Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Corona virus merupakan sebuah virus yang dapat menyebarkan penyakit
pada hewan maupun manusia sebagian dari jenis coronavirus diketahui sebagai
penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia. Dengan gejala seperti batuk
pilek hingga yang bersifat berat seperti Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)). Corona virus jenis
baru ini, menyebabkan penyakit yang dinamakan COVID - 19 ( Asy'ari 2020 ) .
Corona virus Disease 2019 (COVID - 19) telah menjadi pandemic yang
mengerikan semenjak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah
virus Corona yang berasal dari Wuhan, China. Virus Corona menyebabkan wabah
demam di Tiongkok pada 31 Desember 2019 dan menyebar ke seluruh negara
hingga saat ini. Pada akhir April 2020 sedikitnya ada 3,5 juta orang dari 210
negara masuk rumah sakit, dikarantina mandiri dan 250 ribu orang meninggal.

Pandemi covid-19 secara nyata telah berdampak terhadap kehidupan sosial


maupun perekonomian global. Terutama banyak perusahaan kecil, menengah
maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Tidak
hanya perusahaan saja yang tutup, ribuan tempat usaha makanan dan minuman
juga terpaksa tutup untuk sementara waktu. Pariwisata juga menjadi salah satu
sektor yang paling terpengaruh pertama kalinya oleh pandemi covid-19. Menurut
UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata merupakan berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagi fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Menurut World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata ialah fenomena
budaya, sosial dan ekonomi yang menyertakan perpindahan orang ke suatu negara
atau keluar dari tempat lingkungan biasanya untuk tujuan pribadi, bisnis atau
professional. Pariwisata merupakan suatu tempat yang didukung berbagai macam
fasilitas seperti hotel, rumah makan, transportasi, agen perjalanan dan sebagainya
yang biasanya didatangin oleh masyarakat setempat maupun masyarakat luar.

Pariwisata ialah sektor yang unggul kedua setelah pertanian. Sesuai


dengan Instruktur Presiden No.9/1969 dalam pasal-pasal yang mengatakan bahwa
pengembangan kepariwisataan digerakkan untuk meningkatkan devisa khususnya
memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam Indonesia serta untuk
memberikan kesempatan kerja dalam sektor kepariwisataan (Munawarah dkk,
1999:1). Dalam kata lain, pengembangan sektor pariwisata harus terekspos hal
tersebut akan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat
setempat. Pembangunan usaha akomodasi seperti motel, hotel, restoran,
pengemudi kendaraan, seniman, pengrajin, pramuwisata, penerjemah, awak kapal,
biro perjalanan, dan berbagai bidang kerja baik yang mengangkut barang dan jasa
guna memenuhi kebutuhan wisatawan akan membuka peluang dan kesempatan
kerja bagi masyarakat. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan
banyak devisa. Kekayaan akan budaya diperkenalkan guna menarik daya tarik
wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah yang biasa sekarang sering
digalangkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah dengan visit.

Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang


sangat luar biasa. Tak heran jika wisatawan dari berbagai penjuru dunia
berdatangan untuk mengalami sendiri keajaiban alam dan budaya di Indonesia.
Banyak sekali tempat wisata di Indonesia yang telah populer secara mendunia.
Alam Indonesia yang terdiri dari hutan, laut, sungai dan goa menghasilkan pula
potensi wisata alam yang luar biasa bagus. Hampir setiap jengkal tanah di Negeri
ini memiliki potensi wisata alam yang memukau. Tidak heran jika hampir rata-
rata setiap wilayah di Nusantara ini memiliki obyek wisata (Soetopo, 2011).
Namun semenjak pemerintah pusat memberikan arahan untuk menutup destinasi
wisata di seluruh Indonesia dan diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) telah membuat banyak aktivitas terhenti termasuk kegiatan yang
ada pariwisata di Provinsi Sumatera Barat seperti pembatalan dan pengurangan
frekuensi penerbangan, penutupan hotel hal ini mengurangi supply dan demand
pariwisata didaerah yang tersebar di Indonesia. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) Jumlah kunjungan Wisman atau wisatawan mancanegara ke
Indonesia Februari 2020 mengalami penurunan sebesar 28,85 % dibandingkan
jumlah kunjungan pada Februari 2019. Selain itu, jika dibandingkan dengan
Januari 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Februari 2020 juga
mengalami mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 30,42% bukan
hanya di Indonesia Pariwisata dunia pun ikut mendapatkan akibat dari masalah
Covid-19 ini. Dalam kurun waktu yang belum lama ini Organisasi Pariwisata
Dunia (UNWTO) mengumumkan keadaan dan dampak corona virus akan
membuat penurunan penerimaan pariwisata internasional dengan perkiraan sekitar
20 hingga 30 persen.
Salah satu faktor terpenting dari sektor pariwisata ialah kunjungan
wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Data menunjukkan,
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat dari tahun 2018 sampai
2022 mengalami penuruna (lihat Tabel 1.). Namun jika dilihat asal wisatawan,
pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar …..%.
Pada tahun 2021 merupakan pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara yang
lumayan besar, mencapai ……%. Pada tahun 2022 jumlah wisatawan mengalami
pertumbuhan yang paling pesat, yaitu sebesar ….%.

Wisatawan
Tahun Jumlah Pertumbuhan
Mancanegara Domestik
2018
2019
2020
2021
2022

Berkaitan dengan dampak yang telah ditimbulkan pandemi di dunia


global, dan juga nasional di Indonesia, sehingga perlu dilakukan penelitian skala
lokal khususnya di Sumatera Barat untuk melihat apakah ditemukan hasil yang
sama atau berbeda. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mendiskripsikan dampak awal pandemic covid-19 terhadap sektor
pariwisata di Sumatera Barat secara umum dan mencoba memberikan
rekomendasi untuk membantu pengambil kebijakan agar bisa merumuskan
kebijakan dan perencanaan pariwisata kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap jumlah pengunjung pada sektor
pariwisata di Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi Covid-19?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap jumlah objek wisata pada sektor
pariwisata di Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi Covid-19?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap pendapatan perdaerah pada
sektor pariwisata di Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi
Covid-19?
4. Bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap pariwisata di Sumatera Barat?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah pengunjung pada sektor pariwisata
di Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi Covid-19
2. Untuk mengetahui perbedaan jumlah objek wisata pada sektor pariwisata di
Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi Covid-19
3. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan perdaerah pada sektor pariwisata di
Sumatera Barat sebelum dan semenjak adanya pandemi Covid-19
4. Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang disebabkan oleh Covid-19 terhadap
sektor pariwisata di Sumatera Barat

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dilakukan agar dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya
tentang analisis dampak dari pandemi Covid - 19 terhadap sektor pariwisata di
Sumatera Barat .
2. Manfaat Praktis
Penelitian dilakukan dengan harapan masyarakat luas mengetahui dampak dari
pandemi Covid - 19 terhadap sektor pariwisata di Sumatera Barat dan bagaimana
cara pemerintah dan masyarakat Sumatera Barat dalam menanggulangi fenomena
ini .
3. Manfaat Kebijakan
Penelitian ini dilakukan untuk sebagai bahan timbangan bagi pengambil kebijakan
dalam menentukan kebijakan yang tepat terhadap pandemic Covid-19 dan dapat
menjadi sebuah informasi untuk masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam pemahaman, maka penulis menjadikan beberapa bab
dari masing – masing bab dalam sitematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, disertai rumusan
masalah , tujuan penelitian , manfaat penelitian dan sistematika
penulisan penelitian .
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini memaparkan penjelasan tentang dampak pandemic
covid – 19 terhadap sektor pariwisata di Sumatera Barat
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi ialah salah satu petunujuk yang penting dalam
menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis hasil
pembangunan ekonomi yang dilaksanakan suatu negara atau wilayah. Ekonomi
bisa mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari
tahun ketahun. Dengan ini, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau
kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu
menunjukkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang
dengan amat baik (Amir, 2007). Pertumbuhan ekonomi ialah gambaran untuk
menilai bagaimana perekonomian berkembang dari waktu ke waktu. Dengan ini
gambaran tersebut akan menunjukan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara
apakah mengalami penurunan, peningkatan atau tetap ( Arsyad, 2010 dalam Serly,
2019). Sedangkan menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003), Pertumbuhan
Ekonomi merupakan kenaikan jangka panjang kemampuan suatu negara atau
daerah untuk menyediakan banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi ialah
kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat yang menghasilkan peningkatan
produksi barang atau jasa dari tahun ketahun dan menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan.

2.1.2 Parawisata

Pariwisata merupakan perjalanan dari sutu tempat ke tempat lainnya


biasanya bersifat sementara, dilakukan satu orang maupun berkelompok, sebagai
cara mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, ilmu, budaya, dan alam (Wijayanto, 2013). Sedangkan pengertian
Pariwisata menurut (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2009) ialah
beraneka jenis kegiatan wisata yang didukung berbagai sarana serta pelayanan
yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah dan pengusaha
(Bab 1, Pasal 1, Ayat 3). Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri atas kata pari dan wisata. “Pari” memiliki arti berkeliling
atau banyak, sedangkan kata “wisata” memiliki arti berpergian atau perjalanan.
Jadi pariwisata ialah suatu kegiatan yang banyak perjalanan yang dilakukan dari
satu tempat ketempat lainnya dengan tujuan yang bermacam – macam.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang


Kepariwisataan Bab I Pasal 1 yang dimaksud dengan:

1) Wisata merupakan kegiatan berpergian yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi kawasan tertentu untuk tujuan tertentu
atau menjelajahi keunikan wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2) Wisatawan adalah seseorang atau sekolompok yang melakukan wisata.

3) Pariwisata merupakan berbagai jenis kegiatan wisata yang didukung berbagai


sarana serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, Pemerintah, Pemerintah
Daerah dam pengusaha.

4) Kepariwisataan merupakan seluruh aktifitas yang terkait dengan pariwisata


yang biasanya bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
tujuan kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat.

5) Daya Tarik Wisata adalah segala yang memiliki keindahan, keunikan dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan.

6) Daerah tujuan pariwisata yang disebut Destinasi Pariwisata ialah wilayah


geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling berhubungan dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.

7) Pengusaha Pariwisata ialah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan


kegiatan usaha pariwisata.

8) Usaha Pariwisata ialah usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

9) Industri Pariwisata ialah sekumpulan usaha pariwisata yang saling terkait


dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa bagi memenuhi kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

10) Kawasan Strategis Pariwisata ialah temoat yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu aspek atau lebih , seperti social budaya,
pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata ialah suatu


bidang industri yang dapat menarik seseorang untuk berkunjung kesuatu daerah
wisata yang memiliki daya tarik tersendiri untuk memenuhi kepuasan atau
kebutuhan wisatawan itu sendiri. Industri pariwisata juga memiliki peran penting
dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat. Aktivitas perekonomian
daerah akan meningkat apabila adanya masyarakat yang berjualan atau berdagang,
terciptanya industri padat karya yang dapat membuka lapangan kerja dan dapat
menciptakan sumber pendapatan bagi penduduk. Ekonomi pariwisata ialah
kegiatan yang berhubungan dengan fenomena pariwisata untuk memaksimalkan
sumber daya berupa modal, manusia, dan alam dengan harapan memperoleh hasil
produk pariwisata berupa barang dan jasa yang maksimal (Suartini dan Utama,
2013).Untuk itu diperlukan sebuah strategi yang matang yang akan mempunyai
potensi besar akan berhasil dan membawa dampak perubahan yang lebih baik di
berbagai bidang.

2.1.3 Jenis dan macam pariwisata


Orang melakukan perjalanan biasanya untuk mendapatkan berbagai tujuan
dan memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan
perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan
antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam
pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari
kepariwisataan itu sendiri. Sebenarnya pariwisata sebagai suatu gejala, terwujud
dalam beberapa bentuk yaitu :

(a) Menurut letak geografis, pariwisata dibedakan menjadi :

1. Pariwisata lokal (local tourism) ialah jenis kepariwisataan yang ruang


lingkupnya lebih sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya
kepariwisataan kota Denpasar, kepariwisataan kota Bandung.

2. Pariwisata nasional (national tourism) ialah jenis pariwisata yang


dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana para pesertanya tidak saja
terdiri dari warganegaranya sendiri tetapi juga orang asing yang terdiam di negara
tersebut. Misalnya kepariwisataan yang ada di daerah-daerah dalam satu wilayah
Indonesia.

3. Pariwisata regional (regional tourism) ialah jenis kepariwisataan yang


dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, bisa regional dalam lingkungan
nasional dan bisa pula regional dalam ruang lingkup internasional. Misalnya
kepariwisataan Bali, Yogyakarta, dan lain-lain.

4. Pariwisata internasional (International tourism) ialah kegiatan kepariwisataan


yang dikembangkan di banyak negara di dunia.

5. Pariwisata regional-internasional ialah jenis kepariwisataan yang berkembang


di suatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari
dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya kepariwisataan ASEAN.

(b) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran

1. Pariwisata pasif (out-going tourism) ialah jenis kepariwisataan yang ditandai


dengan gejala keluarnya warga negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai
wisatawan. Karena ditinjau dari segi pemasukan devisa negara, kegiatan ini
merugikan negara asal wisatawan, karena uang yang dibelanjakan itu terjadi di
luar negeri.

2. Pariwisata aktif (in bound tourism) ialah jenis kepariwisataan yang ditandai
dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara tertentu. Hal ini tentu
akan mendapatkan masukan devisa bagi negara yang dikunjungi dengan
sendirinya akan memperkuat posisi neraca pembayaran negara yang dikunjungi
wisatawan.

(c) Menurut alasan/tujuan perjalanan

1. Business tourism ialah jenis pariwisata yang pengunjungnya datang untuk


tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, seminar
dan lain-lain

2. Educational tourism ialah jenis pariwisata dimana pengunjung melakukan


perjalanan dengan tujuan belajar atau mempelajari suatu bidang ilmu
pengetahuan. Contohnya : study tour

3. Vacational tourism ialah jenis pariwisata dimana orang yang melakukan


perjalanan wisata hanya di hari libur, cuti, dan lain-lain

4. Familiarization tourism ialah perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna


mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan
pekerjaannya.

5. Hunting tourism ialah kunjungan wisata yang bertujuan untuk


menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat
sebagai hiburan semata-mata.
6. Scientific tourism ialah perjalanan wisata yang tujuannya untuk memperoleh
pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

7. Special Mission tourism ialah perjalanan wisata yang dilakukan dengan maksud
khusus, misalnya misi kesenian, misi olah raga, maupun misi lainnya.

(d) Menurut waktu berkunjung

1. Occasional tourism ialah jenis pariwisata dimana perjalanan wisatawan


berhubungan dengan kejadian (occasion) maupun suatu even. Misalnya Sekaten
di Yogyakarta, Nyepi di Bali, dan lain-lain.

2. Seasonal tourism ialah jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada


musim- musim tertentu. Contoh : Summer tourism, winter tourism, dan lain-lain.

(e) Menurut Objeknya

1. Cultural tourism ialah jenis pariwisata dimana tujuan wisatawan untuk


melakukan perjalanan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat
atau daerah.

2. Sport tourism ialah jenis pariwisata dimana tujuan wisatawan untuk melakukan
perjalanan ialah untuk menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau
negara tertentu.

3. Recuperational tourism ialah jenis pariwisata dimana tujuan wisatawan untuk


melakukan perjalanan ialah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di
sumber air panas, mandi lumpur, dan lain-lain.

4. Social tourism ialah jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak
menekankan untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, picnik, dan lain-
lain.

5. Commercial tourism ialah jenis pariwisata dimana tujuan wisatawan untuk


melakukan perjalanan berkaitan dengan kegiatan perdagangan nasional dan
internasional.

6. Political tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk


melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau
kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya menyaksikan
peringatan hari kemerdekaan suatu negara.

7. Marine tourism ialah kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana
untuk berenang, memancing, menyelam, dan olah raga lainnya, termasuk sarana
dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
8. Religion tourism ialah jenis pariwisata dimana tujuan wisatawan untuk
melakukan perjalanan untuk menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti
upacara Bali Krama di Besakih, haji umroh bagi agama Islam, dan lain-lain.

(f) Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan

1. Family group tourism ialah suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh
serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama
lain.

2. Individual tourism ialah seorang wisatawan atau satu keluarga yang melakukan
perjalanan secara bersama.

2.2 Penelitian Terdahulu


Sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat penelitian yang telah dilakukan
oleh penelitian terdahulu yaitu :

No. Nama Peneliti Judul Kesimpulan


1. Anggita Permata Pengaruh Pariwisata Berdasarkan hasil Estimasi
Yakup ( 2019) Terhadap Two Stage Least Square
Pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa
Ekonomi Di pariwisata berpengaruh
Indonesia signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
2. Nifel Elvis Mumu, Pengaruh Sektor Berdasarkan hasil uji parsial t
Tri Oldy Rotinsulu, Pariwisata Terhadap jumlah pariwisata dan hunian
Daisy S.M. Engka Pertumbuhan hotel tidak memberikan
(2020) Ekonomi Dan pengaruh signifikan terhadap
Penyerapan Tenaga pertumbuhan ekonomi di
Kerja Di Provinsi Sulawesi Utara dan Jumlah
Sulawesi Utara wisatawan tidak memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap penyerapan tenaga
kerja tetapi tingkat hunian
kamar hotel memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap penyerapan tenaga
kerja di Sulawesi Utara
karena semakin banyak
kamar yang terpakai akan
menambah tenaga kerja.
3. Hakhibul Amnar, Pengaruh Pariwisata Jumlah kunjungan wisata
Said Muhammad, Terhadap mancanegara, wisatawan
Mohd. Nur Pertumbuhan nusantara, jumlah lokasi
Syechalad (2017) Ekonomi nusantra, dan jumlah kamar
Di Kota Sabang hotel yang dihuni
berpengaruh signifikan dan
positif terhadap petumbuhan
ekonomi

2.3 Kerangka Pemikiran

Peristiwa Pandemi Covid -19


di Indonesia 2020

Pertumbuhan
Ekonomi

Pariwisata

Jumlah Wisatawan Jumlah Wisatawan Jumlah Lokasi Jumlah Kamar


Mancanegara Nusantara Wisata Hotel Terjual

SesudahC SesudahC SesudahC


SesudahC Sebelum
Sebelum ovid - 19 Sebelum ovid - 19 ovid - 19
Sebelum ovid - 19 Covid - 19
Covid - 19 Covid - 19
Covid - 19

Uji Beda

2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori dapat diambil hipotesa sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variable jumlah wisatawan,
jumlah lokasi wisatawan dan tingkat hunian hotel terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Sumatera Barat

2. Diduga sector pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap


pertumbuhan ekonomi, jumlah wisatawan, jumlah lokasi wisatawan dan tingkat
hunian hotel.

Anda mungkin juga menyukai