PARIWISATA INDONESIA
nandasp2105@gmail.com
Absrak
Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang signifikan terhadap industri pariwisata
Indonesia. Artikel ini mengulas secara mendalam tentang dampak pandemi terhadap
pariwisata Indonesia dari berbagai aspek, termasuk penurunan jumlah wisatawan,
penurunan pendapatan dari pariwisata, serta dampak sosial dan ekonomi yang
diakibatkannya. Artikel ini juga membahas upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan
pelaku pariwisata untuk menghadapi tantangan yang dihadapi, seperti penerapan protokol
kesehatan, stimulus ekonomi, dan promosi pariwisata domestik. Melalui analisis yang
komprehensif, artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pariwisata Indonesia dan langkah-langkah
yang dapat diambil untuk memulihkan industri ini di masa mendatang.
Kata kunci: pandemi COVID-19, industri pariwisata, dampak, penurunan jumlah
wisatawan, pendapatan pariwisata, upaya pemulihan
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap industri pariwisata global secara signifikan,
termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu sektor ekonomi yang terdampak paling berat,
industri pariwisata Indonesia mengalami penurunan yang drastis dalam kunjungan
wisatawan, pendapatan, dan kesempatan kerja.Sejak munculnya virus corona baru pada
akhir tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok, penyebarannya yang cepat dan meluas telah
memicu respons berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk menerapkan berbagai
langkah pembatasan perjalanan, lockdown, dan protokol kesehatan yang ketat. Langkah-
langkah ini, meskipun penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, secara langsung
menghantam industri pariwisata yang sangat bergantung pada mobilitas dan interaksi
sosial.Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, sebelum pandemi
COVID-19 menjadi salah satu tujuan wisata populer di dunia. Namun, dengan adanya
pembatasan perjalanan dan penutupan tempat wisata, jumlah kunjungan wisatawan ke
Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini berdampak langsung pada
pendapatan dari sektor pariwisata yang menjadi salah satu kontributor utama bagi PDB
negara.
Selain itu, industri pariwisata juga memberikan dampak sosial ekonomi yang besar bagi
masyarakat Indonesia, terutama di daerah yang bergantung pada pariwisata sebagai
sumber pendapatan utama. Banyaknya pekerjaan yang hilang akibat penutupan hotel,
restoran, dan atraksi wisata telah meningkatkan tingkat pengangguran dan mengurangi
daya beli masyarakat.Meskipun demikian, pandemi COVID-19 juga memaksa industri
pariwisata Indonesia untuk beradaptasi dan berinovasi. Banyak pelaku pariwisata mulai
beralih ke platform online untuk mempromosikan destinasi wisata secara virtual, serta
mengembangkan paket wisata yang lebih fleksibel dan ramah pandemi.Dengan vaksinasi
yang terus berlangsung dan harapan pemulihan ekonomi global, industri pariwisata
Indonesia diharapkan dapat pulih secara perlahan. Namun, tantangan besar masih ada di
depan, termasuk pemulihan kepercayaan wisatawan, restrukturisasi bisnis pariwisata, dan
peningkatan kesiapan dalam menghadapi krisis serupa di masa depan.
Pembahasan
1. Kunjungan Wisman ke Indonesia
Data kunjungan wisman ke Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini mengalami
penurunan yang sangat tajam yaitu sekitar 74% dari rata-rata pada kondisi normal. Hal
ini tentu saja sangat berdampak buruk bagi industri pariwisata di Indonesia, karena
kunjungan wisman ke Indonesia berkontribusi besar terhadap pendapatan dari sektor
pariwisata. Penurunan jumlah wisman yang data ke Indonesia juga berdampak pada
sektor-sektor pendukung industri pariwisata di Indonesia lainnya, diantaranya adalah
tingkat hunian hotel, industri layanan makanan dan minuman, penyedia jasa transportasi,
dan industri lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan industri
pariwisata. Pada Maret 2020, atau pada awal pandemi Covid-19 di Indonesia, data
kunjungan wisman mengalami penurunan tajam dimana total kunjungan wisman hanya
sebanyak 486.155 atau menurun sekitar 63% dari data kunjungan pada bulan Maret 2019.
Hal ini akibat dari pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijakan social
distancing dan physical distancing bagi masyarakat Indonesia pada Maret 2020, termasuk
membatasi kunjungan wisman dari luar negeri. April 2020, kunjungan wisman kembali
mengalami penurunan yang sangat tajam dimana total kunjungan wisman hanya sebanyak
158.066 atau menurun sekitar 88% dari data kunjungan pada bulan April 2019. Hal ini
imbas dari mulai diterapkan kebijakan PSBB di sejumlah daerah termasuk pelarangan
aktivitas pariwisata. Data penurunan kunjungan wisman terus mengalami penurunan
tajam selama tahun 2020 dimana tingkat penurunannya sebanyak 74,8% jika
dibandingkan dengan data total kunjungan wisman selama tahun 2019. Data penurunan
ini masih terus berlanjut sampai awal tahun 2021 karena pandemi Covid-19 belum juga
mereda. Data penurunan jumlah wisman juga dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Berdasarkan tabel di atas bahwa persentase setengah penganggur naik signifikan selama
masa pandemi Covid-19 ini, di provinsi DKI Jakarta jumlah setengah penganggur
sebanyak 6,43% dari total angkatan kerja di DKI Jakarta naik 4,54%, DI Yogyakarta
sebanyak 8,04% naik 4,1%, Bali sebanyak 8,62% naik 6,69% dan secara keseluruhan di
Indonesia jumlah persentase jumlah setengah penganggur sebanyak 10,19% dari total
angkatan kerja di Indonesia atau naik 3,77% dari data tahun 2019.
Kesimpulan