Anda di halaman 1dari 3

Dilematis Vaksin Merah Putih

Keberadaan vaksin covid 19 memang menjadi wacana kekinian yang ditunggu


banyak orang, setelah dilanda pandemi covid 19. Virus ini berhasil memaksa setiap
orang untuk menahan diri dari aktivitas sosial. Virus ini juga berhasil memaksa
pemerintah menggunakan kekuasaan negara yang dalam pengertian Max Weber, bahkan
bisa menggunakan kekerasan fisik secara sah (Gerth & Mills, 1958; Budiardjo, 2008).
Pemerintah juga mengatur ketertiban terhadap masyarakat berdasarkan system hukum
yang diselenggarakan dan karenanya diberikan kekekuasaan memaksa (MacIver, 1926
dalam Budiardjo, 2008). Diakui atau tidak, terpaan pandemi covid 19 ini sangat
kuat menampar kemapanan banyak negara. Covid 19 dalam laporan organisasi
internasional akan menjadi pemicu resesi global (Inman, 2020) yang menjadi ancaman
masalah kehidupan sosial ekonomi.
Meski ada kerangka pengamanan diri dan orang lain yang terus dikampanyekan,
seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan sebagainya, tetapi
itu bukan dianggap solusi untuk menjalankan aktivitas sosial secara bebas. Dalam
persoalan inilah Indonesia bahkan diprediksi akan menjadi episentrum pandemic
covid 19 setelah Wuhan (Sari, 2020) sebagai penyemangat kinerja pemerintah
didalam menangani dan pengendalian penyebaran virus covid 19.
Setiap orang sepakat bahwa vaksinasi adalah sesuatu yang krusial dilakukan.
Pemerintah juga sedang gencar melakukan sosialisasi pentingnya vaksinasi ini untuk
memutus rantai penyebaran covid 19. Meskipun, respon masyarakat tidak menyentuh
angka maksimal. Katakanlah 99% (plus minus MoE jika menggunakan sampling 1% -
asumsi penulis) mau divaksinasi untuk menggambarkan bahwa tidak ada penolakan dan
keraguan orang Indonesia terhadap niat pemerintah memberikan vaksin covid 19 ini.
Karena itu mayoritas atau sebagian besar dalam kelompok masyarakat sangat meyakini
sepenuhnya bahwa vaksin tersebut nanti berefek terhadap peningkatan imunitas tubuh
dari serangan covid 19. Selain itu kartu atau tanda bukti telah dilakukan vasinisasi
sebagai salah satu syarat administrasi dalam melakakukan berbagai kegiatan menjadi
alasan masyarakat berbondong-bondong berebut vaksin disetiap penyelenggaraan.
Sampai sekarang vaksin Covid 19 ini masih terkesan parsial di Dunia. Amerika
Serikat, Inggris dan Arab Saudi Akhir Desember ini sedang melakukan vaksinasi
kepada warganya. Indonesia sendiri juga menempuh hal yang sama melalui 2 kategori
vaksin yaitu melalui vaksin buatan sendiri dan vaksin Impor. Target pemerintah untuk
dapat memproduksi vaksin dalam negeri salah satunya vaksin merah putih (VMP) pada
2022 mendatang diperkirakan menjadi salah satu katalis positif bagi pergerakan neraca
dagang Indonesia ke depan. Kehadiran vaksin buatan dalam negeri ini akan menekan
impor dari sisi produk kesehatan.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada Komisi VII DPR RI
melaporkan bahwa riset Vaksin Merah Putih berbasis platform virus yang dimatikan
(inactivated virus) tengah dilakukan uji praklinis (clinical lots) dan akan dilanjutkan
dengan uji klinis fase 1-3. Diperkirakan Emergency Use Authority (EUA) untuk vaksin
yang dipelopori Universitas Airlangga ini akan dikeluarkan BPOM pada Maret 2022.
Selanjutnya vaksin dapat diproduksi massal bekerja sama dengan PT. Biotis
Pharmaceuticals. Selain itu dilaporkan juga saat ini BPOM tengah melakukan uji
praklinis Vaksin Merah Putih ini. Dalam Konsorsium Riset Covid-19, yang
