Anda di halaman 1dari 16

KEADAAN EKONIMI PARIWISATA DAN AKOMODASI PERHOTELAN SAAT

PANDEMI COVID-19

Disusun oleh :

Julius Renald Sema (1911411051)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN PERHOTELAN

FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian

Pengembangan pariwisata bila dikaitkan dengan perubahan sosial ekonomi


masyarakat Desa Karangbanjar pada umumnya, belumlah seperti yang diharapkan.
Pengembangan sektor pariwisata di desa tersebut tidak secara otomatis memberikan dampak
yang signifikan bagi sektor pertanian. Demikian halnya dengan tenaga kerja yang ada. Tidak
semua pemilik usaha kerajinan dapat memetik manfaat langsung dari pengembangan sektor
pariwisata, yang disebabkan karena kondisi yang tidak menguntungkan dan kemampuan
mereka memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena itu, aparat dan masyarakat Desa
Karangbanjar hendaknya mulai memikirkan untuk mengupayakan pemerataan, baik
pemanfaatan atas pemetik manfaat langsung dari pengembangan pariwisata maupun dalam
hal pembangunan prasarana umum di keseluruhan dusun yang ada di desa tersebut.
(artikel 1)
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota yang terletak di Propinsi Sumatera Barat.
Walaupun tidak mempunyai potensi sumberdaya alam yang dapat dieksploitasi, kota
Bukittinggi mempunyai potensi lain, yakni kondisi alam yang indah, udara yang sejuk,
mempunyai tempat-tempat peninggalan bersejarah, serta terletak pada posisi yang strategis
menjadikan kota ini berpotensi sebagai daerah kunjungan wisata. Karena potensi tersebut
sektor pariwisata dijadikan sebagai salah satu sektor unggulan di Kota Bukittinggi, yang
diharapkan dapat menjadi penggerak utama perekonomian kota. Penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan analisis input output, untuk mengkaji bagaimana pengaruh sektor
pariwisata dan keterkaitannya dengan sektor lain terhadap perekonomian kota Bukittinggi.
Selain itu secara spasial akan dilihat juga bagaimana pengaruh sektor pariwisata terhadap
pola dan struktur ruang kota Bukittinggi.
Pengaruh sektor pariwisata terhadap perekonomian kota Bukittinggi menunjukan
peran sektor pariwisata terhadap total permintaan adalah 40,86% apabila lapangan usaha di
kelompokan menjadi sektor pertanian & pertambangan, sektor industri, sektor pariwisata dan
sektor jasa. Keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor lain dilihat dari indek daya
penyebaran dan derajat kepekaan, semua sektor yang terkait dengan kegiatan kepariwisataan
mempunyai indek daya penyebaran > 1. Tetapi indek derajat kepekaan > 1 hanya terjadi pada
sektor perdagangan besar & eceran dan pengangkutan, sedangkan sektor hotel, restoran dan
hiburan & rekreasi mempunyai indek <1.

Multiplier effect semua sektor yang terkait kegiatan pariwisata mempunyai pengaruh
yang relatif besar terhadap dampak pengganda baik output, pendapatan rumah tangga dan
tenaga kerja. Penerapan skenario input finansial, memperlihatkan pengaruh sektor pariwisata
terhadap perekonomian Kota Bukittinggi akan lebih besar apabila input finansial dialokasikan
lebih besar terhadap sektor-sektor pariwisata, baik dalam bentuk pengeluaran belanja
pemerintah maupun investasi. Keberadaan objek wisata di sekitar pusat kota telah
mempengaruhi struktur kota, dimana kegiatan dan usaha yang terkait dengan pariwisata
tertarik untuk berlokasi mendekati objek wisata. Namun pola perkembangan kota ke arah
timur, utara dan selatan kota lebih dipengaruhi oleh keberadaan jaringan jalan.
(artikel 2)
Pembangunan ekonomi nyatanya dapat diwujudkan dengan mengembangkan sektor
pariwisata potensial di setiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
perkembangan sektor pariwisata terhadap kondisi sosial sertaekonomi sebelum dan
sesudahadanya pengembangan objek wisata Jawa Timur Park II dan BNS . Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatifdeskriptif. Penelitian ini
menggunakan data primerdengan 70 responden. Analisis yang digunakan adalah uji beda
menggunakan wilcoxon Signed Rank Test dan tabulasi silang . Hasilpenelitian ini
menunjukkanbahwa dampak sosial sebelum dan sesudah pengambangan objek wisata adalah
tingkat keamanan, kondisi lingkungan, pendidikan, serta migrasi. Sedangkan dampak
ekonomi sebelum dan sesudah pengembangan wisata adalah tingkat pendapatan, mata
pencaharian serta pola kunsumsi masyarakat sekitar.Kata Kunci: Pariwisata, sosial-ekonomi,
pengembangan pariwisata.Perkembangan Pariwisata di IndonesiaDewasa ini
perkembangan pariwisata yang ada di Indonesia menjadi kegiatan ekonomi yang
dapat mendatangkan keuntungan, apalagi Indonesia merupakan golongan negara
dunia ketiga atau negara berkembang. Menurut Spillane dalam Yoeti (1996),
menyatakan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,
bersifat sementara, dilakukakn perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Menurut Yoeti (1996), bahwa mengapa orang-orang (masyarakat) berwisata
atau melakukan perjalanan banyak berhubungan dengan sosiologi dan psikologi
karena perjalanan merupakan kegiatan manusia yang mempunyai keinginan yang
bermacam-macam. Faktor tersebut dipengaruhi oleh : Disposable income, leisure
time, dan adanya kemauan untuk mengadakan perjalanan (yang dapat di timbulkan
oleh beberapa motivasi). Unsur pertama dan kedua yaitu disposabel income dan
leisure time lebih dekat hubungannya dengan sosiologi, karena banyak bergantung
pada kedudukan seseorang dalam masyarakat, kemampuan keuangannya, lama
atau singkatnya waktu libur yang dibayar. Sedangkan unsur yang ketiga, kemauan
untuk mengadakan perjalanan, lebih cenderung banyak sangkutpautnya dengan
psikologis dimana kemauian itu banyak pula tergantung dari banyak hal hingga
sampai pada suatu keputusan guna meninggalkan rumah untuk semantara waktu.
Jenis pariwisata yang ada dan ditawarkan di berbagai daerah di Indonesia
pada umumnya adalah wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata
komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata cagar
alam, serta wisata regionalIndustri Pariwisata dan FungsinyaMenurut Damarjadi
dalam (Yoeti 1996) menyatakan bahwa yang dimaksud industri pariwisata adalah
rangkuman daripada berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama
menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/ layanan-layanan atau services,
yang nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh
wisatawan selama perlewatannya. Adapaun perkembangan industri pariwisata
mempunyai berbagai fungsi dalam segi ekonomi maupun sosial. Fungsi pariwisata
dari segi ekonomi dapat dikemukakan bahwa dari sektor pariwisata dapat diperoleh
devisa, baik berupa pegeluaran para wisatawan asing maupun sebagai penanam
modal dalam industri pariwisata termasuk penerimaan berupa retribusi bagi
wisatawanPariwisata untuk Mendorong Perekonomian MasyarakatDalam
mengoptimalisasikan manfaat pembangunan kepariwisataan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berdomisili di sekitar objek wisata maka
dikenal strategi perencanaan pengembangan kepariwisataan yang berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat
setempat sebagai subjek pembangunan. Strategi tersebut dikenal dengan istilah
Community-Based Tourism Development (CBT).Dampak Sosial-Ekonomi
Perkembangan Pariwisata
Cohen 1984 (dalam Pitana dan Gayatri 2009) mengemukakan bahwadampak
pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan
menjadi delapan kelompok besar, yaitu:1.Dampak terhadap penerimaan devisa
2.Dampak terhadap pendapan masyarakat3.Dampak terhadap kesempatan
kerja4.Dampak terhadap harga-harga5.Dampak terhadap distribusi manfaat
/keuntungan6.Dampak terhadap kepemilikan dan control7.Dampak terhadap
pembangunan pada umumnya8.Dampak terhadap pendapatan
pemerintahMasyarakat dan kebudayaanya cenderung mengalami perubahan yang
diakibatkan oleh keberadaan pariwisat di suatu kawasan. Cohen 1984 (dalam Pitana
dan Gayatri 2009) mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata ke dalam
sepuluh kelompok besar, yaitu:
1.Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat
dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau
ketergantungannya.
2.Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
3.Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial
4.Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
5.Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
6.Dampak terhadap pola pembagian kerja
7.Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
8.Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
9.Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial
10.Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
(artikel 3)
Wisatapemancingan delta fishing Sidoarjo menjadi salah satu distinasi keluarga yang
memiliki konsekuensi dan dampak langsung terhadap sosial-ekonomi masyarakat lokal
kawasan wisata. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan oleh adanya kegiatan wisata pemancingan terhadap kehidupan sosial –ekonomi
masyarakat setempat. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif melalui
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak sosial dari kegiatan
wisata terhadap masyarakat lokal diantaranya, jenis pekerjaan masyarakat mempunyai variasi
yang lebih banyak, perkembangan dan peningkatan pada jenjang pendidikan masyarakat
setempat, serta meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat dalam menjagakawasan
wisata pemancingan delta fishing Sidoarjo. Sedangkan, dampak ekonomi dari kegiatan wisata
diantaranya perubahan pada tingkat pendapatan masyarakat yang cukup signifikan pada
kesempatan kerja dan wirausaha masyarakat setempat.
Sebagai salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah (Soemardjan, 1974:58), pariwisata dianggap sebagai suatu
aset yang strategisaspek sosial (penciptaan lapangan kerja) dan aspek budaya
(Hartono, 1974:45).Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan bagi daerah
yang sadar akan potensinya terhadap sektor pariwisata. (Ismayanti, 2010:1).
Perkembangan pariwisata saat ini terbilang sangat cepat. Dengan banyaknya rute-
rute penerbangan, destinasi wisata baru, serta meningkatnya akomodasi yang
membuktikan bahwa pariwisata sangat berpotensi meningkatkan perekonomian
suatu negara.Adanya otonomi daerah menjadikan masing-masing daerah berupaya
memanfaatkan potensi daerahnya. Sehingga berupaya untuk berkontribusi
menjadikan wisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
local. Hal ini berdampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak
langsung, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Berkembangnya sektor wisata di Kabupaten Sidoarjo salah satunya adalah
wisata pemancingandelta fishing yang terletak di desa Prasung, kec. Buduran, kab.
Sidoarjo. Tempat wisata iniberkontribusi langsung terhadap perekonomian lokal dan
sosial budaya masyarakat, wisata delta fishing bukan hanya wahana pemancingan
seperti biasanya. Di lokasi ini juga terdapat fasilitas outbound, kolam renang, warung
lesahan dan banyak permainan.Pengembangan wisata delta fishing menumbuhkan
banyak harapan bagi masyarakat sekitar, terutama harapan dari segi pertumbuhan
ekonomi masyarakat sekitar. Kemudian juga segi sosial masyarakat yang lebih baik
sehingga dapat mensejahterakan kehidupanmasyarakat lokal sekitar.Sehubungan
dengan hal ini maka pengembangan wisatadelta fishing merupakan suatu bentuk
pegembangan wilayah desa yang lebih cenderung pada penggalian potensi desa
dengan memanfaatkan unsur-unsur yang ada dalam desa sebagai atribut produk
wisata. Kelahiran sebuah kegiatan wisata perdesaan sepatutnya memperhatikan,
melibatkan, dan memberikan peran yang proporsional kepada masyarakat setempat
selaku pemilik sah dari lingkungan perdesaan.
Peran serta masyarakat baik dusun maupun desa setempat sangat penting,
terkait dengan dasar dan arah pengembangan desa wisata (Pigram, 1993 dalam
Raharjana, 2005).Suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil bila secara optimal
didasarkan kepada empat aspek yaitu mempertahankan kelestarian lingkungannya,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, menjamin kepuasan
pengunjung dan meningkatkan keterpaduan dan unity pembangunan masyarakat di
sekitar kawasan dan zone pengembangannya.(Gunn 1993)
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga menarik untuk meneliti
tentang ―Dampak Sosial-Ekonomi Wisata Terhadap Masyarakat Lokal (Studi Pada
Wisata Pemancingan Delta Fishing Sidoarjo). Dimana diharapkan pengembangan
wisata dapat berdampak baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal
dan mampu mendorong pengembangan berbagi sektor lain baik ekonomi,sosial,
terhadap masyarakat lokal.MetodeMetode yang digunakan adalah deskriptifkualitatif.
Dengan menggunakan teknik wawancara terhadap narasumber yang berkaitan
dampak sosial-ekonomi wisata terhadap masyarakat lokal yang meliputi masyrakat
sekitar di desa Prasung tempat wista delta fishing. Teknik awal yang digunakan
adalah Teknik purposive sampling, tetapi ketika berada di lapangan Teknik yang
lebih tepat digunakan adalah snowball sampling. Narasumber kunci adalah
narasumber-narasumber sebelumnya Ketika ditetapkan di teknikpurposive sampling.
Dalampenelitian ini,teknikwawancarayang digunakan adalah
wawancaramendalam(in-depth interview).
Wawancaradilakukan dengan pihak-pihak terkaitdan mengetahui tentang
informasiyang dibutuhkanolehpenelitiyaitumengenaihal-hal yang berkaitan dengan d
a m p a k s o c i a l e k o n o m i w i s a t a t e r h a d a p m a s ya r a k a t l o k a l.
Penelitimengajukan pertanyaandenganmenggunakan panduan wawancara yang
memuat garis besar pokok pertanyaan secarasistematisdantelahdipersiapkan
sebelumnyauntuk memastikan bahwa kandungan informasiyang
samadiperolehdarisejumlah orangdengan mencakup materiyang sama.Selain itu
peneliti juga melakukan observasi untuk melengkapi informasi yang didapat di kajian
ini. Kemudian dari hasil yang di dapat peneliti mengkonsultasikan hasil temuan
lapangan dengan teori yang ada selama ini. Distudiinipenelitimenggunakan teknik
triangulasidatadari sumber,dimana penulismenggunakanbeberapasumberdata saat
pengumpulan informasi. Carainimengarahkan penelitiagar didalam mengumpulkan
data, wajib menggunakan beragamsumber datayang tersedia.
Dengandemikian,datasatudengandatayang laindapatsaling mengujidan melengkapi,
sehinggavaliditasnyabenar-benar dapat dipertanggungjawabkan (Moleong,
2007:330).
Analisis data dilakukan dengan model miles and hiberman (2007) dimana
proses yang dilakukan dengan Analisis model interaktif yang mencangkup reduksi
data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data dilakukan
dari pemilihan dan pemusatan perhatian pada penyederhanaan dari catatan tertulis
di lapangan. hal ini dilakukan dari wawancara dan dokumen-dokumen banyak yang
terdapat di lapangan. kemudian penyajian data dilakukan ketika setelah reduksi
dilakukan dengan wujud merangkaian data agar mudah dipahami. Setelah itu
penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan dari data yang didapat sebelumnya.
(artikel 4)
Pariwisata merupakan sektor yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat dengan cepat dalam penyediaan lapang an kerja dan peningkatan penghasilan.
Hal ini memberikan perkembangan pariwisata yang berdampak pada perubahan kawasan
ataupun wilayah. Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak perkembangan pariwisata
terhadap ekonomi masyarakat di Desa Tulungrejo. Metode analisa menggunakan deskriptif
kuantitatif, penelitian ini ialah metode terkait dengan Analisis distribusi frekuensi dan
Analisis Regresi Linear berganda untuk mengetahui perkembangan pariwisata, kondisi
ekonomi, dan dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan pariwisata di Desa
Tulungrejo semakin tahunnya meningkat. Hal ini mempengaruhi pendapatan masyarakat,
memiliki pengaruh yang sangat signifikan 95,5% terhadap perekonomi masyarakat di Desa
Tulungrejo, hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat wisatawan yang datang ke
tempat wisata, maka semakin meningkat pula pendapatan masyarakat, yang dihitung
menggunakan metode regresi linier berganda.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua metode yaitu
metode survei primer dan survei sekunder. Survey primer dalam penelitian ini adalah
cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan,
pengambilan dokumen di lapangan dan melakukan wawancara. Sedangkan Survey
sekunder adalah dengan mengambil data yang sudah ada dengan sumber dari
penelitian yang sudah pernah dilakukan maupun data-data yang bersumber
langsung dari dinas terkait.Teknik sampling atau penarikan sampling yang
digunakan adalah probability. Probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random,
sampling area (cluster sampling) dalam buku Sugiyono (2015:139) . Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakanproportionate stratified random sampling.
proportionate stratified random samplingmerupakan populasi yang memliki
anggota/unsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Teknik
sampling ini digunakan untuk survey masyrakat disekitar wisata dan wisatawan yang
datang ke tempat wisata.Jumlah sampel dari populasi yang telah dihitung
menggunakan rumus dari Isaac dan Michael dengan persamaan sebagai berikut
Sugiyono, (2015 ; 148).
(artikel 5)
Kabupaten Lampung Selatan sebagai salah satu pintu gerbang Pulau Sumatera
menjadi satu dari sekian banyak daerah destinasi wisata di Indonesia khususnya di Pulau
Sumatera. Adanya aktifitas pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan menimbulkan dampak
ekonomi bagi masyarakat, seperti meningkatnyapendapatan masyarakat, peningkatan
kesempatan kerja, dan membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengukur dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya kegiatan pariwisata di
Kabupaten Lampung Selatan. Dalam menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata
di Kabupaten Lampung Selatan ini digunakan Keynesian Income Multiplierdan analisis
multiplierdengan melihat dampak langsung dampak tidak langsung, dan dampak lanjutan.
Berdasar hasil analisis menunjukan bahwa hadirnya aktifitas pariwisata di Kabupaten
Lampung Selatan telah memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian masyarakat
lokal meskipun dampak yang dirasakan masih terbilang kecil. Terbukti dari nilai Keynesian
Income Multiplier sebesar 1,95, Ratio IncomeMultiplier Tipe I 1,09, Ratio Income Multiplier
Tipe II 1,34.
(artikel 6)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
1) Potensi pariwisata di lokasi wisata Air Terjun Kedung Pedut di Dusun
Kembang,
2) Dampak adanya pariwisata terhadap kondisi sosial penduduk sekitar di
Dusun Kembang,
3) Dampak adanya pariwisata terhadap kondisi ekonomi penduduk sekitar di
Dusun Kembang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian
ini adalah kepala rumah tangga di Dusun Kembang (145 KRT), pengelola lokasi wisata (17
orang), dan wisatawan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 59 kepala rumah tangga,
metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampel, pengelola wisata
dengan jumlah 17, dan wisatawan dengan jumlah 30 dengan menggunakan quota sampel.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi.
Teknik analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
1) potensi pariwisata meliputi, (a) aksesibilitas, kondisi jalan menuju ke lokasi wisata
kurang baik dikarenakan aspal rusak dan jalan naik turun, (b) prasarana wisata (pasokan
listrik, air, jaringan telekomunikasi, dan bank) sudah tersedia, (c) sarana wisata seperti travel
agent belum tersedia,homestaysudah tersedia,
2) dampak pariwisata terhadap kondisi sosial meliputi, (a) tata cara pergaulan, ada
perubahan penggunaan bahasa yaitu 91,53% menggunakan bahasa campuran (Bahasa
Indonesia dan Jawa) dan perubahan tata krama dan sikap sopan santun ada perubahan
20,34%menjadi kurang baik (b) belum ada perubahan struktur penduduk yang signifikan (c)
bentuk pelestarian lingkungan oleh penduduk dalam 81,36% dengan gotong royong menjaga
kebersihan di sekitar lokasi wisata dan menanami tanaman di sekitar sumber mata air, (d)
kondisi keamanan 84,75 mengatakan aman.
3) dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi meliputi, (a) perubahan terbesar
terjadi pada jenis pekerjaan pedagang asongan dan karyawan di lokasi wisata dengan
persentase 22,03%, (b) perubahan pendapatan terjadi sebesar 79,66% dan pendapatan
terbanyak terjadi pada rentang pendapatan 400.000 –880.000, (c) terjadi pembangunan sektor
lain yaitu adanya homestay dan warung-warung, (d) perubahan harga terjadi pada harga
makanan dan minuman dengan persentase 52,24%.Kata kunci: Air Terjun Kedung Pedut,
potensi wisata, dampak sosial ekonomi
(artikel 7)
Perekonomian merupakan sektor terpenting
dalampembangunanekonomiberkelanjutanpadatatanan nasional. Tinggi rendahnya
pendapatan negara pada sektor perekonomian dapat berpengaruhterhadappembangunan
nasional. Sejak awal tahun 2020dunia digemparkan oleh kehadiran virus covid-19(Corona
virus disease),Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang baru di
temukan belum lama ini. Kehadiran virus ini mengakibatkanmelemahnya aktivitasberbagai
sektorperekonomian. Di indonesia sendiri tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan ekonomi
sangattidak stabil. Pembatasan sosial berskala besar secara tidak langsung membatasi
pelaksanaan aktivitas perekonomian di masyarakat. kehadiran covid-19 ini merubahtatanan
kehidupan dalam aspek global maupun nasional.Tulisan ini mengkaji dampak dari pandemi
covid-19 terhadap sektor pariwisata di indonesia. Sejak awal maret, menyebarnya virus
covid-19 di indonesia membuat aktivitas perekonomian melemah.Menurunnyaaktivitas
produksi dan distribusisertamenurunnya aktivitas kunjungantempat wisata lokal di indonesia.
Sejak menyebarnya wabah covid-19 banyak membuat aktivitas perekonomian
dunia terancam melemah. Terlebih negara indonesia.Tidak bisa dipungkiri bahwa
keadaan ekonomi indonesia saat ini sangat tidak stabil. Berbagai sektor
perekonomianmelemah dan terbatashal tersebut karenaadanya pembatasan
sosialpada masa pandemi covid-19. Tujuan akhir dari kegiatan ekonomi adalah
dalam konteks kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup.
(Menurut WHO, 2004 dalamSyaharuddin, Heri Susanto, dan M. Adhitya Hidayat
Putra, 2020) kualitas hidup adalah persepsi individu dalam kehidupan mereka dalam
konteks konteks budaya, perilaku, dan sistem nilai di mana mereka hidup dan
berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan penilaian individu
posisi mereka dalam hidup.Pengukuran kualitas hidup menurut WHO termasuk
kesehatan fisik, kesehatanpsikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan
hubungan merekadengan lingkungan hidup(Syaharuddin, Heri Susanto, dan M.
Adhitya Hidayat Putra, 2020).Pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat khusus untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikanobjek wisata
yang dikunjungi dalam periode sementara (Arjana, 2016dalam Noerkhalishah, Ersis
Warmansyah Abbas, dan Melly Agustina Permatasari, 2020). Peranan sektor
pariwisatanasionalsangat penting sejalandengan kebijakan pemerintah untuk
membangun ekonomi berkelanjutan di masa mendatang. Sektor pariwisata
memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor
pariwisata meliputi: tempat rekreasi, hotel, restoran, angkutan sertaakselerasiyang
mendukung pertumbuhanindustri pariwisatalainnya.
Aktivitas lintas sektor pariwisata juga berdampak pada lintas pelaku ekonomi.
Seperti penawaran barang dan jasasecara tidak langsung dapat membantu kegiatan
ekonomi masyarakat padasektor lain. Pada masa pandemi covid-19 telah
meluluhlantakkanberbagai sektor perekonomianberbagai aktivitas ekonomiterlebih
dalam sektor pariwisataterpaksa dihentikan. Sejumlah hotel di daerah-daerah wisata
seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta Surabaya ditutup. Pemutusan hubungan kerja
(PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan untuk mengurangi kerugian
perusahaan yang semakin bertambah (Syaharuddin, 2020). Hal ini bertujuanagar
tidak terjadi interaksi antar satu dengan lainnya. Interaksi seperti itu mendominasi
pandangan jika terjadi benturan kepentingan antaraindividu dengan kelompok
kepentingan. Interaksi sosial hanya terjadi antara para pihak dalamperistiwa reaksi
ke dua sisi. Interaksi sosial tidak terjadi jika orang memegang langsunghubungan
dengan sesuatu yang tidak mempengaruhi sistem sosial sebagai akibat dari
hubungan tersebut.Oleh karena itu Pemerintah menerapkan pembatasan sosial
untuk mengurangi interaksi dan campur baur pada masyarakat dalam rangka
pemutusan rantai penyebaran covid-19.Terhitung sejak awal 2020 aktivitas jumlah
kunjungan wisatawan menurun. Hal ini dikarenakan banyak negara yang
menghentikanpenerbangandan menrepkan lockdown pada
wilayahnya.
Pemberlakuan pembatasan sosial juga berdampak pada aktivitasekspor
danimpor pada negara-negara. Dampak dari wabah covid-19 ini begitu banyak
merugikan berbagai pihak pelaku ekonomi. Hal ini menjadi tantangan bagi
pemerintah untuk meningkatkan kembali aktivitas roda perekonomian yang sedang
melemah. Dengan mengeluarkan beberapa kebijakan seperti New Normal yang
akan diterapkan diharapkan dapat menstabilkan keadaan ekonomi Indonesia.
Sejak awal tahun 2020 dunia digemparkan oleh kehadiran wabah virus covid-19.
Virus ini berasal dari wuhan, China. Virus Covid-19 ini merupakan virus yang
menular. Virus Corona atau severe acut respiratory 2 (Sars-Cov2) Adalah virus yang
menyerang sistem pernafasan, sesak nafas, infeksiparu-paru, hingga dapat
merenggut nyawa orang yang terinfeksi.Di indonesia sendiri virus covid-19
menyebar mulai dari awal maret 2020. Wabah virus Covid-19 membuat banyak
negara ketakutanmengaduk pikiran dan perasaan sejak kasus wuhan yang begitu
meningkat(Abbas, 2020). Covid-19 merupakan musuh utama manusia dan
mengkhawatirkan dunia karena dapat merenggut nyawabanyak manusia (Abbas,
2020).Akibat dari Pandemi covid-19 yang berlangsung selama beberapa bulan ini
menyebabkan melemahnya aktivitas perekonomian. Aktivitas ekonomi meliputi
kegiatan Produksi, distribusi, dan konsumsi(Dini Yuniarti, Bambang Subiyakto,
Muhammad Adhitya
Hidayat Putra, 2020).
Produksi adalah kegiatan untuk memproses barang dan jasa yang
menciptakan kegunaan. Tujuanadalah untuk memenuhi kebutuhan manusia
termasuk kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan(Maulidiyah,
Bambang Subiyakto, dan Mahmudah Hasanah, 2020)Berbagai aktivitas
perekonomian mulai dari sektor pariwitasa hingga perdagangan terpaksa harus
menutup usahanya dan mengurumahkan para karyawannya.Hal ini juga mendukung
peraturan pemerintah untuk mennerapkansocial distancing. Cara ini tentu memberi
dampak langsung terhadap perekonomian bangsa, karena akan banyak
pengurangan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, berbagai pusat perbelanjaan
memutuskanuntuk menutup sementara operasionalnya, sehingga pendapatan
otomatis menurun. Sejumlah hotel di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan
Yogyakarta Surabaya ditutup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah
efektif bagi perusahaan untuk mengurangi kerugian perusahaan yang semakin
bertambah(Syaharuddin, 2020).Haldilakukan untukmeminimalisir rantai penyebaran
wabah virus covid-19.Padahalaktivitas ekonomi adalah salah satu bentuk upaya
manusia dalam konteks pemenuhannya kebutuhan.
Karena keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari sifat alami untuk
berusaha mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. Seringkali
pengukuran kesejahteraan hidup manusia diukur dengan standar kepuasan ekonomi
yang dapat dicapai melalui kegiatan ekonomi terkandung dalam kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi. Aktivitas ekonomiyang umumnya dilibatkan oleh
masyarakat termasuk pertanian, non-pertanian, dan perdagangan layanan, dan
layanan (Gunawan, 2014dalam Abbas, et al2020). kegiatan konsumsi memiliki
tujuan memenuhi kebutuhan hidup termasuk untuk memenuhi kebutuhan jasmani
dan rohani.terpaksa harus dihentikan(Dini Yuniarti, Bambang Subiyakto, dan
Muhammad Adhitya Hidayat Putra,2020)
(artikel 8)

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. (Sadono Sukirno, 2000:33),
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang- barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menyatakan bahwa pariwisata
mempunyai peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan
kerja. Peran tersebut, antara lain ditunjukan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan
devisa Negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara, nilai tambah PDRB,
dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pengembangan pariwisata
sesuai Undang- Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009.

Hasil penelitian dilakukan oleh Handayani di Jawa Tengah (2012) menemukan bahwa
jumlah obyek wisata berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jawa
Tengah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya retribusi obyek pajak berdasarkan
peningkatan jumlah obyek wisata yang terdapat di Jawa Tengah. Salah satu komponen
Pendapatan Asli Daerah yang berpotensi tinggi adalah pajak hotel. Semakin besar pendapatan
dari pajak hotel maka akan semakin besar pendapatan asli daerah yang diterima.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Bojanic dan Lo (2016) menemukan bahwa
pariwisata sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara- negara
terutama negara yang terdiri dari pulau-pulau. Negara kepulauan memiliki lebih banyak
obyek wisata sehingga pendapatan dari pajak dan retribusi yang diperoleh melalui obyek
wisata tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah

Dari penjelasan-penjelasan diatas salah satu manfaat sektor parawisata dan


pembangunan ekonomi adalah kenyataan bahwa kawasan wisata bersemangat menyediakan
lapangan kerja bagi warga daerah itu. Pariwisata membutuhkan banyak jasa dalam rangka
untuk mempertahankan industri.misalnya, industri perhotelan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang-orang dibisnis seperti hotel dan restoran. Pekerjaan adalah faktor makro
ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan
pekerja dengan pendapatan disposable dan akibatnya menyebabkan peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) Daerah.

Pendapatan Sektor Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat


Santosa (2013) mengatakan, bahwa peningakatan pendapatan asli daerah yang dianggap
sebagai modal secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan efek positif dan akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya peningkatan pendapatan asli daerah pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Sehingga pemerintah daerah
memiliki kewenangan untuk terus berupaya menggali sumber-sumber keuangan sendiri,
mengelola, dan memanfaatkannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahaan daerah
Koswara (2000).
Indikator kesejahteraan masyarakat yang disusun oleh UNDP dikenal dengan Human
Develovment Index (HDI), merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengukur
tingkat kesejahteraan antar negara maupun antar daerah (Todaro, 2009:57). Indikator HDI
jauh melebihi pertumbuhan konvensional. Pertumbuhan ekonomi penting untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, namun pertumbuhan bukan akhir dari
pembangunan manusia. Pertumbuhan hanyalah salah satu alat, yang lebih penting adalah
bagaimana pertumbuhan ekonomi di gunakan untuk memperbaiki kapabilitas manusianya
dan bagaimana rakyat menggunakan kapabilitasnya tersebut. Tingkat pembangunan manusia
yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, baik kaitanya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan untuk
mencapai suatu pertumbuhan ekonomi (Brata, 2005).

penelitian ini didukung oleh


Penelitian Waskito (2013), berdasarkan hasil analisis dalam peneletiannya dijelaskan bahwa
variabel tingkat hunian hotel berpengaruh terhadap meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Ini berarti tingkat hunian hotel dapat mensejahterakan


masyarakatnya dengan menyerap tenaga kerja dari masyarakat di daerah tujuan wisata untuk
ikut dalam membangun pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari sektor pariwisata.

(artikel 9)

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. (Sadono Sukirno, 2000:33),
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang- barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menyatakan bahwa pariwisata
mempunyai peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan
kerja. Peran tersebut, antara lain ditunjukan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan
devisa Negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara, nilai tambah PDRB,
dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pengembangan pariwisata
sesuai Undang- Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009.

Hasil penelitian dilakukan oleh Handayani di Jawa Tengah (2012) menemukan bahwa
jumlah obyek wisata berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jawa
Tengah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya retribusi obyek pajak berdasarkan
peningkatan jumlah obyek wisata yang terdapat di Jawa Tengah. Salah satu komponen
Pendapatan Asli Daerah yang berpotensi tinggi adalah pajak hotel. Semakin besar pendapatan
dari pajak hotel maka akan semakin besar pendapatan asli daerah yang diterima.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Bojanic dan Lo (2016) menemukan bahwa
pariwisata sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara- negara
terutama negara yang terdiri dari pulau-pulau. Negara kepulauan memiliki lebih banyak
obyek wisata sehingga pendapatan dari pajak dan retribusi yang diperoleh melalui obyek
wisata tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah

Dari penjelasan-penjelasan diatas salah satu manfaat sektor parawisata dan


pembangunan ekonomi adalah kenyataan bahwa kawasan wisata bersemangat menyediakan
lapangan kerja bagi warga daerah itu. Pariwisata membutuhkan banyak jasa dalam rangka
untuk mempertahankan industri.misalnya, industri perhotelan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang-orang dibisnis seperti hotel dan restoran. Pekerjaan adalah faktor makro
ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan
pekerja dengan pendapatan disposable dan akibatnya menyebabkan peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) Daerah.

Pendapatan Sektor Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Santosa (2013) mengatakan, bahwa peningakatan pendapatan asli daerah yang


dianggap sebagai modal secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan efek positif dan
akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya peningkatan pendapatan asli daerah
pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Sehingga pemerintah
daerah memiliki kewenangan untuk terus berupaya menggali sumber-sumber keuangan
sendiri, mengelola, dan memanfaatkannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahaan
daerah Koswara (2000).

Indikator kesejahteraan masyarakat yang disusun oleh UNDP dikenal dengan Human
Develovment Index (HDI), merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengukur
tingkat kesejahteraan antar negara maupun antar daerah (Todaro, 2009:57). Indikator HDI
jauh melebihi pertumbuhan konvensional. Pertumbuhan ekonomi penting untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, namun pertumbuhan bukan akhir dari
pembangunan manusia. Pertumbuhan hanyalah salah satu alat, yang lebih penting adalah
bagaimana pertumbuhan ekonomi di gunakan untuk memperbaiki kapabilitas manusianya
dan bagaimana rakyat menggunakan kapabilitasnya tersebut. Tingkat pembangunan manusia
yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, baik kaitanya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan untuk
mencapai suatu pertumbuhan ekonomi (Brata, 2005).

Penelitian ini didukung oleh


Penelitian Waskito (2013), berdasarkan hasil analisis dalam peneletiannya dijelaskan bahwa
variabel tingkat hunian hotel berpengaruh terhadap meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Ini berarti tingkat hunian hotel dapat mensejahterakan


masyarakatnya dengan menyerap tenaga kerja dari masyarakat di daerah tujuan wisata untuk
ikut dalam membangun pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari sektor pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. (Sadono Sukirno, 2000:33),
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang- barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menyatakan bahwa pariwisata
mempunyai peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan
kerja. Peran tersebut, antara lain ditunjukan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan
devisa Negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara, nilai tambah PDRB,
dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pengembangan pariwisata
sesuai Undang- Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009.

Hasil penelitian dilakukan oleh Handayani di Jawa Tengah (2012) menemukan bahwa
jumlah obyek wisata berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jawa
Tengah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya retribusi obyek pajak berdasarkan
peningkatan jumlah obyek wisata yang terdapat di Jawa Tengah. Salah satu komponen
Pendapatan Asli Daerah yang berpotensi tinggi adalah pajak hotel. Semakin besar pendapatan
dari pajak hotel maka akan semakin besar pendapatan asli daerah yang diterima.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Bojanic dan Lo (2016) menemukan bahwa
pariwisata sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara- negara
terutama negara yang terdiri dari pulau-pulau. Negara kepulauan memiliki lebih banyak
obyek wisata sehingga pendapatan dari pajak dan retribusi yang diperoleh melalui obyek
wisata tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah

Dari penjelasan-penjelasan diatas salah satu manfaat sektor parawisata dan


pembangunan ekonomi adalah kenyataan bahwa kawasan wisata bersemangat menyediakan
lapangan kerja bagi warga daerah itu. Pariwisata membutuhkan banyak jasa dalam rangka
untuk mempertahankan industri.misalnya, industri perhotelan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang-orang dibisnis seperti hotel dan restoran. Pekerjaan adalah faktor makro
ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan
pekerja dengan pendapatan disposable dan akibatnya menyebabkan peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) Daerah.

Pendapatan Sektor Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Santosa (2013) mengatakan, bahwa peningakatan pendapatan asli daerah yang


dianggap sebagai modal secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan efek positif dan
akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya peningkatan pendapatan asli daerah
pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Sehingga pemerintah
daerah memiliki kewenangan untuk terus berupaya menggali sumber-sumber keuangan
sendiri, mengelola, dan memanfaatkannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahaan
daerah Koswara (2000).
Indikator kesejahteraan masyarakat yang disusun oleh UNDP dikenal dengan Human
Develovment Index (HDI), merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengukur
tingkat kesejahteraan antar negara maupun antar daerah (Todaro, 2009:57). Indikator HDI
jauh melebihi pertumbuhan konvensional. Pertumbuhan ekonomi penting untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, namun pertumbuhan bukan akhir dari
pembangunan manusia. Pertumbuhan hanyalah salah satu alat, yang lebih penting adalah
bagaimana pertumbuhan ekonomi di gunakan untuk memperbaiki kapabilitas manusianya
dan bagaimana rakyat menggunakan kapabilitasnya tersebut. Tingkat pembangunan manusia
yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, baik kaitanya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan untuk
mencapai suatu pertumbuhan ekonomi (Brata, 2005).

penelitian ini didukung oleh


Penelitian Waskito (2013), berdasarkan hasil analisis dalam peneletiannya dijelaskan bahwa
variabel tingkat hunian hotel berpengaruh terhadap meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Ini berarti tingkat hunian hotel dapat mensejahterakan


masyarakatnya dengan menyerap tenaga kerja dari masyarakat di daerah tujuan wisata untuk
ikut dalam membangun pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari sektor pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Arsyad, Lincolin, 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: Penerbit BPFEBukittinggi Dalam Angka 2013. Kantor Statistik
Kota Bukittinggi, 2013
Daryanto, Arief dan Yundi, Hafisrianda. 2010. Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah.
Bogor: Penerbit IPB Press
Marpaung. Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan.“
Bandung: Penerbit Alfabeta
Nazara, Suahasil. 2005. Analisis Input Output.
Jakarta: Penerbit Lembaga Peneribit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Soekadijo. 1997. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage).
Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Spillane, J J. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan,.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Penerbit AlfabetaTarigan,
Robinson. 2004. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara. 2005.
Perencanaan Pembangunan WilayahEdisiRevisi.
Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata.
Yogyakarta: Penerbit. CV. Andi OffsetYoeti,Jakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai