Anda di halaman 1dari 8

Idea Nursing Journal Vol. XII No.

3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN VAKSINASI


COVID-19 DI BANDA ACEH

Influencing Factors for Covid-19 Vaccination Acceptance in Banda Aceh

Sri Wahyuni1;Teuku Samsul Bahri2;Riski Amalia2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Email: sri.whyn@mhs.unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Wabah penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi global akibat penyebarannya yang
sangat cepat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pengembangan vaksin COVID-19 menjadi upaya besar
dalam memerangi pandemi COVID-19. Provinsi Aceh menjadi provinsi yang paling rendah tingkat penerimaan
vaksin COVID-19 dari semua provinsi di Indonesia. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi
transmisi/ penularan COVID-19 dan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-19 di Kecamatan Kuta
Alam kota Banda Aceh 2021. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Populasi
pada penelitian ini yaitu masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesma Kuta Alam yaitu sebanyak 109
orang. Teknik pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner
menggunakan 3 poin skala Likert berjumlah 30 pertanyaan. Analisa data menggunakan univariat. Hasil penelitian
didapatkan bahwa dari 5 faktor penerimaan vaksinasi (akses, keterjangkauan, kesadaran, penerimaan, dan
aktivasi) faktor yang paling berpengaruh adalah faktor kesadaran (70,6%), keterjangkauan (68,8%) dan
penerimaan (64,2%) serta faktor yang kurang berpengaruh yaitu faktor aktivasi (57,8) dan akses (51,4). Hal ini
mengindikasikan bahwa promosi kesehatan dan edukasi terhadap masyarakat perlu ditingkatkan untuk
mengantisipasi banyaknya berita hoax yang beredar dimasyarakat sehingga masyarakat memiliki stigma negatif
tentang vaksin COVID-19.
Kata Kunci : Vaksinasi, COVID-19, Masyarakat, Banda Aceh.

ABSTRACT
The outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) as a global pandemic due to its very fast spread
throughout the world, including in Indonesia. The development of a COVID-19 vaccine is a major effort in the
fight against the COVID-19 pandemic. The province of Aceh is the province with the lowest rate of receiving the
COVID-19 vaccine from all provinces in Indonesia. The COVID-19 vaccination aims to reduce the
transmission/transmission of COVID-19 and achieve herd immunity. The purpose of this study was to determine
the factors that influence the acceptance of COVID-19 vaccination in Kuta Alam District, Banda Aceh in 2021.
The type of research was quantitative with a cross sectional study design. The population living in this study
were people Kuta Alam district as many as 109 people. The sample collection used technique purposive sampling.
Data was collected using a questionnaire with a 3-point Likert scale totaling 30 questions. Data analysis used
univariate. The results showed that of the 5 vaccination acceptance factors (access, affordability, awareness,
acceptance, and activation) the most influential factors were awareness (70.6%), affordability (68.8%) and
acceptance (64.2%) and less influential factors, namely activation factors (57.8%) and access (51.4%). This
indicates that health promotion and public education need to be improved to anticipate the number of hoax news
circulating in the community so that people have a negative stigma about the COVID-19 vaccine
Keyword : Vaccination, COVID-19, Community, Banda Aceh

PENDAHULUAN sebagai pandemi global oleh World Health


Wabah penyakit Coronavirus Disease 2019 Organization (WHO) pada Maret 2020 akibat
(COVID-19) pertama kali dilaporkan di Wuhan, penyebarannya yang sangat cepat di seluruh
Tiongkok pada akhir 2019 dan telah dinyatakan dunia termasuk di Indonesia (WHO, 2020).

21
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

Pemerintah Indonesia menetapkan pandemi terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin bekerja
COVID-19 sebagai bencana non-alam dengan melatih sistem kekebalan dan
(Kemenkes RI, 2020). Pandemi COVID-19 mempesiapkan pertahanan tubuh untuk
menyebabkan semakin meningkatnya jumlah membentuk limfosit T “memori” dan limfosit B
angka kematian dan mempengaruhi berbagai yang akan mengingat cara melawan virus atau
aspek yaitu politik, kesenjangan ekonomi, bakteri penyebab penyakit. Sehingga apabila
kesenjangan sosial, pertahanan dan keamanan, terpapar virus penyebab penyakit tersebut, maka
menurunkan kesejahteraan masyarakat dan tubuh akan segera siap memusnahkan dan
berdampak juga pada gangguan psikologis mencegah timbulnya penyakit (WHO, 2020).
(Wang et al., 2020). Banyak negara dan lembaga penelitian telah
Data dari WHO (2020), didapatkan hasil mencoba dan mengumumkan program dan
bahwa akhir Desember 2020 ada 221 negara teknologi pengembangan vaksin untuk melawan
yang mempunyai sedikitnya satu kasus positif di pandemi COVID-19, diantaranya adalah vaksin
wilayahnya. Jumlah kasus pada tanggal 29 yang di lemahkan, inaktif, subunit, vektor virus
Desember 2020 telah melewati 79,2 juta orang (replikasi dan non-replikasi), dan asam nukleat
terkonfirmasi positif dengan angka kematian (DNA dan RNA), dimana hampir sebagian besar
mencapai 1,7 juta orang diseluruh dunia. merupakan vaksin baru (Sari & Sriwidodo,
Prevalensi COVID-19 di Indonesia sendiri 2020). Pengembangan vaksin COVID-19
cukup tinggi, berdasarkan data Satgas menjadi upaya besar dalam memerangi pandemi
Penanganan COVID-19 pada 29 Desember 2020 COVID-19. Pada Desember 2020, banyak
berjumlah lebih dari 727 ribu kasus kandidat vaksin telah terbukti aman dan efektif
terkonfirmasi dengan 21 ribu kasus kematian. dalam menghasilkan respon imun (Loomba et
Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan al., 2021). Pada tanggal 9 Maret 2021 sudah
Provinsi Aceh pada tanggal 29 Desember 2020 terdapat 81 kandidat vaksin dalam tahap
tercatat ada 8 ribu kasus terkonfirmasi dan 358 pengembangan klinis dan 182 kandidat vaksin
kasus kematian dan kota Banda Aceh adalah dalam tahap pengembangan pra-klinis (WHO,
kota yang tertinggi kasus positif COVID-19 di 2020).
wilayah provinsi Aceh yaitu 2 ribu kasus Berdasarkan hasil pengambilan data awal
terkonfirmasi. Pada bulan Desember 2020, yang dilakukan penulis pada 27 Februari 2021,
Kecamatan Kuta Alam menjadi kecamatan Puskesmas Kuta Alam sudah menerima vaksin
tertinggi kasus positif COVID-19 se kota Banda tahap 2 untuk tenaga kesehatan sebanyak 200
Aceh dengan jumlah mencapai 471 kasus vial, dan sudah terpakai sebanyak 148 vial. Hasil
terkonfirmasi dan 15 kasus Kematian (Satgas wawancara yang telah penulis lakukan pada 10
Penanganan COVID-19 RI,2021; Dinkes Aceh, anggota masyarakat Kuta Alam didapatkan
2020). bahwa 7 dari 10 orang menolak untuk diberikan
Penanggulangan pandemi COVID-19 tidak vaksin COVID-19 dengan berbagai keraguan
hanya dilakukan dari sisi penerapan protokol dan pertanyaan tentang vaksin COVID-19.
kesehatan seperti mencuci tangan, memakai Menurut Thomson et al., (2016) faktor-
masker dan menjaga jarak tetapi intervensi faktor yang mempengaruhi penerimaan
dengan vaksinasi merupakan bagian dari upaya vaksinasi COVID-19 adalah access yaitu
pencegahan dan pengendalian COVID-19 kemampuan individu untuk dijangkau dan untuk
(Kemenkes RI, 2020). Kaur & Gupta (2020) mencapai vaksin yang direkomendasikan,
menyatakan bahwa pencegahan penyebaran affordability adalah kemampuan individu untuk
pandemi virus COVID-19 telah dilakukan secara mendapatkan vaksinasi, dari segi biaya finansial
bertahap dengan memotivasi para peneliti untuk maupun non finansial (misalnya waktu),
mengembangkan vaksin yang tepat dalam awareness adalah pengetahuan individu tentang
pengobatan virus COVID-19. Vaksin berperan kebutuhan dan ketersediaan vaksin yang
penting dalam membantu tubuh untuk direkomendasikan serta manfaat dan risikonya,
meningkatkan kekebalan spesifik secara aktif acceptance adalah penerimaan individu,

22
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

mempertanyakan atau menolak vaksinasi dan Penelitian ini menggunakan analisis


activation adalah kemampuan individu didorong univariat. Untuk penelitian ini, instrumen yang
ke arah serapan vaksinasi. digunakan untuk mengumpulkan data diadopsi
Pada tahun 2020 telah dilakukan survei dari taksonomi Thomson et al., (2016) yang
nasional terkait penerimaan vaksin COVID-19 menjelaskan bahwa faktor-faktor penerimaan
oleh Kementerian Kesehatan Republik vaksinasi COVID-19 dipengaruhi oleh akses,
Indonesia bersama Indonesian Technical keterjangkauan, kesadaran, penerimaan dan
Advisory Group on Immunization (ITAGI) aktivasi. Penelitian ini telah melakukan uji etik
dengan dukungan UNICEF dan WHO. Survei dan dinyatakan lulus oleh Komite Etik
dilakukan dengan mengumpulkan tanggapan Keperawatan dari Fakultas Keperawatan
lebih 115.000 orang di 34 provinsi. Hasil survei Universitas Syiah Kuala dengan nomor uji etik
menunjukkan sekitar 74% responden telah 111038020621.
mengetahui tentang vaksin COVID-19 yang
sedang dikembangkan, dua pertiga HASIL
kemungkinan bersedia divaksin dan responden Berdasarkan pengumpulan data yang
yang masih ragu mempertanyakan terkait dilakukan terhadap 109 responden didapatkan
vaksin. Provinsi Aceh merupakan provinsi yang hasil sebagai berikut:
paling rendah tingkat penerimaan vaksin
COVID-19 dari semua provinsi di Indonesia Tabel 1. Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
(Kemenkes RI, 2020). Namun, survei ini dan Riwayat Penyakit
dilakukan secara daring sehingga memiliki Data Demografi f %
keterbatasan terkait kesempatan berpartisipasi Usia (M±SD)
34,98±12
-
yang adil dan validasi data. ,944
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti Jenis Kelamin
sangat tertarik untuk melakukan penelitian Laki-laki 53 48,6
mengenai fenomena yang terjadi sekarang ini Perempuan 56 51,4
Pendidikan
berhubungan dengan faktor-faktor yang
Tidak Sekolah 2 1,8
mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-
Pendidikan Dasar (SD-SMP) 15 13,8
19.
Pendidikan Menengah
46 42,2
(SMA)
METODE Karakteristik Responden f %
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif Perguruan Tinggi (PT) 46 42,2
dengan desain cross sectional study. populasi Pekerjaan
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang Tidak bekerja/ Siswa/
berada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam 29 26,6
Mahasiswa
(Gampong Mulia, Keuramat, Laksana, Beurawe, PNS/TNI/POLRI/BUMN/
7 6,4
Kuta Alam, dan Peunayong). Jumlah sampel BUMD
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak Pegawai Swasta 12 11,0
109 yang dipilih secara purposive sampling. Wiraswasta/Pengusaha 25 22,9
Kemudian Untuk menentukan jumlah sampel Petani 1 0,9
Buruh Harian/ Supir 2 1,8
pada setiap gampong menggunakan
IRT 25 22,9
proporsional sampel. Setelah mendapatkan Lainnya 8 7,3
persetujuan responden, kemudian dilanjutkan Riwayat Penyakit
dengan mengisi kuesioner yang berisi informed Penyakit Jantung 2 1,8
consent dan formulir kuesioner yang terdiri dari Hipertensi 5 4,6
6 pertanyaan data sosiodemografi dan 30 Kolesterol 3 2,8
pernyataan tentang faktor-faktor yang Diabetes Mellitus 1 0,9
mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID- Asam Urat 3 2,8
19. Asam Lambung 3 2,8
Asma 1 0,9

23
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

Data Demografi f % Sedangkan kelima faktor yang mempengaruhi


Infeksi Saluran Kemih 1 0,9 penerimaan vaksinasi COVID-19 menunjukkan
Penyakit Tulang 1 0,9 bahwa Faktor akses vaksinasi COVID-19 di
Tidak Ada 89 81,7 Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota
Banda Aceh adalah baik yaitu sebanyak 56
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa (51,4%) orang. Faktor keterjangkauan vaksinasi
kelompok usia rata-rata responden yang COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
berpartisipasi dalam penelitian ini yaitu berusia Alam Kota Banda Aceh adalah baik yaitu
35. Jenis kelamin responden sebagain besar sebanyak 75 (68,8%) orang. Faktor kesadaran
adalah perempuan sebanyak 56 (51,4%) orang, vaksinasi COVID-19 di Wilayah Kerja
pendidikan responden sebagain besar adalah Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh adalah
Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi baik yaitu sebanyak 77 (70,6%) orang. Faktor
sebanyak 46 (42,2) orang, sebagian besar penerimaan vaksinasi COVID-19 di Wilayah
pekerjaan responden adalah mahasiswa Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh
sebanyak 29 (26,6%) dan sebagian besar riwayat adalah baik yaitu sebanyak 70 (64,2%) orang.
penyakit responden di wilayah kerja Puskesmas Dan faktor aktivasi dalam penerimaan vaksinasi
Kuta Alam Kota Banda Aceh tidak ada yaitu COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
sebanyak 89 atau (81,7%). Alam Kota Banda Aceh adalah baik yaitu
sebanyak 63 (57,8%) orang.
Tabel 2. Distribusi Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Vaksiasi COVID-19 PEMBAHASAN
Faktor f % Responden dalam penelitian ini berusia 18-
Penerimaan Vaksinasi 59 tahun yang merupakan kelompok usia yang
COVID-19 beresiko terpapar COVID-19 dalam aktivitas
Baik 66 60,6 pelayanananya dan merupakan sasaran vaksinasi
Kurang 43 39,4 COVID-19 tahap satu. Kelompok usia rata-rata
Akses Vaksinasi responden yang berpartisipasi dalam penelitian
COVID-19 ini yaitu berusia 35 tahun. Perbedaan usia
Baik 56 51,4
menjadi prediktor penting dalam penerimaan
Kurang 53 48,6
Keterjangkauan seseorang terhadap kesehatan. Kelompok usia
Vaksinasi COVID-19 dewasa diatas 35 tahun memiliki tingkat
Baik 75 68,8 penerimaan terhadap vaksin lebih kecil
Kurang 34 31,2 dibandingkan dengan kelompok usia muda (El-
Kesadaran Vaksinasi Elimat et al., 2021). Hal ini sesuai dengan
COVID-19 penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa
Baik 77 70,6 kelompok usia muda lebih cenderung menerima
Kurang 32 29,4 vaksin karena mendukung upaya pemerintah
Penerimaan Vaksinasi untuk mengendalikan pandemi ini.
COVID-19
Dalam penelitian ini, responden perempuan
Baik 70 64,2
Kurang 39 35,8 dan laki-laki hampir seimbang yaitu perempuan
Aktivasi Vaksinasi (51,4%) dan laki-laki (48,6%). Jenis kelamin
COVID-19 berdampak pada status penerimaan, sikap dan
Baik 63 57,8 hasil vaksinasi secara keseluruhan (Ciarambino
Kurang 46 42,2 et al., 2021). Pada penelitian ini, perempuan
cenderung lebih tidak menerima vaksinasi
Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa COVID-19 daripada laki-laki karena perempuan
penerimaan vaksinasi COVID-19 di Wilayah lebih berpendapat negatif terhadap efek samping
Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh vaksinasi COVID-19. Perempuan juga
adalah baik yaitu sebanyak 66 (60,6%) orang. cenderung tidak menganggap penyakit ini

24
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

berbahaya, yang dimana dapat mengakibatkan Sedangkan riwayat penyakit responden


penerimaan vaksin COVID-19 yang lebih yang berpartisipasi dalam penelitian ini
rendah. cederung lebih banyak tidak memiliki penyakit
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa yaitu sebanyak 82,6%, tetapi ada juga yang
tingkat pendidikan responden terbanyak berada memilki penyakit seperti penyakit jantung
pada jenjang pendidikan menengah (SMA) dan (1,8%), hipertensi (4,6%), kolesterol (2,8%),
perguruan tinggi (PT), yaitu sebanyak 42,2%. Diabetes mellitus (0,9%), asam urat (2,8%),
Hal ini didukung bahwa tingkat pendidikan asam lambung (2,8%), asma (0,9%), infeksi
menjadi salah satu tolak ukur bagi masyarakat saluran kemih (0,9%) dan penyakit tulang
terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19, (0,9%). Responden yang memiliki riwayat
dimana 16% penyebab penolakan responden penyakit cenderung menolak untuk divaksinasi
adalah tingkat pendidikan yang lebih rendah dikarenakan takut dapat memperparah kondisi
(Paul et al., 2021). Responden dengan tingkat kesehatan mereka.
pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat Berdasarkan Taksonomi Thomson et al.,
penerimaan vaksinasi COVID-19 yang lebih (2016), faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi pula, yang mungkin terkait dengan penerimaan vaksinasi dibagi kedalam 5 bagian
kecenderungan mereka yang lebih rendah untuk yaitu faktor akses, keterjangkauan, kesadaran,
percaya pada konspirasi dan dikaitkan secara penerimaan, dan aktivasi. Peneliti akan
positif dengan penerimaan vaksinasi COVID-19 menguraikan hasil dari penelitian yang telah
(Sallam et al., 2021). Hasil penelitian ini diperoleh yang kemudian dianalisis berdasarkan
didukung bahwa adanya hubungan antara konsep-konsep terkait dengan gambaran faktor-
pengetahuan terhadap kesedian masyarakat faktor yang mempengaruhi penerimaan
dalam menerima vaksinasi COVID-19 vaksinasi COVID-19 pada masyarakat di
(Febriyanti, 2021). Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam Kota
Pada penelitian ini, responden tidak bekerja Banda Aceh.
termasuk siswa dan mahasiwa terbanyak yang Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
berpartisipasi yaitu 26,6% lalu disusul oleh bahwa persentase faktor-faktor yang
Wiraswasta/ Pengusaha (22,9%) dan Ibu Rumah mempengaruhi dalam penerimaan vaksinasi
Tangga (22,9). Mahasiswa secara tidak langsung COVID-19 pada masyarakat di Wilayah Kerja
memiliki peran penting dalam pendistribusian Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh yaitu
vaksin COVID-19 ini. Hal ini dikarenakan baik (60,6%). Dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa dituntut untuk dapat menganalisis sebagian besar masyarakat di wilayah kerja
dan berpikir kritis terhadap kondisi sosial yang Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh berada
terjadi di lingkungannya. Pekerja merupakan pada kategori penerimaan vaksinasi COVID-19
kelompok penduduk dengan proporsi dominan yang baik. Thomson et al., (2016) mengatakan
dan mempunyai peran strategis dalam sektor bahwa penyebab penerimaan vaksinasi dari ke
perekonomian. Pandemi COVID-19 lima faktor yaitu akses dan penerimaan. Tetapi
menyebabkan dampak peningkatan hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini.
pengangguran dan penurunan penghasilan. Pada penelitian ini faktor yang paling
Populasi kerja dan tempat kerjanya juga berpengaruh dalam penerimaan vaksinasi
potensial sebagai klaster penyebaran COVID- COVID-19 yaitu kesadaran (70,6),
19. Upaya vaksinasi pada populasi pekerja keterjangkauan (68,8), penerimaan (64,2),
dengan melibatkan sumber daya pelaku usaha aktivasi (57,8) dan akses (51,4). Hal ini dapat
merupakan peluang untuk mempercepat dan menjadi masukan bagi pemerintah untuk lebih
memperluas cakupan vaksinasi nasional. gencar lagi melakukan sosialisasi promosi
Percepatan vaksinasi para pekerja dan penerapan kesehatan mengenai vakisnasi COVID-19 baik
protokol kesehatan mengatasi pandemi akan secara person to person maupun melalui media
mempercepat pula pemulihan produktivitas sosial agar pesan tersebut dapat tersampaikan ke
(Mansyur, 2021). masyarakat dengan lebih baik lagi (Febriyanti,

25
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

2021). Dalam penelitian ini, Akses kurang secara gratis, hendaknya disediakan dengan
berpengaruh terhadap penerimaan vaksinasi harga yang dapat dijangkau oleh semua orang.
COVID-19 karena masyarakat sudah sangat Faktor kesadaran dalam penerimaan
berkembang dalam hal transportasi sehingga vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik 70,6%.
dimanapun lokasi vaksinasi, masyarakat dapat Dapat disimpulkan bahwa faktor kesadaran juga
datang ke tempat tersebut. dapat mempengaruhi penerimaan vaksinasi
Faktor akses dalam penerimaan vaksinasi COVID-19. Pandemi ini sudah berjalan setahun
COVID-19 pada masyarakat di Wilayah Kerja lebih dan setiap harinya pengetahuan masyarakat
Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh pada terus bertambah karena banyaknya informasi
kategori baik sebesar 51,4%. Dapat disimpulkan yang beredar sehingga kata-kata vaksinasi
bahwa faktor akses merupakan faktor yang COVID-19 sudah tidak asing lagi ditelinga
berada pada kategori baik tetapi tidak masyarakat. Arumsari et al., (2021) mengatakan
berpengaruh terhadap penerimaan vaksinasi bahwa edukasi terhadap masyarakat perlu
COVID-19. Dalam penelitian Schoch-spana et ditingkatkan mengingat konsensus penerimaan
al., (2020) mengatakan bahwa membuat merupakan tahapan selanjutnya dari kesadaran.
vaksinasi COVID-19 dapat diakses secara luas Beberapa informasi yang perlu diberikan
adalah upaya yang kompleks. Jadi, sebelum kebenarannya kepada masyarakat yaitu seperti
vaksin COVID-19 diproduksi, sangat penting tingkat keamanan, efektivitas, kehalalan,
untuk mengidentifikasi lokasi vaksinasi yang kedaruratan vaksin, serta meluruskan hoax
aman dan dapat diakses dengan mudah oleh seputar vaksin COVID-19.
masyarakat. Pemerintah juga harus memastikan Faktor penerimaan dalam menerima
bahwa distribusi vaksin COVID-19 dapat vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik
diberikan secara merata ke setiap daerah. (64,2%). Dapat disimpulkan juga bahwa faktor
Faktor keterjangkauan dalam penerimaan penerimaan menjadi faktor yang dapat
vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-
(68,8%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan 19. Sebesar 50,5% responden setuju dan
bahwa faktor keterjangkauan mempengaruhi bersedia menerima vaksinasi COVID-19,
penerimaan vaksinasi COVID-19. Dari segi sebesar 58,7% responden berpendapat bahwa
finansial, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi COVID-19 telah teratasi dan tidak
bahwa provinsi aceh masih menjadi provinsi perlu di vaksinasi. Sebesar 47,7% responden
termiskin di pulau sumatra dan hal ini membuat berniat untuk mengajak anggota keluarga/
masyarakat tidak mau jika harus membayar saudara/ teman mereka untuk mengikuti
untuk mendapatkan vaksin COVID-19. vaksinasi COVID-19. Efek samping terhadap
Pemerintah Indonesia telah menghimbau vaksin merupakan hal yang harus
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam dipertimbangkan. Dalam penelitian ini, 59,6%
vaksinasi COVID-19 yang dimana dapat dilihat responden mengatakan bahwa mereka setuju
pada peraturan Presideen Republik Indonesia No vaksin COVID-19 yang akan diberikan aman
99 tahun 2020 tentang pengadaan vaksinasi dan dan efektif, tetapi 55,0% responden juga
pelaksanaan vaksinasi dalam rangka mengatakan tidak yakin dengan keamanan dan
penanggulangan pandemi COVID-19. Sebanyak efektivitas vaksin COVID-19. Sari dan
49,5% masyarakat bersedia di vaksinasi jika Sriwidodo, (2020) mengatakan bahwa sebelum
pemerintah memberikan vaksin COVID-19 vaksin COVID-19 dipasarkan, vaksin harus
secara gratis. hal ini juga didukung oleh aman baik dalam jangka waktu pendek maupun
Kemenkes RI, (2020) yang mengatakan bahwa jangka panjang.
Pemerintah Indonesia menyediakan vaksin Dari segi keagamaan, dimana mayoritas
secara gratis untuk meningkatkan penerimaan, masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Kuta
khususnya untuk masyarakat yang tergolong Alam yang berpastisipasi dalam penelitian ini
miskin dan rentan. Bila vaksin tidak disediakan beragama Islam dan cenderung religius dalam
kehidupan sehari-hari, maka penggunaan produk

26
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

halal sangatlah penting. Untuk itu kehalalan Schmidt et al., (2021) mengatakan bahwa jika
vaksin COVID-19 menjadi faktor yang sangat kurangnya kepercayaan masyarakat pada sistem
penting dari kesediaan masyarakat untuk perawatan kesehatan atau pemerintah, hal ini
menerima vaksinasi. Dalam penelitian ini, dapat menjadi hambatan untuk penerimaan
47,7% responden setuju dan 44,0% responden vaksin COVID-19. Iskak et al., (2021)
sangat setuju dalam meragukan kehalalan mengatakan bahwa berbagai mitos dan hoax
vaksin COVID-19 walaupaun MUI telah yang beredar mengenai vaksin COVID-19
mengeluarkan izin halal untuk digunakan. Hal menjadi salah satu faktor yang mendorong
ini menjadi salah satu alasan masyarakat keraguan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi
Indonesiaa menolak vaksin COVID-19 COVID-19. Dalam penelitian Schoch-spana et
(Kemenkes RI, UNICEF and WHO, 2020). al., (2020) mengatakan bahwa hambatan yang
Sebesar 51,4% responden setuju untuk di vaksin ada dalam promosi kesehatan tentang vaksinasi
karena merasa resiko terpapar virus COVID-19 COVID-19, penelitian ini menyarankan
sangat tinggi sehingga berniat untuk mengikuti pendekatan khusus yang dapat diambil untuk
vaksinasi COVID-19. Sebanyak 50,5% dalam memastikan komunikasi yang bermakna dan
penelitian ini setuju jika vaksin COVID-19 yang relevan untuk mengurangi dampak kesalahan
akan diberikan dapat memperparah kondisi informasi.
kesehatan mereka terlebih lagi jika responden
memiliki riwayat penyakit yang diderita.
Sebesar 59,5% responden percaya dengan KESIMPULAN
petugas kesehatan yang yang memberikan Berdasarkan hasil penelitian dan
vaksinasi COVID-19. pembahasan yang telah diuraikan, dapat
Sebesar 44% responden mengatakan setuju disimpulkan bahwa gambaran faktor-faktor yang
dan 42,2% responden mengatakan sangat setuju mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-
jika dibandingkan dengan vaksin lain, responden 19 pada masyarakat di Kecamatan Kuta Alam
lebih ragu dengan vaksin COVID-19. Chen et Kota Banda Aceh yaitu dalam kategori baik
al., 2020 mengatakan bahwa keamanan dan (60,6). Sehingga yang menjadi faktor yang
efektivitas vaksin COVID-19, efek samping dan paling berpengaruh dalam penerimaan vaksinasi
kepuasan terhadap pelayan kesehatan menjadi COVID-19 adalah faktor kesadaran,
faktor utama penyebab keraguan terhadap vaksin keterjangkauan dan penerimaan serta faktor
ini. Keraguan masyarakat terhadap vaksin yang kurang berpengaruh adalah faktor aktivasi
merupakan masalah yang mendesak bagi otoritas dan akses dalam menerima vaksinasi COVID-19
kesehatan masyarakat di seluruh belahan dunia di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda.
(Kemenkes RI, UNICEF, dan WHO, 2020). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
Keragu-raguan juga bisa muncul di masyarakat sampel sebelumnya berjumlah 363 responden
karena informasi yang tidak sampai kepada menjadi 109 responden dikarenakan mengingat
masyarat. Dari berbagai alasan tersebut yang kota Banda Aceh pada saat itu masuk kedalam
paling tinggi persentasenya adalah rasa takut zona merah infeksi COVID-19 dan menjadi
masyarakat terhadapat efek samping yang dapat salah satu kota/ kabupaten yang memberlakukan
merugikan dari vaksin COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
beranggapan bahwa vaksinasi COVID-19 dapat Masyarakat (PPKM) mikro.
memperparah kondisi kesehatan.
Sedangkan faktor aktivasi dalam DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, W., Desty, R. T., Eko, W., & Kusumo, G. (2021).
penerimaan vaksinasi COVID-19 dikategorikan Indonesian Journal of Health Community Gambaran
baik (57,8%). Dapat disimpulkan bahwa faktor Penerimaan Vaksin COVID-19 di Kota Semarang
aktivasi masuk dalam kategori baik tetapi kurang Info Articles. Indonesian Journal of Health
mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID- Community 2, 2(1), 35-45-undefined. http://e-
journal.ivet.ac.id/index.php/ijheco
19. Aktivasi dalam penelitian ini adalah dimana Ciarambino, T., Barbagelata, E., Corbi, G., Ambrosino, I.,
masyarakat didorong kearah serapan vaksinasi. Politi, C., Lavalle, F., Ruggieri, A., & Moretti, A.

27
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445

(2021). Gender differences in vaccine therapy: where Vaksin COVID-19. Majalah Farmasetika, 5(5), 204.
are we in COVID-19 pandemic? Monaldi Archives for https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i5.28082
Chest Disease. Schmidt, H., Weintraub, R., Williams, M. A., Miller, K.,
https://doi.org/10.4081/monaldi.2021.1669 Buttenheim, A., Sadecki, E., Wu, H., Doiphode, A.,
El-Elimat, T., AbuAlSamen, M. M., Almomani, B. A., Al- Nagpal, N., Gostin, L. O., & Shen, A. A. (2021).
Sawalha, N. A., & Alali, F. Q. (2021). Acceptance and Equitable allocation of COVID-19 vaccines in the
attitudes toward COVID-19 vaccines: A cross- United States. Nature Medicine, 27(July).
sectional study from Jordan. PLoS ONE, 16(4 April), https://doi.org/10.1038/s41591-021-01379-6
1–15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0250555 Schoch-spana, M., Brunson, E. K., Long, R., Ruth, A.,
Febriyanti, et al. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ravi, S. J., Trotochaud, M., Borio, L., Brewer, J.,
dan Kesediaan Vaksinasi Covid-19 Pada Warga Buccina, J., Connell, N., Lee, L., Kass, N., Kirkland,
Kelurahan Dukuh Menanggal Kota Surabaya. A., Koonin, L., Larson, H., Fisher, B., Omer, S. B.,
Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian, 3, 1– Orenstein, W. A., Poland, G. A., … White, A. (2020).
7. file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/168- The public ’ s role in COVID-19 vaccination :
Article Text-499-1-10-20210424.pdf Human-centered recommendations to enhance
https://aceh.tribunnews.com/2020/10/13/kuta-alam- pandemic vaccine awareness , access , and acceptance
menjadi-kecamatan-terbanyak-warga-positif-covid- in the United States. Vaccine, xxxx.
19-di-kutaraja-ini-sebaran-per-kecamatan https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2020.10.059
https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who- Thomson, A., Robinson, K., & Vallée-tourangeau, G.
director-general-s-opening-remarks-at-the-media- (2016). The 5As : A practical taxonomy for the
briefing-on-covid-19---11-march-2020 determinants of vaccine uptake. Vaccine, 34(8),
https://covid19.go.id/peta-sebaran 1018–1024.
https://covid19.acehprov.go.id/ https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2015.11.065
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/Covid-19-vaccines
Iskak, I., Rusydi, M. Z., Hutauruk, R., Chakim, S., &
Ahmad, W. R. (2021). Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Tentang Pentingnya Vaksinasi Di Masjid
Al – Ikhlas, Jakarta Barat. Jurnal PADMA:
Pengabdian Dharma Masyarakat, 1(3), 2021.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JPDM/arti
cle/view/11431
Kaur, S. P., & Gupta, V. (2020). COVID-19 Vaccine: A
comprehensive status report. Virus Research, 288.
https://doi.org/10.1016/j.virusres.2020.198114
Loomba, S., de Figueiredo, A., Piatek, S. J., de Graaf, K.,
& Larson, H. J. (2021). Measuring the impact of
COVID-19 vaccine misinformation on vaccination
intent in the UK and USA. Nature Human Behaviour,
5(March). https://doi.org/10.1038/s41562-021-
01056-1
Muchtaruddin Mansyur. (2021). Vaksinasi COVID-19 bagi
Pekerja, Harapan Pulihnya Produktivitas. Journal Of
The Indonesian Medical Association, 71(1), 1–4.
https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.1-2021-534
Paul, E., Steptoe, A., & Fancourt, D. (2021). Attitudes
towards vaccines and intention to vaccinate against
COVID-19: Implications for public health
communications. The Lancet Regional Health -
Europe, 1, 100012.
https://doi.org/10.1016/j.lanepe.2020.100012
Sallam, M., Dababseh, D., Eid, H., Al-Mahzoum, K., Al-
Haidar, A., Taim, D., Yaseen, A., Ababneh, N. A.,
Bakri, F. G., & Mahafzah, A. (2021). High rates of
covid-19 vaccine hesitancy and its association with
conspiracy beliefs: A study in jordan and kuwait
among other arab countries. Vaccines, 9(1), 1–16.
https://doi.org/10.3390/vaccines9010042
Sari, I. P., & Sriwidodo, S. (2020). Perkembangan
Teknologi Terkini dalam Mempercepat Produksi

28

Anda mungkin juga menyukai