dikoordinasikan BRIN, ada 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh
6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB,
Unair, dan UGM.
Badan POM juga mengawal penuh percepatan persiapan fasilitas pembuatan
Vaksin Merah Putih di PT Biotis Pharmaceutical Indonesia ini (Badan POM, 2021).
Persiapan tersebut dilakukan secara bertahap, dimulai dari fasilitas fill and finish dan
secara paralel mempersiapkan fasilitas upstream/downstream. Dalam hal ini,
pendampingan Badan POM kepada PT Biotis terkait penyiapan desain fasilitas, visitasi
untuk melihat gap assessment, asistensi, desk consultation, pelaksanaan inspeksi dan
penyelesaian  perbaikan/Corrective and Preventive Action (CAPA) untuk mendapatkan
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Badan POM senantiasa mendukung pengembangan vaksin Merah Putih dengan
melakukan pengawalan dan memberikan asistensi regulatori. Dengan demikian, vaksin
tersebut diharapkan dapat memenuhi aspek keamanan, khasiat, dan mutu yang
dipersyaratkan, sehingga direncanakan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat
(Emergency Use Authorization/EUA) dapat diberikan pada Semester-I Tahun 2022.
Pengembangan Vaksin Merah putih ini menunjukkan bukti sinergi dari kalangan
akademi, bisnis, dan pemerintah (Academic, Business, and Government/ABG), atau
yang dikenal sebagai “Triple Helix”. Sinergisme ini diperlukan dalam rangka
mendukung hilirisasi riset dan inovasi obat serta perkuatan industri farmasi nasional
untuk mewujudkan kemandirian obat dan vaksin dalam negeri.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian obat dan vaksin,
sebagaimana yang diamanatkan melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016
tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Dalam
penanggulangan pandemi COVID-19, intensitas vaksinasi terus ditingkatkan oleh
pemerintah Indonesia. Ketergantungan pada suplai dari luar negeri perlu diimbangi
dengan pemenuhan kebutuhan suplai dalam negeri agar segera tercapai sasaran
vaksinasi untuk terbentuknya herd immunity (imunitas masyarakat).
Untuk itu, Pemerintah berkomitmen, baik secara regulasi dan kebijakan
anggaran, untuk kemandirian obat dan vaksin. Peran industri farmasi swasta juga terus
didorong untuk ikut berperan dalam ekosistem Pengembangan dan Produksi Vaksin
Dalam Negeri. Dalam hal ini, Badan POM siap mengawal komitmen pemerintah untuk
menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, serta
mendukung industri farmasi baik pemerintah maupun swasta dalam mengembangkan
vaksin yang diproduksi oleh anak bangsa sendiri demi mewujudkan Indonesia Sehat dan
Indonesia Sejahtera.

Daftar Pustaka:

Badan POM RI (2021). Badan POM Serahkan Sertifikat CPOB kepada PT Biotis
untuk Dukung Produksi Vaksin Merah Putih.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/619/Badan-POM-Serahkan-
Sertifikat-CPOB-kepada-PT-Biotis--untuk-Dukung-Produksi-Vaksin-Merah-
Putih.html
Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Inman, P. (2020). A hundred years on, will there be another Great Depression? The
Guardian. https://www.theguardian.com/business/2020/mar/21/100-years-on-
another-great-depression-coronavirus-fiscal-response
Sari, H. P. (2020). Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini
Respons Jubir Pemerintah Artikel ini. Kompas.Com.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/11/20351811/indonesia-disebut-
berpotensi-jadi-episentrum-baru-covid-19-ini-respons-jubir

Anda mungkin juga menyukai