Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Masyarakat Indonesia

Dwi Agustianto (13112110103)

Business 1L, Universitas Prasetiya Mulya

Abstrak

Karya tulis ini membahas tentang dampak dari pandemi covid-19 yang sudah berjalan
hampir 2 tahun di Indonesia. Secara khusus berfokus pada dampak perekonomian
masyarakat Indonesia. Dibuatnya karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar dampak yang dialami masyarakat dan langkah yang diambil pemerintah dalam
mengatasi permasalah perekonomian masyarakat selama pandemi. Dengan metode
penelitian kajian dari berbagai Pustaka, dapat diketahui bahwa pandemi covid-19
sangat merugikan masyarakat terutama dalam perekonomiannya. Maka dari itu,
bantuan pemerintah diperlukan dalam membantu masyarakat dan juga untuk
meningkatkan perekonomian negara dalam menghadapi pandemic covid 19.

Kata kunci: COVID-19, Perekonomian, Masyarakat, Indonesia,

Pendahuluan

Pandemi covid-19 yang dinyatakan WHO sejak 11 Maret 2020 hingga sekarang belum
juga berakhir. Virus yang ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China, kini sudah
memperluas teritorinya hampir ke seluruh dunia. Mobilitas masyarakat merupakan
faktor utama penyebaran virus ini. Menurut data dari WHO, jumlah kasus positif
corona di seluruh dunia saat artikel ilmiah ini ditulis sudah mencapai angka 264 juta
dengan angka kematian mencapai 5.22 juta jiwa. Selain itu, sampai sekarang sudah
muncul banyak varian baru dari virus corona ini. Mulai dari Alpha, Beta, Gamma, Delta,
hingga yang baru-baru ini ditemukan di Afrika Selatan, Omicron. Banyaknya varian
baru dari virus corona tersebut menyebabkan manusia tidak tahu kapan bisa hidup
berdampingan dengan virus tersebut.

Pandemi bukanlah suatu hal baru bagi umat manusia. Akan tetapi, munculnya
pandemi di tengah-tengah perkembangan pesat teknologi tentu saja memberikan
kesan tersendiri bagi masyarakat. Mulai dari banyaknya korban yang berjatuhan,
mobilitas masyarakat dunia terbatas, hingga melumpuhkan ekonomi dunia. Hampir
setiap negara mempunyai kebijakan sendiri untuk menekan penyebaran virus corona,
tidak terkecuali negara kita, Indonesia.

Sejak pandemi covid-19, banyak sektor yang dipaksa mengubah sistemnya hampir
secara keseluruhan. Sektor yang umumnya melakukan kegiatan secara tatap muka
seperti sekolah, kantor, dan pariwisata, dipaksa memilih antara beralih ke online atau
menghentikan kegiatannya. Akan tetapi, di sektor pendidikan, konten creator edukasi
di social media seperti TikTok, Youtube, dan Instagram justru meningkat
kepopulerannya..

Di sisi lain, sektor pariwisata mengalami kerugian yang sangat signifikan. Pembatasan
jumlah pengunjung dan penutupan sementara obyek wisata menjadi penyebab utama
dari kerugian tersebut. Inovasi tur virtual obyek wisata juga tampaknya kurang
menarik minat wisatawan. Akibatnya, kas obyek wisata habis hanya untuk biaya
operasional seperti pemberian makan hewan di kebun binatang, perawatan obyek
wisata, dan lain sebagainya. Sektor yang memegang peranan penting bagi masyarakat,
yaitu sektor ekonomi. Sektor ekonomi mengalami dampak paling besar dari pandemi
covid-19 ini. Pendapatan masyarakat mengalami penurunan drastis yang berakibat
banyak orang menjadi pengangguran. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan
negara ikut terkena dampaknya.

Dampak Negatif Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Masyarakat Indonesia

Indonesia yang dengan keunggulan geografisnya menerima dampak yang sangat


signifikan dari pandemi covid-19. Apalagi, salah satu mitra dagang terbesar dari
Indonesia adalah China. Pandemi covid-19 yang pertama kali muncul di China
membawa neraca perdagangan China ke arah negatif. Dampaknya, alur sistem
perdagangan dunia juga terganggu sehingga Indonesia juga terdampak secara
ekonomi. Impor bahan mentah dari China berupa kelapa sawit dan batu bara yang
menurun menyebabkan kegiatan ekspor di Indonesia terganggu dan harga barang
tambang dan komoditas lainnya menurun (Istika, 2020). Selain China, negara-negara di
seluruh dunia juga membatasi kegiatan ekspor-impor mereka sehingga Indonesia
dengan komoditas utama berupa bahan mentah semakin terpuruk karena
keterbatasan teknologi dalam mengolah bahan mentah.

