Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal

Volume 11 Nomor 2, April 2021


e-ISSN 2549-8134; p-ISSN 2089-0834
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PENCEGAHAN COVID-19 DI KABUPATEN


PAMEKASAN MENGGUNAKAN TEORI P-PROCESS
Putri Faradina Herman
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia 60115
putri.faradina.herman-2016@unair.ac.id

ABSTRAK
Corona Virus Disease atau COVID-19 merupakan penyakit menular dengan tingkat penularan yang
tinggi dan meluas secara cepat ke seluruh dunia hingga menjadi pandemi. Hingga tanggal 17 Juli 2020
kasus konfirmasi positif COVID-19 di Pamekasan sebanyak 90.203 orang. Pemberian edukasi terkait
pecegahan COVID-19 kepada masyarakat sangat penting dilakukan agar terjadi perubahan perilaku
sehingga menekan penyebaran COVID-19. Kondisi pandemi mendorong penyebaran informasi
termasuk pemberian edukasi terkait COVID-19 harus cepat dan tepat, seiring dengan peningkatan
penggunan media sosial ditengah masyarakat. Oleh karena itu teori p-process digunakan untuk
membuat media bantu video pencegahan COVID-19 di Kabupaten Pamekasan. Pembuatan video
dilakukan dengan dukungan Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
KabupatenPamekasan. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah triangulasi data yakni observasi partisipasi aktif,
wawancara kepada 10 orang informan, dan dokumentasi yang sekaligus menguji keabsahan data.
Analisis data melalui reduksi data, disajikan, lalu disimpulakan. Hasil penelitian menunjukkan media
video pencegahan COVID-19 menggunakan teori p-process efektif dalam meningkatkan
pengetahuan informan hingga 100% terkait penggunaan masker, dan peningkatan pengetahuan 90%
terkait langkah cuci tangan. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terkait efektivitas media
COVID-19 dan faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, serta perilaku masyarakat
Pamekasan dalam upaya pencegahan COVID-19.

Kata kunci: covid-19; media; teori p-process

VIDEO MEDIA DEVELOPMENT OF COVID-19 PREVENT IN PAMEKASAN


REGENCY USES OF THEORY P-PROCESS

ABSTRACT
Corona Virus Disease or COVID-19 is an infectious disease with a high transmission rate and
spreads rapidly throughout the world until it becomes a pandemic. As of July 17, 2020, there were
90,203 positive confirmed cases of COVID-19 in Pamekasan. It is very important to provide education
related to COVID-19 prevention to the public so that behavior changes occur so as to reduce the
spread of COVID-19. Pandemic conditions encourage the dissemination of information including
providing education related to COVID-19 to be fast and precise, in line with the increasing use of
social media in the community. Therefore, the p-process theory is used to create video media to help
prevent COVID-19 in Pamekasan Regency. The making of the video was carried out with the support
of the Promotion and Community Empowerment Section of the Pamekasan District Health Office. The
method used is a qualitative approach. The data collection technique used was data triangulation,
namely active participation observation, interviews with 10 informants, and documentation which
simultaneously tested the validity of the data. Data analysis through data reduction, presented, then
summarized. The results showed that the video media for COVID-19 prevention using the p-process
theory was effective in increasing informants' knowledge by 100% regarding the use of masks, and
90% increasing knowledge regarding hand washing steps. More in-depth research is needed
regarding the effectiveness of the COVID-19 media and the factors that affect the knowledge, attitudes
and behavior of the Pamekasan community in efforts to prevent COVID-19.

321
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Keywords: covid-19; media; p-process theory

PENDAHULUAN
Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan penyakit menular dengan tingkat penyebaran
sangat cepat dan meluas ke berbagai negara. Sejak kasus pertamanya pada Desember 2019
hingga 11 Maret 2020 telah tercatat 118.319 kasus konfirmasi di 113 negara dengan jumlah
kematian sebesar 4.291 jiwa di dunia. Oleh karena itu pada tanggal 11 Maret 2020 WHO
menetapkan COVID-19 sebagai pandemi (WHO, 2020). Kasus positif COVID-19 pertama
kali di Indonesia dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus yang berasal dari
Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Angka ini pun terus bertambah secara cepat dari waktu ke waktu
dan menyebar ke seluruh Indonesia. Hingga per tanggal 19 Juli 2020, kasus positif di
Indonesia sebanyak 86.521 kasus, pasien sembuh 45.401 jiwa, dan kasus meninggal sebanyak
4.143 jiwa. Provinsi dengan jumlah kasus positif terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur
dengan 18.308 kasus (21,2%), menyalip kota dimana kasus COVID-19 pertama kali
ditemukan, Jakarta.

Kabupaten Pamekasan merupakan kabupaten pertama dari ketiga kabupaten lainnya di Pulau
Madura yang mengumumkan kasus positif COVID-19. Kasus pertama positif COVID-19 di
Kabupaten Pamekasan diumumkan pada tanggal 29 Maret 2020. Pasien positif tersebut
merupakan anak usia 11 tahun yang meninggal dengan status PDP (Pasien Dalam
Pengawasan) pada tanggal 20 Maret 2020 (data kasus harian COVID-19 Dinas Kesehatan,
2020). Pada awalnya penambahan kasus positif di Kabupaten Pamekasan tidak cepat,
bertambah 1 kasus setelah sekian hari, namun pada saat ini per harinya bisa bertambah
belasan kasus positif. Terbukti hingga tanggal 19 Juli 2020 virus ini telah menyebar ke
seluruh kecamatan yang ada di Pamekasan dengan jumlah kasus positif mencapai 203 orang
dimana kasus meninggal sebanyak 25 orang, sembuh 90 orang, dan dirawat 88 orang.

COVID-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan oleh yang
disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
SARS-CoV-2 merupakan jenis coronavirus ketujuh yang diketahui dapat menginfeksi
manusia, dan merupakan virus zoonosis ketiga setelah SARS-CoV dan MERS-CoV
(MacKenzie & Smith, 2020). Penyebaran SARS-CoV-2 dari orang ke orang merupakan
transmisi utama sehingga penyebarannya lebih agresif. Transmisi terjadi melalui droplet saat
seseorang batuk atau bersin dan dapat pula viabel melalui aerosol (Susilo et al., 2020). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dan terlama adalah 14 hari.
Kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindorm pernapasan akut, gagal
ginjal, bahkan kematian (Kemenkes RI, 2020)

Publik merasa takut, tidak berdaya, sehingga tidak menerima kenyataan yang terjadi.
Ditambah lagi dengan penyebaran rumor dan informasi yang salah utamanya di media sosial
dapat membuat masyarakat semakin ragu dengan keberadaan COVID-19 ini. Kominfo sendiri
telah mencatat sejak Bulan Januari- Juli 2020 terdapat sebanyak 1.008 hoaks yang tersebar di
berbagai platform media sosial terkait dengan disinformasi tentang COVID-19. Oleh karena
itu media massa dimana media sosial termasuk didalamnya memiliki peranan yang krusial.
Dimana diperlukan untuk melakukan komunikasi yang efektif dan efisisen kepada masyarakat
sehingga dapat meminimilisir dampak dari penyebaran COVID-19 (Syaipudin, 2020).

322
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Selain itu dampak pandemi jua terlihat pada peningkatan penggunaan media sosial ditengah
masyarakat. We are social salah satu web yang mencatatat tingkat penggunaan internet dan
media sosial mencatat bahwa per Januari 2020 sekitar 59% penduduk Indonesia aktif
menggunakan media sosial. Rata-rata masyarakat menghabiskan waktu dalam sehari untuk
menggunakan media sosial adalah selama 3 jam 26 menit (We are social, 2020). Sensor tower
juga merilis 10 aplikasi yang paling banyak diunduh pada Bulan Juli 2020 dimana Tik-tok
menjadi media sosial yang paling banyak diunduh lalu disusul facebook, instagram, whatsapp
dan youtube (sensortower.com). Bahkan WHO menjadikan tik-tok sebagai media yang ideal
untuk mengkampanyekan gerakan cuci tangan yang benar untuk memutus penularan COVID-
19 disertai hashtag #safehands karena kepopuleran dari tik-tok di tengah masyarakat.
(Hasiholan, Pratami, & Wahid, 2020).

Media sosial yang banyak digunakan masyarakat terbukti efektif untuk menyebarluaskan
infomasi kesehatan, mendukung upaya kesehatan, dan lebih mudah diakses karena secara
online (Leonita & Jalinus, 2018). Oleh karena itu pemanfaat media sosial sebagai media untuk
menyebarkan informasi terkait COVID-19 perlu untuk dilakukan. Terkait dengan penyebaran
informasi COVID-19 sendiri, pemerintah pusat melalui Direktorat jenderal Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI menerbitkan Panduan Komunikasi
Perubahan Perilaku dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Sesuai dengan pesan
kunci yag dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19, terdapat 3 pesan kunci nasional yakni
cuci tangan pakai sabun (CTPS), menggunakan masker, dan jaga jarak (Kementerian
Kesehatan RI, Direktorat Jenderal, 2020)

Promosi kesehatan dalam hal ini menjadi pilar utama dalam pencegahan dan penanggulan
COVID-19. Dengan pemberian informasi dan komunikasi kesehatan terkait COVID-19 maka
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga diharapkan dapat melakukan
perubahan perilaku yang mendukung pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Oleh
karena itu peranan media sangat penting. Berdasarkan teori S-O-R, respons dari seseorang
(organisme) sangat bergantung dari stimulus yang diberikan. Media promosi kesehatan dapat
menjadi stimulus bagi suatu organisme untuk akhirnya memberikan respon yang tertutup
ataupun terbuka. Proses stimulus menuju respon ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan organisme yang merupakan hasil stimulus dari media itu sendiri.

Media dapat menjadikan sasaran lebih mudah tertarik dan membuat pemahaman nya tentang
suatu informasi kesehatan menjadi lebih baik. Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian yang
lebih mendalam dalam membuat sebuah media promosi kesehatan. Salah satunya dengan
menggunakan teori p-process. Teori p-process merupakan teori yang secara umum digunakan
untuk merencanakan program komunikasi yang digambarkan dalam bentuk diagram “P” dan
memiliki 5 tahapan (Notoatmodjo, 2012). Oleh karena itu, pada penelitian ini relawan
berusaha untuk mengaplikasikan teori p-process dalam membuat media promosi kesehatan
berjenis audiovisual (video) yang disebarluaskan melalui media sosial milik Seksi Promosi
dan Pemberdayaan Masyarakat untuk menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat Pamekasan terkait langkah cuci tangan dan penggunaan masker dikala pandemi
COVID-19. Terdapat 2 video, video pertama berjudul “Pakai Masker Yuk!” dan video kedua
berjudul “Langkah Cuci Tangan”. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dari peneliti , maka
tahap terakhir dari penerapan p-process ini tidak dapat dilakukan, yaitu pada tahap evaluasi
dan perencanaan ulang media.

323
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan jenis penelitian cross-sectional.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang ada di Desa
Medowo dengan menggunakan teknik simple random sampling dan didapatkan jumlah
sampel sebanyak 26. Observasi karakteristik peternak yang meliputi usia, jenis kelamin, lama
bekerja dan frekuensi bekerja dilakukan dengan memberikan lembar kuesioner dan
wawancara. Usia dikategorikan menjadi usia produktif dan usia non produktif, dimana usia
produktif yaitu usia 15-65 sedangkan usia non-produktif berada pada usia lebih dari 65 tahun.
Lama bekerja dikategorikan berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun
2003 Pasal 156 dikategorikan menjadi lebih dari 15 tahun dan kurang dari 15 tahun.

Observasi Penerapan Biogas dan konsumsi susu sapi dilakukan dengan indepth interview
dengan menggunakan panduan kuisioner untuk mengetahui beberapa variabel yang diteliti.
Kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reabilitas pada penelitian sebelumnya, sehingga
peneliti tidak melakukan uji validitas dan reabilitas lagi. Apabila peternak memanfaatkan
feses (kotoran ternak sapi perah) menjadi energi panas (biogas) maka peternak menerapkan
teknik biogas, begitu pula sebaliknya. Variabel konsumsi susu sapi dikategorikan menjadi
tidak mengkonsumsi dan mengkonsumsi susu sapi. Apabila peternak mengkonsumsi susu sapi
hasil perahannya makan dikategorikan mengkonsumsi susu sapi, begitu pula sebaliknya.
Observasi keluhan diare dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Dikategorikan menjadi
tidak mengalami diare dan mengalami diare. Kejadian diare dihitung 6 bulan terakhir saat
dilakukan penelitian. Data penelitian dianalisis secara deskriptif, dengan tabulasi silang yang
kemudian hasilnya dinarasikan. Penelitian telah memperoleh persetujuan dari Komisi Etik
Penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dengan Nomor Sertifikat kaji etik
296/HRECC.FODM/V/2019.

HASIL
Tahap Analisis
Tahap pertama dalam p-process adalah analisis. Pada penelitian ini dilakukan analisis situasi
dan analisis sasaran. Berdasarkan data kasus harian COVID-19 yang diolah dari P2P Dinkes
KabupatenPamekasan, COVID-19 di Pamekasan terus mengalami peningkatan. Hingga 17
Juli 2020 total kasus positif COVID-19 di Kabupaten Pamekasan sebanyak 199 kasus. Kasus
tertinggi berada di Kecamatan Pamekasan dimana merupakan pusat kota dengan kepadatan
kependudukan tertinggi. Berdasarkan hasil survey cepat terkait penggunaan masker
didapatkan beberapa informasi yang menjadi bahan analisis sasaran. Responden berjumlah
478 orang yang berasal dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan. Terbanyak
berasal dari Kecamatan Pamekasan (33,3%).Pekerjaan responden terbanyak tenaga kesehatan
30,3% atau 148 responden. Usia responden tiga terbanyak yakni pada rentan usia 26-35 tahun
201 responden (42,1%), 36-45 tahun117 responden (24,5%), dan rentan 16-25 tahun sebanyak
88 responden (18,4%). Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah perguruan tinggi
sebanyak 363 responden (75,9%).

Sebesar 99,2% responden telah mengetahui pentingnya menggunakan masker sebagai bentuk
pencegahan COVID-19. Karakteristik responden berdasarkan sikap juga sudah baik. Sebesar
95% atau 454 responden menjawab mereka menggunakan masker untuk mencegah penularan
COVID-19. Sedang sisanya 5% atau 24 responden menggunakan masker hanya karena
adanya peraturan dari pemerintah bukan kesadaran sendiri. masih adanya responden yang
tidak menggunakan masker secara rutin sebanyak 22 orang (4,6%). Alasan masyarakat tidak
menggunakan masker adalah membuat sesak nafas, harga masker mahal, dan karena mereka
merasa sehat sehingga tidak membutuhkan masker. Sebesar 95,92 % masyarakat Pamekasan

324
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

menggunakan masker saat keluar rumah, sisanya menjawab saat bekerja, saat sakit, dan ada
yang menjawab seperlunya saja. Sebesar 39,79 % masyarakat Pamekasan menggunakan
masker medis sisanya menggunakan masker kain.

Sumber Informasi terkait penularan COVID-19 banyak responden dapat dari fasilitas
pelayanan kesehatan dan media sosial. Media yang paling banyak dijadikan sebagai informasi
COVID-19 berturut-turut adalah media sosial, televisi, fasilitas kesehatan, media cetak, dan
siaran keliling. Sedangkan media sosial yang paling banyak digunakan untuk mengakses
informasi COVID-19 yaitu whatsapp, facebook, instagram, twitter, dan youtube. Secara
kualitiatif yang dilakukan dengan wawancara, pada kenyataanya di lapangan masih banyak
masyarakat KabupatenPamekasan yang tidak displin menerapkan protokol kesehatan.
Penerapan pesan kunci nasional 3M sudah seharusnya disiplin dilakukan yakni Memakai
Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.

“Kasus COVID-19 di Pamekasan yang awalnya merupakan imported case saat ini telah
menjadi transmisi lokal dengan penambahan kasus yang cepat. Penambahan ini karena
tidak diimbangi dengan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat”
(Kepala Bidang P2P Dinkes Pamekasan). Analisis program dilakukan bersama Seksi
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes KabupatenPamekasan karena sejauh ini
program-program preventif dan promotif terkait COVID-19 pada lingkup kerja Dinkes
KabupatenPamekasan merupakan tugas dan tanggungjawab Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat. Media yang digunakan oleh
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sejauh ini masih difokuskan pada media
cetak seperti poster banner, dan leaflet yang bahannya didaptakan dari Kemenkes lalu
disebar luaskan ke seluruh puskesmas dan pada tempat-tempat strategis di Pamekasan.
Selama ini Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat belum membuat media
audiovisual (video) ataupun menggunakan media sosial dalam menyebarkan informasi
kesehatan terutama saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.

“Nah disini yang masih jadi PR. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat masih
belum memiliki media sosial buat edukasi kesehatan. Harapannya Mbaknya disini bisa
mulai untuk membuatkan media sosialnya sekaligus buat beberapa videonya. Dulu pernah
ada emailnya promkes, cuman belum tau lagi perkembangannya gimana dan catatan
passwordnya sudah tidak ditemukan, jadi minta tolong sekalian buatkan dari awal” (Kasie
Promkes Dinkes Pamekasan). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui
bahwa responden lebih banyak mendapatkan informasi kesehatan melalui media sosial,
namun pihak Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sendiri belum memiliki media
sosial sebagai media menyebarkan informasi COVID-19. Oleh karena itu, pembuatan
media sosial beserta kontennya dilakukan dalam penelitian ini perlu disusun untuk
memberikan edukasi kesehatan terkait pencegahan COVID-19 utamanya terkait
penggunaan masker dan langkah cuci tangan kepada pengguna aktif media sosial di
Kabupaten Pamekasan

Desain Strategis
Berdasarkan hasil analisis dibuatlah rancangan strategis media bantu pencegahan COVID-19
yang akan dibuat, mulai dari sasaran, tujuan, media dan isi pesan, serta strategi. Berikut
rancangan strategis yang telah dibuat:
1. Sasaran dari penyebaran media bantu video pencegahan COVID-19 ini adalah masyarakat
Pamekasan yang menggunakan media sosial secara aktif.

325
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

2. Tujuan dari pembuatan media bantu video ini adalah meningkatkan pengetahuan
masyarakat terkait langkah cuci tangan yang baik dan hal yang harus diperhatikan saat
menggunakan masker selama pandemi COVID-19
3. Media yang dibuat berupa video yang dibagikan ke media sosial. Media terdiri dari 2
video, pertama video berjudul “Pakai Masker Yuk!” berdurasi 56 detik. Video kedua
berjudul. “langkah cuci tangan” berdurasi 41 detik. Video diedit menggunakan aplikasi
tik-tok dan inshot serta dibagikan ke berbagai media sosial.
4. Isi pesan video “Pasker Masker Yuk!” adalah ajakan untuk menggunakan masker dan
hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan masker. Isi pesan Video “Langkah
Cuci Tangan” adalah menunjukkan tata cara dan langkah cuci tangan yang baik.
5. Starateginya video dibuat dalam durasi yang singkat yakni kurang dari 1 menit, dikemas
secara singkat, jelas, dan menarik. Audio hanya berupa musik yang menarik tanpa voice
over, dan video disertai lirik berupa pesan yang akan disampaikan. Model video tersebut
adalah petugas kesehatan yakni salah satu pegawai Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat Dinas Kesehatan KabupatenPamekasan.
6. Video dibagikan serentak ke berbagai media sosial seperti tik-tok, whatsapp, facebook,
dan youtube. Penyebarluasan video dimasifkan pada group whatsapp dan story whatsapp
melalui video disertai link untuk menuju pada media sosial Promkes Pamekasan lainnya.
Video “Pakai Masker Yuk!” disebarkan pada tanggal 16 Juli 2020 dan video “Langkah
Cuci Tangan” disebarkan pada tanggal 17 Juli 2020.

Pengembangan dan Uji Coba


Selanjutnya pengambilan video dilakukande ngan beberapa kali pengambilan gambar ulang
agar sesuai dengan isi pesan yang dimaksud. Setelah proses editing video diuji coba kepada
pegawai Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai pihak yang profesional
untuk mengoreksi dan apabila ada yang perlu diperbaiki, maka dilakukan revisi. Hasil uji
coba kedua video tidak ada revisi yang dilakukan dan sudah siap untuk disebarluaskan ke
media sosial. Berikut hasil media video yang telah dibuat beserta isi pesan didalamnya :
1. Video “Pakai Masker Yuk!”

Pesan berupan tulisan dalam video :


Tips Nyaman Pakai Masker Check
Halo Tretan
Jangan Lupa Pakai MASKER yaa...
Seperti masker yang tretan sering lihat
Ada 2 nih jenis masker yang sering dipakai
Masker Medis, Terus adaa Masker Kain
Nah, Pakai yang masker kain aja yaaa..
Usahakan pake 2 lapis kain yaa
Tentunya pakai bahan yang nyaman buat tretan semua
Pastikan masker menutupi mulut dan hidung
Bagian bawah, bagian sampingnya
Ok? Pastikan menutupi mulut-hidung
Oiya.. lepas pakai, Jangan Lupa DICUCI yaa..
Usahakan juga, ganti masker 4 jam sekali
Mator Sakalangkong
SEMANGAT!!

326
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

2. Video “Langkah Cuci Tangan”

Pesan berupa tulisan dalam video :


Langkah Cuci Tangan
Jangan Lupa cuci tangannya pakai sabun dan air mengalir
Basahi kedua tangan
Beri sabun secukupnya
Mulai Gosok
1.Telapak Tangan
2.Punggung Tangan
3.Sela-sela jari
4.Buku-buku jari
5.Bagian jempol
6.Kuku-kuku jari, gosok memutar ya tretan
Udah, Bilas sampai bersih deh
Lalu nantu keringkan pakai tisu atau handuk
Mudah kan?? YUK CUCI TANGAN!

Pelaksanaan dan Pemantauan


Video “Langkah Cuci Tangan” diunggah pada tanggal 16 Juli 2020 dan video “Pakai Masker
Yuk!” diunggah tanggal 17 Juli 2020. Video diunggah di youtube, tik-tok, dan facebook.
Selanjutnya dibuat link untuk disebarluaskan melalui whatsapp kepada para petugas promosi
kesehatan yang untuk selanjutnya disebarluaskan kembali ke group setiap puskesmas dan para
kader. Yak akhirnya tersebar ke masyarakat luas. Pemantauan dilakukan dengan memastikan
kedua video tersebut tersebar dan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat pada tahap desain
strategis. Oleh karena itu wawancara dilakukan kepada 10 informan sebelum dan sesudah
diberikan video. Berikut cuplikan konotasi dari informan setelah diberikan kedua video:.

“Jadi ada dua jenis masker yang bisa dipakai. Ada masker kain sama satunya masker medis,
tapi lebih mending pakai yang kain aja. Usahakan pakai dua lapis. Pakainya harus menutup
mulut dan hidung. Terus setelah itu maskernya dicuci. Ganti maskernya tiap 4 jam”(Informan
5, 17 tahun).

“sebelumnya baru tau kalau cuci tangan itu gak terlalu butuh waktu lama, asal semua
bagian itu kena sabun dan dicuci. Langkahnya kalau di video tadi basahi dulu kedua
tangan terus diberi sabun. Gosok telapak tangan, punggung tangan, sela jari, buku jari,
jempol, terus kuku jari sambil diputer gitu, baru semua terus bilas dan keringkan”
(Informan 6, 20 tahun).

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tingkat pengetahuan informan sebelum


melihat video “Pakai Masker Yuk!” sebesar 50% dan hanyak 4 informan yang rutin
menggunakan masker. Setelah video “Pakai Masker Yuk!” diberikan terjadi peningkatan

327
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

pengetahuan hingga 100%. Didapatkan pula bahwa pengetahuan informan sebelum


pemberian video “langkah cuci tangan” sebesar 70%. Setelah pemberian video terjadi
peningkatan pengetahuan terkait langkah cuci tangan hingga 90%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa video “Pakai Masker Yuk!” dan video “Langkah Cuci Tangan” dapat
meningkatkan pengetahuan informan terkait pencegahan COVID-19.

Evaluasi dan Perencanaan Ulang


Tahap terakhir pada tahapan p-process yakni evaluasi dan perencanaan ulang. Evaluasi dan
saran terhadap tampilan kedua video telah diberikan oleh para informan saat wawancara pada
proses pemantauan. Evaluasi media video ditekankan pada pemilihan warna tulisan dan
background dibuat lebih senada, ukuran font lebih dikecilkan lagi, resolusi ditingkat, dan
terdapat saran pembuatan konten yang dikemas melalui video DO vs DONT agar lebih
menarik. Selebihnya informan mengatakan kedua video sudah bagus dan efektif dalam
menyampaikan informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan terkait penggunaan
masker dan langkah cuci tangan.

PEMBAHASAN
Media memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan sebuah informasi
kesehatan. Berdasarkan teori S-O-R, respons dari seseorang (organisme) sangat bergantung
dari stimulus yang diberikan. Media promosi kesehatan dapat menjadi stimulus bagi suatu
organisme untuk akhirnya memberikan respon yang tertutup ataupun terbuka. Proses
stimulus menuju respon ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan organisme yang
merupakan hasil stimulus dari media itu sendiri. Media dapat menjadikan sasaran lebih
mudah tertarik dan membuat pemahamannya tentang suatu informasi kesehatan menjadi
lebih baik. Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam dalam membuat
sebuah media promosi kesehatan. Salah satunya dengan menggunakan Teori P-Process.
Teori P-Process merupakan suatu metode yang secara umum digunakan untuk merencanakan
program komunikasi yang digambarkan dalam bentuk diagram “P” dan memiliki 5 tahapan
(Notoatmodjo, 2012). Metode ini juga dapat digunakan untuk merancang,
mengimplementasikan,dan melakukan evaluasi program kesehatan, serta untuk
pengembangan media promosi kesehatan (Zulfa & Kusuma, 2020).

Pada penelitian ini teori p-process berusaha diterapkan dalam membuat media berjenis
audiovisual (video) yang terkait langkah cuci tangan dan penggunaan masker sebagai upaya
pencegahan COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan media video yang telah dibuat
menggunakan teori p-process berhasil menjadi stimulus dalam meningkatan pengetahuan
informan terkait langkah cuci tangan dan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan
COVID-19. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Zulfa dan Kusuma. Penerapan p-
process diterapkan dalam program balai edukasi coronan berbasis media di Kec.Sayungan
Kabupaten Demak dengan program yang lebih kompleks. Hasilnya juga menunjukkan hal
yang sama yakni terdapat perubahan perilaku yang positif dan peningkatan pengetahuan yang
signifikan pada partisipan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 (Zulfa & Kusuma,
2020).

Pemilihan jenis media audiovisual (video) dalam penelitian ini dilakukan berdasarakan hasil
tahap pertama p-process dan juga didukung dengan pendekatan teori. Berdasarkan Teori
Kerucut Dale penggunaan video memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk mempersepsikan
pesan dibandingkan dengan rekaman radio, gambar diam (audio), visual, ataupun verbal
(Sari, 2019). Edgar Dale memberikan model tentang berbagai jenis media audiovisual dari
yang paling abstrak hingga paling konkrit dan bukan sebagai hirarki atau rangking.

