net/publication/348930367
CITATIONS READS
5 11,058
2 authors:
All content following this page was uploaded by Wishnu Mahendra Wiswayana on 01 February 2021.
Pertahanan negara tidak lepas dari spektrum ancaman baik militer maupun nirmiliter yang
dihadapi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Senada dengan hal tersebut ketahanan
nasional dimaknai sebagai daya tahan bangsa dan negara dalam menghadapi tantangan
multidimensional dalam agenda kepentingan nasionalnya. Secara umum terdapat delapan
elemen yang mendukung tercapainya ketahanan nasional Indonesia dalam deskripsi dari
Astagatra Ketahanan Nasional yakni meliputi aspek geografis, kekayaan alam, demografis,
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan. Ketahanan nasional
Indonesia mengalami tantangan baik internal maupun eksternal, tantangan saat ini adalah
pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19). Secara global Covid-19 merenggut hampir 700.000
ribu korban jiwa, di tingkat nasional sendiri Covid-19 hampir mencapai angka 5.000 jiwa, dengan
perkiraan kerugian ekonomi mencapai 316 triliun rupiah. Sementara di sisi lain, Covid-19 tidak
hanya memunculkan ancaman kesehatan masyarakat dan ekonomi, namun juga ketahanan
pangan. Indonesia yang memiliki ketergantungan impor bahan pangan kini semakin mengarah
kepada kelangkaan pangan akibat terhentinya aktivitas ekonomi secara masif maupun aksi
penimbunan bahan pangan. Berdasar pada konteks di atas, tulisan ini mengulas bagaimana
pandemi mencetuskan ancaman kelangkaan pangan bagi Indonesia dalam arti sempit, dan
tantangan tercapainya ketahanan nasional dalam arti luas. Melalui model pendekatan Astagatra,
tulisan ini mencoba melihat bagaimana Pemerintah Indonesia menjawab tantangan tersebut.
Kata Kunci: Pandemi, Ketahanan Nasional, Astagrata
National defense cannot be separated from the spectrum of threats both military and non-
military it faces and the efforts being made to overcome them. In line with this, national resilience
is interpreted as the resilience of the nation and state in facing multidimensional challenges in the
agenda of national interests. In general, there are eight elements that support the achievement of
Indonesia's national resilience in the description of the National Resilience Astagatra, which
includes aspects of geography, natural resources, demographics, ideology, politics, economy,
socio-culture and defense and security. Indonesia's national resilience faces challenges both
internally and externally, the current challenge is the Corona Virus Disease 19 (Covid-19)
pandemic. Globally, Covid-19 claimed nearly 700,000 lives, at the national level alone, Covid-19
has almost reached 5,000, with an estimated economic loss of IDR 316 trillion. While on the other
hand, Covid-19 not only poses a threat to public health and economy, but also food security.
Indonesia, which is dependent on imports of foodstuffs, is now increasingly leading to food
scarcity due to the cessation of massive economic activity and the action of food hoarding. Based
on the above context, this paper examines how a pandemic has triggered a threat of food scarcity
for Indonesia in a narrow sense, and the challenges of achieving national security in a broad
sense. Through the Astagatra approach model, this paper tries to see how the Indonesian
Government responds to these challenges.
104 | P a g ePandemic, National Resilience, Astagrata
Keyword:
PENDAHULUAN ialah Protokol Kesehatan Penanganan Covid-
Pandemi Covid-19 yang dirasakan di seluruh 19 yang dikeluarkan pada tanggal 4 Maret
belahan dunia mengakibatkan banyak sektor 2020. Sejak saat itu kebijakan-kebijakan
terdampak secara ekstrim. Terlepas dari strategis terus bergulir baik di tingkat nasional
besarnya jumlah korban jiwa yang dan juga di tingkat daerah-daerah di seluruh
ditimbulkan dari pandemi ini. Banyak sektor- Indonesia. Tidak hanya di tingkat satu
sektor yang runtuh dan memerlukan kementerian melainkan juga lintas sektoral
perubahan atau penyesuaian yang tidak dengan kerumitan birokrasi serta ego sektoral
105 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Pangan, secara spesifik yakni Ketahanan
Pangan disebutkan dalam kesempatan Gambar 2. Perkiraan Kebutuhan dan Ketersediaan
Pangan hingga Akhir 2020
tersebut menjadi bagian penting dalam aspek
pertahanan negara (SETKABRI, 2020). Bahkan
Pemerintah Indonesia menempatkan Menteri
Pertahanan justru menjadi aktor utama dalam
kebijakan food estate ini ketimbang
menempatkan Menteri Pertanian. Terdapat
tiga komoditi utama yang dikembangkan
dalam kebijakan food estate di Kalimantan
Tengah ini, yakni beras, singkong dan jagung
(KEMENHANRI, 2020). Tiga komoditi tersebut
dinilai memiliki tingkat kemudahan dalam Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia (22
Juni 2020) via Data Boks KataData (KataData, 2020b)
infrastruktur, memiliki potensi hasil yang
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian
besar dan dapat mendukung pertumbuhan
besar kebutuhan pangan masyarakat
ekonomi (KEMENHANRI, 2020).
Indonesia belum bisa dipenuhi sendiri secara
Salah satu pertimbangan munculnya
domestik pada tahun 2020 ini saja, sisa yang
kebijakan food estate tersebut karena adanya
tak dapat dipenuhi tersebut tentu juga
prediksi Food and Agriculture Organization of
membutuhkan pasokan dari sumber impor
the United Nations (FAO) bahwa akan terjadi
dan atau dari sumber lainnya. Situasi pandemi
kelangkaan pangan di masa mendatang. FAO
ini sesungguhnya justru menempatkan
melihat bahwa tetap hidupnya suplai produksi
ketidakidealan pada sektor pangan tersebut
pangan selama masa pandemi Covid-19 perlu
dapat menjadi permasalahan baru.
terus diupayakan untuk memastikan
Tidak hanya dari sisi problematika
keselamatan masyarakat secara keseluruhan
pangan di Indonesia saja yang menjadi
(FAO, 2020). Prediksi tersebut kemudian
potensi masalah, melainkan juga posisi
menjadi perhatian serius oleh Pemerintah
Menteri Pertahanan tentu memiliki dinamika
Indonesia untuk melakukan percepatan
yang khas dalam implementasinya. Artikel ini
agenda pembangunan sektor pangan.
kemudian mencoba untuk melakukan
Pemerintah Indonesia menariknya
identifikasi konteks ketahanan nasional
menggunakan pertimbangan pertahanan
melalui konsep Astagrata terhadap upaya
negara sebagai dasarnya. Padahal di sisi lain
Pemerintah Indonesia dalam food estate.
situasi kondisi pangan di Indonesia tidak ideal
Astagrata sendiri merupakan sebuah konsepsi
apabila melihat kebutuhan pangan domestik.
nasional yang melakukan pengaturan dan
106 | v o l u m e 8 n o m o r 2
penyelenggaraan kesejahteraan serta nutritious food that meets their dietary needs
keamanan ke dalam Tri Gatra (mencakup and food preferences for an active and
geografis, kekayaan alam, dan kemampuan healthy life” (FAO, 2006). Definisi tersebut
penduduk) dan Panca Gatra (mencakup kemudian memiliki empat elemen determinan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan untuk memastikan bahwa food security dapat
hankam) (Reksohutomo, 1987). Kedelapan tercapai, yakni ketersediaan pangan, akses
elemen tersebut menjadi pisau analisis pada pangan, pemanfaatan dan stabilitas
pendukung tercapainya ketahanan nasional di (FAO, 2006). Keempat elemen determinan di
sektor pangan di era pandemi Covid-19 ini. atas tentu memiliki karakteristik khas di
Astagrata dipilih dalam artikel ini karena masing-masing negara menyesuaikan dengan
dapat mendeskripsikan secara komprehensif kondisi setempat. Pada prinsipnya, pangan
kesiapan Pemerintah Indonesia dalam menjadi sektor yang vital bagi keselamatan
mengupayakan pembangunan food estate dan kehidupan masyarakat di dunia dengan
bagi keselamatan masyarakat Indonesia di beberapa tantangan terkini, mulai dari
tengah ketidakpastian dan ancaman pemanasan global, lonjakan jumlah
kelangkaan pangan yang terjadi. penduduk, terbatasnya lahan pertanian
hingga dengan adanya pandemi.
TINJAUAN PUSTAKA Situasi global saat ini mulai memberikan
Bagian ini akan dibagi ke dalam dua subbab perhatian serius terhadap permasalahan
yang menjelaskan kerangka konseptual yang pangan. Hampir di setiap negara di dunia
digunakan dalam artikel. Pertama akan terjadi peningkatan harga pangan yang
security beserta perkembangannya, dan yang politik, bahkan beberapa pemerintahan harus
kedua adalah konsep dari astagrata sebagai runtuh karena gagal mewujudkan food
pisau analisis yang digunakan untuk security (Brown, 2012). Food security memiliki
melakukan identifikasi upaya dari Pemerintah dampak yang lebih besar ketimbang kebijakan
Indonesia dalam pembangunan food estate di di bidang agrikultur, sebab di saat bersamaan
oleh FAO berdasar World Food Summit tahun mengurangi konsumsi daging yang berlebihan
1996 sebagai “food security exists when all dan merubah kebijakan biofuel untuk
people, at all times, have physical and mendorong penggunaan makanan, tanah atau
economic access to sufficient, safe and air yang ditujukan untuk memberi makan
107 | v o l u m e 8 n o m o r 2
masyarakat (Brown, 2012). Keempat tekanan mengakomodir kebutuhan pangan
tersebut memiliki konsekuensi keterkaitan masyarakatnya, yang kurang lebih memiliki
satu sama lain yang besar. Tekanan-tekanan kemiripan “beras-sentris” seperti kebanyakan
tersebut kemudian memaksa negara-negara masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Namun
untuk melakukan upaya persiapan atau secara momentum, konteks kebutuhan
bahkan penyelamatan food security-nya. pangan kali ini diikuti dengan problem
Apabila dilihat pada kawasan yang lebih pandemi Covid-19 yang juga dihadapi oleh
sempit seperti di Asia Tenggara terdapat Indonesia. Tentu terdapat dinamika serta
karakteristik yang khas dibandingkan dengan karakteristik yang khas jika melihat situasi
kawasan lain. Kawasan Asia Tenggara memiliki yang tidak biasanya terjadi di periode hingga
fokus kebijakan food security yang berbasis Agustus 2020. Food security versi Pemerintah
pada “beras-sentris” khususnya untuk Indonesia ini menjadi situasi yang menarik
memastikan memenuhi kebutuhan domestik untuk diidentifikasi lebih lanjut di tengah
masing-masing negara (OECD, 2017). ketidaknormalan supply dan demand pangan
Meskipun banyak variasi bahan pangan yang yang terjadi selama ini di Indonesia.
berkembang di kawasan, namun beras masih Astagrata
tetap menjadi komoditi yang masih dominan Astagrata seperti yang telah
untuk pemenuhan pangan masyarakat. Secara disampaikan sebelumnya, terbagi menjadi dua
kultural “makan” sesungguhnya berarti yakni Tri Gatra dan Panca Gatra. Pertama,
“makan nasi” di kebanyakan bahasa di dalam Tri Gatra terdapat tiga identifikasi yakni
kawasan Asia Tenggara, dengan ditemani geografis, kekayaan alam dan kemampuan
ikan, sayuran, sup, saus dan bahan pelengkap penduduk. Pada identifikasi geografis, dalam
lainnya (Van Esterik, 2008). Oleh sebab itu artikel ini kemudian akan dilihat apa saja
membicarakan tentang pangan di kawasan pertimbangan Pemerintah Indonesia
Asia Tenggara sama saja mengulas bagaimana menetapkan wilayah yang dijadikan food
upaya pemerintah negara untuk memenuhi estate tersebut. Kemudian pada kekayaan
kebutuhan masyarakat atas beras atau nasi. alam akan dilihat bagaimana sumber daya
Sekurang-kurangnya bahasan tentang pangan pendukung yang membuat wilayah tersebut
di kawasan Asia Tenggara selalu ditetapkan sebagai food estate. Terakhir pada
mengutamakan beras (serta olahannya) dan kemampuan penduduk, akan diidentifikasi
baru setelahnya bergeser ke komoditi lainnya, bagaimana sumber daya manusia di wilayah
seperti jagung, singkong dan seterusnya. tersebut dapat memberikan kontribusi
Artikel ini selanjutnya akan melihat langsung maupun tidak langsung terhadap
bagaimana Pemerintah Indonesia untuk pembangunan food estate.
108 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Kedua, dalam Panca Gatra terdapat artikel. Metode kualitatif dalam ilmu
lima hal (ideologi, politik, ekonomi, sosial Hubungan Internasional biasanya
budaya dan hankam) yang selanjutnya dalam menempatkan satu atau sedikit dari kebijakan
artikel ini akan diidentifikasikan sebagai suatu negara dengan proses pembuatan
berikut. Perihal ideologi, artikel ini akan keputusannya yang dapat ditelusuri dalam
melihat bagaimana ideologi Indonesia tingkatan sejarah-mikro (Klotz, 2008).
menjadi panduan konsep, strategi dan operasi Sementara dalam artikel ini sendiri, deskripsi
dalam pembangunan food estate. Berikutnya digunakan untuk membahas konteks pandemi
dalam hal politik, konstelasi politik terkini yang membuat Pemerintah Indonesia
yang dihadapi Pemerintah Indonesia tentu melakukan akselerasi kebijakan pangan (food
memberikan pengaruh dalam kebijakan food estate) pada tahun 2020 dengan tujuan
estate. Selanjutnya dalam hal ekonomi memastikan negara dapat menghadapi
merupakan aspek yang menentukan kelangkaan yang diprediksi. Sekaligus
keberhasilan dari implementasi gagasan food menempatkan sektor pangan sebagai salah
estate yang sedang dikebut karena satu hirauan pertahanan di Indonesia.
pertimbangan ekonomi selalu menjadi Pengambilan data yang dilakukan
prioritas pertimbangan dari pemerintah. dalam artikel ini selanjutnya adalah
Kemudian untuk perihal sosial budaya akan menggunakan metode penelusuran literatur.
melihat bagaimana kondisi setempat dengan Derajat literatur yang diambil memiliki
pendekatan kultural yang ada. Terakhir dalam karakteristik yang berbeda satu sama lain
hankam (pertahanan dan keamanan), bagian untuk menjadi referensi di dalam artikel
ini menjadi hal yang strategis mengingat (Roselle, 2016). Literatur yang digunakan
kebijakan food estate oleh Pemerintah dalam artikel ini antara lain dari sumber-
Indonesia dikategorikan sebagai bagian dari sumber resmi pemerintah, berupa dokumen,
pertahanan. Ulasan tentang hankam tersebut pernyataan dan rilis yang dapat diakses oleh
akan memiliki keterkaitan yang erat dengan publik. Artikel ini kemudian juga didukung
problem food security yang dihadapi dengan menggunakan sumber-sumber lain
Indonesia. seperti berita, dokumen dan pernyataan yang
didapat dari sumber lainnya apabila dinilai
109 | v o l u m e 8 n o m o r 2
HASIL & PEMBAHASAN 4. Dalam tataran produksi, muncul
hampir 700.000 ribu korban jiwa, di gabah hingga 50% pada masa tanam I
dengan perkiraan kerugian ekonomi karena masalah iklim dan cuaca yang
111.455 kasus, kematian 5.236 jiwa, masa tanam sebagai akibat pengaruh
case fatality rate/ angka kematian dari pandemi juga turut menjadi
110 | v o l u m e 8 n o m o r 2
yang semula 24 jam menjadi 10 jam langkah-langkah adaptif untuk dapat
sehingga sehingga hasil panen menyelematkan keselamatan masyarakatnya.
produk-produk pertanian tidak dapat Sektor pangan merupakan sektor vital yang
terserap dengan maksimal dan diprediksi dan ditetapkan dapat menjadi
mengakibatkan harga barang menjadi ancaman kehidupan di masa mendatang
sangat murah. Di beberapa kota akibat pandemi Covid-19. Pernyataan
seperti Kota Malang bahkan petani strategis bahwa pangan adalah bagian dari
membagi-bagikan hasil pertaniannya pertahanan negara merupakan bentuk
kepada warga karena frustasi akibat keseriusan serta urgensi yang dirasakan oleh
produk pertanian tidak terserap Pemerintah Indonesia untuk dapat segera
pasar. dilakukan percepatan. Percepatan tersebut
7. Secara umum jika dilihat memang perlu dilakukan mengingat banyaknya
benang merah antara pandemi dan ketidakstabilan secara sosial-politik yang
ketahanan pangan sangat tidak terjadi di tengah masyarakat.
terlihat namun pemaparan diatas
menunjukkan gambaran bagaimana
DAFTAR PUSTAKA
pandemi berdampak terhadap supply
Brown, L. R. (2012). Full Planet, Empty Plates.
chain pangan sekaligus berkorelasi
Norton.
terhadap ketahanan pangan suatu
FAO. (2006). Policy Brief - Food Security.
negara. Menariknya, di masa
http://www.fao.org/fileadmin/template
pandemi, petani sebagai produsen
s/faoitaly/documents/pdf/pdf_Food_Sec
makanan justru menjadi pihak yang
urity_Cocept_Note.pdf
paling terdampak dalam ancaman
FAO. (2020). Key Messages, Novel Coronavirus
krisis pangan padahal petani adalah
(Covid-19). http://www.fao.org/2019-
profesi tunggal penyedia pangan yang
ncov/en/
idealnya mampu bertahan di tengah
Hidayat, R. (2020). Nasib Buram Petani dan
pandemi (Utami, 2020).
Peternak di Tengah Pandemi COVID-19.
TIRTO.ID. https://tirto.id/nasib-buram-
SIMPULAN petani-dan-peternak-di-tengah-
Artikel ini selanjutnya masih membutuhkan pandemi-covid-19-eNpo
pembaharuan didasarkan pada KataData. (2020a). Kasus Covid-19 Bertambah
perkembangan terkini yang terjadi di 1.893 Kasus (Minggu, 9/8).
Indonesia. Pandemi Covid-19 ini kemudian https://databoks.katadata.co.id/datapub
membuat Pemerintah Indonesia membuat lish/2020/08/09/Kasus-Covid-19-
111 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Bertambah-1893-Kasus-Minggu-98# Presiden: Ketahanan Pangan Bagian dari
KataData. (2020b). Perkiraan Kebutuhan dan Pertahanan. https://setkab.go.id/bukan-
Ketersediaan Pangan hingga Akhir 2020. hanya-alutsista-presiden-ketahanan-
https://databoks.katadata.co.id/datapub pangan-bagian-dari-pertahanan/
lish/2020/06/22/perkiraan-kebutuhan- Siche, R. (2020). What is the impact of COVID-
dan-ketersediaan-pangan-hingga-akhir- 19 disease on agriculture? Scientia
2020# Agropecuaria.
KEMENHANRI. (2020). Wamenhan: Kekuatan https://doi.org/10.17268/sci.agropecu.2
Ketahanan Pangan Tak Kalah Penting 020.01.00
dengan Kekuatan Senjata. Utami, D. W. (2020). Ketahanan Pangan dan
https://www.kemhan.go.id/2020/06/23/ Ironi Petani di Tengah Pandemi COVID-
wamenhan-kekuatan-ketahanan- 19.
pangan-tak-kalah-penting-dengan- https://kependudukan.lipi.go.id/id/berit
kekuatan-senjata.html a/53-mencatatcovid19/879-ketahanan-
Klotz, A. (2008). Case Selection. In Qualitative pangan-dan-ironi-petani-di-tengah-
Methods in International Relations. pandemi-covid-19
https://doi.org/10.1057/9780230584129 Van Esterik, P. (2008). Food culture in
_4 Southeast Asia. Greenwood Press.
OECD. (2017). Building Food Security and Wiswayana, W. M. (2020). Wabah Covid-19 di
Managing Risk in Southeast Asia. OECD Indonesia: Ancaman dan Sistem
Publishing. Pertahanan Negara. In Y. Effendi & M. Z.
https://doi.org/https://doi.org/10.1787/ Achsin (Eds.), Glokalisasi: Gerakan Sosial,
9789264272392-en. Kewargaan dan Komunitas Lokal (p. xviii
Reksohutomo, W. (1987). Meningkatkan + 160). Inteligensia Media.
Ketahanan Nasional Dalam Bidang Zimmer, C. (2015). A Planet of Viruses. In A
Sosial-Budaya Lewat Jalur Mahasiswa. Planet of Viruses.
1(1). https://doi.org/10.7208/chicago/978022
https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.7445 6320267.001.0001
Roselle, L. (2016). Research and Writing in
International Relations. In Research and
Writing in International Relations.
Routledge.
https://doi.org/10.4324/9781315508498
SETKABRI. (2020). Bukan Hanya Alutsista,
112 | v o l u m e 8 n o m o r 2