Anda di halaman 1dari 10

Dampak imflasi terhadap ekonomi makro

DISUSUN OLEH :

NAMA : MATEUS UMBU REKU NANGA


NIM : 2021120076
KELAS :B

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
Dampak imflasi terhadap ekonomi makro

Mateus umbu reku nanga

Email: yorinlabazis@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi perekonomian masyarakat akibat adanya pandemi covid 19
dan juga melihat dampak inflasi akibat adanya pandemi covid 19 seperti kita ketahui bersama akibat yang ditimbulkan adanya
pandemi covid 19 ini sangat banyak sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh covid 19 bagi
perekonomian masyarakat.

Kata kunci : Inflasi; Perekonomian Masyarakat; Covid 19


PENDAHULUAN

Saat ini dunia termasuk Indonesia sedang mengalami pandemi virus covid 19 atau lebih dikenal dengan virus corona.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SARS-CoV-2 ) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke mansuia. Virus tersebut dapat menyerang siapapun, bayi bayi, anak anak, dewasa, lansia, ibu hamil
maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini telah diberi nama oleh WHO untuk penyakit tersebut yaitu covid 19 serta pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China, pada akhir desember 2019 ( Santi Puspa Ariyani dan Santosa, 2020).

Dengan adanya pandemic covid 19 ini, pemerintah Republik Indonesia membuat peraturan yakni menyuruh masyarakat
Indonesia untuk terus berdiam diri dirumah dan tidak keluar rumah serta melakukan PSBB untuk menjaga jarak. Hal ini mengakibatkan
masyarakat tidak bisa keluar rumah untuk melakukan aktivitas seperti biasanya, seperti berdagang, bertani, berternak, dan lain
sebagainya. Menurut Saridawati, (2020) sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam aktivitas kerja. Karena hal tersebut
berhubungan dengan masalah kualitas kerja dan pencapaian kerja. Cara yang paling mudah untuk investasi bagi perusahaan adalah
dengan proses pengembangan sumber daya manusia.

Inflasi yang terjadi di negara-negara ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, jika ditinjau menurut
pengertiannya inflasi adalah penurunan nilai mata uang yang berlaku di suatu negara dibandingkan dengan komoditi seperti emas
atau kurs mata uang asing. Inflasi ini harus selalu dijaga kestabilannya minimal mencapai sekecil mungkin tingkat inflasinya. (
Rusmadi, 2017)

Dampak dari adanya inflasi membuat perekonomian masyarakat hancur karena harga dari barang barang untuk kebutuhan naik
karena sulitnya kegiatan produksi dikarenakan kegiatan yang dibatasi sehingga masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhannya karena
dengan adanya virus covid 19 ini banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, penurunan gaji secara besar-besaran, sumber
daya alam menjadi terbatas namun permintaan terus bertambah, sehingga masyarakat harus berpikir dan bekerja secara keras agar
kebutuhannya dapat terpenuhi.

Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya
lebih efektif dan efisien. Pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar sesuai dengan kepentingan
pemasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. (Hardiyanto, 2020)
TINJAUAN PUSTAKA

A, Inflasi

Tandelilin (2017) menjelaskan inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk produk secara keseluruhan.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Hagra Konsumen (IHK).Perubahan IHK dari waktu ke
waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Kenaikan harga harga yang tinggi terus menerus akan berakibat buruk pada kegiatan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
Menurut Sukirno (2016) menyatakan biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan. Biasanya pemilik modal lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi yang diantaranya tujuan ini akan
dicapai dengan membeli harta harta tetap seperti tanah, rumah, dan bangunan. Karena para
pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi ini, maka investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi
menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak jumlah pengangguran.

Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang barang dan jasa jasa dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan
barang barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan atas pembelanjaan konsumsi. Barang barang yang telah di produksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Khairina, 2009)

Covid-19

Pada desember 2019 muncul virus corona atau dikenal dengan nama covid 19 di Wuhan, Tiongkok. Virus ini cepat sekali
menular dan menjangkiti ridak hanya warga negara Tiongkok namun menyebar ke segala penjuru dunia termasuk Indonesia. Di
Indonesia, kasus kematian pertama covid 19 terjadi pada bulan maret 2020, setelahnya muncul korban korban baru baik yang positif
covid 19, maupun PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pengawasan). Hingga saat ini jumlah pasien yang
positif terus meningkat (Covid-19, 2020). Covid 19 memiliki masa inkubasi 2-14 hari ditubuh manusia dengan keluhan menyerupai flu,
mulai dari demam, batuk, pilek, nyeri dada, sesak napas, hingga pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, skepsis, bahkan
kematian (Widyasmoro, 2020). Pandemi tersebut menyebabkan Badan Moneter Internasional (IMF) memperkirakan akan terjadi
perlambatan ekonomi global
.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu dengan pendekatan deskriptif, artinya dalam
pendekatan ini penulis menggambarkan data atau bahan yang diperoleh dari berbagai jurnal yang ada dalam google scholar yang
terkait dengan dampak inflasi pada perekonomian masyarakat pada masa pandemi covid 19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Inflasi

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga
pada barang lainnya (Bank Indonesia). Hamilton (2001). Inflasi telah banyak digambarkan sebagai situasi ekonomi saat peningkatan
pasokan uang lebih cepat daripada produksi barang dan jasa dalam perekonomian yang sama. Tingkat inflasi diukur sebagai presentase
perubahan indeks harga grosir, indeks harga produsen, dll.

Penyebab inflasi yang terjadi pada masa pandemi ini adalah yaitu natural inflation, yakni inflasi yang diakibatkan oleh sebab
sebab alamiah dimana manusia tidak mempunyai kendali atasnya ( dalam hal mencegah ), inflasi ini adalah
inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregat atau naiknya permintaan agregatif. Diakibatkan turunnya tingkat
produksi.

nflasi bagi kelompok pendapatan rendah akan mengalami penurunan daya beli uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan
sehari hari. Uang yang dimiliki akan mengalami penurunan daya beli sehingga secara riil pendapatan orang tersebut akan mengalami
penurunan seiring kenaikan inflasi. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Hasil ini didukung
dengan adanya teori bahwa inflasi akan meningkatkan biaya produksi yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan
ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun yang menyebabkan peningkatan jumlah kemiskinan.

Perekonomian Masyarakat

Apabila virus ini tidak segera mereda, perekonomian lokal dikhawatirkan akan bermasalah, akibat beberapa sektor dan
profesi yang mengalami dampak virus corona, pekerjaan yang terdampak pandemi covid 19 ini yang umum diantaranya adalah supir
angkot, perhitungan ini berdasarkan skenario sedang yang dilakukan pemerintah tentang work from home, sekolah diliburkan, dan
imbauan social distancing alias menjaga jarak, para supir angkot menjadi korban dari dampak pandemi covid 19. Selain supir angkot,
pekerjaan yang paling terdampak dari virus corona adalah tukang ojek, baik tukang ojek konvensional maupun tukang ojek online.

Sebab aktivitas mayoritas instansi diliburkan, sehingga masyarakat banyak menghabiskan waktu dirumah. Akan tetapi berbeda
dengan ojek konvensional, ojek online masih sedikit bisa beraktivitas karena bisa melayani pelayanan lain selain mengantarkan
orang. Usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM juga terkena imbas dari maraknya wabah covid 19. Para pengusaha dan
pemegang UMKM banyak melaporkan ke kementrian koperasi dan UKM. Tercatat lebih dari 21 koperasi dan UMKM melaporkan
keluhannya, belum lagi pedagang. Karena imbauan social distancing, banyak pedagang bangkrut karena minim pembeli. Mall dan
toko toko sepi pengunjung. Karena kondisi pandemi corona, penurunan pendapatan menurun drastis. Jika wabah tidak segera mereda,
dikhawatirkan para pedagang akan gulung tikar akibat sepinya pengunjung.

Tidak ketinggalan, Dewan perjalanan dan pariwisata dunia mencatat wabah virus covid 19 ini mengancam lapangan
kerja di sektor perjalanan dan juga pariwisata global, disaat perjalanan internasional tahun ini diperkirakan terpangkas hingga 25
persen. Sektor pariwisata lokal pun juga terkena imbasnya. Banyak bisnis pariwisata ditutup karena tempat wisata menjadi
penularan tersebar virus corona. Sehingga banyak yang terancam merugi para pekerja di sektor wisata ini. Pekerjaan yang tidak
ketinggalan adalah buruh. Sudah pasti perusahaan perusahaan juga terancam tidak dapat memproduksi banyak karena virus ini.
Pabrik pabrik pun tutup karena para buruh tidak berani keluar rumah.(Latif, 2020)

Daya beli berkaitan dengan tingkat konsumsi, harga dan pendapatan. Konsumen dengan daya beli rendah atau memiliki
pendapatan yang relatif kecil, akan mengkonsumsi produk dengan harga yang relatif murah dengan jumlah yang relatif lebih
sedikit agar dapat memenuhi kebutuhannya, dan jika memungkinkan bisa memenuhi seluruh kebutuhannya. Adapun faktor
faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat adalah tingkat pendapatan dimana pendapatan merupakan suatu balas jasa dari
seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin
tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi dan sebaliknya.
Institute for development of economics an finance ( Indef ) menilai virus covid 19 berdampak terhadap indikator ekonomi
makro nasional baik jangka pendek dan panjang. Salah satunya daya beli masyarakat. Indikator yang terbesar menurun adalah indikator
konsumsi rumah tangga. Terjadinya penurunan konsumsi rumah tangga ini mendorong pertumbuhan ekonomi juga turut
menurun. Pertumbuhan yang menurun juga berdampak pada tingkat pembukaan lapangan kerja. Khususnya di zona merah corona,
yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa timur, dan Jawa tengah. Selain itu, dampak covid 19 juga menurunkan investasi secara nasional. Hal ini
distimulus oleh produktivitas industri baik sektoral dan regional, yang menjadikan para investor yang semakin menahan investasinya.
Kinerja industri yang bakal tergerus adalah industri peralatan listrik, asuransi, keuangan, dan perdagangan. Bahkan menurut Menteri
keuangan, Sri mulyani, menjelaskan sesuai perkiraan analisis perhitungannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa
mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi virus covid 19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan terhitung setelah
bulan maret kedepan. (Santia, 2020)

Covid 19 yang Mengakibatkan Inflasi

Selama tiga bulan pertama atau kuartal pertama yaitu bulan januari hingga bulan maret tahun 2020, virus covid 19 sangat
cepat penyebarannya di Indonesia dan memberikan dampak yang cukup besar bagi kegiatan kegiatan peerekonomian di Indonesia.
Perubahan inventori merupakan penyumbang negatif pertumbuhan terbesar dengan nilai sebesar -0,33 persen, diikuti oleh ekspor jasa
( -0,32 ) dan konsumsi LNPRT ( Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga ) ( -0,05 ). Hal ini memperlihatkan bahwa pandemi
telah menekan aktivitas di sektor jasa dan produksi industri pengolahan. Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang positif di Indonesia
disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada sektor usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi pada sektor jasa dan keuangan dan
asuransi sebesar 10,67 persen, kemudian sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan nilai sebesar 10,39 persen dan
informasi dan komunikasi dengan nilai pertumbuhan sebesar 9,81 persen.

Himbauan untuk melakukan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar dan himbauan himbauan physical distancing
membuat roda perekonomian nyaris terhenti. Jumlah kasus positif covid 19 di Indonesia per tanggal 21 juni 2020 adalah 45.891 orang,
disisi lain banyaknya pasien yang sembuh dari virus ini di Indonesia, yaitu 18.404 orang dan untuk yang meninggal sebanyak 2.465
orang.

Badan Pusat Statistik ( BPS ) selama april 2020 mencatat inflasi sebesar 0,09 persen month to month. Pandemi corona
membuat penurunan daya beli di sejumlah daerah. Perkembangan harga dari berbagai komoditas menunjukkan kenaikan sangat tipis
sekali. Pada april terjadi inflasi 0,08 persen. Inflasi april bulan ini mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya. Perlambatan
inflasi dari bulan sebelumnya jelas merupakan imbas dari wabah covid 19 di Indonesia. Karena jika dilihat dari grafik inflasi dari tahun
ke tahun, apalagi selama masa bulan puasa dan lebaran, grafik inflasi selalu naik. Inflasi ini tidak biasa jika dibandingkan pola
sebelumnya. Ketika masuk bulan ramadan inflasinya meningkat, tapi tahun ini melambat dari maret 0,9 persen dan april 0,08 persen,
dibandingkan tahun lalu juga melambat.

Inflasi dapat dinyatakan sebagai kenaikan harga umum, yang bersumber pada terganggunya pada keseimbangan antara
arus barang dan arus uang. Angka inflasi dihitung oleh Badan pusat statistik dari presentase perubahan Indeks Harga Konsumen
( IHK ), pada suatu saat dibandingkan dengan IHK sebelumnya. Inflasi terjadi bila pengeluaran agregat melebihi kemampuan
perekonomian untuk memproduksikan barang barang dan jasa jasa (Sadono, 2008).
KESIMPULAN

Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang
lainnya. Penyebab inflasi yang terjadi pada masa pandemi ini adalah yaitu natural inflation, yakni inflasi yang diakibatkan
oleh sebab sebab alamiah dimana manusia tidak mempunyai kendali atasnya ( dalam hal mencegah ), inflasi ini adalah inflasi
yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregat atau naiknya permintaan agregatif. Diakibatkan turunnya tingkat
produksi. Apabila virus ini tidak segera mereda, perekonomian lokal dikhawatirkan akan bermasalah, akibat beberapa
sektor dan profesi yang mengalami dampak virus corona, pekerjaan yang terdampak pandemi covid 19.

Selama tiga bulan pertama atau kuartal pertama yaitu bulan januari hingga bulan maret tahun 2020, virus covid 19
sangat cepat penyebarannya di Indonesia dan memberikan dampak yang cukup besar bagi kegiatan kegiatan
peerekonomian di Indonesia. Himbauan untuk melakukan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar dan himbauan himbauan
physical distancing membuat roda perekonomian nyaris terhenti. Jumlah kasus positif covid 19 di Indonesia per tanggal 21
juni 2020 adalah 45.891 orang, disisi lain banyaknya pasien yang sembuh dari virus ini di Indonesia, yaitu

18.404 orang dan untuk yang meninggal sebanyak 2.465 orang.


DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp73df7f120efull.pdf

Anda mungkin juga menyukai