328
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Berdasarkan revisi terakhir yang dilakukannya pada tahun 1969 gambaran pengalaman dari
paling bawah ke paling atas sebagai berikut : (1) pengalaman langsung, pengalaman dengan
tujuan tertentu, (2) pengalaman yang dibuat-buat, (3) pengalaman dramatis, (4) demonstrasi,
(5) studi banding, (6) pameran, (7) televisi edukasi, (8) gambar bergerak, (9) rekaman radio,
gambar diam, (10) simbol visual, (11) simbol verbal.

Berdasarkan kerucut tersebut video dalam penelitian ini termasuk dalam kategori gambar
bergerak yang ada pada posisi kedelapan dalam kerucut dale. Artinya penggunaan video ini
memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk mempersepsikan pesan dibandingkan dengan
rekaman radio, gambar diam (audio), visual, ataupun verbal. Pengalaman langsung yang
berada pada bagian bawah kerucut ini kurang bisa dilakukan karena aturan jaga jarak yang
membatasi berkumpulnya massa secara langsung untuk mencegah penularan COVID-19,
namun bisa diberikan contoh melalui praktek langsung yang direkam, dijadikan video dan
disebarluaskan melalui media sosial seperti yang telah dilakukan pada penelitian ini. Terlebih
menurut beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa 75%-87% pengetahuan manusia
diperoleh oleh mata, dan 13%-25% lainnya tersalur melalui panca indra lainnya
(Notoatmodjo, 2012).

Hal ini juga didukung oleh penelitian Widyaningtyas (2019) yang mengatakan bahwa
pemberian media audovisual berupa video dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap
remaja tentang HIV dan AIDS (Widyaningtyas, 2019). Sebaliknya, hasil penelitian
Sabarudin (2020) mengatakan bahwa edukasi secara online menggunakan media video
sekaligus leaflet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait
pencegahan COVID-19 di Kota Baubau dari pada hanya sebatas media video saja
(Sabarudin,et al 2020). Penyebaran video pencegahan COVID-19 menggunakan media sosial
juga dilakukan untuk memberikan informasi secara cepat dan tepat sehingga lebih mampu
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan COVID-19. Media sosial
youtube, tik-tok, whatsapp, dan facebook dipilih karena merupakan media sosial yang paling
populer digunakan masyarakat. Youtube menjadi media sosial dengan eksistensi tertinggi
(88%) selama pandemi COVID-19 disusul whatsapp sebesar 84% (Junawan, Hendra. Laugu,
2020).

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian penggunaan media sosial sebagai media edukasi
COVID-19 telah dilakukan di beberapa penelitian. Salah satunya penyebaran informasi di
whatsapp terbukti dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Aceh dalam menghadapi
bencana COVID-19 (Dewiyuliana dan Septiana, 2021). Namun media sosial juga dapat
menjadi sumber informasi hoax ataupun yang memicu ketidakpercayaan dan kecemasan
masyarakat. Seperti hasil penelitian Kartika Tiara twitter menjadi media masyarakat untuk
menyeberkan kalimat-kaliamat sarkasme yang umumnya merupakan bentuk protes, sindiran,
cibiran, sekaligus peringatan baik dari netizen ataupun pihak satgas COVD-19 sendiri
(Syarifuddin, 2020). Media sosial tik-tok dipilih sebagai media sosial utama karena sedang
popoler di masyarakat Indonesia bahkan dunia. Tik-tok menjadi media sosial yang paling
banyak diunduh pada Juli 2020 (www.sensortower.com). Tik-tok juga memiliki fitur edit
yang dapat membuat video lebih menarik melalui permainan kata, gambar, dan musik yang
telah disediakan. Video cuci tangan juga mulai bermunculan di tik-tok sesuai dengan
kreativitas musik dan editing masing-masing pemilik akun. Bahkan WHO menjadikan tik-tok
sebagai media yang ideal untuk mengkampanyekan gerakan cuci tangan yang benar untuk
memutus penularan COVID-19 dengan disertai hashtag #safehands (Hasiholan, et al, 2020).
Penerapan teori p-process pada penelitian ini memiliki kekurangan. Uji coba yang
merupakan tahap ketiga pada p-process seharusnya dilakukan kepada sasaran dan expert

329
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

review seperti yang dilakukan Hilda Nuruzzaman pada tesisnya yang membuat media poster
terkait pencegahan HIV dan AIDS di KabupatenSitubondo menggunakan p-process
(Nuruzzaman, 2018). Namun peneliti memiliki kendala dimana hasil survey yang menjadi
data sekunder tidak mencantumkan identitas yang dapat dihubungi (anonim). Oleh karena itu
relawan melakukan uji coba hanya kepada expert review yakni petugas Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan.

Tahap terakhir dari p-process yakni evaluasi dan perencanaan ulang. Hasil evaluasi
menunjukkan kedua video berhasil menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan
informan terkait penggunaan masker dan langkah cuci tangan. Harapannya pemanfaatan
media sosial untuk media pencegahan COVID-19 dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh
Seksi promosi dan pemberdayaan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan
Harapannya pemanfaatan media sosial untuk media pencegahan COVID-19 dapat dilakukan
secara berkelanjutan oleh Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Pamekasan

SIMPULAN
Penerapan teori p-process dalam pengembangan media video pencegahan COVID-19
terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan informan terkait upaya pencegahan
COVID-19. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan informan hingga 100%
terkait penggunaan masker dan peningkatan pengetahuan 90% terkait langkah cuci tangan.
Media video “Pakai Masker Yuk!” dan “Langkah Cuci Tangan” berhasil menjadi stimulus
untuk meningkatkan pengetahuan informan terkait penggunaan masker dan langkah cuci
tangan sebagai upaya pencegahan COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA
Dewiyuliana dan Septiana, N. (2021). Pengaruh penyebaran informasi covid-19 melalui
whatsapp terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi covid-19. Jurnal
Ilmiah STIKES Kendal, 11(1), 103–112.
Hasiholan, T. P., Pratami, R., & Wahid, U. (2020). Pemanfaatan media sosial tik tok sebagai
media kampanye gerakan cuci tangan di indonesia untuk pencegahan corona covid - 19
1). 5(2), 70–80.
Junawan, Hendra. Laugu, N. (2020). Eksistensi Media Sosial , Youtube , Instagram dan
Whatsapp Ditengah Pandemi Covid-19 Dikalangan Masyarakat Virtual Indonesia.
Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 4(1), 41–57.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corovavirus Disease
(COVID-19) REV 5. Kementrian Kesehatan, 1–214.
Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal, D. P. K. dan P. M. (2020). Strategi
Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) Dalam Pencegahan Covid-19. 1–48.
Leonita, E., & Jalinus, N. (2018). Peran Media Sosial dalam Upaya Promosi Kesehatan :
Tinjauan Literatur. 18(2), 25–34.
MacKenzie, J. S., & Smith, D. W. (2020). COVID-19: A novel zoonotic disease caused by a
coronavirus from China: What we know and what we don’t. Microbiology Australia,
41(1), 45–50. https://doi.org/10.1071/MA20013
Notoatmodjo, S. (2020) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revi. Jakarta: PT

330
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

RINEKA CIPTA; 2012. 250 p.


Nuruzzaman, H. (2018). Analisis Media Berdasarkan P-Process dan Theory of Planed
Behavior sebagai Upaya Meningkatkan Niat Remaja untuk Mencegah HIV dan AIDS di
Kabupaten Situbondo. Universitas Airlangga.
Sabarudin. Mahmudah, R. Ruslin. La Aba. Nggawu, La Ode. Syahbudin. Nirmala, F. Saputri,
A.I. Hasyim, S. M. (2020). Efektivitas Pemberian Edukasi secara Online melalui Media
Video dan Leaflet terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19 di Kota
Baubau. Jurnal Farmasi Genetika, 6(2), 309–318.
https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6.i2.15253
Sari, P. (2019). Mudir : Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. I No. 1, Januari 2019 ISSN :
2655-9331. I(1), 58–78.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H.,
… Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Syaipudin, L. (2020). PERAN KOMUNIKASI MASSA DI TENGAH PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten
Tulungagung). 2(1), 14–34.
Syarifuddin, K. T. (2020). Sarkasme pada masyarakat indonesia selama pandemi covid-19
dalam media sosial twitter. (4), 66–79.
WHO. (2020). Coronavirus Disease 2019 Situation Report 51 - 11th March 2020. WHO
Bulletin, 2019(March), 2633. Retrieved from
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Widyaningtyas, P. A. (2019). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan
Sesudah Terpapar Video Tentang HIV dan AIDS (Studi pada Siswa-Siswi di SMK
Bahrul Ulum Surabaya). Universitas Airlangga.
Zulfa, F., & Kusuma, H. (2020). Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis Upaya Program Balai
Edukasi Corona Berbasis Media Komunikasi Dalam Pencegahan Penyebaran Covid-
19. 2(1), 17–24.

331
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 2, Hal 321 - 332, April 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

332

Anda mungkin juga menyukai