3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
ABSTRAK
Wabah penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi global akibat penyebarannya yang
sangat cepat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pengembangan vaksin COVID-19 menjadi upaya besar
dalam memerangi pandemi COVID-19. Provinsi Aceh menjadi provinsi yang paling rendah tingkat penerimaan
vaksin COVID-19 dari semua provinsi di Indonesia. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi
transmisi/ penularan COVID-19 dan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-19 di Kecamatan Kuta
Alam kota Banda Aceh 2021. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Populasi
pada penelitian ini yaitu masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesma Kuta Alam yaitu sebanyak 109
orang. Teknik pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner
menggunakan 3 poin skala Likert berjumlah 30 pertanyaan. Analisa data menggunakan univariat. Hasil penelitian
didapatkan bahwa dari 5 faktor penerimaan vaksinasi (akses, keterjangkauan, kesadaran, penerimaan, dan
aktivasi) faktor yang paling berpengaruh adalah faktor kesadaran (70,6%), keterjangkauan (68,8%) dan
penerimaan (64,2%) serta faktor yang kurang berpengaruh yaitu faktor aktivasi (57,8) dan akses (51,4). Hal ini
mengindikasikan bahwa promosi kesehatan dan edukasi terhadap masyarakat perlu ditingkatkan untuk
mengantisipasi banyaknya berita hoax yang beredar dimasyarakat sehingga masyarakat memiliki stigma negatif
tentang vaksin COVID-19.
Kata Kunci : Vaksinasi, COVID-19, Masyarakat, Banda Aceh.
ABSTRACT
The outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) as a global pandemic due to its very fast spread
throughout the world, including in Indonesia. The development of a COVID-19 vaccine is a major effort in the
fight against the COVID-19 pandemic. The province of Aceh is the province with the lowest rate of receiving the
COVID-19 vaccine from all provinces in Indonesia. The COVID-19 vaccination aims to reduce the
transmission/transmission of COVID-19 and achieve herd immunity. The purpose of this study was to determine
the factors that influence the acceptance of COVID-19 vaccination in Kuta Alam District, Banda Aceh in 2021.
The type of research was quantitative with a cross sectional study design. The population living in this study
were people Kuta Alam district as many as 109 people. The sample collection used technique purposive sampling.
Data was collected using a questionnaire with a 3-point Likert scale totaling 30 questions. Data analysis used
univariate. The results showed that of the 5 vaccination acceptance factors (access, affordability, awareness,
acceptance, and activation) the most influential factors were awareness (70.6%), affordability (68.8%) and
acceptance (64.2%) and less influential factors, namely activation factors (57.8%) and access (51.4%). This
indicates that health promotion and public education need to be improved to anticipate the number of hoax news
circulating in the community so that people have a negative stigma about the COVID-19 vaccine
Keyword : Vaccination, COVID-19, Community, Banda Aceh
21
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
Pemerintah Indonesia menetapkan pandemi terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin bekerja
COVID-19 sebagai bencana non-alam dengan melatih sistem kekebalan dan
(Kemenkes RI, 2020). Pandemi COVID-19 mempesiapkan pertahanan tubuh untuk
menyebabkan semakin meningkatnya jumlah membentuk limfosit T “memori” dan limfosit B
angka kematian dan mempengaruhi berbagai yang akan mengingat cara melawan virus atau
aspek yaitu politik, kesenjangan ekonomi, bakteri penyebab penyakit. Sehingga apabila
kesenjangan sosial, pertahanan dan keamanan, terpapar virus penyebab penyakit tersebut, maka
menurunkan kesejahteraan masyarakat dan tubuh akan segera siap memusnahkan dan
berdampak juga pada gangguan psikologis mencegah timbulnya penyakit (WHO, 2020).
(Wang et al., 2020). Banyak negara dan lembaga penelitian telah
Data dari WHO (2020), didapatkan hasil mencoba dan mengumumkan program dan
bahwa akhir Desember 2020 ada 221 negara teknologi pengembangan vaksin untuk melawan
yang mempunyai sedikitnya satu kasus positif di pandemi COVID-19, diantaranya adalah vaksin
wilayahnya. Jumlah kasus pada tanggal 29 yang di lemahkan, inaktif, subunit, vektor virus
Desember 2020 telah melewati 79,2 juta orang (replikasi dan non-replikasi), dan asam nukleat
terkonfirmasi positif dengan angka kematian (DNA dan RNA), dimana hampir sebagian besar
mencapai 1,7 juta orang diseluruh dunia. merupakan vaksin baru (Sari & Sriwidodo,
Prevalensi COVID-19 di Indonesia sendiri 2020). Pengembangan vaksin COVID-19
cukup tinggi, berdasarkan data Satgas menjadi upaya besar dalam memerangi pandemi
Penanganan COVID-19 pada 29 Desember 2020 COVID-19. Pada Desember 2020, banyak
berjumlah lebih dari 727 ribu kasus kandidat vaksin telah terbukti aman dan efektif
terkonfirmasi dengan 21 ribu kasus kematian. dalam menghasilkan respon imun (Loomba et
Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan al., 2021). Pada tanggal 9 Maret 2021 sudah
Provinsi Aceh pada tanggal 29 Desember 2020 terdapat 81 kandidat vaksin dalam tahap
tercatat ada 8 ribu kasus terkonfirmasi dan 358 pengembangan klinis dan 182 kandidat vaksin
kasus kematian dan kota Banda Aceh adalah dalam tahap pengembangan pra-klinis (WHO,
kota yang tertinggi kasus positif COVID-19 di 2020).
wilayah provinsi Aceh yaitu 2 ribu kasus Berdasarkan hasil pengambilan data awal
terkonfirmasi. Pada bulan Desember 2020, yang dilakukan penulis pada 27 Februari 2021,
Kecamatan Kuta Alam menjadi kecamatan Puskesmas Kuta Alam sudah menerima vaksin
tertinggi kasus positif COVID-19 se kota Banda tahap 2 untuk tenaga kesehatan sebanyak 200
Aceh dengan jumlah mencapai 471 kasus vial, dan sudah terpakai sebanyak 148 vial. Hasil
terkonfirmasi dan 15 kasus Kematian (Satgas wawancara yang telah penulis lakukan pada 10
Penanganan COVID-19 RI,2021; Dinkes Aceh, anggota masyarakat Kuta Alam didapatkan
2020). bahwa 7 dari 10 orang menolak untuk diberikan
Penanggulangan pandemi COVID-19 tidak vaksin COVID-19 dengan berbagai keraguan
hanya dilakukan dari sisi penerapan protokol dan pertanyaan tentang vaksin COVID-19.
kesehatan seperti mencuci tangan, memakai Menurut Thomson et al., (2016) faktor-
masker dan menjaga jarak tetapi intervensi faktor yang mempengaruhi penerimaan
dengan vaksinasi merupakan bagian dari upaya vaksinasi COVID-19 adalah access yaitu
pencegahan dan pengendalian COVID-19 kemampuan individu untuk dijangkau dan untuk
(Kemenkes RI, 2020). Kaur & Gupta (2020) mencapai vaksin yang direkomendasikan,
menyatakan bahwa pencegahan penyebaran affordability adalah kemampuan individu untuk
pandemi virus COVID-19 telah dilakukan secara mendapatkan vaksinasi, dari segi biaya finansial
bertahap dengan memotivasi para peneliti untuk maupun non finansial (misalnya waktu),
mengembangkan vaksin yang tepat dalam awareness adalah pengetahuan individu tentang
pengobatan virus COVID-19. Vaksin berperan kebutuhan dan ketersediaan vaksin yang
penting dalam membantu tubuh untuk direkomendasikan serta manfaat dan risikonya,
meningkatkan kekebalan spesifik secara aktif acceptance adalah penerimaan individu,
22
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
23
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
24
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
25
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
2021). Dalam penelitian ini, Akses kurang secara gratis, hendaknya disediakan dengan
berpengaruh terhadap penerimaan vaksinasi harga yang dapat dijangkau oleh semua orang.
COVID-19 karena masyarakat sudah sangat Faktor kesadaran dalam penerimaan
berkembang dalam hal transportasi sehingga vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik 70,6%.
dimanapun lokasi vaksinasi, masyarakat dapat Dapat disimpulkan bahwa faktor kesadaran juga
datang ke tempat tersebut. dapat mempengaruhi penerimaan vaksinasi
Faktor akses dalam penerimaan vaksinasi COVID-19. Pandemi ini sudah berjalan setahun
COVID-19 pada masyarakat di Wilayah Kerja lebih dan setiap harinya pengetahuan masyarakat
Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh pada terus bertambah karena banyaknya informasi
kategori baik sebesar 51,4%. Dapat disimpulkan yang beredar sehingga kata-kata vaksinasi
bahwa faktor akses merupakan faktor yang COVID-19 sudah tidak asing lagi ditelinga
berada pada kategori baik tetapi tidak masyarakat. Arumsari et al., (2021) mengatakan
berpengaruh terhadap penerimaan vaksinasi bahwa edukasi terhadap masyarakat perlu
COVID-19. Dalam penelitian Schoch-spana et ditingkatkan mengingat konsensus penerimaan
al., (2020) mengatakan bahwa membuat merupakan tahapan selanjutnya dari kesadaran.
vaksinasi COVID-19 dapat diakses secara luas Beberapa informasi yang perlu diberikan
adalah upaya yang kompleks. Jadi, sebelum kebenarannya kepada masyarakat yaitu seperti
vaksin COVID-19 diproduksi, sangat penting tingkat keamanan, efektivitas, kehalalan,
untuk mengidentifikasi lokasi vaksinasi yang kedaruratan vaksin, serta meluruskan hoax
aman dan dapat diakses dengan mudah oleh seputar vaksin COVID-19.
masyarakat. Pemerintah juga harus memastikan Faktor penerimaan dalam menerima
bahwa distribusi vaksin COVID-19 dapat vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik
diberikan secara merata ke setiap daerah. (64,2%). Dapat disimpulkan juga bahwa faktor
Faktor keterjangkauan dalam penerimaan penerimaan menjadi faktor yang dapat
vaksinasi COVID-19 dikategorikan baik mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-
(68,8%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan 19. Sebesar 50,5% responden setuju dan
bahwa faktor keterjangkauan mempengaruhi bersedia menerima vaksinasi COVID-19,
penerimaan vaksinasi COVID-19. Dari segi sebesar 58,7% responden berpendapat bahwa
finansial, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi COVID-19 telah teratasi dan tidak
bahwa provinsi aceh masih menjadi provinsi perlu di vaksinasi. Sebesar 47,7% responden
termiskin di pulau sumatra dan hal ini membuat berniat untuk mengajak anggota keluarga/
masyarakat tidak mau jika harus membayar saudara/ teman mereka untuk mengikuti
untuk mendapatkan vaksin COVID-19. vaksinasi COVID-19. Efek samping terhadap
Pemerintah Indonesia telah menghimbau vaksin merupakan hal yang harus
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam dipertimbangkan. Dalam penelitian ini, 59,6%
vaksinasi COVID-19 yang dimana dapat dilihat responden mengatakan bahwa mereka setuju
pada peraturan Presideen Republik Indonesia No vaksin COVID-19 yang akan diberikan aman
99 tahun 2020 tentang pengadaan vaksinasi dan dan efektif, tetapi 55,0% responden juga
pelaksanaan vaksinasi dalam rangka mengatakan tidak yakin dengan keamanan dan
penanggulangan pandemi COVID-19. Sebanyak efektivitas vaksin COVID-19. Sari dan
49,5% masyarakat bersedia di vaksinasi jika Sriwidodo, (2020) mengatakan bahwa sebelum
pemerintah memberikan vaksin COVID-19 vaksin COVID-19 dipasarkan, vaksin harus
secara gratis. hal ini juga didukung oleh aman baik dalam jangka waktu pendek maupun
Kemenkes RI, (2020) yang mengatakan bahwa jangka panjang.
Pemerintah Indonesia menyediakan vaksin Dari segi keagamaan, dimana mayoritas
secara gratis untuk meningkatkan penerimaan, masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Kuta
khususnya untuk masyarakat yang tergolong Alam yang berpastisipasi dalam penelitian ini
miskin dan rentan. Bila vaksin tidak disediakan beragama Islam dan cenderung religius dalam
kehidupan sehari-hari, maka penggunaan produk
26
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
halal sangatlah penting. Untuk itu kehalalan Schmidt et al., (2021) mengatakan bahwa jika
vaksin COVID-19 menjadi faktor yang sangat kurangnya kepercayaan masyarakat pada sistem
penting dari kesediaan masyarakat untuk perawatan kesehatan atau pemerintah, hal ini
menerima vaksinasi. Dalam penelitian ini, dapat menjadi hambatan untuk penerimaan
47,7% responden setuju dan 44,0% responden vaksin COVID-19. Iskak et al., (2021)
sangat setuju dalam meragukan kehalalan mengatakan bahwa berbagai mitos dan hoax
vaksin COVID-19 walaupaun MUI telah yang beredar mengenai vaksin COVID-19
mengeluarkan izin halal untuk digunakan. Hal menjadi salah satu faktor yang mendorong
ini menjadi salah satu alasan masyarakat keraguan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi
Indonesiaa menolak vaksin COVID-19 COVID-19. Dalam penelitian Schoch-spana et
(Kemenkes RI, UNICEF and WHO, 2020). al., (2020) mengatakan bahwa hambatan yang
Sebesar 51,4% responden setuju untuk di vaksin ada dalam promosi kesehatan tentang vaksinasi
karena merasa resiko terpapar virus COVID-19 COVID-19, penelitian ini menyarankan
sangat tinggi sehingga berniat untuk mengikuti pendekatan khusus yang dapat diambil untuk
vaksinasi COVID-19. Sebanyak 50,5% dalam memastikan komunikasi yang bermakna dan
penelitian ini setuju jika vaksin COVID-19 yang relevan untuk mengurangi dampak kesalahan
akan diberikan dapat memperparah kondisi informasi.
kesehatan mereka terlebih lagi jika responden
memiliki riwayat penyakit yang diderita.
Sebesar 59,5% responden percaya dengan KESIMPULAN
petugas kesehatan yang yang memberikan Berdasarkan hasil penelitian dan
vaksinasi COVID-19. pembahasan yang telah diuraikan, dapat
Sebesar 44% responden mengatakan setuju disimpulkan bahwa gambaran faktor-faktor yang
dan 42,2% responden mengatakan sangat setuju mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-
jika dibandingkan dengan vaksin lain, responden 19 pada masyarakat di Kecamatan Kuta Alam
lebih ragu dengan vaksin COVID-19. Chen et Kota Banda Aceh yaitu dalam kategori baik
al., 2020 mengatakan bahwa keamanan dan (60,6). Sehingga yang menjadi faktor yang
efektivitas vaksin COVID-19, efek samping dan paling berpengaruh dalam penerimaan vaksinasi
kepuasan terhadap pelayan kesehatan menjadi COVID-19 adalah faktor kesadaran,
faktor utama penyebab keraguan terhadap vaksin keterjangkauan dan penerimaan serta faktor
ini. Keraguan masyarakat terhadap vaksin yang kurang berpengaruh adalah faktor aktivasi
merupakan masalah yang mendesak bagi otoritas dan akses dalam menerima vaksinasi COVID-19
kesehatan masyarakat di seluruh belahan dunia di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda.
(Kemenkes RI, UNICEF, dan WHO, 2020). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
Keragu-raguan juga bisa muncul di masyarakat sampel sebelumnya berjumlah 363 responden
karena informasi yang tidak sampai kepada menjadi 109 responden dikarenakan mengingat
masyarat. Dari berbagai alasan tersebut yang kota Banda Aceh pada saat itu masuk kedalam
paling tinggi persentasenya adalah rasa takut zona merah infeksi COVID-19 dan menjadi
masyarakat terhadapat efek samping yang dapat salah satu kota/ kabupaten yang memberlakukan
merugikan dari vaksin COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
beranggapan bahwa vaksinasi COVID-19 dapat Masyarakat (PPKM) mikro.
memperparah kondisi kesehatan.
Sedangkan faktor aktivasi dalam DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, W., Desty, R. T., Eko, W., & Kusumo, G. (2021).
penerimaan vaksinasi COVID-19 dikategorikan Indonesian Journal of Health Community Gambaran
baik (57,8%). Dapat disimpulkan bahwa faktor Penerimaan Vaksin COVID-19 di Kota Semarang
aktivasi masuk dalam kategori baik tetapi kurang Info Articles. Indonesian Journal of Health
mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID- Community 2, 2(1), 35-45-undefined. http://e-
journal.ivet.ac.id/index.php/ijheco
19. Aktivasi dalam penelitian ini adalah dimana Ciarambino, T., Barbagelata, E., Corbi, G., Ambrosino, I.,
masyarakat didorong kearah serapan vaksinasi. Politi, C., Lavalle, F., Ruggieri, A., & Moretti, A.
