Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL BAHASA

INDONESIA
“Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor
Pariwisata ”

Disusun Oleh:

Mona Yolinda Zachwa 21.012.130

Sultan Rafly 21.012.007

Adhitya Handy 21.012.013

ADMINISTRASI BISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANDUNG

2022
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Sektor Pariwisata

Saat ini dunia digemparkan dengan penyebaran wabah virus corona yang berawal dari China.
Akibat virus ini banyak penduduk China dan beberapa negara lainnya meninggal dunia.
Perekonomian China ikut terpuruk akibat banyaknya perusahaan yang harus tutup.
Mengingat China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan mitra
dagang utama Indonesia, maka terganggunya perekonomian China akan memengaruhi
perekonomian dunia termasuk Indonesia. Tulisan ini mengkaji dampak virus corona terhadap
perekonomian Indonesia dan upaya yang dibutuhkan untuk mengatasinya. Dampak paling
dominan terjadi pada sektor pariwisata.
Kondisi pandemi yang terjadi di Indonesia membuat industri pada sektor pariwisata khusunya
di Bali memasuki low season. Penurunan kunjungan yang terjadi karena diberlakukan penutupan
sementara pada penerbangan langsung dari dan ke China sejak Februari 2020.
Hal ini memengaruhi aktivitas pariwisata seperti beberapa perhotelan yang mulai tutup
dikarenakan kurangnya pengguna layanan kamar hotel. Tingkat hunian kamar hotel berbintang di
Bali turun dari 45,98 persen pada Februari 2020 menjadi 25,41 persen pada Maret 2020.
Penurunan yang terjadi pada sektor pariwisata tersebut lapangan usaha lain yang terkait juga
mengalami penurunan yang sangat drastis.

Pariwisata Indonesia di Tengah Virus Corona


Dampak wabah Virus Corona (Covid-19) bagi industri pariwisata, khususnya Indonesia tentu
sangat berpengaruh. Sejumlah pembatalan kedatangan wisatawan asal China terjadi sejak wabah
virus diumumkan. Lengangnya kursi pesawat, begitu juga hotel, cruise operator, dan potensi
bisnis lainnya pun menjadi lepas.

Potensi Kerugian
Sebagai gambaran, realisasi kunjungan wisatawan mancanegara selama 2019 mencapai 16,3 juta
dari target 18 juta. Dari total kunjungan itu, sebanyak 12% wisatawan berasal dari Tiongkok,
atau setara dengan 1,95 juta orang.
Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan Tiongkok yang saat ini jumlahnya terbesar kedua
diperkirakan menurun. Begitu pula pada sektor investasi dan perdagangan. Dalam beberapa
tahun terakhir, nilai investasi Tiongkok terus meningkat. Bahkan menjadi terbesar kedua pada
2019. Di sektor perdagangan, Tiongkok merupakan mitra terbesar Indonesia. 

Upaya Pemerintah
Pemerintah menyiapkan tiga strategi untuk mengantisipasi penurunan kinerja pariwisata.
Pertama, mendorong wisatawan domestik. Kedua, mengalihkan rute penerbangan Tiongkok
menjadi rute dalam negeri. Ketiga, mempromosikan alternatif tujuan pariwisata.
Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif pada sektor pariwisata sebesar Rp298 miliar
yang diharapkan memberikan dampak untuk mengakselerasi wisatawan dengan target sebesar
736 ribu yang difokuskan ke pasar-pasar lain selain cina yaitu di negara seperti Australia,
Amerika, dan Eropa.
sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah
satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber
daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi.
Kedatangan wisatawan pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) telah memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat. Seperti halnya dengan sektor
lainnya, pariwisata juga berpengaruh terhadap perekonomian di suatu daerah atau
negara tujuan wisata. Besar kecilnya pengaruh itu berbeda antara satu daerah dan
daerah lainnya atau antara suatu Negara dengan negara lainnya.
Menurut Salah Wahab (Salah,2003) dalam bukunya “Tourism Management” pariwisata
adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-
sektor produktivitas lainnya.Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata
global bisa memangkas 50 juta pekerjaan industri pariwisata.

Asia terkena dampak yang paling buruk ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
penduduk dan perekonomian Indonesia terutama disektor pariwisata, yang mana
banyak pekerja yang sudah tidak dipekerjakan lagi oleh perusahaannnya atau para
pengusaha.

Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) jumlah kunjungan


wisatawan di seluruh dunia menurun 44 persen selama pandemi jika dibandingkan
tahun lalu.

Dalam sebuah diskusi online, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan


Infrasturktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hari
Santosa Sungkari, memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke
Indonesia mentok di angka 4 juta orang.

Bahkan Bali yang merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan domestik maupun


mancanegara, masih harus menutup pintu untuk wisman hingga akhir tahun sebagai
upaya menahan laju penyebaran virus corona di Tanah Air. Pulau Dewata pun mencatat
kerugian pariwisata Rp 9,7 triliun setiap bulan.

Berbagai aktivitas perekonomian mulai dari sektor pariwitasa hingga perdagangan


terpaksa harus menutup usahanya dan mengurumahkan para karyawannya. Hal ini juga
mendukung peraturan pemerintah untuk menerapkan social distancing.

Cara ini tentu memberi dampak langsung terhadap perekonomian bangsa, karena akan
banyak pengurangan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, berbagai pusat
perbelanjaan memutuskan untuk menutup sementara operasionalnya, sehingga
pendapatan otomatis menurun.

Sejumlah hotel di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta Surabaya
ditutup. Padahal aktivitas ekonomi adalah salah satu bentuk upaya manusia dalam
konteks pemenuhannya kebutuhan. Karena keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan
dari sifat alami untuk berusaha mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup.

 
Di indonesia pemerintah melakukan berbagai strategi dan kebijakan untuk
menstabilkan kembali aktivitas perekonomian. Terlebih pada aktivitas lintas sektor
pariwisata juga berdampak pada lintas pelaku ekonomi lainnya. Seperti penawaran
barang dan jasa secara tidak langsung dapat membantu kegiatan ekonomi masyarakat
melalui sektor parawisata.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Rapat Koordinasi Nasional


bahas amplifikasi kebijakan, program serta langkah rekativasi dan pemulihan
pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdampak akibat pandemi COVID-19 tanggal 26-
28 November 2020 di Bali.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto


menekankan kepada pihak di sektor pariwisata untuk tetap mengedepankan protokol
kesehatan.

Menkes Terawan mencontohkan salah satu protokol kesehatan bagi pekerja di lokasi
wisata yaitu memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja,
sedangkan salah satu protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh pengunjung adalah
memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan ke lokasi wisata.

Ekonomi sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang membutuhkan waktu lebih


lama untuk pulih pasca pandemi ini tetapi ada juga yang meyakini ekonomi pariwisata
optimis bangkit untuk memulihkan perekonomian Indonesia saat  new normal.

Dibukanya objek wisata di beberapa daerah diharapkan diikuti bangkitnya optimisme


karena roda perekonomian kembali berputar.

Dalam hal ini perubahan tren di sektor pariwisata akan bergeser ke alternatif liburan
yang tidak banyak orang, disebut dengan solo travel tour atau virtual tourism untuk
menghindari kerumunan banyak orang. Perlunya dilakukan banyak inovasi oleh para
pelaku ekonomi sektor pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA

https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Tren-Pariwisata-Indonesia-di-Tengah-
Pandemi

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/11/01/dampak-pandemi-covid-19-masih-
pengaruhi-pariwisata-bali-2

Norhayati, N., Abbas, E. W., & Putra, M. A. H. (2019). Social Interaction Pattern Jelai River banks South
Basirih. The Innovation of Social Studies Journal, 1(1), 12-20.

Hadiwardoyo, Wibowo. (2020). Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19. BASKARA: Journal
of Business & Entrepreneurship, 2(2), 83- 92.

Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia. EduPhyCouns: Journal of


Education, Physchology and Counseling, 2(1), 146-153.

Harirah, Z., & Rizaldi, A. (2020). Merespon Nalar Kebijakan Negara dalam Menangani Pandemi Covid 19

journal.bappenas.go.id Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada Sektor Pariwisata

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/7091/140907070.pdf?
sequence=1&isAllowed=y file:///C:/Users/Downloads/113-Article%20Text-428-2-10-
20200609%20(2).pdf

Anda mungkin juga menyukai