Anda di halaman 1dari 3

Dilematis Vaksin Merah Putih: Satu lagi hasil karya Dalam Negeri yang luput dari

dukungan.

Berbagai tatanan kehidupan luluh lantah diterjang SARS-CoV2 virus penyebab Covid 19,
pemerintah Indonesia telah melakukan beragam upaya untuk menghentikan penyebaran SARS-
CoV2, salah satunya adalah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yaitu dengan
menutup jalur transportasi udara, darat dan laut, menghentikan sementara aktivitas
pembelajaran serta bekerja secara tatap muka, menutup sementara sarana hiburan, saran ibadah
serta sarana masyarakat lainnya (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, 2020).
Berbagai upaya dan strategi yang telah dilakukan tidak serta merata menghentikan penyebaran
Covid-19 hingga kini, oleh karena itu pembentukan herd immunity (kekebalan masal) menjadi
alternatif terakhir yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan covid 19 (Lytras & Tsiodras,
2021) namun pembentukan herd immunity secara natural dengan penularan Covid 19 yang kini
terjadi tidak akan berjalan cepat dibandingkan dengan pemberian imunisasi secara masal melalui
vaksinasi
(Lytras & Tsiodras, 2021).

Pakar Virus sekaligus Dirut RS Unair, Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM
menjelaskan pentingnya vaksin COVID-19. Menurutnya, vaksin akan merangsang sel tubuh
manusia dan bisa mencegah virus masuk. Vaksin itu tujuannya memberikan kekebalan pada
individu yang mendapatkan vaksin. Suntikan vaksin diharapkan akan menginduksi atau
merangsang sel tubuh manusia. Terutama sel B untuk memproduksi imunoglobulin. Sehingga
individu memiliki kekebalan pada SARS-CoV-2. Kalau ada SARS-CoV-2 masuk bisa
ditanggulangi dengan kekebalan tubuh manusia, atau mencegah dari sakit yang lebih parah.

Jika cakupan vaksinasi covid 19 tinggi dan merata di seluruh ndonesia maka akan
terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok inilah yang menyebabkan
proteksi silang, dimana anak tetap sehat meskipun tidak diimunisasi karena anak-anak lainnya di
lingkungan tempat tinggalnya sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap, sehingga anak yang
tidak diimunisasi ini mendapatkan manfaat perlindungan melalui kekebalan kelompok yang
ditimbulkan dari cakupan imunisasi vaksin covid 19 yang tinggi tadi. Hal ini menunjukan bahwa
imunisasi dari virus covid 19 dengan cakupan yang tinggi dan merata sangatlah penting.

Keberadaan vaksin covid 19 menjadi harapan yang dinantikan banyak orang. Pemerintah
Indonesia sedang melakukan vaksinasi kepada penduduk Indonesia. Menurut Fundrika, B.A.
(2021). Pemerintah Indonesia disebut telah membuat peta jalan untuk vaksinasi Covid-19 di
Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan bahwa rencana vaksinasi di
Indonesia akan dilakukan dalam dua periode. Hal tersebut sudah dikonsutasikan kepada
Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang bertugas memberikan
nasehat /advice kepada Menteri Kesehatan.
Hingga saat ini dalam rangka mendukung kemandirian obat dan vaksin nasional, para
ilmuwan di Indonesia terus berusaha untuk melakukan penelitian dan pengembangan terhadap
vaksin COVID-19, yaitu melalui pengembangan Vaksin Merah Putih. Vaksin Merah Putih
merupakan vaksin karya para peneliti di Indonesia yang dikembangkan dari tahap awal mulai
dari pengembangan seed vaksin baru hingga proses formulasi dan pengisian (filling). Indonesia
sendiri mendukung penuh vaksin buatan anak bangsa. Target pemerintah untuk dapat
memproduksi vaksin merah putih (VMP) pada 2022 mendatang diperkirakan menjadi salah satu
katalis positif bagi pergerakan neraca perdagangan Indonesia ke depan. Kehadiran vaksin buatan
dalam negeri ini akan menekan impor dari sisi produk kesehatan.

Peran Pemerintah adalah terus mendorong riset Vaksin Merah Putih berbasis platform
virus yang dimatikan (inactivated virus) tengah dilakukan uji praklinis (clinical lots) dan akan
dilanjutkan dengan uji klinis fase 1-3. Diperkirakan Emergency Use Authority (EUA) untuk
vaksin yang dipelopori Universitas Airlangga ini akan dikeluarkan BPOM pada Maret 2022.
Selanjutnya vaksin dapat diproduksi massal bekerja sama dengan PT. Biotis Pharmaceuticals.
Selain itu dilaporkan juga saat ini BPOM tengah melakukan uji praklinis Vaksin Merah Putih ini.
Dalam Konsorsium Riset Covid-19, yang dikoordinasikan BRIN, ada 11 platform riset vaksin
Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM
Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.

Badan POM juga mengawal penuh percepatan persiapan fasilitas pembuatan Vaksin
Merah Putih di PT Biotis Pharmaceutical Indonesia ini (Badan POM, 2021). Persiapan tersebut
dilakukan secara bertahap, dimulai dari fasilitas fill and finish dan secara paralel mempersiapkan
fasilitas upstream/downstream. Dalam hal ini, pendampingan Badan POM kepada PT Biotis
terkait penyiapan desain fasilitas, visitasi untuk melihat gap assessment, asistensi, desk
consultation, pelaksanaan inspeksi dan penyelesaian perbaikan/Corrective and Preventive
Action (CAPA) untuk mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Mendukung penuh pengembangan vaksin Merah Putih dengan melakukan pengawalan


dan memberikan asistensi regulatori dilakukan oleh Pemerintah. Dengan demikian, vaksin
tersebut diharapkan dapat memenuhi aspek keamanan, khasiat, dan mutu yang dipersyaratkan,
sehingga direncanakan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat (Emergency Use
Authorization/EUA) dapat diberikan pada Semester-I Tahun 2022. Pengembangan Vaksin Merah
putih ini menunjukkan bukti sinergi dari kalangan akademi, bisnis, dan pemerintah (Academic,
Business, and Government/ABG), atau yang dikenal sebagai “Triple Helix”. Sinergisme ini
diperlukan dalam rangka mendukung hilirisasi riset dan inovasi obat serta perkuatan industri
farmasi nasional untuk mewujudkan kemandirian obat dan vaksin dalam negeri.

Pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian obat dan vaksin,


sebagaimana yang diamanatkan melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Dalam penanggulangan
pandemi COVID-19, intensitas vaksinasi terus ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia.
Ketergantungan pada suplai dari luar negeri perlu diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan
suplai dalam negeri agar segera tercapai sasaran vaksinasi untuk terbentuknya herd
immunity (imunitas masyarakat).

Komitmen baik secara regulasi dan kebijakan anggaran, untuk kemandirian obat dan
vaksin harus dilakukan oleh seluruh pihak. Peran industri farmasi swasta juga terus didorong
untuk ikut berperan dalam ekosistem Pengembangan dan Produksi Vaksin Dalam Negeri.
Komitmen bersama untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan
bermutu, serta mendukung industri farmasi baik pemerintah maupun swasta dalam
mengembangkan vaksin yang diproduksi oleh anak bangsa sendiri demi mewujudkan Indonesia
bebas covid 19 dan perekonomian dapat pulih kembali.

Daftar Pustaka:

1. Badan POM RI (2021). Badan POM Serahkan Sertifikat CPOB kepada PT Biotis untuk
Dukung Produksi Vaksin Merah Putih.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/619/Badan-POM-Serahkan-
Sertifikat-CPOB-kepada-PT-Biotis--untuk-Dukung-Produksi-Vaksin-Merah-
Putih.html
2. Kesmas Kemenkes (2021). Frequently Asked Questions/FAQ Seputar Pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/FAQ_VAKSINASI_
COVID__call_center.pdf
3. Inman, P. (2020). A hundred years on, will there be another Great Depression? The
Guardian. https://www.theguardian.com/business/2020/mar/21/100-years-on-
another-great-depression-coronavirus-fiscal-response
4. Situngkir, H. (2017). Spread of Hoax in Social Media A repost on Empirical Case Jurnal
of Economic Perspectives, Vol. 31, No. 2 dalam: Zakirah, D.M.A. Pengaruh
Hoax di Media Sosial Terhadap Preferensi Sosial Politik Remaja di Surabaya.
Makalah:UIN Sunan Ampel Surabaya:1-10 hal. jurnal.iainkediri.ac.id ›
mediakita, diakses 27 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai