Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PENGEMBANGAN MEDIA

OLEH
MADE INTAN SHANTIVANI 2182111029

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. Pendahuluan
Sejak akhir Desember 2019 yang lalu, Dunia dikejutkan dengan menyebarnya Covid-19.
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan
gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
Virus ini telah menjadi fokus perhatian layanan publik seluruh dunia. Jumlah kumulatif
kasus terkonfirmasi yang dilaporkan secara global saat ini lebih dari 241 juta dan jumlah
kumulatif kematian lebih dari 4,9 juta. Di Indonesia tingkat kematian Covid-19 mencapai 3,4%,
dengan jumlah kasus lebih dari 4,2 juta (WHO,2021).
Presiden Republik Indonesia, telah menetapkan bahwa virus Corona (Covid-19) adalah
bencana non alam yang ditetapkan sebagai bencana nasional (Keputusan Presiden RI, 2020).
Covid-19 ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui hidung, mulut dan mata
melalui tetesan (droplets) yang dihasilkan dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Tetesan
(droplets) dapat mencemari benda-benda seperti alat rumah tangga, kantor, gagang pintu, air, alat
pribadi maupun fasilitas umum lainnya dan menjadi sumber penularan (Mohamad Amin,
Akhmad Muwafik Saleh, 2020) . Pada penelitian terbaru, kembali dinyatakan bahwa penyebaran
virus Covid-19 juga dapat melalui udara atau airbone (WHO, 2020). Untuk itu pemerintah telah
meghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan Covid-19 melalui protokol
kesehatan yang telah ditetapkan.
Untuk mencegah penyebaran wabah yang semakin meluas, tentunya bukan hanya
pemerintah saja yang bergerak. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk bergerak
melawan pandemi dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Untuk itulah
pemerintah memberikan edukasi dan pencegahan Covid-19 melalui media sosial kepada
masyarakat melalui berbagai media, salah satunya adalah media sosial. Media sosial sebagai
dampak dari perkembangan teknologi internet memiliki andil yang cukup besar dalam membantu
pemerintah untuk melakukan edukasi dan pencegahan COVID-19 kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite pada Februari 2021, pengguna media sosial di
Indonesia mencapai 170 juta (61,8% dari jumlah populasi. Jenis media sosial yang paling banyak
digunakan adalah Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram dan Twitter (Kemp, 2021).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS bahwa media sosial (83,6%), televisi (78,5%),
dan whatsapp (76,0%) merupakan media terpopuler untuk responden survei memperoleh
informasi mengenai protokol kesehatan dan pentingnya mencegah penyebaran Covid-19 (BPS,
2020).
Media sosial merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat. Melalui media
sosial dan online, seseorang akan dengan mudahnya mendapatkan, membagikan data atau
informasi dari satu media sosial ke media sosial yang lainnya sehingga menjadi viral dan trend
Intervensi media memiliki potensi untuk membantu individu baik pasien suspect Covid-19 dan
masyarakat umum dalam memodifikasi perilaku untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental,
dan perilaku (Sampurno,dkk, 2020).
Pemanfaatan media sosial instagram sebagai upaya untuk edukasi dan pencegahan Covid-
19 dilakukan oleh beberapa lembaga dan organiasi, salah satunya adalah IDI (Ikatan Dokter
Indonesia). Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan bahwa akan
membentuk satuan tugas (Satgas) pencegahan Covid-19. Satgas ini dibentuk untuk berkoordinasi
dengan pihak terkait (Sucipto, 2020). Satgas (Satuan Gugus Depan) bertugas menjelaskan
tentang Covid-19 pada masyarakat, melakukan upaya edukasi berupa menjaga pola hidup yang
sehat dan bersih serta mengajarkan menggunakan masker.
Instagram adalah aplikasi untuk mengambil gambar dan video berdurasi singkat yang dapat
ditambah dengan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial lainnya.
Instagram juga dipilih karena merupakan media yang relatif mudah digunakan baik bagi
penyelenggara maupun peserta. Selain itu, berdasarkan laporan dari NapoleonCat, jumlah
pengguna aktif bulanan Instagram di Indonesia dilaporkan telah mencapai 61.610.000 atau
sekitar 22,6 total penduduk Indonesia. Pengguna instagram berusia 18-24 tahun menjadi
kelompok usia pengguna paling besar di Indonesia, dengan total persentase 37,3 persen atau
sekitar 23 juta pengguna (KOMINFO RI, 2019).
Dengan banyaknya penggguna media sosial Instagram di Indonesia dan beragam fitur yang
ditawarkan oleh instagram, diharapkan akan dapat mengedukasi masyarakat terkait Covid-19 dan
dapat menjangkau lebih banyak orang dari kalangan masyarakan yang beragam.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal Pemanfaatan Instagram Live sebagai Sarana
Edukasi Kesehatan Masyarakat di masa Pandemi Covid-19, sebanyak 37 orang (50,7%)
menyatakan bahwa tingkat keefektifan intervensi dan edukasi dalam kegiatan tersebut menurut
responden terbilang cukup efektif (Herbawani dkk., 2021). Penggunaan media sosial dapat
menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan oleh promotor kesehatan demi tercapainya
tujuan kesehatan masyarakat. Selain memiliki jangkauan yang luas, media sosial juga berbiaya
rendah apabila dibandingkan dengan media konvensional (Yulia, 2018).
Salah satu akun yang sering memberikan edukasi kesehatan terkait Covid-19 adalah
@satgascovididijatim. Respons yang ditunjukkan masyarakat terhadap akun instagram
@satgascovididijatim dalam upaya edukasi dan pencegahan Covid-19 terdiri atas tiga respons
yaitu, respons kognitif, afektif dan tingkah laku. Dari ketiga respons tersebut dapat diketahui
bahwa akun instagram @satgascovididijatim cukup efektif menjadi media penyebaran informasi
edukasi dan pencegahan Covid-19 melalui media sosial Instagram kepada masyarakat (Huda,
Trisna and Rosyidah, 2020).
Kendala utama yang dialami baik oleh narasumber maupun peserta dalam melakukan
edukasi kesehatan melalui media sosial Instagram adalah berupa kendala jaringan yang tidak
selalu stabil. Selain itu, keterbatasan saat pelaksanaan edukasi kesehatan melalui Instagram live,
sasaran peserta tidak dapat menjangkau seluruh kalangan masyarakat, karena sebagian besar
pengguna instagram adalah kalangan usia muda (Herbawani et al., 2021). Hal ini sesuai dengan
penelitian (Prihatiningsih, 2017) yang memperlihatkan bahwa informan penelitian yakni remaja,
memiliki kebutuhan dalam menggunakan instagram baik dari kebutuhan kognitif, kebutuhan
afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi sosial, dan kebutuhan berkhayal atau
hiburan. Instagram ternyata dapat menambah pengetuan remaja mengenai dunia. Dengan
menggunakan instagram, kebutuhan kognitif penggunanya sedikit banyak terpenuhi.
Keingintahuan pengguna atas beragam hal dapat terpenuhi dengan melihat konten-konten yang
ada di dalamnya (Prihatiningsih, 2017).
Penelitian lain juga menyebutkan faktor penghambat atau kendala yang dihadapi adalah
kesulitan penyampaian materi edukasi secara daring melalui sosial media bagi masyarakat
kampung dukuh yang belum memiliki smartphone. Selain itu, kurangnya partisipasi dan respon
dari masyarakat kampung dukuh terhadap kegiatan webinar disebabkan keterbatasan masyarakat
dalam kegiatan tersebut misalnya dari aspek smartphone, akses internet, jaringan dan paket data
(Zainal, 2021).
Solusi terhadap kelemahan tersebut adalah dengan meningkatkan peran profesional bidang
kesehatan dalam mengelola promosi kesehatan berbasis media sosial, sehingga informasi lebih
berkualitas. Selain itu, untuk melakukan edukasi kesehatan melalu media sosial yang harus
dilakuka adalah mengidentifikasi sasaran, memilih konten yang tepat, memberikan informasi
berbasis data yang akurat dan terkini, meningkatkan partisipasi audien dan penyedia layanan,
melakukan monitoring dan evaluasi guna memastikan program promosi berhasil dan
berkelanjutan secara online.

C. Kesimpulan dan Saran


Media sosial Instagram merupakan salah satu media yang cukupefektif untuk melakukan
edukasi kesehatan. Data dilihat dari beberapa hasil penelitian menunjukkan respon aktif
pengguna Instagram terhadap informasi kesehatan yang diberikan. Namun, dibalik keefektifan
tersebut juga terdapat beberapa kelemahan, seperti masalah jaringan, dan sasaran yang kurang
luas.
Saran yang dapat diberikan jika ingin menggunakan media sosial instagram sebagai media
edukasi adalah, agar informasi dapat dijangkau oleh masyarakat luas, dapat mengidentifikasi
pukul berapa keaktifan sasaran menggunakan media sosial terbanyak. Selain itu, mempelajari
lebih lanjut fitur-fitur yang disediakan agar tidak monoton dan mengikuti trend pemberian
informasi yang sedang disukai oleh pengguna media sosial saat itu.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statitistik (BPS). 2020. Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi COVID 19, Hasil
Survei Perilau Masyarakat Di Masa Pandemi COVID 19 (7-14 September 2020). Katalog:
3101039. BPS RI
Herbawani, C. K. et al. (2021) ‘Pemanfaatan Instagram Live sebagai Sarana Edukasi Kesehatan
Masyarakat di masa Pandemi COVID-19’, Warta LPM, 24(2), pp. 196–206. doi:
10.23917/warta.v24i2.12067.
Huda, S., Trisna, I. W. W. and Rosyidah, H. U. (2020) ‘Respons Masyarakat terhadap Upaya
Edukasi dan Pencegahan Covid-19 di Instagram @Satgascovididijatim’, W-2nd
International Conference on Da’wa and Communication, (November), pp. 1–13. doi:
10.5281/ZENODO.4718694.
Kemp, S. (2021) DIGITAL 2021: INDONESIA, datareportal. Available at:
https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia (Accessed: 20 October 2021).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2020) ‘Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)’, MenKes/413/2020, 2019, p.
207.
Keputusan Presiden RI (2020) ‘Keppres No 12 Tahun 2O2O Tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Sebagai Bencana Nasional’,
Fundamental of Nursing, (01), pp. 1–2.
KOMINFO RI (2019) Pengguna Internet di Indonesia 63 juta orang. Retrieved from
https://www. kominfo.go.id/content/detail/3415/kominfo-pengguna-internet-di-indonesia-
63-juta-orang/0/berita_satker.
Mohamad Amin, Akhmad Muwafik Saleh, H. Z. A. B. (2020) Covid-19 (Corona Virus Disease
2019): Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi, Sosial, dan Agama. Inteligensia Media,
2020. Available at: https://books.google.co.id/books?id=2YjxDwAAQBAJ&dq=COVID-
19+ditularkan+secara+langsung+maupun+tidak+langsung+melalui+hidung,+mulut+dan+
mata+melalui+tetesan+(droplets)+yang+dihasilkan+dari+batuk+atau+bersin+orang+yang+
terinfeksi.+Tetesan+(droplets)+dapat+.
Prihatiningsih, W. (2017) ‘Motif Penggunaan Media Sosial Instagram Di Kalangan Remaja’,
Communication, 8(1), p. 51. doi: 10.36080/comm.v8i1.651.
Sampurno, dkk. 2020. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID 19.
Vol.7 No.6 SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar’I
Sucipto, T. I. (2020) PB IDI Bentuk Satgas Pencegahan Virus Korona. Available at:
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/ybDlEgZb-pb-idi-bentuk-satgas-pencegahan-
virus-korona.
WHO (2021) WHO coronavirus disease (COVID-19) Dashboard. https://covid19.who.int/
(Accessed: 21 October 2021).
WHO (2020) Transmission of SARS-CoV-2: implications for infection prevention precautions,
who.int. Available at: https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-
of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions (Accessed: 20 October
2021).
Yulia, I. (2018) ‘OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN
SOSIAL DAN KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (Suatu Pendekatan Studi
Literature Review)’, Hearty, 6(2). doi: 10.32832/hearty.v6i2.1276.
Zainal, A. U. (2021) ‘Media Sosial sebagai Metode Edukasi Pencegahan Penularan Media Sosial
sebagai Metode Edukasi Pencegahan Penularan Media Sosial sebagai Metode Edukasi
Pencegahan Penularan Media Sosial sebagai Metode Edukasi Pencegahan Penularan Media
Sosial sebagai Metode’, Seminar Nasional Abdimasmu, 2(1), pp. 1–7.

Anda mungkin juga menyukai