Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan tujuan wisata internasional yang memiliki

ratusan bahkan ribuan daya tarik wisata yang potensional. Daya tarik wisata

yang dimiliki Indonesia terdiri dari gunung, pantai, hutan dan suku-suku yang

mewarisi seni dan budaya yang sangat berharga. Selain dari pada itu,

mengingat Indonesia merupakan suatu negara yang pernah dijajah selama

berabad-abad, Indonesia juga memiliki berbagai bangunan tua dan situs

bersejarah yang mengandung nilai historis. Industri pariwisata merupakan

salah satu industri terbesar di dunia dan telah mengalami pertumbuhan yang

signifikan sepanjang tahun 1990an hingga di era saat ini (Galdini, 2007:3).

Menurut Kementerian Pariwisata mengatakan bahwa, keunggulan

pariwisata Indonesia bertumpu pada potensi budaya mendapat porsi paling

besar yaitu 60%, potensi alam sebesar 35% dan diikuti dengan potensi buatan

manusia yang mendapat porsi sebesar 5%. Potensi budaya yang

dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan

kuliner, serta wisata kota dan desa. Sedangkan pengembangan dalam potensi

alam adalah terkait dengan produk wisata bahari, wisata ekologi dan wisata

petualangan. Berbeda dengan potensi buatan manusia yang fokus pada

pengembangan wisata MICE, wisata olahraga dan objek wisata yang

terintegrasi (travel.kompas.com diakses pada 13 Februari 2018). Kepopuleran

Indonesia sebagai negara tujuan wisata internasional tidak hanya terfokus

1
pada satu atau dua kota saja, namun hampir merata pada seluruh wilayah

Indonesia yakni khususnya seperti Bali.

Pariwisata Bali telah menjadi ikon perkembangan pariwisata di

Indonesia. Secara global Bali dikenal oleh dunia luas sebagai destinasi dunia.

Seiring dengan perkembangan pariwisata sebagai industri, diikuti dengan

perkembangan destinasi pariwisata dan produk wisata baru yang mampu

menyerap wisatawan untuk berkunjung ke sebuah destinasi tersebut baik dari

wisatawan mancanegara maupun nusantara. Hal ini tidak luput dari

keberhasilan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola dan

mengembangkan pariwisata Bali sebagai destinasi unggulan di Indonesia.

Menurut Soriya Yin (2016:15), pariwisata memegang potensi kuat

untuk mempromosikan interaksi budaya dan pemahaman antara tuan rumah

dan tamu. Keanekaragaman produk wisata yang ada di Bali dipengaruhi oleh

pengembangan produk wisata baru yang ditawarkan untuk menarik

wisatawan berkunjung. Kebutuhan dan minat pasar tersebut hingga kini telah

mempengaruhi munculnya produk-produk baru yang inovatif dalam

menyerap wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Berbagai macam

produk wisata dengan konsep yang bervariasi seperti pertunjukan kesenian,

wisata kuliner, wisata belanja, konvensi, wisata berpetualang, waterspot,

waterpark dan produk wisata lainnya semakin melengkapi Bali sebagai

destinasi yang mampu menyediakan berbagai macam produk wisata dengan

salah satunya yaitu wisata interaksi budaya (Sirait, 2013).

Berkaitan dengan produk wisata, menurut Marrioti dalam Suwena

(2010:119) yang dikutip oleh Candra Dewi (2016:7) mengatakan bahwa

2
manfaat dan kepuasan berwisata ditentukan oleh dua faktor yang saling

berkaitan, tourist resources yaitu segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah

tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang tertarik untuk

datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, dan tourist service

yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan dan aktivitas yang dapat

dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh pemerintah secara komersial.

Salah satu daerah yang saat ini sedang mengembangkan produk wisata

baru yaitu Kota Semarapura. Kota Semarapura menyimpan banyak wisata

budaya dan wisata sejarah serta wisata belanja yang dapat dikunjungi

wisatawan, oleh karena itu Pemkab Klungkung terus berkomitmen mengelola

objek wisata maupun desa wisata di Klungkung, terutama di Kota

Semarapura (CNN Indonesia 2017). Kota Semarapura menggelar festival

yang digelar pada 28 April sampai 2 Mei 2017 yang bertujuan untuk

mempromosikan potensi wisata di Klungkung. Festival yang digelar ini

adalah mengenai budaya dan pengenalan objek wisata seputaran Kota

Semarapura. Selain itu, gelaran festival ini juga ditujukan untuk

membangkitkan eksistensi objek wisata Kerta Gosa sebagai salah satu

destinasi wisata peninggalan sejarah.

Tahun Kunjungan Kunjungan Persentase


Wisatawan ke Bali Wisatawan ke Kab. %
(org) Klungkung (org)
2013 3.278.598 298.979 17,9
2014 3.766.638 267.971 11,6
2015 4.001.835 372.051 27,9
2016 4.927.937 378.894 1,8
2017 5.697.739 423.626 10,5
Tabel 1.2 Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dan Kab. Klungkung 2017
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Klungkung 2017

3
Berdasarkan data jumlah kunjungan ke Kabupaten Klungkung dari

tahun 2013 hingga 2017 mengalami peningkatan. Namun dari data Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung jumlah kunjungan ke

Daya Tarik Wisata Kertagosa mengalami penurunan. Tahun 2013 sejumlah

54.745 wisatawan mancanegara dan nusantara, tahun 2014 sejumlah 18.148

wisatawan, tahun 2015 sejumlah 43.683 wisatawan, tahun 2016 sejumlah

42.430 wisatawan dan tahun 2017 sejumlah 53.322 wisatawan.

Peluang pengembangan produk wisata tersebut menjadi salah satu

faktor yang mendorong pihak Pemerintah Daerah mengembangkan produk

wisata yang mampu mendukung pariwisata berkelanjutan, salah satunya

dengan dikembangkannya Semarapura City Tour. Semarapura City Tour

diharapkan mampu memperkenalkan dan mengintegrasi Desa Wisata

Kamasan, dengan mengoperasikan Semarapura City Tour dan menyediakan

shuttle bus dalam sarana dan prasarana. Sehingga pariwisata di Kota

Semarapura akan merata dan lebih dikenal oleh wisatawan. Selain itu,

diharapkan dengan pengembangan Semarapura City Tour mampu

meningkatkan PAD (Peningkatan Asli Daerah) melalui retribusi Semarapura

City Tour.

Fenomena City Tour menjadikan kota sebagai destinasi unik yang

dituntut untuk memenuhi ekspektasi dan kebutuhan wisatawan. Hal tersebut

penting untuk menjaga pasar wisatawan, sehingga perbaikan fasilitas harus

dilakukan terus menerus dan ditingkatkan. Pengembangan pariwisata

perkotaan harus dilakukan secara bijak sehingga dapat memberi benefit bagi

4
masyarakat serta tidak andil dalam kerusakan lingkungan perkotaan (Roxana,

2013 dalam Kharisma, 2016:1).

Semarapura City Tour mulai dioprasikan pada tanggal 23 Oktober

2017, yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Klungkung dengan sistem

pengelolaan yang masih dikelola oleh Dinas Pariwisata Klungkung. Konsep

yang dikemas ke dalam Semarapura City Tour yaitu wisata budaya, wisata

sejarah dan juga wisata belanja serta desa wisata yang akan diintegrasikan

oleh Pemerintah Daerah. Semarapura City Tour menyediakan berbagai objek

wisata yaitu Monumen Puputan Klungkung, Puri Agung Klungkung, Balai

Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Museum Semarajaya, Kertha Gosa,

Pemedal Agung dan Desa Wisata Kamasan.

Namun pernyataan dari Kepala Desa Kamasan bahwa,

“Semarapura City Tour dengn shuttle bus yang dikembangkan


Pemkab belum mampu sepenuhnya berjalan sesuai dengan harapan,
karena dilihat dari minimnya wisatawan yang berkunjung
menggunakan fasilitas shuttle bus Semarapura City Tour”
(www.balipost.com).
Dari pernyataan Kepala Desa Kamasan, bahwa operasional

Semarapura City Tour belum sesuai dengan harapan. Dilihat dari hasil

observasi bahwa wisatawan yang datang hanya berkunjung di Kertha Gosa

dan Museum, sedangkan objek wisata lainnya belum mampu diperkenalkan

kepada wisatawan dengan maksimal dan belum mampu memenuhi harapan

kedepan serta tujuan. Pengelolaan Semarapura City Tour belum maksimal

dilakukan karena belum memiliki badan pengelola yang mengkhusus, hal

tersebut diungkapkan oleh pihak Dispar Klungkung.

Promosi yang dilakukan selama pengembangan Semarapura City Tour

masih sebatas menawarkan secara langsung atau on the spot karena belum

5
tersedia media promosi yang khsus untuk Semarapura City Tour. Selain itu

dengan sosialisasi atau pemasaran langsung ke Tour & Travel agent belum

dilakukan. Oleh sebab itu travel atau guide yang membawa wisatawan belum

mampu menjual produk wisata baru yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

dalam memperkenalkan objek wisata Kota Semarapura. Hal tersebut

disebabkan karena kurangnya kerjasama dengan pihak travel dan kurangnya

promosi terkait dengan Semarapura City Tour. Oleh sebab itu wisatawan

yang berkunjung hanya mengikuti ittenerry yang disediakan sebelumnya oleh

pihak travel yang mengantar wisatawan tersebut.

Dari penjelasan mengenai pengembangan maupun pengelolaan

Semarapura City Tour tersebut, terdapat beberapa kendala yaitu, belum

adanya badan pengelola yang mengkhusus dalam pengelolaan Semarapura

City Tour, kegiatan promosi yang masih sebatas media sosial dan belum

melakukan sosialisasi maupun kerjasama terhadap travel agent dalam

mempromosikan Semarapura City Tour.

Untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara maupun

nusantara dalam menggunakan fasilitas Semarapura City Tour di masa yang

akan datang diperlukan adanya pengelolaan produk yang tepat dan terarah.

Dalam pengelolaan yang maksimal produk wisata tersebut mampu beroprasi

sesuai dengan harapan pemerintah daerah serta mampu mengintegrasikan

objek wisata yang terdapat di Kota Semarapura.

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan diatas peneliti memutuskan

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengelolaan Produk Wisata

Semarapura City Tour di Kabupaten Klungkung dengan studi kasus di

6
Kota Semarapura” yang ditinjau dari komponen sebuah bauran destinasi atau

destinasi produk menurut (Alastair M. Morrison, 2012) Programs (program),

People (sumber daya manusia), Packages (paket wisata), Physical Product

(produk fisik). Peneliti ingin melakukan penelitian dengan study kasus di

Kota Semarapura karena City Tour tersebut baru dikembangkan dan masih

dalam tahap pengelolaan yang belum mencapai maksimal. Berdasarkan

kendala yang terdapat dalam pengembangan maupun pengelolaan

Semarapura City Tour tersebut perlu adanya pengkajian mengenai

pengelolaan Semarapura City Tour tersebut agar mampu memaksimalkan

pengelolaan dan meningkatkan kunjungan wisatawan dalam menggunakan

produk wisata Semarapura City Tour sehingga penelitian ini akan bermanfaat

sebagai bahan acuan dalam memaksimalkan pengelolaan Semarapura City

Tour.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah

pengelolaan produk wisata Semarapura City Tour di Kabupaten Klungkung?

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membatasi pembahasan dalam penelitian ini dengan mengacu

kepada teori dari Alastair M. Morrison (2012) dengan empat komponen yaitu

Physical Product (produk fisik), People (sumber daya manusia), Packages

(paket wisata), Programs (program).

1.4 Tujuan Penelitian

7
Peneliti memiliki tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bagaimana manajemen dalam pengelolaan Semarapura City Tour mencakup

sumber daya manusia yang terlibat, maupun pemasaran yang dilakukan dalam

mempromosikan atau menawarkan produk wisata tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Bagi Mahasiswa manfaat penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat

memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan produk wisata

Semarapura City Tour yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.

2. Bagi STP Bali

Dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi untuk Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. selain itu penelitian ini

juga diharapkan mampu menjadi media kerja sama antar lembaga dari

Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

3. Bagi Pihak Kabupaten Klungkung

Dengan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

pengelolaan Semarapura City Tour dalam upaya meningkatkan kunjungan

wisatawan.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Objek dan Lokasi Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengelolaan Semarapura City

Tour dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Lokasi

8
penelitian yang akan dilakukan adalah di Kota Semarapura Kabupaten

Klungkung.

1.6.2 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Menurut Sugiyono (2003:14) Data Kualitatif adalah data

yang berupa kata, skema dan gambar. Yang termasuk data

kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum, objek

penelitian, meliputi: sejarah singkat berdirinya serta letak

geografis Kabupaten Klungkung. Data ini merupakan hasil

wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata Klungkung, selain itu

juga merupakan hasil observasi terhadap kondisi objek saat ini.

b. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003:14). Menurut

Kusmayadi dan Sugiarto (2000:80) data kuantatif adalah data

berbentuk numerik atau angka-angka, yaitu data jumlah

kunjungan wisatawan. dalam penelitian ini data kuantitatif

merupakan jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten

semarapura khususnya di kota semarapura.

9
2. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung memberikan kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2009:). Didukung dengan pendapat

dari (Kriyantono, 2010) Data Primer data yang diperoleh oleh

dari sumber pertama atau tangan pertama di lapangan. Jadi

peneliti menyimpulkan dari kedua pendapat diatas, bahwa data

primer diperoleh dari sumber pertama atau hasil dari wawancara

dengan pihak Dinas Pariwisata Klungkung mengenai informasi

Semarapura City Tour.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi

yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Menurut

Sugiyono (2005), data sekunder adalah data yang tidak langsung

diberikan kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui

orang lain atau mencari melalui dokumen. Data yang diperoleh

peneliti bukan langsung dari objek atau tempat penelitian,

melainkan diperoleh berdasarkan dengan data yang diperoleh

melalui internet. Salah satu data tersebut yaitu data jumlah

kunjungan wisatawan tahun 2017.

1.6.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

10
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2015:218).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik porposive sampling

dalam pengambilan sampel. Teknik porposive sampling adalah suatu

cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel yang dilakukan dengan

sengaja untuk tujuan tertentu sehingga anggota sampel akan dipilih

sedemikian rupa, sampel yang dipilih tersebut mewakili sifat-sifat

populasi dari mana sampel tersebut diambil (Masyhuri dan Zainuddin,

2008:178). Peneliti menentukan narasumber (sampel) yang akan

diwawancarai populasi yang dianggap tahu dan berkompeten dalam

pariwisata serta tahu mengenai pengelolaan Semarapura City Tour

sebagai produk wisata. Peneliti memilih pihak Dinas Pariwisata selaku

pengelola dari Semarapura City Tour.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan model

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan antara dua orang, pewawancara sebagai yang

mengajukan pertanyaan dan narasumber yang memberikan jawaban

(Moleong, 2007:186). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran

umum.

2. Dokumentasi

11
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorng (Sugiyono, 2013:329). Studi dokumentasi

dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan

mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan aspek penelitian

seperti foto-foto peta lokasi, literatur, buku referensi, jurnal brosur,

situs internet dan lain-lain.

3. Observasi

Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2005:139)

mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melihat

dan mengamati mengenai kondisi yang terdapat di Kabupaten

Klungkung.

1.6.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang dieproleh dari hasil wawancra, catatan lapangan

dan bahan-bahan lain, sehingga dengan mudah dapat dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam

Sugiyono, 2013:334).

Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

mengguankan metode analisis deskriptif kualitatif sehingga dapat

mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai strategi pengelolaan

serta promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Teknik analisis

12
deskriptif kualitatif digunakan pada penelitian ini dikarenakan teknik

analisis tersebut mampu menggambarkan serta menjabarkan objek

penelitian yang diterima dilapangan. Menurut Arikunto (1998:245)

analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang dilakukan dengan

menggambarkan objek penelitian dengan kata-kata atau kalimat,

dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Tujuan

dari penggunaan teknik analisis ini dalam penelitian adalah untuk

menuangkan setiap penjelasan secara akurat dan sesuai fakta yang telah

ditemukan di lapangan.

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono,

2012:246) terdapat tiga aktivitas analisis data dalam kualitatif. Aktivitas

tersebut adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing).

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh di lapangan

ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci.

Dalam penelitian ini reduksi data akan memudahkan peneliti untuk

menganalisis data yang telah di dapat di lapangan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Setelah data

13
yang diperoleh dari lapangan akan diuraikan agar data memiliki

kejelasan.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema

dan polanya kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Produk Wisata

2.1.1 Pengertian Produk Wisata

Haezer Sirait (2013:22), produk wisata merupakan segala sesuatu

yang ditawarkan kepada wisatawan untuk mengunjungi sebuah daerah

tujuan wisata yang dapat berupa alam, budaya serta hasil kerajinan

masyarakat. Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa

yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan

(segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial), dan jasa alam. Menurut

Suswantoro, 1997 (dalam Sirait, 2013:22), pada hakekatnya pengertian

produk wisata adalah “keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan

dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat

tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai

kembali kerumah dimana ia berangkat semula”.

2.1.2 Ciri-ciri Produk Wisata

Memahami produk pariwisata secara menadalam dapat dilakukan

dengan terlebih dahulu memahami ciri-ciri produk pariwisata

(http://repository.upi.edu diakses 27 Januari 2018) antara lain:

1. Hasil atau produk wisata tidak dapat dipisahkan

2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli

3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun

4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia

15
5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang

objektif

6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour

operator

7. Dari segi kepemilikan usaha penyedia produk wisata memerlukan

biaya yang besar, resiko yang tinggi dan permintaan sangat peka

8. Tidak memiliki standar atau ukuran yang objektif dalam menilai

tingkat mutu produk

Menurut Oka A. Yoeti (1996:177) produk pariwisata harus

memiliki tiga unsur yang penting dalam menarik minat untuk

dikunjungi oleh wisatawan, unsur tersebut adalah:

1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai

sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung

wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik

khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk

berkunjung di obyek tersebut.

2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata

di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan

perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu

arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari

tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah

untuk tinggal di sana.

16
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang

pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut,

sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.

2.2.2 Komponen Produk Wisata

Mason (2000:46 dan Poerwanto (1998:53) telah membuat

rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu:

1. Attraction

Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi.

Atraksi berkaitan dengan what to see dan what to do. Apa yang bisa

dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi

bisa berupa keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat

setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan

seperti sarana permainan dan hiburan. Seharusnya sebuah atrkasi

harus mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan berbeda

dari daerah atau wilayah lain.

2. Accessibility

Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur

untuk menuju destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan  sarana

transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan aspek

penting bagi sebuah destinasi. Banyak sekali wilayah di Indonesia

yang mempunyai keindahan alam dan budaya yang layak untuk

dijual kepada wisatawan, tetapi tidak mempunyai aksesibilitas yang

baik, sehingga ketika diperkenalkan dan dijual, tak banyak

wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Perlu juga

17
diperhatikan bahwa akses jalan yang baik saja tidak cukup tanpa

diiringi dengan ketersediaan sarana transportasi. Bagi individual

tourist, transportasi umum sangat penting karena kebanyakan

mereka mengatur perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent,

sehingga sangat bergantung kepada sarana dan fasilitas publik.

3. Amenity

Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang

bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada

di destinasi. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana

akomodasi untuk menginap serta restoran atau warung untuk makan

dan minum. Kebutuhan lain yang mungkin juga diinginkan dan

diperlukan oleh wisatawan, seperti  toilet umum, rest area, tempat

parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga tersedia di

sebuah destinasi. Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga perlu

melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan

kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus berdekatan dan

berada di daerah utama destinasi. Destinasi alam dan peninggalan

bersejarah sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat

komersial, seperti hotel, restoran dan rest area.

4. Ancilliary

Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi

atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut.  Ini menjadi

penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi,

aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang

18
mengatur dan mengurus maka ke depannya pasti akan terbengkalai.

Organisasi sebuah destinasi akan melakukan tugasnya seperti sebuah

perusahaan. Mengelola destinasi sehingga bisa memberikan

keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah, masyarakat

sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.

2.2 Konsep Daya Tarik Wisata

2.2.1 Pengertian Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang

memiliki keunikan., keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran

atau tujuan kunjungan wisatawan.

Menurut (Suwantoro, 2004:19) dalam (Candra Dewi, 2016:20)

mengemukakan bahwa Daya Tarik Wisata harus dirancang dan

dibangun/dikelola secara profesional sehingga menarik wisatawan

untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang

sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. Umumnya daya tarik

suatu objek wisata berdasarkan pada:

1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman dan bersih

2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya

3. Adanya ciri khusus / spesifikasi yang bersifat langka

4. Adanya sarana / prasarana penunjang untuk melayani para

wisatawan yang hadir

19
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam,

pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya

6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki

nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian.

2.2.2 Jenis-jenis Daya Tarik Wisata

Menurut Yoeti (2006:167) secara garis besar terdapat empat

kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada

suatu negara daerah tujuan wisata tertentu yaitu:

1. Natural Attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah

pemandangan alam, laut, pantai, danau, air terjuan, kebun raya,

agrowisata, gunung berapi, serta flora dan fauna.

