi WT
1. Melakukan berbagai upaya pengembangan SDM pariwisata
faktor eksternal diatas rata-rata. Hal ini
dan kebudayaan yang respon terhadap globalisasi dan berarti menunjukkan Dinas Kebudayaan
persaingan domestik (W2, W3, W4, T2, T4)
2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat lumajang tentang
dan Pariwisata dapat memanfaatkan
potensi pariwisata yang dimiliki (W1, W2, T2) peluang dan menghindari ancaman
3. Memberikan kemudahan investasi pada sektor pariwisata dan
juga menetapkan standart khusus (W2, W4, W5, T1, T4)
dengan baik.
4. Pada analisis IFE Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Lumajang
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka mendapatkan skor 2,86 yang
diterapkan rencana strategis menunjukkan posisi internal diatas rata-
Pengembangan Kepariwisataan dan rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Kebudayaan oleh Dinas Kebudayaan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pariwisata Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang memiliki
berdasarkan pertimbang kekuatan (S), kekuatan internal yang bagus dalam
kelemahan (W), peluang (O), ancaman (T). bersaing di industri pariwisata.
Berdasarkan tabel 4.29 strategi tersebut 5. Analisis Matriks Internal Eksternal
diharapkan mampu mendukung menggunakan nilai yang didapat dari
pembangunan produk pariwisata di analisis EFE dan IFE. Berdasarkan
Kabupaten Lumajang yang dapat matriks Internal Eksternal menunjukkan
dilakukan di masa mendatang untuk bahawa Dinas Kebudayaan dan
memberikan kontribusi terhadap Pariwisata Kabupaten Lumajang
menempati sel II dengan kondisi
15
tumbuh dan membangun, dengan kepada para staf Disbudpar mengenai
strategi intensif (Penetrasi pasar, pariwisata untuk meningkatkan
Pengembangan pasar, Pengembangan kemampuan dan menunjang
Produk) dan integratif (Integrasi ke tupoksinya, (2) Melakukan perbaikan
belakang, integrasi ke depan, integrasi dalam penerimaan pegawai baru sesuai
horizontal). dengan kompetensi dan kebutuhan, (3)
6. Analisis QSPM digunakan dalam Meningkatkan Perenana Masyarakat
menganalisa beberapa alternatif strategi dalam pembangunan pariwisata
yang mungkin dipilih sesuai dengan Kabupaten Lumajang. Strategi WT
kondisi Dinas Kebudayaan dan antara lain (1) Melakukan berbagai
Pariwisata Kabupaten Lumajang. upaya pengembangan SDM pariwisata
Berdasarkan hasil analisis yang dan kebudayaan yang respon terhadap
dilakukan dengan membandingkan globalisasi dan persaingan domestic, (2)
antara Penetrasi Pasar dan Memberikan sosialisasi kepada
Pengembangan Produk, menunjukkan masyarakat lumajang tentang potensi
bahwa strategi yang dapat pariwisata yang dimiliki, (3)
diimplementasikan oleh Dinas Memberikan kemudahan investasi pada
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten sektor pariwisata dan juga menetapkan
Lumajang adalah Pengembangan standart khusus.
Produk dengan Nilai 5,66. Maka dari
itu lebih baik Dinas Kebudayaan dan Saran
Pariwisata Kabupaten Lumajang lebih Beberapa saran yang mungkin dapat
memprioritaskan Pengembangan dijadikan sebagai bahan masukan
Produk terlebih dahulu dalam jangka terhadap Dinas Kebudayaan dan
pendek ini. Pariwisata Kabupaten Lumajang dalam
7. Analisis Matriks SWOT, diperoleh
menerapkan strategi pengembangan
Strategi SO antara lain (1) Membuat
Inovasi dan Kajian baru dalam produk dapat menggunakan teori dari
pengembangan pariwisata, Kotler (2002:382) yaitu:
(2)Meningkatkan Kuantitas dan 1. Pemunculan Gagasan
Jangkauan Promosi, (3) Meningkatkan Sebaiknya Dinas Kebudayaan dan
Penggunaan Teknologi dalam aktivitas Pariwisata Kabupaten Lumajang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan gagasan tentang
Kabupaten Lumajang terutama pengolahan objek wisata yang ada
mengenai sistem informasi. Strategi ST saat ini atau bahkan membuat
antara lain (1) Melakukan perbaikan objek wisata yang baru dengan cara
pada sistem pengelolaan pariwisata musyawarah dengan para
terutama pada produk unggulan, (2) pemangku kepentingan dengan
Melakukan koordinasi dengan baik
diawali musyawarah di Internal
terhadap Satuan Kerja Perangka Daerah
(SKPD) lain se Kabupaten Lumajang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam mendukung perbaikan sektor Kabupaten Luamajang terlebih
pariwisata terutama perbaikan dahulu.
infrastruktur, kualitas SDM Pariwisata, 2. Penyaringan Gagasan
dan kegiatan lainnya, (3) Mendorong Beberapa gagasan yang diperoleh
pemerintah memberikan peraturan yang ditahap awal tadi kemudian
ketat terhadap aktivitas tambang pasir. disaring dengan memilah gagasan
Strategi WO antara lain (1) mana yang memiliki potensi dan
Memberikan pelatihan/ bimtek khusus tepat untuk diimplementasikan dan
16
mana yang belum tepat untuk dengan melibatkan orang-orang
diimplementasikan. yang berkompeten di bidangnya,
3. Pengembangan dan Penyajian dan tentunya juga menyesuaikan
Konsep dengan anggaran yang ada.
Ide yang telah disaring tadi 7. Pengujian Pasar
selanjutnya dikembangkan menjadi Setelah jadi, maka dilakukanlah
sebuah konsep Produk tentunya pengujian pasar, dengan
dengan melibatkan orang-orang melibatkan beberapa orang untuk
ahli di bidang Pengembangan mencoba fasilitas yang ada, dan
Objek wisata (konsultan), tentunya meminta tanggapan terhadap
hal ini membutuhkan waktu yang masyarakat tentang harga yang
tidak sebentar dan memerlukan diterapkan.
biaya yang cukup besar. 8. Komersialisasi
4. Pengembangan strategi pemasaran Kemudian setelah masyarakat
Kemudian Bidang Pemasaran menerima dengan harga yang
melakukan analisis pasar baik itu diterapkan dan fasilitas yang
tentang ukuran, struktur, tingkah didapatkan cukup memuaskan,
laku pasar, harga jual di pasar, serta maka selanjutnya adalah Proses
perkiraan pemasukan yang akan Komersialisasi, dengan
didapatkan. Tentunya analisis ini mengenalkan produk tersebut
juga memperhatikan kemampuan secara besar-besaran untuk
masyarakat khususnya Masyarakat mendapatkan banyak wisatawan.
Kabupaten Lumajang dan
sekitarnya sebagai pasar utama dari
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lumajang. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
5. Analisis Bisnis Penelitian Suatu Pendekatan
Setelah semua konsep produk dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
strategi tersebut sudah selesai,
maka dilakukanlah tahap finishing Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
tentunya dengan melakukan Pertumbuhan Ekonomi Jawa
pengenalan di internal Dinas Timur Triwulan III-
Kebudayaan dan Pariwisata 2015(online).
Kabupaten Lumajang dan http://jatim.bps.go.id Diakses
tanggal 21 November 2015
kemudian juga dilakukan
koordinasi dengan pihak-pihak
Badan Pusat Statistik. 2015. Indikator
yang berkepentingan, hal ini Ekonomi Daerah Kabupaten
dilakukan apabila dimungkinkan Lumajang. Lumajang: Badan
masih ada kekurangan dari konsep Pusat Statistika
yang harus dibenahi.
6. Pengembangan Produk Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten
Setelah konsep tersebut sudah Lumajang Dalam Angka (Katalog
disetujui berbagai pihak, kemudian BPS). Lumajang: Badan Pusat
dilakukanlah proses pengembangan Statistika
produk objek wisata yang ada
ataupun membuat produk baru
17
Badan Pusat Statistik. Ekonomi Laporan Keuangan SKPD Dinas
Indonesia Triwulan II-2015 Kebudayaan dan Pariwisata
Tumbuh 4,67 persen sedikit Kabupaten Lumajang Tahun
melambat dibandingkan Anggaran 2016
triwulan I-2015 (online).
Diakses tanggal 21 November Laporan Kinerja Kementerian
2015 Pariwisata Tahun 2014

Biro Hukum dan Komunikasi Publik. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah


Siaran Pers Rakornas Pariwisata Daerah (LPPD) Dinas
2015 Sinergitas dalam mewujudkan Kebudayaan dan Pariwisata
pencapaian target pariwisata jangka Kabupaten Lumajang Tahun
pendek 2016 dan panjang 2013
2019.http://kemenpar.go.id.
Diakses tanggal 17 Maret 2016 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) Dinas
David, R.F. 2010. Manajemen Strategis Kebudayaan dan Pariwisata
Konsep Edisi 12. Jakarta: Kabupaten Lumajang Tahun
Salemba Empat 2014

Hadiwijoyo, S.S. 2012. Perencanaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah


Pariwisata Perdesaan Berbasis Daerah (LPPD) Dinas
Masyarakat. Yogyakarta: Graha Kebudayaan dan Pariwisata
Ilmu Kabupaten Lumajang Tahun
2015
Heene, 2010. Manajemen Strategik
Keorganisasian Publik. Bandung: Laporan Program dan Kegiatan Dinas
PT. Refika Aditama Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lumajang Tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Anggaran 2015
Pemerintah (LAKIP) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Muslich, Masnur. 2013. Bagaimana
Kabupaten Malang 2014 Menulis Skripsi?. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
Kebudayaan dan Pariwisata Bogor: Ghalia Indonesia
Kabupaten Banyuwangi 2014
Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan
Laporan Keuangan SKPD Dinas Pembangunan Berkelanjutan.
Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kabupaten Lumajang Tahun
Anggaran 2014 Pearce, John & Robinson, R. 2014.
Manajemen Strategis
Laporan Keuangan SKPD Dinas (diterjemahkan oleh Nia Pramita
Kebudayaan dan Pariwisata Sari). Jakarta: Salemba Empat
Kabupaten Lumajang Tahun
Anggaran 2015 Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang
no 5 Tahun 2014 tentang

18
Perubahan Anggaran Siagian P. S. 2012. Manajemen Stratejik.
Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tahun Anggaran 2014
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Kualitatif. Bandung: Alfabeta
No 6 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Suyanto, M. 2007. Strategic Management
Belanja Daerah Tahun Global Most Admired
Anggaran 2015 Companies. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Udaya, Jusuf. 2013. Manajemen
Rencana Pembangunan Jangka Stratejik. Yogyakarta: Graha
Menengah Daerah Kabupaten Ilmu.
Lumajang Tahun 2015-2019

Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang


Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Destinasi Wisata Satu
Kecamatan Satu Desa Wisata

Rencana Kerja dan Anggaran Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lumajang Tahun
Anggaran 2014

Rencana Kerja dan Anggaran Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lumajang Tahun
Anggaran 2015

Rencana Kerja dan Anggaran Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lumajang Tahun
Anggaran 2016

Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Kabupaten Malang
Tahun 2014
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lumajang 2015 –
2019

Rencana Strategi Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata Kabupaten
Lumajang Tahun 2015-2019

19

Anda mungkin juga menyukai