Sungai Manna
Meriam Honisuit
Bendungan Air Nipis
“Ada 100 izin eksplorasi atau penelitian yang didominasi tambang batu bara karena
potensinya yang paling besar,” kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM) Provinsi Bengkulu Karyamin di Bengkulu kepada Metro TV tanggal 27
Februari 2012 silam. Ia mengatakan potensi batu bara terbesar terdapat di beberapa
kabupaten dan kota terutama Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah,
Seluma, Lebong dan Kabupaten Mukomuko. Potensi terbesar, terdapat di
Kabupaten Bengkulu Utara yang mencapai 300 juta ton. “Berdasarkan peta potensi
cadangan dan data singkapan yang diterbitkan tahun 1998 oleh direktorat geologi,
potensi cadangan terbesar di Bengkulu Utara,” tambahnya.
Hal ini nampaknya masih akan terus terjadi seiring dengan rencana pemerintah
menambah luasan lahan tambang yang akan menggusur Pusat Pelatihan Gajah
Sebelat.
Saat ini PLG telah berubah status menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Seblat (SK
Menhut No. 3890/2014) yang luasnya 7.732,80 hektar. Banyak kenangan yang saya
jumpai. Beberapa diantaranya, berhari-hari ikut patroli kawasan di dalam hutan,
mengamati berbagai jenis satwa liar, memandikan gajah di Sungai Seblat, hingga
ikut proses evakuasi gajah jinak Nelson yang diserang gajah liar.
Menyaksikan aktivitas gajah makan adalah kegemaran saya. Satwa cerdas ini
pandai mengambil daun dan rerumputan. Rumput yang pendek sekalipun ia bisa
ambil. Menggunakan belalai dibantu kaki depannya, ia menendang rumput-rumput
agar terlepas dari tanah. Mereka pun pandai menyeberangi sungai atau pun
menuruni tebing.
Namun sayangnya, perjalanan hidup gajah di TWA Seblat tidaklah seindah seperti
memori yang saya kenang. Kasus-kasus kematian puluhan gajah telah terjadi di
Bengkulu dalam tahun-tahun terakhir ini.
Pada tahun 2007, pembunuhan sadis terjadi pada Pratama, gajah jinak pertama
yang ditangkap dan dijinakkan di TWA Seblat. Anehnya, lebih dari satu dekade
hingga sekarang, kasus ini masih buram, belum tampak kejelasannya.
Tahun 2009 dua ekor gajah jinak, Paula dan Gia di TWA Seblat mati ditembak tepat
di kepala hingga tembus ke otaknya. Barang bukti peluru telah dikirim ke
laboratorium forensik di Palembang untuk mengetahui jenis senjatanya. Namun
kasus ini pun tetap gelap.
Terakhir pada bulan Juli 2018 di Bengkulu, satu ekor gajah betina usia sekitar 20
tahun ditemukan mati dan membusuk di wilayah Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air
Teramang, Desa Retak Mudik, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko.
Selain perburuan liar yang marak, ancaman kepunahan gajah diakibatkan hilangnya
tempat hidupnya. Perubahan hutan untuk peruntukkan lain, seperti perkebunan,
pertambangan dan permukiman jelas menjadi tantangan utama.
Hilangnya gajah bukannya hal mustahil. BeritaKompas (16 September 1999)
menulis punahnya gajah di Sikinjang daerah Solok Selatan, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat tahun 1982. Hal serupa pun bukan tak mungkin bakal terjadi di
Bengkulu.
Kawasan TWA Seblat, habitat penting tempat hidup gajah dan satwa liar lainnya,
saat ini sedang menghadapi masalah dengan adanya upaya tuntutan perubahan
kawasan menjadi lokasi tambang batubara. Adalah PT Inmas Abadi yang sejak
tahun 1996, mengantongi izin kuasa eksplorasi tambang (SK Dirjen Pertambangan
Umum No. 124/1996) yang mencoba mengeruk isi perut bumi di TWA Seblat.
Pada tahun 2017, Dirut PT Inmas Abadi menyampaikan keberatan atas penetapan
kawasan TWA Seblat. Dalam suratnya kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) pihak perusahaan menyebut sebagian kawasan TWA Seblat,
seluas 600 hektar, berada dalam konsesi IU Merespon hal tersebut, pada Agustus
2018 Dirjen Planologi Kehutanan menolak. Disebutkan bahwa penetapan TWA
Seblat telah sesuai dengan alasan keberadaan kawasan hutan telah terlebih dahulu
dibandingkan Izin Kuasa Pertambangan PT Inmas Abadi. Hingga sekarang urusan
ini masih terus berlanjut.
Untuk mempertahan hutan tersisa, -khususnya TWA Seblat dan kawasan hutan lain
di Bengkulu Utara, diperlukan dukungan publik agar pihak KLHK dapat tetap
konsisten pada keputusan sebelumnya yang telah dikeluarkan pada tahun 2008. Hal
ini pun sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk mempertahankan
kawasan hutan yang tersisa.
Kebijakan yang akan membuka kawasan hutan alam, apalagi ingin merubah status
kawasan konservasi dan penyangga kehidupan tentunya harus dihentikan. Telah
banyak pembuktian seperti apa dampak yang ditimbulkan akibat merubah bentang
alam menjadi konsesi pertambangan batubara.
Kepunahan gajah sumatera di Bengkulu pastinya juga akan terjadi jika memang
tidak ada perubahan total upaya-upaya perlindungan terhadap satwa ini. Ini bisa
dilihat dari pembiaran terhadap kasus-kasus pembunuhan gajah di Bengkulu yang
hampir setiap tahunnya terjadi.
Jika perubahan bentang lahan dan perburuan liar terus dibiarkan, pengalaman yang
saya rasakan bersama dengan gajah sumatera di TWA Seblat sepertinya sangat
kecil peluangnya untuk diulangi oleh generasi berikutnya.
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah terkait dengan pengelolan taman wisata
alam di kerinci seblat
2. Hasil penelitian bisa menjadi pemecahan masalah untuk semua pihak dalam
proses peningkatan potensi pariwisata di seblat provinsi Bengkulu
1.5.1 Pariwisata
Terdapat beberapa pengertian pariwisata yang dikemukan oleh para ahli. Seorang
ilmuwan pariwisata yang terkenal, Prof Hunziker dan Prof. Kraph mendefenisikan
pariwisata sebagai sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan
dari tinggalnya orang-orang asing diluar tempat tinggal dalam waktu tidak lama
(sementara) selama mereka tidak melakukan kegiatan ekonomis atau bekerja.
Sedangkan Sunardi Joyosuharto mengatakan bahwa pariwisata adalah perpindahan
sementara yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dengan tujuan untuk
melakukan kegiatan yang ditujukan bagi pemenuhan kebutuhannya (Yoety,
1983:103) Menurut Undang-undang No 10/2009 tentang kepariwisataan
menjelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Fasilitas yang disediakan akan
menarik parapengunjung untuk melakukan kunjungan dan akan menjadi sumber
pendapatan bagi daerah setempat.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka
waktu minimal 24 jam dan maksimal lamanya 3 bulan didalam suatu negeri yang
bukan merupakan tempat tinggalnya. Pengertian ini dikaitkan dengan subjek
pariwisata adalah wisatawan. Wisatawan merupakan orang yang melakukan
kegiatan kepariwisataan (Wiwaho, 1990:24).Dari beberapa pengertian pariwisata
diatas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan
yang dilakukan orang atau wisatawan, menuju suatu tempat (objek wisata) dengan
tujuan menikmati dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan dalam jangka waktu
yang tidak lama (sementara). Kegiatan sementara ini hanya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sesaat saja tidak menjadikan kegiatan itu sebagai rutinitas,
kegiatan ini dilakukan juga karena adanya daya tarik tersendiri bagi daerah tersebut
sehingga orang mengunjungi wilayah tersebut.
4. Menguntungkan dari segi ekonomi, yaitu keuntungan yang didapati dari kegiatan
pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Suwena, 2010:279).
(1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural
resources.
Pada penelitian kualitatif informan menjadi sumber data yang utama dan paling
penting. Informan adalah narasumber dalam penelitian yang berfungsi untuk
menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan berguna bagi
pembentukan konsep dan proposisi sebagai temuan penelitian (Bungin, 2003: 206).
Informan merupakan orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian (Moleong, 2005:3). Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai
implementassi kebijakam dari dinas pariwisata bengkulu untuk tetap melestarikan
habitak gajah yang berada di pusat latihan gajah tanpa mengganggu pembangunan
berkelanjutan untuk kemajuan provinsi Bengkulu Pemilihan informan dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan menggali
informasi yang menjadi dasar penulisan laporan (Moleong, 2005:3). Oleh karena itu,
menggunakan teknik pemilihan informan dengan menggunakan teknik purposive
sampling (pemilihan informan secara sengaja) yaitu mewawancarai informan dengan
sengaja berdasarkan pertimbangan atau karakteristik tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian dan keadaan mereka diketahui (Afrizal, 2014:66) Kriteria informan dalam
penelitian ini adalah:
2. Kepala Bidang Objek dan Sarana Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinai Bengkulu
Data yang diambil dalam penelitian menjadi alat yang paling penting untuk
menunjang keberhasilan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan penelitian
harus memperhatikan sumber data yang didapat. Sumber data merupakan hal yang
paling vital dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau memahami
sumber data, maka data yang diperoleh juga akan berbeda dari yang diharapkan.
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data atau informasi maka data
yang harus dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder (Bungin, 2003:
129).Adapun jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari informan inti yang
menjadi sumber data utama untuk mendapatkan informasi mengenai masalah
penelitian, sedangkan data sekunder merupakan data pendukung dari suatu instansi
terkait (Umar, 2001:42).Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan
hasil wawancara dengan informan dalam mendapatkan informasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi dan
wawancara mendalam yang keduanya saling mendukung dan melengkapi.
Berdasarkan metode penelitian yang dipakai yaitu penelitian kualitatif maka
digunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Dalam penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan