Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit Corona virus 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi yang sedang
menjadi pademi global. Pada tahun 2020, jutaan orang mengalami jatuh sakit dan
meninggal akibat penyakit ini setiap harinya. Di antara kasus yang dikonfirmasi, tingkat
kematian covid-19 sekitar 2,6%. Dibandingkan dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) 9,60% (November 2002 hingga Juli 2003) dan Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) 34,4% (April 2012 hingga November 2019), Angka
kematian seringkali rendah. Cara penularannya terutama melalui tetesan dan kontak
pernapasan.setiap orang biasanya rentan terhadap virus ini (Deng and Peng, 2020).

Covid-19 saat ini menjadi masalah yang serius di seluruh dunia, dan jumlah
kasusnya meningkat setiap hari. Menyerang semua orang, tanpa memandang usia atau
jenis kelamin, dianggap sebagai pandemi global. Kasus COVID-19 kian menyebar dan
membuat World Health Organization (WHO) mengumumkan secara resmi bahwa
adanya peningkatan status dari epidemi ke pandemi pada tanggal 11 maret 2020.
Penetapan pandemi sendiri mempertimbangkan apabila suatu penyakit bersifat menular
dan menyebar kebanyak wilayah atau negara (Abdillah 2020-14).

Indonesia adalah salah satu negara yang terkonfirmasi COVID-19. Pada 2 maret
2020, Indonesia melaporkan 2 kasus terkonfirmasi COVID-19. Berawal dari kasus
tersebut, jumlah kasus masyarakat Indonesia yang terinfeksi virus corona semakin
bertambah setiap harinya, sampai dengan tanggal 13 juli 2021, kasus COVID-19 di
indonesia sudah mencapai 2.615.529 kasus konfirmasi dengan jumlah kematian akibat
COVID-19 adalah sebesar 68.219 kasus (2,6%). Indonesia merupakan negara dengan
tingkat kasus konfirmasi tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020b).

1
Kasus COVID-19 yang kian hari kian meningkat membuat pemerintah indonesia
harus menerapkan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus positif COVID-19 di
indonesia salah satunya adalah dengan upaya preventif berupa kebijakan vaksinasi.
Vaksinasi merupakan harapan terbaik untuk menekan penularan virus corona
(Makarim,2021). Vaksinasi di istilahkan sebagai upaya pemberian vaksin kepada
spesimen yang dapat merangsang terbentuknya sebuah sistem imunitas dalam tubuh
dimana jika vaksinasi dilakukan secara massal kepada masyarakat, maka dapat
terbentuknya kekebalan imun masyarakat kelompok atau herd immunity (Rahman,2021-
82). Jika membiarkan herd immunity terjadi secara alami, maka akan membutuhkan
waktu yang amat lama dan tentu saja akan menimbulkan banyak korban jiwa. Maka
WHO dan pakar kesehatan global lainnya menargetkan herd immunity melalui vaksinasi.
Soumya Swaminathan, Ketua ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
dibutuhkan setidaknnya 60 hingga 70% dari populasi untuk membentuk herd immunity
agar benar-benar bisa memutuskan penularan (Makarim,2021).

Pada perkembangan penagganan COVID-19 diberbagai dunia, terdapat sejumlah


penelitian dalam rangka pembuatan vaksin maupun obat untuk mengatasi COVID-19.
Khusus berkaitan dengan vaksin, terdapat sejumlah merek vaksin untuk COVID-19 yang
telah dibuat. Indonesia menggunakan sejumlah merek vaksin dalam rangka penangganan
COVID-19 di Indonesia. Rinciannya adalah 3 juta dosis yang sudah tiba di tanah air
( per 6 januari 2021) di tambah 122,5 juta dosis lagi dari Sinovac, kemudian dari
Novavax sebanyak itu 50 juta dosis, dari COVAX/Gavi sejumlah 54 juta dosis, dari
AstraZeneca 50 juta dosis dari Pfizer sejumlah 50 juta dosis vaksin. Total vaksin yang
dipesan adalah 329,5 juta Dosis vaksin COVID-19.1

Di tingkat masyarakat, terjadi pro dan kontra terkait pelaksanaan vaksinasi di


Indonesia. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah vaksinasi untuk masyarakat
merupakan hak ataukah kewajiban. Pemerintah melalui Wakil Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia menyampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 merupakan bagian dari
1
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia,” Vaksinasi Segera Dimulai, Presiden: 329,5 Juta Dosis Vaksin
COVID-19telah Dipesan”,2021 Dikutip Dari Laman Resmi Secretariat Cabinet Republic Indonesia,
Https://Setkab.Go.Id/Vaksinasi

2
kewajiban seluruh warga Negara untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Namun
sejumlah aktivis pada bidang Hak Asasi Manusia tegas menyatakan bahwa menolak
vaksin adalah hak asasi rakyat.2

Selain itu masyarakat juga mempertanyakan efikasi dan efektivitas dari vaksin
COVID-19 tersebut dengan dalih seperti tidak efektif, isu konspirasi, menimbulkan efek
samping termasuk aspek kehalalannya telah dinyatakan suci dan halal oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI).3

Vaksinasi COVID-19 sudah menjadi kewajiban sebagai tertuang dalam Peraturan


Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 99 Tahun 2020 Tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pasal 13A
ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang yang telah di tetapkan sebagai sasaran
penerima vaksin COVID-19 berdasarkan pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib mengikuti Vaksinasi COVID-19. Selanjutnya pada Pasal 13A ayat(4)
tercantum bahwa setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin
COVID-19 yang tidak mengikuti vaksinasi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dikenakan sanksi administratif, berupa penundaan atau penghentian pemberian
jaminan sosial atau bantuan sosial, penundaan atau penghentian layanan administrasi
pemerintahan, dan/atau denda.

Masih banyak masyarakat yang meremehkan virus corona dan tidak menerapkan
protokol kesehatan sesuai aturan yang dibuat oleh pemerintah, sehingga resiko penularan
COVID-19 semakin meningkat. Oleh sebab itu, tidak hanya perlu melakukan intervensi
dalam pelaksanaan prosedur kesehatan, tetapi juga perlu segera dilakukan tibdakan
intervensi lain yang efektif untuk memutuskan penyebaran penyakit, yaitu melalui upaya
Vaksinasi (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Vaksin tidak hanya melindungi mereka

2
Law Justice,”Natalius Pigai: Menolak Vaksin Adalah Hak Asasi Rakyat!”,2021, Dikutip dari laman
https://www.law-justice.co
3
Majelis Ulama Indonesia., “Komisi Fatwa MUI Pusat Menetapkan Vaksin Covid-19 Produksi Sinovac
Halal Dan Suci”,2021, dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia, https://mui.or.id

3
yang melakukan vaksinasi namun juga melindungi masyarakat luas dengan mengurangi
penyebaran penyakit dalam populasi. Pengembangan vaksin yang aman dan efektif
sangat penting dilakukan karena diharapkan dapat menghentikan penyebaran dan
mencegah penyebaran penyakit di masa mendatang. Selain itu, karena virus menyebar
dengan sangat cepat maka diperlukan vaksin yang dapat diterapkan dalam waktu singkat
sehingga dapat meminimalisir dampaknya (Sari IP,2020).

Vaksin COVID-19 merupakan salah satu terobosan pemerintah untuk melawan


dan me nanggani COVID-19 yang ada di dunia khususnya di Negara Indonesia. Tujuan
dari Vaksinasi COVID-19 adalah untuk mengurangi penyebaran COVID-19,
menurunkan angka kematian yang di sebabkan oleh COVID-19, mencapai kekebalan
dan melindungi masyarakat dari covid-19, sehingga dapat menjaga masyarakat dan
perekonomian (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Meski begitu, tidak bisa dipungkiri
masih banyak kelompok masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Dikarenakan kekhawatiran tentang peningkatan kematian dan korban akibat vaksin. Hal
ini disebabkan karena di khawatirkan tubuh tidak pandai menanggani vaksin dan justru
akan menyerang orang yang telah divaksinasi yang berujung pada penyakit dan kematian
(Enggar Furi H, 2020).

Dari kebijakan vaksinasi, Pemerintah berupaya untuk melaksanakan kebijakan


vaksinasi yang menciptakan herd immunity. Namun, hingga September 2021, Indonesia
belum mencapai target dalam memenuhi sasaran penerimaan vaksin serta belum dapat
menciptakan hert imunity. Untuk sasaran penerima vaksin di indnesia sendiri sebanyak
208.265.720 jiwa per 29 September 2021, terdapat43,39% yang sudah melakukan vaksin
tahap satu, dan 23,34% yang sudah melakukan vaksin tahap dua (Kementrian Kesehatan
RI, 2021).

Di kabupaten aceh selatan jumlah orang yang positif COVID-19 di seluruh


Kabupaten Aceh Selatan telah mencapai 927 orang sedangkan yang meninggal akibat
virus corona sebanyak 79 orang, dan 1 positif aktif ( masih aktif), serta 847 orang di
nyatakan sembuh(25/1/2022).

4
Grafik Perkembangan Kasus Kumulatif Virus Corona Di Kabupaten Aceh Selatan

Sumber m.andrafarm.Com.

Penerimaan vaksin di aceh khususnya di kabupaten aceh selatan juga masih


rendah masih dibawah 50%(Dinkes aceh provinsi). Kabupaten aceh selatan juga sudah
menggelar Vaksinasi massal yang berlangsung di halaman Mesjid Agung Istiqomah
Tapaktuan pada hari selasa bulan maret tahun 2021, vaksinasi ini ditujukan kepada pubik
dan anggota kodim 0107 dan personil polres beserta untuk umum lainnya. Adapun yang
divaksin khusus untuk umum dari usia 18 tahun sampai usia 59 tahun, lansia umur 60
tahun ketas.

Rakhmat (Awanis & Adiyanti,2020:136) menjelaskan bahwa komunikasi dapat


efektif apabila penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya seperti yang
dimaksudkan pengirimnya. Collin Cherry (1964) dalam (Permadi, 2018: 525)
mendefenisikan komunikasi sebagai “usaha untuk membuat satuan social dari individu
dengan menggunakan bahasa atau tanda. Psikologi mengarahkan perhatiannya pada
perilaku manusia mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan
terjadinya perilaku tersebut.

5
Komunikasi yang membahas tentang persepsi tentunya juga akan mengkaji
dalam hal psikologi. Pada dasarnya bahwa menurut Fisher ( Permadi, 2018:525)
psikologi melihat pada perilaku individu komunikan. Fisher menyebut empat ciri
psikologi pada komunikasi, yaitu:(1) Penerimaan stimuli secara indrawi, (2) Proses yang
mengentarai stimuli dan respon,(3) Prediksi respond an (4) peneguhan respon.

Pada dasarnya komunikasi pemerintahan merupakan wadah bagi pemerintahan


untuk menyampaikan ide, gagasan, dan produk dari pemerintahan kepada masyarakat,
namun di sisi lain juga dapat dijadikan ruang bagi masyarakat dalam hal menyampaikan
ide, gagasan, serta saran dan keluhan yang terjadi di lingkup masyarakat. Dalam
praktiknya pemerintahan memegang peranan penting dalam komunikasi pemerintahan.
Pemerintahan memiliki kewenangan sekaligus bertanggung jawab untuk
mempertimbangkan, bahkan merespon keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan
aturan dan ketentuan yang berlaku.

Peran komunikasi pemerintahan memiliki pengaruh yang positif terhadap


efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan khususnya di seluruh daerah, salah
satunya yaitu pemeliharaan hubungan. Ketika pemerintahan memiliki komunikasi yang
baik dengan masyarakat, hal tersebut pun dapat menjadi alat pemerintahan dalam
menyampaikan pelaksanaan vaksinasi covid-19 kepada masyarakat terkuhusnya
masyarakat Meukek Kabupaten Aceh Selatan.

Dalam peraturan menteri kesehatan RI NO 10 Tahun 2021 pada Pasal 33 ayat 5


kerja sama sebagaimana yang dimmaksud pada ayat 1dan ayat 2 meliputi: (a) dukungan
penyediaan tenaga kesehatan,(b) tempat Vaksinasi COVID-19,(c) logistik /transportasi,
(d) gudang dan alat penyimpanan vaksin COVID-19 termasuk buffer persediaan/stok
piling, (e) keamanan dan atau, (f) sosialisasi dan penggerakan masyarakat.

Tujuan komunikasi pada umunya adalah untuk mempengaruhi. Membentuk


pendapat atau merubah perilaku komunikan. Berlo (1960) sebagaimana di kutip Hasan
(2010) mengemukakan tujuan komunikasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni aspek
yang bersifat umum dan aspek spesifik. Tujuan komunikasi dilihat secara umum

6
meliputi hal-hal berikut: (1) informative, (2) persuasive, (3) entertainment. Sedangkan
tujuan komunikasi yang bersifat spesifik sebagai berikut: suatu kondisi yang tidak
kontraktif secara logika, Berpusat pada prilaku yang diekpresikan dalam pengertian
perilaku manusia, cukup relavan bagi kita untuk dapat menghubungkannya dengan
prilaku komunikasi yang actual, Konsten dengan cara orang-orang berkomunikasi. Dari
pengertian komunikasi secara umum dan spesifik, dapat disimpulkan bahwa tujuan
komunikasi pada hakekatnya adalah mencapai pengertian bersama antara komunikator
dengan komunikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat Mengenai Vaksinasi COVID-19 di Kecamatan


Meukek Kabupaten Aceh Selatan ?

2. Bagaimana Komunikasi pemerintah di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan


Mengenai Vaksinasi COVID-19?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi masyarakat mengenai Vaksinasi
COVID-19 di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan Bagaimana Komunikasi pemerintah di


Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan Mengenai Vaksinasi COVID-19

7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan
masukan sebagai bahan kajian dalam program peningkatan mutu pelayanan terutama
untuk menambah informasi mengenai pemahaman kepada masyarakat tentang vaksin
COVID-19.

2. Manfaat Praktif

Manfaat Praktif dari penelitian ini adalah untuk menampilkan gambaran kepada
masyarakat, pemerintah, dan stakeholders lainnya terhadap sumber informasi serta
pengetahuan yang dapat menambah wawasan tentang pemahaman masyarakat terhadap
vaksin COVID-19 di Kecamatan Meukek Kabupateh Aceh Selatan.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan perbandingan untuk menghindari
anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka peneliti mencantumkan hasil-hasil
penelitian terlebih dahulu sebagai berikut:

Tabel Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL SKRIPSI/ HASIL PENELITIAN


JURNAL
1 Jeki Peran komunikasi Hasil menunjukkan bahwa
rondonuwo pemerintahan dalam pemerintahan belum secara rutin
(2020) menyosialisasi prosedur dalam menyosialisasi prosedur
tetap (protap) kesehatan tetap kesehatan yang di
pandemic sampaikan pemrintahan
kecamatan dumaga timur
2 Rahman Vaksinasi massal Hasil menunjukkan bahwa
(2021) COVID-19 sebagai peneliti terdahulu menganggap
sebuah upaya masyarakat ajuran terhadap upaya vaksinasi
dalam melaksanakan COVID-19 merupakan sebuah
kepatuhan hukum langkah positif dan menekan
angka pertumbuhan virus dan
dinilai memiliki manfaat yang
akan membawa masyarakat
terbebas dari virus dengan
meningkatkan kekebalan tubuh
3 Siti Fatimah, Pengaruh komunikasi Hasil menunjukkan terdapat
Aqida Nuril pemerintah terhadap pengaruh komunikasi

9
Salma (2021) persepsi masyarakat pemerintah terhadap persepsi
mengenai penangganan masyarakat berdasarkan data
sampah di kabupaten hasil uji menunnjukkan variable
bandung x yaitu komunikasi pemerintah
tersebut berpengaruh terhadap
persepsi. Adapun besarnya
pengaruh komunikasi
pemerintah (X) terdapat persepsi
masyarakat (Y) mengenai
penangganan sampah
dikabupaten bandung
berdasarkan hasil uji sebesar
61,4% dan sisanya di pengaruhi
dari factor lain.
4 Zisi lioni Persepsi masyarakat Hasil analisis menunjukkan
argista terhadap vaksin COVID- bahwa terdapat hubungan yang
(2021) 19 di Sumatera barat segnifikan antara pengetahuan
mengenai vaksin covid-19,
kesediaan untuk di vaksin, status
pendidikan dan status
pernikahan dengan persepsi
masyarakat terhadap vaksin
covid-19 di sumatera selatan.
Sedangkan untuk umur, jenis
kelamin,tradisi, pekerjaan,
keamanan vaksin, status
ekonomi, riwayat penyakit tidak
menular dan riwayat covid-19
tidak terdapat hubungan dengan
persepsi masyarakat terhadap

10
vaksin covid-19 di sumatera
selatan.

Dari beberapa hasl penelitian diatas terdapat kesamaan dan perbedaan dengan
penelitian penulis yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jeki Rondonuwu (2020)

Penelitian penulis memiliki persamaan yang dilakukan oleh jeki


Rondonuwu, yaitu sama-sama membahas mengenai komunikasi pemerintah
dalam penangganan covid-19.

Sedangkan perbedaan antara keduanya adalah penelitian pertama


memiliki judul peran komunikasi pemerintahan dalam menyosialisasi prosedur
tetap (protap) kesehatan pandemi, berbeda dengan penelitian penulis yang
memiliki judul Pengaruh Komunikasi Pemerintah Terhadap Persepsi Masyarakat
Mengenai Vaksinasi COVID-19 Di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh
Selatan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2021)

Persamaan penelitian adalah membahas kajian tentang vaksinasi sebagai


salah satu upaya pencegahan dan upaya meminimalisir virus COVID-19 dan
membahas polemik pro kontra terkait dari sudut pandang hokum di tinjau dari
teori kepatuhan (obedience law) dan pembangkangan (disobedience law) dalam
menyikapi kebijakan vaksinasi COVID-19 dimana penelitian dahulu
menggungkapkan bahwa vaksinasi massal merupakan keharusan yang harus
dipenuli.

Sedangkan penelitian penulis membahas tentang pengaruh komunikasi


pemerintah terhadap persepsi masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19 di
Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan.

11
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah dkk (2021)

Persamaan dalam kajian ini adalah membahas tentang kajian komunikasi


pemerintahan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam penilaian persepsi
masyarakat mengenai penanganan sampah di Kabupaten Bandung. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif, dan analisis
regeresilinier sederhana.

Sedangkan penelitian penulis tentang pengaruh komunikasi peemrintah


terhadap Persepsi masyarakat mengenai Vaksinasi COVID-19 di Kecamatan
Meukek Kabupaten Aceh Selatan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Zisi lioni argista (2021)


Persamaan penelitian adalah membahas persepsi masyarakat terhadap
vaksin covid-19. Pengetahuan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
vaksin covid-19 dengan memeberikan informasi yang menyeluruh bagi
masyarakat.
Sedangkan penelitian penulis tentang pengaruh komunikasi pemerintah
terhadap persepsi masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19 di Kecamatan
Meukek Kabupaten Aceh Selatan.

12
2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Komunikasi Pemerintah


Pemerintah sebagai pengarah dan administrasi yang memiliki wewenang
atas kegiatan masyarakat dalam sebuah Negara. Menurut suhady di kutip oleh
(Kawengian, 2017), pemerintah (Government) ditinjau dari penegrtiannya adalah the
authoritative rirection and administration of the affairs of men/women in a nation state,
city,ect. Dalam bahasa Indonesia sebgai pengarahan dan administrasi yang berwenang
atas kegiatan masyarakat dalam sebuah Negara, kota dan sebagainya. Pemerintahan
dapat juga di artikan sebagai governing body of a nation , state, city, ect yaitu lembaga
atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan Negara, Negara bagian, atau kota dan
sebagianya.

sebagai aktor yang memerankan peran utama dalam persoalan kebijakan yang
dibuat untuk masyarakat. Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi
pemerintah. Komunikasi dianggap sebagai jantung sebuah organisasi. Tanpa adanya
komunikasi dalam suatu organisasi, maka tidak aka nada kehidupan atau aktivitas yang
bisa kita lakukan dengan baik. Komunikasi pemerintah memiliki dua bentuk yaitu
komunikasi pemerintah internal dan komunikasi pemerintah eksternal. Komunikasi
pemrintah internal lebih merupakan komunikasi untuk hubungan dalam soal pekerjaan
karena didalamnya terdiri dari seluruh aparatur pemerintah (Siti Fatimah dkk 2021).

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan


menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa defenisi
mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya terdapat bermacam-macam jenis
pemerintahan di dunia. Komunikasi yang dilakukan pemerintah penting dilakukan agar
masyarakat mengetahui bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah hanya akan
berhasil apabila mendapat dukungan dan partisipasi sepunuhnya dari masyarakat (Siti
Fatimah dkk 2021).

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa


orang,kelompok,organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan

13
informasiagar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umunya komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
(Iswahyudi, 2017).

Komunikasi menurut Berlo dikutip oleh (Hasan, 2010) bahwa dalam bukunya
communication process mengemukakan komunikasi sebagai “suasana yang penuh
keberhasilan jika penerima pesan memiliki makna yang sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh sumber atau komunikator”. Sedangkan Myers & Myers, (1982:XV)
mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi sebagai “titik pusat kekuatan yang
menyatukan di antara yang berbeda sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan
karenanya mereka akan bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir”.

Erliana Hasan (2005) menyebutkan bahwa komunikasi pemerintahan adalah


penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan Negara. Komunikasi pemerintah sering disebut juga sebagai
komunikasi politik. Komunikasi politik dilihat dari dua di mensi, yaitu sebagai kegiatan
politik dan sebagai kegiatan ilmiah. Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan
penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh actor-aktor politik kepada pihak
lain. Kegiatan tersebut bersifat emperis karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan
social. Sementara itu, komunikasi politik sebagai kegiatan ilmiah melihat komunikasi
politik merupakan salah satu kegiatan politik dalam system politik. (Hariyanto, 2010).

Seperti yang dikemukakan hasan dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan yang


di kutip oleh (Munandar, 2016), “ Esensi komunikasipemerintahan adalah menjamin
berjalannya fungsi pemerintahan melalui keterampilan berkomunikasi, terkait
kepentingan masyarakat untuk mencapai tingkat kesejahteraan hidup sebaik baik nya
dengan tidak merugikan pihak manapun. Dalam kondisi demikian, komunikasi
pemerintahan menjadi sesuatu keniscayaan agar arus informasi, media komunikasi, dan
perubahan social yang terjadi dapat memberikan nilai manfaat serta berkolerasi
signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

14
Aparatur pemerintah harus mampu mengomunikasikan setiap yang ingin
disampaikan berkenaan dengan pemerintahan. Seluruh aparatur sipil Negara
harusmemahami karakteristik komunikasi pemerintahan antara lain menyadari
pentingnya komunikasi, memiliki komitmen pada komunikasi dua arah. Penekanan pada
bentuk komunikasi tatap muka, memperlakukan komunikasi sebagai proses
berkelanjutan, transparansi dan keterbukaan menjadi tujuan bersama dalam mencapai
visi,misi, program dan strategi. Perkembangan teknologi telah mengubah persepsi
tentang pendayagunaan teknologi informasi. Teknologi informasi penting untuk
mendukung terlaksananya komunikasi pemerintahan yang efektif, efesien, berkeadilan,
dan akuntabel serta memungkinkan banyak layanan dilakukan tanpa terkait ruang dan
waktu ; mampu menebus sekat-sekat organisasi; sebagai kumpulan system informasi
untuk mengelola data dan informasi. (Tasik, 2020).

Strategi komunikasi mencakup segala sesuatu yang di butuhkan untuk


menjalankan program komunikasi kepada khalayak sasaran guna mencapai tujuan yang
diharapkan. Strategi komunikasi dalam program komunikasi membutuhkan suatu cara
yang cocok agar tujuan dari program tercapai. Berbagai riset menunjukkan, keberhasilan
program pemerintah bergantung pada komunikasi yang dijalankan. Hallahan (2017) dan
sandhu (2009) menyatakan bahwa komunikasi dalam program itu bersifat si sengaja,
oleh organisasi atau institusi. Strategi komuniksi yang disengaja dari suatu organisasi
atau institusi tersebut membutuhkan actor dan tujuan, actor sebagai pengambilan
keputusan dan pelaksana program, dan tujuan sebagai sebuah tolak ukur capaian yang
rasional dan di sengaja, dalam sebuah strategi komunikasi. (Widodo,2020)

Pemerintah dalam menyampaikan program dan kebijaksanaannya menggunakan


komunikasi yang merupakan kombinasi dari semua elemen komunikasi. Berdasarkan
elemen tersebut, Cangara (2013) dikutip dalam (Simbolon, 2018), mengatakan bahwa

15
strategi perencanaan komunikasi dapat dijalankan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Menetapkan Komunikator sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi.


Harus kaya ide, serta penuh daya kreativitas.
2. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak, yaitu masyarakat
sebagai sasaran program komunikasi. Masyarakat menentukan berhasil
tidaknya suatu program.
3. Menyusun pesan yang di sesuaikan dengan program yang mau disampaikan.
Pesan bersifat informative, persuasive & mendidik.
4. Memilih media dan saluran komunikasi.UNESCO memberikan petunjuk
bahwa dalam melakukan pemilihan media komunikasi, perlu memperhatikan
hal-hal berikut:sumber daya komunikasi yang tersedia; pemilikan media di
kalangan masyarakat sasaran dan terjangkau tidaknya pesan yang akan
disampaikan.

2.2.2 Persepsi
1. pengertian persepsi

Pengertian persepsi dalam kamus ilmiah adalah pengamatan, penyusunan


dorongan- dorongan dalam kesatuan-kesatuan, hal mengetahui, melalui indera,
tanggapan (indera) dan daya memahami.4 Oleh karena itu, kemampuan manusia untuk
membedakan pengelompokkan dan memfokuskan yang ada di lingkungan mereka
disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisikan pengamatanatau persepsi.5

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh suatu penginderaan yaitu
merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
resetornya. Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa defenisi persepsi
menurut pakar psikologi antara lain sebagai berikut:

4
Pitus APartanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah popular (Surabaya:2001), hal. 591
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengentar Psikologi, (Jakarta:1976),hal. 39.

16
Psikologi social dapat menjelaskan bagaimana staf tidak resmi dapat menentukan
keputusan dalam kebijaksanaan pelayanan dan kenegaraan, bagaimana sikap (attitude)
dan harapan (expectation) masyarakat dapat melahirkan tindakan-tindakan serta tingkah
laku yang berpegang teguh pada tuntutan-tuntutan social (conformity), bagaimana
motivasi kerja dapat ditingkatkan sehingga memperbanyak produksi kerja melalui
penanaman penghargaan terhadap waktu dan usaha.

Menurut pendapat Kartino Kartono, persepsi adalah pengamatan secara global,


belum disertai kesadaran, sedang subjeknya dan objeknya belum terbedakan satu dari
lainnya (baru ada proses yang memiliki tanggapan).6

Sedangkan menurut Biwo Walgito, persepsi adalah pengorganisasian,


penginterpretasian, terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri.7

Persepsi adalah sekumpulan tindakan mental yang mengatur implus-implus


sensorik menjadi suatu pola bermakna. Kemampuan persepsi adalah sesuatu yang
sifatnya bawaan dan berkembang pada masa yang sangat dini. Meskipun kebanyakan
kemampuan persepsi bersifat bawaan, pengalaman juga memainkan peranan penting.
Kemampuan bawaan tidak akan bertahan lama karena sel-sel dalam saraf mengalami
kemunduran, berubah, atau gagal membentuk jalur syaraf yang layak. Secara
keseluruhan kemampuan persepsi kita ditanamkan dan tergantung pada pengalaman.8

Sedangkan menurut Leavitt, persepsi dalam arti sempitialah penglihatan,


bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau
pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.9 Hal
tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam
memandang dunianya. Persepsi juga bisa berarti analisis mengenai cara
mengintegrasikan penerapan kita. Terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-
6
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2008),
hal.24.
7
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta:1994), Hal 53.
8
Carol Wade Dan Carol Travis, Psikologi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), Hal. 193.
9
Harold J Leavitt. Psikologi Manajemen,(Jakarta: Penerbit Erlangga , 1986), Hal.63

17
kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Sebagai
contoh dapat dilihat bagaimana seseorang yang tidak dapat melihat, akan lebih banyak
menggunakan imajinasinya dalam membentuk sebuah persepsi atas objek yang
dipegang, diraba, dicium.

Dari defenisi tersebut dapat kita lihat bahwa persepsi merupakan suatu proses
mengenali dan mengetahui objek atau kejadian berdasarkan pengalaman yang di peroleh
dengan bantuan indrawi dan melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman
terhadap satu peristiwa atau objek.

2. pemahaman tentang persepsi

Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman


terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi suatu proses
yang ada pada manusia untuk mengetahui atau mengenali dunia dan isinya melaluipanca
indra, sedangkan persepsi terjadi bila ada orang lain yang terlibat baik secara langsung
atau tidak langsung dalam proses pemahaman terhadap lingkungan sekitarnya.

Hal ini mencakup perilaku, pembentukan kesan-kesan terhadap orang lain,


bagaimana kita mengevaluasi karakteristik orang lain, pembentukan sterotype, gangguan
komunikasi dan sebagainya. Jadi pada hakikatnya persepsi itu adalah cara-cara individu
berpikir tentang orang lain. Ketika individu berinteraksi dengan orang lain, maka hal itu
berarti proses persepsi sedang berlangsung.

Dalam melakukan hal itu ada beberapa prinsip persepsi yang perlu diketahui:
pertama persepsi yakni selectivity (penseleksian stimulus). Mengapa kita harus
melakukan seleksi, ketika sedang mempersepsikan keadaan sekeliling? Merupakan
sesuatu hal tidak mungkin menampung (melihat,mendengar,merasakan,membaui dan
mencicipi) segala rangsangan yang ada di sekeliling kita. Agar bisa mempersepsikan
dengan baik maka individu harus melakukan seleksi rangsangan sehingga perhatiannya
hanya tertuju pada elemen rangsangan tertentu saja.10

10
Sugeng Sejati, Psikologi Social Suatu Pengantar (Yogyakarta:2012), Hal. 74-75.

18
2.3 Defenisi Operasional Konsep

2.3.1 Vaksinasi COVID-19


Program vaksinasi COVID-19 mulai dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 13
januari 2021 dimana presiden Joko Widodo adalah orang pertama yang divaksin. Sendiri
merupakan produk biologi yang berisi antigen yang bila diberikan kepada seseorang
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu
(kementerian Kesehatan RI, 2020). Vaksin mengokomodasi di dalam tubuh untuk
menciptakan antibody yang berfungsi menjaga dari penyakit. Upaya pencegahan melalui
pemberian program vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya,
apabila di bandingkan dengan upaya pengobatan (kementerian Kesehatan RI, 2020).

Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/Menkes/12758/2020 tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanaan
vaksinasi Corona virus disease (COVID-19) menetapakan jenis vaksin corona virus
Disease 2019 (COVID-19) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca,
China National Phamaceutical Group Corporation (Sinopham), Moderna, Novavax Inc,
Pfier Inc. and BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd, sebagai jenis vaksin
COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.

Tahapan pelayanan vaksinasi COVID-19 berdasarkan Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2020 tentang pelaksanaan Vaksinasi
Dalam Rangka Pengulangan Pandemi Corona Disease 2019 (COVID-19) Pasal 27 yaitu:

a. Perencanaan

19
Perencanaan meliputi pemetaan sasaran, ketersediaan tenaga pelaksana,
fasilitas pelayanan kesehatan, jadwal pelaksanaan, jumlah, jenis jadwal
Vaksin COVID-19, dan logistic lainnya.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan meliputi ketersediaan tenaga pelaksana, tempat, vaksin COVID-
19, standar operasional prosedur, sarana rantai dingin, manajemen logistic,
alat pelindung diri, manajemen limbah, dan pencatatan dan pelaporan.
c. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pasca
pelaksanaan, termasuk surveilans Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-
19.

Tempat pelayanan vaksinasi COVID-19 berdasarkan Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) Pasal 16 meliputi:
a. Pukesmas, pukesmas pembantu, dan pos pelayanan Vaksinasi COVID-19;
b. Klinik;
c. Rumah sakit, dan /atau
d. Unit pelayanan kesehatan di kantor Kesehatan Pelabuhan.

Tim pelaksana vaksinasi COVID-19 berdasarkan Keputusan Direktur


Jendral Pencegahan dan pengendalian penyakit Nomor
HK.02.02/4/1/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi
dalam rangka penaggulangan Pandemi Corona Disease 2019 (COVID-19)
yaitu:

a. Bidang Perencanaan;
b. Bidang Vaksin, Logistik, Dan Sarana Dan Prasarana;

20
c. Bidang Pelaksanaan
d. Bidang Komunikasi,Advokasi, Dan Pemberdayaan Masyarakat;
e. Bidang Monitoring Dan Evaluasi.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia No.84 Tahun


2020 Tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Disease 2019 (COVID-19) Pasal 8 Ayat (4) telah di
tetapkan kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19 sebagai berikut:

a. Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan, Tenaga Penunjangyang


Bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republic Indonesia, aparat hokum, dan petugas
pelayanan public lainnya;
b. Tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat
daerah kecamatan, perangkat desa, dan perangkat rukun tetangga /rukun
warga;
c. Guru /tenaga pendidik dari PAUD/TK/ SD. SMP, SMA, atau
setingkat/sederajat, dan penggunaan tinggi.;
d. Aparatur kementerian/ lembaga, aparatur organisasi perangkat pemerintah
daerah, dan anggota legislatif;
e. Masyarakat rentan dari aspek geospasial,social, dan ekonomi; dan
f. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya.

Pada Pasal 9 ayat (2) tercantum bahwa perioritas wilayah penerima


vaksin COVID-19 berupa wilayah provinsi/kabupaten/kota yang memiliki
jumlah kasus konfirmasi COVID-19 tinggi dan wilayah
provinsi/kabupaten/kota dengan pertimbangan khusus.

Alur pelaksanaan vaksinasi COVID-19 menurut keputusan direktur jenderal


pencegahan dan pengendalian penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang Petunjuk

21
Teknis Pelaksanaan Vasinasi dalam rangka penanggulangan pandemic Corona disease
2019 (COVID-19).

Alur pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4


Pendaftaran (disarankan >1 meja, (disarankan > 1 meja, Pencatatan
dan verifikasi sesuaikan dengan sesuaikan dengan
data jumlah tenaga jumlah tenaga Petugas
kesehatan yang ada) kesehatan yang ada, di mempersiapkan
dalam ruangan dengan sasaran untuk
Skrining Anamnesa tetap menerapkan menunggu 30
dan pemeriksaan protocol kesehatan) menit (Antisipasi
fisik sederhana pemberian vakisin Apabila ada KIPI)

Edukasi vaksinasi Sasaran diberikan


COVID-19 kartu vaksinasi
dan penanda
edukasi
pencegahan
COVID-19
Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor HK.02.02/4/1/2021

22
2.4. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran yang menjadi landasan dari penyelidikan suatu masalah
dalam penelitian ini, adanya masalah mengenai komunikasi pemerintahan. Komunikasi
pemerintahan mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi guna memberikan
pengaruh yang positif bagi masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19.

Masalah dalam persepsi masyarakat terkait vaksinasi ini ditimbulkan karena


sosialisasi tentang vaksinasi itu kurang dalam pemaparannya terhadap masyarakat
sehingga masyarakat banyak yang menolak untuk di vaksin dan masih ragu tentang
vaksinasi Covid-19. Berdasarkan uraian ini maka penelitian mengenai pengaruh
komunikasi pemerintah terhadap persepsi masyarakat mengenai vaksinasi covid-19 tidak
terlepas dari beberapa konsep atau pandangan yang terteran pada kerangka pemikiran.

Pengaruh Komunikasi Pemerintah Terhadap Masyarakat Mengenai Vaksinasi

23
COVID-19 Di Kabupaten Aceh Selatan

Komunikasi pemerintahan
 Penyempaian ide
 Program Factor
 Gagasan pemerintah Penghambat
kepada masyarakat
(Erliana Hasan, 2005)

Komunikasi Yang Efektif Antara


Pemerintah Dan Masyarakat Dalam
Vaksinasi COVID-19

Gambar : Bagian Kerangka Pikir

24
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan yang terdiri dari 18
kecamatan 260 Gampong dengan luas wilayah administratif adalah 4.173,67 Km2
dengan jumlah penduduk sebanyak 232.414 jiwa (BPS Kabupaten Aceh Selatan,2020).
Pemilihan Lokasi didasarkan dengan alasan karena sebagai besar masyarakat di
Kabupaten Aceh Selatan tidak begitu percaya akan adanya virus Covid-19. kemudian
masyarakat tidak mau melakukan vaksinasi, ketika suatu kepentingan harus ada
sertifikat vaksin akan dilakukan dengan terpaksa. Selain itu mayoritas masyarakat di
Aceh Selatan juga sangat cepat dalam mengkonsumsi informasi yang belum tentu benar
(hoaks) seperti himbauan untuk melakukan makan telur ayam diwaktu subuh, memakai
inai ditiga jari dan memasak lemang tiga bambu agar terhindar dari virus Covid-19.

3.2 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode
survey. Menurut Sugiyono (2009, hal. 14) pendekatan penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berbasis pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti
populasi dan sampel tertentu, yang pada umumnya proses pengambilan sampel
dilakukan secara random, dan data yang didapatkan menggunakan instrument penelitian
kemudian dianalisis secara statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan metode survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, akan tetapi data yang dipelajari ialah data
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, kemudian ditemukan kejadian-kejadian
yang relatif, distribusi, dan berhubungan antar variabel, baik sosiologis maupun
psikologis (Sugiyono, 2002, hal. 3).

Adapun alasan peneliti memilih menggunakan pendekatan metode penelitian


kuantitatif pada penelitian ini ialah karna menurut peneliti pendekatan metode penelitian
kuantitatif ini sesuai dengan topik serta masalah penelitian yang membutuhkan data

25
kuantitatif dan juga sesuai dengan tujuan yang ingin peneliti dapatkan, dimana peneliti
ingin mengetahui serta menguji apakah ada pengaruh yang signifikan diantara
komunikasi pemerintah terhadap persepsi masyarakat menenai vaksinasi COVID-19 di
Kabupaten Aceh Selatan.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian merupakan konsep yang memiliki variasi nilai, konkret dan
operasional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu : variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Adapun yang dimaksud dengan variabel bebas (X) pada penelitian ini ialah
pengaruh komunikasi pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat (Y)
pada penelitian ini ialah persepsi masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19.

3.4 Populasi dan Sampel

Sugiyono memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri dari obyek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 11
Sedangkan Riduwan mengatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian.12
Populasi yang menjadi dalam penelitian ini adalah kabupaten aceh selatan ,
khususnya warga aceh masyarakat yang berumur 20-44 tahun. Mengingat populasi
terlalu banyak; yakni berjumlah 88.712 orang warga masyarakat yangberada dalam batas
usia 20-44 tahun. Maka peneliti hanya memilih 100 orang saja sebagai sampel
penelitian. Berdasarkan ketentuan sebagaimana di kemukakan Roscoe dan Uma Sakaran
untuk menetukan sampel dari populasi .Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
yang dilakukan dengan cara accidental sampling (pengambilan sampel dengan
mengambil individu siapa saja yang dapat dijangkau atau ditemui). Kemudian dengan
menggunakan rumus teknik besar sampel dari Slovin yang selanjutnya diambil secara
proportional dari besarnya sampel masing-masing strata:
11
Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), hal. 57
12
Riduwan, Metode Dan Teknik Menyusun Tesis, cetakan ke 6, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 55

26
N
n=
1+ N ( e ) ²

Dimana :
n = Ukuran sampel yang dicari
N = Ukuran populasi
e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
misalnya 5% yaitu 0,05

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti memperoleh data, baik data
primer maupun data sekunder. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer dan
data sekunder dalam menggumpulkan data. Data primer diperoleh dari hasil observasi,
dan kuesioner/angket dengan responden yang terdiri dari masyarakat di Kabupaten Aceh
Selatan yang berusia produktif. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi
literatur yang peneliti lakukan dari beberapa buku, artikel, jurnal serta skripsi terdahulu
yang menjadi sumber bacaan untuk membantu peneliti dalam memperoleh data
tambahan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode area sampling. Alasan
peneliti menggunakan teknik area sampling, yakni untuk membantu dan mempermudah
peneliti dalam mengumpulkan data yang benar-benar real atau nyata dengan observasi,
dan kuesioner/angket dari responden di daerah yang telah ditentukan.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian kuantitatif ini adalah teknik
analisis statistik. Teknik analisis statistik adalah teknik analisis data yang menggunakan
statistik sebagai alat analisisnya. Pada penelitian ini menggunakan uji regresi sebagai alat
statistika dalam menganalisis data. Menurut Gujarati (2006) uji regresi adalah kajian
terhadap hubungan satu variabel yang disebut dengan variabel yang
diterangkan/tergantung (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang

27
menerangkan/bebas (the explanatory), atau uji regresi ialah metode yang digunakan
dalam mengukur pengaruh antara variabel terikat terhadap variabel bebas.

28
Daftar Pustaka
Deng, S. and Peng, H. (2020) ‘Characteristics of and Public Health Responses to the
Corona virus Disease 2019 Outbreak in China’, (February).

Permadi, Endang & Sabarudin. Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas


Mulawarman Terhadap Kasus Penistaan Basuki Cahya Purnama Yang Tersebar Melalui
Media Social Youtube. e Journal Ilmu Komunikasi, 6, (3) 2018:520-532

Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerint ahan. Jakarta : PT. Refika Aditama.

Iswahyudi, (2017). Peranan Komunikasi Pemerintahan Dalam Meningkatkan


Pembangunan Pada Kampung, Insumbrei Distrik Keulauan Aruri Kabupaten Supiori.
Jurnal.

(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020

Hariyanto, E., Ahli, W., Pusdiklat, M., Umum, K., Komunikasi, T., Erlina, P., Rauf, M.,
Citra, M, Salah, P., Arifin, A., Pendapat, M., & Pembentukan, U. (2010). Komunikasi
Pemerintahan dan Efektifitas Kebijakan. 2005, 2005-2007.

Widodo, a., diah, ayu,p. (2020). Strategi komunikasi pemerintah kota bekasi dalam
program bekasi smart city. Jurnal 5(1)

Pitus APartanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah popular Surabaya:2001.

Sari IP, S (2020) ‘Perkembangan Teknologi Terkini Dalam Mempercepat Produksi Vaksin
Covid-19’, 204-17(5), p.5.

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta:1994.

Carol Wade Dan Carol Travis, Psikologi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002

Dokumen Website:

29
Makarim, f. r (2021). Perlu tahu, ini fakta lengkap mengenai vaksinasi COVID-19. Maret
31,2021, diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-ini-fakta-lengkap-mengenai-
vaksin- COVID-19

Abdillah, L. A. (2020). Stigma Terhadap Orang Positif. Diakses dari

https://papers.ssm.com/sol3/paper.cfm?Abstract_id=3482624

Kemenkes RI, (2020b) ‘situasi terkini perkembangan NOVEL CORONA VIRUS


(COVID-19) Data dilaporkan sampai 29 juni 2020’. Available at :

https://infeksiemerging.kemerging.kemkes.go,id/?dl_cat=5&dl_page=3#.XzEGJOcxXIU

Enggar Furi H, (2020) vaksin dan pandemi covid-19, Fakultas Psikologi dan ilmu social
budaya.avalable at : https://fpscs.uii.ac.id.

30

Anda mungkin juga menyukai