Anda di halaman 1dari 24

OUTLINE SKRIPSI

Analisa SWOT Tentang


Pengembangan Pariwisata Sumber
Program Studi
Manajemen Daya Manusia di Danau Toba
Fakultas Ekonomi
Bisnis
Kabupaten Simalungun
Nama : Royhan Kamal Panggabean
NPM :181220116
Konsentrasi :Sumber Daya Manusia
T. A. : 2020/2021

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan pariwisata memiliki peran yang signifikan dalam aspek


ekonomi, social, dan lingkungan pada suatu negara. Pada aspek ekonomi kalau
melihat dari pariwisata bisa menghasilkan pendapatan negara maupun
pensapatan hasil daerah dari devisa kunjungan wisatwan mancanegara dan
Produk Domestik Bruto (PDB) beserta komponen-komponen lainnya. Dalam
aspek social pariwisata bisa menciptakan penyerapan tenaga kerja bagi
masyarakat local atau masyarkat disekitar wilayah wisata. Aspresiasi seni,
tradisi, dan budaya bangsa, dan peningkatan jati diri bangsa. Dalam aspek
lingkungan, pariwisata khususnya ekowisata bisa mengangkat produk dan jasa
wisata seperti kekayaan dan keunikan alam,laut dan danau dan juga efektif
terhadap pelestarian lingkungan alam dan seni budaya tradisional.
Ditengah dinamika ekonomi dan politik dunia pada saat ini, tarik
menarik kepentingan ekonomi dunia antar dunia maju dan dunia ketiga telah
membawa perkembangan pada suatu jenis jasa wisata yang memberi jaminan
bagi terciptanya kesejahteraan. Sektor jasa usaha tersebut dikenal dengan
sebutan ecotourism atau dalam Bahasa Indoneisa ekowisata. Penerapan
ekowisata di Indonesia memiliki potensi yang besar dimana Indonesia memiliki
keindahan dan kekayaan alam, khususnya pada ekowisata. Sebagai bentuk
wisata yang lagi trend, ekowsiata memiliki kekhususan sendiri yaitu
1
mengutamakan konservasi lingkungan, Pendidikan lingkungan, kesejahteraan
penduduk local dan menghargai budaya local. Taman nasional termasuk danau
merupakan Kawasan pelestarian alam yang memiliki sumber daya alam.
Keindahan dan terdapat ekosistem yang berlimpah merupakan salah satu
bagian pengembangan ekowisata. Tamana nasional dan danau telah
menawarkan ekologis yang banyak diminati oleh wisatawan. Ketertarikan pada
ekowisata dikarenakan adanya pergeseran paradigma kepariwisataan
internasional dari bentuk pariwsiata massal (mass tourism).
Ditengah tuntutan yang semakin tinggi terhadap perlunya peningkatan
kinerja di sektor pariwisata tujuannya adalah untuk memenuhi pencapaian
target-target ekonometrik, bahwa pembenahan pada sumber daya manusia dan
birokrasi belum kuat disuarakan. Bahwa pada saat ini terdapat kesan yang
cukup menonjol dalam perhatian kita yang masih bertumpu pada aspek
kuantitatif seperti berapa besar devisa yang harus dicapai, kesempatan kerja,
kunjungan wisata dan sebagainya, sementara pada segi kualitatif yang antara
lain kalau kita lihat dari sisi perubahan positifnya mutu dari sumber daya
manusia cenderung diabaikan
Indonesia negara yang memiliki sumber daya alam yang terdiri dari
lautan, danau, pantai, daratan, budaya yang apabila dikelola dengan benar
dapat memberikan keuntungan besar bagi negara. Salah satu pelaksanaan nya
adalah dengan menciptakan daerah tersebut menjadi daerah tempat sarana
destinasi wisata. Daerah-daerah yang memiliki kawasan eksotis diharapkan
dapat memberikan kontribusi besar dalam memberikan sumber pendapatan.
Dengan adanya otonomi daerah diharapakan kabupaten/kota dituntut untuk
dapat hidup mandiri. Suatu daerah yang dapat melaksanakan otonomi ditinjau
dari kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki kewenangan
dan kemampuan dalam mengali sumber-sumber keuangan, mengelola dan
memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya
Sektor pariwisata merupakan salah satu agenda prioritas nasioanal
yang dicananangkan oleh Presiden Republik Indonesia yang tercemin dalam
program nawacita yaitu dengan menciptakan kemandirian ekonomi melalui
sektor-sektor strategis ekonomi nasional yang salah satu sektor tersebut
adalaah pariwisata. Optimalisasi pada sektor wisata, Indonesia bisa dijadikan
modal dalam pengembangan perekonomian nasional karena dilihat dari
geografisnya memiliki lautan yang luas dibandingkan dengan daratan.
Sebagai negara kepulauan dengan iklim yang tropis. Indonesia memiliki
2
kergamana hayati dasar laut yang menjadi daya tarik wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Keindahan pantai
yang mempesona yang terbentang panjang dengan pasir putihnya, ombak
yang memiliki ketinggian yang sempurna yang membuat andrenalin para
peselancar terpacu. Tantangan yang terbesar pada saat ini yaitu pada sektor
jasa pariwisata dari sisi pebisnis (Pelaku Usaha), pemerintah dan seluruh
stakeholder yang terkait dalam meningkatkan daya saingnya terutama untuk
meningkatkan keterbukaan ekonomi/globalisasi.
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memberikan
keindahan alamnya, daerah yang dikeliling oleh sumber daya alam seperti
gunung, danau, laut dan lain-lain. Provinsi yang terletak di bagian Utara
Pulau Sumatra yang beribu kota di kota Medan, dengan luas wilayah
72.981,23 km2. Sumatra Utara merupakan provinsi dengan jumlah penduduk
terbesar keempat di Indonesia, setelah provinsi Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Jawa Tengah. Pada tahun 2020 penduduk Sumatra Utara berjumlah
15.136.522 jiwa, dengan kepadatan penduduk 207,40 jiwa/km2.
Potensi wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan baik
mancanegara maupun local adalah wisata alam Danau Toba yang telah
ditetapkan oleh pemerintah melalui kementerian pariwisata dan ekonomi
kreartif sebagai destinasi wisata super prioritas. Danau Toba dan kawasan di
sekitarnya berbenah. Mulai dari akses transportasi darat maupun udara, objek
wisata, sampai kesenian dan kebudayaan yang dapat ditawarkan oleh
daerah penyangga Danau Toba. Hal ini didukung oleh ketetapan seperti
peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
kawasan dan sekitarnya. Bab 1 Pasal ayat 7 menyebutkan bahwa kawasan
Danau Toba dan sekitarnya yang selanjutnya disebut kawasan Danau Toba
merupakan kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan yang meliputi badan danau,daerah tangkapan air, dan
cekungan air tanah yang terkait dengan perairan Danau Toba,serta pusat
kegiatan dan jaringan prasarana yang tidak berada di badan Danau
Toba,daerah tangkapan air dan cekungan air tanah yang terkait dengan
perairan danau toba dan mendukung pengembangan perairan danau toba. Data
jumlah wisatawan yang berkunjung Ke Danau Toba pada tahun 2018
mencapai 103.044 Dan meningkat sebanyak pada tahun 2019 berkisar
122.300 orang (Nasional Republika 2021).

3
Fungsi dari objek wisata dan sarana pariwisata sangat besar bagi
daerah kabupaten/kota, salah satu fungsi nya yaitu pelayanan ruang public
untuk rekreasi, hiburan, olah raga. Fungsi lainnya memberi peluang pada
sektor lapangan kerja dan kesempatan berusaha disektor pariwisata bagi
masyarakat di sekitar objek wisata di berbagai sektor antara lain perdagangan,
jasa angkutan, hiburan, jasa (guide), telekomunikasi dan sebagainya. Dan
fungsi lainnya pada bidang Pendidikan dan pengetahuan atau penelitian serta
sebagai usaha menambah aset daerah yang sangat untuk investasi jangka
panjang sebagai sumber pendapatan asli daerah dalam rangka otonomi daerah
sebagai sumber pendapatan pajak sektor pariwisata yang menjanjikan.
Salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan dibidang pariwisata
yaitu dengan dibuat adanya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan
pariwisata di Danau Toba dengan membentuk Badan Otorita Pengelola
Kawasan Danau Toba (Otorita Danau Toba). Otorita Danau Toba dibentuk
oleh Peraturan Presiden no 49 tahun 2016 (Perpres 49/2016) mengenai Badan
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagai kawasan strategis
pariwisata nasional. Sesuai wewenang yang tertuang pada PerpresNo.49 tahun
2016, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) selaku badan pelaksana
dari otorita danau toba bermaksud untuk penetapan sebagai layanan Umum
(BLU). pembentukan badan otorita pengelola kawasan pariwisata danau toba
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 mengenai kepariwisataan yang terdiri
industri pariwisata, destinasi, pariwisata, pemasaran daan kelembagaan
kepariwisataan.
Pegembangan objek wisata, harus memiliki perhatian besar dari
pemerintah khususnya pada pemangku jabatan yang berada pada dinas
pariwisata. Peran pemerintah disini yaitu harus memberi rasa aman, rasa
nyaman dan dapat melindungin para wisatawan. Agar semua itu dapat terjalan
dengan baik maka harus menerapkan semua peraturan pemerintah dan
undang-undang yang berlaku pada saat ini agar dapat dilaksanakan oleh
pemerintah khususnya pemerintah daerah dan lebih khususnya pada
pemerintahan kabupaten Simalungun.
Dalam melaksankan pengembangan pariwisata harus memiliki
rencana yang disusun dengan baik dan menyeluruh baik dilakukan oleh pihak
pemerintah pusat sampai ke pemerintah kabupaten, sehingga yang semua
dilakukan itu sesuai dengan rencana maka akan dapat bermanfaat bagi
masyarakat lokalnya baik dari segi ekonomi masyarakat local, social dan
4
cultural. Semua itu harus dapat di integrasikan antara perencanaan pariwisata
kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan social dari suatu
negara.selain itu juga didalam perencanaan tersebut harus terdapat
perencanaan pada infrastruktur, management, dan pengamanan yang baik agar
terciptanya objek pariwisata yang mempunyai daya Tarik dan daya jual baik
di dalam negeri maupun luar negeri.
Pariwisata merupakan salah satu bagian dari sektor industri di Indonesia
yang memiliki potensi dan peluang untuk dikembangkan. Menurut Sunaryo
(2013:129) pembangunan pariwisata merupakan suatu proses perubahan
pokok yang dilakukan oleh manusia secara terencana pada suatu kondisi
kepariwisataan tertentu yang dianggap lebih baik atau diinginkan.
Pembangunan pariwisata ini dilakukan untuk menambah pendapatan devisa
dan secara tidak langsung juga bisa membuka kesempatan masyarakat lokal
untuk bekerja dalam keterlibatan pariwisata tersebut dan sangat penting juga
untuk meningkatkan kesejahteraan yang di inginkan dengan cara
pemberdayaan. Selanjutnya menurut Spillane (1991) mengartikan pariwisata
sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang bersifat sementara,
baik yang dilakukan perorangan maupun kelompok.mereka melakukan
aktivitas perjalanan disebut wisatawan sedangkan tempat yang dituju disebut
destinasi pariwisata. Ketika aktivitas tersebut didukung oleh fasilitas layanan
yang disediakan oleh pihak lain (Industri Pariwisata,masyarakat dan
pemerintah) maka disebut dengan pariwisata (Ardika,2014).
Menurut Yoeti (1997:63) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat yan baru,
dengan maksud tujuan bukan berusaha (Business) atau mencari nafkah di
tempat yang ia kunjungi,tetapi semata-mata sebagai konsumen menikmati
perjalanan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacam-
macam.berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
dari suatu tempat ke tempat yang lain yang bersifat sementara waktu dengan
tujuan bukan untuk bekerja.
Jenis jenis objek wisata menurut Sammeng (2001:223) antara lain:
1. Objek Wisata Budaya
2. Objek Wisata Alam
3. Objek Wisata Minat Khusus

5
Pengertian stakeholder menurut Hetifah (2003:3) dimaknai sebagai
individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan, terlibat, atau
dipengaruhi (secara positif maupun negatif) oleh kegiatan atau program
pembangunan. Pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya melibatkan tiga
stakeholder yang saling terkait yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat
(Rahim, 2012:1). Setiap pemangku kepentingan memiliki peran dan fungsi
yang berbeda yang perlu dipahami agar pengembangan wisata di suatu daerah
dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Freeman (1984) dan Murphy & Murphy (2004) menyatakan jika
stakeholder adalah mereka yang memiliki kekuasan dan hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, serta mereka yang memberi
dan/atau terkena dampak atas hasil keputusan tersebut. Mereka bisa laki-laki
atau perempuan, komunitas, kelompok sosial, atau lembaga. sedangkan
menurut pendapat dari Pitana & Gayatri (2005) mengelompokkan stakeholder
merupakan bagian dari pemerintah, pelaku usaha/swasta, dan masyarakat
karena masing-masing stakeholder tersebut memiliki peran dan fungsi yang
berbeda. Oleh sebab itu, penting untuk memahami peran dan tanggung jawab
stakeholder agar pembangunan pariwisata dapat terwujud dan terlaksana
dengan baik. Didalam penerapan di sektor pariwisata masih kurangnya
perhatian yang besar oleh pemerintah daerah dalam mengelola dan
meningkatkan objek wisata.
Kebijakan dalam menggembangkan pariwisata sering kali dilakukan
tanpa memperhatikan kebutuhan dan keikuutsertaan masyarakat local sekitar
kawasan wisata, dan kurangnya fasilitas penghubung antara satu obyek wisata
ke objek wisata lainnya yang mengakibatkan terjadinya persaingan antar objek
wisata dalam satu wilayah yang akhirnya akan membawa dampak buruk pada
keseluruhan objek wisata tersebut. Seharusnya pengembangan pariwisata
dilakukan secara lintas provinsi atau lintas kabupaten / kota.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata masih
banyaknya pengembangan pariwisata yang hanya terfokus pada satu tujuan
obyek wisata padahal daerah sekitar obyek wisata tersebut juga memiliki
potensi pariwisata seperti keindahan panorama, alam, dan keunikan adat istiadat
setempat. Pemusatan pengembangan hanya pada satu obyek wisata membawa
dampak negatif bagi pengembangan obyek wisata didaerah sekitarnya.
Kekhasaan dan keunikan lokasi obyek wisata tidak menjadi pedoman utama
dalam menarik pariwisata baik yang local maupun mancanegara, hal ini
6
disebabkan masih kurangnya daya tarik yang diberikan oleh daerah tersebut dan
kurangnya produk yang ditawarkan daerah tersebut. Tantangan berikutnya
terkait dengan situasi dan kondisi daerah baik factor alam, ekonomi, adat
budaya, masyarakat dan lain-lain. Perlu ditetapkan factor apa saja yang harus
menjadi prioritas utama dalam meningkatkan pariwisata. Semua ini harus
memerlukan peran aktif dari semua pihak agar tercipta kebijakan
pengembangan yang integrative, komprehensif dan sinergis.Perlu adanya
Pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah,swasta untuk Masyarakat untuk
menjadi pengelolah di daerahnya sendiri, mesti dilakukan pengetahuan tentang
wisata agar membuat masyarakat lokal itu menjadi makmur dan dibuka
lapangan pekerjaan membuat mereka bisa bertahan hidup.
Dalam pengembangan pariwisata, baik pengembangan destinasi
pariwisata, maupun pengembangan daya tarik wisata pada umumnya
merupakan bagian dari sebuah strategi dalam upaya memajukan,
memperbaiki, dan meningkatkan kondisi riil daerah setempat, sehingga
memberikan nilai tambah dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar daya
tarik wisata, pemerintah daerah dan wisatawan. Perencanaan dan
pengembangan suatu destinasi meliputi sebagian besar dari sumber fisik atau
komponen produk wisata. Tidak kurang penting adalah analisis para
pengunjung potensial, kebijaksanaan harga, destinasi saingan, dan aspek
finansial yang menentukan kelayakan ekonomi dan pengembangan. Aspek
lingkungan, budaya dan sosial memiliki dimensi penting dalam
pengembangan destinasi. Perlu dikemukakan bahwa suatu rencana fisik
kepariwisataan, suatu destinasi merupakan bagian dan harus terintegrasi
dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dari suatu daerah.
Larry E. Herber mengemukakan unsur-unsur dalam suatu rencana
destinasi. Unsur utama adalah Analisa Pasar; menurut penelitian sumber daya
wisata adalah:
(1) Atraksi
(2) Budaya
(3) Tenaga kerja
(4) Prasarana dan sarana
(5) Transportasi
(6) Jasa pendukung
(7) Akomodasi

7
SDM merupakan suatu Objek dan Subjek pembangunan perlu
mendapatkan perhatian yang yang lebih. Hal ini juga disebabkan SDM itulah
yang merupakan penggerak utama dari pembangunan. Aspek-aspek tertentu
yang berkaitan langsung dengan SDM itu seperti adanyqa pendidikan atau
pengembangan kemampuannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan pembangunan yang dilaksanakan. Berbagai masalah yang terjadi di
Sumber Daya Manusia yang masih cukup rumit dialami daerah antara lain
yang menyangkut kesenjangan antara Lapangan kerja yang ada dengan para
pencari kerja sebagai produk pendidikan pada semua tingkat.
Secara Umum Rencana pembangunan, tenaga kerja (Sumber Daya
Manusia) dan pendidikan merupakan instrumen dari satu kesatuan yang
menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena sangat
strategis dalam penerapan dan pelaksanaannya. Ada tiga tujuan pembangunan
yang pemerintah Medan lakukan Khususnya Pariwisata Danau Toba seperti:
Pertama, Meningkatkan Kemampuan Modal baik di wilayah Medan
khusus nya pariwisata danau toba maupun modal asing guna meningkatkan
daya serap pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang selanjutnya akan
dapat meningkatkan produk nasional dan pendapatan perkapita, terutama
bilamana pertambahan pendudukan dapat ditekankan serendah mungkin
melalui program keluarga berencana
Kedua, Meratakan distribusi pendapatan secara lebih adil dengan
cara menciptakan lapangan pekerjaan terutama untuk memberikan peluang
besar kepada para pencari pekerja. Ini juga bahwa tujuan utama sistem
pendidikan baik formal,informal maupun non-formal seperti latihan-latihan
kerja juga menciptakan Sumber daya manusia berkualitas sehingga lebih siap
dalam memenuhi permintaan akan jumlah tertentu. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa masalahnya sekarang adalah bagaimana mempertemukan pencari
pekerja dengan memerlukan tenaga kerja yang bisa dikatakan Supply dan
Demand
Ketiga, Menyebarkan Usaha-usaha pembangunan ke seluruh wilayah,
sehingga perkembangan wilayah sesuai tingkat sosial ekonomi wilayah yang
bersangkutan dan dapat menciptakan keseimbangan kemajuan antar-wilayah
terutama dengan berlakunya kebijakan otonomi daerah. Di sini yang dirasakan
sebagai tantangan adalah bagaimana yang paling penting untuk meratakan
usaha-usaha pembangunan tersebut dengan menyesuaikan tentang rencana
pengembangan SDM dan rencana Pendidikan
8
Bisa kita jelaskan peran Stakeholder dalam pengembangan dalam
Danau Toba antara lain:
1. Pemerintah daerah yang melaksanakn pembinaan sumber daya manusia
melalui berbagai pelatihan seperti hospitality, kepemanduan, dan
pelatihan keterampilan pembuatan souvenir.
2. Perbaikan aksesibilitas, melimpahkan kewenangan terkait sistem
manajemen transportasi danau air kepada BUMN yaitu PT. ASDP, dan
kepada Kementerian PUPR terkait perbaikan dan pembangunan jalan.
3. Peran swasta dalam pembanguan sektor wisata di kawasan danau toba
melalui pengusaha menyediakan transportasi, menyediakan transportasi
air seperti kapal motor untuk mendukung aksesibilitas wisatawan
menuju Objek wisata danau toba.
4. Penyedia akomodasi penginapan.
5. Masyarakat Mengelola sebagian besar atraksi budaya yang ada di
daerah Danau Toba Menjadi pemandu wisata khususnya pada situs-situs
budaya yang memiliki latar belakang sejarah.
Dalam melakukan penelitian untuk menjelaskan mengenai
pengembangan pembangunan kawasan danau toba menggunakan metode
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu metode mengembangkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, poyek atau konsep bisnis yang
berdasarkankan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu
strengths, weakness, 0pp0rtunities dan threats, metode ini paling sering di
gunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan di
lakukan analisis SWOT hanya mengambarkan situasi yang terjadi bukan hanya
memepecahkan masalah (freddy, 2014).
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:
a. Kekuatan (Strengths) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kekutan yang di
analisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek
konsep bisnis itu sendiri, yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki
pariwisata, dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat di
kembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam
pasara dan mampu bersain untuk perkembangan selanjunya yang
menyangkut pariwisata
b. Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
adalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kelemahan yang
9
di analisisl, merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak
menguntunkan atau merugikan bagi pengembangan objek wisata

c. Peluang (Opportunities) Merupakan kondisi peluang berkembang di


masa datang yang terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang dari
luar organisasi, proyek atau konsep bisnis, itu sendiri minsalnya
kompetitor, kebijakan
d. Ancaman (Threats) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri
Menurut Santono (2001) dalam Anjela (2014) Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang
di harapkan dapat memecahkan suatu masalah analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (stength), dan peluang
(opportunities), namun secara bersama dapat meminimlkan kelemahan
(weakesses) dan ancaman (threats)
Menurut Makmur,Thahier dan Agustino (2016), bahwa kebijakan
publik terjadi karena timbulnya tuntutan dari fenomena kehidupan manusia,
yang berhubungan langsung dan insentif antara para aktor yang terlibat karena
adanya alat pengaturan yang jelas serta jelas dalam penciptaan solusi terhadap
dinamika kehidupan. Kebijakan publik juga ikut berperan dalam mengatur,
mengarahkan,dan mengembangkan dinamika interaksi baik di dalam maupun
diluar komunitas dengan lingkungan sehingga menghasilkan kebaikan yang
efektif.
Diperlukan adanya kesiapan Sumber Daya Manusia dalam
melaksanakan Kebijakan Pariwisata bahwa harus adanya suatu pengkajian
atau analisis terkait kebijakan pariwisata ini selalu mendukung percepatan
pembangunan pariwisata Danau Toba melalui pengelolaan objek wisata yang
benar dan sesuai dengan kebutuhan pariwisata tersebut. Maka dengan adanya
analisis kebijakan untuk pengelolaan objek wisata di Kabupaten Simalungun
agar dapat berjalan optimal bagi pengembangan pariwisata Danau Toba sesuai
yang ingin diharapkan dan dicapai. Kementerian Pariwisata RI (2016:18)
dalam pengembangan sumber daya manusia Kepariwisataan dapat dilakukan
dengan pendekatan suatu pendidikan formal serta pelatihan.Pendidikan dan
Pelatihan formal dilakukan terhadap aparatur pemerintah,pengusaha industri
10
pariwisata, karyawan pada industri pariwisata dan masyarakat yang ada di
kawan pariwisata. Kemudian menurut Yoeti (2016) bahwa daya tarik objek
wisata didasarkan pada adanya sumber daya yang dapat membuat rasa
senang,gembira, nyaman dan bersih yang melayani para wisatawan yang hadir
dan menimbulkan rasa kesan yang positif terhadap objek wisata tersebut
Kabupaten Simalungun salah satu objek wisata utama Di Provinsi
Sumatera Utara yang memiliki potensi cukup menarik khususnya sebagai
tempat rekreasi untuk didatangi dibandingkan dengan wisata lainnya di
Indonesia. Bisa dikatakan Kepariwisataan Kabupaten Simalungun sudah
sangat terkenal bagi para masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat
Mancanegara. Kabupaten Simalungun mempunyai banyak tempat rekreasi
yang dapat dikunjungi seperti Wisata Alam, Agrowisata, Wisata Seni dan
Budaya, wisata peninggalan sejarah dan lain sebagainya.
Menyadari akan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Simalungun
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam memasuki era otonomi dan
globalisasi berupaya membenahi kepariwisataan Parapat dari segala aspek
dengan tujuan meraih tempat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, sehingga
sektor kepariwisataan menjadi sumber atau pemasok dana strategis dalam
menunjang pembangunan daerah. Agar potensi kepariwisataan dapat
berkembang dan dapat dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual di
pasar global, maka harus dilakukan strategi yang mendukung perkembangan
daerah tujuan wisata pada tempat rekreasi Danau Toba di Parapat Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara.

B. Penelitian Terdahulu
N Peneliti Indikator Teknik Hasil
O (Tahun) Variabel Analisi
s
1. Reski Amalyah X:Stakeholde Kualitat 1.Pengetahuan
Djamhur r if masyarakat lokal
Hamid Y: Pariwisata tentang layanan jasa
Luchman wisata dan
Hakim (2016) pengelolaan
lingkungan masih
kurang.

2.Peran Disparekraf
11
Kota Makassar masih
belum maksimal.
Kerjasama dan
koordinasi antar
stakeholder
pariwisata masih
kurang

2. Fitri X : kualitat 1. Terbukanya


Handayan,& Stakeholder if lapangan pekerjaan
Hardi Warsono Y: bagi warga desa
(2017) Pengembang Punjulharjo.
an Mayoritas warga
membuka warung
makan, pemuda
Desa Punjulharjo
mendapatkan
pekerjaan sebagai
petugas parkir,
petugas karcis,
petugas kebersihan
dan penyewaan
wahana perainan.
2. Adanya interaksi
antara warga dengan
wisatawan, sehingga
terjadinya
pertukaran informasi
dan budaya
3. Keterlibatan warga
dalam kegiatan
kepariwisataan
seperti mengikuti
sosialisasi yang
diselenggarakan
oleh OPD
Kabupaten
Rembang serta
partisipasi dalam

12
kegiatan kelompok
sadar wisata.
3. Nova Irene X: kualitat Hasil dari penelitian
Bemeta Sitorus Stakeholder if ini adalah para
Y: Pariwisata stakeholder belum
menjalankan
perannya dengan
maksimal dalam
mendukung
peningkatan
kunjungan wisata ke
Kawasan Danau
Toba. Namun
Kabupaten Samosir
sudah menjadi
kabupaten yang
paling maju dan
berkomitmen dalam
mengembangkan
pariwisata di
Kawasan Danau
Toba. Kabupaten ini
juga memiliki jumlah
kunjungan wisman
yang paling tinggi
diantara kabupaten
lainnya serta sudah
dapat sejalan dengan
kementerian
Pariwisata dalam
mengembangkan
Pariwisata kawasan
Danau Toba
4. Feronica X :Stakehold kualitat 1. Masyarakat lokal
Simanjorang er if berperan penting
luchman Hakim Y : dalam
&Sunarti Pembanguna mempertahankan
(2020) n wisata warisan budaya
melalui pertunjukan
13
seri. Mereka
meyakini mampu
mengelola warisan
dan situs- situs
budaya secara
mandiri. Masyarakat
menempatkan
dirinya sebagai
subjek yang berhak
untuk mengelola
sumber daya
pariwisata. Hasilnya,
masyarakat secara
langsung menerima
manfaat ekonomi
dari aktivitas wisata
yang terjadi
dilingkungan
mereka. Disisi lain,
kondisi tersebut
menghambat
pemerintah untuk
membangun
hubungan kerja sama
sehingga sulit
melakukan inovasi.
Pemerintah daerah
diketahui aktif
memberikan
pelatihan
keterampilan untuk
meningkatkan
kapasitas SDM di
desa-desa wisata
unggulan. Hal
tersebut disambut
baik oleh masyarakat
lokal dengan
caraberpartisipasi,na

14
mun disisi lain
peneliti belum
melihat adanya
pengawasan yang
berkelanjutan
sehingga kegiatannya
masih dalam bentuk
program. Dalam
upaya perbaikan
sarana dan prasarana
aksesibilitas,
Kementerian PUPR
diketahui terus
memberikan
dukungan sehingga
pelaksanaannya
berjalan dengan baik.
3. Pihak swasta
diketahui belum
menjalin kerja sama
dengan pemerintah.
Mereka berperan
dalam menyediakan
sarana transportasi
danau dan
akomodasi
penginapan, namun
hal tersebut belum
terhubungan dengan
aktivitas wisata
lainnya.
5. Dita X : Ekonomi Kualitat 1. Mengestimasi
Mangiri,Herma Y : Strategi if ekonomi wisata
nto Siregar & Wisata danau sentani yang
Erman Rustiadi diperkirakan
(2020) memberikan dampak
ekonomi lokal dan
manfaat terhadap
masyarakat sekitar

15
5. Ni Komang X : Swot Kualitat 1. faktor yang menjadi
Onik Pratiwi Y: Objek if kekuatan (strengths)
Wisata dalam Mempengaruhi
tingkat kunjungan
Wisatawan meliputi,
daya tarik objek wisata
Goa Gajah yaitu
keindahan
pemandangan dan
suasana di sekitar
kompleks Goa Gajah
begitu sangat tenang,
begitu kita menginjakan
kaki langsung terasa
nuansa yang begitu asri
dan teduh.

2. Faktor yang menjadi


kelemahan
(weaknesses) dalam
mempengaruhi tingkat
kunjungan wisatawan
adalah dilihat dari segi
kebersihan lingkungan
yang kurang,
sarana/prasarana yaitu
kurangnya artshop yang
menjual pernak- pernik
khas objek wisata Goa
Gajah serta masih
minimnya penginapan
atau home stay.

3.Faktor yang menjadi


peluang (opportunities)
dalam mempengaruhi
kunjungan wisatawan
dilihat dari indikator
sosial/ budaya yaitu
peran serta masyarakat
16
sangat baik dalam
mengembakan dan
memajukan objek
wisata Goa Gajah,
politik/ pemerintah
yaitu keamanan
lingkungan terjaga,
ekonomi yaitu kondisi
ekonomi global yang
stabil, kemudian dari
segi kemajuan
teknologi yaitu telah
memanfaatkan
teknologi informasi
untuk promosi.

4. Faktor yang menjadi


dilihat dari indikator,
politik pemerintah yaitu
adanya pengaruh
kondisi politik dan
pengaruh kebijakan
pemerintah, daya saing
yaitu mulai
dikembangkannya
objek wisata yang
sejenis. Strategi yang
tepat untuk diterapkan
dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan
di objek wisata Goa
Gajah adalah panetrasi
pasar. Strategi ini dapat
dilakukan melalui
observasi dan
wawancara yang
dilakukan peneliti
kepada masyarakat dan
pengunjung yang

17
datang ke objek wisata
Goa Gajah. Strategi
penetrasi pasar juga
dapat dilakukan dengan
memasang iklan pada
media cetak, elektronik
maupun internet dan
publisitas.

6. Edi Suarto X: Objek Kualitat


Wisata if
Y : Analisis
Swot
7. Yulius Habita X :SWOT Kualitat kekuatannya adalah
Nggi (2019 Y : if mempunyai adat
Kebijakan istiadat yang kuat dan
Pengembang mempunyai keindahan
an Pariwisata alam, pantai dan lain-
lain yang bisa di
kembangkan.

kelamahannya
kurangnya sumber daya
manuia, sumber dana
penyelenggaraaan yang
kurang ketimpangan
pembangunan antara
Bali selatan dan Balil
utara dan peluangnya
adalah bali sudah
mempunyai Branding
Top dunia apa saja yan
di kembangkan
berdasarkan kebijakan
bisa menjadi tolak ukur
dalam mensejahterakan
masyarakat. Acaman
18
adalah adanya sepuluh
Bali baru yang bisa
mengancam keberadaan
bali atau eksistensi dari
pada pariwisata Bali itu
sendiri oleh karena itu
bali harus melakukan
inovasi baru dalam
mempertahankan
ekstensi dari pada
Pariwita Bali.

8. Fitra X: SWOT Kualitat


Delita,Elfayetti Y : Strategi if
& Tumiar Pengembang
Sidauruk an
9. Agung X Kebijakan Kualitat 1.Perlunya
Saputra,Khaidir Pariwisata if peningkatan
Ali (2020) Y kemampuan sumber
Pengelolaan daya dalam
Objek Wisata mengelola objek
wisata baik dari
segi keterampilan
dan manajemen
pengelolaan.

2.Pemerintah
Kabupaten Samosir
khususnya Dinas
Pariwisata agar
dapat memberikan
pendidikan dan
pelatihan khususnya
pengembangan
pariwisata dalam
mengelola objek
wisata yang
berinovasi sesuai
19
dengan
perkembangan
zaman.

3.perlunya
peningkatan sistem
informasi di setiap
lokasi objek wisata
sehingga
memudahkan
wisatawan untuk
mengetahui
informasi tentang
keunggulan dari
objek wisata yang
dikunjungi.

10 Rikah, X1 : Strategi Kualitat


Muhammad Perencanaan if
Tahwin & X2 :Pengemb
Hetty M angan
Industri
Pariwisata
Y : SWOT

C. Kerangka Konseptual
20
Kepariwisataan Kabupaten
Simalungun

Kearifan Lokal Sumber Daya


Sosial Budaya Manusia/Sumber
Daya Alam

KONSEP
TEORI
1. Daya Tarik Wisata
1. Teori
2. Destinasi Wisata
pengembangan
Pariwisata
3. Komponen Destinasi Wilayah
4. Konsep Strategi 2. Teori Kebijakan

Analisis SWOT
`

Kesimpulan

D. Metode Penelitian

21
Jenis Penelitian Deskriptif pendekatan Kualitatif
Lokasi Penelitian Kabupaten…….., Dinas Pariwisata……….,
Masyarakat…..
Populasi & Sampel ………
Penelitian
Teknik Pengumpulan Kusioner, Wawancara Dinas pariwisata, Masyarakat
Data lokal
Definisi Operasional Relevan
Variabel
Teknik Analisis Data Triangulasi
Penelitian

E. Daftar Pustaka

BUKU

Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan


Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonsia.
Yogyakarta: Gava Media.

Spillane, J. (1991). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya.


Yogyakarta: Kanisius.

Ardika, I. G. (2014). Peran Strategik DMO Dalam


Penyelenggaraan Kepariwisataan Indonesia. Jakarta.

Yoeti, O.A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.


Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Sammeng, A.M. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Umum

Hetifah, S.J. 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20


Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

22
JURNAL

Rahim, F. 2012. Pedoman Pokdarwis. Jakarta: Direktur Jenderal


Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Freeman, E. (1984). Strategic Management: a Stakeholder


Approach. Boston: Pitman.

Murphy, P., & Murphy, A. (2004). Strategic Management for


Tourism Communities: Jurnal Profit| Volume.13 No. 4 2019| https://profit.ub.ac.id
51 Brigding the Gaps. Canada: Cormwell Press.

Freddy, Rangkuti. 2014. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus


Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

Anjela Pusfita, Vovi (2014) Pengembangan Objek Wisata Alam Air


Terjun Timbulun di Kanagarian Painan Timur Painan Kecamatan IV Jurai
Kabupaten Pesisir Selatan

Syaukani HR (2003)Upaya Pemberdayaan Masyarakat Menuju


Kemandirian Dalam Otonomi Daerah, Usahawan No.04 Th XXX 11 April Hal 44

Theresia Hutahaean (2020) DEVELOPMENT OF RECREATION


FACILITIESBASED ON TOBA LAKE VISITOR REFERENCESAT
PARAPAT-KABUPATEN SIMALUNGUN, Jurnal Akademi Pariwisata Medan
ISSN 2656-0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 Vol. 8 No.1 hal 37

WEBSITE

https://www.inews.id/travel/destinasi/wamenparekraf-selama-
pandemi-jumlah-wisatawan-domestik-ke-danau-toba-tinggi/2.
https://nasional.republika.co.id/berita/pwvanh328/jumlah-
wisatawan-ke-sumut-meningkat

23
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40438, Badan Otorita
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba

24

Anda mungkin juga menyukai