Selain sektor ekspor-impor, pandemi covid-19 juga berdampak pada sektor


perdagangan. Penerimaan pajak merupakan bagian vital dari sektor perdagangan yang
menerima dampak paling besar karena pandemi covid-19. Penerimaan pajak sektor
perdagangan menempati urutan kedua terbesar dalam penerimaan negara sehingga
dampak dari penurunan penerimaan pajak tidak bisa dianggap remeh (Nasution &
Erlina, 2020). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-
migas mengalami penurunan akibat pandemi covid-19. Selain itu, China sebagai pusat
produksi barang terbesar di dunia juga mengalami penurunan produksi akibat pandemi
covid-19.

Proses produksi dunia yang kebanyakan bahan bakunya berasal dari China pun
mengalami penurunan akibat rusaknya supply chain. Salah satunya Indonesia,
Indonesia untuk melakukan proses produksi membutuhkan bahan baku dari China.
Beberapa industri yang cukup strategis Indonesia memiliki ketergantungan pasokan
bahan baku dari China, antara lain bahan kimia dan farmasi, plastik dan barang dari
plastik, tekstil, peralatan mesin, komponen dan barang elektronik (Hartati,2020).

Investasi sebagai salah satu penyedia modal pembangunan bangsa juga terdampak
akibat pandemi covid-19. Karena pandemi, proyeksi dan asumsi pasar dengan cepat
berubah, sehingga para investor cenderung waswas untuk berinvestasi. Ketidakjelasan
supply chain juga merupakan salah satu faktor yang membuat investor ragu untuk
melakukan investasi (Firdaus, 2020). China salah satunya negara yang melakukan
investasi di Indonesia. Realisasi atas investasi langsung untuk Indonesia dari China
menempati posisi runner-up setelah Singapura (Firdaus, 2020). Salah satu wilayah di
Indonesia yang menerima suntikan investasi dari China adalah Sulawesi dengan nilai 5
milyar USD. Akan tetapi, karena adanya pandemi ini, investasi dari China maupun
negara lain untuk Indonesia pun terhambat. Tidak hanya itu, rencana pembangunan
ibu kota baru Indonesia yang sudah mengajak investor dari berbagai belahan dunia
pun kabarnya menjadi kurang terdengar akhir-akhir ini.

Sektor pariwisata yang mengandalkan mobilitas dan kerumunan manusia juga ikut
merasakan dampak pandemi covid-19. Pandemi menyebabkan mobilitas masyarakat
terhambat. Selain itu, dilakukan pembatasan jumlah pengunjung sampai penutupan
beberapa obyek wisata pada waktu-waktu tertentu, terutama saat kasus sedang naik.
Tidak sedikit dari turis, baik terutama dari luar negeri, yang ragu untuk traveling
dengan alasan kesehatan. Hal ini menyebabkan jumlah turis yang datang ke Indonesia
mengalami penurunan tajam. Sektor pariwisata seperti hotel, pengusaha retail, dan
restoran juga tidak luput dari dampaknya. Operasional dan keberlangsungan bisnis
hotel terancam karena penurunan keuntungan yang mencapai angka 40%. Rumah
makan yang kebanyakan pengunjungnya merupakan turis asing juga menurun
pendapatannya (Wiratama & Nasida, 2021).

Industri retail juga ikut terdampak oleh sektor pariwisata yang melemah, terutama
pada daerah seperti Jakarta, Bali, Medan, dan lain sebagainya. Usaha yang paling
dominan di Indonesia, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga turut
terdampak oleh pandemi covid-19. Pendapatan UMKM akan menurun seiring dengan
menurunnya turis asing yang berkunjung (Alfiyanoor, 2021). Padahal, menurut data
dari Bank Indonesia yang dirilis pada tahun 2016, UMKM memegang peranan penting
dalam unit bisnis Indonesia dan juga dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Dampak Positif Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Masyarakat Indonesia

Perekonomian Indonesia tidak melulu menerima dampak negatif dari adanya pandemi
covid-19. Ada juga dampak positif dari pandemi covid-19. Contohnya, perseteruan
dagang antara Amerika dan China mereda setelah tercapainya perjanjian fase 1 pada
Januari 2020. Selain itu, pembatasan ekspor dan impor memaksa pelaku ekonomi
dalam negeri untuk tidak bergantung pada pihak luar negeri. Akibatnya, produksi
dalam negeri diperkuat karena menjadi prioritas pemerintah di masa pandemi. PHK
massal yang menimpa pekerja di Indonesia juga menciptakan banyak wirausahawan
baru. Selain itu, ada juga yang menjadi content creator di berbagai media sosial
sebagai pekerjaan.

Pembatasan mobilitas masyarakat menyebabkan banyak masyarakat beralih dari


kendaraan bermotor ke jalan kaki atau sepeda. Dari segi lingkungan, kegiatan ini
menyebabkan tertutupnya kembali lapisan ozon yang bocor. Dari segi kesehatan,
kegiatan ini dapat meningkatkan sistem imun tubuh manusia sehingga lebih siap
terhadap berbagai macam penyakit, termasuk corona.

Langkah untuk Mencegah agar Dampak yang Ada Tidak Semakin Parah

Pemerintah Indonesia sampai saat ini sudah mengambil berbagai macam tindakan
untuk menekan dampak negatif dari pandemi covid-19. Pada awal munculnya virus
corona, Indonesia sudah membuat kebijakan yang membatasi masyarakat untuk
bepergian ke dan dari negara-negara yang masuk zona rawan penularan covid-19.
Akan tetapi, virus corona tetap saja dapat masuk ke Indonesia dan terdeteksi pada 2
Maret 2020.

Setelah itu, pemerintah Indonesia memberlakukan berbagai macam kebijakan untuk


menekan penyebaran virus corona. Sekolah yang awalnya dilaksanakan secara tatap
muka, menjadi tatap maya. Pekerjaan yang biasanya dilakukan di kantor dipaksa untuk
dikerjakan di rumah masing-masing. Selain itu, pemerintah juga melakukan banyak
upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya virus corona.
Kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat semakin gencar dijalankan melalui akun social
media milik pemerintah dan lembaga di bawah naungannya. Anjuran memakai masker,
mencuci tangan, dan menjaga jarak sudah menjadi asupan sehari-hari masyarakat
pada saat itu.
Selain itu, untuk mengurangi dampak pandemi covid-19 pada sektor ekonomi,
pemerintah juga sudah mengambil beberapa langkah. Diantaranya yaitu penurunan BI
7-Day Reverse Repo Rate dari 25 bps menjadi 4.75%, suku bunga deposit facility dari
25 bps menjadi 4.00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%.
Di tengah melemahnya ekonomi global akibat pandemi covid-19, kebijakan ini
bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi domestik di Indonesia. Selain itu,
inflasi dan stabilitas eksternal juga diharapkan dapat terkontrol. Bank Indonesia juga
ikut mencermati perkembangan ekonomi global dan domestic untuk memperkuat
momentum pertumbuhan ekonomi (Sihaloho, 2020).

Pandemi covid-19 tidak hanya Indonesia saja yang terdampak, melainkan hampir
seluruh negara di dunia menerima dampak yang signifikan dari pandemi virus corona
ini. Pada tanggal 22-23 Februari 2020 di Arab Saudi, diselenggarakan pertemuan G20
yang membahas Covid-19. Ada 20 negara yang ikut dalam forum ini, termasuk
Indonesia. Negara yang tergabung dalam G20, terpicu oleh tekanan dunia terhadap
covid-19, mulai memperkokoh kerja sama luar negeri. Dalam forum ini, kegiatan
dengan tema “Realizing the Opportunity of The 21st Century” juga dilaksanakan
sebagai respons atas pandemi covid-19. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh
perkembangan teknologi dan revolusi industri yang menyebabkan digitalisasi pada
perekonomian dan keuangan global (Ayu & Lahmi., 2020).

Kesimpulan dan Harapan

Kini, sudah hampir 2 tahun dunia mengalami pandemi covid-19. Masyarakat pun sudah
mulai terbiasa dengan kebiasaan dan perubahan yang terjadi akibat pandemi.
Perekonomian dunia diprediksi akan mengalami kenaik di akhir tahun 2021. Mulai dari
Amerika dan China yang bangkit setelah terpuruk akibat pandemi 2020 lalu. Di
Indonesia berdasarkan data dari BI pada Juli 2021, Bank Indonesia memprediksi
pertumbuhan ekonomi 2021 berkisar 3,5 hingga 4,3 persen (y-o-y). Pertumbuhan
cukup baik dibandingkan kondisi ekonomi di tahun 2020 yang mengalami resesi.
Program vaksinasi yang semakin meningkat dan kasus baru covid-19 yang semakin
menurun tiap harinya semakin meningkatkan optimisme masyarakat akan
pertumbuhan ekonomi.

Data dari Badan Pusat Statistik (2021), ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 7,07 %
pada triwulan II-2021. Hal ini menjadi kabar bagi masyarakat Indonesia setelah pada
triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi sampai angka -
5,32 persen. Akan tetapi, melonjaknya kasus covid-19 karena munculnya varian baru
pada akhir Juni 2021 menyebabkan adanya pembatasan kegiatan masyarakat lagi. Hal
ini secara signifikan berpengaruh terhadap capaian pertumbuhan ekonomi pada
triwulan setelahnya.

Saat ini, vaksinasi covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 67,48% untuk dosis
pertama dan 46,51% untuk dosis kedua. Sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, dan
pelaku ekonomi lain sudah mulai beraktivitas normal sedikit demi sedikit.
Perekonomian dunia, khususnya Indonesia, diharapkan dapat terus berkembang
seiring dengan berkurangnya kekhawatiran masyarakat atas pandemi covid-19.

Akan tetapi, akhir-akhir ini ditemukan varian baru dari virus corona di Afrika Selatan
yang dinamai Omicron. Sejak awal pandemi, munculnya varian baru selalu
menimbulkan masalah baru yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia,
sudah mulai memperketat penjagaan menjelang libur nataru untuk mencegah
munculnya varian baru virus corona tersebut. Tentu hal ini akan memberikan dampak
yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan dunia, yang
akhir-akhir ini baru saja membaik. Oleh karena itu, kerja sama dari berbagai pihak,
terutama pemerintah dan masyarakat untuk menekan dampak munculnya varian
omicron virus covid-19 ini sehingga kondisi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat
Indonesia bisa mencapai, bahkan melampaui prediksi bank dunia.

Daftar Pustaka

Ayu, S., & Lahmi, A. (2020). Peran e-commerce terhadap perekonomian Indonesia
selama pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 9(2), 114.
https://doi.org/10.24036/jkmb.10994100
Nasution, D. A. D., Erlina, E., & Muda, I. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 terhadap
Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita, 5(2), 212.
http://doi.org/10.22216/jbe.v5i2.5313

Firdaus, R. G. (2020). Pengaruh Risiko, Return, dan Perekonomian Indonesia Terhadap


Keputusan Berinvestasi Saat Covid-19. Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 2(2).
https://doi.org/10.37194/jpmb.v2i2.43

Pradani, R. F. E., Sarwani, I., Fikri, A. R., & Firdaus, M. (2021). Analisis Pengaruh
Bantuan Sosial Langsung Tunai (BST) Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 9(3), 121–128.
https://doi.org/10.26740/jupe.v9n3.p121-128.

Istika, M. (2020). PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID-19.


doi:10.31222/osf.io/duxvr

Sihaloho, E. D. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.


doi:10.31219/osf.io/h2d7c

Alfiyanoor. (2021). Pengaruh yang Timbul Akibat Covid-19 Terhadap Ekonomi dan
Pendidikan Masyarakat Indonesia. https://doi.org/10.31219/osf.io/wdtqk.

Zakariya, R. (2020). Optimalisasi Peran BUMDes dalam Pengembangan Ekonomi


Perdesaan di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Indonesia, 9(3), 279–294.
https://doi.org/10.52813/jei.v9i3.56.

Wiratama, B. F., & Nasida, F. K. (2021). Kajian Kerentanan Ekonomi Indonesia terhadap
Pandemi COVID-19. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Keuangan, 5(2), 103–117.
https://doi.org/10.31685/kek.v5i2.679

Ahmadi, N. F. H. (2020). The Analysis of Appearance of Massive Entrepreneurship


Resources During Pandemic of Covid-19 in Bekasi City West Java Indonesia.
EKOMABIS: Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis, 1(02), 167–174.
https://doi.org/10.37366/ekomabis.v1i02.38
Yustika, A.E. dkk. (2020). Pandemi corona: virus deglobalisasi masa depan
perekonomian global dan nasional. PT. Penerbit IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai