Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemic covid-19 terhadap
tingkat inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, tembakau dan kesehatan 2010-
2020.Melihat dampak pandemic covid-19 tidak hanya mengganggu kondisi kesehatan manusia
namun juga mengganggu kesehatan ekonomi dunia.Tingginya tingkat pengangguran sebagai
dampak dari pemutusan hubungan kerja, pembatasan ruang gerak yang menyebabkan
tersendatnya roda perekonomian, turunnya pendapatan masyarakat, permintaan yang tidak
stabil, hingga tingginya bahan pangan.Kondisi ini menyebabkan tingginya tingkat inflasi
dan terjadinya instabilitas ekonomi dalam kurun waktu yang tidak dapat
dipastikan.Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Dampak covid-19 menunjukkan tingkat inflasi pada 2020 sebesar 1,68%. Penurunan inflasi
pada 2020 masih termasuk kategori jenis inflasi ringan (inflasi dibawah 10% per tahun), yaitu
inflasi yang masih belum begitu mengganggu keadaan ekonomi.
Abstract : This study aims to determine the impact of pandemic covid-19 on the inflation rate
in food, beverage, tobacco and health spending groups 2010-2020. Seeing the impact of
pandemic covid-19 not only disrupts human health conditions but also disrupts the health of
the world economy. High unemployment rate as a result of termination of employment,
restrictions on wiggle room that causes the stalling of the wheels of the economy, decreased
incomes, unstable demand, to high foodstuffs. This condition causes high inflation and
economic instability for an uncertain period of time. This research includes qualitative research
types with descriptive approaches. The impact of COVID-19 shows an inflation rate in 2020 of
1.68%. The decrease in inflation in 2020 is still a category of mild inflation (inflation below
10% per year), which is inflation that is still not so disruptive to the economic situation.
rangan jam kerja karena covid-19 Inflasi adalah suatu proses dimana
(bps.go.id). meningkatnya harga-harga secara umum
Pemerintah Indonesia telah melaku- dan terus-menerus (continue) berkaitan
kan berbagai macam kebijakan dalam dengan mekanisme pasar yang dapat
merespon pandemic covid-19 ini.Salah disebabkan oleh berbagai faktor, antara
satu kebijakan pemerintah yaitu pada lain, konsumsi masyarakat yang mening-
awal bulan Maret 2020 telah diberlaku- kat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
nya social distancing bagiseluruh masya- memicu konsumsi atau bahkan speku-
rakat Indonesia (Hadiwardoyo, 2020:83). lasi, sampai termasuk juga akibat adanya
Dengan diberlakukannya social distan- ketidak lancaran distribusi barang.
cing, kegiatan ekonomi menjadi tergang- Inflasi adalah proses dari suatu peris-
gu. Dalam kurun waktu yang relatif tiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
lama perkantoran dan sebagian besar harga. Artinya, tingkat harga yang di-
industri dilarang untuk beroperasi dan anggap tinggi belum tentu menunjukan
dampak dari kebijakan tersebut dapat inflasi (Parikesit Penangsang, Pramita
menyebabkan kerugian ekonomi dan Studiviany, Bambang Wiwoho, 2020:2).
mata rantai pasokan akan terkena dam- Pandemi covid-19 tidak hanya ber-
paknya juga, termasuk terganggunya dampak terhadap kondisi kesehatan
produksi barang dan jasa (Misno, manusia namun juga mengganggu ke-
Junediyono, Nurhadi, 2020: 6). sehatan ekonomi dunia. Akibat pandemi
Saat ini banyak warga yang kesulitan covid-19 Indonesia cukup terhantam
secara ekonomi.Ditambah lagi dengan keras dengan penyebaran covid-19.
adanya bencana covid-19 ini banyak Tingginya tingkat pengangguran sebagai
warga yang kesulitan untuk membeli dampak dari pemutusan hubungan
sembako untuk kebutuhan sehari-hari kerja, pembatasan ruang gerak yang me-
dan obat-obatan untuk kesehatan dan nyebabkan tersendatnya roda perekono-
kesembuhan mereka. Jika sembako atau mian, turunnya pendapatan masyarakat,
barang yang didapat merupakan impor, permintaan yang tidak stabil, hingga
maka akan berdampak pada harga jual. tingginya bahan pangan. Kondisi ini
Berarti untuk harus menutup biaya menyebabkan tingginya tingkat inflasi
produksi, maka harga jualnya masya- dan terjadinya instabilitas ekonomi
rakat ada? Jika daya beli masyarakat dalam kurun waktu yang tidak dapat
tersebut tidak laku. Inilah yang akan beli dipastikan.
masyarakat biasanya terkait dengan naik. Table 1
Ketika naik, apakah daya beli rendah Tingkat Inflasi (Kelompok Pengeluaran
atau bahkan tidak adasama sekali, maka Makanan, Minuman, Tembakau dan
barang mempengaruhi pergerakan eko- Kesehatan 2010-2020)
nomi kita. Daya kenaikan harga-harga Inflasi (%)
Makanan Jadi,
pada umumnya yaitu “Inflasi” (Parikesit Tahun
Minuman, Rokok,
Penangsang, Pramita Studiviany, Bam- Umum dan Tembakau Kesehatan
dunia. Negara yang terancam dalam Indonesia. Langkah strategis yang harus
jurang resesi akibat pandemic ini antara digunakan untuk mereduksi dampak
lain Negara Australia, Hong Kong, negative pelemahan ekonomi adalah
Singapura, Jepang, Korea Selatan dan memberikan kelonggaran kepa-da
Thailand. Pada tahun 2020 ini per- UMKM yang hal ini dikarenakan
tumbuhan ekonomi di China diprediksi produksi menurun, barang langka dan
mengalami penurunan menjadi 4,8%, harga barang terus meningkat sehingga
yang mulanya 5,7%. Negara sektor menimbulkan inflasi. Kenaikan harga
pariwisata seperti Hongkong, Singapura, barang disertai dengan pendapatan
Thailand dan Vietnam merupakan yang rendah juga mempengaruhi daya
Negara penyumbang 10% dari Produk beli masyarakat.Selain itu, kepanikan
Domestik Bruto (PDB) tentunya akan dimasyarakat tersebarnya melalui tek-
mengalami dampakperekonomian akibat nologi membuat pola perilaku juga
pandemic ini (Chairul Iksan Bur- berubah, yang membuat ketimpangan
hanuddin dan Muhammad Nur Abdi, antara permintaan dan penawaran (Wafa
2020:71). Raihany Salam, 2020: 189). Inflasi adalah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di- kecenderungan harga-harga yang naik
prediksikan sebesar 5,04% pada tahun secara terus-menerus.Kenaikan harga
2020, keterlambatan ini diakibatkan satu atau dua barang saja tidak tersebut
wabah virus corona yang menyebabkan inflasi, kecuali kenaikan itu meluas dan
pelemahan perekonomian ditiongkok mengakibatkan kenaikan pada sebagian
mengalami kontraksi yang kemudian besar dari harga barang-barang lain
disusul dengan kebijakan pemerintahan (Boediono, 1990:162).
Indonesia tentang upaya pembatasan Laju inflasi merupakan suatu indika-
ekspor-impor ke negara tiongkok. Per- tor yang sangat menentukan perekono-
tumbuhan ekonomi di Indonesia ter- mian makro suatu negara. Inflasi juga
koreksi sebesar 0,19% hingga 0,29%. merupakan suatu masalah bagi ekonomi
Pertumbuhan akan berada diangka makro yang apabila tidak segera
4,84% untuk kasus moderat dan hanya ditanganin dengan cepat akan menyebab-
mencapat 4,74% jika kepanikan terus kan ketidakstabilan perekonomian se-
meluas namun angkat tersebut baru hingga hal tersebut bisa memperburuk
dampak pada putaran pertama saja kinerja suatu perekonomian negara.
(Wafa Raihany Salam, 2020: 189). Ketidakstabilan mata uang baik inflasi
Sektor perdagangan Indonesia juga atau nilai tukar, sangat penting dalam
diprediksi mengalami sejumlah kon- mendukung pembangunan ekonomi
traksi, sekitar 495 jenis komoditas yang berkelanjutan dan meningkatkan
dengan tujuan ekspor dan impor dan kesejahteraan rakyat. Perkembangan laju
sekitar 499 jenis komoditas diperkira-kan inflasi dapat dilihat pada grafik berikut
menyusut atau menghilang dari pasar (Maya Panorama, 2016:112).
Indonesia. Produk yang merupa-kan
barang konsumsi strategis akan memiliki
implikasi serius terhadap inflasi di
10
8.00
6.00
Inflasi Indonesia
tahunan, 2010-2020 Inflasi (%)
4.00
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok, dan
2.00 Tembakau
0.0
0
2010 2012 2014 2016 2018 2020
psikis dan fisik banyak orang. Resiko inflasi kelompok pengeluaran kesehatan
terhadap kesehatan semakin tinggi dan tersebut masih termasuk kategori jenis
secara ekonomi akan mempengaruhi inflasi ringan (inflasi dibawah 10% per
tingkat produktifitas biaya perawatan tahun), yaitu inflasi yang masih belum
yang tinggi bagi pekerja yang ter- begitu mengganggu keadaan ekonomi.
dampak. Selain itu upaya lock down juga Dampak pada perekonomian yang
membuat laju perekonomian semakin ditimbulkan dari pandemic ini telah
berat. Tingkat konsumsi melemah, paso- terjadi dibeberapa negara secara sig-
kan pangan dan kebutuhan menurun nifikan. Selain China, Negara Korea
sehingga menimbulkan kelangkaan pada Selatan juga akan mengalami negara
barang (Wafa Raihany Salam, 2020:190). yang terdampak terhadap ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi negara Gingseng,
Inflasi (%) Kesehatan yang semulanya diproyeksikan akan
tumbuh pada kuartal I dengan angka
2,1% akan mengalami penurunan sekitar
0,4 poin dari persentase. Pertumbuhan
ekonomi negara Thailand dan Taiwan
Inflasi (%) juga di perkirakan akan mengalami
Kesehatan pertumbuhan ekonomi terendah dalam
hamper setengah decade yang mencapai
angka 0,2% dan 1,3% pada kuartal saat
ini. Direktur Bank Dunia memprediksi-
kan bahwa ekonomi Indonesia
diperkirakan akan melemah dibawah 5%
Sumber : Badan Pusat Statistik *bps.go.id pada kuartal I-2020 (Fakhrul Rozi Yamali
Dari grafik diatas, dapat dilihat dan Ririn Noviyanti Putri, 2020:386).
bahwa inflasi pada kelompok pengelua- Dampak pada sektor ekonomi pada
ran kesehatan berfluktuatif dalam masa pandemic covid-19 di Indonesia,
periode penelitian tahun 2010-2020. antara lain (Silpha Hanoatubun, 2020:
Mulai tahun 2012 hingga 2014 cenderung 151):
naik, lalu turun pada tahun 2015 dan a. Terjadinya PHK besar-besaran. hasil
terus turun secara signifikan tahun 2017. data yang didapat yaitu ≥ 1,5 juta
Inflasi naik kembali pada tahun 2018- pekerja di rumahkan dan terkena
2019 dan kembaliturun di tahun 2020. PHK yang mana 90% pekerja di
Sesuai dengan grafik di atas, dengan rumahkan dan pekerja yang di PHK
merujuk data pada Badan Pusat Statistik sebesar 10%.
(BPS) dapat diketahui bahwa per- b. Terjadinya penurunan PMI Manu-
kembangan inflasi tertinggi pada 2014 facturing
sebesar 5,71 % dan inflasi terendah pada Indonesia mencapai 45,3% pada
bulan Desember 2010 sebesar 2,19 % Maret 2020.
dan tahun 2020, kelompok kesehatan c. Terjadinya punurunan impor sebesar
mengalami inflasi 2,79 %. Penurunan 3,7% pada triwulan I.