Opening
Sumber: www.unwto.org
Hal 2 dari 17
Sumber: Katadata
Reaksi berantai atau efek domino pun terjadi pada sektor-sektor penunjang
pariwisata, seperti hotel dan restoran maupun pengusaha retail. Ketua Umum
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memaparkan
dampak pandemi virus corona Covid-19 terhadap sektor perhotelan, restoran hingga
sektor lainnya yang terkait pariwisata, jika dikalkulasikan total kerugian yang dialami
sektor ini mencapai Rp 85,7 triliun (Tempo.Co) Anjloknya okupansi hotel hingga angka
40 persen membawa dampak yang cukup besar bagi kelangsungan bisnis hotel.
Industri retail berpotensi kehilangan omzet sebesar US$ 48 juta atau sekitar Rp 652
miliar seiring menurunnya kunjungan turis dari Negeri Panda dalam dua bulan terakhir.
Sementara itu, hasil perhitungan Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI) menunjukkan, sektor perdagangan Indonesia
Hal 3 dari 17
diprediksi akan mengalami sejumlah kontraksi. Lebih dari 495 jenis komoditas atau
13% komoditas dengan tujuan ekspor Tiongkok akan terimbas. Selain itu, sekitar 299
jenis barang impor dari Tiongkok diperkirakan menyusut atau bahkan menghilang dari
pasar Indonesia (Katadata.co.id). Kementerian Pariwisata juga memperkirakan
kerugian devisa secara akumulasi mencapai empat miliar dolar AS hanya dari
berkurangnya kunjungan wisatawan asing dari Cina. Hingga bulan Februari, sudah ada
20 ribu pembatalan kedatangan wisatawan asing ke Bali. Belum lagi, di tempat wisata
lainnya, seperti Manado, Lombok, Nusa Tenggara, bahkan ke Yogyakarta.
Pembatalan ini berdampak pada penurunan pendapatan dari sektor transportasi,
akomodasi, hingga logistik para wisatawan asing di Indonesia.
Tantangan yang cukup besar masih ada di depan, dimulai dengan durasi pandemi
dan pembatasan perjalanan yang tidak diketahui, dalam konteks resesi ekonomi
global. Negara-negara di seluruh dunia sedang menerapkan berbagai langkah untuk
mengurangi dampak wabah COVID-19 dan untuk merangsang pemulihan sektor
Hal 4 dari 17
pariwisata. Pengelolaan dampak ekonomi agar tidak membawa pada situasi resesi,
yang berpotensi membawa pada kondisi lebih buruk secara luas, harus dijalankan
dengan tetap melakukan pengendalian penularan virus Covid 19 sampai dengan
ditemukan dan diproduksinya vaksin yang telah teruji secara klinis. Artinya, strategi
ekonomi tetap dijalankan paralel dengan strategi kesehatan. Memperkuat skenario ini,
pada 20 Juli 2020 pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No 82 Tahun 2020
Tentang Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan
Ekonomi Nasional. Mencermati berbagai kondisi yang ada, bagaimana alternatif
kebijakan yang dapat ditawarkan kepada pemerintah terkait pemulihan ekonomi
nasional dan penyelenggaraan pembukaan pariwisata agar dapat berjalan
dengan baik di masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 di
Indonesia?
Pendahuluan
Perkiraan OECD ditegaskan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat membuka
rapat terbatas pada Kamis (6/8/2020). "Kemarin BPS (Badan Pusat Statistik) merilis
pertumbuhan kita di kuartal kedua jatuh berada di angka minus 5,32 dan saya melihat
sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam yaitu di sektor pariwisata dan sektor
penerbangan," Ia menambahkan hal itu terlihat dari jumlah kedatangan wisatawan
mancanegara yang turun hingga 81 persen akibat pandemi Covid-19. Bahkan di
triwulan kedua 2020, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia hanya
482.000 orang. Menurut dia, penurunan itu sangat drastis. "Ini turun 81 persen untuk
quarter to quarter dan turun 87 persen untuk year on year, ini memang turunnya
terkontraksi sangat dalam," tutur Jokowi.
Hal 5 dari 17
dampak ekonomi yang luas, sektor wisata ditetapkan sebagai prioritas dalam strategi
percepatan pemulihan pasca covid 19 di Indonesia. Peningkatan aktivitas pariwisata
akan mendorong peningkatan tingkat hunian hotel, utilisasi restoran, dan transportasi.
Pemerintah melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Doni
Monardo, mengumumkan pembukaan kembali tempat pariwisata alam bertipe
konservasi maupun non-konservasi pada hari Jumat 22 Juni 2020. Kawasan
pariwisata alam yang dimaksud terdiri atas wisata bersifat konservasi seperti kawasan
wisata bahari, kawasan konservasi perairan, wisata petualangan, taman nasional,
taman wisata alam, taman hutan raya, suaka margasatwa, dan geopark. Sementara
pariwisata non-konservasi bisa berupa kebun raya, kebun binatang, taman safari, desa
wisata, dan kawasan wisata alam yang dikelola masyarakat.
Jika Kasus Covid-19 Naik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
menyebut, aktivitas pariwisata di suatu daerah nantinya bisa saja dihentikan lagi jika
kasus penularan virus corona mengalami kenaikan. "Ya tentu Pak Presiden
menyampaikan juga kalau Covid-19 naik lagi, tentu diberhentikan lagi," kata dia usai
rapat kabinet. Oleh karena itu, Wishnutama menegaskan harus ada prosedur yang
ketat sebelum suatu tempat wisata dibuka kembali. Pertama, Pemda harus
memastikan bahwa penularan virus corona di wilayah tersebut sudah minim. Lalu
setiap tempat wisata juga harus melalui berbagai tahapan mulai dari menyusun
standar operasional prosedur (SOP), melakukan simulasi, sosialisasi, hingga uji coba.
Wishnutama mengingatkan setiap tempat baik hotel, restoran, jasa transportasi
ataupun tempat wisata untuk menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan
Covid-19. "Kalau perlu izin dicabut kalau tak mematuhi protokol kesehatan yang kita
siapkan," kata dia. Selain itu, Wishnutama juga mengingatkan masyarakat yang akan
berwisata untuk juga mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker,
menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.
Hal 7 dari 17
Sumber: https://covid19.go.id/p/berita/bertambah-1409-total-sembuh-corona-55354-kasus
22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak
di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja.
Namun, dalam catatan kebijakannya, tim riset SMERU menyebut bahwa
angka ini belum menggambarkan tingkat pengangguran secara keseluruhan karena
belum memasukkan pengangguran dari sektor informal dan angkatan kerja baru
yang masih menganggur. Tim riset SMERU kemudian melakukan simulasi
penghitungan peningkatan pengangguran secara total dan menghitung jumlah
pengurangan penyerapan tenaga kerja dari masing-masing sektor usaha akibat
terjadinya kontraksi ekonomi sampai akhir Maret 2020. Mengutip catatan kebijakan
SMERU, hasil simulasi menunjukkan bahwa TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
meningkat dari 4,99 persen pada Februari 2020 (data BPS) menjadi sekitar 6,17
persen–6,65 persen pada Maret 2020. Persentase ini setara dengan peningkatan
jumlah pengurangan penyerapan tenaga kerja yang mencapai sekitar 1,6 juta
hingga 2,3 juta orang. Dilihat dari sebaran sektornya, perdagangan adalah sektor
yang paling banyak mengalami pengurangan penyerapan tenaga kerja.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor ini
berkurang sekitar 677.100–953.200 orang. Namun, jika dilihat dari proporsinya,
konstruksi adalah sektor yang paling banyak mengurangi penyerapan tenaga kerja
dengan proporsi sebesar 3,2 persen–4,5 persen dari jumlah pekerja di sektor
tersebut pada Februari 2020. Meski demikian, ada sektor-sektor yang diperkirakan
masih menyerap tenaga kerja, seperti jasa pendidikan, informasi dan komunikasi,
jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta jasa keuangan dan asuransi. Hal ini
kemungkinan terjadi karena pada kuartal I 2020, produk domestik bruto (PDB)
sektor ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama
pada 2019.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta pelaku industri pariwisata untuk
mengantisipasi perubahan tren ini. "Industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus betul-
betul mengantisipasi terjadinya perubahan tren ini dan kita harus bisa betul-betul
Hal 11 dari 17
mencium perubahannya ke arah mana," kata dia. Jokowi menilai harus ada strategi
khusus dalam promosi pariwisata yang sesuai dengan pergeseran tren itu. Selain itu,
industri pariwisata perlu fokus terlebih dulu kepada wisatawan domestik. "Saya minta
menteri Pariwisata menyiapkan program promosi dalam negeri yang aman Covid-19,"
kata dia.
Merespon instruksi presiden, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Wishnutama menyatakah telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan, industri
perhotelan, hingga pengelola tempat wisata untuk memberikan paket promosi wisata
dengan harga menarik. "Kami berkomunikasi erat dengan Garuda untuk
mempersiapkan berbagai macam paket-paket. Termasuk dengan hotel-hotel juga
(tempat) wisata nantinya. Tentunya dengan harga yang sangat menarik," ujarnya.
Tidak hanya menjalin kerjasama dengan maskapai, Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) mengebut proses pemulihan
di sektor pariwisata. Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan
Giri Adnyani, menyebutkan bahwa kementerian telah menyiapkan program yang dibagi
menjadi dua periode. Pertama, Bulan Juni-Oktober 2020 sebagai gaining confidence
yang mencakup persiapan dan revitalisasi destinasi. Kedua, bulan Oktober 2020
sebagai appealing yang merupakan pembukaan destinasi pariwisata secara bertahap
dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Dengan skenario program dalam dua
tahap ini, pada tahun 2021 diharapkan pariwisata Indonesia bisa normal kembali.
Stakeholder
1. Pemerintah Pusat
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan, pemerintah tetap
memprioritaskan kesehatan dalam penanganan pandemi virus corona Covid-19.
Langkah pemerintah yang membentuk Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional bukan
berarti menandakan penanganan di sektor kesehatan akan mengendur. "Tentu
saja prioritas pada kesehatan akan tetap sangat sangat sangat utama. Sekarang
ini sudah masuk pada tahap bagaimana kita menyiapkan segera untuk vaksin,"
kata Pratikno dalam keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020). Pratikno menyebut,
Jokowi sengaja membentuk Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional agar
penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan dan ekonomi bisa berjalan beriringan.
Sebab, Satgas Penanganan Covid-19 dan Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional
kini berada di bawah Komite Kebijakan.
"Ketua pelaksana dari Komite ini adalah Menteri BUMN yang tugasnya
menyinergikan dua satgas. Jadi Satgas Penanganan Covid-19 berjalan seperti
biasa, sekarang didukung secara terintegrasi oleh Satgas Perekonomian di bawah
kepemimpinan Pak Budi Gunadi Sadikin," kata Pratikno. Pratikno menyebut,
Hal 12 dari 17
Sumber: BNPB
2. Pemerintah Daerah
Selama pandemi COVID-19, Luhut mengatakan sektor pariwisata cukup
terdampak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan kunjungan wisatawan
mancanegara pada Mei 2020 turun hingga 86,9% year on year (yoy). BI juga
mencatat realisasi devisa pariwisata pada Mei 2020 mengalami kontraksi hingga
minus 97,3% yoy. Dari data itu, Bali jelas sangat terpukul. Data BPS kata Luhut
mencatat, 60% wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berwisata ke
Bali. Pariwisata Bali juga menyumbang 28,9% devisa pariwisata nasional sejumlah
Rp 75 triliun.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, Rabu (22/7) lalu juga menyatakan pembukaan ini
diperlukan untuk mengembalikan denyut ekonomi di wilayahnya ini. Kontribusi
pariwisata pada ekonomi Bali mencapai 53 persen dari total PDRB dan
menampung 1,1 juta orang tenaga kerja. Yang terjadi saat ini, menurutnya, sangat
memengaruhi Bali. Pemprov Bali, kata Koster akan menerapkan sejumlah skema
sebagai jaminan dalam membuka kembali pariwisata. Salah satunya mewajibkan
restoran, hotel, dan objek wisata mengantongi sertifikat bahwa mereka sanggup
menjalankan protokol kesehatan. “Ketika dimulai diberikan sertifikat. Saat ini sudah
dikeluarkan sertifikasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” ucap Koster.
Hal 13 dari 17
Harus ada syarat memang yang harus dilakukan dengan membuka kembali
pariwisata di Bali. Protokol kesehatan harus betul-betul dipatuhi baik oleh semua
pihak. Namun upaya Pemprov Bali dengan mengeluarkan sertifikat protokol
kesehatan tak akan efektif tanpa adanya pengawasan yang kuat dan tegas. Ketua
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Darmawan mengatakan
sertifikasi protokol kesehatan yang akan dikeluarkan Pemprov Bali tak akan cukup
sebagai upaya pengawasan. Sanksi tegas pun harus berani diberikan kepada siapa
saja yang melanggar. Ede juga menekankan tanggung jawab pemerintah untuk
meningkatkan jumlah tes yang belum dicapai oleh Bali sendiri. Jika mau sesuai
dengan standar WHO 1.000 per 1 juta penduduk, maka Bali memerlukan 4.500
tes/minggu dan 650 tes/hari dengan asumsi jumlah penduduk 4,5 juta. “Jangan
kemudian heboh ada klaster pariwisata. Jangan sampai ada yang muncul klaster
Bali,” ucap Ede.
harus teliti dan berorientasi ke depan. Mungkin jika dibuat lebih spesifik dengan
pembatasan tertentu seharusnya 11 September tetap bisa dibuka, karena banyak
juga yang berharap seperti ini," ucapnya.
Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2020
tercatat hanya 36 kunjungan. Angka ini menurun hingga 99,99% dari Mei 2019
yang sebanyak 486.602 kunjungan. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
menurun 88,99% dari 327 kunjungan. Wisman paling banyak datang melalui
bandar udara sebanyak 34 kunjungan, sedangkan dari pelabuhan hanya 2
kunjungan.
Total wisman ke Bali sepanjang 2020 sebanyak 1.050.060 kunjungan, turun
54,47% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sepanjang 2020,
Australia menjadi negara yang paling banyak mengunjungi Bali yaitu sebanyak
222.359 kunjungan. Sementara negara selanjutnya adalah Tiongkok, India, dan
Rusia.
Closing
Presiden Joko Widodo mengakui langkah membuka sektor pariwisata saat ini
memiliki resiko besar. Namun langkah ini akan tetap ditempuh untuk membangkitkan
lagi sektor pariwisata yang sejak awal tahun terpuruk akibat pandemi. Berdasarkan
data Kementerian Kesehatan, pada Senin (24/8/2020), jumlah kasus positif Covid-19
di Indonesia terus bertambah mencapai 155.412 dengan jumlah pasien meninggal
dunia 6.759 orang. Sebelumnya, Presiden dalam rapat kabinet terbatas melalui video
conference pada Kamis (28/5/2020) telah memberikan peringatan bahwa rencana
pembukaan sektor pariwisata ini risikonya besar. Begitu ada imported case, kemudian
ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan
menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi, kata Presiden Jokowi. Oleh karena itu,
Hal 15 dari 17
Jokowi meminta pembukaan sektor pariwisata ini tak dilakukan secara tergesa-gesa.
Ia menegaskan pariwisata harus produktif, namun tetap aman dari Covid-19.
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terkena dampak langsung
dalam situasi pandemi saat ini dan hal ini membutuhkan tanggapan segera dan jangka
panjang. Banyak negara sekarang memasuki fase baru dalam memerangi virus dan
pada saat yang sama berusaha mengelola pembukaan kembali ekonomi pariwisata,
termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia berencana untuk membuka kembali
sektor pariwisata di masa adaptasi kebiasaan baru dengan penerapan protokol
kesehatan. Wacana pemerintah untuk membuka kembali sektor pariwisata ini menuai
pro dan kontra dari sejumlah pihak. Pemerintah memerlukan agenda strategis dalam
upaya pemulihan ekonomi saat ini. Mencermati berbagai kondisi yang ada,
bagaimana alternatif kebijakan yang dapat ditawarkan kepada pemerintah terkait
pemulihan ekonomi nasional dan penyelenggaraan pembukaan pariwisata agar
dapat berjalan dengan baik di masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi
Covid-19 di Indonesia?
Hal 16 dari 17
Referensi
UNWTO. 2020. Impact Assessment of the Covid-19 Outbreak on International
Tourism dalam https://www.unwto.org/impact-assessment-of-the-covid-19-
outbreak-on-international-tourism
OECD. 2020. Tourism Policy Responses to the CoronaVirus (COVID-19) dalam
https://read.oecd-ilibrary.org/view/?ref=124_124984-7uf8nm95se&title=Covid-
19_Tourism_Policy_Responses
https://katadata.co.id/ekarina/berita/5f0d844724822/turis-asing-anjlok-saat-pandemi-
bisnis-pariwisata-rugi-rp-85-triliun
https://bisnis.tempo.co/read/1365055/phri-sektor-pariwisata-rugi-rp-857-triliun-akibat-
pandemi.
https://katadata.co.id/hariwidowati/berita/5e9a470e04ad6/efek-domino-virus-corona-
ke-industri-penunjang-pariwisata
https://republika.co.id/berita/q6p4rn282/badai-corona-bikin-lesu-industri-pariwisata
https://www.bps.go.id/website/materi_ind/materiBrsInd-20200803115017.pdf
https://tirto.id/penanganan-covid-19-di-bali-buruk-pembukaan-wisata-perlu-ditunda-
fVe2
http://indonesiabaik.id/infografis/pariwisata-indonesia-di-tengah-virus-corona
https://travel.tempo.co/read/1371227/5-tren-wisata-yang-berubah-di-masa-new-
normal-pandemi-covid-19/full&view=ok
https://www.dw.com/id/indonesia-kebut-pemulihan-pariwisata-lewat-program-chs-bali-
jadi-pilot-project/a-53498969
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200818/12/1280674/kemenparekraf-siapkan-
langkah-mitigasi-dampak-covid-19-apa-saja
https://www.antaranews.com/berita/1648242/bappenas-sebut-covid-19-dorong-
pariwisata-berbasis-kualitas
https://rri.co.id/bandung/warta-budaya-dan-wisata/845921/ini-skenario-disparbud-
jabar-bangkitkan-pariwisata
https://www.suarantb.com/rinjani-dan-wisata-pendakian-di-tengah-pandemi/
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/06/12324011/pertumbuhan-ekonomi-
minus-jokowi-sebut-sektor-pariwisata-dan-penerbangan
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/06/13373521/jokowi-sebut-pandemi-
covid-19-momentum-transformasi-pariwisata
Hal 17 dari 17
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/29/08465791/buka-pariwisata-di-tengah-
pandemi-kebijakan-berisiko-yang-tetap-diambil?page=3
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/06/12324011/pertumbuhan-ekonomi-
minus-jokowi-sebut-sektor-pariwisata-dan-penerbangan
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-
saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/29/08465791/buka-pariwisata-di-tengah-
pandemi-kebijakan-berisiko-yang-tetap-diambil?page=3
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/22/11530211/istana-prioritas-pada-
kesehatan-tetap-sangat-sangat-sangat-utama
https://id.berita.yahoo.com/himpunan-gm-hotel-paparkan-kondisi-052041144.html
https://theconversation.com/bagaimana-pariwisata-bali-harus-berbenah-usai-
pandemi-covid-19-137605
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/07/13/wisman-ke-bali-hanya-36-
orang-turun-hampir-100-pada-mei-2020