Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Persepsi Masyarakat Terkait Penerimaan Vaksin COVID-19

BIDANG KEGIATAN:

PKM-AI

Disusun oleh:

Angelina Margaretha Ardiani Farmasi (052111133203)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2022

1
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3

METODE .................................................................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 4

SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................... 5


SIMPULAN ................................................................................................................... 5
SARAN .......................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 6

2
ABSTRAK
Pada pertengahan tahun 2021,pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa akan ada
pemberian vaksin massal pada masyarakat secara bertahap. Pemberian vaksin bertujuan
mengurangi angka kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Tetapi beberapa masyarakat
menolak keputusan pemerintah ini. Mereka takut akan efek samping dari vaksin yang
diberikan. Sebenarnya,efek samping yang diterima separah yang dibayangkan. Tetapi
ketakutan ini menyebabkan beberapa masyarakat enggan untuk divaksinasi. Hal ini menarik
perhatian saya untuk mempelajari lebih dalam terkait persepsi masyarakat terhadap penerimaan
vaksin. Maka saya melakukan penelitian dengan mempelajari dokumen-dokumen terkait topik
yang saya teliti.
Kata kunci: Pemberian vaksin,COVID-19,Persepsi masyarakat.

BAB 1
PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 melanda Indonesia mulai Maret 2020. Pandemi ini pun tersebar
diberbagai negara di dunia. Pada 2 Maret 2020,ada 2 orang yang mengidap virus SARS Cov-
2. (Nuraini, 2020). Lalu,pandemi ini menyebar di daerah lain di Indonesia dan menjangkit
banyak orang. Pemerintah pun menerapkan kebijakan WFH (work from home). Tetapi
beberapa masyarakat merasa dirugikan dengan kebijakan itu. Terutama pekerja yang hanya
bisa bekerja di lapangan secara langsung. Akhirnya,pada pertengahan tahun 2020,new normal
pun diterapkan. Jadi beberapa kegiatan dapat dilaksanakan secara offline dengan menerapkan
protokol kesehatan.
Disamping itu, peneliti diseluruh dunia berlomba untuk menemukan vaksin COVID-19.
Indonesia juga ikut serta dalam upaya menemukan vaksin COVID-19. Berbagai vaksin pun
tercipta setelah melewati uji coba. Indonesia pada saat itu belum bisa menciptakan vaksin yang
aman dan dapat diproduksi secara massal. Pemerintah pun impor beberapa vaksin dari luar
negeri. Lalu pada pertengahan tahun 2021,pemerintah Indonesia melakukan vaksinasi massal
untuk seluruh masyarakat Indonesia. Vaksinasi ini bertujuan agar terbentuknya herd immunity
dalam tubuh. Vaksinasi ini dilakukan secara bertahap. Vaksinasi massal ini diharapkan dapat
menekan angka kenaikan kasus COVID-19.
Tetapi beberapa masyarakat tidak ingin divaksinasi. Salah satu alasannya ialah mereka takut
akan efek samping yang akan mereka terima setelah divaksinasi. Maka dari itu,saya melakukan
riset dengan mempelajari dokumen-dokumen mengenai persepsi masyarakat terhadap
penerimaan vaksin COVID-19 ini.

3
BAB 2
METODE

Metode yang saya gunakan ialah penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen terkait topik yang telah saya tentukan. Saya akan mempelajari artikel yang saya dapat
untuk mengetahui bagaimana perspektif masyarakat terkait penerimaan vaksin COVID-19.
Rangkuman dari artikel-artikel ini nanti akan membantu saya untuk mendalami topik yang saya
pilih.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa orang memang menolak untuk divaksin. Mereka takut akan efek samping dan
kefektifan vaksin yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka memiliki keraguan terhadap
vaksin yang akan diberikan kepada mereka.
Keragu-raguan yang muncul dari masyarakat disebabkan karena kurangnya informasi yang
memadai. Dalam menangani keragu-raguan vaksin COVID-19 yang meluas mengharuskan
adanya kolaborasi upaya pemerintah, pembuat kebijakan kesehatan, dan sumber media,
termasuk media sosial perusahaan yang direkomendasikan untuk membangun kepercayaan
vaksinasi COVID-19 dalam kalangan umum publik, melalui penyebaran pesan yang tepat
waktu dan sangat jelas melalui saluran advokasi terpercaya dalam keamanan dan kemanjuran
vaksin COVID-19 yang sudah tersedia saat ini. (Astuti et al., 2021:578)
Tetapi tidak sedikit masyarakat yang bersedia untuk divaksin. Puteri et al. (2021:545)
menyatakan bahwa masyarakat yang bersedia untuk divaksin percaya jika vaksinasi dapat
melindungi semua orang.
Sebenarnya,masyarakat yang menolak untuk divaksin akan menerima hukuman karena mereka
melanggar Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) Pasal 13 A ayat
(4).
Oleh karena itu,masyarakat perlu berpikir dua kali jika ingin menolak untuk divaksin.
Masyarakat sebaiknya tidak perlu khawatir akan efek samping yang akan diterima. Hal ini
dikarenakan,pemerintah telah menjamin jika kita mengalami efek samping setelah divaksin.
Hal ini terdapat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID 19). Pasal 15B yang berbunyi: “(1) Dalam hal terdapat kasus kejadian ikutan pasca
vaksinasi yang dipengaruhi oleh produk Vaksin COVID-19 berdasarkan hasil kajian kausalitas

4
sebagaimana dimaksud dalam pasal l5A ayat (3) dan kasus tersebut menimbulkan kecacatan
atau meninggal, diberikan kompensasi oleh pemerintah”. Dimana kompensasi sebagai
pertanggung jawaban negara pasca pelaksanaan vaksinasi COVID-19 itu dibagi menjadi dua.
Hal ini terdapat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID 19) Pasal 15 B ayat (2) dan (3): (2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa santunan cacat atau santunan kematian. Dan besaran kompensasi nya juga diatur dalam
Pasal 15 B ayat (3): Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, bentuk, dan nilai besaran untuk
kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan. (Ayunda et al., 2021:199)
Jadi,sebenarnya masyarakat tidak perlu khawatir akan efek samping dan efektivitas dari vaksin
yang akan diberi karena pemerintah telah menjamin didalam undang-undang. Disamping
itu,tidak sedikit masyarakat yang mendukung dilaksanakannya vaksinasi massal. Dengan
semua alasan tersebut,masyarakat bisa lebih yakin untuk divaksin.

BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN
Persepsi masyarakat terhadap penerimaan vaksin COVID-19 terbagi menjadi 2 kubu. Kubu
pertama ialah masyarakat yang bersedia untuk divaksin dan kubu kedua ialah masyarakat yang
menolak untuk divaksin. Masyarakat yang menolak untuk divaksin melakukan hal tersebut
karena mereka ragu akan efek samping dan efektivitas dari vaksin yang diberikan. Walaupun
sebenarnya mereka tidak perlu khawatir karena pemerintah akan menjamin keselamatan kita
jika kita terkena efek samping dari vaksin COVID-19 yang diberikan.

4.2 SARAN
Disini saya mengharapkan pemerintah dan tenaga kesehatan bekerjasama untuk mengedukasi
masyarakat terkait pentingnya vaksinasi COVID-19 serta memberi kepercayaan kepada
mereka bahwa keselamatan mereka dijamin pasca vaksinasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, R. (2020, Maret 2). Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan Panik. Retrieved
January 9, 2022, from Indonesia.go.id: https://indonesia.go.id//narasi/indonesia-dalam-
angka/ekonomi/kasus-covid-19-pertama-masyarakat-jangan-panik?lang=1

Astuti, N. P., Nugroho, E. G. Z., Lattu, J. C., Potempu, I. R., & Swandana, D. A. (2021).
Persepsi Masyarakat terhadap Penerimaan Vaksinasi Covid-19: Literature Review. Jurnal
Keperawatan, 13(3), 569-580.

Puteri, K. E., Wiranti, K., Ziliwu, Y. S., Elvita, M., Frare, D. Y., Purdani, R. S., & Niman, S.
(2021). Kecemasan Masyarakat akan Vaksinasi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ):
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 9(3), 539-548.

Ayunda, R., Kosasih, V., & Disemadi, H. S. (2021). Perlindungan hukum bagi masyarakat
terhadap efek samping pasca pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Indonesia. NUSANTARA:
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(3), 194-206.

Anda mungkin juga menyukai