27
Idea Nursing Journal Vol. XII No. 3 2021
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445
(2021). Gender differences in vaccine therapy: where Vaksin COVID-19. Majalah Farmasetika, 5(5), 204.
are we in COVID-19 pandemic? Monaldi Archives for https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i5.28082
Chest Disease. Schmidt, H., Weintraub, R., Williams, M. A., Miller, K.,
https://doi.org/10.4081/monaldi.2021.1669 Buttenheim, A., Sadecki, E., Wu, H., Doiphode, A.,
El-Elimat, T., AbuAlSamen, M. M., Almomani, B. A., Al- Nagpal, N., Gostin, L. O., & Shen, A. A. (2021).
Sawalha, N. A., & Alali, F. Q. (2021). Acceptance and Equitable allocation of COVID-19 vaccines in the
attitudes toward COVID-19 vaccines: A cross- United States. Nature Medicine, 27(July).
sectional study from Jordan. PLoS ONE, 16(4 April), https://doi.org/10.1038/s41591-021-01379-6
1–15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0250555 Schoch-spana, M., Brunson, E. K., Long, R., Ruth, A.,
Febriyanti, et al. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ravi, S. J., Trotochaud, M., Borio, L., Brewer, J.,
dan Kesediaan Vaksinasi Covid-19 Pada Warga Buccina, J., Connell, N., Lee, L., Kass, N., Kirkland,
Kelurahan Dukuh Menanggal Kota Surabaya. A., Koonin, L., Larson, H., Fisher, B., Omer, S. B.,
Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian, 3, 1– Orenstein, W. A., Poland, G. A., … White, A. (2020).
7. file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/168- The public ’ s role in COVID-19 vaccination :
Article Text-499-1-10-20210424.pdf Human-centered recommendations to enhance
https://aceh.tribunnews.com/2020/10/13/kuta-alam- pandemic vaccine awareness , access , and acceptance
menjadi-kecamatan-terbanyak-warga-positif-covid- in the United States. Vaccine, xxxx.
19-di-kutaraja-ini-sebaran-per-kecamatan https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2020.10.059
https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who- Thomson, A., Robinson, K., & Vallée-tourangeau, G.
director-general-s-opening-remarks-at-the-media- (2016). The 5As : A practical taxonomy for the
briefing-on-covid-19---11-march-2020 determinants of vaccine uptake. Vaccine, 34(8),
https://covid19.go.id/peta-sebaran 1018–1024.
https://covid19.acehprov.go.id/ https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2015.11.065
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/Covid-19-vaccines
Iskak, I., Rusydi, M. Z., Hutauruk, R., Chakim, S., &
Ahmad, W. R. (2021). Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Tentang Pentingnya Vaksinasi Di Masjid
Al – Ikhlas, Jakarta Barat. Jurnal PADMA:
Pengabdian Dharma Masyarakat, 1(3), 2021.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JPDM/arti
cle/view/11431
Kaur, S. P., & Gupta, V. (2020). COVID-19 Vaccine: A
comprehensive status report. Virus Research, 288.
https://doi.org/10.1016/j.virusres.2020.198114
Loomba, S., de Figueiredo, A., Piatek, S. J., de Graaf, K.,
& Larson, H. J. (2021). Measuring the impact of
COVID-19 vaccine misinformation on vaccination
intent in the UK and USA. Nature Human Behaviour,
5(March). https://doi.org/10.1038/s41562-021-
01056-1
Muchtaruddin Mansyur. (2021). Vaksinasi COVID-19 bagi
Pekerja, Harapan Pulihnya Produktivitas. Journal Of
The Indonesian Medical Association, 71(1), 1–4.
https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.1-2021-534
Paul, E., Steptoe, A., & Fancourt, D. (2021). Attitudes
towards vaccines and intention to vaccinate against
COVID-19: Implications for public health
communications. The Lancet Regional Health -
Europe, 1, 100012.
https://doi.org/10.1016/j.lanepe.2020.100012
Sallam, M., Dababseh, D., Eid, H., Al-Mahzoum, K., Al-
Haidar, A., Taim, D., Yaseen, A., Ababneh, N. A.,
Bakri, F. G., & Mahafzah, A. (2021). High rates of
covid-19 vaccine hesitancy and its association with
conspiracy beliefs: A study in jordan and kuwait
among other arab countries. Vaccines, 9(1), 1–16.
https://doi.org/10.3390/vaccines9010042
Sari, I. P., & Sriwidodo, S. (2020). Perkembangan
Teknologi Terkini dalam Mempercepat Produksi
28