Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KOMBINASI MACAM ZPT DENGAN LAMA PERENDAMAN

YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBIBITAN SIRIH


MERAH ( Piper Corcatum Ruiz & Pav ) DAN SIFAT PUPUK ASAM, BASA
DAN NETRAL

Oleh :

Siska Mailasari (1606541024)

PRODI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018
PENGARUH KOMBINASI MACAM ZPT DENGAN LAMA PERENDAMAN
YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBIBITAN SIRIH
MERAH ( Piper Corcatum Ruiz & Pav )

Tanaman obat merupakan salah satu hasil pertanian di Indonesia yang


mempunyai prospek untuk dikembangkan. Salah satu tanaman yang
dikembangkan adalah sirih merah. Sirih merah dikembangkan karena dalam sirih
merah terdapat kandungan senyawa fitokimia yaitu alkanoid, saponin, tannin dan
flavonoid ( Anonymous, 2009). Perbanyakan tanaman sirih merah ( Piper
Corcatum Ruiz & Pav ) secara vegetative melalui stek batang dinilai relatif mudah
disbanding dengan cara yang lain, namun tingkat keberhasilan sangat rendah.
Kemungkinan keberhasilan stek sirih merah ini 40-70 %, namun jika stek berasal
dari bagian tanaman yang muda tingkat keberhasilan tidak lebih dari 30%. Upaya
perbanyakan dengan stek bertujuan untuk memperoleh presentasi tumbuh yang
tinggi, adanya peningkatan sistem perakaran serta bibit tanaman yang ditanam
mampu dan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, maka akan diberi
perlakuan kombinasi macam ZPT dengan lama perendaman yang berbeda
sehingga diperoleh hasil yang baik dan keberhasilan tumbuh tanaman.

Pemberian 100 ppm NAA dengan lama perendaman 15 menit mampu


meningkatkan presentase bertunas, berakar, dan berat kering akar dibandingkan
dengan control pada stek pucuk meranti tembaga ( Djamhuri, 2011). Pemberian
hormone IBA dengan tingkat konsentrasi 100 ppm dan lama perendaman selama 2
jam mampu meningkatkan persentase jadi stek pucuk meranti putih dimana rata-
rata berakar mencapai 83,33% ( Irwanto,2001).NAA merupakan kelompok zat
pengatur tumbuh dari kelompok auksin, yang mempunyai peranan dalam
merangsang pertumbuhan akar lateral samping.

Metode penelitian yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Rancangan


Acak Lengkap ( RAL) factor tunggal dengan 6 perlakuan, antara lain : P0 =
Kontrol ( tanpa direndam dengan IBA dan NAA ), P1 = IBA + Lama perendaman
1 jam, P2= IBA + lama perendaman 2 jam, P3 = IBA + lama perendaman 3 jam,
P4 = NAA + lama perendaman 1 jam, P5 = NAA + lama perendaman 2 jam, P6=
NAA + lama perendaman 3 jam. Data yang diambil meliputi saat muncul tunas,
jumlah daun, panjang tunas, panjang akar, jumlah akar, bobot kering akar, bobot
kering batang, dan bobot kering daun. Perlakuan diamati selama 12 MST dan lalu
dianalisis dan diolah dengan Analisis Variant ( ANOVA) dan diuji Jarak Duncan.

Penggunaan ZPT dalam pembiakan tanaman secara stek adalah utnuk


mengatasi masalah pembentukan akar. Stek yang diberi perlakuan ZPT akan
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan tanpa ZPT. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata pada rata-rata
saat muncul tunas, jumlah daun, panjang tunas, panjang akar, jumlah akar, bobot
kering akar bobot kering batang, dan bobot kering daun.

Perlakuan lama perendaman ZPT berpengaruh sangat nyata terhadap


kemunculan tunas. Pada perendaman dengan NAA selama 3 jam menyebabakan
tunas muncul lebih lama. Hal ini dikarenakan perendaman NAA yang terlalu lama
menyebabkan pemecahan NAA karena adanya serangan mikroorganisme.

Perlakuan lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap parameter


jumlah daun dengan lama perendaman NAA selama 1 jam. Hal ini selaras dengan
fungsi NAA sebagai pengatur, pembesar sel di daerah belakang meristem ujung (
Ema,2010).

