3
Fungsi dari objek wisata dan sarana pariwisata sangat besar bagi
daerah kabupaten/kota, salah satu fungsi nya yaitu pelayanan ruang public
untuk rekreasi, hiburan, olah raga. Fungsi lainnya memberi peluang pada
sektor lapangan kerja dan kesempatan berusaha disektor pariwisata bagi
masyarakat di sekitar objek wisata di berbagai sektor antara lain perdagangan,
jasa angkutan, hiburan, jasa (guide), telekomunikasi dan sebagainya. Dan
fungsi lainnya pada bidang Pendidikan dan pengetahuan atau penelitian serta
sebagai usaha menambah aset daerah yang sangat untuk investasi jangka
panjang sebagai sumber pendapatan asli daerah dalam rangka otonomi daerah
sebagai sumber pendapatan pajak sektor pariwisata yang menjanjikan.
Salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan dibidang pariwisata
yaitu dengan dibuat adanya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan
pariwisata di Danau Toba dengan membentuk Badan Otorita Pengelola
Kawasan Danau Toba (Otorita Danau Toba). Otorita Danau Toba dibentuk
oleh Peraturan Presiden no 49 tahun 2016 (Perpres 49/2016) mengenai Badan
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagai kawasan strategis
pariwisata nasional. Sesuai wewenang yang tertuang pada PerpresNo.49 tahun
2016, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) selaku badan pelaksana
dari otorita danau toba bermaksud untuk penetapan sebagai layanan Umum
(BLU). pembentukan badan otorita pengelola kawasan pariwisata danau toba
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 mengenai kepariwisataan yang terdiri
industri pariwisata, destinasi, pariwisata, pemasaran daan kelembagaan
kepariwisataan.
Pegembangan objek wisata, harus memiliki perhatian besar dari
pemerintah khususnya pada pemangku jabatan yang berada pada dinas
pariwisata. Peran pemerintah disini yaitu harus memberi rasa aman, rasa
nyaman dan dapat melindungin para wisatawan. Agar semua itu dapat terjalan
dengan baik maka harus menerapkan semua peraturan pemerintah dan
undang-undang yang berlaku pada saat ini agar dapat dilaksanakan oleh
pemerintah khususnya pemerintah daerah dan lebih khususnya pada
pemerintahan kabupaten Simalungun.
Dalam melaksankan pengembangan pariwisata harus memiliki
rencana yang disusun dengan baik dan menyeluruh baik dilakukan oleh pihak
pemerintah pusat sampai ke pemerintah kabupaten, sehingga yang semua
dilakukan itu sesuai dengan rencana maka akan dapat bermanfaat bagi
masyarakat lokalnya baik dari segi ekonomi masyarakat local, social dan
4
cultural. Semua itu harus dapat di integrasikan antara perencanaan pariwisata
kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan social dari suatu
negara.selain itu juga didalam perencanaan tersebut harus terdapat
perencanaan pada infrastruktur, management, dan pengamanan yang baik agar
terciptanya objek pariwisata yang mempunyai daya Tarik dan daya jual baik
di dalam negeri maupun luar negeri.
Pariwisata merupakan salah satu bagian dari sektor industri di Indonesia
yang memiliki potensi dan peluang untuk dikembangkan. Menurut Sunaryo
(2013:129) pembangunan pariwisata merupakan suatu proses perubahan
pokok yang dilakukan oleh manusia secara terencana pada suatu kondisi
kepariwisataan tertentu yang dianggap lebih baik atau diinginkan.
Pembangunan pariwisata ini dilakukan untuk menambah pendapatan devisa
dan secara tidak langsung juga bisa membuka kesempatan masyarakat lokal
untuk bekerja dalam keterlibatan pariwisata tersebut dan sangat penting juga
untuk meningkatkan kesejahteraan yang di inginkan dengan cara
pemberdayaan. Selanjutnya menurut Spillane (1991) mengartikan pariwisata
sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang bersifat sementara,
baik yang dilakukan perorangan maupun kelompok.mereka melakukan
aktivitas perjalanan disebut wisatawan sedangkan tempat yang dituju disebut
destinasi pariwisata. Ketika aktivitas tersebut didukung oleh fasilitas layanan
yang disediakan oleh pihak lain (Industri Pariwisata,masyarakat dan
pemerintah) maka disebut dengan pariwisata (Ardika,2014).
Menurut Yoeti (1997:63) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat yan baru,
dengan maksud tujuan bukan berusaha (Business) atau mencari nafkah di
tempat yang ia kunjungi,tetapi semata-mata sebagai konsumen menikmati
perjalanan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacam-
macam.berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
dari suatu tempat ke tempat yang lain yang bersifat sementara waktu dengan
tujuan bukan untuk bekerja.
Jenis jenis objek wisata menurut Sammeng (2001:223) antara lain:
1. Objek Wisata Budaya
2. Objek Wisata Alam
3. Objek Wisata Minat Khusus
5
Pengertian stakeholder menurut Hetifah (2003:3) dimaknai sebagai
individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan, terlibat, atau
dipengaruhi (secara positif maupun negatif) oleh kegiatan atau program
pembangunan. Pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya melibatkan tiga
stakeholder yang saling terkait yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat
(Rahim, 2012:1). Setiap pemangku kepentingan memiliki peran dan fungsi
yang berbeda yang perlu dipahami agar pengembangan wisata di suatu daerah
dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Freeman (1984) dan Murphy & Murphy (2004) menyatakan jika
stakeholder adalah mereka yang memiliki kekuasan dan hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, serta mereka yang memberi
dan/atau terkena dampak atas hasil keputusan tersebut. Mereka bisa laki-laki
atau perempuan, komunitas, kelompok sosial, atau lembaga. sedangkan
menurut pendapat dari Pitana & Gayatri (2005) mengelompokkan stakeholder
merupakan bagian dari pemerintah, pelaku usaha/swasta, dan masyarakat
karena masing-masing stakeholder tersebut memiliki peran dan fungsi yang
berbeda. Oleh sebab itu, penting untuk memahami peran dan tanggung jawab
stakeholder agar pembangunan pariwisata dapat terwujud dan terlaksana
dengan baik. Didalam penerapan di sektor pariwisata masih kurangnya
perhatian yang besar oleh pemerintah daerah dalam mengelola dan
meningkatkan objek wisata.
Kebijakan dalam menggembangkan pariwisata sering kali dilakukan
tanpa memperhatikan kebutuhan dan keikuutsertaan masyarakat local sekitar
kawasan wisata, dan kurangnya fasilitas penghubung antara satu obyek wisata
ke objek wisata lainnya yang mengakibatkan terjadinya persaingan antar objek
wisata dalam satu wilayah yang akhirnya akan membawa dampak buruk pada
keseluruhan objek wisata tersebut. Seharusnya pengembangan pariwisata
dilakukan secara lintas provinsi atau lintas kabupaten / kota.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata masih
banyaknya pengembangan pariwisata yang hanya terfokus pada satu tujuan
obyek wisata padahal daerah sekitar obyek wisata tersebut juga memiliki
potensi pariwisata seperti keindahan panorama, alam, dan keunikan adat istiadat
setempat. Pemusatan pengembangan hanya pada satu obyek wisata membawa
dampak negatif bagi pengembangan obyek wisata didaerah sekitarnya.
Kekhasaan dan keunikan lokasi obyek wisata tidak menjadi pedoman utama
dalam menarik pariwisata baik yang local maupun mancanegara, hal ini
6
disebabkan masih kurangnya daya tarik yang diberikan oleh daerah tersebut dan
kurangnya produk yang ditawarkan daerah tersebut. Tantangan berikutnya
terkait dengan situasi dan kondisi daerah baik factor alam, ekonomi, adat
budaya, masyarakat dan lain-lain. Perlu ditetapkan factor apa saja yang harus
menjadi prioritas utama dalam meningkatkan pariwisata. Semua ini harus
memerlukan peran aktif dari semua pihak agar tercipta kebijakan
pengembangan yang integrative, komprehensif dan sinergis.Perlu adanya
Pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah,swasta untuk Masyarakat untuk
menjadi pengelolah di daerahnya sendiri, mesti dilakukan pengetahuan tentang
wisata agar membuat masyarakat lokal itu menjadi makmur dan dibuka
lapangan pekerjaan membuat mereka bisa bertahan hidup.
Dalam pengembangan pariwisata, baik pengembangan destinasi
pariwisata, maupun pengembangan daya tarik wisata pada umumnya
merupakan bagian dari sebuah strategi dalam upaya memajukan,
memperbaiki, dan meningkatkan kondisi riil daerah setempat, sehingga
memberikan nilai tambah dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar daya
tarik wisata, pemerintah daerah dan wisatawan. Perencanaan dan
pengembangan suatu destinasi meliputi sebagian besar dari sumber fisik atau
komponen produk wisata. Tidak kurang penting adalah analisis para
pengunjung potensial, kebijaksanaan harga, destinasi saingan, dan aspek
finansial yang menentukan kelayakan ekonomi dan pengembangan. Aspek
lingkungan, budaya dan sosial memiliki dimensi penting dalam
pengembangan destinasi. Perlu dikemukakan bahwa suatu rencana fisik
kepariwisataan, suatu destinasi merupakan bagian dan harus terintegrasi
dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dari suatu daerah.
Larry E. Herber mengemukakan unsur-unsur dalam suatu rencana
destinasi. Unsur utama adalah Analisa Pasar; menurut penelitian sumber daya
wisata adalah:
(1) Atraksi
(2) Budaya
(3) Tenaga kerja
(4) Prasarana dan sarana
(5) Transportasi
(6) Jasa pendukung
(7) Akomodasi
7
SDM merupakan suatu Objek dan Subjek pembangunan perlu
mendapatkan perhatian yang yang lebih. Hal ini juga disebabkan SDM itulah
yang merupakan penggerak utama dari pembangunan. Aspek-aspek tertentu
yang berkaitan langsung dengan SDM itu seperti adanyqa pendidikan atau
pengembangan kemampuannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan pembangunan yang dilaksanakan. Berbagai masalah yang terjadi di
Sumber Daya Manusia yang masih cukup rumit dialami daerah antara lain
yang menyangkut kesenjangan antara Lapangan kerja yang ada dengan para
pencari kerja sebagai produk pendidikan pada semua tingkat.
Secara Umum Rencana pembangunan, tenaga kerja (Sumber Daya
Manusia) dan pendidikan merupakan instrumen dari satu kesatuan yang
menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena sangat
strategis dalam penerapan dan pelaksanaannya. Ada tiga tujuan pembangunan
yang pemerintah Medan lakukan Khususnya Pariwisata Danau Toba seperti:
Pertama, Meningkatkan Kemampuan Modal baik di wilayah Medan
khusus nya pariwisata danau toba maupun modal asing guna meningkatkan
daya serap pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang selanjutnya akan
dapat meningkatkan produk nasional dan pendapatan perkapita, terutama
bilamana pertambahan pendudukan dapat ditekankan serendah mungkin
melalui program keluarga berencana
Kedua, Meratakan distribusi pendapatan secara lebih adil dengan
cara menciptakan lapangan pekerjaan terutama untuk memberikan peluang
besar kepada para pencari pekerja. Ini juga bahwa tujuan utama sistem
pendidikan baik formal,informal maupun non-formal seperti latihan-latihan
kerja juga menciptakan Sumber daya manusia berkualitas sehingga lebih siap
dalam memenuhi permintaan akan jumlah tertentu. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa masalahnya sekarang adalah bagaimana mempertemukan pencari
pekerja dengan memerlukan tenaga kerja yang bisa dikatakan Supply dan
Demand
Ketiga, Menyebarkan Usaha-usaha pembangunan ke seluruh wilayah,
sehingga perkembangan wilayah sesuai tingkat sosial ekonomi wilayah yang
bersangkutan dan dapat menciptakan keseimbangan kemajuan antar-wilayah
terutama dengan berlakunya kebijakan otonomi daerah. Di sini yang dirasakan
sebagai tantangan adalah bagaimana yang paling penting untuk meratakan
usaha-usaha pembangunan tersebut dengan menyesuaikan tentang rencana
pengembangan SDM dan rencana Pendidikan
8
Bisa kita jelaskan peran Stakeholder dalam pengembangan dalam
Danau Toba antara lain:
1. Pemerintah daerah yang melaksanakn pembinaan sumber daya manusia
melalui berbagai pelatihan seperti hospitality, kepemanduan, dan
pelatihan keterampilan pembuatan souvenir.
2. Perbaikan aksesibilitas, melimpahkan kewenangan terkait sistem
manajemen transportasi danau air kepada BUMN yaitu PT. ASDP, dan
kepada Kementerian PUPR terkait perbaikan dan pembangunan jalan.
3. Peran swasta dalam pembanguan sektor wisata di kawasan danau toba
melalui pengusaha menyediakan transportasi, menyediakan transportasi
air seperti kapal motor untuk mendukung aksesibilitas wisatawan
menuju Objek wisata danau toba.
4. Penyedia akomodasi penginapan.
5. Masyarakat Mengelola sebagian besar atraksi budaya yang ada di
daerah Danau Toba Menjadi pemandu wisata khususnya pada situs-situs
budaya yang memiliki latar belakang sejarah.
Dalam melakukan penelitian untuk menjelaskan mengenai
pengembangan pembangunan kawasan danau toba menggunakan metode
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu metode mengembangkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, poyek atau konsep bisnis yang
berdasarkankan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu
strengths, weakness, 0pp0rtunities dan threats, metode ini paling sering di
gunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan di
lakukan analisis SWOT hanya mengambarkan situasi yang terjadi bukan hanya
memepecahkan masalah (freddy, 2014).
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:
a. Kekuatan (Strengths) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kekutan yang di
analisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek
konsep bisnis itu sendiri, yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki
pariwisata, dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat di
kembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam
pasara dan mampu bersain untuk perkembangan selanjunya yang
menyangkut pariwisata
b. Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
adalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kelemahan yang
9
di analisisl, merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak
menguntunkan atau merugikan bagi pengembangan objek wisata
B. Penelitian Terdahulu
N Peneliti Indikator Teknik Hasil
O (Tahun) Variabel Analisi
s
1. Reski Amalyah X:Stakeholde Kualitat 1.Pengetahuan
Djamhur r if masyarakat lokal
Hamid Y: Pariwisata tentang layanan jasa
Luchman wisata dan
Hakim (2016) pengelolaan
lingkungan masih
kurang.
2.Peran Disparekraf
11
Kota Makassar masih
belum maksimal.
Kerjasama dan
koordinasi antar
stakeholder
pariwisata masih
kurang
12
kegiatan kelompok
sadar wisata.
3. Nova Irene X: kualitat Hasil dari penelitian
Bemeta Sitorus Stakeholder if ini adalah para
Y: Pariwisata stakeholder belum
menjalankan
perannya dengan
maksimal dalam
mendukung
peningkatan
kunjungan wisata ke
Kawasan Danau
Toba. Namun
Kabupaten Samosir
sudah menjadi
kabupaten yang
paling maju dan
berkomitmen dalam
mengembangkan
pariwisata di
Kawasan Danau
Toba. Kabupaten ini
juga memiliki jumlah
kunjungan wisman
yang paling tinggi
diantara kabupaten
lainnya serta sudah
dapat sejalan dengan
kementerian
Pariwisata dalam
mengembangkan
Pariwisata kawasan
Danau Toba
4. Feronica X :Stakehold kualitat 1. Masyarakat lokal
Simanjorang er if berperan penting
luchman Hakim Y : dalam
&Sunarti Pembanguna mempertahankan
(2020) n wisata warisan budaya
melalui pertunjukan
13
seri. Mereka
meyakini mampu
mengelola warisan
dan situs- situs
budaya secara
mandiri. Masyarakat
menempatkan
dirinya sebagai
subjek yang berhak
untuk mengelola
sumber daya
pariwisata. Hasilnya,
masyarakat secara
langsung menerima
manfaat ekonomi
dari aktivitas wisata
yang terjadi
dilingkungan
mereka. Disisi lain,
kondisi tersebut
menghambat
pemerintah untuk
membangun
hubungan kerja sama
sehingga sulit
melakukan inovasi.
Pemerintah daerah
diketahui aktif
memberikan
pelatihan
keterampilan untuk
meningkatkan
kapasitas SDM di
desa-desa wisata
unggulan. Hal
tersebut disambut
baik oleh masyarakat
lokal dengan
caraberpartisipasi,na
14
mun disisi lain
peneliti belum
melihat adanya
pengawasan yang
berkelanjutan
sehingga kegiatannya
masih dalam bentuk
program. Dalam
upaya perbaikan
sarana dan prasarana
aksesibilitas,
Kementerian PUPR
diketahui terus
memberikan
dukungan sehingga
pelaksanaannya
berjalan dengan baik.
3. Pihak swasta
diketahui belum
menjalin kerja sama
dengan pemerintah.
Mereka berperan
dalam menyediakan
sarana transportasi
danau dan
akomodasi
penginapan, namun
hal tersebut belum
terhubungan dengan
aktivitas wisata
lainnya.
5. Dita X : Ekonomi Kualitat 1. Mengestimasi
Mangiri,Herma Y : Strategi if ekonomi wisata
nto Siregar & Wisata danau sentani yang
Erman Rustiadi diperkirakan
(2020) memberikan dampak
ekonomi lokal dan
manfaat terhadap
masyarakat sekitar
15
5. Ni Komang X : Swot Kualitat 1. faktor yang menjadi
Onik Pratiwi Y: Objek if kekuatan (strengths)
Wisata dalam Mempengaruhi
tingkat kunjungan
Wisatawan meliputi,
daya tarik objek wisata
Goa Gajah yaitu
keindahan
pemandangan dan
suasana di sekitar
kompleks Goa Gajah
begitu sangat tenang,
begitu kita menginjakan
kaki langsung terasa
nuansa yang begitu asri
dan teduh.
17
datang ke objek wisata
Goa Gajah. Strategi
penetrasi pasar juga
dapat dilakukan dengan
memasang iklan pada
media cetak, elektronik
maupun internet dan
publisitas.
kelamahannya
kurangnya sumber daya
manuia, sumber dana
penyelenggaraaan yang
kurang ketimpangan
pembangunan antara
Bali selatan dan Balil
utara dan peluangnya
adalah bali sudah
mempunyai Branding
Top dunia apa saja yan
di kembangkan
berdasarkan kebijakan
bisa menjadi tolak ukur
dalam mensejahterakan
masyarakat. Acaman
18
adalah adanya sepuluh
Bali baru yang bisa
mengancam keberadaan
bali atau eksistensi dari
pada pariwisata Bali itu
sendiri oleh karena itu
bali harus melakukan
inovasi baru dalam
mempertahankan
ekstensi dari pada
Pariwita Bali.
2.Pemerintah
Kabupaten Samosir
khususnya Dinas
Pariwisata agar
dapat memberikan
pendidikan dan
pelatihan khususnya
pengembangan
pariwisata dalam
mengelola objek
wisata yang
berinovasi sesuai
19
dengan
perkembangan
zaman.
3.perlunya
peningkatan sistem
informasi di setiap
lokasi objek wisata
sehingga
memudahkan
wisatawan untuk
mengetahui
informasi tentang
keunggulan dari
objek wisata yang
dikunjungi.
C. Kerangka Konseptual
20
Kepariwisataan Kabupaten
Simalungun
KONSEP
TEORI
1. Daya Tarik Wisata
1. Teori
2. Destinasi Wisata
pengembangan
Pariwisata
3. Komponen Destinasi Wilayah
4. Konsep Strategi 2. Teori Kebijakan
Analisis SWOT
`
Kesimpulan
D. Metode Penelitian
21
Jenis Penelitian Deskriptif pendekatan Kualitatif
Lokasi Penelitian Kabupaten…….., Dinas Pariwisata……….,
Masyarakat…..
Populasi & Sampel ………
Penelitian
Teknik Pengumpulan Kusioner, Wawancara Dinas pariwisata, Masyarakat
Data lokal
Definisi Operasional Relevan
Variabel
Teknik Analisis Data Triangulasi
Penelitian
E. Daftar Pustaka
BUKU
22
JURNAL
WEBSITE
https://www.inews.id/travel/destinasi/wamenparekraf-selama-
pandemi-jumlah-wisatawan-domestik-ke-danau-toba-tinggi/2.
https://nasional.republika.co.id/berita/pwvanh328/jumlah-
wisatawan-ke-sumut-meningkat
23
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40438, Badan Otorita
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
24