2. Build Attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah banguna

arsitektur yang menarik, seperti rumah adat, bangunan kuno dan

banguna modern.

3. Cultural Attraction, dalam kelompok ini termasuk diantaranya

peninggalan sejarah (historical building), cerita-cerita rakyat

(folklore), kesenian tradisional, museum, upacara keagamaan,

festival kesenian dan semacamnya.

4. Social Attraction, yang termasuk kelompok ini adalah tata cara hidup

2.3 Konsep Pengelolaan / Manajemen

2.3.1 Pengertian Pengelolaan/Manajemen

Pengelolaan atau manajemen merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris (management) yang berarti kemampuan atau ketrampilan

khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau

20
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Sudjana, 1994:17)

dikutip oleh Sirait (2013:25).

Keberadaan suatu produk wisata memerlukan suatu pengelolaan

(manajemen) untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada

sekaligus memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak

negatif yang timbul dari keberadaan produk wisata. Menurut James

A.F. Stoner (2000 dalam Suprapto (2005:29) yang dikutip oleh Sirait

(2013:25), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan atas kegiatan anggota organisasi dan

penggunaan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2.3.2 Fungsi-fungsi Manajerial

Berikut ini merupakan fungsi-fungsi dari manajemen/pengelolaan

yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Sondang (2007:35):

1. Perencanaan (Planning)

Salah satu menempatkan perencanaan sebagai fungsi organik

manajerial yang pertama ialah karena parencanaan merupakan

langkah konkret yang pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian

tujuan. Artinya perencanan merupakan usaha konkretisasi langkah-

langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakan

dalam strategi organisasi. Selain itu perencanaan merupakan usaha

sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara

matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dalam

21
dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Definisi sederhana pengorganisasian ialah keseluruhan proses

pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang

dan tanggungjawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh

dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Dalam pengertian tersebut pengorganisasian atau

sebuah organisasi merupakan alat yang digunkan oleh manusia untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Penggerakkan (Actuating)

Penggerakkan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha,

cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi

agar mau dan ikhlas bekerja dengan baik sebaik mungkin demi

tercapainya tujuan organisasi dengan efesien, efektif, dan ekonomis.

Fungsi penggerakkan merupakan fungsi manajerial yang penting

karena secara langsung berkaitan dengan manusia, segala jenis

kepentingan dan kebutuhan.

4. Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh

kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan

yangsedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Sasaran pengawasan adalah untuk menunjukkan

22
kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan dengan maksud

memperbaikinya dan mencegah agar tidak terulang kembali.

5. Penilaian

Definisi penilaian ialah pengukuran dan pembandingan hasil-

hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya

dicapai.

2.4 Manajemen Destinasi Pariwisata

Manajemen Destinasi adalah koordinasi dan integrasi semua unsur-

unsur destinasi yang dikombinasi pada wilayah geografis tertentu berdasarkan

strategi dan rencana pariwisata yang sudah ditetapkan. Unsur-unsur destinasi

adalah atraksi dan event, fasilitas (hotel, restoran, dll), transportasi,

infrastruktur dan sumber daya hospitaliti (Mill dan Morrison, 2012:3).

Sebagai tambahan, manajemen destinasi mencakup pembentukan image,

branding dan pemasaran dan komunikasi dari semua tempat yang akan

ditawarkan kepada wisatawan.

Menurut UNWTO dalam Dalidjo (2012), DMO memiliki fungsi untuk

memimpin dan mengkoordinasikan elemen destinasi (atraksi, amenitas,

aksesibilitas, SDM, citra/image, harga), marketing, maupun lingkungan yang

berkelanjutan (sustainable). Dalam hal ini, DMO menjadi sebuah perspektif

yang hendak memberikan ruang  partisipasi bagi semua pihak untuk terlibat

dalam mengelola sebuah destinasi  pariwisata. DMO tidak hanya berperan

guna pengembangan produk, marketing dan  promosi, serta perencanaan dan

penelitian saja, melainkan memainkan peran sebagai  pembentukan tim dan

23
kemitraan, jalinan masyarakat (community relation), serta koordinasi dan

kepemimpinan. (Destination Consultancy Group, 2010).

Destination Management Organisation (DMO) memiliki tanggung

jawab secara keseluruhan untuk melakukan koordinasi dan integrasi unsur-

unsur destinasi dan pemasaran destinasi. Tersebar diseluruh dunia dan

mencakup berbagai ukuran dan jenis organisasi yang berbeda, DMO sudah

ada setidaknya 100 tahun. Sebagian DMO merupakan organisasi pemerintah,

sementara yang lain adalah semi pemerintah. Struktur DMO bervariasi yang

berpacu pada budaya lokal dan sistem pemerintah.

Destination Mix dan Destination Product adalah konsep yang cukup

serupa. Setiap destinasi memiliki empat komponen (Morrison, 2012):

1. Physical Product (Produk fisik): ini termasuk barang fisik seperti atraksi,

fasilitas, transportasi, dan infrastruktur. Atraksi memainkan peran penting

dalam menarik wisatawan ke destinasi tertentu. Harus ada akses

transportasi yang baik ke tempat destinasi dan infrastruktur yang baik

(misalnya, daya listrik, saluran pembuangan, komunikasi, dll) untuk

mendukung keamanan dan kenyamanan perjalanan di dalam destinasi.

Harus ada hotel dan restoran yang memadai untuk melayani kebutuhan

wisatawan.

2. People (Sumber Daya Manusia): adanya SDM lokal sebagai tuan rumah

dan mampu memenuhi kebutuhan khusus wisatawan. Adat dan istiadat

setempat yang juga sering menarik bagi wisatawan. Selain itu masyarakat

harus diajarkan dan mengerti akan dampak pariwisata.

24
3. Packages (Paket wisata): semua destinasi memiliki berbagai paket dan

program yang bisa dibeli dan diikuti oleh wisatawan. paket dibentuk oleh

Travel Agent, Tour Operator dan lain-lain, yang menggabungkan banyak

unsur dari total pengalaman perjalanan. Paket diatur baik oleh tema atau

rute perjalanan dan sering didasarkan pada kemitraan industri. Paket bisa

dibeli melalui ritel tradisional di agen perjalanan atau dibeli online.

4. Programs (Program): Event, festival dan kegiatan diatur atau dibentuk

untuk wisatawan. festival dan acara yang dipromosikan dengan baik

menarik wisatawan ke destinasi, jadi mereka bisa menikmati atraksi diluar

atraksi utama lain. Program kegiatan juga sudah diatur sebelumnya bagi

wisatawan berkebutuhan khusus.

2.5 Manjemen Pemasaran

Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler & Keller (2009:6)

mendefinisikan pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai

kepada pelanggan dan mnegelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Menurut Venkatesh & Penaloza (2006) dalam Fandy Tjiptono (2012:3)

dalam pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan

untuk menstimulais permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan

bahwa produk dijual dan di sampaikan kepada pelanggan. Definisi pemasaran

menurut american marketing association dalam Assauri (2013:4) pemasaran

diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan

dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pengertian

25
lain adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan

dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat

pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan

komunikasi yang tepat.

Menurut William J. Stanton dalam Dharmmesta (2000:4):

“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan


usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial”.

Dari definisi diatas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh

lebih luas daripada penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang

dimulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,

menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang

sesuai, menentukan cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut.

Adapun pengertian mengenai manajemen pemasaran oleh Philip Kotler

dalam Dharmmesta (2000:4):

“Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan,


pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
untuk mencapai tujuan perusahaan”.

Dari pengertian tersebut, manajemen pemasaran dapat dirumuskan

sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan.

2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya pernah diidentifikasikan sebagai alat untuk mencapai

tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari kesempatan-

26
kesempatan yang ada. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahan dapat

dikategorikan atas enam tipe sumber daya 6M yaitu sebagai berikut:

a. Man (Manusia)

b. Money (Finansial)

c. Material (Fisik)

d. Machine (Teknologi)

e. Method (Metode)

f. Market (Pasar)

Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja

atau manusia (sumber daya manusia). Sumber daya manusia adalah orang-

orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu,

memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial serta

merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi (Samsudin, 2006:21).

Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten maka mustahil

bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan

yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas

jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis

(Samsudin, 2006:22). Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-

aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi

dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan.

2.7 Pariwisata Perkotaan

National Conference on Urban Tourism (Rennes, 1988) dalam

Kharisma (2016:28), pariwisata perkotaan adalah gabungan dari sumber daya

27
atau aktivitas yang terletak di kota dan dibuat untuk pengunjung dari luar kota

dengan tujuan hiburan, bisnis atau alasan lainnya. Jika pada awalnya

pariwisata perkotaan hanya memperhatikan hasil dari perpindahan populasi,

yang hanya dikunjungi sebentar, sekarang seiring pengaruh perkembangan

dan perubahan kebiasaan yang mempengaruhi, kota menjadi pusat budaya,

tempat relaksasi, dimana orang berbelanja, bertemu teman, dan menghabiskan

waktu luang.

Beberapa alasan wisatawan berkunjung ke kota menurut (Wambalaba

& Wambalaba, 2009) dalam Kharisma (2016:28), adalah untuk tujuan bisnis

atau rapat, bepergian untuk mengisi waktu luang dengan mempelajari sejarah,

atau mengembangkan minat khusus dan hiburan. Selanjutnya (Wambalaba &

Wambalaba, 2009) dalam Kharisma (2016:29) merumuskan strategi bagi

pariwisata perkotaan dalam mengoptimalisasikan pendapatan dari wisatawan

yaitu: (1) meratakan jaringan transportasi khusus, (2) mengembangkan

banyak segmen pasar wisatawan (3) menangkap potensi penuh dari

pengeluaran wisatawan.

Law (2002) dalam Bill Ryan (2006:2) membagi elemen Urban

Tourism menjadi tiga elemen, yaitu: elemen utama, elemen kedua, dan

elemen tambahan sebagai berikut:

28
PRIMARY ELEMENTS
Activity Place Leisure Setting

Cultural Facilities Physical Characteristics


Museum and Art Galleries Historical Street Pattern
Theaters and Cinemas Interesting Buildings
Concert Hall Ancients Monuments and Statues
Convention Centers Parks and Green Areas
Other Visitor Attractions Waterfronts (Harbour, Canal,
Sport Facilities River)
Indoor and Outdoor Socio-Cultural Features
Amusement Facilities Liveliness of the Place
Night Clubs Language
Casinos and Bingo Halls Local Customs and Costumes
Organized Events Cultural Heritage
Festivals Friendliness
SECONDARY ELEMENTS Security
Accommodation ADDITIONAL ELEMENTS
Catering Facilities Accessibility
Shopping Transportation and Parking
Markets Tourist Information
(maps, signs, guides)
Tabel 2.1 Elemen Urban Tourism
Sumber : (Law, 2002)

Element primer untuk publik dan terbentuk dari pencampuran antara

keunikan atraksi, yang memotivasi wisatawan berkunjung ke kota. Dalam hal

ini seperti budaya dan fasilitas seni, fasilitas olahraga, even-even budaya

untuk tujuan hiburan dan mengisi waktu luang. Elemen kedua

mempertimbangkan kenyamanan wisatawan yang terkait dengan akomodasi,

restoran, pertokoan dan lain-lain. Kelompok terakhir mewakili elemen

tambahan yang desain untuk mengakses fasilitas elemen primer dan elemen

29
kedua melalui aksesibilitas, pengaturan area parkir, keberadaan kantor pusat

informasi, leaflet, peta dan lain-lain. Mengacu pada jenis sumber pariwisata

yang dimiliki didaerah perkotaan dan pilihan wisata, dapat lebih membedakan

area atraksi: area budaya, area bisnis, area pembelanjaan dan lain-lain. Variasi

dari banyak ketersediaan area atraksi menjamin perkotaan dalam menarik

minat wisatawan dengan beragam motivasi dan tujuan.

30
BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kondisi Geografis Kota Semarapura

Gambar 3.1. Peta Kabupaten Klungkung


Sumber. Google diakses 10 Maret 2018
Semarapura adalah kota yang berada di Kabupaten Klungkung. Kota

Semarapura memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Selatan : Wilayah Desa Kamasan

2. Sebelah Barat : Wilayah Kelurahan Semarapura Klod

3. Sebelah Utara : Wilayah Kelurahan Semarapura Kangin

4. Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Dawan

Semarapura merupakan pusat pemerintahan kabupaten dan juga

dikenal sebagai daerah sumebr seni dan budaya di Bali. Secara historis, seni

dan budaya Bali lahir dan berpusat di Semarapura, baik seni tari, kerawitan,

ukiran, patung, arsitektur, wayang dan tata upacara keagamaan. Kota ini

terkenal dengan julukan Kota Serombotan salah satu panganan tradisional

khas kota ini. Luas kota Semarapura yaitu ±315 km² dimana pembagian

31
wilayahnya yaitu ±202,84 km² lagi adalah Nusa Ceningan, Nusa Penida dan

Nusa Lembongan.

Jarak tempuh dari Kota Semarapura menuju ke Gianyar ±11,00 km,

menuju ke Bangli ±23,00 km, menuju ke Denpasar ±40,00, menuju ke

Tabanan ±60,00, menuju ke Negara ±135,00 km, menuju ke Singaraja

melalui Kintamani ±103,00 dan menuju Amplapura ±38,00 km. Sumber data

tersebut melalui Dinas PU Kabupaten Klungkung. Berikut ini terdapat tabel

mengenai jarak tempuh dari kota semarapura menuju ke ibukota kabupaten/

kota se- Bali:

Kota Ke Ibukota Kabupaten/Kota se- Jarak (km)


Bali
Gianyar 11,00
Bangli 23,00
Denpasar 40,00
Semarapura
Tabanan 60,00
Negara 135,00
Singaraja (via Kintatamani) 103,00
Amlapura 38,00
Tabel 3.1 Mengenai Jarak Tempuh Kota Semarapura
Sumber: Dinas PU kabupaten Klungkung 2017

Jumlah penduduk Kota Semarapura berdasarkan Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil tahun 2017 tercatat sebanyak 27.872 jiwa dari 13.747

penduduk laki-laki dan 14.125 penduduk perempuan. Dari sekian jumlah

penduduk yang terdapat di Kota Semarapura terbagi oleh beberapa wilayah

yakni Semarapura Kaja (utara) sejumlah 2.360 jiwa, Semarapura Kauh (barat)

sejumlah 2.392 jiwa, Semarapura Tengah sejumlah 4.889 jiwa, Semarapura

Kangin (timur) sejumlah 4.683 jiwa, Semarapura Klod Kangin (Timur

selatan) 7.369 jiwa dan Semarapura Kelod sejumlah 6.179 jiwa.

32
3.2 Pariwisata Kota Semarapura

Visi dan misi yang merupakan menjadi landasan dalam pembangunan

pariwisata di Klungkung adalah “membangun Klungkung yang unggul dan

sejahtera”. Klungkung yang unggul dimaksudkan sebagai Klungkung yang

memiliki keunggulan di segala bidang diantaranya, unggul dalam bidang

pariwisata, pertanian dan lain-lain. Pemanfaatan potensi pariwisata dengan

pembangunan kawasan pariwistaa terpadu di kawasan Nusa Penida,

merivitalisasi kawasan Kertagosa sebagai ikon pariwisata Klungkung.

Pemanfaatan seni kerajinan yang ada di Klungkung seperti kain endek dan

lukisan kamasan bisa menjadikan sumber perekonomian bagi masyarakat

klungkung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarapura merealisasikan

pembangunan pariwisata Kota Semarapura ke dalam strategi pengembangan

kepariwisataa berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya

masyarakat dan pusat-pusat spiritual, meliputi:

1. Mengembangkan kawasan pariwisata nusa penida melalui pengembangan

blok-blok kawasan efektif pariwisata untuk mendorong percepatan fungsi

kawasan sebagai kawasan strategis pariwisata

2. Pemantapan dan pengembangan sebaran kawasan DTW baik di daratan,

kepulauan maupun potensi perairan dan bawah laut

3. Melestastarikan ekosistem perairan sebagai asset pariwisata bahari dan

terintegrasi dengan kawasan konservasi perairan

33
4. Menguatkan eksistensi desa pekraman, subak dan organisasi

kemasyarakatan lainnya dalam memantapkan kearifan lokal sebagai

pondasi pengembangan pariwisata berbasis ekowisata

5. Mengembangkan pola kerjasama yang memberikan perlindungan kepada

hak-hak kepemilikan lahan masyarakat lokal

6. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.

Keberadaan daerah wisata di Klungkung juga tidak kalah menarik.

Sebagai daerah yang berada di kawasan wisata, Klungkung memiliki berbagai

wisata menarik yang tidak dapat dilewatkan oleh para wisatawan. mulai dari

wisata alam, wisata spiritual, wisata sejarah, hingga wisata seni dan budaya.

Kota Semarapura memiliki potensi wisata yang mampu menarik

wisatawan untuk berkunjung dan menikmati fasilitas yang disediakan.

Beberapa potensi wisata yang terdapat di Kota Semarapura yakni Kertha

Gosa, Desa Wisata Kamasan, Monumen Puputan Klungkung, Puri Agung

Klungkung, Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Pemedal Agung dan

juga.

1. Kertha Gosa

Gambar 3.2 Kerthagosa / Taman Gili


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018

34
Lokasi Kertha Gosa berada di jantung kota Semarapura, Kabupaten

Klungkung. Secara geografis Kertha Gosa terletak pada koordinat 8° 32’

08.37” lintang selatan, 115° 24’ 11.97” bujur timur, dan pada ketinggian

93 meter diatas permukaan laut. Sebelah utara Kertha Gosa adalah jalan

raya yang bersebrangan dengan kantor Bupati Klungkung, sebelah timur

adalah jalan raya tepatnya didepan pintu masuk pasar seni Klungkung,

sebelah barat adalah jalan raya dan Balai Budaya Klungkung dan sebelah

selatan berbatasan dengan rumah penduduk termasuk kompleks Puri

Semara Bawa. Sedangkan secara administratif Kertha Gosa terletak di

Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung Provinsi Bali. Kertha Gosa

memiliki batasan administratif dan batas-batas alam yaitu sebelah utara

merupakan Br. Bendul, sebelah barat merupakan Br Pekandelan, sebelah

selatan merupakan Br. Mergan dan sebelah timur merupakan Br. Pande.

Atraksi wisata yang terdapat di Kertha Gosa yaitu bangunan Kertha

Gosa yang terdiri dari 2 (dua) bangunan yaitu Bale Kertha Gosa dan Bale

Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi dengan

kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kertha Gosa dengan Bale Kambang ini

adalah pada langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional

Kamasan (sebuah desa wisata di Klungkung). Lukisan yang ada di langit-

langit bangunan Taman Gili mengisahkan cerita Sutasoma, Pan Brayut dan

Palalintangan. Sedangkan lukisan pada langit-langit bangunan Kerta Gosa

mengambil cerita Ni Dyah Tantri, Bima Swarga, Adi Parwa dan

Palelindon. Lukisan wayang Kamasan yang digambarkan pada bangunan

35
Kerta Gosa dan Taman Gili menarik perhatian karena selain menunjukkan

adanya kearifan bidang estetika (seni lukis tradisional gaya wayang

kamasan) mengandung pula ajaran moral (etika).

Gambar 3.3 Museum Semarajaya


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Di Kerta Gosa juga terdapat sebuah bangunan megah yang berada

di sebelah barat komplek Kerta Gosa/Taman gili dengan arsitektur yang

mengsankan dan unik yaitu perpaduan dari arsitektur gaya Belanda jaman

dulu dengan arsitektur tradisional Bali. Gedung Museum Klungkung yang

dulunya adalah Gedung Sekolah Menengah pada jaman pemerintahan

Hindia Belanda, yang kemudian menjadi gedung SMP Negri Klungkung

sampai akhir tahun 1990. Gedung tersebut dibangun oleh pemerintah

Belanda setelah runtuhnya kerjaan Klungkung pada tanggal 28 April 1908,

kemudia gedung tersebut dibangun pada tahun 1920. Hingga saat ini

gedung tersebut dipergunakan oleh pemerintah daerah kabupaten daerah

tingkat II Klungkug sebagai gedung museum semarajaya.

Gedung museum Semarajaya di dalamnya tersinpan tiga jenis

barang seperti satu ruangan untuk barang-barang prasejarah, satu ruangan

36
untuk barang-barang sejarah dan satu ruangan lagi untuk barang-barang

hasil kerajinan yang mengandung nilai sejarah khas Klungkung. Museum

Semarajaya adalah satu komplek dengan pemedal agung yang sebelumnya

merupakan gerbang utama Istana Kerajaan Kelungkung ditambah dengan

komplek Kertagosa/ Taman Gili dan Komplek Monumen Klungkung.

Untuk menuju kertagosa dapat melalui dua jalur dari Ibu Kota

Provinsi, jalur pertama atau jalur utama bisa menggunakan jalan Baypass

Ida Bagus Mantra ang kira-kira berjarak ±30 km atau waktu tempuh ±45

menit dari Ibu Kota Provinsi yaitu Denpasar, jalur yang kedua bisa

menggunakan jalur yang melewati Kota Giayar yang menumpuh jarak ±50

km dengan waktu tempuh perjalanan ±60 menit. Adapun jarak Kertagosa

dari Kecamatan Klungkung berjarak ±1 km dari Kabupaten Klungkung

berjarak ±100 meter jarak dari Provinsi Bali ±40 km jarak dari Bandara

Ngurah Rai ±60 km jarak dari Pelabuhan Padang Bay ±20 km dari

Pelabuhan Benoa berjarak ±45 km. Tempat parkir yang sudah disediakan

oleh pemerintah terletak di seberang sebelah timur dari kawasan Kerta

Gosa. Luas lahan parkir tidak cukup luas, hanya kendaraan berjenis motor

dan mobil pribadi yang dapat memanfaatkan lahan parkir tersebut.

37
2. Desa Wisata Kamasan

Gambar 3.4 Desa Wisata Kamasan


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Desa wisata kamasan adalah salah satu wilayah di Kabupaten

Klungkung yang memiliki luas 354,56 Hs dengan batas wiayah sebelah

utara adalah kelurahan Klungkung Kota, sebelah selatan adalah Desa

Gelgel, sebelah barat adalah Desa Tojan dan Kelurahan Galiran dan

sebelah timur adalah Desa Tangkas. Desa Wisata Kamasan berada pada

ketinggian 300 mdl diatas permukaan laut. Jarak dari Desa Kamasan

menuju Ibukota Provinsi ±40 km, menuju Ibukota Kabupaten ±3 km, jarak

menuju Bandar Udara ±54 km sedangkan menuju Pelabuhan Laut Benoa

±49 km.

Atraksi wisata yang terdapat di Desa Wisata Kamasan yaitu

Lukisan Wayang. Lukisan wayang tersebut adalah lukisan khas Desa

Wisata Kamasan dengan menggambarkan tokoh serta cerita pewayangan

yang dituliskan dalam sebuah kanvas. Selain lukisan tersebut terdapat seni

ukir peluru yang merupakan hasil seni pahat yang dituangkan dalam

peluru. Seperti halnya mengukir gading gajah, akan tetapi bahan baku

38
yang digunakan berupa selongsong peluru yang sudah digunakan.

Selanjutnya terdapat Kerajinan Uang Kepeng yang dibuat oleh pengrajin.

Selain digunakan untuk persembahyangan juga diciptakan seapik mungkin

menjadi patung, bokor dan pot besar yang dapat digunakan untuk

meletakkan barang-barang suci. Bahan baku pembuatan uang kepeng

terdiri dari logam yang berbeda-beda seperti emas, tembaga dan perak.

Terdapat juga kerajinan emas dan perak yang hasilnya bisa menjadi bokor,

genta, lukisan dari lembaran kuningan dan lainnya. Kerajinan tersebut

yang dihasilkan dari Desa Wisata Kamasan memiliki kualitas yang baik.

Desa ini memiliki kerajinan dengan berbagai jenis kreasi dan

variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun ekspor yang

diproduksi dari desa kamasan. Desa Wisata Kamsan juga memiliki

Sanggar Seni yang cukup dikenal oleh wisatawan yaitu sanggar seni milik

salah satu pelukis lukisan wayang legendaris yaitu I Nyoman Mandra.

Sanggar ini digunakan sebagai tempat pelatihan untuk orang-orang yang

ingin belajar melukis lukisan wayang khas Desa Wisata Kamasan. Dan

yang terakhir terdapat wayang wong yaitu tarian wayang yang dimainkan

oleh orang sebagai tokoh dalam cerita wayang. Wayang Wong di Desa

Wisata Kamasan merupakan tarian yang mengambil cerita dari

pewayangan ramayana.

39
3. Monumen Puputan Klungkung

Gambar 3.5 Monumen Puputan Klugkung


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Monumen Puputan Klungkung berada di sebelah utara Taman Gili/

Kerta Gosa yang diresmikan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri pada

tanggal 28 April 1992. Seluruh bangunan monumen tersebut terbuat dari

batu hitam. Puputan ini dibangun untuk mengenang dan menghargai jasa-

jasa para pahlawan yang telah gugur dan rela mengorbankan jiwa raganya

serta harta bendanya dalam mempertahankan dan menjunjung harga diri

serta martabat nusa dan bangsa.

Monumen Puputan Klungkung berbentuk lingga dan yoni didirikan

diatas areal seluas 123 meter persegi, disetiap sudut halaman terdapat balai

bengong . bagian bawah lingga terdapat ruangan yang sangat besar berupa

gedung persegi empat yang berpintu masuk berupa gapura sebanyak 4

buah yakni satu di timur , satu di selatan, satu di barat dan satu lagi di

40
utara. Ketinggian monumen itu dari dasar sampai ke puncak lingga adalah

28 m.

4. Puri Agung Klungkung

Gambar 3.6 Puri Agung Klungkung


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Puri Agung Semarapura adalah istana dari raja Klungkung saat ini,

namun lebih dikenal dengan nama puri Klungkung. Peninggalan bangunan

puri klungkung dari jaman kerajaan sudah tidak ada lagi, karena sudah

hancur akibat perang puputan kerajaan Klungkung melawan kolonial

belanda. Puri Klungkung memiliki peran terhadap upaya pelestarian

kebudayaan bali. hal ini dikarenakan dalam puri tersebut terdapat bagian

bangunan yang dapat difungsikan sebgaai pendidikan dan upaya

pelestarian kebudaya.

Selain itu, dilihat dari bangunannya ada makna-makna bangunan

secara filosofis dan simbolis yang apabila makna bnaguna tersebut

dipahami, maka dapat memunculkan adanya kesadaran dari masyarakat

tentang pentingnya upaya untuk melakukan pelestarian.

41
5. Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya

Gambar 3.7 Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Dalam buku sejarah klungkung (dari semarapura ke puputan)

disebutkan Dewa Agung Istri Kanya merupakan Putra dari Ida I Dewa

Agung Putra yang dikenal juga dengan nama Ia I Dewa Agung Putra

Kusamba (karena berkeraton di Kusamba). Dewa Agung Istri Kanya

dikenal sebagai figur pemimpin yang sangat cinta pada negara dan

rakyatnya. Belanda merasakan bagaimana keberanian dan sikap pantang

menyerah Dewa Agung Istri Kanya, saat terjadi Perang Kusamba (24-25

Mei 1849).

Balai Budaya Klungkung merupakan tempat pelaksanaan kegiatan

pembinaan dan pengembangan Budaya khususnya wilayah Kabupaten

Klungkung, melalui berbagai macam bentuk pengelolaan materi seni untuk

mendapatkan kualitas seni daerah yang lebih baik melalui peningkatan

42
motivasi, kreativitas berkesenian oleh para seniman, sanggar seni, sekolah

instansi, organisasi maupun masyarakat luas.

6. Pemedal Agung

Gambar 3.8 Pemedal Agung


Sumber. Google diakses 26 Maret 2018
Pemedal agung merupakan pintu masuk menuju puri klungkung

pada masa sebelum masuknya belanda ke tanah klungkung. Pemedal

agung merupakana saksi bisu kejadian bela pati masyarakat klungkung

yang kita kenal dengan peristiwa puputan klungkung yang masih beridiri

kokoh hingga sekarang.

Pemedal agung telah dikenal akan kemegahannya, hal tersebut

membuat wisatawan tertarik mengunjungi pemedal agung tetapi

masyarakat juga perlu sadar bahwa pemedal agung merupakan salah satu

tempat suci di klungkung. Pemedal agung merupakan pura yang cukup

43
saklal di Klungkung. Pemedal agung distanai oleh Bhatara Bayu beserta

raja-raja Klungkung di masa lampau.

3.3 Komponen 4A (Attraction, Accesibility, Amenities, Ancillary Service) Kota

Semarapura

Kota Semarapura sebagai destinasi wisata memiliki komponen 4A

(Attraction, Accesibility, Amenities, Ancillary Service) sebagai berikut:

1. Atraksi (Attraction)

Kota Semarapura tidak memiliki data tarik wisata alam, namun

memiliki ±7 objek daya tarik wisata yang merupakan wisata budaya

maupun wisata sejarah. Potensi Kota Semarapura tersebut memiliki nilai

sejarah pada jaman kerajaan Klungkung dan menjadi sebuah ikon bagi

Kecamatan Klungkung khususnya Kota Semarapura.

Suasana Kota Semarpaura yang cukup padat dengan penduduk dan

memiliki tatanan kota yang asri dan bersih merupakan daya tarik bagi

wisatawan. Kota Semarapura memiliki tatanan yang kental dengan masa

penjajahan. Kota Semarapura juga menjadi destinasi belanja dan rekreasi

karena memiliki pusat perbelanjaan dan taman rekreasi.

2. Aksesibilitas (Accesibility)

Kota semarapura dapat diakses oleh wisatawan melalui jalur darat,

laut maupun udara. Akses melalui darat dapat menggunaakan kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum. Kota Semarapura dapat di akses

melalui udara menggunakan pesawat dengan pintu masuk di Bandara

44
Udara Ngurah Rai. Sedangkan melalui laut dapat melalui pelabuhan

Padangbai, karangasem. Pemerintah Daerah Kota Semarapura

menyediakan angkutan khusus pariwisata berupa mini bus yang disebut

dengan Semarapura City Tour. Wisatawan dapat memanfaatkan bus

semarapura city tour untuk mengunjungi objek wisata yang terdapat di

kota semarapura.

Pemerintah Daerah Kota Semarapura juga menyediakan akses

untuk mengetahui informasi terkait pariwisata di Kota Semarapura

dengan mangakses website resmi Pemerintah Daerah Kota Semarapura

dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarapura. Informasi di

dalam website resmi tersebut terkait dengan pariwisata Kota Semarapura

maupun even tahunan yang akan diselenggarakan. Selain itu juga

terdapat digital tourism booklet yang merupakan panduan berwisata bagi

wisatawan yang dapat diunduh secara gratis. Wisatawan dapat

mengunjungi pusat informasi yang terletak di daerah yang strategis dan

menyediakan informasi mengenai Kota Semarapura serta menjual paket

perjalanan wisata.

3. Amenitas (Amenities)

Sebagai destinasi wisata, Kota Semarapura memiliki fasilitas

kesehatan dan kebugaran seperti pusat olahraga dan rumah sakit juga

tersedia bagi wisatawan. Kota Semarapura memiliki information centre

yang memudahkan wisatawan mengakses informasi mengenai Kota

Semarapura. Kota semarapura memiliki fasilitas penunjang pariwisata

yang cukup tersedia bagi wisatawan. Terdapat penginapan maupun hotel

45
yang dapat dimanfaatkan wisatawan dan memiliki rumah makan di

sekitar Kota Semarapura.

4. Kelembagaan (Ancillary Service)

Pariwisata Kota Semarapura dikelola oleh Pemerintah Daerah

berlandaskan pada dasar yang ditetapkan negara melalui undang-undang

dan peraturan daerah. Lembaga yang bertanggung jawab terhadap

pariwisata di Kota Semarapura adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Semarapura.

3.4 Gambaran Umum Produk Wisata Semarapura City Tour

3.4.1 Profil Produk Wisata Semarapura City Tour

Semarapura City Tour merupakan salah satu produk yang baru

dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kota Semarapura dan dikelola

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Semarapura City Tour mulai

diluncurkan pada tanggal 23 Oktober 2017 dan memiliki konsep yaitu

wisata perkotaan dengan mengunjungi objek-objek situs sejarah yang

menjadi ikon di Kota Semarapura dengan berjalan kaki dan

mengunjungi wisata budaya yaitu Desa Wisata Kamasan dengan

menggunakan Shuttle Bus yang disediakan Pemda.

3.4.2 Tujuan Pengembangan Produk Wisata Semarapura City Tour

Tujuan dari pengembangan Semarapura City Tour adalah untuk

menyediakan transportasi khusus pariwisata yang terjangkau bagi

wisatawan sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dan

pariwisata di Kota Semarapura merata. Selain itu tujuan lainnya yaitu

memperkenalkan potensi wisata sejarah maupun wisata budaya yang

46
dimiliki Klungkung khususnya Kota Semarapura dan Desa Wisata

Kamasan. Wisatawan diajak mengenal bangunan sejarah pada

penjajahan belanda, seperti taman kota, bangunan bersejarah yang

masih dilestarikan sampai saat ini. Selain itu wisatawan diajak

mengunjungi Desa Wisata yang memiliki potensi wisata budaya yang

mampu menarik wisatawan. Keberadaan shuttle bus Semarapura City

Tour diharapkan dapat dimanfaatkan wisatawan dalam berwisata di

Kota Semarapura.

3.4.3 Operasional Semarapura City Tour

Wisatawan mancnegara bisa mendapatkan tiket dari loket

kertagosa. Wisatawan akan diajak mengelilingi bangunan sejarah pada

penjajahan belanda. Selain itu juga wisatawan akan diajak menikmati

atraksi wisata yang ada di Kota Semarapura dan suasana di Kota

Semarapura melalui rute yang telah ditentukkan. Salah satu atraksi

utama dalam produk wisata tersebut adalah daya tarik dengan nilai

sejarah yang tinggi, salah satunya adalah Kertagosa atau yang disebut

dengam Taman Gili. Selain itu juga wisatawan akan diantar ke Desa

Wisata dan melihat kerajinan tangan penduduk lokal yang dikenal

dengan lukisan khas yaitu Lukisan Wayang.

Shuttle Bus Semarapura City Tour beroprasi setiap hari Senin

hingga Minggu mulai pukul 08.00-16.00. Selama mengikuti tour

tersebut, wisatawan juga diperkenalkan Usaha Kecil Menengah (UKM)

di daerah-daerah tersebut. Wisatawan yag tertarik dapat melanjutkan

perjalanannya dengan mengunjungi sentra industri tersebut. Dengan

47
adanya Semarapura City Tour tersebut diharapkan mampu

menggerakkan perekonomian masyarakat tersebut. Biaya yang

dikenakan dalam Semarapura City Tour yaitu domestik anak-anak

sejumlah Rp. 15.000/orang dan dewasa sejumlah Rp. 25.000/orang.

Sedangkan untuk tarif mancanegara anak-anak Rp. 25.000/orang dan

dewasa Rp. 50.000/orang.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Profil Informan

Data penelitian ini merupakan hasil wawancara dengan para

narasumber dari Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung yang

langsung dilakukan oleh peneliti. Terdapat lima informan dalam Dinas

Pariwisata Kabupaten Klungkung yang memiliki keahlian dan informasi yang

dibutuhkan untuk penelitian ini yaitu:

1. I Made Catur Adnyana, S.H. selaku Kepala Bidang Pengkajian dan

Pengembangan

2. Tjokorda Gede Romy Tanaya, S.Sos. selaku Kepala Bidang Sumber Daya

Pariwisata

3. I Ketut Wikan Wiantara, S.T. selaku Kepala Bidang Pemasaran

4. I.B Yudi Wiguna selaku staff Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata

5. Ni Luh Made Ariyati, ST, M. Kes. Selaku Kepala Bidang Pengndalian

Usaha Pariwisata

48
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21 Juni 2018 dan 22

Juni 2018. Kegiatan wawancara dilakukan di kantor Dinas Pariwisata

Kabupaten Klungkung.

4.2 Identifikasi Pengelolaan Semarapura City Tour di Kabupaten Klungkung

4.2.1 Physical Product (Produk Fisik)

Gambar 1. Kondisi Transportasi Semarapura City Tour /


Shuttle Bus
Sumber: hasil observasi tanggal 22 Juni 2018

Physical product atau produk fisik merupakan hal penting

yang harus diperhatikan dalam mengembangkan Semarapura City

Tour. Produk fisik berbicara tentang fisik yang harus diperhatikan

seperti atraksi, daya tarik wisata, fasilitas, transportasi maupun

infrastruktur.

49
Semarapura City Tour memiliki atraksi wisata berupa tari

Barong Somi yang dilakukan di Puri Agung Klungkung setiap hari

Sabtu yang dipentaskan oleh beberapa masyarakat lokal. Daya tarik

wisata yang menjadi tujuan dari Semarapura City Tour adalah

Kerthagosa, Museum Semarajaya, Monumen Puputan Klugkung, Puri

Agung Klungkung, Pemedal Agung serta Desa Wisata Kamasan.

Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi lapangan dapat

dikatakan bahwa kondisi atau kualitas fisik dari daya tarik wisata

tersebut masih dalam perbaikan salah satunya yaitu Monumen

Puputan Klungkung. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang

Sumber Daya berdasarkan hasil dari wawancara bahwa:

“Kondisi daya tarik wisata yang menjadi tujuan wisata dari


rute-rute Semarapura City Tour dapat dikatakan baik dan
memiliki kualitas yang mampu mendukung Semarapura City
Tour walaupun masih ada perbaikan-perbaikan.”

Dari pernyataan tersebut, pihak Pemerintah Daerah tetap

melakukan upaya dalam mengelola daya tarik wisata di Kota

Semarapura. Salah satunya yaitu monumen yang saat ini masih dalam

perbaikan. Hal ini didukung dari pernyataan Kepala Bidang

Pengendalian Usaha Pariwisata:

“Walaupun daya tarik wisata di kota semarapura sudah


dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan, tetapi kita selaku
Pemerintah Daerah tetap mengupayakan agar daya tarik wisata
di Kota Semarapura selalu memiliki perkembangan, sehingga
semakin baik kita mengelola daya tarik tersebut semakin baik
juga di kenal oleh wisatawan.”

50
Gambar 2. Daya Tarik Wisata yang menjadi rute Semarapura
City Tour
Sumber: Hasil dokumentasi tanggal 21 Juli 2018

Dapat dilihat bahwa daya tarik wisata di Kota Semarapura

memiliki ciri khas yang mampu menarik wisatawan, sehingga dalam

kesempatan ini pihak Pemerintah Daerah berupaya dalam

mengembangkan Semarapura City Tour dengan menyediakan sebuah

atraksi wisata yang dipentaskan di Puri Agung Klungkung pada setiap

hari Sabtu. Puri Agung Klungkung mendukung Semarapura City Tour

dengan melakukan pertunjukkan Tari Barong Somi yang dilakukan

oleh masyarakat lokal. Kepala Bidang Pengkajian Dan Pengembangan

mengungkapkan bahwa:

“Semarapura City Tour merupakan sebuah produk wisata


baru yang saat ini merupakan masa perkembangan dengan
konsep wisata budaya dan sejarah. Adapun atraksi wisata yang
akan dipertunjukkan kepada wisatawan yaitu Barong Somi
setiap hari Sabtu.”

Dari pernyataan diatas dijelaskan bahwa atraksi wisata yang

dilakukan di Puri Agung Klungkung tersebut hanya di hari Sabtu saja,

melainkan di hari lain tidak memiliki atraksi wisata yang ditujukan

51
kepada wisatawan yang melakukan City Tour. Selain pengelolaan

daya tarik wisata maupun atraksi wisata, transportasi dan infrastruktur

juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Transportasi

yang digunakan untuk mengintegrasikan atau berkunjung ke Desa

Wisata Kamasan yaitu 2 shuttle bus yang beroperasi dari pagi hingga

sore dengan tarif Rp.12.000 untuk dewasa dan Rp.6000 untuk anak-

anak yang disediakan oleh pemda. Shuttle bus Semarapura City Tour

digunakan atau beroprasi apabila wisatawan ingin melakukan tour

atau kunjungan ke desa wisata yang menjadi salah satu desa wisata

yang diintegrasikan. Menurut Kepala Bidang Pengkajian dan

Pengembangan, Semarapura City Tour tersebut tidak selalu

menggunakan shuttle bus karena belum banyak dikenal oleh

wisatawan, wisatawan yang melakukan wisata atau tour tersebut lebih

dominan bersama dengan travel guide.

Gambar 3. Peta Rute-rute Semarapura City Tour


Sumber: Google Maps tanggal 14 Juli 2018

“Semarapura City Tour punya 2 shuttle bus, itu beroperasi


dari jam 08.00 – 16.00. Shuttle bus Semarapura City Tour
digunakan apabila wisatawan mau melakukan tour atau
kunjungan ke Desa Wisata. Jadi dalam city tour di Kota
Semarapura itu melakukan perjalanan atau touring di Kota
Semarapura dengan berjalan kaki karena setiap objek dalam

52
rute Semarapura City Tour berdekatan dan didampingi oleh
guide lokal.”

Infrastruktur kota semarapura sangat penting untuk

mendukung Semarapura City Tour agar perjalanan wisatawan

memiliki kesan yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala

Bidang Sumber Daya Manusia bahwa:

“Kualitas dan kondisi fisik infrastruktur di kota semarapura


saat ini sudah diperbaiki sehingga wisatawan memiliki
perjalanan wisata yang mengesankan dan tidak memiliki
kendala maupun hambatan dalam melakukan city tour.“

Gambar 4. Kondisi Infrastruktur Kota Semarapura


Sumber: Hasil dokumentasi 17 Juli 2018

Kota Semarapura itu sendiri tidak memiliki fasilitas akomodasi

seperti hotel, restoran dll. Hal tersebut merupakan salah satu fasilitas

yang menjadi kekurangan dalam pengembangan Semarapura City

Tour selain itu Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan

mengungkapkan, karena pihak Pemerintah Daerah berfokus terhadap

pengembangan Semarapura City Tour.

“…kota semarapura tidak memiliki akomodasi untuk


wisatawan entah itu hotel, restoran/rumah makan, itu kita tidak
punya. Karena kita pihak pemerintah fokus dengan
mengembangkan city tournya saja. Tapi kalau toko souvenir

53
atau toko cinderamata yang menjual barang khas klungkung
kita ada di pasar tradisional dan di desa kamasan.”

Pemerintah Daerah tidak memperhatikan dan belum memiliki

kesiapan dalam menyediakan hal penting apa saja yang dibutuhkan

dalam pengembangan sebuah produk wisata baru. Selain itu atraksi

wisata yang disediakan dari pihak puri hanya di hari Sabtu saja,

sehingga dalam hal ini wisatawan yang melakukan perjalanan atau

tour hanya mengunjungi Kota Semarapura saja.

4.2.2 People (Sumber Daya Manusia)

People atau sumber daya manusia yang dimaksud dalam

bagian ini adalah pihak pengelola dan masyarakat lokal. Penting bagi

masyarakat lokal paham akan dampak pariwisata karena masyarakat

lokal merupakan tuan rumah dari sebuah destinasi tersebut agar dapat

ikut berperan dalam mengembangkan sebuah produk wisata baru.

Namun dari hasil wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata maupun

observasi yang dilakukan bahwa dalam pengelolaan Semarapura City

Tour masyarakat lokal di Kota Semarapura belum sepenuhnya tahu

akan adanya city tour. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia:

“Masyarakat disini belum sepenuhnya tahu, belum begitu


paham apa itu Semarapura City Tour, seperti apa Semarapura
City Tour itu. Tapi ada beberapa yang sudah ikut berperan
yang memang paham dengan dampak pariwisata seperi di loket
depan monumen itu, seperti penari barong somi dance.

54
Gambar 5. Masyarakat lokal yang bekerja sebagai
pedagang di Pasar Klungkung
Sumber: Hasil dokumentasi tanggal 17 Juli 2018

Di Kota Semarapura memiliki gaya hidup atau adat istiadat

masyarakat lokal yang menjadi sebuah ketertarikan wisatawan itu

sendiri. Karena kota semarapura dikenal merupakan kota seni budaya

dan sejarah, oleh sebab itu Semarapura City Tour tersebut memiliki

konsep wisata budaya dan sejarah. Seperti yang diungkapkan oleh

Kepala Bidang Pemasaran:

“…karena kota semarapura kan dikenal sejarahnya dan


budayanya, jadi dapat dikatakan hal tersebut menjadikan
peluang bagi kita selaku Pemerintah Daerah untuk membuat
produk wisata baru dengan konsep wisata budaya dan sejarah.
Wisata budaya dan sejarah dikemas di dalam brand
Semarapura City Tour.”

Gambar 6. Budaya di Kota Semarapura Upacara


Ngaben Puri Agung Klungkung

55
Sumber: www.google.com tanggal 18 Juli 2018

Berdasarkan pernyataan di atas merupakan alasan Pemerintah

Daerah mulai mengembangkan produk wisata baru dengan brand

Semarapura City Tour. Semarapura City Tour saat ini masih dikelola

oleh Pemerintah Daerah atau Dinas Pariwisata. Menurut pihak

pengelola Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan mengatakan

bahwa dalam pengembangannya Semarapura City Tour belum

memiliki sistem pengelolaan yang maksimal, karena sampai saat ini

belum ada badan pengelola yang di bangun khusus untuk fokus

mengelola Semarapura City Tour sehingga pengelolaan Semarapura

City Tour belum memiliki struktur organisasi seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan:

“Pengelolaan Semarapura City Tour saat ini masih dikelola


pihak Dinas Pariwsata, karena belum ada badan pengelola
yang mengkhusus, selain itu juga kita tidak memiliki
kelompok sadar pariwisata atau Pokdarwis. Semarapura City
Tour ini masih masa transisi yang dimana masih mengacu pada
peraturan daerah. Jadi kita tidak bisa membentuk badan
pengelola yang mengkhusus untuk Semarapura City Tour
sebelum ada wewenang yang mendasari atau hukum dasar.”

Dari pernyataan di atas, kesadaran masyarakat juga penting

dalam membantu pihak Pemerintah Daerah mengembangkan dan

mengelola sebuah produk wisata. Pihak Pemerintah Daerah tetap

mengupayakan pengelolaan Semarapura City Tour agar tetap berjalan

atau beroperasi. Pemerintah Daerah berencana akan melakukan

sosialisasi atau pemahaman mengenai dampak pariwisata kepada

masyarakat lokal, sehingga kedepannya masyarakat mampu berperan

56
dalam pengembangan produk wisata baru tersebut. Seperti dalam

pernyataan yang didukung oleh Kepala Bidang Pemasaran:

“…kami berencana untuk melakukan sosialisasi ke


masyarakat-masyarakat setempat agar mereka sadar akan
dampak pariwisata sehingga mereka juga ikut berperan
nantinya dalam pengembangan Semarapura City Tour. Karena
masayrakat lokal kan merupakan tuan rumah sebuah destinasi,
kalau mereka belum sadar akan dampak dari pariwisata
bagaimana bisa mendukung pengembangan produk wisata
yang saat ini kami lakukan. Saat ini mereka belum paham betul
akan adanya semarapura city tour, masih sebagian masyarakat
yang belum paham.”

Pemerintah daerah berharap kedepan agar pengembangan

Semarapura City Tour serta pengelolaannya berjalan lancar sesuai

dengan tujuannya. Selain itu pemerintah berharap dengan adanya

sosialisasi tersebut masyarakat akan ikut berperan dalam pengelolaan

Semarapura City Tour dan membentuk sebuah kelompok sadar wisata

agar dapat menggali potensi-potensi yang ada. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusia bahwa:

“Kami selaku pihak pemerintah tetap berharap pengelolaan


Semarapura City Tour tetap berjalan lancar. Itu sebabnya kami
butuh dukungan dan peran dari masyarakat lokal supaya ikut
membantu dalam pengembangan produk wisata ini. Kalau itu
sudah terwujud sudah tercapai pasti kendalanya sudah mulai
berkurang”

Jadi saat ini yang menjadi salah satu kekurangan dari

pengelolaan semarapura city tour adalah sumber daya manusia yang

belum maksimal dalam berperan mengembangkan dan mengelola

Semarapura City Tour. Hal tersebut merupakan kendala yang

menghambat pengelolaan Semarapura City Tour saat ini.

4.2.3 Packages (Paket Wisata)

57
Gambar 7. Lokasi Tiket di Sebelah Monumen
Sumber: hasil observasi tanggal 22 Juni 2018

Setiap destinasi atau produk wisata harus memiliki sebuah

paket wisata yang dikemas dan ditawarkan kepada wisatawan,

sehingga wisatawan bisa menikmati segala sesuatu didalam paket

wisata tersebut. Paket wisata biasanya diatur berdasarkan tema atau

konsep maupun rute perjalanan yang disusun oleh kemitraan industri

yaitu travel agent, tour operator dan lain-lain, namun Semarapura City

Tour saat ini tidak memiliki paket wisata yang dikemas oleh pihak

pengelola. Dari hasil wawancara dikatakan bahwa Semarapura City

Tour saat ini masih dalam transisi atau masih mengacu pada peraturan

daerah. Berikut ini merupakan pernyataan dari Kepala Bidang

Pengkajian dan Pengembangan:

“Kita saat ini tidak memiliki paket wisata yang ditawarkan


ke wisatawan-wisatawan, karena kita masih dalam masa trasisi
yang dimana mengacu pada Peraturan Daerah tetapi
Pemerintah Daerah sekarang ini dalam pembuatan peraturan
daerah yang baru yang didalamnya mengatur pengelolaan
Semarapura City Tour.”

Dari pernyataan diatas disampaikan bahwa belum ada ada

Peraturan Daerah yang mengatur Pengelolaan Semarapura City Tour .

Namun sampai saat ini pihak pengelola tetap melakukan upaya agar

58
Semarapura City Tour tetap bermanfaat bagi wisatawan dengan

menyediakan guide lokal yang memiliki wawasan dan paham dengan

sejarah dan budyaa di Kota Semarapura. Pihak pengelola memiliki

rute perjalanan Semarapura City Tour, jadi Semarapura City Tour

tersebut beroprasi sesuai dengan permintaan wisatawan. Pernyataan

tersebut didukung oleh Kepala Bidang Pemasaran yaitu:

“Kami memang belum memiliki wewenang dalam


membuat paket wisata karena masih diatur oleh Peraturan
Daerah saat ini. Tetapi bukan berarti kami selaku pengelola
berhenti sampai disana, kami tetap berusaha agar shuttle bus
Semarapura City Tour beroprasi. Dengan cara kami
menyediakan rute perjalanan yang dimana kami akan
mengajak wisatawan untuk mengunjungi Desa Wisata
Kamasan, jadi shuttle bus tersebut akan beroprasi sesuai
dengan permintaan wisatawan. Kalau wisatawan meminta
untuk diantarkan ke desa wisata kamasan akan kami antar
kesana bersama guide lokal kami juga dengan menggunakan
shuttle bus kami. Tetapi jika wisatawan tidak mau ke desa
wisata kamasan, guide kami akan mengajak mereka berkeliling
kota atau City Tour dengan memberikan penjelasan mengenai
Kota Semarapura.”

Gambar 8. Guide Travel bersama wisatawan mengunjungi


Kerthagosa
Sumber: Hasil Dokumentasi 18 Juli 2018

Hal tersebut merupakan tantangan bagi pihak pengelola agar

Semarapura City Tour tetap beroprasi dengan baik. Pengelolaan tiket

yang masih mengacu pada peraturan daerah No. 3 Tahun 2013

59
mengenai tarif Semarapura City Tour yaitu seperti yang dijelaskan

sebelumnya bahwa tarif dewasa Rp. 12.000 dan anak-anak Rp. 6.000.

Pemerintah daerah merencanakan kedepannya akan dibuatnya paket

wisata Semarapura City Tour yang sudah include dengan daya tarik

wisata lainnya dan integrasi ke Desa Wisata Kamasan. Seperti dalam

penjelasan pada bagian sebelumnya, semarapura city tour yang saat ini

merupakan masa transisi menjadi salah satu penyebab tidak

maksimalnya pengelolaan produk wisata baru tersebut. Selain itu juga

pengelolaan keuangan dari retribusi Semarapura City Tour belum

secara merinci atau dengan kata lain belum terarah. Seperti yang

dikatakan staff Bagian Pengendalian Usaha Pariwisata bahwa:

“Pengelolaan keuangan Semarapura City Tour ini belum


begitu maksimal, belum terarah secara merinci. Jadi gini, dari
pihak objek wisata salah satunya kerthagosa itu menyetorkan
pendapatan dari loket setiap hari, dari Bagian Pengendalian
Usaha Pariwisata ini menyetorkan uang tersebut ke bendahara
Dinas Pariwisata dan dari pihak bendahara menyetorkan
uangnya ke BPD hanya seperti itu yang selama ini baru kami
lakukan.”
Berdasarkan pernyataan diatas juga dikatakan bahwa

pengelolaan retribusi dari semarapura city tour belum terlihat karena

masih dalam masa pengembangan. Dikatakan bahwa kunjungan

wisatawan ke Kota Semarapura ini hanya ramai dikunjungi di

Kerthagosa, sehingga dalam penghitungan keuangan dari hasil

penjualan tiket hanya dihitung melalui pembelian tiket ke Kerthagosa

saja. Hal tersebut didukung oleh Kepala Bidang Pengendalian Usaha

Pariwisata:

“…memang agak ribet sebenarnya karena kan kita belum


semaksimal itu jadi jumlah kunjungan wisatawan cuma

60
dihitung dari kedatangan wisatawan ke Kerthagosa. Karena
Kerthagosa kan inti dari objek wisata di Kota Semarapura dan
menjadi salah satu daya tarik wisata yang menjadi tujuan
Semarapura City Tour selain mengintegrasikan Desa Wisata
Kamasan. Jadi kalau wisatawan hanya berkunjung ke Museum
atau hanya ke Monumen seperti itu kami belum bisa
menghitung secara mengkhusus. Tapi kalau dari kenyataan
dilihat sih wisatawan yang datang itu sudah pasti ke
Kerthagosa selanjutnya Museum dan Monumen seperti itu.
Cuma kita belum berhasil menawarkan tamu untuk
mengunjungi Desa Wisata Kamasan, itu sangat minim sekali.”
Berdasarkan observasi yang dilakukan memang benar bahwa

wisatawan yang berkunjung lebih dominan membeli tiket masuk ke

Daya Tarik Wisata Kerthagosa dan Museum. Padahal Pemerintah

Daerah sudah melakukan strategi agar wisatawan mengunjungi

monumen tersebut, karena lokasi tiket berada di sebelah Monumen

dengan alasan agar wisatawan dapat mengunjungi Monumen tersebut.

Tetapi upaya tersebut belum berhasil menarik wisatawan dalam

mengunjungi Monumen.

4.2.4 Programs (Program)

Program yang dimaksud dalam bagian ini yaitu sebuah

kegiatan , event maupun festival yang diatur atau dibentuk untuk

melakukan promosi serta memperkenalkan daya tarik wisata di Kota

Semarapura kepada wisatawan. Kegiatan pemasaran merupakan

Dalam kegiatan ini di harapkan pihak Pemerintah Daerah mampu

memperkenalkan Daya Tarik Wisata di Kota Semarapura dengan

konsep wisata budaya dan sejarah. Selain itu juga memperkenalkan

adanya pengembangan Semarapura City Tour dengan menyediakan

rute-rute sebagai berikut:

61
Rute-rute tersebut diharapkan mampu diperkenalkan kepada

wisatawan maupun pihak travel agent. Pemerintah Daerah berencana

melakukan kerja sama atau sosialisasi dengan pihak-pihak travel agent

agar mendukung pengembangan Semarapura City Tour tersebut,

namun karena Semarapura City Tour belum memiliki dan belum

menjual paket wisata hal tersebut menjadi kendala dalam melakukan

kerja sama. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran

bahwa:

“Semarapura City Tour belum bisa menjual paket wisata


karena belum ada dasar hukumnya tentang pengelolaan
Semarapura City Tour. Saat ini masih menggunakan peraturan
daerah yang lama yang dimana Pemerintah Daerah tidak dapat
menjual paket wisata mengenai Semarapura City Tour dan
hanya menjual Daya Tarik Wisata Kerthgosa. Tetapi kita tetap
menyediakan rute-rute yang akan digunakan dalam
Semarapura City Tour.”
Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa Semarapura City

Tour belum memiliki dasar hukum dalam pengelolaannya sehingga

pihak Pemerintah Daerah belum memiliki wewenang dalam menjual

atau menawarkan paket wisata Semarapura City Tour. Dalam situasi

seperti ini pihak Dinas Pariwisata berharap dengan mengundang

pihak-pihak yang industri pariwisata dalam kegiatan atau Festival

Semarapura di Kabupaten Klungkung tersebut. Karena itu merupakan

kesempatan Pemerintah Daerah memperkenalkan Kota Semarapura.

Pemerintah Daerah tidak memiliki kerjasama dan belum melakukan

sosialisasi kepada pihak industri pariwisata lainnya, oleh sebab itu saat

ini promosi yang dilakukan belum maksimal karena terhambat dengan

belum tersedianya paket wisata. Tetapi pemerintah daerah tetap

62
mengupayakan dengan membuat fanpage maupun aplikasi Klungkung

Tourism dengan tujuan agar daya tarik wisata di Kota Semarapura

maupun rute-rute yang dilalui oleh Semarapura City Tour dapat

dipromosikan dengan baik.

Gambar 9. Pembukaan Festival Semarapura Tahun 2017


Sumber: www.google.com tanggal 15 Juli 2018
Pemerintah daerah berharap masyarakat mampu membantu

mengembangkan, mengelola maupun mempromosikan Semarapura

City Tour. Karena menurut pemerintah, masyarakat belum mampu

untuk membantu dalam mengembangkan Semarapura City Tour.

Menurut kepala bidang pemasaran mengatakan bahwa pihak

pemerintah daerah berencana akan membentuk badan pengelola yang

mengkhusus dalam mengelola Semarapura City Tour agar lebih

terfokus dan lebih maksimal.

63
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

diketahui bahwa pengelolaan dari Semarapura City Tour belum sesuai dengan

harapan pemerintah daerah dan juga belum mencapai maksimal. Hal tersebut

disebabkan oleh kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dalam

mengembangkan dan mengelola Semarapura City Tour dan memahami

dampak pariwisata. Pihak Pemerintah Daerah belum melakukan sosialisasi

maupun membangun kerjasama dengan pihak industri pariwisata, hal tersebut

disebabkan karena Pemerintah Daerah belum memiliki wewenang dalam

membangun badan pengelolaan yang dibangun khusus dalam mengelola

Semarapura City Tour, hal tersebut karena mengacu pada Peraturan Daerah.

Dilihat dari hasil observasi kondisi fisik daya tarik wisata yang menjadi

tujuan dari Semarapura City Tour saat ini dalam tahap perbaikan salah

satunya yaitu Monumen. Selain itu kondisi infrastruktur yang menjadi salah

satu hal penting dalam mendukung Semarapura City Tour saat ini sudah

memiliki kualitas dan kondisi yang baik sehingga wisatawan yang berwisata

berjalan dengan lancar.

Kota Semarapura itu sendiri tidak memiliki akomodasi yang

mendukung maupun untuk melayani kebutuhan wisatwan seperti hotel

maupun restaurant karena berdasarkan pernyataan dari pihak dinas pariwisata

tersebut mengatakan bahwa Pemerintah Daerah tidak berfokus ke sebuah

akomodasi melainkan berfokus terhadap pengembangan Semarapura City

64
Tour. Semarapura City Tour tersebut memiliki atraksi wisata yang di

pentaskan oleh beberapa masyarakat lokal di setiap hari Sabtu dan untuk hari-

hari selain hari sabtu tidak terdapat atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh

wisatawan. Semarapura City Tour memiliki 2 shuttle bus yang akan

digunakan untuk mengunjungi dan mengintegrasikan Desa Wisata Kamasan,

selain itu Semarapura City Tour ini memiliki guide lokal yang akan

membantu menjelaskan kepada wisatwan mengenai Kota Semarapura baik

tentang wisata sejarahnya maupun budayanya.

Menurut pihak Dinas Pariwisata Semarapura City Tour saat ini masih

dalam masa perkembangan dan belum memiliki paket wisata yang dapat

ditawarkan kepada wisatawan sehingga hal tersebut menjadi sebuah

tantangan bagi pihak Dinas Pariwisata agar Semarapura City Tour tetap

berjalan dengan baik dengan menyediakan rute-rute yang di atur. Selama ini

pihak Dinas Pariwisata memperkenalkan produk wisata Semarapura City

Tour ini melalui event-event atau festival semarapura. Selain itu Dinas

Pariwisata memperkenalkan Semarapura City Tour dengan menawarkan

kepada wisatawan secara langsung atau on the spot karena Dinas Pariwisata

belum memiliki kerjasama dengan pihak industri dalam memperkenalkan dan

mempromosikan Semarapura City Tour.

5.2 Saran

Penelitian ini tidak lepas dari kelemahan-kelemahan lain yang

mungkin saja diluar kemampuan dari penulis. Saran yang dapat diberikan

untuk penelitian selanjutnya yaitu sebaiknya pihak pengelola atau Dinas

Pariwisata Kabupaten Klungkung melakukan sosialisasi dengan masyarakat

65
lokal mengenai Semarapura City Tour maupun dampak pariwisata bagi Kota

Semarapura sehingga pengelolaan Semarapura City Tour akan lebih dibantu

dengan adanya kelompok sadar wisata.

Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung perlu mengeluarkan

kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan Semarapura City Tour

sehingga pihak Dinas Pariwisata dapat membangun badan pengelola yang

dibangun khusus untuk mengelola Semarapura City Tour sehingga dapat

meningkatkan kerjasama dengan asosiasi atau industri pariwisata selain itu

juga agar pengelolaannya lebih maksimal, dan juga mengembangkan

penjualan atau mempromosikan Semarapura City Tour dengan melakukan

sosialisasi atau kerjasama dengan pihak industri lainnya.

Mengingat keterbatasan waktu penelitian dan hanya berfokus untuk

mendapatkan data mengenai pengelolaan Semarapura City Tour dengan

cara wawancara, maka saran bagi peneliti selanjutnya agar dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai peran masyarakat dan peran pemerintah

dalam mengembangkan Semarapura City Tour.

66

Anda mungkin juga menyukai