Perlakuan lama perendaman dengan ZPT berpengaruh sangat nyata


terhadap parameter panjang tunas. Pemberian NAA dengan lama perendaman 1
jam pada 6 MST, 8 MST, 10 MST dan 12 MST menghasilkan tunas yang lebih
panjang dari perlakuan yang lain. Hormon NAA lebih efektif dari pada IAA,
karena NAA tidak mudah dirusak oelh IAA oksidase dan enzim lain sehingga bisa
bertahan lebih lama ( Sallisbury dan Ros, 1992).

Perlakuan lama perendaman dengan ZPT berpengaruh sangat nyata


terhadap parameter panjang akar. Pemberian hormone IBA dengan lama
perendaman 3 jam menghasilkan akar yang lebih panjang. IBA sangat cocok
untuk merangsang aktivitas perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil
dan daya kerjanya lebih lama ( Wudianto 1993). Semakin panjang akar maka
kemampuan dalam menyerap air dan unsure hara lebih banyak.

Perlakuan lama perendaman dengan ZPT berpengaruh sangat nyata


terhadap jumlah akar. Pemberian IBA dengan lama perendaman 3 jam
menghasilkan akar yang lebih banyak, karena IBA menyebabkan pertumbuhan
akar lebih menyerabut, sistem perakaran lebih kuat, kompak, dan pembentukan
lebih cepat.

Perlakuan lama perendaman ZPT berpengaruh pada bobot kering akar.


Perendaman dengan IBA selama 3 jam menghasilkan bobot kering akar 0,57 gr.
Karena IBA mempercepat dan memperbanyak pembentukan akar.

Perlakuan lama perendaman dengan ZPT NAA berpengaruh pada bobot


kering daun, hasil maksimal diperoleh dengan lama perendaman 1 jam karena
NAA stabil terhadap cahaya, tahan terhadap serangan bakteri pembusuk dan
pembongkaran oleh cahaya, sehingga komponen ini lebih disukai karena lebih
efektif pada periode pembongkaran lebih lama dibanding dengan indole (
Hartman dan Kester, 1995).
Sedangkan perlakuan lama perendaman dengan ZPT tidak berpengaruh
terhadap parameter bobot kering batang. Pada perlakuan dengan ZPT pada stek
terhadap keberhasilan pembibitan sirih yaitu berpengaruh sangat nyata terhadap
akar, baik panjang, jumlah maupun bobot kering. Pada stek yang paling
diutamakan adalah pertumbuhan akar. Berdasarkan penelitian Irwanto ( 2001 )
keberhaslan persentase jadi stek meranti puth lebih banyak dipengaruhi oleh
variable pengamatan akar.
SIFAT PUPUK ASAM, BASA DAN NETRAL

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsure hara
bagai tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organic, yang dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia.

Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsure


hara, reaksi kimia maupun fisiologis, senyawa bentuk dan pembuatannya.
Berdasarkan bentuk fasanya pupuk dibedakan atas atas pupuk padat, cair dan gas.
Pupuk padat dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya, yaitu serbuk halus,
tepung atau kristal ( missal ZA ), butiran kasar dan pupuk berbentuk brikel. Pupuk
cair biasanya disimpan dalam botol atau drum misalnya larutan Urea,wuxal,
ammonia. Pupuk berfase gas biasanya disimpan dalam tangki bertekanan.

Berdasarkan kandungan haranya pupuk dibedakan atas pupuk yang


mengandung N, P dan K ataupun pupuk yang mengandung unsure hara mikro
seperti Fe, Mn, Br dan lain-lain.

Pupuk dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat fisiologinya baik pupuk


majemuk maupun pupuk tunggal. Berdasarkan fisiologinya pupuk dibedakan
menjadi pupuk yang bersifat asam yaitu pupuk yang megandung Nitrogen
misalnya Urea, ZA, atau Amonium sulfat. Pupuk yang bersifat basa yaitu pupuk
yang mengandung fosfor seperti TSP, Sp-36. Pupuk yang bersifat netral yaitu
pupuk yang memiliki kandungan campuran yang seimbang missal NPQ, NP, Nq,
dan MKP.Pupuk dengan sifat basa apabila di aplikasikan ke dalam tanah
menyebabkan tanah tersebut menjadi basa sama dengan pupuk yang bersifat asam
jika diaplikasikan ke dalam tanah akan menyebabkan tanah menjadi asam. Pupuk
yang bersifat netral tidak menyebabkan perubahan keasaman ataupun kebasaan
dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai