Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

STUDI KEAMANAN

Dosen Pengampu:

Prof. Indria Samego, M.A., Ph.D.


Dr. Yundini Husni D., M.A.

FIRDAUS
NIM i2022082…

PROGRAM PASCA SARJANA STIK-PTIK ANGKATAN 12

Jakarta, Agustus 2023


KEAMANAN JAKARTA DAN INDONESIA DI ERA PANDEMI COVID-19
Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang berkesinambungan,
pemerintah telah menetapkan rencana kerja yang dituangkan dalam program-program
strategis di setiap sektor, yang satu dengan lainnya saling berkorelasi dan bersinergi.
Hal tersebut sesuai dengan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, yaitu usaha terarah untuk mengubah situasi
masyarakat ke arah yang lebih baik dengan sasarannya kesejahteraan, kebutuhan
dasar untuk perkembangan manusia Indonesia seutuhnya melalui program-program
berkesinambungan. Pada sisi lain, belum genap setahun program RPJMN (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dilaksanakan, pemerintah telah dikejutkan
dengan merebaknya virus yang terlihat nyata berdampak terhadap kehidupan global,
yaitu penyebaran virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini sudah menjadi
masalah global (global issue) dan menyebar hingga seluruh penjuru dunia negara.
Sehingga Covid-19 dideklarasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat global (global
public health emergency) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization) pada 30 Januari 2020. Kondisi ini pula yang tentunya menghambat
pembangunan nasional.
Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan ancaman kesehatan bagi
masyarakat, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah
kewalahan dalam menghadapi situasi ini. Pengaruh pandemi Covid-19 dalam bidang
kesehatan memberi dampak negatif pada tingkat stress masyarakat, karena khawatir
dan takut tertular Covid-19 sehingga membuat sistem imun semakin menurun.
Sementara terhadap pertumbuhan ekonomi, sejumlah negara di dunia telah mengalami
resesi ekonomi. Hal tersebut terjadi setelah pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I dan II
2020 menjadi minus. Beberapa negara yang mengalami resesi ekonomi adalah
Singapura, Korea Selatan, Jerman, Jepang, Perancis, Hong Kong dan Amerika Serikat.
Indonesia juga mengalami resesi ekonomi pada Triwulan III, Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2020
menjadi negatif (-5,32%). Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan
I-2020 tercatat mencapai 2,97% atau mulai menunjukkan adanya perlambatan, padahal
pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan
menghasilkan sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan manusia dan
perlindungan lingkungan. Perekonomian mengalami ekspansi jika ada pertumbuhan
positif. Sebaliknya, perekonomian mengalami kontraksi jika pertumbuhannya negatif.
Sementara itu, melonjaknya gelombang kedua kasus Covid-19 di seluruh Asia
Tenggara termasuk di Indonesia dan kota-kota yang ada di Indonesia, termasuk Jakarta
sebagai ibu kota, membuat laju pemulihan ekonomi selama semester II tahun 2021
semakin tertunda. Bahkan pemulihan ekonomi nasional saat ini masih dianggap
terpuruk, terlebih dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional dan
global sangat terasa pada triwulan II tahun 2020. Padahal Triwulan I tahun 2020,
ekonomi nasional masih tumbuh 2,97%, walau turun dibandingkan dengan triwulan I
tahun 2019 yang sebesar 5,07. Hal ini terjadi karena pengaruh pandemi Covid-19
merebak di beberapa negara. Pandemi Covid-19 tak hanya menciptakan krisis
kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi nasional. Apalagi
keputusan pemerintah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) sangat berdampak luas dalam proses produksi, distribusi dan
kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinerja perekonomian,
sehingga ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh negatif dan berdampak terhadap
meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.
Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan ancaman kesehatan tetapi
juga terhadap perekonomian nasional, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan
pengangguran. Hal tersebut seperti dijelaskan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2
Peningkatan Angka Pengangguran Akibat Pandemi Covid-19

Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia pada tahun 2020 mengalami


kontraksi pertumbuhan yang pertama kali sejak krisis 1998, dengan kontraksi yang
mencapai -2,07 persen. Pukulan yang berat akibat pandemi Covid-19 membuat
ekonomi Indonesia terkontraksi sangat dalam pada kuartal II/2020 hingga mencapai -
5,32 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y). Kontraksi berlanjut pada kuartal
III/2020 yang tercatat sebesar -3,49 persen y-o-y dan membawa ekonomi Indonesia
masuk dalam fase resesi. Pada kuartal IV/2020 pun, ekonomi masih terkontraksi
sebesar -2,19 persen y-o-y. Ekonom memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal
pertama 2021 masih akan berada pada fase resesi. Artinya, pertumbuhan ekonomi
pada periode tersebut masih akan tercatat negatif, berdasarkan perhitungan masih
akan terkontraksi -1,63 persen y-o-y. Berdasarkan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi
saat ini masih belum stabil terlebih pada masa pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan
dari Badan Pusat Statistik Selama pandemi Covid-19 ada sekitar 29 juta penduduk usia
kerja terkena terdampak akibat pandemi Covid-19, 2,56 juta orang diantaranya
kehilangan pekerjaan atau menjadi pengangguran, 0,76 atau 760 ribu berhenti bekerja,
selanjutnya ada sekitar 1,77 juta orang tidak bekerja sementara, dan sebanyak 24,03
juta terkenan pengurangan jam kerja. Menurut Yusuf Rendy Manilet (Ekonom Center of
Reform on Economics) diperkirakan apabila sampai dengan kuartal I-2021 kasus
pandemi Covid-19 belum menunjukkan perbaikan, maka akan berpotensi terhadap
lambatnya proses pemulihan ekonomi nasional, sehingga akan berdampak terhadap
penambahan jumlah penduduk usia kerja dan terjadinya peningkatan pengangguran.
Secara keseluruhan, kondisi Indonesia dan Jakarta pada khususnya di masa
pandemi Covid-19 sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Hal tersebut terkait
dengan ancaman keselamatan jiwa akibat pandemi Covid-19, menurunnya
perekonomian nasional dan semakin meningkatnya angka pengangguran yang dapat
berdampak pada kondisi kriminalitas. Sepanjang pandemi Covid-19, ejahatan Pencurian
dengan pemberatan (Curat), Pencurian dengan kekerasan (Curas), dan Pencurian kendaraan
bermotor (Curanmor) yang selanjutnya disebut kejahatan 3C merupakan penyumbang kejahatan
terbanyak di Indonesia dan Jakarta pada khususnya

KONSEP KEAMANAN DALAM PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA DAN JAKARTA


Dalam buku The Evolution of International Security Studies, Barry Buzan dan
Lene Hansen (2009) mengetengahkan empat pertanyaan yang akan secara implisit
ataupun eksplisit menjadi perdebatan dalam ranah studi keamanan. Pertanyaan
pertama adalah apakah tetap memberikan keistimewaan kepada negara sebagai satu-
satunya referent object. Keamanan menurut Buzan dan Hansen adalah merupakan
upaya untuk mengamankan sesuatu: apakah itu negara, individu, kelompok etnik,
lingkungan hidup atau bahkan keberlangsungan planet bumi itu sendiri. Pertanyaan
yang kedua, apakah juga menyertakan ancaman yang datang dari dalam serta
ancaman yang datang dari luar. Pertanyaan ketiga adalah, apakah memperluas
keamanan dari sekedar sektor militer dan penggunaan kekuatan militer. International
Security Studies (ISS) yang ditemukan pada saat perang dingin berlangsung dimana
pada masa itu diliputi oleh penguatan kapabilitas militer (baik konvensional ataupun
nuklir) keamanan nasional kemudian bersinggungan dengan sektor militer dan
penggunaan kekuatan militer. Pertanyaan keempat adalah, melihat apakah keamanan
memiliki keterikatan dengan ancaman yang dinamis, bahaya serta urgensi. Pada masa
perang dingin konsep keamanan nasional dibangun dalam iklim politik dimana Amerika
Serikat dan barat secara lebih luas, menganggap dirinya terancam oleh kehadiran pihak
musuh. Keamanan selanjutnya berkaitan dengan upaya menyerang, penaklukan,
dominasi, penghancuran. Secara keseluruhan konsep keamanan dapat dibagi menjadi
dua yaitu keamanan dalam pendekatan tradisional dan keamanan dalam pendekatan
non-tradisional (Buzan, 1983).
Pada masa pandemi Covid-19, kemiskinan structural dan kemiskinan mutlak
masih terlihat kasat mata. Terlepas dari perdebatan atas perbedaan sumber data yang
dipakai untuk mengukurnya, yang pasti, kemiskinan menjadi salah satu cirri dari struktur
social ekonomi masyarakat Indonesia sekarang. Di mana-mana kita dengan mudah
menyaksikan pengangguran, balita kurang gizi, indeks harapan hidup yang rendah
ataupun indeks pembangunan manusia yang juga tak kunjung beranjak dari masa-
masa sebelumnya. Kemiskinan dan proses pemiskinan itu telah menjadi salah satu
sumber potensial bagi terbangunnya sikap-sikap yang melawan hukum, anti social dan
pembangkangan politik (political disobedience). Kembali lagi di sini, Polri tak mungkin
dapat berbuat banyak dalam menyelesaikan persoalan ini (Indria Samego, 2023). Terbukti
pada masa pandemi Covid-19, problem sulitnya perekonomian akibat kebijakan PSBB
pemerintah menjadi faktor penyebab terjadinya ancaman gangguan Kamtibmas di
Jakarta ataupun Indonesia pada umumnya. Apabila merujuk pada pendapat Buzan
(1983), pada saat pandemi Covid-19, keamanan individu dalam ancaman Covid-19
tersebut dapat berdampak pada keamanan nasional yang lebih berhubungan dengan
teritorial dan kedaulatan politik. Pada akhirnya, keamanan nasional juga dipengaruhi
oleh keamanan internasional yang dapat mengatur setiap negara bertindak untuk
menjamin keamanan bagi warna negaranya. Covid-19 merupakan salah satu isu dalam
konsep keamanan non-tradisional dimana angka penyebaran yang terus berkembang
telah masuk ke dalam level keamanan manusia, keamanan nasional, keamanan
regional, dan keamanan global. Untuk meningkatkan aspek keamanan di Indonesia dan
Jakarta pada khususnya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan
penanggulangan pandemi Covid-19 dengan berbasis model kolaborasi.
Tiga kebijakan tersebut antara lain: Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Anc aman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan, PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19),
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Namun masih terdapat celah bagi
oknum untuk memanfaatkan situasi tersebut dengan mengeruk keuangan negara,
seperti Pasal Pasal 27 ayat 1 Pepru No.1 Tahun 2020.
Dibutuhkan sinergisitas atau kolaborasi yang baik antara pusat dan daerah.
Banyak diketahui bahwa sebelumnya kondisi darurat di masing-masing daerah di
Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hasilnya masing-masing daerah
mengeluarkan kebijakan yang berbeda dalam penangannya. Kebijakan ini perlu
didukung oleh masyarakat dimana kondisi ini dialami hampir di sebagian besar negara
di dunia. Kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam mendukung program
pemerintah mulai belajar di rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah serta rajin
mencuci tangan dan menjaga kesehatan akan berhasil bila kolaborasi pemerintah
dengan masyarakat berjalan seimbang.
Salah satu upaya Polri dalam meningkatkan keamanan Indonesia dan Jakarta
pada khususnya adalah melalui program “Kampung Tangguh Nusantara”. Program ini
merupakan kerjasama antara Polri dan stakeholder terkait. Sampai saat ini telah dibentuk sekira
7.024 Kampung Tangguh Nusantara di seluruh penjuru Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian dan kemampuan masyarakat dalam mencegah penyebaran wabah
Covid-19 dan menjaga Kamtibmas. Program Kampung Tangguh Nusantara diharapkan dapat
menjadi role model sebuah upaya pemolisian dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan
memelihara Kamtibmas, sehingga keamanan Indonesia dan khususnya Jakarta dapat semakin
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, B. (1983). People, States, and Fear: An Agenda for International Security
Studies in the Post-Cold War Era (Vol. 40, Issue 4). John Spiers.
https://doi.org/10.2307/4020232.

Barry Buzan and Lenen Hansen. 2009. The Evolution of International Security Studies.
United Kingdom: Cambridge University Press.

Indria Samego. Polri dan Ancaman Keamanan Kontemporer. Bahan Ajar Perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai